DISUSUN OLEH :
BONITA INTAN SUSIMAH
07300130019
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Tanah liat atau lempung (clay) merupakan tanah dengan kadar mineral
lempung yang tinggi.
Berasal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun dari
batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan beku.
Memiliki leburan silika yang sangat halus akibat melapuknya batuan silika
karena pengaruh asam karbonat.
Ciri-ciri tanah liat atau lempung :
Tanahnya sulit menyerap air, tidak cocok untuk lahan pertanian.
Teksturnya lengket dalam keadaan basah dan kuat menyatu antar butiran.
Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
Bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya.
GENESA
Genesa
Hampir semua tanah liat yang ada
di Indonesia disebut "lempung".
Lempung merupakan produk alam,
yaitu hasil pelapukan kulit bumi
yang sebagian besar terdiri dari
batuan feldspatik berupa batuan
granit dan batuan beku. Hasil
pelapukan tersebut berbentuk
partikel-partikel
halus
dan
sebagian besar dipindahkan oleh
tenaga air, angin dan gletser ke
suatu tempat yang lebih rendah
dan jauh dari tempat batuan induk.
Maka tanah liat termasuk dalam
golongan batuan Sedimen. Alam
memproduksi tanah liat secara
terus menerus, sehingga tidak
mengherankan jika tanah liat
terdapat
dimana-mana
dan
jumlahnya sangat besar.
Tanah liat merupakan suatu zat yang terbentuk dari partikelpartikel yang sangat kecil terutama dari mineral-mineral yang
disebut Kaolinit, yaitu persenyawaan dari Oksida Alumina
(AlO), dengan Oksida Silica (SiO) dan Air (HO).
Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina,
yang dalam keadaan murni mempunyai rumus:
AlO 2SiO 2HO
PENGOLAHAN
TANAH LIAT
Persyaratan Tanah
Liat
a. Plastisitas
Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses
pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.
b. Homogen
Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya
merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
c. Bebas dari gelembung udara
Jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan
kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau
pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
d. Memiliki kemampuan bentuk
Kemampuan bentuk berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses
pembentukan selesai.
Teknik Kering
1. Penjemuran
Bongkahan tanah dipecah-pecah hingga
menjadi butir-butir yang lebih kecil, kemudian
dijemur hingga kering secara merata.
2. Penumbukan
Bahan tanah liat yang sudah kering ditumbuk
sampai halus dengan mortar dan pestle atau
alat penumbuk. Setelah ditumbuk tanah liat
akan menjadi halus seperti tepung.
3. Penyaringan
Hasil penumbukan tanah liat yang sudah
halus disaring dengan menggunakan saringan
mesh 50 atau jika menghendaki yang lebih
halus lagi dapat menggunakan saringan
dengan ukuran 70, 80 sampai 100. Butiran
kasar yang tidak tersaring dapat ditumbuk
dan disaring kembali.
4. Penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk masing-masing jenis
tanah liat sesuai persentase berat yang ditentukan.
Tiap perbandingan campuran dicatat untk mengetahui
perbandingan bahan yang dibutuhkan. Untuk
menyiapkan satu jenis tanah liat, tepung tanah liat
ditimbang untuk menentukan jumlah air yang
diperlukan.
5. Pencampuran
Tanah liat yang sudah ditimbang dicampur dalam
suatu wadah dengan cara diaduk. Tambahkan air
sebanyak 30 40 % dari jumlah tanah liat kering.
Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan
merata sambil diaduk dan diremas-remas, sehingga
kandungan air dalam tanah liat cukup dan siap untuk
diuli.
6. Pengulian
Pengulian tanah liat dilakukan agar tanah liat menjadi
plastis dan homogen, kemudian dibentuk menjadi
bulatan-bulatan bola tanah liat.
7. Penyimpanan/Pemeraman
Bulatan-bulatan bola tanah liat disimpan dalam
kantong plastik dan ditutup rapat selama kurang lebih
7 hari. Dalam proses ini terjadi proses fermentasi dari
unsur-unsur organic yang dikandungnya, sehingga
tanah liat menjadi lebih plastis.
Peralatan
Ember besar
Pengaduk
Saringan mesh 60
Gayung
Meja gips
Kawat pemotong
Plastik
Bak penyimpan bahan
Bahan
Tanah liat alam
Teknik Basah
Merupakan proses pengolahan yang paling sederhana, karena bahan
yang diolah merupakan bahan tanah liat tunggal, yaitu bahan tanah liat
alam yang dapat digunakan secara langsung untuk membentuk benda
keramik tanpa mencampurnya dengan bahan lain, seperti tanah
liat earthenware maupun stoneware.
Biasanya dilakukan oleh perajin keramik tradisional dengan bahan
lokal yang ada di daerah.
POTENSI
CADANGAN
Lokasi:
Banten: Kab. Lebak, Kab.Serang, Kab.Tangerang.
Jabar: Kab.Garut, Kuningan, Majalengka, Karawang,
Purwakarta,Cirebon, Sumedang, Subang, Bekasi,
Bogor, Bandung, Sukabumi, Cianjur.
Manfaat:
- Campuran bahan baku Industri Keramik
- Bahan baku Semen
- Pembuatan Genteng dan Bata Merah
1.Metode geologi.
Metode geologi dilakukan dengan beberapa survei, yaitu :
Survei pengindraan jarak jauh, Survei geologi permukaan, Survei
geologi bawah tanah atau dalam terowongan.
2.Metode geofisika.
Metode pengambilan data geofisika dilakuakn dengan :
Survei geofisika dari udara (airbone surveys), Survei geofisika dilaut
atau danau atau sungai, Survei geofisika darat.
3.Metode geokimia.
Metode Geokimia merupakan metode yang
mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, &
migrasi unsur2 bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan
tujuan mendeteksi endapan bijih
Tabel 1. Lempung
Provinsi
Lokasi
Bangka Belitung
Riau
Lampung
Sumut
Sumsel
DI Aceh
Banten
Papua
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Jereweh, Taliwang
EKSPLOITASI
1. Ripper
2. Excavator
3. Loader
4. Dump Truck
Bagaimana cara
penambangan
tanah liat?
KEGUNAAN
TANAH LIAT