Rahasia Pertama!
Solusinya?
Nah, inilah semangat anak muda. Berani bertanggung jawab, berani mencari
jalan keluar, berani berkontribusi lebih untuk keluarga tercinta. Akhirnya
diputuskanlah untuk berani bisnis, berani usaha.
Cara jualannya gimana? Apalagi di pesantren dilarang main hape. Buta dunia
online, nggak ngerti bisnis online. Bener-bener nol pengetahuan disana.
Untung Allah SWT kasih semangat belajar yang besar buat Sygma. Bahkan
Nabi Muhammad SAW jauh-jauh hari berpesan.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (H.R. Ibnu Majah No. 224)
Ya, kita bisa belajar. Kita bisa mengejar, kita bisa terus menuntut ilmu sampai
hidup kita maju.
Bersyukurnya, kala itu Kampus Bisnis Umar Usman memberikan pelatihan atau
workshop internet marketing selama sebulan full dengan biaya terjangkau hanya Rp
3,5 juta saja. Nah, Sygma tertarik sekali ikut ini.
Ilmu itu dikejar, dia tidak datang dengan sendirinya. Tapi kita harus
menuntutnya, mencarinya, mendapatkannya. Apapun pengorbannya.
Sekali ada kemauan, disitu aja jalan. Sekali ada alasan, tertutup sudah pintu
kesuksesan. Gaji sebagai guru yang hanya Rp 1 jutaan kadang sudah membuat ciut
nyali Sygma untuk ikut workshop ini.
Namun keinginan belajar sangat besar. Otak terus diputar, bagaimana dana
untuk belajar itu didapat dan siap sungguh-sungguh belajar hingga rezeki membesar.
Berjalanlah Sygma ke ruang Kepala Sekolah. Dalam hati masih ada keraguan,
kebimbangan, “Kalau nanti ditolak gimana?”
“Ada apa?”
Lalu diutarakanlah niat Sygma pinjam uang untuk belajar. “Iya, begini, saya mau
mengikuti pelatihan bisnis selama sebulan. Untuk biayanya sekitar Rp 3,5 juta. Kalau
berkenan dan diperbolehkan, saya menghutang dulu. Nanti 3 bulan ke depan, tidak
masalah kalau gaji saya tidak dibayarkan demi untuk menutupi hutang ini.
“Lalu nanti makannya gimana?”
Ya, Sygma siap utuk puasa Daud kalau memang nanti nggak ada uang. Dan
keyakinan bener-bener full dari ilmu bisnisnya nanti ini akan menghasilkan uang yang
sepadan bahkan lebih cepat dan lebih besar. Tekadnya untuk belajar bisnis dan
praktek bisnis habis-habisan sangat besar!
Dan…
Saya juga mengisi di sesi pelatihan itu. Saat itu saya sebagai Wakil Rektor
Kampus Bisnis Umar Usman. Memang semangat belajar Sygma beda. Saat itu saya
nggak tahu ternyata untuk belajar, Sygma sampai berhutang.
Dari sekian ilmu bisnis internet marketing yang diajarin, yang paling powerfull
dan langsung menghasilkan adalah ilmu WhatsApp Marketing. Sygma dalami ilmu ini.
Sampai akhirnya beberapa bulan kemudian, tembus omset Rp 10 juta pertama dari
ilmu WhatsApp Marketing saja.
Allahu AkbarA
Belajar, belajar dan belajar. Dan siap praktek habis-habisan sampai hasil
besar. Cuman itu, hanya itu.
Tambahannya adalah siap berkorban waktu, biaya, tenaga untuk belajar bahkan
sampai berhutang segala. Dengan komitmen tinggi mau mengembalikan. Dan apapun
konsekuensinya, siap menghadapinya.
Rahasia Dua!
Akhirnya dipilihlah kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman. Pilihan ini pun nggak
mudah, karena Azhar menanggalkan kesempatan belajar di kampus negeri di Bandung.
Padahal sudah diterima. Pilihan yang berat dan sempat ditentang sama orang tuanya.
Namun Azhar meyakinkan, pilihan hidupnya mau jadi pengusaha, kuliahnya singkat aja,
namun bisa menghasilkan income berlipat dan semoga dengan mapan bisa menikah
dalam waktu dekat.
Alhamdulillah Azhar ini juga hasil tempaan dari pesantren Daruut Tauhid,
Bandung, binaan dari dai kondang Aa Gym ini memang mempunyai kepribadian sholeh,
terbukti dari hafalannya dan suka menjaga sholat tepat waktu. Tapi untuk jadi Young
Entrepreneur sukses, tidak hanya butuh karakter sukses seperti sholeh ini. Butuh
ilmu bisnis dan juga pilihan bisnis yang menghantarkannya sampai income naik drastis.
Ya, Azhar adalah salah satu mahasiswa yang berbeda diantara banyak
mahasiswa Kampus Bisnis Umar Usman yang langsung saya coaching bisnis. Apapun
kata-kata saya, Azhar berani melaksanakan. Apalagi yang saya berikan adalah
tantangan-tantangan yang membuatnya jadi etrepreneur yang lebih tangguh dan lebih
matang.
Untuk entrepeneur pemula, saya selau saran, “Fokus!” Ini kata-kata sederhana,
namun banyak anak muda yang ngeyel. Maunya banyak bisnis, maunya gonta-ganti
bisnis, maunya ini, lalu ganti itu, begitu seterusnya. Padahal gonta-ganti bisnis, nggak
akan mengganti nasibnya. Mulai dari nol lagi iya. Jatuh bangun iya. Malah banyak
jatuhnya daripada bangunnya.
Hampir setiap seminggu sekali saya minta datang ke rumah saya bersama
teman-temannya yang muda untuk sesi coaching bisnis ini.
Nah, bisnis yang saya lakukan dengan Azhar ini alhamdulillah sama. Jadi enak.
Ibarat saya pelatih sepak bola, ketemu pemain sepak bola berbakat. Jadi kalau
sinergi, maka pemain bola ini akan punya prestasi yang melesat.
Awalnya seperti yang saya bilang di awal, bisnis Azhar berbeda dengan saya.
Saya bergerak di bisnis suplemen kesehatan, Azhar di fashion dan makanan. Saya
minta meninggalkan tuh bisnis yang nggak fokus.
Saya berpesan ke Azhar, “Kalau mau sukses, silahkan cari mentor yang
menjalani kedua bisnis tadi dan belajar sungguh-sungguh kepadanya. Kalaupun ketemu
ada, mau tidak mengajari rutin dan disiplin?”. Nah, kalau tidak ketemu mentor seperti
itu, ya lama tuh bisnisnya jadi maju.
Saya selaku mentor bisnis di suplemen, siap fokus, siap disiplin, siap komit
membina harian, mingguan, bulanan sampai tahunan. Sampai sukses. Bismillah. Ini
komitmen saya. Dan saya minta Azhar juga mau komitmen belajar sampai sukses juga.
Dengan fokus sampai bisnisnya naik terus. Jadi klop!
Saya juga berani garansi kalau manut-nurut-ikut dua tahun saja, sabar
ditempa, sabar dibina, hasil akan luar biasa. Karena saya telah membuktikan. Dari
bisnis saya bisa umrah, bahkan sama keluarga. Bisa keluar negeri ke banyak negara
dan alhamdulillah banyak pencapaian impian lainnya.
Saya ingin Azhar bisa di usia yang lebih muda. Usia saya 30-an tahun. Nah,
kalau Azhar bisa mencapai di usia belasan tahun khan keren! Apalagi Azhar mau
berumah tangga. Syukur-syukur nanti di usia 20-an bisa bangun rumah tangga sekalian
beli rumahnya. Wow! Prestasi khan!
Suatu ketika saya minta bisnis yang lamanya itu ditinggalkan dan ditanggalkan
saja. Atau disedekahkan kasih siapa yang mau meneruskan. Kenapa? Pertama, saya
melihat tidak ada mentor yang sukses di bisnis itu yang membimbing Azhar sampai
sukses. Kedua, margin profitnya dan syarat-syarat untuk bisnisnya bisa go online
bahkan bisa go national atau go international juga kecil. Margin adalah profit atau
untung jualan per item.
Dari ilmu internet marketing yang saya pelajari, minimal harus ada profit Rp
50 ribu per item baru bagus. Kalau lebih, malah lebih bagus. Nanti bisa untuk modal
ads atau iklan. Lalu ongkos kirim harus diperhatikan. Produk harus ringan, volume
kecil, sehingga hemat ongkir. Kalau begini dan dibisniskan online akan mudah
berkembang.
Misal bisnis fashion. Buat pemula kalau untungnya tipis, maka akan tergerus
dengan yang namanya ongkir. Belum lagi ada masanya. Kadang out of date dan nggak
bisa dijual lagi. Belum lagi ada bermacam-macam ukuran dari M, L, XL dan XXL.
Otomatis stok akan banyak varian dan pasti ada saja yang tidak laku terjual. Ini
namanya stok mati.
Beda dengan suplemen yang saya dan Azhar jual. Namanya British Propolis.
Untungnya per botol besar, masa kadaluwarsanya juga lama. 5 tahun. Jadi waktu
menjualnya bisa lama, stok hidup dan bisa dijual kapan pun dalam rentang 5 tahun dan
nggak akan basi atau out of date. Tenang!
Misal bisnis makanan. Yang perlu diperhatikan adalah masa makanan tersebut
fresh. Kalau kelamaan di masa pengiriman, rasa bisa beda. Atau kalau makanan super
fresh seperti salad buah, maka akan terbatas area pengiriman hanya di sekitar
wilayah itu saja. Nggak bisa jauh-jauh ke seluruh pelosok Indonesia. Jadi jenis produk
yang dibisniskan harus dipertimbangkan. Apakah bisa membesar atau biasa-biasa
saja.
Hal-hal inilah yang saya yakinkan ke Azhar. Dengan bermentor akan punya
pertimbangan bisnis yang jauh lebih matang. Dengan memilih kendaraan bisnis yang
tepat, maka akan mudah bisnis melesat. Yang namanya anak muda, ngeyel, membantah,
atau “iya-iya sebenarnya enggak”, pastilah ada. Tapi saya yakin Azhar ini bisa nurut
bukan sekadar ikut, bisa paham karena untuk dia punya kebaikan di bisnisnya.
Masih ingat ilustrasi di awal “Rahasia Kedua”. Mau ke Jogjakarta dari Jakarta
banyak pilihan. Mau pakai mobil, sepeda motor, atau jalan kaki semua bisa sampai. Tapi
waktu yang dibutuhkan akan berbeda-beda. Kalau lebih cepat, kenapa harus lebih
lama?
Nah, fokus saya bagaimana Azhar bisa cepat sukses jadi Young Entrepreneur.
Setelah melihat kesungguhannya mau fokus, saya bilang, “Baiknya naik level dari jual
satuan ke jual ke penjual alias jual kemitraan.”
Maksudnya?
Ya, kita jadi distributornya, mungkin untung lebih berkurang namun kita bisa
menaikkan volume penjualan. Sehingga kalau dikali, tetap besar untungnya. Dan untuk
jadi distributor ini memang butuh modal besar. Harus berani keluar modal besar
untuk stok yang besar juga.
Untungnya Azhar ada laptop kesayangan, Macbook Ferrari yang siap dijual
untuk nambah modal. Bahkan ada sepeda motor kesayangan yang jarang dipakai karena
dia kuliah di Jakarta sedangkan tuh motor ada di Bandung, juga siap dijual juga untuk
nambah modal. Kerennya Azhar, nggak dikit-dikit minta ke orang tua. Tapi berkorban
dari barang-barangnya sendiri untuk nambah modal usaha.
Bahkan saya bilang, kalau tuh laptop dijual, saya siap pinjamin laptop saya kalau
butuh urusan kuliah. Saya sebagai mentor juga kasih solusi dan tanggung jawab.
Sehingga Azhar tenang.
Plus satu lagi, berhubung keluarga Azhar berkecukupan. Saya melihat fighting
spirit untuk bisnis agak kurang. Uang jajan bulanan sudah ada, uang kost-an sudah
ada, uang kuliah juga sudah dibayarkan orang tua. Ini bagus, tapi untuk menempa
mental bisnis kurang bagus.
Saya tantang Azhar yang memang sudah akil baligh harus bisa mandiri hidup
dari hasil usahanya sendiri. Ya, kalau mau makan, mau ini dan itu, ya jualan. Untung
jualan ya silahkan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bukan dari uang jajan orang
tua. Berani?
Bahkan pernah saat itu Azhar jualannya belum laku dan kelaparan di kost-an,
namun untungnya security penjaga kost-an baik hati dan menawari makan. Ya, karena
sebelum-sebelumnya Azhar juga suka ngasih dan baik ke tuh security.
Saya dari hasil bisnis bisa setahun umrah. Saya pengen Azhar bisa lebih cepat
lagi. Kalau perlu 3 bulan atau kurang! Habis-habisan jualan untuk bisa lunasin biaya
umrah. Saya bilang, kalau untung jualan digunakan untuk biaya umrah, insyaallah Allah
ridha dan biayanya Allah ganti.
“Allah akan mengganti seluruh biaya-biaya perjalanan haji dan umrah.” (H.R.
Imam Baihaqi.
Masak beli sepeda motor bisa, beli macbook ferrari bisa, masak umrah nggak
bisa? Kalau Allah yang manggil, Allah juga akan tanggung jawab memenuhi rezeki.
Tenang aja. Yang penting ikhtiar kita jualan dengan maksimal. Fokus jualan produk
dengan margin besar dan yang bisa go online beneran.
Allahu Akbar.
Apa rahasia Azhar yang jadi “Rahasia Kedua” ini? Muda akan cepat sukses kalau
ada mentor bisnisnya. Saya tahu Azhar ini kemauannya sukses muda di bisnis besar.
Tapi kalau tidak diarahkan ya lama. Coba-coba sendiri belum tentu suksesnya.
Makanya saya datangin rumahnya, ketemu Bapaknya, Ibunya, dan minta izin untuk
membimbing Azhar jadi pengusaha muda yang sukses nan sholeh. Setiap saya ke
Bandung saya usahakan singgah ke rumah orang tua Azhar. Dan kalau ketemu Azhar
selalu titip salam buat orang tuanya.
Ya dengan bermentor bisnis, Azhar makin jelas, kendaraan mana yang akan
menghantarkan sukses besar di usia muda. Lalu dikasih challenge atau tantangan. Ini
biasanya yang disukai anak muda.Tapi semua terukur dan Azharnya juga bisa
mencapainya. Seperti umrah misalnya. Alhamdulillah 3 bulan bisa!
Bahkan sekarang di usia 20 tahun, Azhar sudah menikah dan dari segi income
bisnis sudah puluhan juta. Sekarang sudah punya anak pertama, Ibrahim namanya. Dan
lagi proses dan berjuang beli rumah pertama. Ya, setelah berumah tangga, beli rumah.
Usia 20-an lagi. Keren atau keren banget?
Rahasia Ketiga!
Jadi kalau perempuan mau jadi pengusaha, harus jelas dulu teladannya siapa.
Bunda Khadijah di rumah aja lho tapi bisnisnya menggurita dimana-mana. Pelayan,
karyawan dan kafilah dagangnya juga dimana-mana. Masyaallah!
Jadi boleh kok perempuan berbisnis. Makanya contohnya setelah Sygma, Azhar
maka bentar lagi adalah bidadari-bidadari Young Entrepreneur.
Ada Mbak Lusky, ada Mbak Anis dan juga Mbak Rismala.
Alhamudulillah mereka ini juga usia 20-an tapi sudah mengalami kenaikan
income 10 kali lipat lebih dari gaji atau uang jajannya. Allahu Akbar!
Apa rahasianya?
Mbak Lusky, lulusan dari Unair ini sempat bergelut dengan bermacam-macam
bisnis. Lelah iya, mumet iya, tapi kalau ditanya income, nggak seberapa. Ya, itulah
penyangkit pengusaha pemula. Semua dikerjakan, semua dibisniskan tapi hasilnya
rata-rata. Sama dengan Azhar, saat sata coaching di Hotel Namira, di dekat Masjid
Al Akbar Surabaya, “Ayo Mbak Lusky, belajar fokus. Satu aja sampai hasil bagus.”
Saya tahu Mbak Lusky hebat, buktinya tuh banyak bisnis jalan semua. Tapi
sudah umrah? Ternyata belum. Secara income sudah ada berapa? Ke depan mau
gimana? Kadang diam bisa menjadi jawabannya.
Ya, anak muda itu kalau dibimbing sama mentor yang tepat, maka bisnisnya akan
melesat. Si anak muda harus mau dibimbing dan sabar mengendalikan ego. Si mentor
juga harus sabar mengarahkan, walau kadang dibantah. Tenang!
Sampai akhirnya Mbak Lusky mau belajar fokus. Dengan kepintarannya, dengan
kegigihannya dengan semangatnya akhirnya diminta merantau dari Jatim ke Bandung.
Ya, karena kalau kita di daerah asal, itu biasanya cenderung kurang bergegas. Karena
ada orang tua yang siap back up segala-galanya. Belum lagi kalau orang tua beda paham
dengan kita. Maunya anaknya jadi PNS saja, gawe aja, malah dilarang jadi pengusaha.
Banyak nih. Sebenarnya ornag tua itu bukan melarang, tapi sayang. Nanti kalau
bisnis rugi gimana? Kalau nggak laku gimana? Kalau bangkrut gimana? Ya, gini-ginilah
pikirannya. Sehingga pikirannya yang terbaik buat anak ya kerja aja. Dapat gaji cukup
alhamdulillah. Itu!
Nah, tantangannya, bisa tidak si anak kasih bukti bahwa bisnisnya bisa sukses
dan menghasilkan? Dan ini perlu kerja keras, perjuangan dan penuh pengorbanan. Saat
Mbak Lusky di Bandung, sehari-hari makannya sederhana banget. Hanya nasi dan orek
tempe dan lauk seperlunya. Hidupnya hemat-hemat, karena semua hasil bisnis diputar
lagi jadi stok dan modal hingga kian lama-kian besar dan hasilnya juga membesar.
Di awal Mbak Lusky mengayuh sepeda untuk kirim barang. Ya, sekalian olah
raga. Packing-packing sendiri. Seiring ketekunan dalam berbisnis, akhirnya Mbak
Lusky bisa punya tim admin, tim packing dan alhamdulillah dalam dua tahun kurang
bisa mengumpulkan tabungan untuk umrah sekeluarga!
Allahu Akbar!
Mbak Anis ini awalnya kerja di BUMN. Semangat bisnisnya juga selalu ada.
Semua coba dijualin. Tapi ya gitu nggak diseriusin. Kalau memang bener-bener jadi
Young Entreprenuer harus punya visi. Nggak bisa bisnis dijalankan sambilan terus.
Kalau fokus hasil maknyus. Apalagi kalau wanita, baiknya di rumah, bukan di tempat
kerja tapi tetap bisa menghasilkan rupiah, Wah banget nih!
Bukannya nggak boleh keluar rumah. Boleh-boleh aja asal jelas tujuan. Dan
lebih bagus kalau ditemani mahramnya khan.
Dan beneran, Mbak Anis memutuskan resign segera setelah tahu ini. Awal pasti
ditentang sama orang tua. Namun yang penting adalah pembuktian. Hasil bisnis
akhirnya membuat Mbak Anis bisa ke luar negeri, bisa kurban sapi sendiri dan
sekarang juga sudah lunas umrahnya nih. Lagi-lagi kalau fokus hasil bagus. Apalagi
niat keluar kerja bukan sekadar malas bekerja, tapi mengikuti arahan Allah dan Rasul
bahwa sebaik-baik tempat jihad wanita ya di rumah.
Ilmu kuliah bagus, tapi segera lulus. Kalau perlu lolos juga gpp. Tetap belajar,
tetap selesaikan, tapi segera wisuda biar bangga tuh orang tua. Dan kalau boleh jujur,
orang tua selain kita pengen pintar, juga pengen kita berpenghasilan besar. Agar
berbaktinya juga besar. Bisa kasih nafkah terbaik ke orang tua.
Dan beneran, saat saya coaching, Mbak Rismala serius menyimak. Akhirnya saya
kasih tips bagaimana lulus skripsi cepat. Karena saya sudah S2 juga, pernah ngalamin
skripsi lama di S1 sehingga tahu tipsnya gimana skripsi dalam hitungan bulan kelar.
Dan dari hasil bisnisnya Mbak Rismala bahkan bisa mentraktir sang Ibunda
jalan-jalan ke negara Korea Selatan. Wow! Umrah gimana? Jangan ditanya. Kalau ke
tanah suci sudah kelar, maka akan terbuka seluruh negara.
Oh iya, Sygma, Azhar, Lusky, Anis, Rismala adalah Young Entreprenuer yang
alhamdulillah tergabung di komunitas bisnis keren namanya PPQ, Pengusaha Pecinta
Quran. Saya, Mr JOSS adalah foundernya dan banyak mentor bisnis disini yang akan
membimbing bisnis sampai sukses.
Tidak sekadar sukses finansialnya, tapi juga ketaatannya kepada Allah SWT.
Namanya sudah pecinta Quran, maka tiap hari kita jaga Quran dengan tilawah harian.
Quran aja kita jaga apalagi kamu. Hehehe…
Tidak itu saja, kami belajar rutinkan amal-amalan ibadah lain yang kalau kita
laksanakan maka hidup akan TDST aliasa TERDAHSYAT.
Apa itu TDST? Tahajjud, Dhuha, Sedekah dan Tilawah. Empat itu pegang erat-
erat. Memang berat, namun kalau dijalankan, hasilnya super nikmat. Apalagi kalau
gabung komunitas PPQ akan sama-sama saling mengingat. Jadi makin semangat.
Dan juga pastikan berbisnis dong. Khan Pengusaha Pecinta Quran. Ada kata
pengusaha, apalagi di ebook ini judulnya Young Entrepreneurer. Insyalalah siap
membantu generasi muda Indonesia jadi Young Entrepreneur bener-bener sampai
rezekinya meluber.
Ada Mas Ippho Santosa, Dr Amir Faishol, Habib Nabiel yuang membina
sehingga kesholehan kita terjaga. Ada juga Mas Muzammil Hasballah juga pembina
muda kita. Santun, rendah hati dan entreprenuer juga nih. Insyaallah sama-sama di
PPQ kita akan mencetak pribadi yang makin kaya-makin takwa sama-sama, berjamaah.
Kalau Sygma, Azhar, Lusky, Anis, Rismala sudah jadi bahan cerita di ebook ini,
nanti giliran kisah sukses Anda jadi pengusaha muda yang makin kaya, makin takwa.
Jadi Young Entrepreneur yang rezekinya makin meluber. Siap?????
Mr JOSS