Disusun oleh :
Megasari Widyastuti
M. Fahmi Nashrullah
Bimo Prasetyo D
(Tabel 2.5) Klasifikasi batuan mafik dan ultramafik (Dimodifikasi dari Naldrett, 1981)
Page 2
Dari
terdapat pada intrusi mafic dan ultramafic. Kategori ini termasuk 54 endapan di
Archean greenstone belt in Western Australia kanada dan zibabwe. Endapan yang
penting juga terdapat di kompleks Sudbury di kanada. Endapan di sudbury hampir
40% nikel murni.
Dari ilustrasi di atas Dunit peridotit menyumbang sekitar dari sumber nikel.
Ini cukup menarik ketika salah satu kategori cenderung berpotensi memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dari model mineralisasi ini tidak dinilai hingga penemuan
deposit Kembalda di Australia barat pada tahun 1966.
Contoh diatas menunjukan bahwa sumber nikel mengandung <0,8% dari
kondisi tipe desposit intrusi berlapis seperti yang dijumpai di Kompleks Bush menjadi
sangat penting. Sangat jelas bahwa endapan nikel sulfida memiliki rentang setting
geologi yang luas namun tidak semuanya dapat dijelaskan di chapter ini.
Kelompok 3
Page 3
2.3.3. Karakteristik Umum dari Nikel sulfide yang berasosiasi dengan batuan peridotitdunit
a) Persebaran bijih
Persebaran bijih nikel sulfide mayoritas ada di Sektor Selatan dari Blok
Yilgarn, Australia Barat.
b) Ukuran dan kualitas bijih
Endapan bijih dari batuan Dunit-Peridotit dibagi mejadi 2 jenis yaitu volcanicperidotite dan intrusive-dunite. Pada endapan volcanic-peridotite biasa memiliki
ukuran yang relative kecil (1x106-5x106 ton) dan high grade(1,5 3,5% Ni). Pada
endapan intrusive-dunite terbagi menjadi 2 jenis yaitu medium size dan very large
size, pada medium size mengandung dari bijih jenis high dan low grade. Dan pada
jenis very large size mengandung jenis bijih low grade saja.
c) Pembentukan dan petrologi dari batuan induk.
Endapan nikel sulfide dari batuan dunit-peridotit terbentuk di Archaean
greenstone belts. Greenstone belts memiliki didominasi oleh litologi batuan beku
mafic dengan struktur lava bantal dan batuan ultramafic.
I. Asosiasi dengan batuan volkanik-peridotit
Bijih yang berasosiasi dengan volkanik-peridotit secara normal terbentuk
dengan aliran, yang mempunyai ketebalan hingga 100 mn dan memiliki jenis lava
ultrabasa yang juga bisa disebut komatiities. Secara petrologi biasanya lava ini
memiliki kandungan yang kaya akan MgO dan mungkin memiliki tekstur khusus
yang disebut spinifex pada bagian atas aliran.
II.Asosisasi dengan batuan intrusi-dunit
Bijih endapan sulfida pada asosiasi batuan intrusi-dunit ini memiliki bentuk
melensa dengan ukuran yang bervariasi. Komposisi dari lensa ini didominasi oleh
mineral olivine atau produk alterasinya.
d) Mineralogi
i. Asosiasi dengan batuan volkanik-peridotit
Kelompok 3
Page 4
Pada jenis ini biasanya dijumpai sejumlah mineral opak yang umum, dan
dibeberapa tempat bijih dengan ukuran yang sangat besar terbentuk mineral opak yang
melimpah tetapi secara local, dan mineral bijih ekonomis yang sangat sering muncul
adalah Penlandite.
ii. Asosisasi dengan batuan intrusi-dunit
Pada asosiasi jenis ini dicirikan dengan mineralisasi sulfida yang bersifat
menyebar. Menurut Marston et al (1981), bahwa sulfida berjenis higher grade di
Australia terbentuk dari dominasi mineral pyrrhotite dan penlandite dengan mineral
yang lain seperti magnetite, chromite, pyrite , dan chalcopyrite. Pyrite dan Pyrrhotite
adalah penciri dari bijih berjenis low-grade.
e) Setting Tektonik
Menurut Groove et atl(1984) bahwa tektonik setting yang terjadi pada Blok
Yilgarn, Australia barat adalah jenis setting struktur yang secara unik terpisah dan
hanya terjadi secara local, dan juga bijih yang terbentuk pada kedua asosiasi
merupakan jenis yang berbeda dari mayor fault-controlled rift system.
2.3.4. Daerah Pertambangan Kambalda yang Merupakan Contoh Asosiasi Volkanikperidotit
Mineralisasi nikel di Kambalda pada tahun 1966 merupakan penemuan
terbesar di Archaean greenstone di Australia, dan juga memicu eksplorasi pada daerah
sekitar lokasi tersebut. Lapangan Kambalda merupakan contoh mineralisasi nikel
terbesar dengan jenis asosiasi volcanic-peridotit, dengan jumlah 1,3 1,4 juta ton
bijih dan kandungan rata-rata 3,15% Ni.
Daerah ini memiliki stratigrafi yang terdiri dari 2 jenis sikuen yang terpisah
yaitu Kambalda dan Bluebush sikuen. Keduanya terdiri dari dominasi batuan vulkanik
ultrabasa dan basa dengan kandungan batuan sedimen yang relative sedikit.
Sebenarnya semua bijih nikel di Kambalda ini tebentuk pada asosiasi
Kambalda sikuen, yang terdiri dari footwall basalts, ultramafic rocks, hanging wall
basalts, associated sedimentary and intrusive rocks. Batuan induk utama yang
membentuk mineralisasi nikel sulfida adalah Ultramafic rocks, batuan ini terdiri dari
Kelompok 3
Page 5
mineral Picrites ( 15-28% MgO), peridotit (28-36% MgO), dan mineral olivin
peridotit (>36% MgO) dengan ketebalan mencapai 1000m.
Kelompok 3
Page 6
semua
ahli
geologi
menganggap
proses
segregasi
magmatis
Page 7
Konsensus diantara ahli geologi telah mendiskusikan bahwa genesa intrusi dunite
yang mengandung sulfida berhubungan dengan segregasi magma ultrabasa. Bukti
utamanya adalah adanya asosiasi sulfida pada batuan dunite dan serpentinite. Kedekatan
spasial dan kemiripan komposisi antara intrusi dunite dan lapisan komattite di distrik
Forrestania ( Porter dan McKay, 1981) menjelaskan keduanya berasa; dari sistem
magmatik yang sama. Hal ini turut mendukung teori segregasi magma pembentuk bijih
nikel dengan asosiasi peridotite vulkanik.
Perbedaan tipe endapan dan kualitas endapan di sekitar intrusi dunite
mencerminkan perbedaan waktu segregasi sulfida. Kandungan sulfida yang terdissiminasi
secara dominan mengindikasikan proses segregasi tahap akhir yang terperangkanp di
antara kristal olivin. Bagaimana pun jga, keberadaan endapan bijh sukfida masif di dekat
footwall yang mengalami kontak dengan dunit menunjukan adanya mekanisme
gravitastional Settling. Bukti-bukti yang ada di Agnew menunjukan bahwa proses
metamorfisme berperan besar dalam mengembangkan fitur magmatik di berbagai tipe
endapan.
Sabuk greenstone yang berumur Archean ternyata berperan penting dalam proses
mineralisasi. Keberadaan sabuk ini sangat penting dalam eksplorasi karena berhubungan
dengan pembentukan endapan bijih. Grove dan Hudson (1981) sudah mendiskusan hal
tersebut. Mereka berpendapat pembentukan endapan bijih ini berhubungan dengan setting
tektonik sabuk greenstone. Dari studi mengenai sabuk greenstone di blok Yilgram,
Australia Barat, mereka berkesimpulan endapan bijih sulfida nikel terkonsentrasi di sabuk
yang berumur lebih muda pada struktur tepi cekungan yang aktif. Hal ini juga
menunjukan bahwa sedimen yang mengandung sulfida berhubungan dengan aktivitas
vulkanik.
Page 8
yang mengandung tembaga dan nikel yang tinggi mempunyai karakteristik flora atau
geobotanical yang khusus. Dimana dalam kasus ini, data Landsat mungkin digunakan
sebagai alat dalam pemetaan. Raines dan Wynn (1982) mengidentifikasi nilai dari
data Landsat untuk membuat peta geologi di daratan hutan lebat, dasarnya berupa
kompleks batuan ultrabasa California utara, USA. Pemeriksaan langsung di lapangan
dengan peta geologi yang dibuat dari data Landsat menunjukkan hanya sedikit atau
tidak banyak perbedaan utama.
Pada Australia barat, interpretasi foto udara berperan penting pada tahapan
reconnaissance dalam eksplorasi. Normalnya, langkah pertama dalam interpretasi foto
adalah mengerjakan peta dengan skala 1:25000 menggunakan foto dengan warna asli
dan informasi nya dapat dikombinasi dengan hasil dari magnetometer airbone untuk
menghasilkan peta geologi. Langkah kedua yaitu interpretasi foto kemudian
difokuskan pada area yang lebih menarik atau khusus. Kegunaan tahap kedua yaitu
membedakan warna asli dan warna tidak asli. Keuntungan dari fotografi warna tidak
asli adalah membantu geologist untuk mengidentifikasi area yang dibawahnya
merupakan batuan ultrabasa. Area yang ditutupi oleh laterit dan litologi berupa batuan
felsik juga dapat dikenali.
b) Geokimia
Geokimia memiliki bagian penting dalam mencari nikel sulfida diantaranya
membantu untuk mengidentifikasi host rock dengan potensi yang baik untuk
mineralisasi dan pola dispersi sekunder dari mineral.
Sulfida nikel dari kelas dunit dan peridotit berasosiasi dengan Komatiit.
Pembagian paling efektif antara komatit, toleit dan kalk alkali yang lebih efektif
adalah dengan menggunakan diagram plot Kation Jensen.
Konsentrasi dari TiO2 juga pembeda yang baik : komatit mengandung kurang
dari 1% TiO2, dimana toleitik mengandung lebih dari 1% TiO2. Penelitian tentang
geokimia dari komatit yang merupakan host rock nikel sulfida mengindikasikan
bahwa batuan dengan >40% MgO mempunyai kemungkinan tertinggi mengandung
sulfida nikel (Naldrett dan Arndt, 1976).
Endapan sulfida nikel terbentuk sebagai hasil dari urutan-urutan peristiwa
termasuk pembentukan liquid immiscibility sulfida. Banyak geologist mencoba
mengkarakteristikan bentuk tubuh batuan mafik dan ultramafik
yang dibedakan
berdasarkan fase immisibiliti sulfida. Cameron et al. (1971) menganalisa 1079 sampel
batuan ultramafik dari intrusi termineralisasi dan barren di sabuk kanada dari nilai Cu,
Ni, Co dan S. Beberapa perbedaan tergambar diantara sampel barren dan sapel batuan
Kelompok 3
Page 9
Kelompok 3
Page 10
Nikel sulfida merupakan bijih yang memiliki sifat konduktif dan magnetik.
Sehingga terdapat banyak teknik eksplorasi geofisika yang sesuai untuk melakukan
eksplorasi nikel sulfida.
Di Kanada lapisan es yang luas menghalangi observasi geologi secara
langsung, dan teknik geofisika membantu sebagai langkah utama dalam eksplorasi
tahap reconnaisance. Ahli geofisika Kanada lebih memilih untuk menggunakan
metode magnetik dan elektromagnetik karena murah, memberikan perbedaan fisik
yang baik dan efektif digunakan untuk survey bawah permukaan yang cepat.
Di Australia Barat, geofisika digunakan baik untuk membantu penyelidikan
pemetaan dan untuk evaluasi zona gossan dan anomali geokimia. Keefektifan metode
elektromagnetik sesungguhnya sangat terbatas pada kedalaman zona oksidasi,
kehadiran overburden yang konduktif dan bijih sulfida yang berasosiasi dengan
metasedimen grafit. Namun, penggunaan sistem elektromagnetik single-loop
mengurangi masalah yang disebabkan oleh overburden yang bersifat konduktif.
Kelompok 3
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Edwards, Richard dan Keith Atkinson. 1986. Ore Deposit Geology and Its Influence on
Mineral Exploration. Chapman and Hall, London.
Kelompok 3
Page 12