PENDAHULUAN
1
Menurut Dadang Hawari (1977) “ orang yang mengalami penyakit
terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian
saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. (
2
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui pengertian dari globalisasi budaya dan perspektif
transkultural
1.3.2 untuk mengetahui jamu dan obat tradisional yang ada di Nias
1.3.3 untuk mengetahui tumbuhan obat dan layanan kesehatan
1.3.4 untuk mengetahui cara orang Nias menjaga kesehatan dan kecantikan
1.3.5 untuk mengetahui paranormal dan kedukunan di Nias
1.3.6 untuk mengetahui kelahiran, usia tua dan kematian di Nias
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Aspek globalisasi budaya yang terlihat jelas adalah percampuran
masakan seperti yang terjadi di jaringan restoran cepat saji Amerika
Serikat. Gerai makanan dan minuman McDonald's dan Starbucksadalah
perusahaan Amerika Serikat yang sering dijadikan contoh globalisasi;
masing-masing perusahaan ini memiliki lebih dari 32.000 dan 18.000
gerai di seluruh dunia per tahun 2008. Indeks Big Mac merupakan cara
yang tidak biasa untuk mengukur keseimbangan daya beli.
5
Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena percaya
memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk
pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga
kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini
keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada permintaan terhadap
jamu yang terus mengalami peningkatan (Biofarmaka IPB, 2013). (Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas)
2.2.1 Jamu
2.2.1.1 Temulawak Instan
6
2.2.1.5 Herba Sambiloto
Khasiatnya: Mengobat tipus, radang usus, buntu, diabetes, prostat,
disentri, radang paru-paru, hipertensi, batuk.
Komposisi: herba sambiloto
2.2.1.6 Racikan Mahkota Dewa
Khasiatnya: Mengobati diabetes, darah tinggi, sakit kuning, jantung,
ginjal, rematik, asam urat, stroke, migrain, sirosis, wasit, maag dan
beberapa penyakit pada hewan piaraan.
Komposisi: Simplisia kering buah mahkota dewa.
2.2.1.7 Daun Mutiara
Khasiatnya: Untuk insomnia, rematik, hepatitis akut & kronis.
Komposisi: daun mutiara murni
7
4. Peramal (samaele’o), yaitu seseorang yang mampu mengetahui
kejadian-kejadian yang belum dan akan terjadi.
(Manalu, Helper S.P, et al., 2012)
Sebagian besar penyembuh tradisional yang ada di Desa Hilifadölö
mempunyai keahlian lebih dari satu. Contohnya, seorang tukang urut juga
mampu meracik obat dan menolong persalinan sehingga kebanyakan
masyarakat mengenalnya dengan sebutan dukun atau nama samaran yang
dikenal dalam masyarakat (contohnya, ina gabute). (Manalu, Helper S.P, et
al., 2012)
Dengan semua keahliannya tersebut, para penyembuh tradisional
telah membantu banyak warga masyarakat untuk mengobati penyakit yang
mereka derita.Oleh karena itulah, sebagian besar masyarakat sangat
menghormati penyembuh tradisional.Penyembuh tradisional juga memiliki
peranan sosial yang cukup besar di dalam masyarakat.Pada acara-acara
yang diadakan, penyembuh tradisional mendapatkan bagian makanan yang
lebih banyak daripada masyarakat biasa.Sebagian besar penyembuh
tradisional juga merupakan tokoh masyarakat atau tokoh agama. (Manalu,
Helper S.P, et al., 2012)
Secara umum keahlian para penyembuh tradisional tersebut
diperoleh secara turun-temurun, tetapi ada juga yang mendapatkan
keahliannya karena belajar.Keahlian yang diturunkan dari orang tua
tersebut misalnya kemampuan mengurut atau meng-kusuk dan kemampuan
untuk membantu persalinan. (Manalu, Helper S.P, et al., 2012)
8
sering masuk angin, sering ke tempat yang kotor, sering merokok, dan sering
menghirup debu. (Manalu, Helper S.P, et al., 2012)
Menurut beberapa informan, TBC merupakan penyakit menular yang
penularannya melalui peralatan makan dan udara. Akibat menderita TBC antara
lain badan menjadi kurus, tidak bisa bekerja, dan kematian. Tidak ada stigma
terhadap penderita TBC, tetapi mereka akan menjaga jarak jika berbicara dengan
penderita dan tidak menggunakan peralatan makan penderita. Pengobatan TBC
dapat dilakukan di puskesmas, meskipun ada pula obat tradisional untuk
mengobatinya.Pencegahan penyakit TBC dilakukan dengan memisahkan
peralatan makan penderita dan tidak berdekatan dengan penderita.Pandangan
tentang TBC diungkapkan oleh seorang informan tokoh masyarakat.
“TBC gejalanya kan batuk dan sesak, di sini masih ada 6 orang lagi
yang terkena TBC.Penyebabnya saya tidak tahu, tapi menurut saya TBC
menular jika buang ludah sembarangan dan peralatan makan.
Pencegahannya tidak tahu aku, pengobatannya juga tidak tahu aku ...,
paling pencegahannya jaga jarak kalau ngomong dengan yang kena
TBC. Kalau dengan yang sakit TBC, tidak ada pengucilan yang
berlebihan, tapi kita jaga jarak saja.”
Pendapat lain tentang penyakit TBC adalah TBC merupakan penyakit
keturunan dan dapat diobati dengan ramuan tradisional. Berikut penuturan
informan tentang hal tersebut.
“TBC itu bawaan dari orang tua (moroi khö zatua), sering disebut
penyakit keturunan (nga’ötö), trus dia itu sering batuk (moeha).Penyakit
itu berbahaya karna bisa mematikan.Obat yang bisa diminum adalah
obat dari rumah sakit. Kalau obat kampungnya seperti kunyit (undre),
daun kumis kucing (bulu sogambi mao), jeruk (ndrima), ditambah telur
ayam kampung (gadulo khoda), ini untuk mengurangi batuk.”(gadulo
khoda), ini untuk mengurangi batuk.”
Malaria. Masyarakat di Desa Hilifadölö sebagian besar sudah terbiasa
dengan penyakit malaria sehingga hampir semua informan pernah mendengar
9
tentang penyakit malaria.Menurut masyarakat, penyebab penyakit malaria
adalah gigitan nyamuk. Gejala-gejala penyakit malaria ini antara lain demam,
suhu badan tidak menentu, dan muka pucat. Berikut kutipan wawancara dengan
seorang warga masyarakat (Ibu DZ).
“Gejala malaria demam, panas, dingin, mata kita panas dan menggigillah ...,
akibatnya lemah juga.”
Masyarakat mewaspadai penyakit ini karena bisa menyebabkan kematian
bila tidak diobati.Masyarakat sepertinya sudah terbiasa mengobati sendiri
dengan obat-obatan yang dijual bebas.Mereka menyebutkan beberapa obat yang
biasa dipakai, seperti resokhin, parameks, dan bintang tujuh.Dikenal pula obat
tradisional, seperti daun pepaya dan daun sembung (bulu gomboyu), daun boli,
serta daun-daunan yang pahit yang direbus dan airnya diminum.Jika tidak
sembuh baru dibawa ke puskesmas.Berikut ini salah satu penuturan informan
tentang pengobatan malaria.
“Pengobatan malaria dengan yang pahit-pahit, seperti resokin, sakit kepala
juga gejala malaria, jadi minum parameks, bintang tujuh.Atau minum-minum
obat tradisional, seperti daun pepaya dan daun-daun yang pahit.Itu saja untuk
mengobatinya ..., kalau tidak sembuh baru dibawa puskesmas.”
Masyarakat juga melakukan upaya pencegahan agar tidak terkena
malaria, yakni dengan menggunakan kelambu waktu tidur dan menggunakan
obat nyamuk agar tidak digigit nyamuk.
10
Pelayanan keseshatan
Sampai saat ini kabupaten Nias masih dihadapkan dengan permasalahan
pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan yang belum optimal. Beberapa
penyebab kondisi demikian karena kabupaten Nias berada di wilayah
perbatasan, terpencil, rawan bencana alam, serta masih rendahnya kemampuan
ekonomi masyarakat. Disisi lain ketersediaan sumber daya kesehatan baik
tenaga, dan dana peralatan masih terbatas.
11
Bupati Nias mengatakan, secara nasional agenda pembangunan
kesehatan tahun 2015-2019 adalah mewujudkan pembangunan dan mutu
pelayanan kesehatan yang semakin mantap. Pengertian dasarnya adalah setiap
orang mendapatkan hak dan pelayanan kesehatan yang terstandar, dilayani oleh
tenaga kesehatan yang kompeten, menggunakan standard pelayanan dengan
biaya yang terjangkau serta mendapatkan informasi yang adekuat atas kebutuhan
pelayanan kesehatannya.
(Manalu, Helper S.P, et al., 2012)
12
Hal ini kemudian berubah menjadi tradisi turun-temurun dan masih
dilestarikan hingga kini. Tradisi lompat batu juga menjadi salah satu ciri
khas dari Nias. (Petronela, 2017)
Proses pendewasaan anak laki-laki. Seorang anak laki-laki
ataua pemuda di Nias baru bisa dianggap dewasa apabila sudah berhasil
melompati batu yang tingginya bisa lebih dari 2 meter dan lebarnya
kurang lebih 90 cm tersebut. Anak laki-laki di Nias sudah dilatih sejak
kecil agar siap melaksanakan lonpat batu. Ketika ritual Fahombo
dilaksakan, pemuda Nias akan mengenakan pakaian adat pejuang Nias.
Pakaian ini bermakna bahwa para pemuda tersebut sudah siap untuk
menjadi laki-laki dewasa dan menghadapi segala tanggung jawab yang
akan diembannya. (Petronela, 2017)
Tidak boleh menyentuh batu ketika melompat. Selain
melompati batu, ada juga ketentuan lain dalm tradisi ini. Para pemuda
Nias tidak diperbolehkan menyentuh batu ketika sedang dilompati.
Sebab, jika kulit menyentuh batu, maka mereka dianggap belum berhasil.
Dan jika sudah meloncat tinggi, tentu seseorang juga harus memiliki
teknik jitu untuk mendarat dengan teapat. Jika salah mendarat, tubuh bisa
cidera. (Petronela, 2017)
Tradisi yang serius. Tradisi Fahombo dijalankan dengan sangat
serius oleh suku Nias, terlebih di masa lalu. Dulu, di atas batu akan
ditambahkan rintangan seperti bambu runcing atau paku. Jika seorang
pemuda berahsil melewatinya, tak jrang keluarga besar akan
merayakannya, seba melompati batu ini memang membutuhkan usaha
yang sangat keras dan latihan yang lama. Kini, tradisi lompat batu
menjadi terkenal dan sering mengundang wisatawan untuk datang
berkunjung ke Nias. (Petronela, 2017)
2.4.2 Kecantikan
13
Setiap wanita tentu mendambakan kecantikan dan keserasian
dalam penampilan. Sebagainya umat beriman kita menyadari bahwa
kecantikan adalah karunia sang pencipta. Kita wajib merawat pemberian
tersebut, dengan sebaik-baiknya. Wajah kita dirawaat secara benar akan
menjadi sehat,bersih, dan bercahaya hingga terlihat berseri. (Basuki,
2007)
Menurut wanita Nias, mereka merawat kecantikan dengan
menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan dan mereka meracik
sendiri untuk perewatan kecantikan mereka. Mereka tahu bahwa kulit
kuning langsat memiliki khas tersendiri yang didambakan oleh suku-suku
lain dan masyarakat luar sehingga mereka terus-menerus merawat
kecantikan mereka. (Basuki, 2007)
14
masyarakat hanya datang ketika ibu hamil itu sudah mengalami pendarahan.
(Wikipedia Ensiklopedia Paranormal dan Kedukunan)
15
2.6.2 Usia tua
Usia tua merupakan segmen dari jangka hidup yang kini dialami
secara luas oleh seseorang. Masa tua atau usia tua juga merupakan masa
sekitar masa hidup manusia. Menurut budaya Nias dikatakan sudah
memasuki usia dewasa jika sudah berhasil melewati tarasi hombo batu
atau fahombo yang juga terkenal dengan sebutan tradisi lompat batu.
Tradisi ini merupakan adat yang masih dijaga dan dipelihara oleh
masyarakat Nias. Tradisi ini memiliki makna mendalam bagi para
pemuda Nias. Tradisi ini pertama kali dimulai dari perang antar-suku
yang kerap terjadi di Nias pada masa lalu. Seiring berjalannya waktu,
makna dari tradisi ini megalami pergeseran yang lebih luas. Dari syarat
menjadi prajurit, tradisi ini menjadi syara untuk memjadi seorang pria
dewasa. (Petronela, 2017)
2.6.3 Kematian
Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketidaan nyawa dalam
organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara
permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena
penyebab tidak alami seperti kecelakaan. (Foster & Anderson, 2005)
Menurut budaya nias terdapat dua upacara penting dalam upacara kematian
1. Famalakhisis/fatomesa (Perjamuan terakhir)
Famalakhisis adalah perjamuan terakhir bagi orang tua yang
sudah mau meninggal. Orang yang sudah mau meninggal akan
diupacarakan yanf disebut dengan laotomeo. Ritual ini dilakukan pada
orang tua yang sudah sakit-sakitan dan mau meninggal. Famalakhisis
diadakan bagi ayah yang sudah hampir tiba ajalnya oleh para putranya,
setelah ia memberkati serta memberi doa restu kepada mereka.
16
Tujuan utama famalakhisisatau fatomesa ini adalah mendapat
berkat (howu-howu) dari orang tua yang hendak meninggal. Sebaliknya
jika ritual ini tidak dihadiri (dengan sengaja) oleh salah seorang
anaknya, diyakini bahwa dia akan menjadi anak yang durhaka (tefuyu)
dan akan hidup dalam ketidakcukupan atau tidak mendapat rezeki
dalam hidupnya.
Dalam upacara famalakhisis ini, anak-anak dan cucu-cucu dari
orang tua yang hendak meninggal akan memestakanya dan makan
bersama sebagai tanda penghormatan terhadap orang tua atau kakek
mereka. Dan seandainya mereka maninggal, ia pergi dalam keadaan
kenyang dan bahagia karena dikelilingi anak-anaknya.
2. Fanoro satua dan fangasi fanoro satua
Fanoro satua merupakan upacara pemakaman kedua dari yang
wafat. Upacara ini bermaksud untuk mengantarkan rohnya kea lam
baka. Upacara ini bersifat potlatch yaitu unsure memamerkan kekayaan
agar menaikkan gensi keluarga dan terpandang di masyarakat. Sebab
bagi orang Nias yang paling penting dalam hidup adalah keluarga.
Dalam upacara ini mereka memamerkan kekayaan dengan memotong
babi ratusan ekor dan membagikan kepada sanak keluarga, kerabat dan
orang sekampung bahkan dengan kampong tetangga. Namun upacara ii
tidak bersifat wajib. Hanya bago orang-orang yang memiliki harta dan
uang.
Fangansi satua merupakan penyelesaian dan bisa juga dikatakan
sebagai penyelesaian upacara bagi orang yang tekah meninggal. Dalam
perspektif orang nias fangasi tidak sekedar penembusan orang yang
sudah meninggal melainkan sebuah perayaan dan penghormatan
sekaigus pengenangan. Selain itu, sekedar penembusan orang yang
sudah meninggal melainkan sebuah perayaan dan penghormatan
sekaligus pengenangan. Selain itu, juga saat melunasi hutang hutangnya
jika masih ada. Fangasi ini adalah semacam pesta bagi orang yang
17
masih hidup sebagai tanda bahwa mereka sudah merelakan kepergian
almarhum.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke
seluruh dunia dengan cara tertentu untuk memperluas dan mempererat
hubungan sosial.
Tujuan dari keperawatan transcultural adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transcultural
untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam pemberin asuhan
keperawatan.
Transcultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat
dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khusus nya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Learning, 2002).
Jamu adalah obat tradisional berbahan alamin warisan budaya yang
telah diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke generasi untuk
kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan serian (generik), ataun campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Biofarmaka IPB, 2013).
Konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan
dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari
19
penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu
dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial.
Dukun atau “orang pintar” adalah sebuah istilah yang secara umum
dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal
kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak
kasat mata, serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang
dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dalam masyarakat
seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain.
3.2 Saran
Menurut kelompok kebudayaan di sumatera beranekaragam tetapi
kelompok memilih kebudayaan Nias, agar saat terjun ke daerah Nias kita
sudah mengetahui kebudayaan Nias tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Manalu, Helper S.P, et al., (2012). Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak.
Sumatera Utara: Percetakan Kanisius
https://books.google.co.id/books?
id=S4tKDwAAQBAJ&pg=PA1&dq=kelahiran+menurut+nias&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwio5MSp3JPlAhVGX30KHRBxBWwQ6AEICTAA#v=onepage&
q=kelahiran%20menurut%20nias&f=false
https://bobo.grid.id/amp/08674486/fahombo-olahraga-lompat-batu-dari-nias
http://niassweethome.blogspot.com/2015/09/dua-upacara-penting-dalam-upacara.html?
m=1
21