Bijih laterit adalah produk-produk peluruhan batu yang memiliki konten dari
oksida besi. Di Indonesia, sebagian besar terjadi sebagai limonit dalam bentuk tambang
nikel atas lapisan (overburden). Ada juga jenis lain yang ada seperti : saprolit, pirit dan
peridotit. Endapan bijih laterit terbesar berada di Kalimantan Selatan, Maluku Utara,
Papua dan Sulawesi Tenggara. Biasanya memiliki kandungan Fe rendah dan tidak
banyak digunakan untuk industri baja. Menurut informasi yang tersedia, PT. INCO dan
PT. Antam Tbk mengolah bijih limonit, dan ada beberapa rencana untuk
menggunakannya sebagai katalis pencairan batubara. Limonit secara aktif diproses dari
nikel Soroako cadangannya di Sulawesi Selatan oleh PT INCO.
* Kota Baru (Batulicin), Kalimantan Selatan - Fe: 39% - 55%, bijih - 485.200.000
ton, logam - 229 juta ton;
* Luwu (Nuha), Sulawesi Selatan - Fe: 49%, bijih - 371.500.000 ton, logam - 182
juta ton;
* Raja Ampat, Irian Jaya Barat - Fe: 30% - 44%; bijih - 287.200.000 ton, logam -
94.800.000 ton.
PETA SEBARAN LATERIT DI DUNIA
Nikel (Ni) adalah unsur yang paling berlimpah kelima di bumi, meskipun
demikian, sangat jarang dalam crustal rocks.
Nikel-bantalan deposito datang dari 2 jenis deposit, nikel laterit dan ulfide
snickel. Nikel laterit terbentuk dari pelapukan kimia batuan ultrabasa. Deposit ini
ditemukan di Western Australia, New Kaledonia, Kolombia, Kuba, Venezuela, Brasil
dan REPUBLIK Dominika. Sementara, endapan sulfida nikel terbentuk dari
pengendapan mineral nikel dengan cairan hidrotermal. Ini deposit sulfida juga disebut
sebagai deposit sulfida magmatik dan ditemukan di Australia, Kanada, Rusia dan
Afrika Selatan.
Total cadangan nikel dunia adalah sekitar 71 juta ton (USGS data, 2009). Di
antaranya, produksi telah dibuat di beberapa negara. Rusia adalah negara di dunia
terutama terkemuka dalam produksi nikel. Kebanyakan diproduksi di Norilsk, deposit
nikel terbesar di dunia. Seperlima dari nikel dunia diproduksi dari pabrik di Norilsk.
Setelah Rusia, Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar kedua. Tapi, Nikel di
Indonesia bersumber dari laterit nikel. iklim tropis di indonesia dianggap menjadi faktor
utam deposit laterit besar di Indonesia. Dua smelter nikel saat ini beroperasi di kawasan
timur Indonesia, yang dimiliki oleh Aneka Tambang dan Inco (anak perusahaan dari
Vale).
Sekarang, nikel sulfida deposit sumber utama nikel ditambang di dunia. Sekitar
58% dari produksi nikel dunia berasal dari sulfida nikel dan hanya 42% dari mereka
berasal dari laterit nikel.
1. Peridotit
2.Dunit
Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan batuan yang hamper murni
olivine (90-100%), umumnya hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat sebagai sill
atau korok-korok halus (dalam dimenai kecil). Sedangkan Waheed(2002), menyatakan
bahwa dunit memiliki komposisi mineral hamper seluruhnya adalah monomineralik
olivine (umumnya magnesia olivin), mineral asesorisnya meliputi : kromit, magnetit,
ilmenit dan spinel.
Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat atau hampir padat (pada
temperature yang tinggi) dalam larutan magma dan sebelum mendingin pada
temperature tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa olivine anhedral
yang saling mengikat (Williams,1954). Terbentuk batuan yang terdiri dari olivine murni
(dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan magma (liquid) berkomposisi olivine
memisah dari larutan yang lain (Wilson, 1989).
Menurut sanders dan Norry (1989), dunit merupakan anggota dari kompleks
ofiolit, pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian bawah, sekuen ini
berkomposisi sebagian besar atas peridotit dan peridotit yang terserpentinisasi serta
berasosiasi dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit. Sedangkan menurut Clague dan
Straley (1977), menyatakan bahwa dunit dijumpai pada bagian paling bawah dari
kompleks ofiolit (mantel bagian atas) membentuk tekstur kumulus.
3. Serpentinit
Menurut Waheed (2002), bahwa serpentin merupakan suatu pola mineral dengan
komposisi H4Mg3Si2O9, terbentuk melalui alterasi hidrotermal dari mineral
ferromagnesian seperti : olivine, piroksen, dan amfibol.
Menurut Boldt (1967), bahwa inti bumi mengandung lebih kurang 3% Nikel,
kemudian zona nmantel bumi yang mempunyai ketebalan sampai 2.898 km mempunyai
kandunungan nikel antara 0.1-0.3% (Anoim,1985). Ni terdapat dalam mineral olivine,
piroksen, ilmenit, magnetit (Brown dan Wager, 1967) serta mineral serpentine
nickeliferous yang merupakan derivative dari olivine (Mg, Fe, Ni)2SiO¬4 karena proses
hidrotermal (Fortunadi, 2000).
Unsure logam Ni dan Co sebagai penyusun magma basa hadir dalam kristal
olivine dandan enstatite karan adanya kesamaan jari-jari ion (Ni=0.78 Co=0.82A)
dengan jari-jari Mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar (Proses replacement)
dengan Mg dan Fe pada jaringan mineral asli. Ni dan Co menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam batuan ultramfik, dimana dalam keadaan segar mengandung Ni
sebesar 0.1 sampai 0.3% (Prijono 1977 dalam Nushantara, 2002).
TUGAS
KOMPOSISI KIMIA BATUAN ULTRAMAFIK
DAN
PETA SEBARAN LATERIT
OLEH
SANTHO TANDIARRANG
D 621 09 286
MAKASSAR
2011