Dosen Pembimbing :
Risma Aliviani Putri, S.Si.T.,MPH
Disusun Oleh :
1. Anis Hidayati
2. Heldina Hutahaean
3. Sri Suarni
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
D. Manfaat 3
BAB II PEMBAHASAN 4
E. Penaganan 9
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah Makalah ini sudah kami
susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Askeb
Pada Perempuan & Anak dengan Kondisi Rentan “Lingkungan dataran tinggi dan
rendah” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
12 Maret 2023
Kelompok 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iv
Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan karena usia dan fisik mereka
yang masih tergolong lemah. Anak-anak pada usianya juga belum dapat
memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan saat terjadi bencana secara
mandiri. Hal ini menyebabkan anak-anak sangat rentan terdampak apabila terjadi
bencana.
Secara geografis kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan
bencana karena termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung
berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera - Jawa –
Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara. Kepulauan Indonesia juga terletak di
pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3 gerakan, yaitu
Gerakan Sistem Sunda di bagian barat, Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur
dan Gerakan Sirkum Australia (http://www.walhi.or.id). Kedua faktor tersebut
menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana. Maka dalam kurun waktu lima
tahun, 1998 - 2004 terjadi 1.150 kali bencana. Kesadaran tentang potensi bencana
di Indonesia dan fakta ilmiah di sekitar bencana yang menimpa negara ini
menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha - usaha penanganan yang tepat.
Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan sikap terbaik yang diperlukan
untuk menanggulangi masalah ini.
Sebaran daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia
hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya sangat padat.
Daerah-daerah ini sering merupakan pusat aktifitas, sumber pendapatan
masyarakat dan negara, serta menjadi pusat pencurahan dana pembangunan.
Tingkat kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan perkiraan tingkat
kerusakan terhadap fisik (infrastruktur) bila ada faktor berbahaya (hazard)
tertentu, Kerentanan sosial menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap
keselamatan jiwa/kesehatan penduduk apabila ada bahaya, Dari beberapa
indikator antara lain kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
persentase penduduk usia tua-balita dan penduduk wanita, maka letak geografis
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan dari kelompok rentan terhadap resiko
kesehatan yang ada
v
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan dari aspek / segi
geografis
C. Tujuan
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kelompok Rentan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak
mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Olivier Serrat kerentanan merupakan perasaan tidak aman di
kehidupan individu, keluarga dan komunitas ketika menghadapi perubahan
diluar lingkungannya. Kerentanan dapat dikatakan sebagai kondisi yang
ditentukan oleh faktor fisik, sosial ekonomi dan lingkungan atau suatu proses
yang meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap dampak bahaya.
Kerentanan biasa dirasakan oleh individu atau kelompok yang tinggal di
wilayah tertentu yang dapat membahayakan jiwa dan aset yang
dimilikinya. Kerentanan dapat digambarkan sebagai situasi perubahan yang
membingkai kehidupan manusia baik individu, keluarga maupun Masyarakat
(Humaedi, 2018).
Konteks kerentanan merujuk pada situasi yang rentan yang dapat
mempengaruhi atau dapat membuat suatu perubahan besar dalam kehidupan
masyarakat. Pengaruh dari adanya kerentanan biasanya dapat merugikan
kehidupan baik individu maupun masyarakat walaupun tidak menutup
kemungkinan bahwa situasi rentan tersebut dapat memberikan dampak yang
positif bagi masyarakat.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kerentanan merupakan
situasi yang dapat mempengaruhi atau menciptakan suatu perubahan di
kehidupan individu, kelompok ataupun masyarakat. Suatu perubahan yang
diciptakan oleh adanya kerentanan dapat dikatakan sebagai ancaman bagi
mereka yang merasakan dampak positif maupun dampak negatif (Humaedi,
2018).
vii
B. Macam-macam Kelompok Rentan
Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling mendesak
yang membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi
kehidupannya. Kelompok rentan tersebut adalah kelompok masyarakat yang
tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri yang dapat mengakibatkan
permasalahan karena ketidakmampuannya tersebut (Humaedi, 2018).
Pada dasarnya kondisi rentan dapat disebabkan karena kurangnya aset
(apa yang dimiliki), akses (geografis), dan sistemik (sistem sumber yang
dikuasi oleh golongan tertentu). Kelompok rentan tersebut antara lain : orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat.
Walaupun tidak secara implisit undang- undang ini menegaskan bahwa
wanita sebagai salah satu kelompok rentan, tetapi secara eksplisit dapat
disimpulkan bahwa wanita sebagai kelompok rentan. Memperkuat
kesimpulan diatas, dalam Human Rights Reference menyebutkan bahwa
yang tergolong dalam kelompok rentan adalah Refugees (Pengungsi),
Internally Displaced Person/IDP’s (Pengungsi Internal), National Minorities
(Minoritas Nasional), Migrant Workers (Pekerja Migran), Indigenious
Peoples (Penduduk Asli), Children (Anakanak), dan Women (Wanita).
Menurut Olivier Serrat terdapat tiga jenis kerentanan yaitu
sebagai berikut:
1. Kejutan/kaget/guncangan (Shocks) yang dapat meliputi konflik,
penyakit, banjir, badai, kekeringan, hama pada tumbuhan
2. Perubahan musiman (Seasonalities) meliputi penetapan harga dan
kesempatan bekerja
3. Kecenderungan (Critical trends) yaitu kependudukan, lingkungan, ekonomi,
pemerintah, dan kecenderungan teknologi.
viii
C. Kebutuhan khusus pada Permasalahan geografis dengan lingkungan dataran
tinggi dan rendah
a) Dataran Rendah
ix
3) Terjadinya akibat proses sedimentasi. Di Indonesiasendiri dataran
rendah terjadi akibat sedimentasi sungai.
1) Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari kain yang tipis yang tidak
panas, karena suhu di daerah ini panas.
b) Dataran Tinggi
x
hutan yang masih terjagaberfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai
suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Pada
wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan
dengan dataran rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara
dan curah hujan yang berlangsung juga cukup tinggi. Adapun ciri-ciri
dataran tinggi diantaranya adalah:
1) Beriklim Sejuk
4) Memiliki Amplitudo
3) Bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini
berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang
sedikit mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah.
Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat
disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.
xi
D. Issue kesehatan Lingkungan Dataran Tinggi dan Rendah Terhadap Kelompok
Rentan
E. Penatalaksanaan/Penanganan:
2) Memastikan asupan nutrisi yang sangat diperlukan ibu terpenuhi dengan baik.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak. Kebutuhan khusus pada penduduk di
daerah dataran rendah biasanya berupa; Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari
kain yang tipis yang tidak panas, karena suhu di daerah ini panas, Rumah-rumah
di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari genting
tanah untuk mengurangi suhu yang panas. Kebutuhan khusus pada penduduk di
daerah dataran rendah biasanya berupa ; Untuk menghangatkan tubuhnya mereka
banyak mengkomsumsi makanan yang hangat, Untuk menghangatkan tubuhnya
penduduk didatarn tinggi lebih tertutup dalam cara berpakaian, Bentuk rumah
yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan
atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin
tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang
diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.
B. Saran
Agar makalah dapat memberi pengetahuan tentang kelompok rentang
serta bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan dari aspek/segi
geografis
xiii
xiv