Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Askeb Pada Perempuan & Anak dengan Kondisi Rentan


“Lingkungan dataran tinggi dan rendah”

Dosen Pembimbing :
Risma Aliviani Putri, S.Si.T.,MPH
Disusun Oleh :
1. Anis Hidayati
2. Heldina Hutahaean
3. Sri Suarni

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii

KATA PENGANTAR iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
D. Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Pengertian Kelompok Rentan. 4


B. Macam-Macam Kelompok Rentan. 5

C. Kebutuhan Permasalahan geografis lingkungan dataran tinggi dan rendah 6

D. Issue kesehatan Lingkungan Dataran Tinggi dan Rendah Terhadap Kelompok


Rentan 9

E. Penaganan 9

BAB III PENUTUP  10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah Makalah ini sudah kami
susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Askeb
Pada Perempuan & Anak dengan Kondisi Rentan “Lingkungan dataran tinggi dan
rendah” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

12 Maret 2023

Kelompok 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia selain sebagai mahkluk individu, juga sebagai mahkluk sosial.


Artinya bahwa selain manusia itu sebagai mahkluk yang mempunyai kebutuhan
dan/atau kepentingan akan pribadinya sendiri, manusia juga memiliki kebutuhan
dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.
Kelompok rentan adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam
menikmati kehidupan yang layak. Faktor aksesibilitas terhadap sumber-sumber
pemenuhan kesejahteraan sosial merupakan salah satu hal baik sebagai
penyebab juga menjadi akibat. Memetakan populasi dan kondisi kelompok rentan
secara tapat dan partisipatif merupakan awal dalam menentukan kegiatan dalam
rangka penanganan untuk membantuk kelompok ini.
Perempuan dan anak merupakan kaum rentan akan kejahatan yang perlu
untuk dilindungi. Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
keberlangsungan hidup manusia d a n keberlangsungan sebuah bangsa dan
negara. Dalam konstitusi Indonesia, anak memiliki peran strategis yang
secara tegas dinyatakan bahwa negara menjamin hak setiap anak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta atas pelindungan dari
kekerasan dan diskriminasi ,oleh karena itu kepentingan terbaik bagi anak patut
dihayati sebagai kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Kerentanan adalah suatu keadaan atau kondisi lingkungan dari suatu
komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bencana. Tercantum dalam Pasal 5 ayat (3)
UndangUndang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang
termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam penjelasan pasal
tersebut, yang dimaksud dengan kelompok rentan adalah orang lanjut usia,
anakanak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat (Hoesin, n.d.).

iv
Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan karena usia dan fisik mereka
yang masih tergolong lemah. Anak-anak pada usianya juga belum dapat
memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan saat terjadi bencana secara
mandiri. Hal ini menyebabkan anak-anak sangat rentan terdampak apabila terjadi
bencana.
Secara geografis kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan
bencana karena termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung
berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera - Jawa –
Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara. Kepulauan Indonesia juga terletak di
pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3 gerakan, yaitu
Gerakan Sistem Sunda di bagian barat, Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur
dan Gerakan Sirkum Australia (http://www.walhi.or.id). Kedua faktor tersebut
menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana. Maka dalam kurun waktu lima
tahun, 1998 - 2004 terjadi 1.150 kali bencana. Kesadaran tentang potensi bencana
di Indonesia dan fakta ilmiah di sekitar bencana yang menimpa negara ini
menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha - usaha penanganan yang tepat.
Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan sikap terbaik yang diperlukan
untuk menanggulangi masalah ini.
Sebaran daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia
hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya sangat padat.
Daerah-daerah ini sering merupakan pusat aktifitas, sumber pendapatan
masyarakat dan negara, serta menjadi pusat pencurahan dana pembangunan.
Tingkat kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan perkiraan tingkat
kerusakan terhadap fisik (infrastruktur) bila ada faktor berbahaya (hazard)
tertentu, Kerentanan sosial menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap
keselamatan jiwa/kesehatan penduduk apabila ada bahaya, Dari beberapa
indikator antara lain kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
persentase penduduk usia tua-balita dan penduduk wanita, maka letak geografis
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan dari kelompok rentan terhadap resiko
kesehatan yang ada

v
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan dari aspek / segi
geografis

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kelompok rentan


2. Untuk mengetahui kebutuhan khusus pada
permasalahan geografis tentang masalah dataran tinggi dan rendah
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang
kelompok rentang serta bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan
dari aspek/segi geografis

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kelompok Rentan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak
mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Olivier Serrat kerentanan merupakan perasaan tidak aman di
kehidupan individu, keluarga dan komunitas ketika menghadapi perubahan
diluar lingkungannya. Kerentanan dapat dikatakan sebagai kondisi yang
ditentukan oleh faktor fisik, sosial ekonomi dan lingkungan atau suatu proses
yang meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap dampak bahaya.
Kerentanan biasa dirasakan oleh individu atau kelompok yang tinggal di
wilayah tertentu yang dapat membahayakan jiwa dan aset yang
dimilikinya. Kerentanan dapat digambarkan sebagai situasi perubahan yang
membingkai kehidupan manusia baik individu, keluarga maupun Masyarakat
(Humaedi, 2018).
Konteks kerentanan merujuk pada situasi yang rentan yang dapat
mempengaruhi atau dapat membuat suatu perubahan besar dalam kehidupan
masyarakat. Pengaruh dari adanya kerentanan biasanya dapat merugikan
kehidupan baik individu maupun masyarakat walaupun tidak menutup
kemungkinan bahwa situasi rentan tersebut dapat memberikan dampak yang
positif bagi masyarakat.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kerentanan merupakan
situasi yang dapat mempengaruhi atau menciptakan suatu perubahan di
kehidupan individu, kelompok ataupun masyarakat. Suatu perubahan yang
diciptakan oleh adanya kerentanan dapat dikatakan sebagai ancaman bagi
mereka yang merasakan dampak positif maupun dampak negatif (Humaedi,
2018).

vii
B. Macam-macam Kelompok Rentan
Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling mendesak
yang membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi
kehidupannya. Kelompok rentan tersebut adalah kelompok masyarakat yang
tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri yang dapat mengakibatkan
permasalahan karena ketidakmampuannya tersebut (Humaedi, 2018).
Pada dasarnya kondisi rentan dapat disebabkan karena kurangnya aset
(apa yang dimiliki), akses (geografis), dan sistemik (sistem sumber yang
dikuasi oleh golongan tertentu). Kelompok rentan tersebut antara lain : orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat.
Walaupun tidak secara implisit undang- undang ini menegaskan bahwa
wanita sebagai salah satu kelompok rentan, tetapi secara eksplisit dapat
disimpulkan bahwa wanita sebagai kelompok rentan. Memperkuat
kesimpulan diatas, dalam Human Rights Reference menyebutkan bahwa
yang tergolong dalam kelompok rentan adalah Refugees (Pengungsi),
Internally Displaced Person/IDP’s (Pengungsi Internal), National Minorities
(Minoritas Nasional), Migrant Workers (Pekerja Migran), Indigenious
Peoples (Penduduk Asli), Children (Anakanak), dan Women (Wanita).
Menurut Olivier Serrat terdapat tiga jenis kerentanan yaitu
sebagai berikut:
1. Kejutan/kaget/guncangan (Shocks) yang dapat meliputi konflik,
penyakit, banjir, badai, kekeringan, hama pada tumbuhan
2. Perubahan musiman (Seasonalities) meliputi penetapan harga dan
kesempatan bekerja
3. Kecenderungan (Critical trends) yaitu kependudukan, lingkungan, ekonomi,
pemerintah, dan kecenderungan teknologi.

viii
C. Kebutuhan khusus pada Permasalahan geografis dengan lingkungan dataran
tinggi dan rendah

a) Dataran Rendah

Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat


ketinggian yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah
(sampai dengan 200 m dpl). Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun
dengan hamparan yang luas dan relatif datar yang berlawanan dengan
dataran tinggi.

Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia


berkisar antara 23 derajat Celsius sampai dengan 28 derajat Celsius
sepanjang tahun. Kondisi wilayah yang datar mamudahkan manusia untuk
beraktivitas dalam menjalankan kebidupannya. Di Indonesia daerah
dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan
kegiatan penduduk yang sangat beragam.

Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat tinggal di


dataran rendah. Terlebih wilayah ini memiliki sumber air yang cukup.
Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan
peternakan, kegiatan, industri, dan sentra Lokasi yang datar, menyebabkan
pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin. Keanekaragaman
aktivitas pendududuk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata
pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh, dan pegawai kantor adalah
beberapa contoh mata pencaharian penduduk daerah datara rendah

Adapun ciri dataran rendah diantaranya adalah :

1) Tanahnya relatif datar, ketinggian kurangdari 200 meter diatas


permukaan laut.

2) Tanah biasanya ditemukan disekitar pantai, tetapi ada juga yang


ditemukan di daerah pedalaman.

ix
3) Terjadinya akibat proses sedimentasi. Di Indonesiasendiri dataran
rendah terjadi akibat sedimentasi sungai.

4) Tanahnya lebih subur dan banyak ditempati penduduk jika


dibandingkan dengan daerah pegunungan.

5) Memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dari pada daerah


pegunungan.

Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya berupa:

1) Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari kain yang tipis yang tidak
panas, karena suhu di daerah ini panas.

2) Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan


atap dibuat dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas.

3) Makanan yang dikonsumsi sehari-hari lebih banyak jenis makanan yang


mengandung air meskipun zat gizi yang lain juga harus terpenuhi
seperti sayur dan buah.

4) Kebutuhan cairan juga meningkat dibandingkan dengan penduduk


didaerah dataran tinggi.

b) Dataran Tinggi

Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki system


pegunungan yang memanjang dan masih aktif. Relief dataran dengan
banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia memiliki
kesuburan tanah vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah. Dataran
tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan air hujan (catchment
area). Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar,
daerah tangkapan air hujan dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah
bawah.

Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi

x
hutan yang masih terjagaberfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai
suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Pada
wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan
dengan dataran rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara
dan curah hujan yang berlangsung juga cukup tinggi. Adapun ciri-ciri
dataran tinggi diantaranya adalah:

1) Beriklim Sejuk

2) Pertanian Dibuat Terasering

3) Memiliki Udara Yang Kering JarangTurun Hujan

4) Memiliki Amplitudo

5) Memiliki Kelembapan Udara

Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya berupa:

1) Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkomsumsi


makanan yang hangat.

2) Untuk menghangatkan tubuhnya penduduk didatarn tinggi lebih


tertutup dalam cara berpakaian.

3) Bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini
berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang
sedikit mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah.
Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat
disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.

4) Konsumsi iodium dalam jumlah yang cukup, karena didataran tinggi


kejadian gondok mencapai 30.3 % menurut untoro dibanding
didataran rendah hanya 7.0%.

5) Pemberian vitamin A yang rutin pada bayi dan balita untuk


mengurangi kejadian GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

xi
D. Issue kesehatan Lingkungan Dataran Tinggi dan Rendah Terhadap Kelompok
Rentan

1) Topografi wilayah tempat tinggal sangat mempengaruhi asupan nutrisi pada


masyarakat. Dataran rendah memiliki sumber protein hewani dan mineral
yang lebih tinggi termasuk Fe daripada Dataran Tinggi

2) Kejadian gondok di dataran tinggi lebih besar ,diupayakan untuk


pemeriksaan yang sesuai pada daerah endemis.

3) Daerah endemis malaria. Dataran Tinggi memiliki variasi nyamuk


anopheles.

E. Penatalaksanaan/Penanganan:

1) Melakukan kunjungan pemeriksaan pada secara teratur.

2) Memastikan asupan nutrisi yang sangat diperlukan ibu terpenuhi dengan baik.

3) Pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan dengan daerah endemis, misal daerah


endemis malaria atau kejadian gondok.

4) Berkolaborasi dengan P2 dan gizi untuk penanganan , terutama anemia, malaria


dan kejadian gondok.

xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak. Kebutuhan khusus pada penduduk di
daerah dataran rendah biasanya berupa; Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari
kain yang tipis yang tidak panas, karena suhu di daerah ini panas, Rumah-rumah
di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari genting
tanah untuk mengurangi suhu yang panas. Kebutuhan khusus pada penduduk di
daerah dataran rendah biasanya berupa ; Untuk menghangatkan tubuhnya mereka
banyak mengkomsumsi makanan yang hangat, Untuk menghangatkan tubuhnya
penduduk didatarn tinggi lebih tertutup dalam cara berpakaian, Bentuk rumah
yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan
atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin
tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang
diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.

B. Saran
Agar makalah dapat memberi pengetahuan tentang kelompok rentang
serta bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan dari aspek/segi
geografis

xiii
xiv

Anda mungkin juga menyukai