Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 1

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
PDGK4104
NAMA TUTOR
RENA MUKTI SARI, S.Pd.,M.Pd

OLEH :

MUSNAINI

NIM : 859545505

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufiq dan hidayah, sehingga saya bisa menyelesaikan dan menjawab soal-soal

tutorial 1 mata kuliah Perspektif di SD ini sesuai jadwal yang ditentukan.


TUGAS TUTORIAL KE-1
KODE: PDGK4104
SKS: 2
MATAKULIAH: PRESPEKTIF PENDIDIKAN SD
PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI: PGSD-S1

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan menggunakan pemahaman dan bahasa anda sendiri!

1. Jelaskan landasan filosofi, psikologi-pedagogis,dan sosiologis-antropologis


pendidikan Sekolah Dasar!
2. Jelaskan landasan historis, ideologis, dan yuridis Pendidikan Sekolah Dasar!
3. Jelaskan fungsi dan tujuan Pendidikan SD!
4. Desripsikan ciri-ciri pendidikan SD dan perbedaannya dengan Pendidikan diTK!
5. Jelaskan peran berbagai komponen dalam bentuk tatanan organisasi SD!

***SELAMAT MENGERJAKAN***
PEMBAHASAN

1. A. Landasan filosofis, dan Psikologi-Pedagogis


Pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis mewakili cara pandang pakar dalam
bidang filsafat, psikologi dan pedagogik/ ilmu mendidik terhadap keniscayaan proses
pendidikan untuk usia sekolah 6-13 tahun. Dikatakan suatu keniscayaan karena
pendidikan untuk anak usia tersebut berlaku universal dan telah menjadi kenyataan
atau sering disebut juga condition sine equanon.

Argumen tentang keniscayaan pendidikan untuk anak usia itu antara lain;
 Pelembagaan proses pendidikan untuk usia dalam system pendidikan persekolahan
atau schooling system, diyakini sangat strategis
 Proses pendewasaan yang sistematik dan sitemik itu diyakini lebih efektif dan
bermakna
 Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual
teori pembelajaran seperti teori behaviorisme, kognitifisme, humanisme, dan social
(Bell-Gredler:1986), filsafat pendidikan seperti perenialisme, esensialisme,
progresifisme dan rekonstruksionalisme sosial.

B. Landasan Sosiologis-Antropologis
Cara pandang sosiologis-antropologis (sosio antropologis) adalah cara melihat
pendidikan dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam proses sosialisasi atau
pendewasaan peserta didik dalam konteks kehidupan bermasyarakat, dan proses
enkulturasi atau peawarisan nilai dari generasi tua kepada peserta didik yang sedang
mendewasa dalam konteks pembudayaan.

Implikasi dari karakteristik sosiologis dan social politis masyarakat Indonesia maka
perlu dibangun sisdiknas yang diselenggarakan dengan menerapkan politik
pendidikan nasional yang terdesentralisasi. Semula sisdiknas diatur dalam UU no 2/
1989 tetapi kemudian diubah dalam UU no 20 / 2003 yang lebih desentralistik.

Secara antropologi maka semua kenyataan tentang keragaman baik keragaman suku,
agama, bahasa daerah, keturunan dll harus terakomodasi dalam sisdiknas. Sisdiknas
menerapkan prinsip pendidikan yang demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif,
pendidikan terbuka dan multi makna, pendidikan sebagai proses pembudayaan dan
pemberdayaan sepanjang hayat, dan pendidikan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat.

2. Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta
sejarah yang relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah
Dasar beserta ide-ide atau pertimbangan yang melatarbelakanginya. sejak pada masa
Hindia Belanda sampai saat ini
Secara historis atau kesejarahan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan
kelanjutan dari sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang dibangun
lebih banyak untuk kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada dasarnya
sistem pendidikan pada masa itu ditekankan pada upaya memperoleh tenaga terampil
yang mengerti nilai budaya penjajah sehingga menguntungkan mereka dalam
mempertahankan dan melangsungkan penjajahannya. Dalam konteks itu orang
Indonesia, yang disebut juga Bumi Putera, diperlakukan sebagai hamba atau
onderdaan.

3. A. Fungsi pendidikan SD
Sejak dicantumkan wajib belajar enam tahun pada tahun 1984, SD menjadi
lembaga pendidikan yang berfungsi untuk menanamkan kemampuan dasar bagi setiap
warga negara indonesia yang masih berada pada rentan usia SD.
Selanjutnya, dengan dicanangkannya Pendidikan Dasar sembilan tahun dalam
Rancangan Repelita VI Pendidikan Nasional, SD sebagai bagian pendidikan dasar
mempunyai fungsi untuk menuntaskan wajib belajar pada tingkat Pendidikan Dasar
sembilan tahun, yaitu enem tahun di SD dan tiga tahun di SLTP.
Fungsi dan tujuan Pendidikan SD bersumber dari fungsi dan tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam Pasal 3 UU No 20 Th 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
B. Tujuan Pendidikan SD
(1) Menanamkan kemampuan dasar baca-tulis-hitung
Kemampuan dasar baca-tulis-hitung dianggap merupakan prasyarat bagi setiap
orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu
berkembang.

(2) Menanamkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat


bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Keterampilan dasar ini sering disebut sebagai “life skills” yaitu keterampilan
yang diperlukan oleh setiap orang agar mampu menjalani hidup secara wajar
dan sukses.

(3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pndidikan di SMP.


Pendidikan SMP juga berada pada jenjang Pendidikan Dasar. Penyiapan siswa
untuk mengikuti pendidikan SMP terutama dilakukan di kelas-kelas tinggi SD,
agar para siswa sudah menguasai kemampuan dasar, sehingga siap untuk
mengikuti pendidikan di jenjang SMP.
4. Deskripsi Ciri-ciri pendidikan SD
Secara umum
 Kemelekwacanaan (literacy), pemahaman siswa tentang berbagai fenomena/
gagasan di lingkungannya dalam kerangka menyesuaikan perilaku dalam
kehidupan.
 Kemampuan berkomunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik
buah pikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber,
kepada orang lain dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
 Kemampuan memecahkan masalah (problem solving), yang mencakup
merasakan adanya masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi
untuk memecahkan masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah,
mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang
paling layak.
 Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti
secara sistematis untuk sampai pada kesimpulan.

Secara khusus
 Siswa SD, adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun.
 Guru, guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran
di SD yaitu; Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.
 Kurikulum, merupakan bagian dari kurikulum dasar, yang mempunyai tujuan
yang khas yaitu; mengembangkan kemampuan dasar anak SD.
 Pembelajaran, pendidikan yang menanamkan kemampuan dasar, yang
memungkinkan tamatan SD mampu hidup secara wajar dalam masyarakat
dalam era globalisasi ini serta mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang
SMP.
 Gedung dan peralatan pembelajaran, secara umum dapat dikatakan bahwa
gedung SD terdiri dari 3-6 ruang kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah.

Perbedaan Pendidikan di SD dengan Pendidikan di TK


Pendidikan di TK atau Prasekolah memiliki tugas untuk mempersiapkan anak,
agar anak-anak tersebut siap bersekolah. Sedangkan Pendidikan di SD adalah sekolah
yang siap untuk menerima siswa dengan segala potensi yang ada pada setiap masing-
masing anak usia dini tersebut.

5. A. Departemen Penddidikan Nasional


Pasal 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta
pengelolaan kebudayaan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
B. Departemen Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) adalah kementerian
dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri. Kementerian
Dalam Negeri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Kementerian
Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang sejak
23 Oktober 2019 dijabat oleh Tito Karnavian.

Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara
eksplisit dalam UUD 1945. Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau
dibubarkan oleh presiden.

C. Dinas Pendidikan Propinsi

Dalam peraturan Gubenur Lampung No. 30 Tahun 2019 tentang Kedudukan,


Susunan organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Lampung mempunyai tugas dan fungsi bahwa :
1. Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang Pendidikan.
2. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi.
3. Membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang Pendidikan serta tugas
pembantuan.
4. Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
menyelenggarakan fungsinya.
D. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Way Kanan mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan
kebudayaan dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.
E. Kecamatan Ranting Dinas
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2016 tugas Kecamatan terdiri atas
a. menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Umum
b.mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa
c. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan penertiban umum
d. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan
F. SD/MI
Peran SD adalah meletakkan kecerdasan dasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, dan keterampilan untuk hidup secara mandiri dan mengikuti pendidikan secara
lanjut.
G. Komite Sekolah
Peran komite sekolah adalah : Sebagai lembaga pemberi pertimbangan (advisory
agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan
pendidikan. Sebagai lembaga pendukung (supporting agency), baik yang berwujud
finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Https://www.gramedia.com/literasi/struktur-organisasi

2. Menimbang Sekolah Rumah. Kompas, Rabu, 30 Mei 2007, Halaman 32

3. Pelayanan Disekolah Dasar Masih Buruk.Tempo Interaktif, 08 Februari 2007. Diakses

Tgl 01 November 2023 Dari:Http//Www.Tempointeraktif.Com/Hg/Nasional/ 2007/

02/08/Brk. 20070208-92807.Id.Html

4. Djojonegoro, W. (1996) Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia,

Jakarta : Dapaertemen Pendidikan Nasional

5. Komite sekolah dan kepala sekolah. Tersedia di https://mbeproject.net/komite.html

diakses pada tanggal 02 november 2023

BARADATU, 03 NOVEMBER 2023

MUSNAINI

Anda mungkin juga menyukai