Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
DAN BAHAN KIMIA

OLEH:
NAMA : NURANI MA’RIFAT
NIM : 182432017
KELOMPOK : III
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEPERAWATAN
ASISTEN : EDI ILIMU, S.Pd., M.Si

UPT LABORATORIUM TERPADU


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2018
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN BAHAN KIMIA

I. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat:
1. Mengenal, menggunakan, dan mengetahui fungsi beberapa alat
laboratorium.
2. Mengidentifikasikan bahan-bahan kimia.
3. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan kimia padat
maupun cair.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Laboratorium kimia identik dengan bahan kimia dan juga peralatan
gelas. Bahan kimia di laboratorium dapat ditemukan sebagai zat padat dan
cair, sedangkan sebagian gas biasanya terbatas. Pada peralatan gelas
umumnya digunakan sebagai wadah pada komponen sistem reaksi atau
takaran, seperti tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia dan sebagainya
(Hasnah, 2012).
Peralatan gelas yang digunakan dalam laboratorium kimia ini
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan
peralatan mekanik/elektronik. Peralatan laboratorium kimia sebagian besar
terbuat dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, seperti tidak mudah bereaksi
dengan bahan kimia, tahan panas, mudah di las jika retak atau pecah dan lain-
lain (Khamidinal, 2009).
Setiap perlakuan dan kegiatan yang dilakukan di laboratorium kimia
haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana laboratorium
sangatlah senitif terhadap segala sesuatu. Perlakuan yang sering dilakukan
antara lain mereaksikan zat, memipet, mengukur volume, menyaring,
menimbang dan memanaskan (Basset, 1985).
Para pemula harus berhati-hati dalam membaca buret agar mampu
mengenali dengan baik pembagian skala dan terampil memperkirakan posisi
antara dua garis skala serta diperlukan banyak latihan dibawah awal-awal
tugas laboratorium. Suatu larutan berair dalam sebatang buret (atau tabung
apapun) dapat membentuk permukaan cekung yang dirujuk sebagai
miniskus. Untuk larutan yang berwarna tidak gelap biasanya posisi dasar
miniskusnya yang di baca (condong atas), miniskus demikian juga jika
larutan yang gelap warnanya. Sehingga pada dasarnya tidak dapat dibaca,
misalnya nilai pada larutan permanganat yang sangat membantu untuk
membuat bayangan pada dasar miniskus dengan area gelap pada kertas atau
kartu yang diterangi tepat dibelakang buret ( Marham, 2012).

Teori Pembuatan Larutan Standar KMnO4 0,1N

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan


kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi
ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan
indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi
+2, +3, +4, +6, dan +7. Standarisasi dapat dilakukan dengan beberapa
reduktor, seperti : As2O3, Fe, Na2C2O4, H2C2O4.2H2O, KHC2O4, K4{Fe(CN)6},
Fe(NH4)2(SO4)2.
Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah
dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat
yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi
dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan
-
indikator untuk mengatahui terjadinya titik ekivalen, karena MnO 4 yang
berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri ( auto indikator ).
Reaksi reduksi ion permanganat (MnO4 -) tergantung pada suasana
larutan. Dalam suasana asam ion permanganat (MnO4 -) yang berwarna ungu
mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak berwarna menurut reaksi :

MnO4 -   +   8H+   +   5e-         ®            Mn2+   +   4H2O

Dengan demikian, 1 ekivalen MnO4 -  = 1/5 mol, atau berat ekivalen


(BE) = 158/5 = 31,6. Dalam suasana asam ini dapat digunakan untuk
menentukan secara langsung berbagai macam kation maupun anion, antara
lain :
Kation / anion                                Hasil oksidasi
Fe2+, Sn2+, VO2+, H2O2                 Fe3+, Sn4+, VO3 -, O2
Mo3+, As3+, Ti3+, U4+               Mo3+, As3+, Ti3+, U4+
C2O4 2-, NO2 -, SO3 2-                  CO2, NO3 -, SO4 2-

Sedangkan secara tidak langsung, melalui penambahan reduktor


berlebih dapat digunakan untuk menentukan : MnO4 -, Cr2O7 2-, Ce4+, MnO2,
Mn3O4, PbO2, Pb2O3, dan Pb3O4.
Dalam suasana netral dan basa, MnO4 -  mengalami reduksi menjadi endapan
MnO2 yang berwarna hitam, menurut reaksi :

MnO4 -   +   2H2O   +   3e-      ®         MnO2   +   4OH-

Dalam reaksi tersebut, 1 ekivalen MnO4 - = 1/3 mol, atau berat ekivalen   (BE)
= 158/3 = 52,7. Zat-zat yang dapat ditentukan secara permanganometri dalam
suasana netral dan basa ini antara lain garam-garam Mn(II), asam format, dan
garam format.
Pengenceran larutan cuka.
Dalam pengenceran larutan, rumus yang dipakai ialah V1.M1 = V2.M2

V1=Volume awal larutan

M1= Konsentrasi Awal Larutan

V2= Volume akhir larutan

M2= Konsentrasi Akhir larutan

Konsentrasi larutan bisa berupa %, M ataupun ppm.

Ambil contoh, Cuka 25% di tukang baso agar lebih aman akan di encerkan
menjadi 5% dan di tempatkan di botol 100mL. berapakah banyak cuka 25%
yang di butuhkan?

Jawab : jika kita gunakan rumus V1.M1 = V2.M2  maka akan mudah


menjawabnya. yang dicari ialah volume awal larutan. maka V1 =
(V2.M2)/M1 =(5×100)/25 = 20ml , jadi yang dibutuhkan ialah 20ml cuka
25% kemudian di tambahkan air sehingga volumenya menjadi 100ml.

Bahan MSDS
MSDS atau dalam bahasa kita dikenal dengan ‘Informasi Data
Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan
Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan
kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan bahan buangan.
kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan bahan.

Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu
bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS adalah agar :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
III. METODOLOGI
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu labu ukur, gelas
beaker, gelas ukur, batang pengaduk, pipet tetes, spatula, Erlenmeyer,
botol semprot, pipet volum, dan timbangan neraca.
b. Bahan
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah padatan KMnO 4
dan aquades.

c. Prosedur Pembuatan Larutan


Pembuatan larutan KMnO4 0,2 M sebanyak 50 ml.

Persiapan alat dan bahan

Penimbangan
serbuk KMnO4 sebanyak 0,20 gram
Tambahkan Aquades 10 ml
Aduk hingga larut
Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml
Tambahkan Aquades sampai batas tanda tera
Kocok sampai larut

Larutan KMnO4 0,2 M

Pengenceran larutan KMnO4

Pengenceran larutan
Hitung volume
larutan yang akan digunakan
Masukkan larutan kedalam labu ukur 20 ml
Tambahkan aquades hingga tanda tera
Kocok hingga larutan tercampur
Larutan KMnO4 0,04 M

IV. HASIL PRAKTIKUM


a. Pengenalan Alat dan Bahan Kimia.

No
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
.

Untuk membuat
larutan dari sejumlah
1 Labu Ukur
zat dapat menjadi
konsentrasi terendah.

Untuk mereaksikan
zat/cairan,
memanaskan cairan
2 Gelas Beaker
dan membuat
endapan dalam
jumlah besar.

Untuk mengukur
cairan yang tidak
3 Gelas Ukur
terlalu tepat.

Sebagai pengaduk,
perantara dan
Batang
4 membersihkan
Pengaduk
endapan pada dinding
bejana.
Untuk memindahkan
5 Pipet Tetes volume cairan yang
telah terukur

Untuk mengambil
bahan-bahan kimia
6 Spatula dalam bentuk
padatan, misalnya
dalam bentuk kristal

Tempat membuat
7 Erlenmeyer
larutan

Untuk menghisap
Karet
8 larutan yang akan
Penghisap
dari botol larutan

Menyimpan aquades
dan digunakan untuk
mencuci ataupun
9 Botol Semprot
membilas bahan-
bahan yang tidak
larut dalam air

Untuk meneteskan
atau mengambil
10 Pipet Volume
larutan dengan
jumlah kecil
Untuk mengeluarkan
cairan dengan
11 Buret
volume sembarang
tetapi tepat.

Alat ukur
Timbangan/Ne
12 bobot/massa suatu
raca Digital
benda

No. Nama Bahan Spesifikasi Kategori

KMnO4
Berbentuk padat. Senyawa kimia
Sangat reaktif anorganik dan obat-
dengan bahan- obatan, digunakan
1
bahan organik, untuk
logam, asam. membersihkan luka
dan dermatitis

2. Air murni atau Aquades digunakan


H2O, yaitu air hasil untuk melarutkan
destilasi atau air larutan KMnO4
hasil penyulingan

b. Analisis Data
1. Pembuatan larutan KMnO4 0,2 M sebanyak 50 ml
Dik. [KMnO4] = 0,2 M
V KMnO4 = 50 ml = 0,05 L
Mr KMnO4 = 158 gr/ml
Dit. Gram KMnO4 = …?
Penyelesaian :
Gram KMnO4 = [KMnO4] . V KMnO4 . Mr . KMnO4
1000

= 0,025M . 0,05 L . 158 gr/ml


1000
=0,20 gram

2. Pembuatan larutan KMnO4 0,04 M sebanyak 50 ml

Rumus Pengenceran : M1.V1 = M2.V2


Dik. [KMnO4]1 = 0,04 M
[KMnO4]2 = 0,1 M
V1 KMnO4 = 50 ml
Dit. V2 KMnO4 = …?
Penyelesaian :
[KMnO4]1 . V1 KMnO4 = [KMnO4]2 . V2 KMnO4
0,04 M . 50 ml = 0,1 M . V2 KMnO4
V2 KMnO4 = 20 ml

V. PEMBAHASAN

a. Alat-alat kimia

Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat-Alat Dan Bahan


Kimia” ini membahas mengenai alat dan bahan kimia yang digunakan
dalam laboratorium serta cara pembuatan larutan. Pada praktikum
pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan dan bahan kimia
diantaranya yaitu labu ukur, erlenmeyer, gelas beaker, karet penghisap,
gelas ukur, botol semprot, batang pengaduk, pipet volume,pipet tetes,
buret, spatula, timbangan/neraca digital, aquades, dan KMnO4.
Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca atau
polietilena, tudung ulir atau tudung cungkil plastik. Larutan basa akan
menyebabkan sumbat kaca asam ini macet sehingga tidak boleh disimpan
dalam labu dengan sumbat semacam itu. Bila suatu zat padat akan
dilarutkan dalam labu volumetri, volume akhirnya tidak boleh disesuaikan
sebelum semua zat padat larut. Dalam kasus-kasus tertentu pelarut zat
padat lalu akan menyebabkan perubahan volume yang mencolok.
Gelas ukur merupakan alat gelas untuk menambahkan zat cair
dengan volume tertentu yang dapat dilihat dari skalanya. Gelas ukur ini
hampir menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit. Terdapat
skala pada batangnya dan mulut yang lebar. Gelas ukur mempunyai
kapasitas tertentu yang dapat dilihat pada skalanya.
Tabung reaksi mempunyai bentuk mirip pipa dengan alas yang
tumpul. Tabung reaksi terbuat dari bahan gelas dan ada juga yang terbuat
dari pyrex. Kegunaannya ini adalah untuk mereaksikan larutan atau cairan.
Kadang pada proses reaksi tes harus dilakukan pemanasan dengan tabung
reaksi maka harus digunakan tabung reaksi yang terbuat dari pyrex.
Erlenmeyer merupakan alat gelas yang banyak digunakan di
laboratorium. Bentuk Erlenmeyer mirip dengan gelas baker, tetapi
mempunyai leher yang menyempit. Keuntungan erlenmeyer antara lain
dapat mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses penguapan serta
dapat mengurangi penguapan zat cair dalam proses pemanasan.
Erlenmeyer biasanya digunakan untuk analisis kuantitatif secara
volumetri (titrasi). Pada sisi luarnya terdapat skala yang menunjukkan
perkiraan volume cairan.
Buret merupakan suatu pipa sekunder panjang dengan rongga yang
seragam sepanjang bagian yang berskala, dimana bagian ujung bawahnya
berupa keran kaca dan ujungnya runcing. Buret ini digunakan pada saat
titrasi atau untuk menambahkan larutan pereaksi dimana volume
penambahannya harus dicatat. Buret telah dirancang memiliki ketelitian
yang tinggi untuk keperluan analisa kuantitatif.
Gelas ukur merupakan suatu bejana yang tersedia dengan
kapasistas 2 sampai 2000 cm3. Ini terjadi karena luas penampang cairan
jauh lebih bebas daripada dalam labu gradusi, maka keasaman tidak tinggi.
Karena gelas ukur ini tidak dapat digunakan untuk pekerjaan yang
membutuhkan derajat keasaman yang sedang sekalipun. Namun gelas
ukur ini berguna untuk penggunaan kasar saja.
Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk
larutan atau suspensi, biasanya dalam baker. Di samping itu, batang
pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana satu ke
bejana lainnya. Batang ini juga berperan sebagai pegangan untuk rubber
policeman.
Botol semprot merupakan salah satu laboratorium yang digunakan
bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila
membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan
larutan sampel yang hilang.

b. Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan ialah padatan KMnO4 (Kalium
Permanganat). Padatan ini berwarna hitam, solid/padat, dan tidak berbau.
Ia larut dalam air menghasilkan larutan berwarna merah muda atau ungu
yang intens, penguapan larutan ini meinggalkan kristal prismatik
berwarna keunguan-hitam. Pada percobaan ini, digunakan 0,79 gram
padatan KMnO4 dilarutkan ke dalam 10 ml aquades, kemudian dilakukan
pengenceran dengan cara menambahkan 20 ml aquades.
Kalium permanganat adalah suatu senyawa kimia anorganik dan
obat-obatan. Sebagai obat senyawa ini digunakan untuk membersihkan
luka dan dermatitis. Senyawa ini memiliki rumus kimia KMnO4 dan
merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO-4. Senyawa ini
merupakan agen pengoksidasi kuat.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada
suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral,
lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam
pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan.
Sebagai oksidan, kalium permanganat dapat bertindak
sebagai antiseptik. Misalnya, larutan encer senyawa ini digunakan untuk
mengobati sariawan (radang), desinfektan untuk tangan dan pengobatan
untuk pomfoliks, dermatitis, dan infeksi jamur pada tangan atau kaki yang
sifatnya ringan.

Pembuatan larutan KMnO4


Dalam pembuatan larutan KMnO4 , langkah pertama yang
dilakukan yaitu mengambil padatan KMnO4 lalu dimasukkan kedalam
gelas kimia lalu ditimbang di neraca digital sebanyak 0,20 M, setelah
menimbang padatan KMnO4 selanjutnya masukkan aquades kedalam
gelas kimia yang berisi padatan KMnO4 lalu aduk hingga semua padatan
KMnO4 larut.
Pengenceran larutan KMnO4
Dalam proses pengenceran KMnO4, larutan yang sudah di
campurkan dengan aquades kemudian di masukkan kedalam labu ukur
menggunakan batang pengaduk,gunanya agarlarutan yang dituang
kedalam labuukut terarah, tambahkan aquades hingga mencapai 50 ml.
Kemudian dikocok dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:

a. Alat

Alat-alat gelas yang umum dipakai di laboratorium adalah buret, labu

takar, gelas ukur, gelas kimia, batang pengaduk, pipet volume, pipet

skala, corong, erlenmeyer dan tabung reaksi. gelas yang umum dipakai

untuk mereaksikan zat adalah tabung reaksi, gelas kimia dan erlenmeyer.

Gelas yang umum dipakai untuk pengukuran volume adalah gelas ukur,

pipet skala, pipet volume, pipet tetes, buret dan labu takar.

Teknik dasar penimbangan yaitu dengan menggunakan neraca analitik.

Teknik dasar pemipetan yaitu dengan menggunakan pipet beserta bulp

dan memperhatikan miniskusnya. Teknik penyaringan yaitu dengan

menggunakan kertas saring yang dilipat dan ditempatkan di dalam


corong. Teknik dasar pemanasan yaitu dengan menggunakan Bunsen atau

spiritus pada pemanasan langsung dan kompor atau penangas air pada

pemanasan tak langsung. Teknik dasar penitrasi yaitu dengan

menggunakan buret dan Erlenmeyer.

b. Bahan

Dalam praktikum kali ini bahan yang digunakan ialah padatan

KMnO4 dan aquades. Guna dari bahan keduanya untuk mencampur

larutan kemudian dikocokhingga larutan menyatu antara padatan KMnO4

dengan aquades tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Basset, dkk. 1985. Kimia Analisis Kuuantitatif Anorganik. Jakarta: ECG.


Khaminal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Natsir, Hasnah. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Marham. 2012. Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://indahsuciramadhaniss.blogspot.com/2015/08/landasan-teori-pembuatan-
larutan.html
https://bisakimia.com/2013/09/20/cara-mengencerkan-larutan/
http://lansida.blogspot.com/2011/01/material-safety-data-sheet-msds.html

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar 1 Proses pengenalan alat dan bahan


Gambar 2 Proses penimbangan padatan KMnO4
Gambar 3 Proses Pencampuran padatan KMno4 dengan Aquades

Gambar 4 Pengamatan dari perubahan warna pada larutan

Gambar 5 Pencampuran padatan KMnO4 dengan aquades

Anda mungkin juga menyukai