com/2010/11/kesehatan
-dan-keselamatan-kerja-k3-di.html diakses 7 okt
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis)
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium mendapat
perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses pengujian berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi
Hakikat higiene laboratorium dan kesehatan kerja adalah dua hal :
1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan laboran/analis yang setinggi-tingginya,
dengan maksud untuk kesejahteraan laboran.
2). Sebagai alat untuk meningkatkan analisis, yang berlandaskan kepada meningginya
effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam analisis atau pengujian.
dan juga penanganannya harus hati-hati karena kebanyakan peralatan laboratorium mudah
pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah selesai semua
peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan bahan
saniter. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan
mikroba. Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang
memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih mempunyai ciriciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau
Pengendalian Ruang Penyimpanan Bahan Kimia
- Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus dikendalikan sehingga temperatur,
kelembaban, dan sirkulasi udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika temperatur dalam
ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tingga dan terasa pengap, maka exhaust fan (alat
sejenis kipas angin) dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka agar terjadi sirkulasi udara,
sehingga dapat menurunkan temperatur dan kelembaban.
- Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat keselamatan kerja. Sebelum
masuk ruang penyimpanan bahan kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan
apakah sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau penempatan bahan
kimia
Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan
- Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia dengan bagian
tubuh.
- Korosif kerusakan jaringan.
- Timbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil atau gelembung berisi cairan
atau gangguan pernafasan (tersumbat dan pendek-pendek)
- Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa tercekik atau aspiksian karena
kekurangan oksigen akibat diikat olah gas thinner seperti : nitrogen dan karbon dioksida.
- Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian-bagian
tubuh seperti merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
- Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali dalam bentuk tumor ganas.
- Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran dalam keadaan cacat atau
kemandulan.
- Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga kemampuan paru-paru
untuk menyerap oksigen menjadi kurang akibatnya penderita mengalami nafas pendek.
Pembuangan Limbah
- Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus dikonstruksi dengan baik
sehingga proses pembuangan limbah cair tidak terhambat.
- Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum karena
akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
- Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan
ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan telah
terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah
Fasilitas Penggudangan
- Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih, bebas sampah
dan kotoran.
- Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun secara baik dan
teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan
dinding tembok
- Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya diambil dan
dipisahkan dari barang-barang yang masih baik
- Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan sampah padat
yang cukup, baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah sampah diproduksi
Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan
Tujuan keselamatan kerja adalah
- Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas .
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium).
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
Keselamatan Kerja Dan Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama
Keselamatan Kerja Dan Peningkatan Produksi/jasa Dan Produktivitas
- Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab
sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga
pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
- Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan
kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan
produktivitas yang tinggi.
- Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan
buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenagaan kerja, sehingga sangat membantu
bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya
kelancaran produksi
Metoda Pencegahan Kecelakaan
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan
tentang pagar pengaman, Riset medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian syarat statistik
7. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik
8. Latihan-latihan
9. Penggairahan
10. Asuransi
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
Penyebab Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium
1. Kekurangan dalam Alat Pelindung Diri
2. Kekurangan dalam Ventilasi
3. Masalah Kebersihan
4. Bahaya Listrik
5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Bahan Berbahaya
6. Masalah Penggudangan Bahan Kimia
7. Informasi dan Komunikasi
8. Prosedur dan Peralatan Keadaan Darurat
9. Tanggung Jawab Pekerja yang Rendah
10. Tanggung Jawab Manajemen yang Rendah
Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium
1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut
Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia.
Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja
dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasanbatasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi
dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
Pegawai atau staf
Peralatan
Akomodasi lingkungan
Metodelogi
Sample
Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk
terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang
bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
BAB II
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan
kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara
bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam
laboratorium.
a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri,
menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering
dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia
pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama dan
kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas
hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman
kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam atau
sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan
suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau
melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh
pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting
pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang
timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium. hidroksida,
gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan
dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air
yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br).
Kebakaran logam lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan
Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat.
Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan
penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya.
2. Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan
sebagai nya
3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.
C. Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya
Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia yang
berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut:
a) bahan -- bahan kimia beracun atau toksik(toxic subtances)
Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahanbahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1. Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan mulut
atau makan dan minum dalam lab.
2. Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau HCN
mudah terserap.
3. Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini
merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02)
dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas seperti HCN,
CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera masuk dalam darah
dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh
b) Efek akut dan kronis
efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah pengaruh
sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh
nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilang
kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus menerus
dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa
hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah tetapi
terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan
menimbulkan kerusakan dalam darah.
D. Bohan- Bahan Kimia Korosif / iritant
Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu
a. Bahan korosif cair.
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses kelarutan
atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan
osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak
dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar dipulihkan.
Contoh bahan korosif cair adalah
Asam mineral
Asam nitrat
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
2.
Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida
dan sulfuril klorida.
Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam (bronchia) :
belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter,
kloropikrin dan, dimetil sulfat.
Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang
sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant terhadap
mata dan saluran pernafasan.
E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium kimia
mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya
penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah terbakar
atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru beberapa kali terjadi
kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan dan
kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.
Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses terjadi
kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran.
1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan kebakaran beberapa
kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi
nya api yang di sebut segi tiga api.
Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api
atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila
oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan
terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur tersebut di atas.
2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan menjadi
tiga golongan yakni :
a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll
tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang
akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.
10. Bahan- bahan kimia radioaktif.
Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa, beta atau
gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat
pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih besar
dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat
mengganggu atau merusak sel- sel tubuh.
Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat
radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar
radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh lewat
peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung pada jenis zat.
BAB III
SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN
1. Pengaruh panas atau api
Kenaikan suhu akan menyebabk-an reaksi atau perubahan kimia terjadi dan mernpercepat reaksi.
Juga percikan api berbahaya untuk bahan-bahan yang mudah terbakar
2. Pengaruh kelembaban
zat-zat higroskopis, mudah menyerap uap air dan Udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis dan
menimbulkan pemanasan ruang.
3. Interaksi dengan wadah
Bahan kimia dapat berintekrasi dengan wadahnya dan bocor
4. Interaksi antara bahan
5. Kemungkinan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracum.
Alat-Alat Pemadam Kebakaran
Pada prinsipnya pemadam kebakaran berfungsi salah satu atau lebih kriteria berikut :
1. menurunkan suhu bahan yang terbakar
2. mengurangi kontak dengan oksigen
3. mengurangi redikal penyebab reaksi berantat
Jervis Pemadam Kebakaran
a. Air
Air berfungsi sebagal pendingin dan menyelimuti bahan dan O2 oleh, adanya uap air yang
terbentuk. pemadam air amat baik untuk
1.
2.
Jika kebakaran pelarut organik (kelas B) tidak di anjurkan menggunkan air karea
akan memperbesar kobaran api, kecuali pelarut organik yang larut dalam air .
3.
Kebakaran akibat listrik (kelas C) aliran listrik harus dipadamkan terlebih dahulu
karena akan menimbulkan hubungan pendek.
4.
Kebakaran logam alkali dari alkali tariah (kelas D) tidak di dianjurkan memakai air
b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau
kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
1.
2.
3.
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk
tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala
kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali
c. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih
praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja
atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.
Sarung tangan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah
ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang
segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh
Sumber
http://geronimo-neo.blogspot.com/2011/04/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html
diakses 7 okt
BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan
bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu
diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak
terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat
mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari
jika mereka selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas
dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila
dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan
dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal
ini
perlu
dijelaskan
berulang-ulang
agar
setiap
individu
lebih
meningkatkan
kewaspadaan
ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari
bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia
agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih
penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus
dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara
menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) pada saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik.
BAB II
PERMASALAHAN
Bagaimana Penerapan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pada saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik .
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Tujuan keselamatan kerja
Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum Kita terlebih dahulu
harus mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta caracara melakukan Praktikum.Keselamatan kerja menyangkut segenap proses Praktikum di
laboratorium, sedangjan Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga & tidak
diharapkan yang terjadi pada saat Praktikum sedang berlangsung.Oleh karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan.
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor
potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan
Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan
lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya
mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh
karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat
kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya
adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan Laboratorium.
ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah kelompok bahan
oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila bereaksi
dengan bahan organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium,
mudah bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan.
Gas metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan
fosfor mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya
dijauhkan dari api.
Bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat,
harap bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam
anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan
sampai asam tersebut tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan
bahan-bahan tersebut di laboratorium pendidikan Kimia tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga Peralatan dan cara kerja.
Selain bahan kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara
menggunakannya tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen,
label pada botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut
mudah rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol tersebut.
Selain Bahan Kimia, dalam Laboratorium juga terdapat peralatan yang terbuat
dari gelas, bahan gelas tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh.
Khususnya bila memasukkan pipa gelas kedalam propkaret, harus digunakan sarung
tangan untuk melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada proses pemanasan suatu
larutan, harus digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang
menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika menggunakan
pembakar spiritus atau pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus mudah terbakar, jadi
jangan sampai tumpah ke atas meja dan selang penyambung aliran gas pada bunsen
harus terikat kuat, jangan sampai lepas.
2) Langkah-langkah praktis
Sebagai asisten di laboratorium, yang bertugas membimbing mahasiswa untuk
bekerja dengan baik dan aman, maka perlu persiapan sebelum bekerja. Asisten perlu
datang lebih awal untuk memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja.
Selanjutnya asisten harus mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan
digunakan pada percobaan hari tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi
kecelakaan
karena
bahan
atau
peralatan
tersebut.
Disini
kehadiran
asisten
mendampingi mahasiswa yang sedang bekerja merupakan tugas mulia dalam menjaga
keselamatan kerja. Pada akhir praktikum, biasakanlah menutup kran air dan gas,
mematikan listrik dan api serta mencuci tangan dan meninggalkan laboratorium dalam
keadaan bersih. Ini dilakukan oleh asisten agar menjadi panutan bagi mahasiswa.
3) Larangan larangan saat berada di Laboratorium
1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis
percobaan,
jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
4. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah
pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami
percobaan.
8. Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan
yang dilakukan.
9. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
10. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.
14. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan
secepatnya.
3. Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.
Keamanan kerja di laboratorium
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.
Gempa bumi
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
E. Bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)
F. Peralatan P3K
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain kasa
Pinset
Gunting
Peniti,
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil Makalah yang saya buat ini, dapat Saya simpulkan bahwa:
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta caracara melakukan Praktikum.
Bahan kimia dapat dkelompokkan menjadi : POISON Radioactive Explosive Oxidising
Agent Irritant Corrosive Flammable Toxic.