Anda di halaman 1dari 16

Asas - Asas Ilmu Lingkungan dan Manfaat Pembelajaran Ilmu Pendidikan Lingkungan

Pada Anak MI
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan

Dosen Pengampu: Ratu Dwi Gustia,M.Pd

: Disusun oleh

PGMI L SEMESTER 3

Kelompok 2

Dhea Miftahul Jannah (2211100264)

Dewi Nursa'adah (2211100263)

Fitriyah Ayu Istiazah (2211100101)

Fajar Sigit Nugroho (2211100085)

Filia Afi Dinita (2211100095)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pendidikan Lingkungan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Bandar Lampung,23 September 2023

Kelompok 2

PGMI L SEMESTER 3

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial,
ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat
berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi
masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

Pendidikan Lingkungan merupakan salah satu upaya yang dikembangkan oleh


masyarakat dunia untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengatasi permasalahan
lingkungan. Pada dasarnya pendidikan lingkungan ditujukan untuk mengubah perilaku
masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan dan peduli lagi terhadap kondisi yang ada pada
lingkungan daerah mereka tinggal. Di ranah pendidikan, pendidikan lingkungan sudah
menjadi bagian yang ada di lingkungan sekolah, masuk sebagai muatan lokal. Namun
dampak dan hasil yang sudah dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan belum
berpengaruh pada kondisi, baik pada masyarakat maupun lingkungan. Sebaliknya, berbagai
permasalahan lingkungan hidup yang berakar dari perilaku manusia masih ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman tentang pendidikan lingkungan hidup menjadi
salah satu faktor rendahnya dukungan/partisipasi masyarakat untuk berperan dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup tersebut. Hal ini juga berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja asas asas ilmu lingkungan ?

2. Apa manfaat pembelajaran ilmu pendidikan lingkungan pada anak MI?

C. Tujuan Masalah

1. Agar pembaca mengetahui asas ilmu lingkungan.

2. Agar pembaca mengetahui manfaat pendidikan lingkungan pada anak mi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas – Asas Ilmu Lingkungan

Asas-asas pengetahuan lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat


berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk
perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.

Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena)
dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan
didunia ini. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja,
karena asas ini hanya benar pada situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang asas ini
menjadi bahan pertentangan.1

Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang
kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru
dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga menjadi satu kesatuan
yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan
logikanya). Secara umum asas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 asas yang
didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi,
dll.Adapun asas dalam ilmu lingkungan yaitu:2

1. ASAS 1

Menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau
ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan. 3

Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering
disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat
1
Soeriaatmadja, R.E., 2019, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB, Bandung.
2
Wihardjo, R. S. D., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup. Penerbit
NEM.
3
Irianto, I. K. (2016). Ilmu Lingkungan.

2
diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai
energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem
kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat
ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan pembukuan
masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan Contohnya asas 1 lingkungan dapat
dilihat pada sinar radiasi yang berasal dari matahari terpancar mengenai permukaan bumi,
dapat diubah menjadi energi kalor (panas) yang dapat pemanasan daratan dan lautan, kondisi
ini menyebabkan suhu didaratan akan lebih cepat meningkat karena daratan memiliki massa
lebih padat dibandingkan lautan.

2. ASAS 2

Menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada
Hukum Termodinamika II yaitu "Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan
umum, energi berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju
angkasa."

Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi
tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di
planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke
angkasa.

Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi
maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan
oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen
yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling
atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang). Contoh lain yaitu dalam proses fotosintesis
hanya sebagian kecil energi matahari yang diubah menjadi glukosa (gula) dan sebagian besar
diubah menjadi energi 4

3. ASAS 3

Menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya


termasuk pada sumber alam.

4
Ismail,S.SEBAGAI (2019). Buku teks untuk Lingkungan Studi Buku Ilmu Lingkungan.
Pendidikpada Penerbitan.

3
Semua yang tersedia secara alamiah merupakan sumber daya alam yang dapat
dimanipulasi manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya, sehingga pemanfaatannya harus
dilakukan secara bijaksana agar keseimbangan ekologi terjaga dengan baik.

Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang
dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan
dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber
alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk
kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam,
karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah,
namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu survive.Contoh dapat dilihat
pada Tanaman kelapa sawit, dimana tanaman kelapa sawit membutuhkan waktu 4 tahun
untuk dapat memanfaatkan buahnya yang mengandung minyak sawit. Waktu yang
dibutuhkan untuk menunggu, dari awal berbuahnya kelapa sawit dan waktu produktif dari
kelapa sawit merupakan contoh waktu sumber daya

4. ASAS 4

Menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah maksimal,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke
tingkat maksimum.

Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena
kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah
mendekati batas maksimum.

Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu
karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

Adapun contoh sebagai ini dapat dilihat pada sebuah populasi singa, jika terjadi
pengurangan energi, dengan berkurangnya populasi srigala karena berkurang bahan makanan,

4
hasilnya berdampak pada populasi singa yang ikut menurun. Sebaiknya, jika populasi srigala
meningkat, akan terjadi peningkatan populasi singa pada akhirnya akan terjadi peningkatan
jumlah singa yang begitu cepat, hinga pada suatu saat, akan terjadi pengurangan populasi
yang terjadi disebabkan populasi srigala tidak cukup lagi untuk singa. Contoh lain yaitu pada
tanaman yang mendapatkan tambahan energy (pupuk) akan meningkatkan pertumbuhan dan
produksi sampai titik optimum. Penambahan pupuk di atas titik optimum justru hasilnya tidak
akan maksimum atau bahkan tanaman dapat layu dan mati.

5. ASAS 5

Menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang
pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang
penggunaan.

Makhluk hidup yang lebih cepat beradaptasi dengan lingkungannya akan lebih mampu
bersaing. Suatu jenis makhluk hidup yang mempunyai daya adaptasi besar (tinggi) lebih
mampu bersaing daripada yang daya adaptasinya lebih kecil. Adaptasi ini melalui proses
fisiologis, proses morfologis (perubahan bentuk) dan proses perilaku. Contoh proses
morfologis: tumbuhan di daerah kering umumnya daunnya lebih kecil sehingga penguapan
berkurang. Untuk manusia, adaptasi melalui proses perilaku disebut sebagai adaptasi kultural.

6. ASAS 6

Menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan
daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya tersebut.

Pada asas ini berlaku seleksi alam, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak
dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu
menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu
yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak.

Makin stabil suatu ekosistim, makin mantap keanekaragaman suatu komunitas.


Keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistim ditunjukkan oleh keseimbangan lingkungan.
Dalam jangka panjang keanekaragaman jenis yang tinggi akan ditemukan pada ekosistim
yang stabil. Contoh: kawasan hutan alami yang dihuni oleh komunitas berbagai satwa liar
5
danau yang dihuni oleh berbagai jenis ikan.
5
Ira Ririhena,M.Pd.,Modul Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Anak Usia Dini, (Jawa Barat : 2020)

5
7. ASAS 7

Menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di


alam lingkungan yang mudah diramal.

Suatu daerah dengan kondisi yang cenderung stabil dalam suatu kurun waktu tertentu
atau daerah dengan siklus perubahan lingkungan dan memiliki pola teratur, memiliki
keanekaragaman komunitas yang lebih tinggi dibandingkan kondisi lingkungan kurang stabil
dalam suatu kurun waktu tertentu atau daerah yang memiliki siklus perubahan lingkungan
dengan pola tidak teratur.

Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah
spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya
tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang
dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Maksudnya ialah semakin lama keadaan
lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap
juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi. Contoh:
populasi kera mengeksploitasi tanaman di perladangan baru disekitar hutan (misalnya
ditanami buah-buahan) sebagai sumber makanan populasi kera

8. ASAS 8

Menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson.
Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan
takson.

Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu
sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada
kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran
terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan
tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

Dapat dilihat pada contoh berikut; Burung dapat hidup dalam suatu kondisi lingkungan
yang luas dengan spesies yang kurang beragam karena burung memiliki kemampuan
menjelajah yang baik. Beberapa jenis tumbuhan dan serangga memiliki gerakan terbatas,

6
sehingga mereka hanya mampu memanfaatkan bahan makanan disekelilingnya. Oleh karena
itu, tumbuhan dan serangga memiliki kemampuan responsif terhadap lingkungan yang
terbatas dibandingkan dengan burung, dimana tumbuhan dan serangga ketika menghadapi
perubahan biokimia yang kecil saja dapat berdampak perbedaan gentika dalam
perkembangan evolusinya Oleh sebab keanekaragaman serangga dan tumbuhan dapat
meningkat dalam waktu yang lama, selanjutnya hidup dalam bentuk niche suatu lingkungan.

9. ASAS 9

Menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa


dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

Asas ini memiliki pandangan bahwa dalam sebuah sistem biologis, terdapat hubungan
antara biomassa aliran energi dan keanekaragaman. Dimana sebuah system menyimpan
biomassa dan aliran energi yang berassosiasi Sebanding dengan aliran materinya, serta materi
tersebut keluar bebas tukar-menukar dengan materi yang disimpan, maka jumlah waktu rata-
rata dapat dikatakan dengan hasil sebuah koefisien muncul dengan hasil bagian antara
biomassa terhadap produktivitas energi. Karena keanekaragaman sebanding dengan waktu
maka ketika terjadi peningkatan keanekaragaman pada sebuah komunitas, maka kecermatan
penggunaan energy akan meningkat.

10. ASAS 10

Menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan


produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi
menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada
lingkungan fisik yang stabil.

Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh
energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa
masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam
sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang
lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan komunitas yang masih muda.

7
Asas ini berlandaskan pada sebuah sistem biologis yang mengalami evolusi menuju
kepada peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi pada lingkungen fisik yang stabil.
dimana kondisi tersebut memungkinkan berkembangnya keanekaragaman Dengan kata lain
kemungkinan produktivitas kecil telah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk ke dalam
sebuah ekosistem.sedangkan biomassa dan keanekaragamanya masih dapat bertambah dalam
suatu perjalanan waktu, make jumlah kesediaan energi dalam sistem biologis tersebut
daparlimanfaatkan untulenenyokong biomassa yang lebih besar.Contoh pada sebuah
masyarakat yang semakin berkembang secara utuh akan terjadi penyusutan harga energy
persatuan produksikotor nasional I gross nasional produk), akan tetapi dalam waktu waktu
yang kebetulan, poduksi kotor nasional per capital akan melonjak dengan sangat cepat akan
berdampak pada peningkatan pengeluaran energi perorang

11. ASAS 11

Menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum
mantap. Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang
menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya. Contohnya kota
merupakan sistem yang lebih mantap (dewasa) dengan tingkat kompleksites dan
keanekaragaman yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan desa. Pada kondisi ini, akan
terjadi eksploitasi yang dilakukan sebuah kota terhadap sumber daya (ketenagakerjaan
ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya) yangerdapat di desa. Contoh lain seperti pada
hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.

12. ASAS 12

Menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada
kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan.

Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam
perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi
terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )
yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata
tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia

8
lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan
evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam
perubahan. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada
ekosistem yang sudah mantap. Contohnya ,dapat dilihat pada ekosistem yang berada
dilingkungan gunung berapi, ketika terjadi erupsi pada gunung berapi, maka kondisi habitat
yang semula hancur akibat dari perubahan kecil ke besar.

13. ASAS 13

Menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan


terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian
dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.

Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian
komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik
merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan
ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi. Contoh asas ini dapat dilihat dari lingkungan
dengan jumlah spesies tumbuhan dan hewan yang dieksploitasi oleh Manusia, akan
berdampak pada semakin sedikitnya populasi tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu,
diperlukan ilmu yang mengkaji tentang bagaimana untuk menjaga ekosistem ini tetap
berjalan baik.

14. ASAS 14

Menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada


jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi
tersebut.

9
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat
ketidakstabilan populasi yang tinggi.

B. Manfaat pembelajaran ilmu pendidikan lingkungan pada anak MI

Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan:

1. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada peserta didik tentang lingkungan hidup,
serta komponen-komponen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan saling
berkaitan.
2. Memberikan pemahaman kepada para peserta didik akan pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan.
3. Memberikan gambaran yang nyata akan segala dampak yang terjadi akibat kerusakan
lingkungan yang seringkali dilakukan oleh manusia serta kaitannya dengan segala
sesuatu yang menimpa manusia itu sendiri.
4. Membuat peserta didik lebih bertanggung jawab atas segala sikapnya untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup disekitarnya.
5. Agar anak usia sekolah memiliki kesadaran akan pentingnya aspek lingkungan dalam
mempertahankan kehidupan saat ini dan di masa depan karena pendidikan lingkungan
hidup merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk pemerintah dan
lembaga pendidikan.
6. Pendidikan lingkungan hidup untuk anak usia dini juga dapat nilai karakter anak itu
sendiri seperti sikap religius, jujur, toleransi, rasa ingin tahu dan cinta lingkungan.6

Selain itu manfaat lain dari pendidikan lingkungan hidup, diantaranya:

a. Aspek Kognitif
Pendidikan lingkungan mempunyai fungsi terhadap kognitif yakni untuk
meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan kependudukan, selain
itu meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi terhadap
kondisi yang terjadi dalam lingkungan sekitarnya.
b. Aspek Afektif
Pendidikan lingkungan hidup berfungsi juga dalam aspek afektif, yakni dapat
meningkatkan penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian

6
Suriyanti Salama, Rosyid Ridho Al Hakim, Salma Samputri, Tarzan purnomo, Jernita
Sinaga, Risma Haris; Ilmu Lingkungan, (Padang : Sumatra barat,2022 ) Hal. 1-12
10
dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam. Sehingga, adanya penataan
terhadap kependudukan dilingkungan hidupnya.
c. Aspek Psikomotor
Dalam aspek psikomotor, fungsi Pendidikan Lingkungan Hidup cukup berperan
dalam peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan dalam tentang
lingkungan yang ada disekitar kita, dalam upaya ningkatkan hajanah kebudayaan
misalnya.
d. Aspek Minat
Dalam aspek terakhir ini juga, fungsi dari pendidikan lingkungan terhadap
kependudukan, yang dalam hal ini adalah penduduknya meningkat dalam minat yang
tumbuh dalam dirinya. Minat tersebut, digunakan untuk meningkatkan usaha dalam
menumbuhkan kesuksesan kependudukan yang ada.

BAB III

KESIMPULAN

11
DAFTAR PUSTAKA

Ira Ririhena, M. (2020). In M. A. Dini. Jawa Barat.

Irianto, I. K. (2016). Ilmu Lingkungan.

Ismail, S. (2019). In Buku teks untuk Lingkungan Studi Buku Ilmu Lingkungan. Pendidikpada Penerbitan.

12
Soeriaatmadja, R. (2019). Bandung: ke-IV.

Suriyanti Salama, R. R. (n.d.). In i. Lingkungan. Sumatra Barat.

Wihardjo, R. S. (2021). In Pendidikan Lingkungan Hidup. NEM.

13

Anda mungkin juga menyukai