Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul Percobaan : Reaksi - Reaksi Kimia


II. Hari/ Tanggal Percobaan : Jumat/ 28 Oktober 2016
III. Selesai Percobaan : Jumat/ 28 Oktober 2016
IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi
pada suatu reaksi
V. Tinjauan Pustaka :

a. Reaksi Kimia
Reaksi kimia merupakan sebuah transformasi atau perubahan di
dalam struktur molekul. Reaksi kimia adalah suatu proses alam
yang selalu menghasilkan antar bahan senyawa kimia. Zat-zat atau
senyawa yang bereaksi disebut reaktan atau pereaksi, sedangkan
zat atau senyawa baru yang dihasilkan disebut produk atau hasil
reaksi. Reaksi kimia biasanya dapat dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, sarta akan menghasilkan satu atau lebih
produk yang biasanya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan. Secara umum reaksi kimia tersebut melibatkan suatu
perubahan yang dapat melibatkan pergerakan suatu elektron di
dalam suatu pembentukan dan juga dalam pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum dari reaksi kimia juga bisa
diterapkan pada perubahan partikel-partikel elementer seperti yang
ada pada reaksi nuklir.

b. Persamaan Reaksi Kimia

Secara umum reaksi kimia dituliskan sebagai berikut :


A+B→C+D
A dan B adalah pereaktan (pereaksi), sedang C dan D adalah hasil
reaksi (produk).
Reaksi di atas dibaca zat A dan zat B bereaksi menghasilkan zat C
dan zat D. Sifat zat hasil reaksi (zat baru) sangat berbeda dengan
sifat zat mula-mula (pereaksi).
c. Cara Penulisan Persamaan Reaksi Kimia
Dalam penulisan reaksi kimia, wujud zat dituliskan dengan huruf
abjad dalam kurung di belakang rumus kimia zat-zat yang ada
dalam persamaan reaksi seperti berikut.
- (s), solid = padatan, endapan, serbuk, batangan.
- (g), gas = uap atau gas.
- (l), liquid = cair, leburan, lelehan murni.
- (aq), aquos= larutan atau terlarut dalam air.

Contoh :
Na(s) + 2H2O(l) → NaOH(aq) + H2(g)

Pada penulisan reaksi kimia, kadang ada yang ditulis angka


koefisien reaksi. Koefisien reaksi adalah angka yang dituliskan
di depan rumus kimia yang ada dalam persamaan reaksi. Angka
itu digunakan untuk menyetarakan atau menyamakan jumlah
masing-masing atom yang ada di ruas kiri atau di ruas kanan
tanda panah. Untuk angka satu tidak perlu dituliskandi depan
rumus kimia zat-zat yang ada dalam persamaan reaksi.

d. Penyetaraan Reaksi Kimia


Persamaan reaksi dikatakan setara jika jumlah atom-atom di ruas
kiri dan di ruas kanan adalah sama. Jika jumlah atom-atom di ruas
kiri dan di ruas kanan tidak sama, maka persamaan reaksi belum
setara, sehingga harus disetarakan. Contoh :
H2(g) + O2(g) → H2O(l) (belum setara)
Untuk menyetarakan persamaan reaksi di atas, perhatikan jumlah
atom-atom yang belum setara. Kemudian perhatikan dan tambah
angka di depan rumus kimia yang jumlah atomnya belum sama.
Jika penambahan angka tersebut menyebabkan jumlah atom yang
lain berubah, maka tambah angka di depan rumus kimia yang
jumlah atomnya berubah. Hal ini dilakukan sampai diperoleh
jumlah masing-masing atom sama.
e. Macam-Macam Reaksi Kimia
1. Reaksi kombinasi
Reaksi kombinasi adalah reaksi dua atau lebih zat baik
unsur maupun senyawa yang bereaksi membentuk satu
hasil reaksi. Beberapa jenis reaksi kombinasi adalah
sebagai berikut :
 Logam + non logam → senyawa biner
4Al(s) + 3O2(g) → 2AL2O3(s)
 Non logam + oksigen → oksida bukan logam
2C(s) + O2(g) → 2CO(g)
2. Reaksi penguraian
Reaksi penguraian adalah proses penguraian suatu zat
menjadi dua bentuk atau lebih zat baru yang hasilnya bisa
unsur atau senyawa. Contoh :
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(s)

3. Reaksi pertukaran
Kebanyakan dari jenis reaksi salah satu pereaksinya adalah
logam yang akan menggantikan ion lain dari logam. Logam
yang menggantikan harus lebih efektif dari logam yang
digantikan. Contoh :
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl(aq) + H2(g)

4. Reaksi netralisasi
Reaksi netralisasi terjadi pada suatu asam atau oksida asam
bereaksi dengan basa atau oksida basa membantuk garam
dan air. Contoh ;
- Asam + Basa → garam + air
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
- Oksida asam + oksida basa →garam
MgO(s) +SO3(s) → MgSO4(s)
5. Reaksi redoks (reduksi-oksidasi)
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer electron dari
salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lain
(disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang akan
teroksidasi dan senyawa lain akan tereduksi. Oleh karena
itu disebut reduksi-oksidasi. Oksidasi sendiri memiliki arti
sebagai kenaikan bilangan oksidasi dan reduksi adalah
penurunan bilangan oksidasi. Contoh dari reaksi redoks :

2S2O32-(aq) + I2(aq) → S4O62-(aq) + 2I-(aq)

Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion


triosulfat) dioksidasi menjadi S2O62-.

Berdasarkan dari sifat berlangsungnya reaksi, reaksi


kimia itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu reaksi
searah dan reaksi dua arah (reaksi bolak-balik).
 Reaksi searah atau reaksi tidak dapat balik
(Irreversibel).
Reaksi searah adalah suatu reaksi yang
berlangsungnya dari arah reaktan ke produk. Pada
reaksi searah ini produk tidak dapat bereaksi
kembali menjadi zat-zat aslinya. Ciri-ciri reaksi
searah antara lain sebagai berikut :
- Persamaan reaksi ditulis dengan satu anak panah ke
arah produk/ kanan (→)
- Reaksi akan berhenti setelah salah satu atau semua
reaktan habis.
- Produk tidak dapat terurai menjadi zat-zat reaktan.
- Reaksi berlangsung tuntas/ berkesudahan.
 Reaksi dua arah atau reaksi reaksi dapat balik
(Reversibel).
Reaksi dua arah adalah suatu reaksi yang bisa
berlangsung dari reaktan ke produk atau ke kanan
serta dapat berlangsung secara sebaliknya dari
produk ke reaktan. Ciri-ciri reaksi dua arah antar lain
sebagai beriku :
- Persamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah
dengan arah berlawanan atau (↔).
- Reaksi ke arah produk disebut reaksi maju.
Sedangkan reaksi ke arah reaktan disebut reaksi
balik.

f. Ciri-Ciri Reaksi Kimia


1) Terjadi perubahan suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk.
Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan
ikatan-ikatan antar atom reaktan dan pembentukan ikatan-
ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan
ikatan diperlukan energi. Jadi pada reaksi kimia terjadi
perubahan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk
panas disebut reaksi eksotermis sedangkan reaksi yang
menyerap panas disebut reaksi endotermis.

2) Terjadi perubahan warna


Hal ini dapat diamati dengan mata, misalnya pada reaksi
antara amilum dan iodium. Hasil reaksi berupa larutan
berwarna biru.

3) Terjadi pembentukan endapan


Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi
biasanya terbentuk suatu senyawa yang tidak larut,
berbentuk padat dan terpisah dari larutannya. Padatan ini
disebut dengan endapan.

4) Terjadi pembentukan gas


Dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan
dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang
direaksikan.

g. Hukum-Hukum Dasar Kimia


a) Hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)
Bunyi hukum kekekalan massa :
“Jumlah massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.”, Lavoisier menyimpulkan bahwa jika suatu reaksi
kimia dilakukan di ruang tertutup sehingga tidak ada zat-zat
yang hilang, maka massa zat-zat sebelum reaksi dan
sesudah reaksi tidak berkurang atau tidak bertambah
(tetap).

b) Hukum perbandingan tetap (Hukum Proust)


Menurut Proust : Dalam pembentukan senyawa, massa
unsur-unsur pembentuk senyawa memiliki perbandingan
yang selalu tetap.

c) Hukum perbandingan berganda (Hukum Dhalton)


Menurut Dhalton : Bila unsur-unsur dapat membentuk dua
macam senyawa atau lebih, di mana massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang
lain dalam senyawa-senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana.

d) Hukum perbandingan volume (Hukum Gay Lussac)


Menurut Gay Lussac : Pada tekanan (P) dan suhu (T) yang
sama, perbandingan volume pereaksi dan hasil reaksiakan
akan memiliki perbandingan yang bulat dan sederhana.
Atau dengan kata lain perbandingan volume =
perbandingan koefisien (fasa gas). Sehingga menghasilkan
rumus :

Koefisien x X Vdiketahui
Vx =
koefisien diketahui

e) Hukum Avogadro
“Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada
temperatur dan tekanan yang sama, mengandung jumlah
molekul yang sama pula.”
Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac dengan
menganggap partikel-partikel gas tidak sebagai atom-atom,
tetapi sebagai molekul-molekul. Perbandingan volume gas-
gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi jika diukur pada
temperatur dan tekanan yang sama akan sesuai dengan
perbandingan jumlah molekulnya, akan sama dengan
perbandingan koefisien reaksinya.

h. Asam-Basa
i. Teori asam-basa
 Teori Arrhenius
- Asam : Zat yang dimasukkan ke dalam air
menghasilkan ion H+
- Basa : Zat yang dimasukkan ke dalam air
menghasilkan ion OH-
 Teori Bronsted-Lowry
- Asam : Zat yang bertindak sebagai donor/
pemberi proton (H+)
- Basa : Zat yang bertindak sebagai akseptor/
penerima proton (H+)
 Teori Lewis
- Asam : Zat yang bertindak sebagai akseptor/
penerima pasangan elektron
- Basa : Zat yang bertindak sebagai donor/
pemberi pasangan elektron

ii. Jenis asam-basa


 Asam kuat : Mengalami ionisasi sempurna dalam
air. Memiliki derajat ionisasi (α=1). Contoh : HCl,
HBr, HI, H2SO4
Rumus penentuan pH :
[H+] = a. Ma
Keterangan :
a = valensi asam (jumlah ion H+)
Ma = molaritas asam
pH = - log [H+]
 Asam lemah
Mengalami ionisasi sebagian dalam air. Memiliki
derajad ionisasi 0 < α < 1. Rumus menentukan α :


α = Ka Contoh asam lemah : HCN, HF, H3PO4.
Ma
Rumus penentu pH :
[H+] = √ Ka. Ma
pH = - log [H+]
 Basa kuat
Mengalami ionisasi sempurna dalam air. Memiliki
derajat ionisasi (α =1 ). Contoh = NaOH, KOH,
LiOH. Rumus penentu pH :
[OH-] = b . Mb
Keterangan :
b = valensi basa (jumlah ion OH-)
Mb = molaritas basa
pOH = - log [OH-] → pH = 14 - pOH
 Basa lemah
Mengalami ionisasi sebagian dalam air. Memiliki
derajat ionisasi 0 < α < 1. Rumus menentukan α :


α = Kb Contoh basa lemah : NH4OH, AgOH,
Mb
Fe(OH)2.
Rumus penentu pH :
[OH-] = √ Kb. Mb
pOH = - log [OH-] → pH = 14 – pOH

iii. Indikator asam-basa


o Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki
molekul yang sungguh rumit yang akan kita
sederhanakan menjadi Hlit. “H” adalah proton yang
dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah
molekul asam lemah. Lakmus yang tidak terionisasi
adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
 Lakmus merah jika dicelupkan pada larutan
asam akan tetap merah dan jika dicelupkan
pada larutan basa akan berubah menjadi
biru.
 Lakmus biru jika dicelupkan pada larutan
asam akan berubah menjadi merah dan jika
dicelupkan pada larutan basa akan tetap biru.
o Metal jingga
Metal jingga adalah salah satu indikator yang
banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang
bersifat basa, metal jingga berwarna kuning. Pada
kasus metil jingga pada setengah tingkat di mana
campuran merah dan kuning menghasilkan warna
jingga terjadi pada pH 3-4,5.
o Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang
sering digunakan dan merupakan bentuk asam
lemah. Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna
dan ionnya berwarna merah muda terang. Range pH
berkisar antara 8-10.

VI. Alat dan Bahan


 Alat-alat :
- Tabung reaksi 8 buah
- Pipa pengalir bersumbat 1 buah
- Gelas kimia 100 ml 1 buah
- Pipet tetes 12 buah
- Rak tabung reaksi 1 buah
- Gelas ukur 25 ml 1 buah
- Pembakar spiritus 1 buah
- Erlenmeyer buricher 1 buah

 Bahan-bahan :
- HCl 0,05 M
- NaOH 0,05 M
- CH3COOH 0,05 M
- ZnSO4 0,1 M
- NaOH 0,5 M
- NH4OH 0,5 M
- NH4Cl
- Serbuk CaCO3
- HCL 0,5 M
- Ba(OH)2 0,2
- BaCl2 0,1 M
- K2CrO4 0,1 M
- K2Cr2O7 0,1 M

VII. Cara Kerja :

1. Reaksi Asam Basa dan Penetralan

1 ml HCl 0,05 M 1 ml NaOH 0,05 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 Dimasukkan ke


dengan pipet dalam tabung
reaksi 3 dengan
pipet
Ditetesi indikator 1
tetes
Ditetesi indikator 1 tetes (warna merah) (warna merah)

Diamati dan dicatat perubahannya Diamati dan


dicatat
perubahannya

Tabung 1 dan 3 dicampur

Diamati

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

1 ml CH3COOH 0,05 M 1 ml NaOH 0,05 M


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 Dimasukkan ke
dengan menggunakan pipet dalam tabung
reaksi 4 dengan
pipet
Ditetesi indikator 1 tetes (warna merah)
Ditetesi indikator 1
tetes (warna
merah)

Diamati dan dicatat perubahannya Diamati dan


dicatat
perubahannya

Tabung 2 dan 4 dicampur

Diamati

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

2. Reaksi Pembentukan

1 ml ZnSO4 0,05 M 1 ml ZnSO4 0,05 M

Dimasukkan ke tabung A Dimasukkan ke tabung


B

Ditambah 5 tetes NaOH 0,5 M Ditambah 5 tetes


NH4OH 0,5 M

Ditambah terus sampai terjadi perubahan Ditambah terus sampai


terjadi perubahan
ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) ↔ ZnSO4(aq) + 2NH4OH(aq) ↔

Na2SO4(s) + Zn(OH)2(aq) (NH4)2SO4(s) + Zn(OH)2(aq)

Dibandingkan hasil percobaan tabung A dan B

3. Reaksi Pembakaran

3 ml (NH4)2Cl M 0,2 gr CaCO3


Dimasukkan ke tabung reaksi X Dimasukkan ke tabung
reaksi Y
Ditambah 2 ml NaOH 0,5 M Ditambah 5 ml HCl 2
M

Tabung ditutup dengan sumbat berpipa Tabung ditutup dengan


pengalir sumbat berpipa
pengalir

Dikenakan kertas lakmus merah yang Dimasukkan ujung


dibasahi air di ujung pipa pipa ke dalam tabung
yang telah diisi larutan
Diamati perubahan warna lakmus Ca(OH)2
Diamati perubahannya

NH4Cl(l) + NaOH(l) → CaCO3(s) + 2HCl(l) → H2O(l) + CO2(g) +


CaCl2
NaCl(aq) + NH3(g) + H2O(l)
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)

4. Reaksi Pengendapan

1 ml BaCl2 0,1 M 1 ml BaCl2 0,1 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 Dimasukkan ke


dalam tabung
reaksi 2

Ditambah 1 ml K2CrO4 0,1 M Ditambah 1 ml


K2Cr2O7 0,1 M

Diamati perubahannya Diamati


perubahnnya

Dibandingkan dengan tabung 2 dan 3 Dibandingkan


dengan tabung
Reaksi 1 dan 3

BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl BaCl2 + K2Cr2O7 → BaCr2O7 + 2KCl


1 ml BaCl2 0,1 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3

Ditambah 1 ml HCl 0,5 M dan 1 ml K2CrO4 0,1 M

Diamati perubahannya

Dibandingkan dengan tabung 2 dan 3

BaCl2 + HCl + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl + 2 HCl

VIII. Hasil Pengamatan :


1. Reaksi
Sebelum: 1 mL HCl yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak
berwarna. Kemudian setelah diberi indikator 1 tetes,
warnanya berubah menjadi Pink muda.
1 mL NaOH ang dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak
berwarna. Kemudian setelah diberi indikator 1 tetes,
warnanya berubah menjadi Ungu.
1 mL
Sesudah: HCl ditambahkan NaOH warnanya Pink tua
CH₃COOH ditambah NaOH warnanya Ungu pucat
2. Reaksi
Sebelum: 1 mL Zn tida berwarna
Sesudah: 1 mL Zn setelah ditambah 5 tetes NH₄OH didapati endapan
1 mL Zn setelah ditambah 18 tetes NH₄OH baru didapati
endapan
3. Reaksi
Sebeum: 3 mL NH₄Cl tidak berwarna
NaOH tidak berwarna
HCl tidak Berwarna
Ba(OH)₂ tidak berwrna
Sesudah: Kertas lakmus biru yang di tempatkan pada mulut tabung
reaksi setelah ditambah 2 mL NaOH berubah menjadi biru.
Ditemukannya gelembung pada larutan CaCO₃ yang
ditambah HCl dan ada juga ada gelembung di Ba(OH)₂ serta
Ba(OH)₂ berubah menjadi keruh.
4. Reaksi
Sebelum: 1 mL Larutan BaCl₂ tidak berwarna
1 mL Larutan K₂CrO₄ berwarna kuning.
1 mL Larutan K₂CrO₇ berwarna merah
1 mL HCl tidak berwarna
Sesudah: BaCl₂ setelah ditambah K₂CrO₄, larutannya berwarna
kuning. Didapati endapan yang lebih banyak dari pada
tabung 2 dan 3.
BaCl₂ setelah ditambah K₂CrO₇, larutannya berwarna
oranye. Didapadi endapan pada larutan
BaCl₂ setelah ditambah HCl dan K₂CrO₇, larutannya
berwarna oranye (keruh). Didapati endapan yang lebih
sedikit dari pad tabung 1.
IX. Analisis dan Pembahasan :
Pada percobaan pertama warna 1 mL HCL, 1 mL NaOH, dan 1 mL
CH₃COOOH adalah tidak berwarna. Setelah dibepr indikator universal,
HCl berubah warna menjadi Pink muda, NaOH berubah warna menjadi
Ungu, dan CH₃COOH berubah warna menjadi Ungu. Kemudian ketika
HCl ditambahkan NaOH maka larutannya berwarna Pink. Ketika
CH₃COOH ditambahkan NaOH maka warna larutannya berwarna Ungu
pekat. Penulisan reaksinya sebagai berikut:
HCl(aq)+ NaOH (aq) NaCl(aq)+ H ₂O(aq)
CH ₃ COOH (aq)+ NaOH (aq) CH ₃ COONa(aq)+ H ₂O(aq)
Pada percobaan kedua, sebelumnya 1 mL ZnSO₄ tidak berwarna dan
tidak ada endapannya. Lalu, ketika ZnSO₄ pada tabung reaksi 1 ditetesi
NH₄OH sebanyak 5 tetes, ternyada ada endapannya. Ketika ZnSO₄ pada
tabung reaksi 2 ditetesi NaOH sebanyak 5 tetes didapati endapan. Namun
setelah ditetesi ebih banyak lagi, ternyata endapannya lama-kelamaan
menghilang. Apabila dibandingkan antara tabing reaksi 1 dan 2 adalah
endapan yang terdapat pada tabung yang ZnSO₄ ditambah NH₄OH lebih
sedikit dari pada endapan pada tabung yang ZNSO₄ ditambah NaOH.
Serta adanya endapan yang lebih cepat muncul adalah 2 dari pada tabung
1. Penulisan reaksinya sebagai berikut.
ZnSO ₄(aq )+2 NaOH (aq) Na₂ SO₄(aq)+ Zn(OH )₂(s)
ZnSO ₄(aq )+2 NH ₄OH (aq ) Zn(OH )₂(s)+(NH ₄)₂ SO₄(aq)
Pada percobaan ketiga, sebelumnya 3 mL NH₄Cl tidak berwarna, 3
mL HCl tidak berwarna, dan Ba(OH)₂ tidak berwarna. Kemudian, setelah
NH₄Cl ditambah 2 mL NaOH didapati terbentuknya gas yang bersifat basa
yaitu gas NH₃ yang dibuktikan dengan berubahnya kertas lahmus merah
menjadi biru yang pada sebelumnya kertas lakmusnya dibasahi dengan air
terlebih dahulu. Ketika CaCO₃ ditambah HCl ternyata terbentuk gas CO₂
yang dibuktikan dengan adanya gelembung pada larutan Ba(OH)₂ yang
tabung reaksinya telah disalurkan dengan tabung CaCO₃ menggunakan
pipa pengalir. Bukti lainnya juga ditandai dengan berubahnya karutan
Ba(OH)₂ menjadi keruh. Penulisan reaksinya sebagai berikut.

NH4Cl(l) + NaOH(l) →NaCl(aq) + NH3(g) + H2O(l)

CaCO3(s) + 2HCl(l) → H2O(l) + CO2(g) + CaCl2

CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)


Pada percobaan keempat, sebelumnya larutan BaCl₂ tidak
berwarnalarutan K₂CrO₄ berwarna kuning, dan larutan K₂CrO₇ berwarna
merah. Setelah itu, ketika 1 mL BaCl₂ yang berada di tabung reaksi 1,
ditambah 1 mL K₂CrO₄ terdapat adanya endapan dan warna larutannya
berwarna kuning. Ketika BaCl₂ yang berada di tabung reaksi 2, ditambah
K₂CrO₇ didapati adanya endapan putih dan warna larutannya berwarna
orange. Ketika BaCl₂ yang berada pada tabung reaksi 3,ditambahkan HCl
dan K₂CrO₄ didapati endapan yang sedikit dan warna larutannya berwarna
orange (keruh). Apabila dibandigkan antar tabung reaksi 1, 2, dan 3, maka
endapan pada tabung reaksi 1 lebih banyak dari pada endapan yang berada
di tabung reaksi 2 dan 3. Penulisan reaksinya sebagai berikut.

BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl

BaCl2 + K2Cr2O7 → BaCr2O7 + 2KCl

BaCl2 + HCl + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl + 2 HCl

X. Diskusi
1. Reaksi Asam Basa dan Penetralan
Percobaan pertama memiliki tujuan untuk mengamati perubahn
yang terjadi pada reaksi asam basa dan penetralan dengan menggunaka
indikator universal yang diteteskan pada HCl, NaOH, dan CH₃COOH.
Perubahan warna terjadi pada penambahan indikator pada HCl menjadi
warna Pink muda, NaOH berwarna Ungu, dan CH₃COOH brawarna
Pink tua. Padahal dalam teori dijelaskan bahwa apabila HCL dan
CH₃COOH diberi indikator universal, maka warna Ping yang lebih pekat
adalah HCl. Karena HCl merupakan asam kuat. Hal ini dapat terjadi
pada percobaan ini dikarenakan adanya kemungkinan kerena pipet yang
digunakan berdiameter berbeda. Sehingga CH₃COOH yang terambil
lebih banyak dari pada HCl.
Ketika HCl dan NaOH yang sudah ditetesi indikator dicampurkan,
maka warna larutannya berwarna pink.padahal dalam teorinya apabila
HCl dan NaOH yang sudah ditetesi indikator universal dengan volume
dan konsentrasi yang sama dicapmurkan maka warna larutannya adalah
berwarna hijau. Artinya reaksi yang terjadi adalah membentuk larutan
menjadi netral. Dalam percobaan ini kemungkinan penyebab warna yang
dihasilkan menjadi pink karena diameter pipet untuk mengambil masig-
masing larutan berbeda yang menyebabkan HCL yang terambil lebih
banyak dari pada NaOH, meskipun jumlah tetesannya sama. Sehingga
larutannya cenderung asam.
Ketika CH₃COOH dan NaOH yang awalnya sudah diberi indikator
universal dicampur, maka warna yang dihasikan adalah warna ungu
pekat. Karena asam lemah dicampr basa kuat, maka hasilnya adalah basa
kuat. Sehingga larutan yang dibentuk bersifat basa yang ditandai dengan
warna ungu pekat..
2. Reaksi Pembentukan
Percobaan kedua memiliki tujuan untuk membandingkan endapan
yang terbentuk dari reaksi ZnSO₄ dengan NaOH dan ZnSO₄ dengan
NH₄OH. Percobaan ini diawali tabung reaksi A dan B masing-mmasing
dimasukkan ZnSO₄. Kemudian NaOH diteteskan pada kedua tabung
reaksi A dan NH₄OH diteteskan pda tabung reaksi B. Hal yang dapat
dibandingkan dan yang terjadi adalah endapan muncul lebih dulu pada
tabung reaksi A dari pada tabung reaksi B. Serta endapan lebih banyak
ditemukn pada tabung reaksi A daripada tabung reaksi B. semakin
tetesan NaOH ditambah pada tabung A, maka semakin menghilang
endapannya. Hal ini terjadi karena kesetimbangan bergeser karena
pengaruh konsentrasi NaOH yang bertambah.
3. Reaksi Pembakaran
Percobaan ketiga memiliki tujuan untuk mengamati perubahan
yang terjadi pada reaksi NH₄Cl dengan NaOH dan CaCO₃ dengan HCl
yang disalurkan pada larutan Ba(OH)₂. Percobaan ini diawali dengan
memsukkan NH₄Cl ke tabung reaksi X dan CaCO₃ ke tabung reaksi Y.
Ketika Tabung reaksi X ditambah 2 mL NaOH. Hal yang dapat diamati
adalah terbentuknya gas NH₃. Untuk mengetahui adanya gas yang
bersifat basa, kami menggunakan ketas lakmus merah yang telah
dibasahi dengan air dengan tujuan supaya gas yang terbantuk bisa
bereaksi dengan kertas lahhmus merah. Pertanda adanya gas bersifat
basa adalah dengan berubahnya kertas lakmus merah menjadi warna
biru.
Ketika tabung reaksi Y ditambah 5 mL HCl yang kemudian ditutup
dumbat pipa mengalir. Ujung pipanya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi lain yang berisi larutan Ba(OH)₂. Hal yang dapat diamati adalah
dihasilkannya gas CO₂ yang ditandai dengan adanya gelembung pada
tabug reaksi yang berisi Ba(OH)₂ dan tabung reaksi yang berisi CaCO₃
dengan HCl, serta perubahan larutan Ba(OH)₂ dari tidak berwarna
menjadi keruh.
4. Reaksi Pengendapan
Percobaan keempat memiliki tujuan untuk mengamati perubahan
dan membandingkan reaksi pad BaCl₂ dengan K₂CrO₄, BaCl₂ dengan
K₂Cr₂O₇, dan reaksi BaCl₂ dengan HCl dan K₂CrO₄. Percobaan ini awali
dengan tabung reaksi 1, 2, dan 3 yang masing-masing dimasukkan
dengan BaCl₂. Warna dari BaCl₂ tidak berwarna, K₂CrO₄ berwarna
kuning, K₂CrO₇ berwarna merak, dan HCl tidak berwarna
Ketika tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL K₂CrO₄, larutannya
berubah warna menjadi kuning dan ditemukan adanya endapan. Ketika
tabung reaksi 2 ditambahkan dengan 1 mL K₂CrO₇, larutannya berubah
menjadi orange dan ditemukan adanya endapan berwarna putih. Ketika
tabung reaksi 3 ditambahkan 1 mL HCl dan 1 mL K₂CrO₄, larutannya
berubah warna menjadi orange (keruh) dan ditemukan adanya endapaan.
Adapun hsil dari reaksi ini adalah dikromat. Fungsi dari HCl dalam
reaksi ini adlah untuk merubah Kromat menjadi dikromat.
Apabila dibandinngkan, maka endapan yang terbentuk lebih
banyak yaitu di tabung reaksi 1.
XI. Simpulan
Dari beberapa percobaan yang kami lakukan dan berdasarkan hasil
pengamatan serta analisis kami, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
reaksi-reaksi kimia adalah suatu kejadian yang dapat merubah bentuk
dan sifat dari dua zat yang berbeda menjadi saatu atau dua zat yang
memiliki bentuk dan sifat yang berbedaa dari sebelumnya. Reaksi kimia
dipengaruhi oleh perbedaaan konsentrasi, volume, dan bentuk vase dari
zat yaitu vase cair, padat, maupun gas.reaksi-reaksi kimia yang dapat
kami temukan dalam percobaan kami yaitu reaksi asam basa, reaksi
penetralan, reaksi pembentukan, reaksi pembakaran, dan reaksi
pengendapan.
XII. Daftar Pustaka :

Johari J.M.C., Rachmawati M..2009.Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI


2.Jakarta:Erlangga.

Muchtaridi, Justiana Sandri.2007.Kimia SMA kelas X. Bandung:Quadrc.

Susilowati Endang.2015.Kimia untuk Kelas XI SMA dan MA.Solo:Tiga


Serangkai Pustaka Mandiri.
XIII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai