Anda di halaman 1dari 23

http://resepcarapembuatanpengolahanhasilkue.blogspot.

com/2010/11/kesehatan
-dan-keselamatan-kerja-k3-di.html diakses 7 okt
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis)
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium mendapat
perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses pengujian berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi
Hakikat higiene laboratorium dan kesehatan kerja adalah dua hal :
1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan laboran/analis yang setinggi-tingginya,
dengan maksud untuk kesejahteraan laboran.
2). Sebagai alat untuk meningkatkan analisis, yang berlandaskan kepada meningginya
effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam analisis atau pengujian.

Kondisi-Kondisi Kesehatan Yang Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja


1. Penyakit Umum
2. Penyakit Akibat Kerja
3. Kondisi Gizi
4. Lingkungan Kerja
5. Beban Kerja
Terdapat 5 (lima) faktor penyebab penyakit akibat kerja
Golongan fisik (keadaan suhu, kelembaban, suara kebisingan, radiasi, tekanan udara,
penerangan, getaran dan gerak udara yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja.
Golongan kimia
Golongan biologi
Golongan fisiologi/ergonomi
Golongan Psikologi
Sanitasi Ruang Dan Peralatan Laboratorium
- Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga mudah
dibersihkan dan tidak ada genangan air.
- Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-lampu dan
benda lain yang berada di sekitar ruang pengujian harus dalam kondisi bersih.
- Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi yang baik.
Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau
penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di semua ruangan, namun
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan
- Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus selalu diperhatikan kebersihannya,

dan juga penanganannya harus hati-hati karena kebanyakan peralatan laboratorium mudah
pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah selesai semua
peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan bahan
saniter. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan
mikroba. Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang
memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih mempunyai ciriciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau
Pengendalian Ruang Penyimpanan Bahan Kimia
- Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus dikendalikan sehingga temperatur,
kelembaban, dan sirkulasi udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika temperatur dalam
ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tingga dan terasa pengap, maka exhaust fan (alat
sejenis kipas angin) dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka agar terjadi sirkulasi udara,
sehingga dapat menurunkan temperatur dan kelembaban.
- Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat keselamatan kerja. Sebelum
masuk ruang penyimpanan bahan kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan
apakah sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau penempatan bahan
kimia
Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan
- Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia dengan bagian
tubuh.
- Korosif kerusakan jaringan.
- Timbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil atau gelembung berisi cairan
atau gangguan pernafasan (tersumbat dan pendek-pendek)
- Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa tercekik atau aspiksian karena
kekurangan oksigen akibat diikat olah gas thinner seperti : nitrogen dan karbon dioksida.
- Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian-bagian
tubuh seperti merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
- Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali dalam bentuk tumor ganas.
- Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran dalam keadaan cacat atau
kemandulan.
- Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga kemampuan paru-paru
untuk menyerap oksigen menjadi kurang akibatnya penderita mengalami nafas pendek.
Pembuangan Limbah
- Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus dikonstruksi dengan baik
sehingga proses pembuangan limbah cair tidak terhambat.
- Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum karena
akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
- Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan
ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan telah
terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah
Fasilitas Penggudangan
- Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih, bebas sampah
dan kotoran.
- Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun secara baik dan
teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan
dinding tembok

- Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya diambil dan
dipisahkan dari barang-barang yang masih baik
- Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan sampah padat
yang cukup, baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah sampah diproduksi
Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan
Tujuan keselamatan kerja adalah
- Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas .
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium).
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
Keselamatan Kerja Dan Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama
Keselamatan Kerja Dan Peningkatan Produksi/jasa Dan Produktivitas
- Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab
sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga
pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
- Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan
kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan
produktivitas yang tinggi.
- Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan
buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenagaan kerja, sehingga sangat membantu
bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya
kelancaran produksi
Metoda Pencegahan Kecelakaan
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan
tentang pagar pengaman, Riset medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian syarat statistik
7. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik
8. Latihan-latihan
9. Penggairahan
10. Asuransi
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
Penyebab Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium
1. Kekurangan dalam Alat Pelindung Diri
2. Kekurangan dalam Ventilasi
3. Masalah Kebersihan

4. Bahaya Listrik
5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Bahan Berbahaya
6. Masalah Penggudangan Bahan Kimia
7. Informasi dan Komunikasi
8. Prosedur dan Peralatan Keadaan Darurat
9. Tanggung Jawab Pekerja yang Rendah
10. Tanggung Jawab Manajemen yang Rendah
Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium
1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut

Sumber : http://www.file-edu.com/2011/04/makalah-cara-kerja-dan-penanganandi.html diakses 7 okt penulis : Agung Setyawan9 Apr 2011


Makalah Cara kerja dan penanganan di lab Kimia
BAB I
PENDAHULUAN

Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia.
Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja
dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasanbatasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi
dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
Pegawai atau staf
Peralatan
Akomodasi lingkungan
Metodelogi
Sample
Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk
terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang
bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat

Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium


Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk
menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.

BAB II
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan
kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara
bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam
laboratorium.
a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri,
menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering
dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia
pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama dan
kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas
hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman
kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam atau
sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan
suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau
melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh
pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting
pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang
timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.

A. Jenis-jenis bahaya di laboratorium


1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti amonia,
karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal
ataupun gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun tertelan
,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah menggunakan
pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung tangan ( sarung
tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)

2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium. hidroksida,
gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan
dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air
yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br).
Kebakaran logam lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan
Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat.
Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:

Asam asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF

Basa- basa kuat : Naoh , KOH

Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH

Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain


Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan bahan kimia ini. Pada saat mengambil
cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat
tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun. Jadi,
jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat
di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin dan gas
cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
B. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia

1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan
penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya.
2. Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan
sebagai nya
3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.
C. Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya
Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia yang
berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut:
a) bahan -- bahan kimia beracun atau toksik(toxic subtances)
Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahanbahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1. Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan mulut
atau makan dan minum dalam lab.
2. Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau HCN
mudah terserap.
3. Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini
merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02)
dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas seperti HCN,
CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera masuk dalam darah
dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh
b) Efek akut dan kronis
efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah pengaruh
sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh
nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilang
kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus menerus
dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa
hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah tetapi
terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan
menimbulkan kerusakan dalam darah.
D. Bohan- Bahan Kimia Korosif / iritant
Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu
a. Bahan korosif cair.
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses kelarutan
atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan
osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak
dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar dipulihkan.
Contoh bahan korosif cair adalah

Asam mineral

Asam nitrat

Asam sulfas

Asam klorida

Asam fluorida

Asam fospat

Asam organik

Asam forniat

Asam asetat

Asam monokloro asetat


Pelarut organik :
1.

Petroleum, karbon disulfide

2.

Hidrokarbon terklorinasi, terpentin

b. Bahan kimia korosif padat


Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada kelarutan zat pada Wit yang
lumbar. Sifat korosif dan pangs yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi.
Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk cair, tetapi larutan pekat
dan dispersi zat padat dalam cair (slaty) mempunyai bahaya yang lebih besar.
Cara penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah kontak dengan
bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan, kaca mats, dsb)
c. Bahan korosi bentuk gas
Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat dan dalam
bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam permukaan
salaran yang Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis zat. Suatu
contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas saluran
pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan fosgen yang
meskipun sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan fatal arena
dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat bahaya diantara amonia clan
fosgen.
Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga menentukan daerahdaerah serangan pada alat pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai berikut

Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida
dan sulfuril klorida.
Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam (bronchia) :
belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter,
kloropikrin dan, dimetil sulfat.
Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang
sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant terhadap
mata dan saluran pernafasan.
E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium kimia
mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya
penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah terbakar
atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru beberapa kali terjadi
kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan dan
kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.
Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses terjadi
kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran.
1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan kebakaran beberapa
kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi
nya api yang di sebut segi tiga api.
Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api
atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila
oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan
terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur tersebut di atas.
2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan menjadi
tiga golongan yakni :
a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll
tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang
akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.
10. Bahan- bahan kimia radioaktif.
Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa, beta atau
gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat
pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih besar
dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat
mengganggu atau merusak sel- sel tubuh.

Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat
radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar
radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh lewat
peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung pada jenis zat.

LABEL DAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA.


Cara penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta
kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang mempengaruhi nya. Tanpa memperhatikan
semua faktor tersebut dapat mengakibatkan kebakaran, ledakan, keracunan atau kombinasi di
antara kemungkinan ketiga akibat tersebut

BAB III
SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN
1. Pengaruh panas atau api
Kenaikan suhu akan menyebabk-an reaksi atau perubahan kimia terjadi dan mernpercepat reaksi.
Juga percikan api berbahaya untuk bahan-bahan yang mudah terbakar
2. Pengaruh kelembaban
zat-zat higroskopis, mudah menyerap uap air dan Udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis dan
menimbulkan pemanasan ruang.
3. Interaksi dengan wadah
Bahan kimia dapat berintekrasi dengan wadahnya dan bocor
4. Interaksi antara bahan
5. Kemungkinan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracum.
Alat-Alat Pemadam Kebakaran
Pada prinsipnya pemadam kebakaran berfungsi salah satu atau lebih kriteria berikut :
1. menurunkan suhu bahan yang terbakar
2. mengurangi kontak dengan oksigen
3. mengurangi redikal penyebab reaksi berantat
Jervis Pemadam Kebakaran
a. Air
Air berfungsi sebagal pendingin dan menyelimuti bahan dan O2 oleh, adanya uap air yang
terbentuk. pemadam air amat baik untuk
1.

Kebakaran kertas, kayu, karet, dsb (kelas A).

2.

Jika kebakaran pelarut organik (kelas B) tidak di anjurkan menggunkan air karea
akan memperbesar kobaran api, kecuali pelarut organik yang larut dalam air .

3.

Kebakaran akibat listrik (kelas C) aliran listrik harus dipadamkan terlebih dahulu
karena akan menimbulkan hubungan pendek.

4.

Kebakaran logam alkali dari alkali tariah (kelas D) tidak di dianjurkan memakai air

b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau
kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
1.

Melindungi bahan dari 02

2.

Melindungi bahan dari radiasi panas

3.

Menyerap radikal pembentuk reaksi lantai

Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk
tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala
kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali
c. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih
praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja
atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.

Alat-Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia
berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah :

Pakaian kerja atau jas laboratorium


Berfungsi sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas.

Kaca mata dan goggles


Untuk bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan asam, basa atau terhadap pecahan
kaca atau. gelas.

Alat pelindung pernafasan


Sebagai pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosif lewat saluran pernafasan.

Sarung tangan

Untuk menangam bahan-bahan kimia yang panas.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah
ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang
segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh

Sikap dan tingkah laku para pekerja

Keadaan yang tidak aman

kurang pengawasan dari pihak pengawas (supervisor)


Banyak sekali jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kima
adalah sebagai berikut
Keracunan
Iritasi
Kebakaran
Luka bakar
Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula dipahami
tentang alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.
B. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam laboratorium kimia,
hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal hal apa saja yang perlu dilakukan kemudian
jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa apa saja yang tertulis pada tata tertib
praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk, hal ini bertujuan untuk mencegah
kemungkinan kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih
balk dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati - hatian serta pengetahuan akan teknik kerja
yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.

Sumber

http://geronimo-neo.blogspot.com/2011/04/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html

diakses 7 okt

BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan
bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu
diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak
terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat
mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari
jika mereka selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas
dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila
dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan
dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal
ini

perlu

dijelaskan

berulang-ulang

agar

setiap

individu

lebih

meningkatkan

kewaspadaan
ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari
bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia
agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih
penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus
dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara
menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara

singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di


Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu
khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja
mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
paya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara
menyeluruh.

1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) pada saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik.

BAB II
PERMASALAHAN
Bagaimana Penerapan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pada saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik .

BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Tujuan keselamatan kerja
Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum Kita terlebih dahulu
harus mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta caracara melakukan Praktikum.Keselamatan kerja menyangkut segenap proses Praktikum di

laboratorium, sedangjan Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga & tidak
diharapkan yang terjadi pada saat Praktikum sedang berlangsung.Oleh karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan.
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor
potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan
Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan
lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya
mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh
karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat
kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya
adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan Laboratorium.

B. Hal hal yang perlu di perhatikan saat berada di Laboratorium


1) Bahan kimia
Setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja
dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud
berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan,
menyebabkan sakit atau luka, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia
berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada kemasannya.
Dari data tersebut, tingkat bahaya bahan kimia dapat diketahui dan upaya
penanggulangannya harus dilakukan bagi mereka yang menggunakan bahan-bahan
tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda bahaya pada satu jenis bahan
kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan tersebut harus lebih

ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah kelompok bahan
oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila bereaksi
dengan bahan organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium,
mudah bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan.
Gas metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan
fosfor mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya
dijauhkan dari api.
Bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat,
harap bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam
anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan
sampai asam tersebut tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan
bahan-bahan tersebut di laboratorium pendidikan Kimia tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga Peralatan dan cara kerja.
Selain bahan kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara
menggunakannya tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen,
label pada botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut
mudah rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol tersebut.

Beberapa catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia


Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai dan tahan
lama. Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian
sehari-hari.
Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang bahan kimia
yang khusus/ gudang dalam tanah misalnya.
Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan apakah bahanbahan tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya
rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara
kimia.Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label dengan semua
keterangan yang diperlukan misalnya.:
o nama bahan
o tanggal pembuatan
o jumlah (isi)

o asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)


o tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv, higroskopis dll)
o keterangan-keterangan yang perlu (presentase, smbol kimianya dan lain-lain)
Simbol simbol yang sering digunakan untuk menandai jenis jenis bahan kimia secara
internasional :
o Toxic : Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras

o Flammable : Bahan yang mudah terbakar

Corrosive : bahan yang dapat merusak kayu, besi, dsb.

o Irritant : Sedikt saja masuk ke tubuh dapat membakar


kulit, selaput lendir atau sistem pernapasan

o Oxidising Agent : Bahan yang dapat menghasilkan panas


o bila bersentuhan dengan bahan lain
o terutama bahan-bahan yang mudah
terbakar
o Explosive : Bahan yang mudah meledak bila kena panas,
api atau sensitif terhadap gesekan atau
goncangan
o Radioactive : Bahan-bahan yang bersifat radioaktif

o POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun

Selain Bahan Kimia, dalam Laboratorium juga terdapat peralatan yang terbuat
dari gelas, bahan gelas tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh.
Khususnya bila memasukkan pipa gelas kedalam propkaret, harus digunakan sarung
tangan untuk melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada proses pemanasan suatu
larutan, harus digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang
menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika menggunakan
pembakar spiritus atau pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus mudah terbakar, jadi
jangan sampai tumpah ke atas meja dan selang penyambung aliran gas pada bunsen
harus terikat kuat, jangan sampai lepas.

2) Langkah-langkah praktis
Sebagai asisten di laboratorium, yang bertugas membimbing mahasiswa untuk
bekerja dengan baik dan aman, maka perlu persiapan sebelum bekerja. Asisten perlu
datang lebih awal untuk memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja.
Selanjutnya asisten harus mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan
digunakan pada percobaan hari tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi
kecelakaan

karena

bahan

atau

peralatan

tersebut.

Disini

kehadiran

asisten

mendampingi mahasiswa yang sedang bekerja merupakan tugas mulia dalam menjaga
keselamatan kerja. Pada akhir praktikum, biasakanlah menutup kran air dan gas,
mematikan listrik dan api serta mencuci tangan dan meninggalkan laboratorium dalam
keadaan bersih. Ini dilakukan oleh asisten agar menjadi panutan bagi mahasiswa.
3) Larangan larangan saat berada di Laboratorium
1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.

3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis
percobaan,
jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
4. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah
pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami
percobaan.
8. Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan
yang dilakukan.
9. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
10. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.
14. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan
secepatnya.

C. Teknik kerja di laboratorium

Hal pertama yang perlu dilakukan


1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.

4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.


Bekerja aman dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau
gatal).
Memindahkan bahan Kimia
1. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah
kontaminasi.

Memindahkan bahan Kimia cair


1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak tangan
memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak memercik.
Memindahkan bahan Kimia padat
1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.
2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori
bahan tersebut.
Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai
orang lian maupun diri sendiri.
Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegah
pemanasan mendadak.

3. Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.
Keamanan kerja di laboratorium
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.

D. Penanggulangan keadaan darurat


Terkena bahan kimia
1. Jangan panik.
2. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3. Lihat data MSDS.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
5. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7. Hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).
Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.
5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.

8. Hubungi pemadam kebakaran.


Bahan kimia yang mudah terbakar yaitu bahan bahan yang dapat memicu
terjadinya kebakaran. Terjadinya kebakaran biasanya disebabkan oleh 3 unsur utama
yang sering disebut sebagai segitiga API :
Keterangan :
A : Adanya bahan yang mudah terbakar
P : Adanya panas yang cukup
I : Adanya ikatan Oksigen di sekitar bahan.

Gempa bumi
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.

E. Bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)

l. Karsinogenik (carcinogenic)
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)

F. Peralatan P3K
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain kasa
Pinset
Gunting
Peniti,

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil Makalah yang saya buat ini, dapat Saya simpulkan bahwa:
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta caracara melakukan Praktikum.
Bahan kimia dapat dkelompokkan menjadi : POISON Radioactive Explosive Oxidising
Agent Irritant Corrosive Flammable Toxic.

Anda mungkin juga menyukai