MASA OBSERVASI
1. Tingkat kemampuan literasi dan numerasi masih sangat rendah
2. Termasuk sekolah inklusi
3. Masih banyak guru yang belum menguasai cara penggunaan pembelajaran
berbasis teknologi
4. Kolaborasi program sekolah seperti: penguatan numerasi pembiasaan membaca
perkalian dari perkalian 1-10 serta pembacaan Pancasila beserta lambangnya
sebelum pembelajaran dimulai, kegiatan imtaq diiringi ibadah dan mengaji dihari
tertentu.
5. Pemanfaatan fasilitas sekolah untuk memaksimalkan kegiatan belajar mengajar
seperti: Perpustakaan, dan halaman belakang sekolah.
6. Penguatan ekstrakurikuler pramuka.
7. Melengkapi dan mengembangkan sarana edukasi area halaman sekolah, seperti:
mading, apotek hidup, dan pemanfaatan pohon beringin sebagai tempat edukasi
pada tanaman pohon beringin.
8. Mengoptimalkan hasil AKM Kelas khususnya kelas 5
PROGRAM KERJA
Dari berbagai temuan yang didapatkan selama masa Observasi diawal penugasan selama
1 minggu, beberapa Program Kerja yang telah kami rancang, dengan berbagai masukkan
dari pihak sekolah, sebagai berikut:
1. Klinik LINU ( Literasi dan Numerasi ), merupakan kelas tambahan yang
dimaksudkan untuk membantu siswa/i yang masih memiliki kemampuan dibawah
rata-rata khususnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kelas tersebut
dimaksudkan agar siswa dapat belajar dengan fokus dengan penempatan di
perpustakaan. Dari hasil observasi dan rekomendasi dari Guru/Wali kelas masing-
masing, dari kelas 1-6 kami mengambil siswa/siswi yang masih kurang dalam
literasi dan numerasi sebanyak 37 siswa untu dibimbing secara khusus pada klinki
LINU. Dimana siswa dibagi berdasarkan kemampuan awal, agar mudah
diintervensi, terdiri dari Level pemula, Huruf, kata dan Kalimat. Serta pada level
numerasi terdiri dari 3 level yakni Elite, Master, Legend. Capaian/tujuan dari
program ini, ketika siswa mampu meningkat satu level atau lebih, berdasarkan
instrumen yang sudah disiapkan.
(Cakupan MK: Metodologi Penelitian, Statistika, Teori Linguistik)
2. Wadah Inklusif, awal penugasan tim Kampus Mengajar kami sudah dibeberkan
informasi terhadap salah seorang siswa dengan kemampuan dalam
berkomunikasi/berbicara tidak normal. Diketahui, guru kelas dari siswa tersebut
menduga siswa termasuk ke dalam Inklusi. Berdasarkan informasi tersebut, tim
merancang program Wadah Inklusif untuk menaungi siswa tersebut agar belajar
terpisah dari kawan sehingga dapat fokus. Bekerja sama dengan salah satu
anggota tim dengan disiplin ilmu Pendidikan Bimbingan konseling , saat ini kami
masih dalam peninjauan dikarenakan berbenturan dengan sejumlah kegiatan
sekolah. Inisiatif tim selanjutnya melakukan assessmen langsung ke kediaman
siswa.
(Cakupan MK: Metodologi Penelitian, Statistik, Pendidikan Inklusi, Teori
Linguistik)
4. Forum kolaborasi, sebagai mahasiswa disiplin ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
tentu pengalaman dalam mengajar dan berhadapan langsung dengan siswa di
dalam ruang kelas perlu dilakukan untuk mendapatkan pengalaman riil ketika
berada di lapangan. Kolaborasi dengan wali kelas, menjadi pilihan kami untuk
menggali ilmu dan pengalaman selama penugasan.
(Cakupan MK: Manajemen Pendidikan Dasar, PLP2)
6. PETA ( Peduli Tanaman ), program ini kami rancang untuk menambah sarana
belajar di area sekolah. Seperti pembuatan kebun sekolah dan apotek hidup serta
pohon edukasi agar siswa memiliki sumber dan akses belajar yang beragam.
7. Sabtu Produktif, program ini kami tujukan untuk meningkatkan kreatifitas siswa
dalam membuat karya karya sederhana yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran.
(Cakupan MK: Pengembangan Media Pembelajaran)