Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI BIJIH NIKEL SULFIDA

Untuk memahami klasifikasi tubuh batuan mafic dan ultramafic beserta


asosiasinya dapat dilihat pada tabel 2.5 dimana nikel sulfida berasosiasi dengan
batuan mafic-ultramafic. Klasifikasi nikel sulfida (Ross and Travis 1981)

Dari gambar diatas, menunjukkan bahwa distribusi nikel sulfida > 0,8%
terdapat pada intrusi mafic dan ultramafic. Kategori ini termasuk 54 endapan di
‘Archean greenstone belt in Western Australia’ kanada dan zibabwe. Endapan
yang penting juga terdapat di kompleks sudbury kanada. Endapan disudbury
hampir 40% nikel murni.
1. Kelas Dunit-Peridotit
 Asosiasi intrusi dunit
 Asosiasi peridotit volkanic
2. Kelas Gabroid
 Intrusi mafic/ultramafic yang kompleks
 Lapisan intrusi
 Sudbury

1) Karakteristik umum dari nikel sulfida yang berasosiasi dengan batuan


dunit-peridotit
a) Persebaran bijih
Persebaran bijih nikel sulfida mayoritas ada disektor selatan dari blok
Yilgarn, Australia Barat.

b) Ukuran dan kualitas bijih


Endapan bijih dari batuan dunit-peridotit dibagi menjadi 2 jenis yaitu
volcanic-peridotite dan intrusive-dunite. Pada endapan volcanic-
peridotite biasa memiliki ukuran yang relatif kecil (1x106-5x106 ton)
dan high grade (1,5 – 3,5% Ni). Pada endapan intrusive-dunite terbagi
menjadi 2 jenis yaitu medium size dan very large size, pada medium
size mengandung bijih jenis high dan low grade. Dan pada jenis very
large size mengandung jenis bijih low grade saja.

c) Pembentukan dan petrologi dari batuan induk


Endapan nikel sulfida dari batuan dunit-peridotit terbentuk di Archaean
greenstone belts. Greenstone belts didominasi oleh litologi batuan beku
mafic dengan struktur lava bantal dan batuan ultramafic.
 Asosiasi dengan batuan vulkanik-peridotit
Bijih yang berasosiasi dengan volkanik-peridotit secara normal
terbentuk dengan aliran, yang mempunyai ketebalan hingga 100 mm
dan memiliki jenis lava ultrabasa yang juga bisa disebut komatities.
Secara petrologi biasanya lava ini memiliki kandungan yang kaya
akan MgO dan mungkin memiliki tekstur khusus yang disebut
spinifex pada bagian atas aliran.
 Asosiasi dengan batuan intrusi-dunit
Bijih endapan sulfida pada asosiasi batuan intrusi-dunit ini memiliki
bentuk melensa dengan ukuran yang bervariasi. Komposisi dari lensa
ini didominasi oleh mineral olivin atau produk alterasinya.
d) Mineralogi
 Asosiasi dengan batuan vulkanik-peridotit
Pada jenis ini biasanya dijumpai sejumlah mineral opak yang umum,
dan dibeberapa tempat bijih dengan ukuran yang sangat besar
terbentuk mineral opak yang melimpah tetapi secara lokal, dan
mineral bijih ekonomis yang sangat sering muncul adalah penlandite.
 Asosiasi dengan batuan intrusi-dunit
Pada asosiasi jenis ini dicirikan dengan mineralisasi sulfida yang
bersifat menyebar. Menurut marston et al (1981), bahwa sulfida
berjenis higher grade di Australia terbentuk dan didominasi mineral
pyrhotite, dan penlandite dengan mineral yang lain seperti magnetite,
chromite, pyrite, dan chalcopyrite. Pyrite dan pyrhotite adalah penciri
dari bijih berjenis low-grade.

e) Setting Tektonik
Menurut Groove et al (1984) bahwa tektonik setting yang terjadi pada
blok Yilgarn, Australia barat adalah jenis setting struktur yang secara
unik terpisah dan hanya terjadi secara lokal, dan juga bijih yang
terbentuk pada kedua asosiasi merupakan jenis yang berbeda dari
mayor fault-controlled rift system.

f) Genesa
 Asosiasi vulkanik peridotit
Para ahli geologi berpendapat endapan bijih ini terbentuk dari proses
immisicible larutan sulfida dari magma ultrabasa. Namun hal ini
masih menimbulkan kontroversi tentang mekanismenya serat
keberadaan sulfida didalam magma ultrabasa.
Naldert (1975) mencoba menjelaskan hal ini dengan pemodelan ‘bola
bilyard’. Model ini menggunakan mekanisme gravitational settling
dari mineral sulfida berat saat magma mulai membeku. Namun model
ini mengalami pertentangan karena dalam kondisi tersebut harusnya
akan terbentuk zona akumulasi olivin.
Ahli geologi dari Australia telah mengembangkan permodelan
dinamis untuk separasi sulfida. Ross dan Hopkings (1975)
mengusulkan pemodelan segregasi sulfida dan silika saat magma
bergerak secara vertikal karena perbedaan viskositas. Model ini terus
dikembangkan hingga bisa menjelaskan pemisahan larutan silika,
larutan sulfida, dan zona mineralisasi olivin dalam aliran horizontal.
Fase sulfida berviskositas rendah ini dapat menjelaskan keberadaan
aliran lava yang berbeda dengan struktur aliran dan tekstur jaring
pada tubuh bijih.
Sumber sulfur dalam tubuh bijih belum diketahui secara pasti. Sulfur
dapat terbentuk dari lapisan mantel bumi maupun dari pengkayaan
sulfur dari batuan sedimen, keduanya dapat menghasilkan endapan
bijih sulfida.
Tidak semua ahli geologi menganggap proses segregasi magmatis
menghasilkan endapan sulfida. Model exhalative-vulkanik sudah
diajukan oleh Lusk (1976), namun menimbulkan banyak perdebatan.
Barett dan ilmuwan lainnya menjelaskan bahwa endapan bijih sulfida
masif terbentuk dari pengangkatan tekstur jaring saat metamorfisme
regional. Namun Grove dan Hudson (1981) berpendapat bahwa
perubahan matriks batuan menjadi mineral bijih hanya terjadi dalam
skala kecil atau jarang terjadi. Di Zimbabwe bijih berkualitas rendah
bisa mengalami pengkayaan karena proses serpentinisasi akibat
metamorfisme regional. Di Epoch dan Dambe endapan nikel yang
terbentuk saat serpentinisasi dapat merubah pyrholite menjadi
milierite dan berkembang menjadi tubuh bijih berkualitas tinggi.

 Asosiasi intrusi dunit


Diantara ahli geologi telah mendiskusikan bahwa genesa intrusi dunit
yang mengandung sulfida berhubungan dengan segregasi magma
ultrabasa. Bukti utamanya adalah adanya asosiasi sulfida pada batuan
dunite dan serpentine. Kedekatan spasial dan kemiripan komposisi
antara intrusi dunite dan lapisan komattite didistrik Forrestania (Porter
dan McKay, 1981) menjelaskan keduanya berasal dari sistem
magmatik yang sama. Hal ini turut mendukung teori segregasi magma
pembentuk bijih nikel dengan asosiasi peridotit vulkanik.
Perbedaan endapan dan kualitas endapan disekitar intrusi dunit
mencerminkan perbedaan waktu segregasi sulfida. Kandungan sulfida
yang terdisiminasi secara dominan mengindikasikan proses segregasi
tahap akhir yang terperangkap di antara kristal olivin. Bagaimanapun
juga, keberadaan endapan bijih sulfida masif didekat footwall yang
mengalami kontak dengan dunit menunjukkan adanya mekanisme
gravitasional settling. Bukti.bukti yang ada di Agnew menunjukan
bahwa proses metamorfisme berperan besar dalam mengembangkan
fitur magmatik diberbagai tipe endapan.
Sabuk greenstone yang berumur Archean ternyata berperan pentung
dalam proses mineralisasi. Keberadaan sabuk ini sangat penting
dalam eksplorasi karena berhubungan dengan pembentukan endapan
bijih. Grove dan Hudson (1981) sudah mendiskusikan hal tersebut.
Mereka berpendapat pembentukan endapan bijih ini berhubungan
dengan setling tektonik sabuk greenstone. Dari studi mengenai sabuk
greenstone di blok Yilgram Australia Barat, mereka menyimpulkan
endapan bijih sulfida nikel terkonsentrasi disabuk yang berumur lebih
muda pada struktur tepi cekungan yang aktif. Hal ini juga
menunjukkan bahwa sedimen yang mengandung sulfida berhubungan
dengan aktivitas vulkanik.
DAFTAR PUSTAKA

Edwards, Richard dan Keith Atkinson. 1986. Ore Deposit Geology and Its
Influence on Mineral Exploration. Chapman and Hall, London.

Anda mungkin juga menyukai