Anda di halaman 1dari 3

1 BAB III

2 DASAR TEORI

3.1 Cadangan (Reserves)


Pada saat pemboran eksplorasi menemukan minyak dan gas disuatu reservoir, maka salah
satu hal yang ingin diketahui adalah berapa besar minyak dan gas yang terakumulasi pada reservoir
tersebut. Informasi awal yang penting untuk diketahui dalam perkiraan reservoir adalah
menentukan besarnya cadangan hidrokarbon.

Cadangan (Reserves) minyak dan gas bumi berhubungan dengan suatu ketidakpastian
karena cadangan minyak dan gas mempunyai pengertian yang dinamis, sehingga selalu berubah dari
waktu ke waktu sejalan dengan berlangsungnya operasi produksi yang mengurangi cadangan
tersebut, dengan kata lain cadangan minyak bumi dapat dihitung secara periodik. Periode-periode
dari perhitungan cadangan tersebut meliputi periode sebelum pemboran dan pengembangan, dan
komplesi sumur dilakukan dan setelah sumur berproduksi selama waktu tertentu dan setelah
produksi sumur berakhir. Sementara itu tingkat ketelitian perhitungan cadangan pada setiap periode
juga berbeda tergantung pada kualitas dan kuantitas data yang diperoleh setiap periode tersebut.
Metode yang digunakan untuk perkiraan cadangan meliputi metode analogi, metode volumetric,
metode material balance, metode simulasi reservoir dan metode decline curve.

Istilah cadangan mempunyai beberapa pengertian (Rukmana, D., dkk, 2018) sebagai
berikut:

1. Intial Oil In Place (IOIP) adalah total jumlah minyak mula-mula yang terdapat di dalam reservoir
sebelum diproduksi.
2. Recoverable Reserves (RR) yaitu jumlah cadangan hidrokarbon yang mungkin dapat
diproduksikan sesuai dengan teknologi pada saat itu.
3. Ultimate Recovery (UR) yaitu jumlah hidrokarbon yang dapat diproduksikan sampai dengan
batas ekonomisnya.
4. Initial Gas In Place (IGIP) yaitu jumlah gas total mula-mula yang terdapat di dalam suatu
reservoir sebelum reservoir tersebut diproduksi.
5. Recovery Factor (RF) adalah angkah perbandingan antara hidrokarbon yang dapat diproduksi
terhadap jumlah hidrokarbon mula-mula di dalam reservoir.

3.2 Metode Perkiraan Cadangan


Cadangan dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai metode tergantung pada
ketersediaan data maupun informasi reservoir bersangkutan yang mendukung metode
tersebut, sehingga dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu berdasarkan karakteristik
reservoir dan berdasarkan prilaku produksi reservoir (reservoir production performance).
Metode-metode yang dapat digunakan tersebut diantaranya (Sari, H. C., dkk, 2016):

3.2.1. Metode Analogi


Dilakukan apabila data minim angka cadangan dan keekonomiannya dengan
menggunakan BAF perhitungan cadangan tergantung pada ketersediaan data yang
dimiliki.
3.2.2. Metode Volumetrik
Perhitungan reservoir gas secara volumetric dapat dilakukan untuk menghitung:
Material Balance, Intial Gas In Place (IGIP), Gas Remaining At Abandoment (GA) dan Intial
Gas Reserve (GR). Perhitungan volumetric hanya berlaku dengan anggapan tidak ada
water infront dan produksi air diabaikan.
Dengan mengetahui data-data seperti porositas, saturasi, factor volume formasi,
luas area, ketebalan formasi, maka estimasi cadangan dapat dihitung.
3.2.3. Metode Decline Curve
Metode decline curve adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasikan cadangan minyak berdasarkan data produksi pada periode tertentu.
Penggunaan metode ini memerlukan data-data produksi per-sumur ataupun produksi
kumulatif per-reservoir sepanjang masa produksi reservoir tersebut.
3.2.4. Metode Material Balance
Persamaan material balance merupakan persamaan yang dapat digunakan untuk
menghitung parameter-parameter reservoir untuk memperkirakan kondisi reservoir pada
masa yang akan datang berdasarkan kondisi kelakuan reservoir pada masa lalu. Sesuai
dengan namanya material balance bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan volume
dari fluida reservoir sebelum dan sesudah masa produksi.
3.2.5. Metode Simulasi Monte Carlo
Dalam perhitungan cadangan, simulasi Monte Carlo dilakukan untuk mengetahui
distribusi dari hasilnya yang dapat diantipasi berdasarkan distribusi dari data masukannya.
Setiap variable yang menjadi data masukan dapat memiliki distribusi dan rentang harga
yang berbeda berdasarkan data yang terkumpul di lapangan.
3.3 Decline Curve Analysis
Decline curve analysis merupakan metode yang yang digunakan untuk
mengestimasikan jumlah cadangan minyak berdasarkan data produksi pada periode waktu
tertentu. Pada dasarnya peramalan jumlah cadangan minyak tersisa dengan metode ini
adalah memperkirakan hasil ekstrapolasi (trend) atau penarikan garis lurus yang diperoleh
dari suatu grafik atau kurva yang dibuat berdasarkan data-data produksi terhadap waktu
produksinya. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi karakteristik decline, yaitu :
1. Laju air produksi mula-mula
2. Kurva pada decline
3. Laju air dari decline

Selain itu memperkirakan sisa cadangan, decline curve juga dapat digunakan untuk
memperkirakan berapa lama suatu sumur akan berproduksi. Secara garis besar, tujuan dari
decline curve analysis adalah :
1. Untuk mengetahui cadangan hidrokarbon yang dapat diproduksi.
2. Untuk mengetahui ekstrapolasi (trend) yang dapat digunakan pada
perhitungan perkiraan cadangan yang akan dating (forecasting).
3. Untuk menentukan estimasi ultimate recovery (EUR).

Untuk melakukan decline curve, harus melakukan beberapa ketentuan atau syarat
yang berlaku. Apabila salah satu syarat tidak dipenuhi maka decline curve analysis tidak
dapat dilakukan. Adapun syarat-syarat untuk melakukan decline curve analysis adalah
sebagai berikut :
1. Ada grafik penurunan laju produksi
2. Penurunan produksi konstan
3. Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama
4. Tidak ada pergantian metode produksi

Penurunan laju produksi dipengaruhi oleh berbagai macam factor, diantaranya


mekanisme pendorong reservoir, tekanan, sifat fisik batuan dan fluida reservoir. Beberapa
tipe grafik yang dapat digunakan untuk peramalan cadangan dan produksi hidrokarbon
adalah :

1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t)


2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs Np)
3. Recovery factor terhadap produksi kumulatif (% oil vs Np)
4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif minyak (Gp vs Np)
5. Tekanan reservoir terhadap waktu (p vs t)
6. P/Z produksi kumulatif (untuk reservoir gas).
Grafik yang umum digunakan adalah tipe (q vs t) di mana memberikan pendekatan
grafis yang dinamakan decline curve, seperti pada gambar 3.1 dibawah ini.
Masukan gambar
Kurva penurunan (decline curva) terbentuk akibat adanya penurunan produksi yang
disebabkan adanya penurunan tekanan statis reservoir seiring dengan diproduksinya
hidrokarbon, yaitu minyak atau gas. Para ahli reservoir mencoba menarik hubungan antara
laju produksi terhadap waktu dan terhadap produksi kumulatif dengan tujuan
memperkirakan produksi yang akan dating (future production) dan umur reservoir (future
life).
3.4 Jenis Curva Decline
3.5

Anda mungkin juga menyukai