KEPERAWATAN JIWA II
Disusun Oleh:
183310817
Dosen Pembimbing:
Ns.Yudistira Afconnery,S.Kep.,M.Kep.
TAHUN 2020
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah jiwa tentang “Asuhan Keperawatan
pada pasien ketidakberdayaan ” tepat pada waktunya dalam penyusunan makalah ini saya
sadar karena kemampuan kami sangat terbatas. Maka makalah ini masih mengandung banyak
kekurangan untuk itu saya harapkan para pembaca bersedia memberi saran dan pendapat
untuk makalah ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini,
saya menyampaikan Terimakasih yang tak terhingga. Semoga Tuhan yang Maha Pengasih
lagi penyayang memberikan kita berkah , sehingga upaya kecil ini besar manfaatnya bagi kita
semua.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi..................................................................................................................6
B. Penyebab ketidakberdayaan...................................................................................6
C. Tanda dan gejala ketidakberdayaan.......................................................................6
D. Kondisi Klinis Terkait............................................................................................7
E. Tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga..................................................7
F. Asuhan keperawatan pada pasien ketidakberdayaan.............................................9
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………...16
B. Saran ………………………………………………………………………….....16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga
atau masyarakat yang memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan
bantuanuntuk dapat memelihara, mempertahankan dan meningkatkan status
kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang manusia, klien memiliki
beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk sosial,dan
makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan memandang
manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspekfisiologis,
psikologis, sosiologis, psikologis dan spiritual. Pentingnya bimbingan
spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yangmenyatakan
bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur daripengertian kesehataan
seutuhnya (WHO, 1984)
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang di tandai dengan invidu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan
tidak mampu memobilisasi energy demi kepentingannya sendiri. Keptusaasaan
merupakan kondisi subjektif seorang individu melihat tidak ada alteratif atau pilhan
pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energinya yang dimilikinya
(Department of Helath 2010).
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan keputusasaan?
B. Apa saja tanda dan gejala?
C. Apa saja kondisi klinis yang terkait?
D. Apa saja tindakan keperawatan?
E. Hasil penelitian?
F. Asuhan keperawatan pada pasien keputusasaan?
C. Tujuan
A. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keputusasaan?
B. Menjelaskan apa saja tanda dan gejala?
C. Menjelaskan apa saja kondisi klinis yang terkait?
PEMBAHASAN
A. Defenisi
B. Penyebab ketidakberdayaan
a. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon emosional dan
menerima pasien apa adanya
b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(misalnya, rasa marah, frustasi dan simpati)
c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri
waktu klien untuk berespon
d. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka,eksplorasi, dan klarifikasi
e. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupan yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
f. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan
g. Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan
h. Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi
atau substitusi
i. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif
j. Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien
k. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang
tidak rasional
l. Kurangi penilaian pasien yang negative terhadap dirinya
m. Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau prilakunya dan perubahannya
yang terjadi
n. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai.
Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan dirinya
o. Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
p. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan
penampilan/ kegiatan tersebut
Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi pasien dan cara
merawat serta evaluasi pean keluarga merawat pasien, dengan cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan (FIK UI-RSMM,2012) antara lain :
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
Faktor biologis
Faktor biologis yang berkaitan dengan masalah ketidakberdayaan adalah
menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general check up, tanggal
terakhir periksa),adanya riwayat sakit panas lama Saat perkembangan balita
sampai kejang kejang atau pernah mengalami riwayat trauma kepala yang
menimbulkan Lesi Pada lobus frontal temporal dan limbik, riwayat menderita
penyakit yang secara progresif menimbulkan ketidakmampuan misalnya:
kanker Terminal atau penyakit fisik yang bersifat kronis lainnya ( Audrey
berman ,Sherly Snyder .2016 dalam buku mat Zaini 2019).
Faktor psikologis
Faktor psikologis yang berkaitan dengan masalah ketidakberdayaan adalah
pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan kurang puas dengan kehidupannya (tujuan
hidup yang sudah dicapai).merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan
kehidupannya yang sekarang pola asuh orang tua klien pada saat klien anak
hingga remaja yang terlalu otoriter atau aktivitas sehari-hari, pengalaman
b. Faktor presipitasi
Biologis
Faktor presipitasi biologis pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah
menderita penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir menderita penyakit akut
yang menyebabkan ketidakmampuan berkomunikasi dalam 6 bulan terakhir
tidak mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang atau trauma kepala
yang menimbulkan Lesi Pada lobus frontal temporal dan limbik terdapat
gangguan sistem endokrin penggunaan alkohol obat-obatan dan kafein dan
tembakau.
Psikologis
Faktor presipitasi psikologis pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah
perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis tidak dapat
menjalankan pekerjaan atau hobi perasaan malu dan rendah diri karena
ketidakmampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari konsep diri:
gangguan pelaksanaan peran Karena tidak mampu melakukan tanggung jawab
peran kehilangan kemandirian atau perasaan Ketergantungan dengan orang
lain.
Sosial budaya
2. Diagnosa
3. intervensi
Edukasi :
1. anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
isolasi sosial Setelah dilakukan tindakan Promosi sosialisasi
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
ketidakmampuan keterlibatan sosial meningkat 1. identifikasi kemampuan
menjalin hubungan dengan kriteria hasil : melakukan interaksi
yang memuaskan 1. minat interaksi meningkat dengan orang lain
2. minat terhadap aktivitas 2. identifikasi hambatan
meningkat melakukan interaksi
3. verbalisasi isolasi menurun dengan orang lain
4. perilaku menarik diri
menurun Terapieutik :
5. verbalisasi perasaan 1. motivasi meningkatkan
berbeda dengan orang lain keterlibatan dalam satu
menurun hubungan
6. perilaku sesuai dengan 2. motivasi berpartisipasi
harapan orang lain dalam aktivitas baru dan
membaik kegiatan kelompok
3. motivasi berinteraksi di
luar lingkungan
misalnya jalan-jalan ke
Edukasi :
1. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
2. Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku
situasional keperawatan diharapkan harga diri Observasi :
berhubungan dengan meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi harapan
perubahan citra 1. Penilaian diri positif untuk mengendalikan
tubuh meningkat perilaku
2. Perasaan memiliki
kelebihan atau kemampuan Terapetik :
positif meningkat 1. Jadwalkan kegiatan
3. Penerimaan penilaian terstruktur
positif terhadap diri sendiri 2. Ciptakan dan
meningkat pertahankan lingkungan
4. Postur tubuh menampakan dan kegiatan perawatan
wajah meningkat konsisten setiap dinas
5. Perasaan tidak mampu 3. Tingkatan aktivitas fisik
melakukan apa pun sesuai kemampuan
menurun 4. bicara dengan nada
rendah dan tenang
5. hindari bersikap
Edukasi :
1. informasikan keluarga
Bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif
4. implementasi
Upaya yang dilakukan seoptimal mungkin dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan ketidakberdayaan.
5. evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
ketidakberdayaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah mungkin belum sesempurna pembuatan makalah. Penulis
menerima kritikan dan saran dari pembaaca.
DAFTAR PUSTAKA