Anda di halaman 1dari 7

PETA SEBARAN LATERIT DI INDONESIA

Sumber: Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,, 2004 2007

Bijih laterit adalah produk-produk peluruhan batu yang memiliki konten dari
oksida besi. Di Indonesia, sebagian besar terjadi sebagai limonit dalam bentuk tambang
nikel atas lapisan (overburden). Ada juga jenis lain yang ada seperti : saprolit, pirit dan
peridotit. Endapan bijih laterit terbesar berada di Kalimantan Selatan, Maluku Utara,
Papua dan Sulawesi Tenggara. Biasanya memiliki kandungan Fe rendah dan tidak
banyak digunakan untuk industri baja. Menurut informasi yang tersedia, PT. INCO dan
PT. Antam Tbk mengolah bijih limonit, dan ada beberapa rencana untuk
menggunakannya sebagai katalis pencairan batubara. Limonit secara aktif diproses dari
nikel Soroako cadangannya di Sulawesi Selatan oleh PT INCO.

Deposit utama adalah:

* Kota Baru (Batulicin), Kalimantan Selatan - Fe: 39% - 55%, bijih - 485.200.000
ton, logam - 229 juta ton;

* Luwu (Nuha), Sulawesi Selatan - Fe: 49%, bijih - 371.500.000 ton, logam - 182
juta ton;
* Raja Ampat, Irian Jaya Barat - Fe: 30% - 44%; bijih - 287.200.000 ton, logam -
94.800.000 ton.
PETA SEBARAN LATERIT DI DUNIA
Nikel (Ni) adalah unsur yang paling berlimpah kelima di bumi, meskipun
demikian, sangat jarang dalam crustal rocks.

Nikel-bantalan deposito datang dari 2 jenis deposit, nikel laterit dan ulfide
snickel. Nikel laterit terbentuk dari pelapukan kimia batuan ultrabasa. Deposit ini
ditemukan di Western Australia, New Kaledonia, Kolombia, Kuba, Venezuela, Brasil
dan REPUBLIK Dominika. Sementara, endapan sulfida nikel terbentuk dari
pengendapan mineral nikel dengan cairan hidrotermal. Ini deposit sulfida juga disebut
sebagai deposit sulfida magmatik dan ditemukan di Australia, Kanada, Rusia dan
Afrika Selatan.

Total cadangan nikel dunia adalah sekitar 71 juta ton (USGS data, 2009). Di
antaranya, produksi telah dibuat di beberapa negara. Rusia adalah negara di dunia
terutama terkemuka dalam produksi nikel. Kebanyakan diproduksi di Norilsk, deposit
nikel terbesar di dunia. Seperlima dari nikel dunia diproduksi dari pabrik di Norilsk.
Setelah Rusia, Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar kedua. Tapi, Nikel di
Indonesia bersumber dari laterit nikel. iklim tropis di indonesia dianggap menjadi faktor
utam deposit laterit besar di Indonesia. Dua smelter nikel saat ini beroperasi di kawasan
timur Indonesia, yang dimiliki oleh Aneka Tambang dan Inco (anak perusahaan dari
Vale).

Sekarang, nikel sulfida deposit sumber utama nikel ditambang di dunia. Sekitar
58% dari produksi nikel dunia berasal dari sulfida nikel dan hanya 42% dari mereka
berasal dari laterit nikel.

Namun, kecenderungan produksi nikel masa depan tampaknya berubah karena


deposit nikel sulfida terus menipis karena sejarah panjang eksploitasi. Dengan
kurangnya kualitas nikel sulfida tinggi sasaran eksplorasi, nikel laterit yang paling
kemungkinan untuk dikembangkan sebagai sumber utama nikel di masa depan.
JENIS BATUAN ULTRAMEFIK DAN KOMPOSI KIMIA

Menurut Burger (2000) dalam Nuhsantara (2002), komposisi kimia penyusun


batuan ultramfik adalah sebagai berikut : SiO2 (38-45%), MgO(30-45%), Fe2O3 dan
FeO (7-10%), Al2O3(0.3-0.5%),Cr2O3(0.2-1.0%),NiO(0.2-0.3%),CaO(0.01-0.02%),
MnO(0.1-0.3%),NaO (0.00-1.00%), K2O (0.00-0.30%), H2O (10-14%). Total
diekspresikan dalam Fe2O3 dan FeO.

Jenis – jenis batuan ultramafik

1. Peridotit

Peridotit biasanya membentuk suatu kelompok batuan ultramafik yang disebut


ofiolit, umumnya membentuk tekstur kumulus yang terdiri dari atas harsburgit, lerzolit,
werlite dan dunit. Peridotit tersusun atas mineral – mineral holokristalin dengan ukuran
mesium – kasar dan berbentuk anhedral. Komposisinya terdiri dari olivine dan
piroksen. Mineral asesorisnya berupa plagioklas, hornblende, biotit dan garnet
(William, 1954)

2.Dunit

Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan batuan yang hamper murni
olivine (90-100%), umumnya hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat sebagai sill
atau korok-korok halus (dalam dimenai kecil). Sedangkan Waheed(2002), menyatakan
bahwa dunit memiliki komposisi mineral hamper seluruhnya adalah monomineralik
olivine (umumnya magnesia olivin), mineral asesorisnya meliputi : kromit, magnetit,
ilmenit dan spinel.
Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat atau hampir padat (pada
temperature yang tinggi) dalam larutan magma dan sebelum mendingin pada
temperature tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa olivine anhedral
yang saling mengikat (Williams,1954). Terbentuk batuan yang terdiri dari olivine murni
(dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan magma (liquid) berkomposisi olivine
memisah dari larutan yang lain (Wilson, 1989).

Menurut sanders dan Norry (1989), dunit merupakan anggota dari kompleks
ofiolit, pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian bawah, sekuen ini
berkomposisi sebagian besar atas peridotit dan peridotit yang terserpentinisasi serta
berasosiasi dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit. Sedangkan menurut Clague dan
Straley (1977), menyatakan bahwa dunit dijumpai pada bagian paling bawah dari
kompleks ofiolit (mantel bagian atas) membentuk tekstur kumulus.
3. Serpentinit

Serpentinit merupakan abatuan hasil alterasi hidrotermal dari batuan ultramafik,


dimana mineral-mineral olivine dan piroksen jika alterasi akan membentuk mineral
serpentin. Serpentin sangat umum memiliki komposisi batuan berupa monomineralik
serpentin, batuan tersebut dapat terbentuk dari serpentinisasi dunit, peridotit (Waheed,
2002). Serpentinit tersusun oleh mineral grup serpentin >50% (Williams, 1954).
Menurut Hess (1965) dalam Ringwood (1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit
dapat dihasilkan dari mantel oleh hidrasi dari mantel ultramafik (mantel peridotit dan
dunit). Dibawah pegunungan tengah samudera (mid Oceanic Ridge) pada temperature
<500o. serpentin kemudian terbawa keluar melalui migrasi litosfer.

Serpentinisasi Pada Mineral Olivin

Menurut Waheed (2002), bahwa serpentin merupakan suatu pola mineral dengan
komposisi H4Mg3Si2O9, terbentuk melalui alterasi hidrotermal dari mineral
ferromagnesian seperti : olivine, piroksen, dan amfibol.

Umumnya alterasi pada olivine dimulai pada pecahan/retakan pada kristalnya


secepatnya keseluruhan kristal mungkin teralterasi dan mengalami pergantian. Menurut
Waheed (2002), bahwa serpentinisasi pada olivine memerlukan : penambahan air,
pelepasan magnesia atau penambahan silica, pelepasan besi (Mg, Fe) pada olivine,
konversi pelepasan besi dari bentuk ferrous (Fe2+) ke ferri (Fe3+) ke bentuk magnetit.
Asal nikel

Menurut Boldt (1967), bahwa inti bumi mengandung lebih kurang 3% Nikel,
kemudian zona nmantel bumi yang mempunyai ketebalan sampai 2.898 km mempunyai
kandunungan nikel antara 0.1-0.3% (Anoim,1985). Ni terdapat dalam mineral olivine,
piroksen, ilmenit, magnetit (Brown dan Wager, 1967) serta mineral serpentine
nickeliferous yang merupakan derivative dari olivine (Mg, Fe, Ni)2SiO¬4 karena proses
hidrotermal (Fortunadi, 2000).

Ni dalam batuan ultramfik terutama terdapat dalam mineral mafik.

Umumnya proporsinya : Olivin > Orthopiroksen > Klinopiroksen. Kromit dan


magnetit mungkin juga berisi lebih sedikit Ni. Di dalam mineral mafik, nikel terutama
terdapat dalam jaringan mineral olivine yang terbentuk pada proses kritalisasi awal.
Masuknya Ni ke dalam struktur mineral olivine melalui prilaku magmatik. Olivine
dapat mengandung 0.4% NiO dan 0.322% Ni. Olivin (mineral yang terbentuk pada
temperature tinggi) sangat tidak stabil di bawah kondisi atmosfer, sehingga saat terjadi
pelapukan akan melepas ion Ni yang terdapat dalam ikatan atomnya (Waheed, 2002).

Unsure logam Ni dan Co sebagai penyusun magma basa hadir dalam kristal
olivine dandan enstatite karan adanya kesamaan jari-jari ion (Ni=0.78 Co=0.82A)
dengan jari-jari Mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar (Proses replacement)
dengan Mg dan Fe pada jaringan mineral asli. Ni dan Co menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam batuan ultramfik, dimana dalam keadaan segar mengandung Ni
sebesar 0.1 sampai 0.3% (Prijono 1977 dalam Nushantara, 2002).

Nikel hidrosilikat (garnierite)

Umumnya hidroksidasi dari beberapa unsure kimia dijumpai berasosiasi denan


lingkungan leterit. Ion – ion.
LATERIT

TUGAS
KOMPOSISI KIMIA BATUAN ULTRAMAFIK
DAN
PETA SEBARAN LATERIT

OLEH

SANTHO TANDIARRANG
D 621 09 286

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

MAKASSAR
2011

Anda mungkin juga menyukai