Anda di halaman 1dari 39

TANAH LIAT (CLAY)

DISUSUN OLEH :
BONITA INTAN SUSIMAH
07300130019
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI

PENDAHULUAN

Pendahuluan
Tanah liat atau lempung (clay) merupakan tanah dengan kadar mineral
lempung yang tinggi.
Berasal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun dari
batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan beku.
Memiliki leburan silika yang sangat halus akibat melapuknya batuan silika
karena pengaruh asam karbonat.
Ciri-ciri tanah liat atau lempung :
Tanahnya sulit menyerap air, tidak cocok untuk lahan pertanian.
Teksturnya lengket dalam keadaan basah dan kuat menyatu antar butiran.
Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
Bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya.

Jenis-jenis tanah liat


Tanah Liat Primer (residu)
Tanah liat yang dihasilkan dari
pelapukan batuan feldspatik oleh
tenaga endogen yang tidak
berpindah dari batuan induk
(batuan asalnya).
Dalam keadaan kering sangat rapuh
sehingga mudah ditumbuk menjadi
tepung.
Berwarna putih atau putih kusam.
Suhu matang berkisar 1300-1400 C

Ciri-ciri tanah liat primer :


warna putih sampai putih kusam,
cenderung berbutir kasar,
tidak plastis,
daya lebur tinggi,
daya susut kecil, dan
bersifat tahan api.
Yang termasuk tanah liat primer antara lain:
kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite.

Tanah Liat Sekunder (endapan)


Tanah liat hasil pelapukan batuan
feldspatik yang berpindah jauh dari
batuan induknya karena tenaga eksogen,
Dalam perjalanan bercampur dengan
bahan-bahan organik maupun anorganik,
merubah sifat-sifat kimia maupun fisika
tanah liat, menghasilkan tanah liat yang
lebih halus dan lebih plastis.
Berbutir halus, berwarna krem/abuabu/coklat/merah jambu/kuning.
Suhu matang berkisar antara 900-1400 C.

Tanah liat sekunder memiliki ciri-ciri :


Kurang murni,
Cenderung berbutir halus,
Plastis,
Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning
muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman, dan
Daya susut tinggi.

GENESA

Genesa
Hampir semua tanah liat yang ada
di Indonesia disebut "lempung".
Lempung merupakan produk alam,
yaitu hasil pelapukan kulit bumi
yang sebagian besar terdiri dari
batuan feldspatik berupa batuan
granit dan batuan beku. Hasil
pelapukan tersebut berbentuk
partikel-partikel
halus
dan
sebagian besar dipindahkan oleh
tenaga air, angin dan gletser ke
suatu tempat yang lebih rendah
dan jauh dari tempat batuan induk.
Maka tanah liat termasuk dalam
golongan batuan Sedimen. Alam
memproduksi tanah liat secara
terus menerus, sehingga tidak
mengherankan jika tanah liat
terdapat
dimana-mana
dan
jumlahnya sangat besar.

Tanah liat merupakan suatu zat yang terbentuk dari partikelpartikel yang sangat kecil terutama dari mineral-mineral yang
disebut Kaolinit, yaitu persenyawaan dari Oksida Alumina
(AlO), dengan Oksida Silica (SiO) dan Air (HO).
Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina,
yang dalam keadaan murni mempunyai rumus:
AlO 2SiO 2HO

PENGOLAHAN
TANAH LIAT

Persyaratan Tanah
Liat
a. Plastisitas
Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses
pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.
b. Homogen
Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya
merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
c. Bebas dari gelembung udara
Jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan
kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau
pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
d. Memiliki kemampuan bentuk
Kemampuan bentuk berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses
pembentukan selesai.

Teknik Kering
1. Penjemuran
Bongkahan tanah dipecah-pecah hingga
menjadi butir-butir yang lebih kecil, kemudian
dijemur hingga kering secara merata.
2. Penumbukan
Bahan tanah liat yang sudah kering ditumbuk
sampai halus dengan mortar dan pestle atau
alat penumbuk. Setelah ditumbuk tanah liat
akan menjadi halus seperti tepung.
3. Penyaringan
Hasil penumbukan tanah liat yang sudah
halus disaring dengan menggunakan saringan
mesh 50 atau jika menghendaki yang lebih
halus lagi dapat menggunakan saringan
dengan ukuran 70, 80 sampai 100. Butiran
kasar yang tidak tersaring dapat ditumbuk
dan disaring kembali.

4. Penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk masing-masing jenis
tanah liat sesuai persentase berat yang ditentukan.
Tiap perbandingan campuran dicatat untk mengetahui
perbandingan bahan yang dibutuhkan. Untuk
menyiapkan satu jenis tanah liat, tepung tanah liat
ditimbang untuk menentukan jumlah air yang
diperlukan.
5. Pencampuran
Tanah liat yang sudah ditimbang dicampur dalam
suatu wadah dengan cara diaduk. Tambahkan air
sebanyak 30 40 % dari jumlah tanah liat kering.
Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan
merata sambil diaduk dan diremas-remas, sehingga
kandungan air dalam tanah liat cukup dan siap untuk
diuli.
6. Pengulian
Pengulian tanah liat dilakukan agar tanah liat menjadi
plastis dan homogen, kemudian dibentuk menjadi
bulatan-bulatan bola tanah liat.
7. Penyimpanan/Pemeraman
Bulatan-bulatan bola tanah liat disimpan dalam
kantong plastik dan ditutup rapat selama kurang lebih
7 hari. Dalam proses ini terjadi proses fermentasi dari
unsur-unsur organic yang dikandungnya, sehingga
tanah liat menjadi lebih plastis.

Peralatan
Ember besar
Pengaduk
Saringan mesh 60
Gayung
Meja gips
Kawat pemotong
Plastik
Bak penyimpan bahan
Bahan
Tanah liat alam

Teknik Basah
Merupakan proses pengolahan yang paling sederhana, karena bahan
yang diolah merupakan bahan tanah liat tunggal, yaitu bahan tanah liat
alam yang dapat digunakan secara langsung untuk membentuk benda
keramik tanpa mencampurnya dengan bahan lain, seperti tanah
liat earthenware maupun stoneware.
Biasanya dilakukan oleh perajin keramik tradisional dengan bahan
lokal yang ada di daerah.

POTENSI
CADANGAN

Lokasi:
Banten: Kab. Lebak, Kab.Serang, Kab.Tangerang.
Jabar: Kab.Garut, Kuningan, Majalengka, Karawang,
Purwakarta,Cirebon, Sumedang, Subang, Bekasi,
Bogor, Bandung, Sukabumi, Cianjur.
Manfaat:
- Campuran bahan baku Industri Keramik
- Bahan baku Semen
- Pembuatan Genteng dan Bata Merah

Cadangan kaolin menurut penyelidikan


sebelum tahun 1950 diketahui sekitar 7,2
juta ton. Penyelidikan sesudah tahun 1950,
yang meliputi daerah Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Pulau Bangka dan
Belitung menghasilkan angka cadangan
perkiraan sebesar 66.212.00 ton, termasuk
di dalamnya 12.946.830 ton cadangan
terbukti (proved), 26.565.232 ton cadangan
terunjuk (posable), dan 26.700.000 ton
cadangan tereka(posible) dngan mutu yang
cukup baik sebagai bahan keramikdan untuk
pengisi filter.

Disamping cadangan tersebut masih


terdapat deposit lainnya yang
masihmemerlukan penyelidikanlebih lanjut,
yaitu berupa cadangan hipotesisyang
berjumlah puluhan juta ton, serta tersebar
disumatera, jawa, dan sulawesi utara.

Potensi tanah liat di Jawa Barat tersebar cukup


luas, yaitu: Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya,
Garut, Kuningan, Majalengka, Indramayu,
Cirebon, Sumedang, Subang, Karawang,
Purwakarta, Bekasi, Bogor, Cianjur, Sukabumi
dan Bandung.
Kabupaten Majalengka: Kec. Jatiwangi,
Sukahaji, Panyingkiran, Jatitujuh, Palasah,
Ligung dan Sumberjaya (jumlah cadangan
hipotetik = 622.875.000 ton)
Kabupaten Sumedang: Kec.Darmaja (cadangan
hipotetik sebesar 40.000.000 ton).
Kabupaten Karawang: Kec.Cikampek (cadangan
hipotetik 115.115.220 ton).
Kabupaten Purwakarta: Kecamatan Plered dan
Tegalwaru dengan jumlah cadangan hipotetik
mencapai 85.800.000 ton.

Kabupaten Bekasi: Kec. Lemahabang dan Cikarang dengan


cadangan hipotetik 62.150.000.
Kabupaten Sukabumi: Kecamatan Cidolog, Cibadak,
Cicantayan, Cisaat, Gunung Guruh, Surade, Lengkong,
Sagaranten, Nyalindung, Cikembar dan Cisolok dengan
cadangan hipotetik 2.753.143.918 ton.
Produksi lempung pada tahun 2006 di Jawa Barat
terbanyak di Kabupaten Bogor sebanyak 2.324.404,85 Ton
dan Kab.Sukabumi sebanyak 119.379,68 Ton. (Distamben
Jabar, 2007). Sedangkan di provinsi Banten perkiraan
cadangan lempung/tanah liat sebesar 27.000.000 ton
dengan luas wilayah 668,50ha di Kabupaten Lebak, di
Kab.Serang sekitar 40.178.500 ton, dan sekitar
30.000.000 ton di Kab.Tangerang.

Metode dalam Ekplorasi Clay

Sama halnya dengan bahan galian yang lain, eksplorasi clay


dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1.Metode geologi.
Metode geologi dilakukan dengan beberapa survei, yaitu :
Survei pengindraan jarak jauh, Survei geologi permukaan, Survei
geologi bawah tanah atau dalam terowongan.
2.Metode geofisika.
Metode pengambilan data geofisika dilakuakn dengan :
Survei geofisika dari udara (airbone surveys), Survei geofisika dilaut
atau danau atau sungai, Survei geofisika darat.
3.Metode geokimia.
Metode Geokimia merupakan metode yang
mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, &
migrasi unsur2 bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan
tujuan mendeteksi endapan bijih

Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas


sumber daya endapan lempung, perlu
dilakukan eksplorasi.
Metode Eksplorasi yang digunakan
diantaranya dengan pengeboran atau
pembuatan sumur uji.

Penambangan ini dilakukan dengan dua


cara tergantung pada kondisi endapannya
(Bisri dan Riyanto, 1990) :
1.Tambang terbuka (open pit mining).
2.Tambang semprot (hidraulicking).

Beberapa daerah yang menghasilkan jumlah besar jenis


tertentu dari lempung. Produsen lempung dunia adalah
Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, Inggris, Kanada, dan negaranegara lain macam. Amerika Serikat ekspor hampir setengah
dari seluruh dunia produksi.

Penyebaran lokasi lempung di Indonesia meliputi daerah yang


sangat luas seperti di Provinsi Bangka Belitung,
Riau dan masih banyak lagi (Tabel 1.).
Berbagai jenis lempung dihasilkan dari beberapa
daerah tersebut

Tabel 1. Lempung
Provinsi

Lokasi

Bangka Belitung

Belinyu, Koba, Toboali, Jebus, Sungailiat, Muntok, Kelapa,


Merawang, Pangkalan Baru, Pangkal Balam, Rangkui, Bukit
Intan, Koba, Payung, Sungai Selan, Lepar Pongok, Taman
Sari, Dendang, Gantung, Kelapa Kampit, Manggar,
Membalong, Tanjung Pandan

Riau

Bangun Jaya, Tali Kumain, Daludalu, Kepenuhan Hulu,


Rokan Timur, Tibawan, Sukadamai, Bantaian,
Tanjungpadang, Tanjungmedan, Desa Siarangarang

Lampung

Wirabangun, Mekartitama, Sidang Gunung Tiga, Batu


Ampar, Panaragan Kampung, Buyut, Desa Sukamarga, Way
Maya, Dusun Sukajadi, Desa Lintik, Desa Lemong, Dusun
Serarukuh, Desa Luas, Kp Tanjungbaru, Desa Bahu/Baru, S.
Giham, Dusun Dangduanan Bambu Kuning, Pekon Sedayu,
Kecamatan Semaka; Desa Banyuwangi, Desa Panjirejo

Sumut

Ilinaa, Lahewa, Hilibasi, Teterosihiram, Lelegohi, Lelehua,


Simalungun

Sumsel

Batuampar, Kijang ulu, Talang Pangeran, Teluk Gelam,


Bunut, Sepucuk, Gading Rejo, Sidomulyo, Muara Burnai,
Tugu Agung

DI Aceh

Bakongan, Trumon, Desa Solok, Desa Sumber Mukti, Desa


Mukti Jaya, Desa Singkohor, Desa Singgersing, Desa
Namabuaya, Desa Danau Bungara, Desa Amaiting Jaya,
Desa Lugu, Desa Dihit

Banten

Luhur Jaya, Cipay, Ciruas, Pabuaran

Papua

Desa Yeruboy, Desa Sosmay, Desa Saukobiye

Kalimantan Barat

Belimbing, Nanga Pinoh, Nanga Ella Hilir, Nanga Sayan,


Desa Jelimpo, Desa Tubang, Desa Tebedak, Desa
Ambarang, Desa Engkadu, Pedataran Desa Muara Behe,
Desa Sidas, Desa Anik, Desa Darit, Desa Keranji Panjang,
Desa Sungai Mawang, Desa Meliau Hilir, Desa Subah, Batu
Besi, Sei Jotang, Kedakas Binjai, Desa Tanjung, Desa Tanap,
Desa Mobuy, Tunggul Boyok, Desa Sape, Desa Manawai,
Desa Balaikarang Satu, Desa Lubuk Sabuk

Kalimantan Tengah

Seruyan, Kotawaringin Timur

Nusa Tenggara Barat

Jereweh, Taliwang

EKSPLOITASI

Dalam tahap penambangan biasanya digunakan beberapa alat berat seperti:

1. Ripper
2. Excavator
3. Loader
4. Dump Truck

Bagaimana cara
penambangan
tanah liat?

Untuk penambangan tanah liat (clay) karena relatif lunak maka


penambangannya bisa dilakukan dengan peralatan sederhana yaitu dengan
Ripper, Excavator dan Dump truck. Setelah material tersebut terberai
karena proses ripping , material dipungut dengan menggunakan excavator
kemudian diangkut dengan dump truck menuju stock pile atau langsung
menuju tempat crusher.

KEGUNAAN
TANAH LIAT

Kegunaan Tanah Liat


Tanah liat atau lempung memiliki
banyak manfaat yang diantaranya:
Tanah liat untuk seni kerajinan
Tanah liat berguna sebagai bahan
dasar untuk membuat berbagai seni
kerajinan, seperti gerabah dan guci.
Kerajinan yang terbuat dari tanah liat
masih banyak diminati, karena
bentuknya yang khas/unik dan
inspiratif.

Tanah liat untuk pembuatan


genteng
Genteng tanah liat, genteng
katagori ini terbuat dari tanah liat
yg ditekan / di-press. Kemudian
dipanaskan menggunakan bara api
dengan
derajat
kepanasan
tertentu. Genteng dengan bahan
tanah liat masih diminati. Meski
prosesnya memerlukan energi yang
tidak sedikit, tetapi di sisi lain tanah
liat sebenarnya dapat menyerap
panas. Ini yang membuat rumah
menjadi lebih sejuk dengan
menggunakan genteng yg terbuat
dari tanah liat.

Tanah liat untuk kesehatan


dan kecantikan
Dari penelitian, tanah liat juga
sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh dan kecantikan kulit. Hal ini
terbukti karena tanah liat memiliki
mineral mineral penting yang
berguna buat tubuh. antara lain,
kalsium, zat besi, magnesium,
mangan, potasium, silica, dan lain
lain.

Anda mungkin juga menyukai