Anda di halaman 1dari 9

II PROSEDUR PERIZINAN

Dasar hukum perizinan usaha Pertambangan bahan galian Batuan di Provinsi


Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat


3 ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (LN Tahun 1999 Nomor 4, TLN 4959).

2.1 Izin Usaha Pertambangan


Izin usaha pertambangan adalah izin yang diberikan oleh pemerintah kepada
orang atau badan usaha yang diberikan oleh pemerintah daerah. Izin usaha yang
diberikan biasanya dalam bentuk surat keputusan. Dan penting diketahui bahwa izin
tersebut memiliki dua bentuk , pertama izin usaha pertambangan eksplorasi, dan izin
usaha pertambangan yang kedua adalah operasi produksi.

2.1.1 IUP eksplorasi


Berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 2009 pasal 36 ayat 1 yakni IUP
Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a wajib memuat
ketentuan sekurang-kurangnya:
1. Nama perusahaan;
2. Lokasi dan luas wilayah;
3. Rencana umum tata ruang;
4. Jaminan kesungguhan;
5. Modal investasi;
6. Perpanjangan waktu tahap kegiatan;
7. Hak dan kewajiban pemegang IUP;
8. Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;
9. Jenis usaha yang diberikan;
10. Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan;
11. Perpajakan;
12. Penyelesaian perselisihan;
13. Iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan
14. Amdal.

2.1.2 IUP Operasi Produksi


Berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 2009 pasal 36 ayat 2 yakni IUP
Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b wajib
memuat ketentuan sekurang-kurangnya:
1. nama perusahaan;
2. luas wilayah;
3. lokasi penambangan;
4. lokasi pengolahan dan pemurnian;
5. pengangkutan dan penjualan;
6. modal investasi;
7. jangka waktu berlakunya IUP;
8. jangka waktu tahap kegiatan;
9. penyelesaian masalah pertanahan;
10. lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;
11. dana jaminan reklamasi dan pascatambang;
12. perpanjangan IUP;
13. hak dan kewajiban pemegang IUP;
14. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan
15. perpajakan;
16. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan iuran
produksi;
17. penyelesaian perselisihan;
18. keselamatan dan kesehatan kerja;
19. konservasi mineral atau batubara;
20. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;
21. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang baik;
22. pengembangan tenaga kerja Indonesia;
23. pengelolaan data mineral atau batubara; dan
24. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan mineral
atau batubara.

2.2 Tata Cara Perizinan Surat Izin Perdagangan


Untuk mengurus surat izin usaha perdagangan (SIUP) dapat dilakukan pada
Kantor Dinas Perdagangan Tingkat Kota Madya atau Kabupaten. Selain itu SIUP
juga dapat diurus pada Kantor Pelayanan Perizinan Daerah Setempat. Adapun SIUP
besar diterbitkan oleh Kepala Kantor Perindustrian dan Perdagangan Tingkat II.
Sedangkan SIUP menengah dan kecil diterbitkan oleh kantor perindustrian dan
Perdagangan Daerah Tingkat I.

2.3 Tata Cara Perizinan Tempat Usaha


Langkah pengajuan perizinan Surat Izin Tempat Usaha :

1. Mengajukan surat izin tempat usaha kepada camat ata bupati dengan
melampirkan semua persyaratan adminstratif yang diperlukan

2. Setelah itu petugas dari pemerintah akan memeriksa tempat usaha kitauntuk
mencocokan semua data dengan kondisiyang ada di lapangan. Jika ada
ketidakcocokan atau tidak sesuai maka petugas akan memberikan pengarahan.

3. Apabila semua persyaratan telah sesuai, selanjutnya pemohon membayar


retribusikepada pemerintah yang dalam waktu kurang lebih 14 hari kerja SITU
akan diterbitkan.
2.4 Tata Cara Perijinan Pemakaian Lahan
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan salah satu jenis perizinan yang
digolongkan dalam izin pemanfaatan ruang. Izin penggunaan pemanfaatan tanah
diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang atas yang telah dimiliki/ dikuasai. Izin
ini berlaku selama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan peruntukannya dan tidak
bertentangan dengan kepentingan umum. Dalam hal tanah yang telah dikuasai atau
telah memiliki Izin Pemanfaatan Ruang (IPR), namun direncanakan akan digunakan
tidak sesuai dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah (Qanun RTRW), maka
sebelum digunakan/ dimanfaatkan harus terlebih dahulu memperoleh Izin Perubahan
Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPPT) dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kantor Agraria dan Tata Ruang/ BPN
Kabupaten Aceh Utara.

2.5 Tata Cara Perijinan Pengangkutan dan Pemakaian Jalan Raya


Berdasarkan KEPMEN ESDM Nomor 1796 K 30 MEM 2018 Tentang
Pedoman Perizinan mengenai Keterangan Pedoman Pelaksanaan Permohonan,
Evaluasi, Penerbitan dan Perpanjangan IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan :

1. Pengajuan Permohonan

a. Badan Usaha/koperasi/perusahaan firma/perusahaan komanditer/orang


perseorangan mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Petugas penerima


permohonan melakukan verifikasi terhadap dokumen kelengkapan persyaratan.

1) Dalam hal terdapat kekurangan persyaratan, maka permohonan dikembalikan


kepada pemohon dengan catatan hasil verifikasi untuk dilengkapi.
2) Untuk permohonan yang dikembalikan, permohonan dapat diajukan kembali
setelah melengkapi persyaratan sesuai hasil verifikasi dengan nomor dan
tanggal surat

permohonan yang baru.

3) Permohonan yang memenuhi persyaratan akan diberikan tanda terima


permohonan.

4) Dokumen permohonan yang diterima diserahkan kepada Unit Teknis.

2. Evaluasi dan Konsep Persetujuan Berdasarkan dokumen permohonan yang


diterima, Unit Teknis melakukan evaluasi atas dokumen kelengkapan persyaratan.

a. Dalam hal terdapat kekurangan, pemohon diberikan jangka waktu 5 (lima) hari
kerja untuk melengkapi atau memperbaiki dokumen persyaratan. Apabila jangka
waktu terlampaui atau dokumen persyaratan yang disampaikan masih terdapat
kekurangan maka permohonan dikembalikan. selain evaluasi atas dokumen
kelengkapan persyaratan, untuk permohonan perpanjangan Menteri atau Gubernur
melakukan evaluasi terhadap kinerja pemegang IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan penjualan selama masa berlaku izin, diantaranya dengan
mempertimbangkan kepatuhan terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

b. Pemohon menyampaikan perbaikan.

Setelah berdasarkan evaluasi dokumen dan kinerja permohonan perpanjangan


telah memenuhi persyaratan, Unit Teknis menyiapkan konsep Surat Keputusan
pemberian IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan atau
perpanjangan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan.

3. Berdasarkan dokumen permohonan yang diterima, Unit Teknis melakukan evaluasi


dan menyiapkan konsep Surat Keputusan pemberian IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan penjualan.
4. Penerbitan Izin

a. Surat Keputusan Izin Usaha Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan
penjualan atau perpanjangan Izin Usaha Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan ditandatangani oleh Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya. Surat Keputusan yang telah ditandatangani dilakukan
penomoran dan penanggalan sesuai dengan tata naskah dinas masing-masing, asli
untuk pemohon dan salinan untuk arsip dan tembusan.

b. Surat Keputusan disampaikan kepada pemohon.

2.6 Surat-Surat Wajib Pajak


Wajib pajak pengambilan bahan galian golongan C wajib melaporkan kepada
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk tentang kegiatan pengambilan/ eksploitasi
bahan galian golongan C yangdilakukannya. Untuk itu wajib pajak diwajibkan
mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). SPTPD diisi dengan jelas,
lengkap, dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya dan
disampaikan kepada walikota/bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan jangka
waktu yang ditentukan. Umumnya SPTPD disampaikan dengan dilengkapi dengan
keterangan dan dokumen yang berkaitan dengan pengambilan bahan galian golongan
C, sesuai dengan ketetapan bupati/walikota.

Bupati/walikota atas permohonan wajib pajak dengan alasan yang sah dan dapat
diterima memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD untuk jangka waktu
tertentu, yang diatur dalam peraturan daerah. SPTPD dianggap tidak dimasukkan jika
wajib pajak tidak melaksanakan atau tidak sepenuhnya melaksanakan ketentuan
pegisian dan penyampaian SPTPD yang telah ditetapkan. Wajib pajak yang tidak
melaporkan atau melaporkan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan dalam peraturan
daerah.
2.7 Permohonan Izin Mendirikan Bangunan
Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan pada pasal 6 mengenai tata caranya yaitu :

1. Pemohon mengajukan permohonan IMB kepada Bupati/Walikota.


2. Permohonan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bangunan gedung; atau
b. bangunan bukan gedung.
3. IMB bangunan gedung atau bangunan bukan gedung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berupa pembangunan baru, merenovasi, atau
pelestarian/pemugaran.
Lalu pada pasal 10 :
1. Bupati/Walikota memeriksa kelengkapan dokumen administrasi dan dokumen
rencana teknis.
2. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan penilaian/evaluasi
untuk dijadikan bahan persetujuan pemberian IMB.
3. Bupati/Walikota menetapkan retribusi IMB berdasarkan bahan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4. Penilaian/evaluasi dokumen dan penetapan retribusi IMB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.
5. Penilaian/evaluasi dokumen dan penetapan retribusi IMB untuk bangunan
yang pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki
kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat
dan lingkungan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja.

2.8 Surat Pernyataan Ketertiban Lingkungan dan Izin Tetangga


Surat pernyataan ini dibuat oleh perusahaan PT. Bento Asalopsa guna
memenuhi ketentuan-ketentuan mengenai bangunan dan prasarana fasilitas yang ada
pada Desa Rimba Karya dan diberikan kepada masyarakat sekitar daerah
penambangan.
2.9 Surat Keterangan Persetujuan Tetangga
Surat ini diberikan kepada masyarakat sekitar lokasi penambangan dan berisi
tentang persetujuan masyarakat tentang pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang
di perlukan untuk proses penambangan.

2.10 Tata Cara Perizinan Perusahaan


Secara hukum, cara mendirikan PT yang harus dilakukan yaitu :
1. Membuat akta pendirian PT oleh notaris. Akta ini selanjutnya akan dikirimkan
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumham) untuk
mendapatkan pengesahan. Jika telah sesuai, Kementerian Hukum dan HAM
akan mengeluarkan surat keputusan pengesahan.

2. Selanjutnya, akta beserta surat keputusan pengesahan ini diserahkan kepada


Pengadilan Negeri yang sesuai dengan domisili perusahaan yang akan
didirikan. Di sini, akta akan didaftarkan pada buku register PT oleh pihak yang
berwenang. Setelah itu, pihak terkait akan mengeluarkan surat bukti
pendaftaran PT.

3. Semua berkas kemudian dikirimkan kepada kantor Percetakan Negara yang


melakukan penerbitan atas Tambahan Berita Negara RI. Jika pihak Percetakan
Negara telah melakukan penerbitan, maka perusahaan Anda telah sah sebagai
sebuah badan hukum berbentuk PT.

4. Kini, saat Anda mengurus izin usaha. Jenis izin usaha dalam mendirikan PT
berupa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP). Umumnya, lama waktu penerbitan kedua perizinan ini adalah selama 10
hari kerja.

2.11 Izin Tenaga Kerja


Surat permohonan ini diajukan ke Departemen Tenaga Kerja daerah setempat
dengan tembusan diajukan kepada Bupati setempat. Disamping itu pla diperlukan izin
dari pihak keamanan setempat sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013
Tentang Ketenagakerjaan. Jika ada kecelakaan atau ada perlakuan yang tidak baik
kepada tenaga kerja maka tenaga kerja akan mendapat perlindungan.

2.12 Surat Izin Mendirikan Perusahaan


Surat izin ini diajukan kepada Dirjen Aneka Industri, Departemen Perindustrian
melalui Kanwil Dinas Perindustrian Setempat. Surat ini disetujui oleh Kanwil
tersebut jika perusahaan telah mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai