Anda di halaman 1dari 24

ANALISA KADAR AIR DAN KADAR BITUMEN

BERDASARKAN MASSA ASPAL DI PIT B, PIT C, DAN PIT WINTO


SITE KABUNGKA, PT. WIJAYA KARYA BITUMEN, BUTON,
SULAWESI TENGGARA

OLEH : KASDI (1709055029)

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2021
SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

MEMBUAT STUDI LITERATUR, BAHWA DI PULAU BUTON TERDAPAT


CADANGAN ASPAL ALAM TERBESAR DI DUNIA. ASPAL MERUPAKAN SALAH
SATU BAHAN DALAM KONSTRUKSI JALAN RAYA YANG DAPAT MENUNJANG
PEREKONOMIAN SUATU DAERAH KARENA MEMPERMUDAH MOBILISASI
MASYARAKAT. MAKA DARI ITU, DILAKUKAN PENGUJIAN KADAR AIR DAN
BITUMEN TERHADAP ASPAL KHUSUSNYA PADA WILAYAH IUP KABUNGKA PT.
WIJAYA KARYA BITUMEN (PIT B, C, DAN WINTO) UNTUK MENGETAHUI
KUALITAS ASPAL. ADAPUN PENGUJIAN DILAKUKAN DENGAN ALAT DEAN
STRAK DAN SOXHLET.
1.2 TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui kadar 2. Mengetahui kadar air


bitumen pada Pit B, Pit pada Pit B, Pit C, dan
C, dan Pit Winto Pit Winto

3. Mengetahui pengaruh
massa sample pada saat
pengujian kadar bitumen
dilakukan.
BATASAN MASALAH

1. Pengujian kualitas pada penelitian ini hanya dilakukan pada Pit


B, Pit C, serta Pit Winto.
2. Metode pengujian kualitas aspal disesuaikan dengan metode
yang dilakukan di Laboratorium PT. Wijaya Karya Bitumen.
3. Peneliti tidak mengkaji pengaruh suhu dan kualitas larutan
dalam kegiatan ekstraksi yang dilakukan.
4. Peneliti tidak mengkaji pengaruh waktu dalam melakukan
ekstraksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Pra Lapangan
1. Studi Literatur
2. Proposal usulan skripsi
3. Survei awal

3.2 Tahap Penelitian


1. Data primer
- Koordinat pengambilan sample
- Metode preparasi
- Berat sample pada pengujian kadar air
- Berat sample pada pengujian kadar bitumen
- Waktu dan temperatur oven
- Volume larutan xylol uji kadar air
2. Data sekunder
- Peta batas IUP Site Kabungka PT. Wijaya Karya Bitumen
- Peta Pit B, C, dan Winto
3.3 Tahap Pengambilan Data
1. Pengambilan sample
- Pit B, 3 titik
- Pit C, 4 titik
- Pit Winto, 5 titik
2. Preparasi sample
- Preparasi dilakukan dengan menggunakan palu
- Sistem yang digunakan yaitu quartering
- Diayak dengan ukuran 4.75 mm

Jarak titik 1-2 = 69.8 m


Jarak 27 m
Jarak titik
titik 1-2
2-3 == 45
29.1 m
Jarak titik 2-3 = 56.8 m
Jarak titik 3-4 = 46.4
22.9 m
Jarak 1-3 = 39.8 m
Jarak titik
titik 3-4 69.3
4-5 = 49 mm
1. Ekstraksi Air
Alat
- Satu set alat uji kadar air
- Kompor
- Kain kassa
- Neraca digital
- Cawan
- Corong
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Pengaduk

Bahan
- Sample asbuton (Pit B, C, dan Winto)
- Larutan xylol
1. Ekstraksi Air
Langkah-langkah
- Ditimbang sample 100 gram, dimasukan kelabu alas bulat
- Diukur larutan xylol 100 ml, dicampur dengan sample
- Disatukan alat uji kadar air
- Dibakar kompor, biarkan larutan mendidih
- Dimatikan api setelah embun pada denstrak habis
- Dibaca hasil uji kadar air
2. Ekstraksi Bitumen
Alat
- Satu set alat ekstraksi bitumen (Soxhlet)
- Kompor
- Kain kassa
- Neraca digital
- Oven

Bahan
- Sample asbuton (Pit B, C, dan Winto)
- Larutan TCE
- Kertas saring
- Benang
- Spidol
2. Ekstraksi Bitumen
Langkah-langkah
- Ditimbang kertas saring kosong
- Ditimbang kertas saring + sample (70 g, 60 g, 50 g, 40 g, 30 g)
- Dimasukan sample kedalam tabung sample, satukan alat uji
kadar
- Dinyalakan api kompor, biarkan larutan mendidih
- Matikan api setelah larutan ditabung sample bening
- Ditiriskan sample, kemudian dioven
- Ditimbang sample yang sudah kering, dicatat semua hasilnya
3.4 Tahap Pembahasan
Setelah dilakukan pengambilan data, maka data tersebut diolah kemudian
menjadi hasil dan pembahasan
3.5 Tahap Penutup
1. Kesimpulan
Berisi tentang jawaban dari rumusan masalah
2. Saran
Berisi tentang harapan yang membangun dan dapat menjadi solusi jika ada
kekurangan pada kegiatan yang dilakukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kadar Air


Pada penelitian ini, dilakukan 3 kali analisa kadar air, yaitu sample dari Pit B,
Pit C, dan Pit Winto. Berikut hasil analisa yang dilakukan dengan analisa berat
sample 100 gram: Pit B 2.2%, Pit C 7.8 %, dan Pit Winto 3.6 %.

Kadar Air
9

5 Kadar Air

0
Pit B Pit C Pit Winto
4.2 Kadar Bitumen
Dalam menganalisa kadar bitumen, yang menjadi faktor dalam
perhitungan yaitu, berat kertas saring, berat sample yang sudah
dikurangi dengan kadar airnya, serta berat sample yang sudah
dilakukan ekstraksi bitumen kemudian dioven.

Sebagaimana yang dilakukan pada analisa kadar air, analisa kadar


bitumen juga dilakukan dengan menggunakan sample dari 3 pit,
yaitu Pit B, Pit C, serta Pit Winto.
1. Pit B
Hasil uji kadar bitumen untuk sample dengan berat 70 gram sebesar 20.96 %,
sample dengan berat 60 gram sebesar 21.27%, sample dengan berat 50 gram
sebesar 21.66%, sample dengan berat 40 gram sebesar 21.37%, serta sample
dengan berat 30 gram sebesar 21.00%.

Diagram Kadar Bitumen Pit B


21.8

21.6

21.4
diagram
21.2

21

20.8

20.6
70 60 50 40 30
1. Pit C
Hasil uji kadar bitumen untuk sample dengan berat 70 gram sebesar 24.19%,
sample dengan berat 60 gram sebesar 24.30%, sample dengan berat 50 gram
sebesar 24.38%, sample dengan berat 40 gram sebesar 24.00%, sample dengan
berat 30 gram sebesar 24.01%.

Diagram Kadar Bitumen Pit C


24.5

24.4

24.3

24.2 diagram

24.1

24

23.9

23.8
70 60 50 40 30
1. Pit Winto
Adapun hasil uji kadar bitumen pada Pit Winto, sample dengan
berat 70 gram sebesar 30.36%, sample dengan berat 60 gram
sebesar 30.33%, sample dengan berat 50 gram sebesar 30.06%,
sample dengan berat 40 gram sebesar 30.01%, serta sample
dengan berat 30 gram sebesar 29.43%.

Diagram Kadar Bitumen Pit Winto


30.6
30.4
30.2
30
29.8 diagram
29.6
29.4
29.2
29
28.8
70 60 50 40 30
Rumus-rumus

1. Menghitung jarak koordinat sample


Jarak titik 2 ke titik 3 = √((X3-X2)^2+(Y3-Y2)²)

2. Menghitung kadar air dalam setiap sample


Sample 70 gram = B/100 x Berat sample

3. Menghitung kadar bitumen


Sample 70 gram = (1-(C-A)/B)x 100%
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Kadar bitumen di Pit B rata-rata 21.25%, kadar bitumen Pit C
rata-rata 24.17%, serta Pit Winto dengan kadar bitumen rata-rata
30.03%. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa kualitas
aspal di Pit Winto lebih baik dari Pit C dan Pit B.

2. Adapun nilai kadar air berdasarkan hasil penelitian, dengan


menggunakan sample 100 gram, pada Pit B sebesar 2.2%, kadar air
pada Pit C sebesar 7.8%, dan Pit Winto mengandung kadar air
sebesar 3.6%.

3. Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh perbedaan massa


sample yang diuji secara umum tidak mempengaruhi hasil
pengujian kualitas aspal karena masih dalam batas toleransi.
5.2 Saran
Adapun saran saya sebagai mahasiwa yang melakukan penelitian,
sebaiknya:
1. Diadakan APD berupa jas laboratorium untuk menghindari
percikan larutan mengenai kulit.

2. Diadakan alat preparasi yang lebih canggih, misalnya mini


crusher dan shake screening untuk preparasi skala laboratorium.

3. Diadakan perpustakaan mini yang berisi buku atau modul


tentang perusahaan dan pembahasan tentang bahan galian aspal
buton.
DAFTAR PUSTAKA
http://akbarcules46.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.labsatu.com/product/detail/6234/merck-m-xylene-for-synthesis-
Letellier, M. dan Budzinski, H. 1999. Microwave Assisted Extraction of Organic Compound.
Analusis.
Purnomo, I. (2016). Analisis Kadar Asbuton Tambang Winto dengan Cara Ekstraksi menggunakan
Metode Sokhlet di PT WIJAYA KARYA BITUMEN. Buton: Intan Purnomo.
Rosyid, Abdul. 1998. Pertambangan Aspal Alam Pulau Buton. PPTM. Bandung
Siswosoebrotho, B.I. & Kusnianti, N. 2005. Laboratory Evaluation of Lawele Buton Batural
Asphalt in Concretre Mixture.Proceeding of the Eastern Asia Sosiety for Tranportation
Studies,5,857-867
Sudrajat, D.J dan Nurhasybi. 2007. Pengembangan Standar Pengujian Kadar Air dan
Perkecambahan Benih Beberapa Jenis Tanaman Hutan untuk Menunjang Progam Penanaman
Hutan di Daerah. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor. Vol. 2 No. 1, Hal. 5.
Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Grafika Yuana Marga :
Bandung.
Suryana, A. , Tobing, S.M., 2002. Inventarisasi Endapan Bitumen Padat dengan Outcrop Drilling di
Daerah Buton Selatan, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sub Dit Batubara. DIM.
Bandung.
Tamrin. 2016. Analisis Kadar Air dan Kadar Bitumen aspal buton (Asbuton) Desa Bungi dengan
Metode Sokhlet. Makassar: repositori.uin-alauddin.
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai