Kelas : KA 2018
NIM : 18030234028
A. Sikap Ilmiah
2. Kejujuran
Sikap jujur juga sangat penting dimiliki seorang ilmuwan. Jujur di sini adalah selalu
menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ngada. Selain itu tidak
boleh mengubah data hasil penelitiannya. Contohnya daging ayam. Ketika ada ilmuwan
yang memalsukan manfaat yang terkandung pada daging ayam, maka bisa dibayangkan
seperti apa dampaknya.
3.Rajin
Rajin merupakan elemen penting untuk seorang ilmuwan. Selain itu, ilmuwan juga tidak
boleh ada kata menyerah dan putus asa. Seorang ilmuwan mengerti cara menghilangkan
malas saat bekerja. Maka dari itu, ketika ada seseorang yang mudah putus asa dan
menyerah lebih baik untuk tidak memaksakan diri menjadi seorang ilmuwan. Sebab
ilmuwan itu akan mengulang-ulang penelitiannya untuk mendapatkan data yang akurat.
Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maka seorang ilmuwan harus memiliki
sikap yang teliti. Dengan tindakan yang teliti, hati-hati, dan tidak ceroboh, maka akan
mengurangi kesalahan-kesalahan dalam proses penelitian. Jika penelitian tersebut dalam
meminimalisisr setiap kesalahan, maka data yang akurat akan didapatkan. Oleh sebab itu
cara yang dilakukan untuk bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet sangat diperlukan
seorang ilmuwan.
5. Harus Terbuka
Seorang ilmuwan harus dapat menunjukkan sikap yang terbuka. Sikap tersebut bisa
ditunjukkan dalam sikap mau menerima kritik dan juga saran dari orang lain. Selain itu,
seorang ilmuwan harus terbuka dalam menyampaikan hasil penelitiannya. Dengan begitu,
kelemahan dan kelebihan hasil penelitiannya dapat diketahui. Kelemahan dapat
diperbaiki dan kelebihannya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain.
7. Selalu Optimis
Seorang ilmuwan harus selalu berpikiran positif. Bagi dia, penelitian yang dilakukannya
pasti akan bermanfaat untuk makhluk hidup sehingga tidak ada yang sia-sia. Rasa optimis
ini harus selalu melekat di dalam diri seorang ilmuwan. Dengan begitu, dia dapat meneliti
sesuatu tanpa rasa khawatir kalau nantinya apa yang sedang dikerjakan akan menjadi
tidak berguna. Untuk itu cara membangun percaya diri untuk seorang ilmuwan itu
sangatlah penting.
Itulah sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Untuk menjadi seorang
ilmuwan, butuh pengorbanan yang dilakukan. Waktu dan juga tenaga dicurahkan agar
dapat menyelesaikan penelitian tersebut semata-mata untuk kepentingan bersama.
2. Merumuskan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses
berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat
membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada
saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir
ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam penulisan
hipotesis harus menggunakan kata “Jika” dan “Maka”, dan juga harus mengandung unsur
dependen dan independen dalam hipotesis tersebut.
3. Mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam
metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya
sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4. Menguji hipotesis.
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah
proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih
dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan
maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu
pengujian hipotesis itu sendiri.
5. Merumuskan kesimpulan.
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif
secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan
karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun
pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.