Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA II

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ketidakberdayaan ”

Disusun Oleh:

NINDIKA ARIO PANGESTI

183310817

Dosen Pembimbing:

Ns.Yudistira Afconnery,S.Kep.,M.Kep.

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah jiwa tentang “Asuhan Keperawatan
pada pasien ketidakberdayaan ” tepat pada waktunya dalam penyusunan makalah ini saya
sadar karena kemampuan kami sangat terbatas. Maka makalah ini masih mengandung banyak
kekurangan untuk itu saya harapkan para pembaca bersedia memberi saran dan pendapat
untuk makalah ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini,
saya menyampaikan Terimakasih yang tak terhingga. Semoga Tuhan yang Maha Pengasih
lagi penyayang memberikan kita berkah , sehingga upaya kecil ini besar manfaatnya bagi kita
semua.

Padang , 26 Agustus 2020

Nindika ario pangesti

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...……………………………………………………….2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...…………………………………….………………………..... 4


B. Rumusan Masalah ...…………………………………….……………………... 4
C. Tujuan ..…………….……………………………………….…………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi..................................................................................................................6
B. Penyebab ketidakberdayaan...................................................................................6
C. Tanda dan gejala ketidakberdayaan.......................................................................6
D. Kondisi Klinis Terkait............................................................................................7
E. Tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga..................................................7
F. Asuhan keperawatan pada pasien ketidakberdayaan.............................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………...16
B. Saran ………………………………………………………………………….....16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. ...17

[Type text] Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga
atau masyarakat yang memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan
bantuanuntuk dapat memelihara, mempertahankan dan meningkatkan status
kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang manusia, klien memiliki
beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk sosial,dan
makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan memandang
manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspekfisiologis,
psikologis, sosiologis, psikologis dan spiritual. Pentingnya bimbingan
spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yangmenyatakan
bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur daripengertian kesehataan
seutuhnya (WHO, 1984)
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang di tandai dengan invidu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan
tidak mampu memobilisasi energy demi kepentingannya sendiri. Keptusaasaan
merupakan kondisi subjektif seorang individu melihat tidak ada alteratif atau pilhan
pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energinya yang dimilikinya
(Department of Helath 2010).

B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan keputusasaan?
B. Apa saja tanda dan gejala?
C. Apa saja kondisi klinis yang terkait?
D. Apa saja tindakan keperawatan?
E. Hasil penelitian?
F. Asuhan keperawatan pada pasien keputusasaan?

C. Tujuan
A. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keputusasaan?
B. Menjelaskan apa saja tanda dan gejala?
C. Menjelaskan apa saja kondisi klinis yang terkait?

[Type text] Page 4


D. Menjelaskan apa saja tindakan keperawatan?
E. Menjelaskan hasil penelitian?
F. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien keputusasaan?

[Type text] Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Ketidakberdayaan adalah pesepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan


mempengaruhi hasil secara bermakna. Suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan(keliat 2007)
ketidakberdayaan juga dapat di artikan sebagai persepsi atau tanggapan klien bahwa prilaku
atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau
tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi

B. Penyebab ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidakadekuatan koping


sebelumnya (seperti : depresi ), serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan
( Department of Health, 2010).
Faktor terkait ketidakberdayaan yaitu:
a. Kesehatan lingkungan : hilangnya privasi, milik pribadi dan control terhadap terapi
b. Hubungan interpersonal : penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar
c. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen : penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi
d. Gaya hidup ketidakberdayaan : mengulangi kegagalan dan ketergantungan

C. Tanda dan gejala ketidakberdayaan

a. Mengungkapkan dengan kata-kata nahwa tidak mempunyai kemampuan


mengendalikan atau mempengaruhi situasi
b. Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
c. Mengungkapkan ketidakpuasaan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
d. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
e. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
f. Menunujukkan prilaku ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
g. Tidak berpatisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan

[Type text] Page 6


h. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
i. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah
j. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan
k. Apatis dan pasif
l. Ekspresi muka murung
m. Bicara dan gerakan lambat
n. Tidur berlebihan
o. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
p. Menghindari orang lain

D. Kondisi Klinis Terkait

1. Diagmosis yang tidak terduga


2. Peristiwa traumatis
3. Diagnosis penyakit kronis
4. Diagnosis penyakit terminal
5. Rawat inap
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas
sebelumnya
Objektif : bergantung pada orang lain
b. Gejala dan tanda minor :
Subjektif : merasa diasingkan, menyatakan keraguan tentang kinerja peran,
menyatakan kurang control, menyatakan rasa malu, merasa tertekan
Objektif : tidak berpartisipasi dalam perawatan, pengasingan

E. Tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga


Klien dengan ketidakberdayaan dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan sesuai
dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan generalis kepeawatan
jiwa terdiri dari dua strategi pelaksanaan :
a. Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan latihan
berpikir positif

[Type text] Page 7


b. Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan

Sesuai dengan asuhan keperawatan intervensi pertama pada ketidakberdayaan adalah


melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah ketidakberdayaan. Dalam melakukan
pendekatan perawat menggunakan :

a. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon emosional dan
menerima pasien apa adanya
b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(misalnya, rasa marah, frustasi dan simpati)
c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri
waktu klien untuk berespon
d. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka,eksplorasi, dan klarifikasi
e. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupan yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
f. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan
g. Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan
h. Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi
atau substitusi
i. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif
j. Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien
k. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang
tidak rasional
l. Kurangi penilaian pasien yang negative terhadap dirinya
m. Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau prilakunya dan perubahannya
yang terjadi
n. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai.
Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan dirinya
o. Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
p. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan
penampilan/ kegiatan tersebut

[Type text] Page 8


q. Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan
untuk pilihan ini. Bantu klien untuk mendapatkan tujuan yang realistis. Fokuskan
kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu
r. Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien
s. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien.dorong untuk berpatisipasi dalam
aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk partisipasi dalam
pencapaian
t. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan
ketidakberdayaan
u. Dorong kemandirian,tetapi bantu klien jika tidak melakukan
v. Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan
alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien
w. Adakan suatu konferensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan mengembangkan
perawatan rutin klien.

Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi pasien dan cara
merawat serta evaluasi pean keluarga merawat pasien, dengan cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan (FIK UI-RSMM,2012) antara lain :

a. Membina hubungan saling percaya


b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c. Memodivikasi pola kognitif yang negative
d. Berpartisipasi dalam mengambil keputusan yang berkenan dengan perawatannya
sendiri
e. Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

F. Asuhan keperawatan pada pasien ketidakberdayaan

1. Pengkajian

Asuhan keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan didasari atas pertimbangan


respon individu, pola koping dan karakteristik klien pada kondisi subjektif atau dapat
divalidasi melalui respon verbal, emosional, partisipasi dalam kegiatan sehari-hari dan
keterlibatan serta tanggung jawab klien dalam perawatan dirinya.batasan karakteristik terkait

[Type text] Page 9


perasaan subjektif terhadap pola pengambilan keputusan, tanggung jawab dan peran pelayan
melalui intervensi keperawatan.

Tindakan keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan dikembangkan


berdasarkan pada pengkajian yang komprehensif pada sumber daya yang dimiliki klien untuk
menurunkan perasaan ketidakberdayaan.sumber daya client meliputi kekuatan fisik, energi
harapan motivasi pengetahuan, konsep diri positif, dukungan psikologis dan dukungan sosial
(Departement of health 2010 dalam buku mad zaini. 2019).aspek psikologis,solusi terhadap
masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut diluar kendalinya untuk mencapai solusi
tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama dapat mengarah ke keputusasaan.

Perawat harus hati-hati untuk mendiagnosis ketidakberdayaan yang berasal dari


perspektif pasien bukan dari asumsi. Perbedaan budaya dan individu terlihat pada kebutuhan
pribadi untuk merasa mempunyai kendali terhadap situasi misalnya untuk diberitahukan
bahwa orang tersebut mempunyai penyakit yang fatal (Kaplan. H. L; 1994 dalam buku mat
Zaini. 2019).faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya masalah ketidakberdayaan adalah:

a. Faktor predisposisi
 Faktor biologis
Faktor biologis yang berkaitan dengan masalah ketidakberdayaan adalah
menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general check up, tanggal
terakhir periksa),adanya riwayat sakit panas lama Saat perkembangan balita
sampai kejang kejang atau pernah mengalami riwayat trauma kepala yang
menimbulkan Lesi Pada lobus frontal temporal dan limbik, riwayat menderita
penyakit yang secara progresif menimbulkan ketidakmampuan misalnya:
kanker Terminal atau penyakit fisik yang bersifat kronis lainnya ( Audrey
berman ,Sherly Snyder .2016 dalam buku mat Zaini 2019).
 Faktor psikologis
Faktor psikologis yang berkaitan dengan masalah ketidakberdayaan adalah
pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan kurang puas dengan kehidupannya (tujuan
hidup yang sudah dicapai).merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan
kehidupannya yang sekarang pola asuh orang tua klien pada saat klien anak
hingga remaja yang terlalu otoriter atau aktivitas sehari-hari, pengalaman

[Type text] Page 10


aniaya fisik baik sebagai pelaku korban maupun sebagai saksi self-control:
tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas rasa takut akan di
akan tidak diakui, gaya atau hidup tidak berdaya, kepribadian: mudah marah
pasif dan cenderung tertutup.
 Faktor sosial budaya
Faktor psikologis yang berkaitan dengan masalah ketidakberdayaan adalah
pendidikan rendah kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses
penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, D fisik motorik, status finansial
atau orang terdekat yang berlangsung lebih dari 6 bulan),adanya norma
individu atau masyarakat yang menghargai kontrol misalnya kontrol lokus
internal dalam kehidupan sosial, cenderung Ketergantungan dengan orang
lain, tidak mampu berpartisipasi dalam sosial bermasyarakat secara aktif
dengan bergaul dan kadang menghindar dari orang lain, pengalaman sosial,
kurang aktif dalam kegiatan di masyarakat baik secara aktif maupun pasif.

b. Faktor presipitasi
 Biologis
Faktor presipitasi biologis pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah
menderita penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir menderita penyakit akut
yang menyebabkan ketidakmampuan berkomunikasi dalam 6 bulan terakhir
tidak mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang atau trauma kepala
yang menimbulkan Lesi Pada lobus frontal temporal dan limbik terdapat
gangguan sistem endokrin penggunaan alkohol obat-obatan dan kafein dan
tembakau.
 Psikologis
Faktor presipitasi psikologis pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah
perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis tidak dapat
menjalankan pekerjaan atau hobi perasaan malu dan rendah diri karena
ketidakmampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari konsep diri:
gangguan pelaksanaan peran Karena tidak mampu melakukan tanggung jawab
peran kehilangan kemandirian atau perasaan Ketergantungan dengan orang
lain.
 Sosial budaya

[Type text] Page 11


Faktor presipitasi sosial budaya pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah
kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan, hambatan
interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang lain,
kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
(misalnya:pensiun, defisit memori, D fisik motorik, status finansial atau orang
yang terdekat yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir),adanya perubahan
dari status kuratif menjadi satu paliatif, efek pembatasan mobilitas kurang
dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinan dan kemampuan
berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat.

2. Diagnosa

1. defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis


2. isolasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan
3. harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan citra tubuh

3. intervensi

Diagnosa SLKI SIKI


defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri :
diri berhubungan keperawatan diharapkan Observasi :
dengan gangguan perawatan diri meningkat dengan 1. identifikasi kebiasaan
psikologis kriteria hasil : aktivitas perawatan diri
1. kemampuan mandi sesuai usia
meningkat 2. monitor tingkat
2. kemampuan makan kemandirian
meningkat 3. identifikasi kebutuhan
3. kemampuan ke toilet BAB alat bantu kebersihan diri
atau BAK meningkat berpakaian berhias dan
4. minat melakukan makan.
perawatan diri meningkat
5. mempertahankan Terapeutik :
kebersihan diri meningkat 1. sediakan lingkungan
yang terapiotik misalnya

[Type text] Page 12


suasana hangat, rileks,
dan privasi
2. dampingi dalam
melakukan perawatan
diri sampai Mandiri
3. fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri

Edukasi :
1. anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
isolasi sosial Setelah dilakukan tindakan Promosi sosialisasi
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
ketidakmampuan keterlibatan sosial meningkat 1. identifikasi kemampuan
menjalin hubungan dengan kriteria hasil : melakukan interaksi
yang memuaskan 1. minat interaksi meningkat dengan orang lain
2. minat terhadap aktivitas 2. identifikasi hambatan
meningkat melakukan interaksi
3. verbalisasi isolasi menurun dengan orang lain
4. perilaku menarik diri
menurun Terapieutik :
5. verbalisasi perasaan 1. motivasi meningkatkan
berbeda dengan orang lain keterlibatan dalam satu
menurun hubungan
6. perilaku sesuai dengan 2. motivasi berpartisipasi
harapan orang lain dalam aktivitas baru dan
membaik kegiatan kelompok
3. motivasi berinteraksi di
luar lingkungan
misalnya jalan-jalan ke

[Type text] Page 13


toko buku
4. diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan
orang lain
5. Berikan empat balik
positif dalam perawatan
diri

Edukasi :
1. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
2. Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku
situasional keperawatan diharapkan harga diri Observasi :
berhubungan dengan meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi harapan
perubahan citra 1. Penilaian diri positif untuk mengendalikan
tubuh meningkat perilaku
2. Perasaan memiliki
kelebihan atau kemampuan Terapetik :
positif meningkat 1. Jadwalkan kegiatan
3. Penerimaan penilaian terstruktur
positif terhadap diri sendiri 2. Ciptakan dan
meningkat pertahankan lingkungan
4. Postur tubuh menampakan dan kegiatan perawatan
wajah meningkat konsisten setiap dinas
5. Perasaan tidak mampu 3. Tingkatan aktivitas fisik
melakukan apa pun sesuai kemampuan
menurun 4. bicara dengan nada
rendah dan tenang
5. hindari bersikap

[Type text] Page 14


menyudutkan dan
menghentikan
pembicaraan

Edukasi :
1. informasikan keluarga
Bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif

4. implementasi
Upaya yang dilakukan seoptimal mungkin dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan ketidakberdayaan.

5. evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
ketidakberdayaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

[Type text] Page 15


Ketidakberdayaan adalah pesepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna. Suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan(keliat 2007)
ketidakberdayaan juga dapat di artikan sebagai persepsi atau tanggapan klien bahwa prilaku
atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau
tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah mungkin belum sesempurna pembuatan makalah. Penulis
menerima kritikan dan saran dari pembaaca.

DAFTAR PUSTAKA

Mamnu’ah.(2017),Panduan Pratikum Keperawatan Jiwa II.Yogyakarta:UNISA

[Type text] Page 16


PPNI (2018).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Indikator
Diagnostik.Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Kriteria Hasil


Keperawatan .Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Tindakan


Keperawatan.Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI

Semium,Yustinus,OFM.(2006), Kesehatan Mental.Yogyakarta:kanisius

Stuard,G.W. (2013), Principles and Practice of Psychiatric Nursing ( 9 ed). Missouri :


Mosby,inc.

Stuart dan laraia .(2015).Buku saku Kep Jiwa (terjemahan).jakarta:EGC

Zaini,Mad.2019.Asuhan keperawatan jiwa Masalah Psikososial di pelayanan klinis dan


kominitas.Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA.

[Type text] Page 17

Anda mungkin juga menyukai