Anda di halaman 1dari 15

Optimasi Produksi Zona

Multilayer Untuk Completion Single Dan Multiple String Di Lapangan AN


Anita Kurniati Abadiyah
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi dan Sains Bandung

Abstrak
Perencanaan exploitasi sebuah lapangan minyak bertujuan untuk mendapatkan recovery factor sebanyak mungkin
dengan teknologi yang ada beserta biaya yang seminimal mungkin. Memproduksikan dua lapisan produktif/ multilayer
dengan cara meminimalkan jumlah sumur serta merencanakan komplesi sumur yang sesuai dengan lapisan yang ada
pada sumur tersebut.

Komplesi sumur merupakan penyempurnaan sumur agar fluida dari dasar sumur dapat mengalir ke permukaan.
Metoda komplesi sumur terbagi menjadi dua bagian utama yaitu bottom hole completion dan tubing completion.
Bottom hole completion terdapat dua jenis uncased hole completion (tanpa selubung) dan cased hole completion
(menggunakan selubung) yang diperforasi. Pada tubing completion diusahakan agar mampu mengangkat fluida yang
telah berada dalam lubang sumur ke permukaan semaksimal mungkin. Pada tubing completion terdapat beberapa
jenis yaitu single completion dan multiple completion .
Pada Tugas akhir ini terletak pada sumur NI#023 di lapangan AN dengan sumur memiliki banyak lapisan yaitu
(4190.5-4235 MD). Tugas akhir ini menyajikan komplesi sumur secara single String dan multiple String dengan
menentukan komplesi sumur yang optimum berdasarkan hasil prediksi kinerja (forecasting).
Inflow performance Relationship (IPR) bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja kemampuan laju alir
maksimum sumur dan menentukan besarnya tekanan untuk setiap laju alir di bawah laju alir maksimum. Pada
penelitian ini memperoleh IPR DST#1 diapatkan rate sebesar 76.508 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik rate
191.705 mscf/d, IPR DST#2 diapatkan 52.089 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik rate 129.869 mscf/d, IPR
DST#3 didapat rate sebesar 28.000 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik rate 70.863 mscf/d.

Pada proses prediksi kinerja (forecasting) memperoleh hasil kumulatif produksi sebesar 44.6 mmscf untuk (Skenario
1) dan 44.4 untuk (Skenario 2). Hasil perhitungan recovery factor didapatkan hasil bahwa skenario satu (Multiple
completion ) memiliki recovery factor sebesar 79.7 %, sementara skenario kedua (Single completion ) dengan
perolehan recovery factor sebesar 79.4 %. Dari hasil recovery factor skenario dua lebih optimum dibandingkan
skenario satu.

Kata Kunci : Multilayer, Komplesi Sumur, Inflow performance Relationship (IPR), prediksi kinerja (forecasting)

Abstract
Planning exploitation of an oil field aims to get recovery factor as much as possible with existing technologies and
minimum costs. Produced two productive layer/multi layer by minimizing the number of wells and planned well
completion in accordance with the existing layers in the well.
Well completion is well consummation so that the fluid can flow from the bottom of well to the surface. Well
completion method is divided into two main parts: the bottom hole completion and the tubing completion . There are
two types of bottom hole completion : uncased hole completion (without sheath) and cased hole completion (using
a sheath) which is perforated. On tubing completion , it is sought to be able to lift the fluid exist in the well-bore to
the surface as maximu m as possible. There are several types of tubing completion : single completion and multiple
completion .
In this study, there lies in NI # 023 well in AN field with well that has many layers, namely (4190.5-4235 MD). This
final project serves well completion , both single String and multiple String String by determining the optimum well
completion based on the results of performance prediction (forecasting).
Inflow Performance Relationship (IPR) aims to analyze and evaluate the performance of maximu m well flow rate
capabilities and determine the amount of pressure for any flow rate below the maximu m flow rate. In this study, from
IPR DST # 1 it is obtained the rate of 76.508 mscf/d and the rate decreased point rate 191.705 mscf/d, IPR DST # 2
obtained 52.089 mscf/d and the rate decreased point rate 129.869 mscf/d, IPR DST # 3 obtained rate of 28.000 mscf/d
and the rate decreased rate of 70.863 points mscf/d.

1
In performance prediction (forecasting) process, it is obtained the cumulative production resu lts 44.6 MMscf (Scenario
1) and 44.4 for (Scenario 2). The results of the calculations showed that the recovery factor of the first scenario
(Multiple completion ) has a recovery factor of 78.9%, while the second scenario (Single completion ) with the
acquisition of 78.3% recovery factor. From the results of recovery factor, the second scenario is more optimu m
compared to scenario one.

Keywords: Multilayer, well completion , inflow performance relationship (IPR), performance prediction (forecasting)

2
I. PENDAHULUAN Maksud dari penelitian Optimasi Produksi Zona
1.1 Latar Belakang Multilayer Untuk Completion Single Dan Multiple
String Di Lapangan AN adalah untuk mengetahui
Dalam merencanakan exploitasi sebuah lapangan metode yang optimum pada sumur NI#023 di
minyak bertujuan untuk mendapatkan recovery lapangan AN yang memiliki karakterist ik
factor sebanyak mungkin dengan teknologi yang reservoir multilayer.
ada beserta biaya yang seminimal mungkin . Tujuan dari penelitian Optimasi Produksi Zona
Memproduksikan dua lapisan produktif dengan Multilayer Untuk Completion Single Dan Multiple
cara meminimalkan jumlah sumur serta String Di Lapangan AN adalah (1) Menetukan
merencanakan komplesi sumur yang sesuai kurva IPR dari setiap DST, (2) Menentukan
dengan lapisan yang ada pada sumur tersebut. Ukuran Tubing berdasarkan IPR Sumur NI#023,
(3) Menentukan jenis komplesi pada Sumu r
Komplesi sumur merupakan penyempurnaan NI#023, (4) Melakukan estimasikan produksi
sumur agar fluida dari dasar sumur dapat mengalir sumur dengan prediksi kinerja (forecasting) yang
ke permukaan. Metoda komplesi sumur terbagi telah dibangun pada Lapangan AN berdasarkan
menjadi dua bagian utama yaitu bottom hole data tes sumur, (5) Menentukan komplesi sumur
completion dan tubing completion. Bottom hole yang optimum berdasarkan recovery factor yang
completion terdapat dua jenis uncased hole merupakan hasil prediksi kinerja (forecasting).
completion (tanpa selubung) dan cased hole
completion (menggunakan selubung) yang 1.3. Metodologi
diperforasi. Pada tubing completion diusahakan
agar mampu mengangkat fluida yang telah berada Dalam penelitian ini terdapat langkah utama dalam
dalam lubang sumur ke permukaan semaksimal proses pengerjaan untuk mencapai maksud dan
mungkin. Pada tubing completion terdapat tujuan penelitian, yaitu (1) Pengumpulan data
beberapa jenis yaitu single completion dan yang tersedia yang yaitu data inisialisasi, history
multiple completion. matching, data tes sumur, PVT dan model statik
Sebagian besar lapangan minyak yang mempunyai geologi, (2) Pembuatan kurva IPR dengan
reservoir multilayer memproduksikan secara menggunakan simulator pipesim, (4) Pemilih an
single completion , dan multiple completion. ukuran tubing berdasarkan analisa kurva IPR dan
Produktivitas masing-masing zona dipengaruhi menggunakan sensitivitas tubing, (5) Pada model
oleh dua faktor utama, pertama yaitu kualitas statik geologi sumur NI#023, sudah memperoleh
batuan reservoir, contohnya porositas, hasil inisialisasi, history matching, dan pemilihan
permeabilitas, dan saturasi minyak, dan kedua data tes sumur, (6) Melakukan komplesi sumur
yaitu sifat dari fluida reservoirnya. pada sumur NI#023 di dalam model statik geologi
serta lapisan reservoir yang telah dipilih. Setelah
Pada metoda single completion digunakan satu
proses komplesi sumur selesai, berlanjut ke tahap
production string, sumur hanya memiliki satu
perforasi sumur, (7) Seluruh tahap komplesi sumur
zona produktif atau memilki banyak lapisan akan
selesai berlanjut ke tahap prediksi kinerja
tetapi diproduksi secara bergantian pada setiap
(forecasting) untuk melihat komplesi sumur yang
zona. Sementara Dilakukan untuk sumur yang
paling optimum serta untuk melihat sumur ini
memiliki lebih dari satu zona produktif. multiple
dikembangkan lebih lanjut.
string digunakan pada setiap zona produktif
diproduksikan secara sendiri-sendiri dan terpisah
1.4. Data Penelitian
sesuai dengan produktivitasnya masing-masing
zona.
Adapun data pada penelitian diperoleh dari
Dalam penelitian ini terletak pada sumur NI#023 Lapangan AN Sumur NI#023 terletak di bagian
di lapangan AN dengan sumur memiliki banyak utara dari Blok Kasuari, teluk Bintuni wilayah
lapisan yaitu (4190.5-4235 MD). penelitian ini Provinsi Papua Barat di Indonesia. Blok Kasuari
menyajikan komplesi sumur secara single string terletak di semenanjung Bomberai di provinsi
dan multiple string dengan menentukan komplesi papua barat. Data yang tersedia penelitian ini
sumur yang optimum berdasarkan hasil prediksi diantaranya :
kinerja (forecasting).
1. Data Pressure Volume Temperature (PVT)
1.2. Maksud dan Tujuan 2. Model Statik Geologi Lapangan AN

3
3. Karakteristik Sumur
4. Data Tes Sumur
5. Data Fluida
6. Data Hasil Inisialisasi

Data-data tersebut akan digunakan dalam analisis


untuk menentukan jenis komplesi pada Sumu r
NI#023, melakukan estimasikan produksi sumur
dengan prediksi kinerja (forecasting) yang telah
dibangun pada Lapangan AN berdasarkan data tes
sumur. menentukan komplesi sumur yang
optimum berdasarkan recovery factor yang
merupakan hasil prediksi kinerja (forecasting).

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Gambar 2.1 Kurva IPR DST#1
2.1 Analisa Inflow Performance Relationshi p Dari kurva diatas memperlihatkan gas flowrate
(IPR) mencapai titik maksimum dengan menggunakan
absolute open flow (AOF) maka didapat rate
Data PVT ini digunakan sebagai data yang sebesar 76.508 mscf/d dan rate mengalami
diinputkan pada proses analisa inflow penurunan titik rate 191.705 mscf/d.
performance relationship pada simulator pipesim.
Kurva inflow performance relationship (IPR) 2.1.2 Analisa IPR DST#2
diperlukan karena untuk mengetahui hubungan
antara laju produksi dan tekanan alir dasar sumur DST#2 pada sumur NI#023, IPR dengan
pada tekanan reservoir, dengan menginputkan data mengkonstruksikan data PVT beserta parameter -
PVT yang diperoleh dari pengujian lab maka parameter lainnnya, berdasarkan persamaan back
didapatkan kurva IPR dapat mengetahui laju alir pressure test dengan data yang dibutuhkan yaitu
optimum dengan menganalisa perpotongan antara tekanan reservoir gas sebesar 6153 psig,
kurva IPR tersebut dengan kurva pipa alir. Beriku t temperatur 249.8 F dengan nilai C coefficient
hasil analisa Inflow performance Relationship 7.7413e-4 mscf/d dan factor n coefficient 0.6894
(IPR) : mscf/d.

2.1.1 Analisa IPR DST#1

DST#1 pada sumur NI#023, IPR dengan


mengkonstruksikan data PVT beserta parameter -
parameter lainnnya, berdasarkan persamaan back
pressure test dengan data yang dibutuhkan yaitu
tekanan reservoir gas sebesar 6007.3 psig,
temperatur 249.9 F dengan nilai c coefficient
5.3006612e-006 mscf/d dan factor n coefficient 1
mscf/d.

Gambar 2.2 Kurva IPR DST#2


Dari kurva diatas memperlihatkan gas flowrate
mencapai titik maksimum dengan menggunakan
absolute open flow (AOF) maka didapat rate
sebesar 52.089 mscf/d dan rate mengalami
penurunan titik rate 129.869 mscf/d.

4
2.1.3 Analisa IPR DST#3 5. 3.347”ID (4.000”OD)

DST#3 pada sumur NI#023, IPR dengan 2.2.1 Pemilihan Tubing DST#1
mengkonstruksikan data PVT beserta parameter -
parameter lainnnya, berdasarkan persamaan back Pada pemilihan tubing DST#1 pada sumur NI#023
pressure test dengan data yang dibutuhkan yaitu dilakukan sensitivitas terhadap beberapa ukuran
tekanan reservoir gas sebesar 6149.5 psig, tubing, dengan cara mensimulasikan beberapa
temperatur 229.18 F dengan nilai C coefficient ukuran tubing kemudian dianalisa laju alirnya,
0.00011964 mscf/d dan factor n coefficient 0.7617 menggunakan menggunakan data dan outlet
mscf/d. pressure sebesar 3519.3 psig. Pada pemilihan
sensitivitas tubing, menggunakan i-handbook
schlumberger sebagai penunjang pertimbangan
yang tepat dalam pemilihan tubing.

Gambar 2.3 Kurva IPR DST#3

Dari kurva diatas memperlihatkan gas flowrate Gambar 2.4 Kurva Pemilihan Tubing DST#1
mencapai titik maksimum dengan menggunakan
absolute open flow (AOF) maka didapat rate Dari hasil kurva diatas dengan mengunakan
sebesar 28.000 mscf/d dan rate mengalami parameter absolute open flow (AOF) atau laju alir
penurunan titik rate 70.863 mscf/d. maksimum sebesar 40%, didapatkan rate sebesar
76.508 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik
2.2 Pemilihan Tubing rate 191.705 mscf/d, maka ukuran tubing yang
sesuai dengan DST#1 adalah 3.548” ID
Pemilihan ukuran tubing produksi yang digunakan (4.000”OD).
memiliki pengaruh yang besar terhadap fluida
yang diproduksikan sehingga perlu untuk 2.2.2 Pemilihan Tubing DST#2
pemilihan ukuran tubing yang tepat pada produksi Pada pemilihan tubing DST#1 pada sumur NI#023
sumur NI#023 ini. Untuk pemilihan tubing ini dilakukan sensitivitas terhadap beberapa ukuran
dilakukan dengan absolute open flow (AOF) atau tubing, dengan cara mensimulasikan beberapa
laju alir maksimum sebesar 40%. Dalam ukuran tubing kemudian dianalisa laju alirnya,
pemilihan tubing ini dilakukan sensitivitas tubing, menggunakan menggunakan data dan outlet
pada penelitian ini penulis menggunakan referensi pressure sebesar 1874.3 psig. Pada pemilihan
ukuran tubing menggunkan i-handbook sensitivitas tubing, menggunakan i-handbook
schlumberger. Dengan cara mensimulasikan schlumberger sebagai penunjang pertimbangan
tekanan dengan laju alir, serta dengan ukuran yang tepat dalam pemilihan tubing.
tubing yang berbeda-beda, berikut ukuran tubing
yang akan diuji sensitivitasnya :

1. 2.992”ID (3.500”OD)
2. 3.000”ID (4.000”OD)
3. 3.170”ID (4.000”OD)
4. 3.340”ID (4.000”OD)

5
28.000 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik
rate 70.863 mscf/d, maka ukuran tubing yang
sesuai dengan DST#2 adalah 3.000” ID
(4.000”OD).

2.3 Skenario Komplesi Sumur

Kajian potensi pengembangan untuk skenario


optimasi produksi zona multilayer pada sumur
NI#023 di lapangan AN, dilakukan secara vertikal
dalam mengestimasi dan memperoleh harga gas
yang lebih, terdapat beberapa skenario komples i
sumur diantaranya:

2.3.1 Skenario 1 (Multiple completion )


Gambar 2.5 Kurva Pemilihan Tubing DST#2
Multiple completion adalah skenario yang
Dari hasil kurva diatas dengan mengunakan dilakukan dengan memasang dua tubing dalam
parameter absolute open flow (AOF) atau laju alir satu sumur diproduksikan sendiri-sendiri secara
maksimum sebesar 40%, didapatkan rate sebesar terpisah sesuai dengan produktivitasnya masing-
52.089 mscf/d dan rate mengalami penurunan titik masing, sehingga dapat memaksimalkan
rate 129.869 mscf/d, maka ukuran tubing yang recoverable oil.
sesuai dengan DST#2 adalah 3.000” ID
(4.000”OD).

2.2.3 Pemilihan Tubing DST#3

Pada pemilihan tubing DST#1 pada sumur NI#023


dilakukan sensitivitas terhadap beberapa ukuran
tubing, dengan cara mensimulasikan beberapa
ukuran tubing kemudian dianalisa laju alirnya,
menggunakan menggunakan data dan outlet
pressure sebesar 1962.3 psig. Pada pemilihan
sensitivitas tubing, menggunakan i-handbook
schlumberger sebagai penunjang pertimbangan
yang tepat dalam pemilihan tubing

Gambar 2.6 Kurva Pemilihan Tubing DST#2 Gambar 2.7 Well sketch multiple completion

Dari hasil kurva diatas dengan mengunakan Pada skenario Skenario 1 (Multiple completion ),
parameter absolute open flow (AOF) atau laju alir menggunakan production packer pada kedalaman
maksimum sebesar 40%, didapatkan rate sebesar 7.547 ft, dengan ukuran casing shoe 7.000 inch,

6
dan terdapat dua pemasangan tubing dengan masing-masing ukuran tubing 3.540 inch ID dan
masing-masing ukuran tubing 2.992 inch ID dan 4.000 inch.
3.500 inch.
Pada skenario ini waktu peramalan produksi pada
Pada skenario ini waktu peramalan produksi pada sumur ini adalah selama 20 tahun. Rate optimu m
sumur ini adalah selama 20 tahun. Rate optimu m sebesar 28.000 MMSCF/d, dan dilakukan perforasi
sebesar 28.000 MMSCF/d, dan dilakukan perforasi sebanyak tiga, sesuai dengan perforasi pada saat
sebanyak tiga, sesuai dengan perforasi pada saat dilakukan tes sumur, interval perforasi pada
dilakukan tes sumur, interval perforasi pada skenario ini adalah :
skenario ini adalah :
1. Perforasi pertama 4190.5-4203 ft. 1. Perforasi pertama 4190.5-4203 ft.
2. Perforasi kedua 4204-4213 ft. 2. Perforasi kedua 4204-4213 ft.
3. Perforasi ketiga 4221-4235 ft. 3. Perforasi ketiga 4221-4235 ft.

2.3.2 Skenario 2 (Single completion ) 2.4 Prediksi Kinerja Forecasting

Single completion adalah skenario yang dilakukan Setelah dilakukan proses history matching yang
dengan cara memasang satu tubing, dan sudah terdapat pada model statik geologi sumur
diproduksikan secara bergantian masing-masin g NI#023di lapangan AN, kemudian dilakukan
zona. desain komplesi sumur sesuai parameter-
parameter yang sudah dihitung, kemudian
dilanjutkan tahapan prediksi kinjera produksi
sumur NI#023 selama 20 tahun, tahapan ini
terdapat satu sumur produksi.

Tahap prediksi kinerja (forecasting) dilakukan


untuk mengetahui well completion yang optimal
dalam memproduksikan gas pada sumur NI#023
serta untuk melihat kemungkinan lapangan ini
untuk dikembangkan menggunakan. Pada tahap
prediksi kinerja (forecasting) digunakan rate
optimum sebesar 28.000 MMSCF/d yang
diperoleh dari perhitungan inflow performance
relationship (IPR). Berikut hasil prediksi kinerja
(forecasting) yang dilakukan dengan mengunakan
simulator petrel

Gambar 2.8 Well sketch single completion

Pada skenario Skenario (Single completion ),


menggunakan production packer pada kedalaman
7.547 ft, dengan ukuran casing shoe 7.000 inch, Gambar 2.9 Prediki Kinerja (Forecasting) pada
dan terdapat dua pemasangan tubing dengan skenario 1 dan skenario 2

7
Pada skenario ini, setelah dilakukan proses 4. Dari hasil prediksi kinerja (forecasting)
prediksi kinerja (forecasting) diperoleh produksi didapatkan hasil kumulatif produksi sebesar
kumulatif untuk skenario satu sebesar 44.8 44.6 MMSCF/d untuk (Skenario satu) dan 44.4
MMSCF/d pada tahun 2036 atau dengan harga MMSCF/d untuk (Skenario kedua).
recovery factor sebesar 78.9 %, sementara itu 5. Dari hasil perhitungan recovery factor
untuk sekenario kedua diperoleh produksi didapatkan hasil bahwa skenario satu (Multiple
kumulatif sebesar 44.4 MMSCF/d pada tahun 2036 completion ) memiliki recovery factor sebesar
atau dengan harga recovery factor sebesar 78.3%. 78.9%, sementara skenario kedua (Single
Berikut rinician hasil perhitungan recovery factor completion ) dengan perolehan recovery factor
yang didapatkan dari hasil prediksi kerja sebesar 78.3%. Dari hasil forecasting skenario
forecasting yang telah dilakukan: satu (Multiple completion ) lebih optimum
dibandingkan skenario kedua.
Recovery Factor
Gas 3.2 Saran
Cumulative
Initially Recovery
Completion Production
in Place Factor % 1. Perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai
MMMscf
MMMscf konstrain yang diikonstruksikan ke dalam
simulator petrel.
Multiple 44.8 56.78 78.90%
2. Diperlukan kajian lebih lanjut dari segi
Single 44.4 56.78 78.30%
keekonomian mengenai desain komples i
multilayer, agar mendapatkan produksi yang
Dari hasil perhitungan Recovery Factor optimum.
didapatkan hasil bahwa skenario satu memilik i 3. Diperlukan kajian lebih lanjut mengenai
recovery factor lebih besar dibandingkan skenario analisa pembukaan choke.
dua.
UCAPAN TERIMAKASIH
III. KESIMPULAN DAN SARAN Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sudjati
Rachmat, DEA atas arahan, dukungan, waktu dan
3.1 Kesimpulan diskusi yang bermanfaat selama proses pengerjaan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk penelitian penelitian ini, serta teman seperjuangan penelitian
ini, didapatkan keseimpulan sebagai berikut : dan ujian komprehensive yang selalu bersama
dalam kondisi senang dan sedih.
1. Dari hasil Analisa IPR DST#1 diapatkan rate
sebesar 76.508 MMSCF/d dan rate mengalami DAFTAR PUSTAKA
penurunan titik rate 191.705 MMSCF/d, IPR Amyx, J.W., Bass, Jr., D.M.,and Whiting, R.L.
DST#2 diapatkan 52.089 MMSCF/d dan rate 1960. Petroleum Reservoir Engineering.
mengalami penurunan titik rate 129.869 New York. McGraw-Hill.
MMSCF/d, IPR DST#3 didapat rate sebesar
28.000 MMSCF/d dan rate mengalami Vogel, J. V. 1968. "Inflow Performance
penurunan titik rate 70.863 MMSCF/d. Relationship for Solution-Gas Drive
2. Analisa Tubing Selection yang dilakukan Wells," AIME, Journal of Petroleu m
didapatkan hasil sebagai berikut : Technology, 83-92.
1. Ukuran tubing yang sesuai dengan DST#1
adalah 3.548”ID (4.000”OD). Beggs, H. D. 2003. Production Optimization
2. Ukuran tubing yang sesuai dengan DST#2 Using Nodal Analysis. Oklahoma. OGCI
adalah 3.000”ID (4.000”OD). Publication.
3. Ukuran tubing yang sesuai dengan DST#2 James F. Lea,Henry V. Nickens,Mike Wells.
adalah 3.000”ID (4.000”OD). 2008. Gas Well Deliquification. Gulf
3. Pada sumur NI#023 desain well completion International Publishing Elsevier.
dengan melakukan beberapa skenario yaitu :
1. Skenario 1 (Multiple completion ) Rudi Rubiandini. R.S. 2001. Teknik Pemboran
2. Skenario 2 (Single completion ) Lanjut. Institut Teknologi Bandung
Publishing

8
Boyun Guo, William C. Lyons, Ali Ghalambo r.
2007. Petroleum Production
Engineering: A Computer-Assisted
Approach. Gulf International Publishing
Elsevier.

Tarek, Ahmad. 2006. Reservoir Engineering


Handbook Third Edition. United States of
America: Elsevier.

Dake, L. P. 1978. Fundamentals of Reservoir


Engineering. Amsterdam: Elsevier
Science.

LAMPIRAN

Tabel L.1 Data PVT untuk Analisa DST#1

Gas gravity 0.7199 sp gr


Water salinity 26,000 STB/MMscf
Water saturation 0.241
Gas saturation 0.759
Check Pressure 6177.63 psia
Check Temperature 241 deg F
Gas density 16.5903 lb/ft3
Initial gas viscosity 0.0298 cp
Gas formation volume factor 3.50E-03 ft3/scf
Water density 60.0964 lb/ft3
Water viscosity 0.21767 cp
Water formation vol. factor 1.04652 RB/STB
Initial Z-factor 1.09004
Initial Gas compressibility 8.48E-05 psi-1
Water compressibility 3.04E-06 psi-1

Tabel L.2 Data PVT untuk Analisa DST#2

Gas gravity 0.705 sp gr


Water salinity 26,000 STB/MMscf
Water saturation 0.095
Gas saturation 0.905
Check Pressure 6153 psia
Check Temperature 239 deg F
Gas density 16.6096 lb/ft3
Initial gas viscosity 0.0298 cp
Gas formation volume factor 3.49E-03 ft3/scf
Water density 60.0964 lb/ft3
Water viscosity 0.22004 cp
Water formation vol. factor 1.04564 RB/STB
Initial Z-factor 1.08754
Initial Gas compressibility 8.50E-05 psi-1
Water compressibility 3.03E-06 psi-1

9
Tabel L.3 Data PVT untuk Analisa DST#3

Gas gravity 0.7 sp gr


Water salinity 26,000 STB/MMscf
Water saturation 0.0167
Gas saturation 0.92
Check Pressure 6203 psia
Check Temperature 239 deg F
Gas density 16.6096 lb/ft3
Initial gas viscosity 0.0298 cp
Gas formation volume factor 3.49E-03 ft3/scf
Water density 60.0964 lb/ft3
Water viscosity 0.22004 cp
Water formation vol. factor 1.04652 RB/STB
Initial Z-factor 1.087504
Initial Gas compressibility 8.48E-05 psi-1
Water compressibility 3.02E-06 psi-1

Gambar L.4 Distribusi Porositas Pada Lapangan AN

Gambar L.5 Distribusi Permeabilitas Pada Lapangan AN

10
Gambar L.6 Distribusi Saturasi Air Pada Lapangan AN

12 ft

Gambar L.7 Interval Perforation Pada DST#3

11 ft

Gambar L.8 Interval Perforation Pada DST#2

11
14 ft

Gambar L.9 Interval Perforation Pada DST#3

Gambar L.10 Test Overview Pada Drillstem Test DST#1

Gambar L.11 Log-Log Plot Final Buildup Pada Drillstem Test DST#1

12
Gambar L.12 Test Overview Pada Drillstem Test DST#2

Gambar L.13 Log-Log Plot Final Buildup Pada Drillstem Test DST#2

Gambar L.14 Test Overview Pada Drillstem Tests DST#3

13
Gambar L.15 Log-log plot final buildup Pada Drillstem Test DST#3

Tabel L.16 Komposisi kimia pada Lapangan AN

Tabel L.17 Hasil Proses Inisialisasi

Volumetrik Inisialisasi
Difference
MMSCF MMSCF
Lapangan
AN,
55.94 56.78 1.50%
Sumur
NI#023

14
Gas Production Rate Tubing Head Pressure

Water Production Rate

Gambar L.18 Hasil History matching

15

Anda mungkin juga menyukai