Anda di halaman 1dari 12

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

LEMPUNG DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKU GERABAH (STUDI


KASUS DI DESA WEBRIAMATA, KECAMATAN WEWIKU, KABUPATEN MALAKA
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR)

Yohanes Jone1*, Maria D.T. Hera2


1
Program Magister Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
2
Teknik Pertambangan Universitas Nusa Cendana Kupang
*corresponding author: jhon.jone@rocketmail.com

ABSTRAK
Webriamata adalah Desa yang terletak di Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka Provinsi NusaTenggara
Timur. Didaerah ini terdapat sentra industry kecil Gerabah, yang merupakan pusat kerajinan tanah liat di
Kabupaten Malaka dengan Nama; KARASA’EN. Kerajinan gerabah atau keramik tradisional KARASA’EN
ini merupakan salah satu dari berbagai jenis kerajinan yang secara khusus menggunakan bahan dasar tanah
liat (lempung). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui komposisi mineral lempung dan sifat fisik
lempung sebagai bahan baku utama gerabah dan komposisi bahan baku gerabah (lempung dan pasir) sehingga
mendapatkan gerabah yang berkualitas baik. Pemecahan masalah ini dengan melakukan observasi teradap
bahan baku gerabah (lempung) dan analisis sampel bahan baku berupa sifat fisik meliputi: XRD, visualisasi
plastisitas sederhana, petrografi, kadar air, Atterbeg Limit, distribusi ukuran, dan berat jenis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa satuan morfologi terdiri dari perbukitan landai dengan kemiringan 0-
2%, Satuan lempung umumnya tersingkap di permukaan seluas 20-50% dengan luas areanya 2000x100 m2
endapan lempung ini diperkirakan berumur kuarter. Stratigrafi daerah penelitian dikelompokan pada
stratigrafi lempung, struktur geologi berupa homoklin dengan arah kemiringan struktur geologi kearah
selatan dan sesar turun dari arah utara ke selatan kabupaten Malaka. Komposisi mineral lempung diketahui
melalui analisis XRD didominasi mineral-mineral klorit, kaolinit, dickite, lepidocrocite, tremolit,
clinoptilolite, kuthnahorite, diaspore, talk, hematit, dan chamosite. Sifat fisik lempung sebagai bahan baku
antara lain: Distribusi ukuran butir pada mesh 0,075 mm diperoleh berat tertahan sebanyak 1,81 gram, mass
pasing sebanyak 24,14 gram dan material yang hilang selama pengujian sebanyak 0,98 gram, Visualisasi
tergolong plastis, kadar air 48,92 %, Atterberg limit : LL 70%, PL 19,52%, SL 24,98%, dan berat spesifik
2,64, analisis Petrografi didapat tekstur ukuran butir rata-rata 0,4 mm, komposisi batuan diperkirakan sebagai
argillaceous lithoclast limestone, dan porositas visual tergolong baik(18%) yang diwakili oleh porositas
pelarutan. Berdasarkan hasil uji coba maka diperoleh komposisi lempung dan pasir sebagai bahan Baku
gerabah yang baik adalah komposisi lempung dan pasir (3:1).
pembakaran pada suhu tinggi atau proses
I. PENDAHULAN sintering, suhu maksimum ± 1000ºC.
Kerajinan gerabah atau keramik tradisional (MalcolmG.Mc.Laren dalam Encyclopedia
ini merupakan salah satu dari berbagai jenis Americana 1996) gerabah adalah peralatan
kerajinan yang secara khusus menggunakan yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk
bahan dasar tanah liat (lempung), dengan beberapa teknik kemudian dibakar
pengamatan di lapangan menunjukan bahwa dan produknya dipergunakan untuk
Di daerah penelitian terdapat potensi tanah peralatan yang menunjang kehidupan
liat (lempung), sehingga masyarakat dapat sehari-hari.
menggunakannya sebagai bahan Baku Faktor yang sangat penting dalam
pembuatan produk-produk gerabah. Salah
penentuan kualitas gerabah adalah bahan
satu jenis keramik adalah gerabah
Baku utamanya yaitu tanah dasar (lempung).
(earthenware) yang dibuat dari jenis tanah liat
Lempung merupakan partikel mineral yang
yang plastis dan mudah dibentuk dan gerabah
berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
ini berbentuk padat karena telah mengalami
Lempung merupakan tanah yang berukuran
suatu proses pengerasan melalui
mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis

174
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
yang berasal dari pelapukan unsur-unsur II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL
kimiawi penyusun batuan, lempung sangat Berdasarkan hasil pengamatan lapangan,
keras dalam keadaan kering dan bersifat lempung yang berada di daerah penelitian
plastis pada kadar air sedang. Kualitas merupakan lempung alluvial, ini di
gerabah tergantung dengan sifat fisik bahan karenakan lempung yang terjadi disebabkan
Baku yaitu tanah liat (lempung) sebagai oleh perpindahannya material dengan
bahan Baku utama dan pasir sebagai bahan bantuan air, kemudian terdeposisi sepanjang
tambahan dalam pembuatan gerabah. sungai.
Berdasarkan mineralogy lempung terdiridari; Geomorfologi
Kaolinit 1:1 Al2 (Si2O5 (H2O)), Illit 2:1 KAl2
(AlSi3O10 (OH)2), Smektit 2:2 (AlMg)4 Si8 Desa Webriamata khusunya lokasi
O20 (OH)10), Klorit 2:1:1 (MgFe)6-x (AlFe)x pengambilan bahan Baku gerabah, terletak
Si4-x Alx (OH)10, sedangkan berdasarkan pada morfologi dataran sampai perbukitan
struktur Kristal dan variasi komposisinya; landai dengan kemiringan 0 – 2% (Gambar
kaolinit, halloysite, momtmorillonite 2.1). Pada morfologi dataran terbentuk
(bentonites), illite, smectite, vermiculite, endapan – endapan lempung alluvial yaitu;
chlorite, attapulgite, allophone. endapan lempung akibat erosi dari aliran
sungai dan endapan yang tererosi oleh banji
Lempung merupakan bahan dasar akibat luapan sungai.Sedangkan pada
pembuatan gerabah, tidak semua lempung morfologi landai endapan disusun oleh batuan
dapat dipakai untuk tujuan ini, syarat–syarat yang berbutir sedang – sampai kasar.Satuan
lempung yang dapat digunakan untuk lempung umumnya tersingkap di permukaan
pembuatan gerabah adalah sebagai berikut; seluas 20 – 50% dengan luas areanya 2000 x
Lempung mempunyai sifat plastis yang 100 m2,terdiri dari persilangan lempung
tinggi, mempunyai kekuatan kering tinggi berumus (20 cm), lempung berwarna kuning
dan susut kering rendah (< 10%), bilah susut (60 cm), dan lempung yang berwarna hitam
terlalu besar dapat ditambah pasir halus. diatas (100 cm) kedalam bumi. Endapan
Lempung harus berbutir halus kurang dari lempung ini diperkirakan berumur kuarter.
1,410 mm, mengandung butir kapur
berukuran >0,5mm, perlu dihaluskan sampai Stratigrafi
menembus ayakan dengan ukuran 0,5 mm,
Stratigrafi daerah penelitian dikelompokan
telah padat pada pembakaran 900 – 1000 0c. pada stratigrafi lempung, stratigrafi lempung
Lempung tidak boleh memiliki susut bakar dapat dikelompokan menjadi tiga bagian
terlalu tinggi (>2%)m, bila lempung berdasarkan jenis dan warna yang
mempunyai susut bakar yang tinggi, perlu menunjukan umur lempung. Startigrafi
ditambah dengan pasir halus ukuran 1, 4 lempung didaerah penelitian di kelompokan
mm. Warna alami lempung setelah dibakar ke dalam tiga satuan dari atas ke bawah
adalah warna merah, lempung harus tidak permukaan bumi adalah sebagai berikut;
mengandung garam. (Suwardono, 2002) lapisan atas terdiri dari lempung yang
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk berhumus, warna lempung adalah hitam.
mengetahui komposisi mineral lempung dan Lapisan kedua adalah lapisan lempung yang
sifat fisik tanah lempung sebagai bahan Baku tidak berumus, lempung ini berwarna
utama gerabah; dan mengetahui komposisi kuning. Lapisan ketiaga adalah lapisan
bahan Baku gerabah (lempung dan pasir) lempung yang berwarna hitam dan tidak
untuk mendapatkan gerabah yang berhumus. Perlapisan seperti ini
berkualitas baik. menunjukan umur dari lempung itu sendri,

175
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
lempung mengalami proses pengendapan 3.3. Metode Penelitian
normal sehingga perlapisan juga terjadi
Metode yang digunakan adalah dusk study
secara normal. (Gambar 2.2)
dan pengukuran lapangan kemudian
Struktur Geologi pengolahan data, melakukan study literature
menganai hasil penelitian lapangan dan
Struktur geologi daerah penelitian berupa
pengujian laboratorium. Penelitian lapangan
homoklin dengan arah kemiringan struktur
di dahului dengan study terhadap peta geologi
geologinya kearah selatan dan sesar turun
regional dan stratigrafi lokasi penelitian,
dari arah utara ke selatan kabupaten belu
Melakukan survey permukaan di lokasi
(Gambar 2.3), struktur geologi ini
penelitian guna memperoleh informasi
menunjukan lokasi penelitian merupakan
mengenai topografi dan geomorfologi,
cekungan yang memanjang mengikuti aliran
pengambilan sampel berupa bahan baku
air yang menerus ke arah selatan. Hal ini
gerabah (Lempung) dan pasir pada lokasi
menunjukan adanya perbedaan gradient
penelitian, sampel ini kemudian dilakukan
ketinggian dari lokasi ini karena adanya
pengujian laboratorium yang terdiri dari; sifat
kemiringan landai.
fisik Lempung di lakukan pengujian XRD,
visualisasi plastis, kadar air, dan atterbeg
III. SAMPEL DAN METODE
limit, kemudian untuk pengujian sifat fisik
PENELITIAN
pasir dilakukan pengujian kadar air dan
3.1. Waktu dan Tempat analisis saringan agregat. Setelah pengujian
Tempat penelitian adalah KUB Karasa’en XRD, maka dilakukan pengujian petrografi
Desa Webriamata, Kecamatan Wewiku, untuk mendapatkan informasi mengenai jenis
Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur, batuan dan tekstur, porositas visual
dengan lama Waktu penelitian tiga (3) bulan batauan, menentukan komposisi mineral,
yaitu bulan Agustus – Oktober 2013. komposisi Massa dasar. Analisis data
dilakukan setelah pengujian laboratorium,
3.2. Alat dan Bahan dari hasil pengujian maka dapat dianalisis
1. Pengujian XRD; Difraktometer untuk menentukan komposisi bahan Baku
(Difraktometer neutron, sinar-x dan geraba dan komposisi campuran lempung
neutron), untuk analisis struktur Kristal, dan pasir untuk mendapatkan gerabah
polycrystalline dan amorphous sampel dengan kualitas baik.
termasuk tahap analisis kualitatif dan
IV. HASIL DAN DISKUSI
analisis kuantitatif di gunakan X-Ray, dan
computer untuk control XRD. 3.1 Hasil Pengujian Laboratorium
3.1.1 Pengujian dan Analisis XRD
2. Pengujian Petrografi; alat yang di gunakan Hasil analisis menggunakan difraksi sinar X
dalam pengujian ini adalah mikroskop dan (X-ray Difractometer) merupakan instrumen
penyayat batuan dan mineral. yang digunakan untuk mengidentifikasi
material kristalit maupun non-kristalit,
3. Bahan; sampel lempung yang diambil dari
sebagai contoh identifikasi struktur kristalit
lokasi penelitian dengan tiga jenis yang
(kualitatif) dan fasa (kuantitatif) dalam suatu
berbeda diantaranya lempung yang
bahan dengan memanfaatkan radiasi
berhumus dan warna hitam, lempung yang
gelombang elektromagnetik sinar X.
tidak berhumus dan warna kuning dan
lempung yang tidak berhumus warna hitam, Berdasarkan grafik XRD pada lapisan 1
potongan gerabah Karasaen, dan pasir yang (Lih.Gambar 4.2), hasil yang diperoleh
di gunakan untuk campuaran pembuatan adalah berupa suatu pola difraksi bahan
gerabah.

176
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
yang dianalisis yaitu sesuai dengan – 3,5 dan berat jenis sekitar 4,5.
persamaan Bragg, jika sinar X dijatuhkan Clinozoisite; mineral ini memiliki warna
pada sampel Kristal, maka bidang yang keabu – abuan, dan sedikit kuning kehijau –
dibiaskan sinar X akan memiliki panjang hijauan, dengan kekerasan 5 dan berat jenis
gelombang sama dengan jarak antar kisi 3,12 – 3,38 gr/cm3.
(diameter) dalam kristal tersebut. Pada zona
Grafik XRD pada lapisan 3 (Lih.Gambar 4.4),
ini mineral – mineral yang dapat dilihat
pada zona ini didominasi oleh mineral –
dalam grafik XRD terdiri dari: Klorit; klorit
mineral yang terdiri dari: klorit, kaolinit,
memiliki warna yang bervariasi yaitu hijau,
dickite, lepidocrocite, tremolit, clinoptilolite,
kuning, putih, dan merah. Klorit memiliki
kuthnahorite, diaspore, talk, hematit, dan
kekerasan 2 – 2,5 dan berat jenis 2,6 – 3,3.
chamosite.
Kaolinit; berwarna putih, kekerasan 2 –
2,5, berat jenis 2,6 - 2,63, bersifat plastis, Diskusi:
mempunyai daya hantar panas dan listrik
yang rendah. Dickite; Dickite memiliki ciri Dalam pengujian dan analisis XRD di
khas warna putih atau bening, perawakan gunakan sampel bahan baku gerabah
granular, kekerasan 2 – 2,5 skala mohs dan dengan tiga (3) jenis sampel sesuai
penagmbilan sampel yaitu lapisan 1, 2, dan
berat jenis 2,6 gr/cm3. Tremolite;
m e r u p a k a n mineral amfibol yang paling 3. Dari ketiga lapisan ini dapat diketahui
umum hadir pada skarn dan pada kondisi komposisi mineral penyusunnya, sehingga
yang kaya akan air. Lepidochocite; Mineral pada akhirnya dapat diketahui lepung pada
ini termasuk dalam Kristal – kristal kuarsa lapisan berapa yang baik untuk digunakan
yang warna kemerah – merahan, sistem sebagai bahan baku gerabah. Dari hasil
kristalnya orthorhombic, kekerasan 5, dan analisis XRD di ketahui bahwa lempung yang
bentuk masif. Clinoptilolite, Diaspore, Talc, berada pada lapisan ketiga (3) yang
Kutnahorite, Hematite, Chamosite. merupakan lempung yang baik sebagai
bahan baku gerabah. Lempung pada lapisan
Grafik XRD pada lapisan 2 (Lih.Gambar 4.3), ini telah berumur tua dan di dominasi oleh
pada zona ini dapat diketahui adanya mineral – mineral dengan kekerasan 3,5 – 5
mineral – mineral penciri yaitu sebagai yang baik untuk proses pembuatan gerabah.
berikut: Smectite; berwarna putih dan
kuning, sistem kristal monoklin, kekerasan 3.1.2 Pengujian Sifat Fisik Lempung
1,5 – 2 skala mohs dan berat jenis 2,5 1. Distribusi ukuran butir
gr/cm3. Halloysite; Mineral ini berbentuk
Untuk mendapatkan distribusi ukuran butir
tabung silindris yang mempunyai luas
maka dilakukan analisa saringan. Analisis ini
permukaan spesifik 35 – 70 m2/gr.
adalah mengayak dan menggetarkan contoh
Laumontite; warna putih, abu – abu, dan
tanah melalui satu set ayakan dimana
pink, sistem Kristal monoklin, belahan 3
lubanag-lubang ayakan tersebut makin kecil
arah, pecahan rata, kilap mutiara, cerat
secara berurutan, contoh hasil penelitian
putih dan menunjukkan bentuk elongated
(lih.tabel 4.1 dan gambar 4.5)
prismatik. Stilpnomelane; warna kehijauan,
sistem Kristal orthorombic, belahan Berdasarkan hasil pengujian analisis saringan
sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca, dengan berat material 60 gram, jumlah
cerat berwarna putih dan menunjukkan material yang lolos dalam pengujian dengan
bentuk tabular. Barite; memiliki warna putih, nomor saringan 3/8 sebanyak 0 dengan
juga biru, hijau, kuning, dan merah bata. ukuran butir 9.52, saringan nomor 4
Sistem Kristal orthorhombic, perpecahan sebanyak 0.56 dengan ukuran butir 4.75,
sempurna dalam satu arah. Kekerasannya 3 saringan nomor 10 sebanyak 4.85, saringan

177
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
nomor 20 sebanyak 13.2, saringan nomor 40 yaitu batas atas dari daerah plastis. Hasil
sebanyak 5.74, saringan nomor 60 sebanyak pengujian menunjukan batas cair (LL) tiap-
3.42, saringan nomor 120 sebanyak 5.30, tiap percobaan berbeda bergantung pada
saringan nomor 200 sebanyak 1.81, lengser jumlah pukulan. (Lihat Table 4.3)
sebanyak 24.14. Kehilangan material selama
Plastisitas limit; Batas plastis (PL) adalah
pengujian didapat dari berat contoh tanah
kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya,
dikurangi berat tertahan, sehingga didapat:
tanah tidak lagi berpengaruh sebagai bahan
60 – 59, 92 = 0, 98.
yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai
Visualisasi uji plastis sederhana bahan yang plastis dalam kadar air yang
berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut
Lempung di daerah penelitian termasuk
indeks plastisitas. Hasil pengujian
dalam kelompok plastis karena apabila
menunjukan bahwa kadar air sekitar 19,52
dibentuk lempung tersebut tidak ada
merupakan batas plastis dimana tanah
keretakan atau patah.
mengalami kondisi retak-ratak bila di gulung
Pengujian kadar air menjadi diamater ± 3 mm. (Lihat Table 4.4)

Kadar air (w), adalah perbandingan antara Shrinkage limit; Indeks Plastisitas
berat air (Ww), dengan berat butiran padat merupakan interval kadar air, yaitu tanah
(Ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan masih bersifat plastis. Hasil pengujian
dalam persen (%). Hasil pengujian (lihat menunjukan bahwa Jika tanah mempunyai
Table 4.2), Berdasarkan hasil pengujian interval kadar air daerah plastis kecil, maka
dengan menggunakan dua sampel yang keadaan ini disebut dangan tanah kurus.
berbeda maka diketahui kadar air yang Kebalikannya, jka tanah mempunyai interval
berbeda, kadar air pada sampel satu sebesar kadar air daerah plastis besar disebut tanah
46,05 %, sedangkan pada sampel kedua gemuk. (Lihat Table 4.5)
sebesar 51,80 %. Hal ini disebabkan dari
Berat spesifik
pengambilan sampel pada lapisan yang
berbeda yaitu pada sampel pertama Berat jenis (specific gravity) tanah adalah
pengambilan sampel diambil pada lapisan angka perbandingan antara berat isi butir
ketiga dimana lapisan berkisar pada tanah dengan berat isi air suling pada
kedalaman 31-53 cm, sedangkan sampel volume yang sama dan suhu tertentu (Tabel
kedua diambil diantara lapisan kedua dan 4.6) hasil pengujian berat jenis tanah (GS)
ketiga dengan kedalaman berkisar 28-30 cm. diperoleh hasil sebesar 2.64. Berat jenis dari
Sehingga diperoleh kadar air rata-rata berbagai jenis tanah berkisar antara 2,64
sebesar 48,92 %. sampai 2,75. Nilai berat jenis Gs = 2,67
biasanya digunakan untuk tanah –tanah
Atterberg limit
tidak berkohesif. Sedang untuk tanah kohesif
Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert tak organik berkisar antara 2,68 sampai 2,72.
Atterberg pada tahun 1911 dengan tujuan
3.1.3 Pengujian dan Analisis Petrografi
untuk mengklasifikasikan tanah berbutir
halus dan menentukan sifat indeks property Tekstur; percontohan potongan gerabah
tanah. Batas Atterberg meliputi batas cair, (batugamping lempung) berukuran butir
batas plastis, dan batas susut. berkisar antara 0.04-1.2 mm, rata – rata 0.4
mm (medium sand) atau pasir ukuran sedang.,
Liquit limit; adalah kadar air tanah yang untuk bentuk butir menyudut – menyudut
nilai-nilai di atasnya, tanah akan berprilaku tanggung, terpilah buruk (foto P-01 dan P-
sebagai cairan kental (batas antara 02). Hubungan antar butir didominasi oleh
keadaan cair dan keadaan plastis),

178
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
tipe kontak mengambang. (Hasil pengujian 1. Uji coba 1; (1:0,5) Pada campuran uji
petrografi lih. gambar 4.7 dan 4.8) coba ini diperoleh gerabah yang kurang
baik, hasil yang diperoleh adanya
Komposisi; butiran utama pembentuk
keretakan pada bagian bawah “badan”
batuan adalah litoklas terdiri dari pecahan
gerabah, di bagian “bibir “gerabah ada
batugamping mudstone, wackestone (H-J, 3-
patahan dan ada lubang-lubang kecil
5, A-O, 3-5, G-K,T foto atas plate P-01) dan
pada dinding “badan” gerabah
butiran Kristal kalsit dan dolomit
(neomorphosed limestone; J-M, 6-7,E-F, 9- 2. Uji coba 2; (1:1) Pada campuran uji
10, foto atas P-02) bercampur dengan coba ini diperoleh gerabah yang kurang
kuarsa monokristalin (K,4-5,G,5-6;J,8;foto baik, hasil pada tahap pendinginan
bawah plate P-02) fragmen batulempung (J- gerabah dilihat adanya keretakan dari
P,1-2; foto atas plate P-02), fragmen batuan “bibir” gerabah sampai bagian bawah
beku (F-J,9-10; foto bawah plate P-01), dan “badan” gerabah
foram plangtonik dijumpai dalam jumla
3. Uji coba 3; (1,5: ) hasil kurang baik pada
sedikit. Beberapa butiran lain yang
tahap pembakaran dan tahap
diketemukan dalam jumlah sangat sedikit
pendinginan gerabah, dilihat adanya
adalah rijang K-felspar hadir sebagai ortoklas
lubang- lubang kecil pada dinding
(G-J,8-10; Foto bawah plate P-02), zeolit
“badan” gerabah
plagioklas dan butiran tak teridentifikasi.
Masadasar hadir dalam jumlah sedang 4. Uji coba 4; (2:1) Pada campuran uji
sebagai campuran lempung detritus, coba ini diperoleh gerabah yang sedikit
lempung karbonat, mika, kuarsa, dolomite, baik tetapi pada tahap pembakaran
kalsit. Mineral sekunder sebagai hasil kemudian tahap pendinginan gerabah
ubahan butiran dan masadasar tidak bisa bagian bawah “badan” gerabah terjadi
diketaui disebabkan tidak adanya data awal keretakan.
sebelum pembakaran dalam suhu yang
tinggi. Batuan diperkirakan sebagai 5. Uji coba 5; (3:1) Pada campuran uji
argillaceous lithoclast limestone. coba ini diperoleh gerabah yang sangat
baik karena pada tahap pencampuran
Porositas; porositas visual tergolong baik bahan baku dan tahap dibentuknya
(18%), porositas ini diwakili oleh porositas gerabah hasil yang dibentuk sangat
pelarut. Porositas terbentuk pada saat baik, kemudian tahap penjemuran
dilakukan pembakaran atau terbentuk akibat gerabahpun tidak ada lubang –lubang
preparasi sayatan tipis dibuat dengan kecil pada dinding gerabah dan di
melakukan impergnasi larutan biru didalam bagian seluruh “badan” gerabah tidak
pori didalam preparasi akan sangat ada keretakan. Lalu pada tahap
membatu dalam mengidentifikasi pembakaran gerabah sangat matang
pembentukan porositasnya. sempurna, tidak ada keretakan.
3.2 Hasil Uji Coba Komposisi Bahan Dengan demikian di rekomendasikan bahwa
untuk mendapatkan gerabah dengan
Uji coba campuran bahan Baku gerabah kualitas yang baik maka dapat dilakukan
yaitu lempung dan pasir untuk mendapatkan dengan komposisi pada uji coba ke 5 yaitu
kualitas gerabah yang baik dapat dilakukan
perbandingan antara lempung dan pasir
dengan beberapa komposisi diantaranya;
adalah 3:1.
komposisi (Lempung : Pasir); (1:0,5), (1:1),
(1,5:1), (2:1), (3:1)

179
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
V. KESIMPULAN material yang hilang selama pengujian
Pembahasan ini dapat di simpulkan bahwa sebanyak 0,98 gram. Visualisasi
untuk penentuan parameter sifat fisik tergolong plastis, kadar air 48,92 %,
lempung dilakukan dengan cara uji Atterberg limit : LL 70%, PL 19,52%, SL
laboratorium, dimana hasil parameter sifat 24,98%, dan berat spesifik 2,64. Pada
fisik yang diperoleh antara lain; hasil gerabah yang telah dibakar
kemudian dianalisis melalui analisis
1. Komposisi mineral lempung dan sifat Petrografi didapat tekstur ukuran butir
fisik tanah lempung sebagai bahan baku rata-rata 0,4 mm, komposisi batuan
utama gerabah terdiri dari: diperkirakan sebagai argillaceous
lithoclast limestone, dan porositas
a. Komposisi mineral lempung diketahui
visual tergolong baik(18%) yang diwakili
melalui analisis XRD didominasi
oleh porositas pelarutan.
mineral-mineral klorit, kaolinit, dickite,
lepidocrocite, tremolit, clinoptilolite, 2. Berdasarkan hasil uji coba maka
kuthnahorite, diaspore, talk, hematit, diperoleh komposisi lempung dan pasir
dan chamosite. Dalam grafik analisis sebagai bahan baku gerabah yang baik
XRD mineral-mineral yang memiliki adalah komposisi lempung dan pasir (3:1)
panjang gelombang tinggi adalah
mineral lepidocrocite dan clinoptilolite. VI. ACKNOWLEDGEMENT
b. Sifat fisik tanah lempung sebagai bahan Penelitian ini merupakan kerja sama antara
baku antara lain; Distribusi ukuran butir penulis dan alumini mahasiswa teknik
pertambangan UNDANA yang melakukan
pada mesh 0,075 mm diperoleh berat
penelitian pada Tahun 2013.
tertahan sebanyak 1,81 gram, mass
pasing sebanyak 24,14 gram dan

DAFTAR PUSTAKA
Dewan Sntadarisasi Nasional – DSN.”Buku mengenai mutu dan Cara uji bata Merah pejal”, SNI 15-
20-1994-1997.
Tim Laboratorium Geoteknik dan Mekanika Tanah. “Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah (I
dan II)”, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.2008.
Henda V.R. Taopan.”Buku Bahan Ajar Mekanika Tanah “. Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Nusa cendana.
L.Widarto,” Buku Teknologi Tepat Guna Membuat Gerabah”. 1995
Ambar Astuti, MA,” Buku Pengetahuan Keramik”. Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Gadjah Mada. 1997
Noonr Endah Mochtar.MSc., Ph.D dan Ir. Indrasurya, B.Mochtar MSc., Ph.D, “Buku Mekanika
Tanah (Prinsip Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga Institut Teknologi Surabaya, 10 November
1998.
Puspitasari Delvita*, Suhaldi, Yulianto Agus, analisis sifat mekanik dan foto mikroskopis keramik
berbahan dasar lempung bersisik (sclay clay) formasi karangsambung kebumen, jurnal.FMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2013

180
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi lokasi penelitian penelitian yang terdiri dari lempung
dengan lapisan penutup vegetasi

Gambar 2.2 Stratigrafi lempung di lokasi penelitian

181
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 2.3 Peta geologi daerah penelitian yang menunjukan arah kemenerusan
struktur kearah selatan Kabupaten Belu

Sumber: Data primer, hasil olahan laboratorium UGM, 2009


Gambar 4.2 Grafik XRD lapisan 1

182
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Sumber: Data primer, hasil olahan laboratorium UGM, 2009


Gambar 4.3 Grafik XRD lapisan 2

Sumber: Data primer, hasil olahan laboratorium UGM, 2009


Gambar 4.4 Grafik XRD lapisan 3

Gambar 4.6 Grafik Ukuran Butir Partikel

183
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 4.6 Visualisasi Hasil Plastis Sederhana

Gambar 4.7 Nikol Bersilang 33X Plate P-02 (Percontohan sayatan gerabah)

184
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 4.8 Nikol Bersilang 126X Plate P-01 (Percontohan sayatan gerabah)

185

Anda mungkin juga menyukai