Anda di halaman 1dari 11

Sub. Lab.

Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

MODUL PRAKTIKUM GEOLOGI MIGAS


ACARA 5: PERHITUNGAN CADANGAN

I. PENDAHULUAN
Salah satu evaluasi kerja yang banyak dilakukan dalam suatu industry
perminyakan adalah perkiraan cadangan minyak dan gas bumi yang dapat diambil pada
suatu reservoir. Perkiraan cadangan minyak dan gas bumi tersebut merupakan bagian
kegiatan bisnis dari suatu perusahaan minyak yang meliputi estimasi penghasilan yang
didapat dari hasil produksi dan penjualan cadangan migas tersebut.
Cadangan adalah kuantitas migas yang dapat diperoleh/diproduksikan secara
komersial dan ini dinilai berdasarkan aplikasi sebuah proyek pengembangan terhitung
dari suatu waktu tertentu kedepan dibawah kondisi-kondisi yang telah secara jelas
didefinisikan.
Cadangan harus memenuhi empat kriteria sebagai berikut: telah ditemukan
(discovered), dapat diambil (recoverable), memenuhi syarat komersialitas (commercial),
dan sejumlah yang tersisa (remaining) (pada waktu/tanggal evaluasi) berdasarkan
suatu proyek atau proyek-proyek pengembangan yang diterapkan. Cadangan dapat
dikategorikan sesuai dengan tingkat kepastian yang terkait dengan perkiraan dan dapat
pula di-sub- diklasifikasikan berdasarkan maturitas/kematangan suatu proyek, dan/atau
dicirikan oleh pengembangan dan status produksi.
Secara Akumulasi hidrokarbon, cadangan dibagi menjadi dua yaitu cadangan
definitif dan cadangan kontinjen.
II.1. Cadangan Definitif
Dari segi tingkat kepastian akumulasi tersebut cadangan definitif diklasifikasikan
kedalam:
• Cadangan Terbukti
• Cadangan Mungkin
• Cadangan Harapan
Dalam bentuk agregasi, cadangan didefinisikan sebagai:
• 1P: setara dengan cadangan terbukti; menunjukkan skenario “perkiraan rendah”
cadangan.
• 2P: setara dengan jumlah “cadangan terbukti” ditambah dengan “cadangan
mungkin”; menunjukkan skenario “perkiraan terbaik” cadangan.
• 3P: setara dengan jumlah “cadangan terbukti” ditambah “cadangan mungkin”
ditambah “cadangan possible”; menunjukkan skenario “perkiraan tinggi”
Cadangan.
Dari segi tingkat maturitas/kesiapam proyek, cadangan terdiri dari:
• Berproduksi
• Disetujui untuk Pengembangan

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

Cadangan berproduksi merupakan proyek pengembangan suatu lapangan dimana


proyek ini telah dapat memproduksikan Migas dan hasil produksinya telah dapat dijual
ke pasaran. Sedangkan cadangan disetujui untuk pengembangan (POD) diperoleh dari
semua persetujuan yang menyangkut pengembangan suatu lapangan, mempunyai
modal kerja yang didedikasikan untuk pengembangan lapangan tersebut, pelaksanaan
pengembangan proyek ini sedang berlangsung.

I.2. Cadangan Kontinjen


Dari tingkat kepastian mengenai keberadaan akumulasinya, cadangan kontinjen
diklasifikasikan ke dalam:
• Perkiraan Rendah (CK1)
• Perkiraan Sedang/moderat (CK2)
• Perkiraan Tinggi (CK3)
Ke tiga kategori cadangan kontinjen di atas secara definisi memiliki kesamaan identik
dengan 1P, 2P, dan 3P pada cadangan.
Berdasarkan tingkat kesiapan proyek, cadangan kontinjen diklasifikasikan menjadi:
• Pengembangan tertunda: aktivitas proyek ini pengembangan komersialnya
dalam waktu yang tidak terlalu lama
• Pengembangan belum jelas: aktivitas proyek ditangguhkan pengembangan
komersianyal untuk waktu yang belum bisa ditentukan
• Pengembangan belum layak: tidak ada rencana untuk pengembangan maupun
untuk perolehan data tambahan karena terbatasnya potensi produksi
• Penemuan eksplorasi / periode transisi: penemuan akumulasi masih dalam
status eksplorasi dimana akumulasi tersebut kemungkinan dapat ditingkatkan ke
tahap proyek.

Perhitungan cadangan hidrokarbon umumnya dilakukan pada tahap pemboran


awal (pre-drilling reserves) yaitu pada tahap eksplorasi maupun pada tahap setelah
pemboran (post-drilling reserves), yaitu pada tahap pengembangan (development).
Pada tahap eksplorasi, datanya bisa berupa log maupun dari data core. Hasil analisis
yang berupa tebal formasi dari zona produktif (pay zone), porositas dan kejenuhan air
(Sw), kemudian dipakai sebagai masukan untuk menghitung jumlah cadangan dari
reservoir yang akan diproduksi. Jumlah cadangan ini selain tergantung pada besarnya
porositas dan kejenuhan air formasi yang dihitung, juga tergantung pada luas daerah
dan tebal rata-rata formasi dari zona tersebut.
Pada tahap pengembangan, data perhitungan cadangan bisa diambil dari hasil
DST (Drill Steam Test), ataupun dari dataRFT (Repeat Formation Test). Hasil analisis
dari tahap setelah pemboran ini akan dipakai untuk menghitung cadangan lanjut (post-
drilling reserves). Hal ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi ulang apakah prospek
tersebut masih ekonomis untuk dikembangkan lebih lanjut atau tidak.

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui arti penting
perhitungan cadangan beserta metode perhitungannya.
Sedangkan tujuannya adalah untuk menghitung cadangan minyak dan gas yang
terdapat dalam suatu perangkap berdasarkan peta kontur top lapisan, peta net sand
(pasir bersih), atau total sand isopach map dan peta net oil pay (kolom minyak produktif).

III. METODE PERHITUNGAN


Dewasa ini telah dikenal 3 macam metode perhitungan cadangan hidrokarbon yang
sangat popular dan banyak dipakai oleh kalangan yang berkecimpung di dunia
perminyakan, yaitu:
1. Metode material balance
2. Metode kurva penurunan laju produksi
3. Metode Volumetrik (yang akan digunakan dalam praktikum)

Yang diperlukan dalam perhitungan metode volumetrik adalah:


1. Peta kontur struktur top lapisan
2. Peta net sand (ketebalan total pasir bersih)
3. Peta net oil pay (kolom minyak produktif)

Dari data Drill Stem Test (DST) atau analisis kualitatif zona minyak tiap sumur akan
diperoleh OWC (oil water contact) dan GOC (gas oil contact). Dari hasil tersebut
dilakukan:
• Pemplotan pada peta kontur struktur
• Melakukan interpolasi sehingga akan diketahui kedalaman zona minyak seluruh
lapangan

Melakukan overlapping antara peta kontur struktur (lengkap dengan OWC dan GOC)
dengan peta net sand. Dari situ maka:
• Akan diketahui kolom minyak produktif
• Dilakukan pemplotan pada masing-masing sumur
• Dibuat peta kontur kolom minyak produktif

Adapun data yang diperlukan untuk perhitungan besarnya cadangan minyak dan gas
bumi secara volumetrik adalah:
1. Porositas
2. Kejenuhan air
3. Ketebalan lapisan batuan reservoir
4. Luas batuan reservoir

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

5. Formation Volume Factor (FVF)

Peta kolom minyak produktif dikontrol oleh:


1. Peta kontur struktur kedalaman top dan bottom lapisan
2. Pembatas stratigrafi
3. Peta/pola penyebaran batupasir
4. Pola penyebaran porositas

3.1. Metode Material-Balance


Metode material-balance dapat digunakan untuk menghitung cadangan awal. Dengan
mengikuti kesetimbangan materi seperti berikut:

{Volume yang diproduksi} = {V awal dalam reservoir} - {V sisa dalam reservoir}

Metode ini didasarkan pada kesetimbangan volume fluida (air, minyak dan gas) antara
volume produksi kumulatif terhadap volume pengembangan fluida di dalam reservoir
dengan volume air yang masuk ke dalam reservoir. Persamaan material balance
tergantung pada kondisi tekanan dan macam mekanisme pendorongan reservoir (gas
drive atau water drive).

3.2. Metode Kurva Penurunan Laju Produksi


Metode ini menampilkan bentuk grafik sejarah produksi suatu sumur atau
kumpulan sumur pada suatu reservoir. Dengan mengetahui sejarah produksi suatu
sumur, maka kita dapat meramalkan laju produksi di masa mendatang.
Sejarah produksi tersebut harus mencerminkan produktivitas formasi atau
dengan kata lain karakteristik reservoir tidak terpengaruhi oleh faktor-faktor:
• Perubahan kondisi operasi produksi
• Kerusakan sumur
• Kegagalan atau kerusakan peralatan dan sebagainya
Sehingga dengan demikian berdasarkan uraian di atas, metode analisis kurva
penurunan laju produksi ini hanya bisa dilakukan setelah sumur pada suatu reservoir
telah berproduksi.

3.3. Metode Volumetrik


Untuk menentukan initial in place dengan metode volumetrik, maka dibutuhkan
diketahuinya volume bulk (VB) dari reservoir yang ditempati oleh minyak. Untuk ini
diperlukan data logging untuk mengetahui ketebalan formasi produktif dan peta net
isopach, yaitu peta yang menunjukkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketebalan lapisan minyak yang sama.

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

Kalkulasi secara volumetrik didasarkan terutama pada peta bawah permukaan


(peta kontur struktur atau peta isopach) dan data dari log (terutama log elektrik), core
(inti batuan) dan DST. Metode ini banyak dipakai di perusahaan minyak saat ini.

Ada 3 pendekatan yang digunakan untuk menghitung VB batuan reservoir yang


mengandung minyak dari peta net isopach, yaitu metode piramidal, metode trapezoidal
serta metode grafis. Setelah VB dihitung, maka selanjutnya menghitung initial oil in
place.

1. Metode Piramid

VBi = h/3 [An + An+1 + √ (An . An+1)]


VB total: VB = ∑ VB

dimana:
VBi = elemen VB antara dua garis kontur isopach yang berdekatan, masing-masing
dengan luas An dan An+1, (dalam acre-ft).
An = luas daerah yang dikelilingi kontur ke n, terhitung dari kontur ke-0 (nol), kontur
yang mempunyai ketebalan formasi nol, (dalam acre).
An+1= luas daerah yang dikelilingi oleh kontur ke- n+1. (dalam acre).
H = interval kontur isopach, (dalam feet).

2. Metode Trapezoid

∆ VB = h/2 (An + An+1)

Atau secara umum dapat diformulakan sebagai berikut:

VB = h/2 (A0 + 2A1 + 2A2 + … + 2An-1 + An) + (An x (hn/3))


dimana:
VB = volume bulk (acre feet)
h = interval kontur
A0 = luas yang dibatasi kontur nol
A1 = luas yang dibatasi garis kontur pertama di atas kontur nol, dst…
hn = jarak vertikal dari kontur paling atas ke top lapisan reservoir

3. Metode Grafis
Pada metode ini, luas masing-masing daerah yang dibatasi oleh kontur isopach
diplot versus ketebalan yang dinyatakan oleh kontur tersebut. VB reservoir adalah luas
areal di bawah kurva, (dalam satuan acre-feet).

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

Supaya lebih akurat, maka metode trapesium ini perlu digabung dengan metode
piramida. Rumus trapesium dapat menghasilkan error sekitar 2% jika perbandingan
An/An-1 atau perbandingan luas antara dua kontur isopach yang berdekatan adalah
0,50. Untuk itu, jika perbandingan luas antara dua kontur isopach yang berdekatan
adalah < 0,50 maka dipakai rumus piramidal, sedangkan jika perbandingannya > 0,50
dipakai rumus trapesium. Cara menghitung luas areal dapat digunakan metode sistem
grid, planimeter, maupun dengan menggunakan digitasi komputer.

IV. MENGHITUNG INPLACE (CADANGAN DI TEMPAT)

Menghitung GIP (Gas In Place) dengan metode volumetrik

G = 43560 x VB x  x (1 – Sw) x 1/Bgi

G = gas in place, dalam SCF (standard cubic feet)


43560 = faktor konversi dari ac-ft ke cu-ft
VB = volume bulk dari reservoir, (dalam acre-feet).
 = porositas rata-rata (%)
Sw = kejenuhan air (%)
Bgi = Gas Formation Volume Factor, (dalam SCF/cu-ft).

Menghitung OIP (Oil In Place) dengan metode volumetrik

N = 7758 x VB x  x (1 – Sw) x 1/Boi

N = oil in place, dalam STB (stock tank barrels)


7758 = faktor konversi dari ac-ft ke barrels
VB = volume bulk dari reservoir, (dalam acre-feet).
 = porositas rata-rata (%)
Sw = kejenuhan air (%)
Boi = Oil Formation Volume Factor, (dalam STB/bbls).

V. CONTOH KASUS
Lapangan “Turibang” merupakan lapangan yang berpotensi akan kandungan
fluida minyak didalamnya. Model pemerangkapan lapangan ini dibentuk oleh struktur
tinggian antiklin. 14 sumur telah dilakukan pemboran dengan salah satu reservoirnya
adalah Lapisan-A dengan data-data kedalaman lapisan sebagai berikut.

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

Tabel data kedalaman reservoir Lapisan-A


Kedalaman Lapisan (FT) Ketebalan
Lapisan Sumur
Top Bottom (FT)
1 -415 -479 64
2 -445 -490 45
3 -456 -476 20
4 -447 -479 32
5 -488 -488 0
6 -476 -479 3
7 -484 -501 17
A
8 -490 -515 25
9 -460 -477 17
10 -444 -472 28
11 -465 -470 5
12 -494 -497 3
13 -490 -490 0
14 -495 -495 0

Dari data-data reservoir Lapisan-A diatas, buatlah penugasan sebagai berikut:


1. Buatlah depth structure map Lapisan-A menggunakan basemap yang sudah
tersedia.
2. Buatlah net sand map Lapisan-A pada basemap yang telah tersedia
3. Buatlah net oil pay map Lapisan-A pada basemap yang telah tersedia
4. Hitung cadangan minyak pada Lapisan-A, bila diketahui property reservoir:
porositas = 10%, SW = 74%, Boi = 1.12 rb/stb, dan posisi oil water contact (OWC)
berada pada kedalaman = -480 ft.

PENYELESAIAN
Untuk menyelesaikan kasus di atas, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan
membuat peta pendukung terlebih dahulu. Peta ini didasarkan dari data-data lapisan-A
yang sudah diketahui berupa depth structure map, net sand map, dan net oil pay map.
1. Depth Structure Map.
Peta ini dibuat sama halnya dengan pembuatan Peta ini pertama kali dibuat dengan
melakukan ploting posisi top reservoir lapisan pada masing-masing sumur pada
peta basemap. Kemudian membuat garis kontur kedalaman secara intrapolasi
berdasarkan data-data yang telah ada dengan menghubungkan nilai kedalaman
yang sama dengan interval kontur tertentu. Berikut adalah hasil pembuatan depth
structure map lapisan-A Lapangan “Turibang”.

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

Depth structure map reservoir Lapisan-A


2. Net Sand Map.
Metode pembuatan peta ini dibuat sama halnya dengan pembuatan depth structure
map. Hanya saja data yang digunakan adalah data ketebalan reservoir lapisan-A.
Berikut adalah hasil pembuatan net sand map Lapisan-A Lapangan “Turibang”.

Net sand map reservoir Lapisan-A

3. Net Oil Pay Map.


Peta net oil pay dihasilkan dari proses overlay antara depth structure map dan net
sand map. Penarikan garis kontur peta ini dimulai dari nilai net sand 0 yang di

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

overlay dengan kontak fluida. Kemudian dengan interval yang sama, kontur
diatasnya di overlay dengan garis kontur di atas kontak fluida, dan demikian
seterusnya sampai pada ketebelan yang nilainya paling besar. Berikut gambaran
proses overlay ke-2 peta tersebut.

Overlay Depth structure map vs net sand map reservoir Lapisan-A

Setelah dilakukan penarikan kontur baru hasil overlay peta di atas, maka akan
didapatkan peta net oil pay seperti gambar berikut ini.

Net oil pay map reservoir Lapisan-A

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

4. Perhitungan Cadangan.
Sebelum melakukan perhitungan cadangan, langkah pertama yang harus di
lakukan adalah melakukan perhitungan luas masing-masing kontur pada peta net
oil pay di soal nomor-3. Kontur 0 diberikan notasi A0, kemudian kontur 10 diberikan
notasi A1, demikian seterusnya sampai kontur bernilai paling tebal. Kemudian
dilakukan perhitungan volume bulk pada masing-masing segmen secara vertikal
dan terakhir dijumlah keseluruhan dari volume bulk seluruh segmen. Berikut adalah
proses tabulasi hasil perhitungan volume bulk pada peta net oil pay di Lapisan-A.

Area Height (An-1)/An Volume


Lapangan Lapisan Kontur An
Keliling putaran (cm) Keliling Aktual (m) m2 m m3 (Acft)

TURIBANG A 0 A0 46 4600 1,322,500.00


10 A1 38 3800 902,500.00 10 0.682 11,125,000.00 9,019.13
20 A2 31 3100 600,625.00 10 0.666 7,515,625.00 6,092.98
30 A3 25 2500 390,625.00 10 0.650 4,956,250.00 4,018.07
40 A4 18 1800 202,500.00 10 0.518 2,965,625.00 2,404.26
50 A5 15 1500 140,625.00 10 0.694 1,715,625.00 1,390.87
60 A6 8 800 40,000.00 10 0.284 903,125.00 732.17
61 A1 1 100 625.00 5 0.004 1,073.12 0.87
TOTAL A 3,600,000.00 29,182,323.12 23,658.36

Setelah dilakukan perhitungan luas, maka akan dapat dilakukan perhitungan


volume batuan (vb) dengan menggunakan rumus sesuai salah satu metode. Hasil
dari perhitungan, vb dapat diketahui sebesar 23,658.36 acre ft.

Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan cadangan dengan


rumus yang telah di tentukan. Berikut adalah hasil perhitungan cadangan Lapisan-
A pada Lapangan “Turibang”.

N = 7758 x VB x  x (1 – Sw) x 1/Boi

N = 7758 x 23,658.36 x 0.1 x (1-0.74) x 1/1.12


= 5,899,550.04 STB
= 5.9 MMSTB

Jadi nilai cadangan pada Lapisan-A adalah sebesar 5.9 MMSTB

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas
Sub. Lab. Eksplorasi Migas
LABORATORIUM HULU MIGAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Jl. Gajahmada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315

PENUGASAN KELOMPOK
ACARA: PERHITUNGAN CADANGAN

KELOMPOK
1.
NAMA / NIM
2.
KELAS
TANGGAL 28 April 2022
DOSEN Sulistiyono, S.T., M.Si

Lapangan “Turibang” merupakan lapangan yang berpotensi akan kandungan


fluida minyak didalamnya. Model pemerangkapan lapangan ini dibentuk oleh struktur
tinggian antiklin. 14 sumur telah dilakukan pemboran dengan salah satu reservoirnya
adalah Lapisan-B dengan data-data kedalaman lapisan sebagai berikut.

Kedalaman Lapisan (FT) Ketebalan


Lapisan Sumur
Top Bottom (FT)
1 -360 -398 38
2 -383 -408 25
3 -358 -402 44
4 -350 -398 48
5 -404 -407 3
6 -386 -418 32
7 -403 -430 27
B
8 -394 -413 19
9 -390 -408 18
10 -385 -391 6
11 -403 -403 0
12 -416 -416 0
13 -424 -424 0
14 -434 -434 0

Dari data-data reservoir Lapisan-B diatas, buatlah penugasan sebagai berikut:


1. Buatlah depth structure map Lapisan-B menggunakan basemap yang sudah
tersedia.
2. Buatlah net sand map Lapisan-B pada basemap yang telah tersedia
3. Buatlah net oil pay map Lapisan-B pada basemap yang telah tersedia
4. Hitung cadangan minyak pada Lapisan-B, bila diketahui property reservoir:
porositas = 14%, SW = 62%, Boi = 1.12 rb/stb, dan posisi OWC berada pada
kedalaman = -400 ft.

Modul Praktikum Geologi Migas


Acara : Perhitungan Cadangan Migas

Anda mungkin juga menyukai