Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

I
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA
NYERI KRONIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Keperawatan Gerontik


Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, S.Kp. M.Kep, Sp.Kom. PhD.

Disusun Oleh:
Rustinah
22020121210019
Kelompok 8

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Nama : Rustinah
Tempat/Tanggal Lahir : Kilo Dompu, 12 Agustus 2021
Alamat Rumah : Dusun Malaju Desa Malaju Kecamatan Kilo
Kabupaten Dompu-NTB
No. Telp : 085239804135
Email : rustin1208@gmail.com
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan saya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Tn. I dengan Nyeri Kronis” bebas dari plagiarisme
dan bukan merupakan hasil karya orang lain. Apabila kemudian hari ditemukan
sebagian atau seluruh bagian dari laporan ini terindikasi plagiarisme, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik yang sudah
ditetapkan UNDIP.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.

Dompu, 19 September 2021


Yang menyatakan,

Rustinah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia.1 adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur–angsur mengakibatkan perubahan kumulatif yang terjadi di
dalam kehidupan manusia, menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi ransangan dari dalam tubuh.2 Menjadi tua atau menua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.3 Perubahan yang terjadi pada
lansia dapat terjadi secara fisik maupun psikologis. Perubahan fisik
ditandai dengan rambut mulai memutih, gigi mulai ompong, kulit yang
mengendur, pendengaran yang kurang jelas, penglihatan kabur, gerakan
tubuh lambat dan kondisi tubuh yang tidak proporsional. Perubahan
psikologis pada lansia didapati antaranya daya ingat yang menurun,
kesulitan berpikir, pikun dan sebagainya.3 Kemunduran sel-sel tubuh pada
lansia menyebabkan fungsi dan daya tahan tubuh juga menurun serta
resiko terhadap penyakit pun meningkat. Hal ini dapat menyebabkan lansia
mengalami masalah kesehatan.

Gangguan keseimbangan pada lansia sangat berpotensi untuk


terjadinya resiko jatuh yang dapat mengakibatkan patah tulang, pergeseran
tulang, dan pergeseran sendi.4 Selain itu, Pada lansia dapat juga terjadi
gangguan gerak dan nyeri pada beberapa bagian tubuh seperti leher, bahu,
punggung bawaah, lutut, dan kaki dengan prevalensi terbesar adalah nyeri
punggung bawah.5

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi timbulnya nyeri punggung


bawah atau Low Back Pain(LBP) pada lansia dapat disebabkan
kebiasaan duduk lama, mudah lelah, atau akibat penyakit tertentu
seperti jatuh terduduk yang menyebabkanhernia nukleus pulposusdi
daerah tulang lumbal.6

Penanganan low back pain apabila tidak dilakukan dengan baik


maka akan berdampak pada nyeri punggung bawah yang akan
mengganggu aktivitas sehari-hari dan pekerjaan. Low back pain dapat
menyebabkan kelemahan, kesemutan dan mati rasa pada salah satu kaki
atau keduanya. Oleh karena itu pentingnya dilakukan pencegahan agar
tidak terjadi hal yang demikian.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn. I ditemukan


beberapa masalah keperawatan yaitu nyeri kronis pada tulang belakang.
Hal ini merupakan dasar disusunnya asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah yang dialami klien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik pada
Tn. I sesuai dengan masalah keperawatan yang telah ditemukan serta
memperhatikan proses penuaan yang dilihat dari bio-psiko-spiritual
dan sosial.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn. I meliputi
dimensi biofisik, dimensi psikologis, dimensi fisik, dimensi sosial,
dimensi tingkah laku dan dimensi sistem kesehatan.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai
hasil pengkajian yang sudah dilakukan pada Tn. I
c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah, tujuan dan
kriteria hasil berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah
dirumuskan.
d. Mahasiswa mampu menerapkan intervensi sesuai dengan masalah
yang ditemukan.
e. Mahasiswa mampu menerapkan terapi nonfarmakologis pada
implemantasi yang dilakukan.
f. Mahasiswa mampu merumuskan evaluasi dan rencana tindak lanjut
dari asuhan keperawatan yang sudah diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Berdasarkan International Association for the Study of Pain (IASP)
nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan
yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang aktual maupun
7
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Berdasarkan durasinya, nyeri dibagi kedalam dua kelompok, yaitu akut
dan kronis. Nyeri akut (acute pain) adalah pengalaman nyeri yang
umumnya dialami oleh individu selama tidak lebih dari satu hari dan akan
mereda saat sumber nyerinya diketahui dan diobati. Nyeri kronis (chronic
pain) adalah nyeri yang pada umumnya akan terus menerus dirasakan
individu meskipun telah diketahui dan diobati. Tipe nyeri seperti ini dapat
berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah
penyebab awalnya diobati.8

B. Etiologi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), nyeri kronis
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: 8
1. Kondisi Muskuloskeletal kronis
2. Kerusakan sistem saraf
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
5. Ketidakseimbangan Neurotransmiter, neuromodulator dan reseptor
6. Gangguan imunitas
7. Gangguan fungsi metabolic
8. Penyakit posisi kerja statis
9. Peningkatan indeks massa tubuh
10. Tekanan emosional
11. Riwayat penganiayaan
12. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
Etiologi Gangguan rasa nyaman: Nyeri menurut North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) antara lain:
1. Usia lebih dari 50 tahun
2. Perubahan pola tidur
3. Kondisi musculoskeletal kronik
4. Crush injury
5. Kerusakan system syaraf
6. Distress emosional
7. Fraktur
8. Agen injuri
9. Kompresi syaraf, dll.

Penyebab umum terjadinya nyeri kronis pada lansia adalah


gangguan musculoskeletal seperti degenerasi spinal dan artritis. Penyebab
lain antara lain: neuropathic pain, ischemic pain dan nyeri akibat kanker
dan penanganannya. Pada lansia wanita, terdapat prevalensi yang tinggi
terjadi fraktur akibat kompresi vertebral yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan.9

C. Tanda dan Gejala


Tanda gejala mayor yang dirasakan oleh pasien adalah adanya
keluhan nyeri menetap selama 3 bulan atau lebih, pasien tampak meringis
menahan nyeri, gelisah, merasa takut mengalami cedera berulang,
terkadang juga disertai dengan adanya perubahan pola tidur, anoreksia,
pasien lebih bersifat protektif dalam kegiatan sehari-hari seperti mencari
posisi untuk menghindari timbulnya nyeri.8
D. Patofisiologi
Proses Menua

Proses degenerative tulang

Pengendapan Kalsium dan fosfor pada matriks tulang ↑

Klasifikasi tulang rawan

Fibrokartilago padat dan tidak teratur

Stress mekanis diskus lumbal bawah

Perubahan degenerasi berat

Herniasi nucleus purposus

Penekanan akar saraf ketikan keluar dari kanallis


spinalis

Low Back Pain

Kelemahan otot Dirasakan > 3 bulan

Mobilitas fisik terganggu Nyeri kronis

Resiko jatuh
Jarang bergerak

Gangguan mobilitas
Kelemahan fisik umum
fisik

Difisit perawatan diri


Pengkajian Nyeri
Lansia pada umumnya menderita berbagai penyakit kronis
sehingga persepsi lansia dapat mempengaruhi penilaian nyeri yang akurat
serta kemanjuran pengobatan. Salah satu instrumen pengukuran nyeri yang
bisa dilakukan adalah dengan cara metode mnemonic PQRST.10
P : Provokes, palliative : Penyebab nyeri.
Q : Quality : Kualitas nyeri, rasa nyeri dirasakan seperti apa.
R : Radiates : Penyebaran nyeri/ berfokus pada satu lokasi.
S : Severety : Keparahan/ skala nyeri.
T : Time : Kapan nyeri muncul dan berapa lama durasinya
Sedangkan beberapa metode yang bisa dilakukan untuk menilai intensitas
nyeri diantaranya:
Numerical Rating Scale
Skala penilaian numerik (Numerical rating scale, NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsian kata dan efektif digunakan saat
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi.11
Skala Wong-Baker
Skala ini dapat digunakan pada lansia yang memiliki keterbatasan
kemampuan kognitif. Pada lansia yang mengalami demensia tingkat lanjut,
diperlukan observasi perilaku untuk mengidentifikasi adanya nyeri.
Instrument pengkajian nyeri yang dapat digunakan pada pasien ini adalah
Pain Assessment in Advanced Dementia (PAINAD) dan Checklist on
Nonverbal Pain Indicators (CNPI).9

E. Penatalaksanaan Nyeri
Salah satu Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri yaitu menggunakan manajemen nyeri. Menurut Standar
12
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Manajemen nyeri
didefinisikan sebagai cara mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat dan konstan. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
2. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (tens,
hypnosis, akupresur, terapi musik, terapi pijat, aromaterapi, kompres
hangat/dingin dan terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbnagkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan startegi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

A. DATA UMUM
1. Nama Tn. I
2. Usia 70 tahun
3. Agama Islam
4. Suku Bima
5. Jenis Kelamin Laki-laki
6. Pendidikan Tidak sekolah
7. Riwayat Pekerjaan Petani
8. Status Perkawinan Kawin

B. DIMENSI BIOFISIK
1. Riwayat Penyakit dalam 6 Bulan Terakhir
Tn. I mengatakan “Saya merasakan nyeri pada pinggan bawah,
nyerinya menjalar sampai paha dan betis samping sering dibarengi
keram atau kesemutan. Saya merasakan nyerinya seperti ditusuk-
tusuk dan linu, nyerinya datang tiba-tiba, terutama setelah jalan.
Saya rasakan nyeri seperti ini sudah sejak 7 tahun lalu dan semakin
berat pada 1 tahun terakhir ini, mungkin karena usia saya yang
semakin tua ”
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Tn. I mengatakan, “Ibu saya sebelum meninggal sering mengeluh
nyeri pinggang dan lutut, karena sebelumnya juga beliau sempat
jatuh dari motor dan akhirnya tidak bisa jalan”
3. Riwayat Pencegahan Penyakit
a. Riwayat Monitoring Tekanan Darah
Tn. I mengatakan “saya jarang melakukan pemeriksaan
tekanan darah, biasanya saya pergi ke puskesmas bila saya
merasa tidak enak badan jadi saya ditensi kalo saya periksakan
diri ke puskesmas, biasanya tensi saya 120/80 aja”
b. Riwayat monitoring gula darah
Tn. I mengatakan “Saya jarang memeriksa gula darah, tapi
pernah periksa 1 tahun lalu, katanya gula darah saya normal”
c. Riwayat monitoring HNP
Tn. I mengatakan “Saya pernah periksa sampai ke RS provinsi
untuk mengetahui penyebab rasa nyeri pada pinggang bawah
saya. Kemudian dokter mengatakan saraf saya kejepit oleh
tulang belakang. Selanjutnya saya hanya minta obat ke
Puskesmas”
d. Riwayat Vaksinasi
Tn. I mengatakan, “saya tidak pernah disuntik vaksin”
4. Skrining Kesehatan yang Dilakukan
Tn. I mengatakan, “Saya periksa ke Puskesmas kalau saya
merasa tidak enak badan”

C. STATUS GIZI
Berat Badan = 59 Kg
Tinggi badan = 160 cm
2
BMI/IMT = BB/TB2 = 59/1,60

= 23,0 (Normal)
Kategori IMT
Kurang berat badan tingkat BERAT < 17,0
Kurus
Kurang berat badan tingkat RINGAN 17,0-18,4
Normal 18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat RINGAN 25,1-27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingak BERAT >27,0
Sumber: Kementerian Kesehatan

D. PEMERIKSAAN TANDA VITAL


Tekanan darah: 110/80 mmHg
Suhu : 36,8 ℃
Nadi : 86 kali/ menit
Respirasi : 20 kali/ menit
E. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI
1. Masalah pada Mulut
Tn. I mengatakan, “Gigi saya sebagian sudah lepas tapi saya masih
bisa makan yang keras”
Hasil pemeriksaan mulut pada Tn. I yaitu simetris, gigi sudah tidak
lengkap, terdapat karang gigi, gigi kuning, tidak ada stomatitis,
mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak terjadi pembengkakan tonsil,
epiglotis normal, mulut berbau, bibir dan lidah tidak ada sianosis,
tidak ada pembengkakan mulut.
2. Perubahan Berat Badan
Tn. I mengatakan, “Berat badan saya seperti ini sejak dulu”
3. Masalah Nutrisi
Tn. I mengatakan, “Saya BAB 1 kali sehari tidak tentu waktunya,
kadang 2 kali”
Hasil Pengkajian Ukuran Rumah Tangga
Tn. I mengatakan, “Saya jarang minum 6-8 gelas
manis, saya lebih sering minum air
putih, sehari habis sekitar 6-8 gelas”
Tn. I mengatakan, “Saya sehari makan Nasi sepiring penuh,
2-3 kali sehari” lauk dan sayur setiap
kali makan

F. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT INI


Tn. I mengatakan, “Nyeri pinggang saya sakit sekali, untuk jalan lama
saya tidak kuat, namun saat saya kerja (bertani) saya tidak merasakan
nyeri yang sangat.”

G. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI


Tn. I mengatakan, “saya biasa minum obat ini” sambil memberikan
bungkusan obat yang biasa dikasih dokter di puskesmas dan beli di luar
dengan resep dokter (Vitamin B. complex. omeprazole, Neuralgin Rx)

H. TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT INI


Tn. I mengatakan, “Saya sering meminta istri saya untuk pijatin pinggang
sampai kaki atau gelitikin telapak kaki saat mau tidur supaya nyeri sedikit
berkurang, saya cukupin waktu istrahat untuk menjaga kebugaran badan
saya, minum obat, dan makan minum yang cukup”

I. STATUS FUNGSIONAL
Indeks KATZ
Aktivitas sehari-hari Mandiri/tergantung Skor
Mandi Mandiri 1
Berpakaian Mandiri 1
Toileting Mandiri 1
Berpindah Mandiri 1
Kontinensia Mandiri 1
BAB/BAK
Makan Mandiri 1

Berdasarkan penilaian status fungsional, Tn. I tergolong dalam indeks


KATZ kategori Mandiri karena dapat melakukan 6 aktivitas secara
mandiri tanpa bantuan orang lain.

J. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI


1. Mobilisasi
Tn. I berkata “saya biasanya berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
tapi jalannya pelan-pelan kadang sambil berpegangan kayu yang saya
jadikan sebagai tongkat kalau saya jalan agak jauh. Saya masih
melakukan aktivitas bertani sendiri, alhamdulillah masih kuat”
Hasil pengkajian Morse Fall Risk (MFS)
No Pengkajian Skala Nilai
1 Riwayat jatuh : apakah lansia pernah Tidak 0 0
jatuh dalam 3 bulan terakhir?
Ya 25
2 Diagnosa sekunder : apakah lansia Tidak 0
memiliki lebih dari satu penyakit?
Ya 15 0
3 Alat Bantu Jalan : 0 15
 Bed rest/dibantu perawat
 Kruk/tongkat/walker 15
 Berpegangan pada benda – benda 30
di sekitar (kursi, lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini Tidak 0 0
terpasang infus?
Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah: 0 0
 Normal

 Lemah (tidak bertenaga) 10


 Gangguan/tidak normal 20
(pincang/diseret)

6 Status mental 0 0
 Lansia menyadari kondisi dirinya
 Lansia mengalami keterbatasan 15
daya ingat.
Total Nilai : 15
TIDAK BERESIKO JATUH

Keterangan :
Tingkat Resiko Nilai Tindakan
MFS
Tidak berisiko 0–24 Perawatan dasar
Risiko rendah Pelaksanaan intervensi pencegahan
25–50 jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksaan intervensi pencegahan jatuh
risiko tinggi

Hasil pengkajian Berg Balance Test


Gerakan Nilai Skala Skor
Duduk ke Butuh bantuan dua tangan untuk 0 4
berdiri berdiri
Butuh bantuan satu tangan untuk 1
berdiri atau stabilisasi
Mampu berdiri menggunakan 2
bantuan kedua tangan, dengan
bantuan minimal
Gerakan Nilai Skala Skor
Mampu berdiri mandiri dengan 3
bantuan kedua tangan
Mampu berdiri tanpa bantuan 4
kedua tangan dan mampu stabilsasi
Berdiri tanpa Tidak mampu berdiri 30 detik tanpa 0 4
bantuan bantuan
Butuh beberapa kali percobaan 1
untuk berdiri 30 detik
Mampu/ berdiri 30 detik tanpa 2
bantuan
Mampu berdiri selama 2 menit 3
dengan penjagaan
Mampu berdiri dengan aman 4
selama 2 menit
Duduk tanpa Tidak mampu duduk tanpa bantuan 0 4
bersandar selama 10 detik
tetapi kaki Mampu duduk selama 10 detik 1
bertumpu ke Mampu duduk selama 20 detik 2
lantai Mampu duduk selama 2 menit 3
dengan penjagaan
Mampu duduk dengan aman selama 4
2 menit
Berdiri ke Butuh bantuan untuk duduk 0
duduk Duduk mandiri tetapi tidak 1 4
terkontrol
Menggunakan bagian belakang 2
kursi untuk mengontrol duduk
Mengontrol duduk dengan kedua 3
tangan
Duduk dengan aman dengan 4
bantuan satu tangan
Berpindah Butuh 2 orang sebagai pembantu 0 4
atau penjaga agar aman
Hanya butuh 1 orang untuk 1
berpindah
Mampu berpindah dengan 2
pengawasan
Mampu berpindah dengan aman 3
tetapi memerlukan bantuan dua
Gerakan Nilai Skala Skor
tangan
Mampu berpindah dengan aman 4
dengan bantuan satu tangan
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk menghindari 0 4
mata tertutup jatuh
Tidak mampu dengan mata tertutup 1
selama 3 detik tetapi mampu berdiri
stabil
Mampu berdiri selama 3 detik 2
Mampu berdiri selama 10 detik 3
dengan pengawasan
Mampu berdiri dengan aman 4
selama 10 detik
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk mengatur 0 4
kedua kaki posisi dan tidak mampu bertahan
dirapatkan selama 15 detik
Butuh bantuan untuk mengatur 1
posisi mampu berdiri selama 15
detik dengan kaki dirapatkan
Mampu merapatkan kedua kaki dan 2
bertahan selama 30 detik
Mampu merapatkan kedua kaki dan 3
berdiri selama 1 menit dengan
pengawasan
Mampu merapatkan kedua kaki dan 4
berdiri dengan aman selama 1
menit
Meraih benda Hilang keseimbangan ketika 0 4
dengan tangan mencoba/memerlukan bantuan
lurus ke depan Mampu menjangkau tetapi 1
membutuhkan pengawasan
Mampu menjangkau > 5 cm dengan 2
aman
Mampu menjangkau > 12,5 cm 3
dengan aman
Mampu menjangkau > 25 cm 4
Mengambil Tidak mampu mencoba/butuh 0 4
benda di lantai bantuan agar tidak kehilangan
dari posisi keseimbangan atau jatuh
berdiri Tidak mampu mengambil dan 1
butuh pengawasan ketika mencoba
Gerakan Nilai Skala Skor
Tidak mampu mengambil tetapi 2
dapat menjangkau mendekati 2-5
cm dari benda sambil tetap menjaga
keseimbangan
Mampu mengambil tetapi butuh 3
pengawasan
Mampu mengambil dengan mudah 4
dan aman
Menengok ke Butuh bantuan agar tidak hilang 0 4
belakang keseimbangan atau jatuh
ketika berdiri Butuh pengawasan ketika melihat 1
ke belakang
Hanya mampu melihat ke samping 2
tetapi dapat menjaga keseimbangan
Mampu melihat ke belakang hanya 3
dari satu sisi dengan menunjukkan
perpindahan yang kurang baik
Mampu melihat ke belakang dari 4
kedua sisi dengan baik
Berputar 360 Butuh bantuan ketika berputar 0 4
derajat Butuh pengawasan yang dekat atau 1
bantuan secara verbal
Mampu berputar 360 derajat 2
dengan aman tetapi secara perlahan
Mampu berputar 360 derajat 3
dengan aman pada satu sisi selama
4 detik atau kurang
Mampu berputar 360 derajat 4
dengan aman dalam waktu 4 detik
atau kurang
Bertumpu satu Butuh bantuan untuk mencegah 0 4
kaki pada kursi jatuh/tidak mampu mencoba
atau anak Mampu melakukan 2 langkah 1
tangga dengan bantuan tangan
Mampu melakukan 4 langkah tanpa 2
bantuan dengan pengawasan
Mampu berdiri stabil dan 8 kali 3
melangkah dengan waktu > 20
detik
Mampu berdiri stabil dan aman 4
serta 8 kali melangkah dengan
waktu 20 detik
Gerakan Nilai Skala Skor
Berdiri dengan Hilang keseimbangan ketika 0 4
salah satu kaki melangkah atau berdiri
ada di depan Butuh bantuan untuk melangkah 1
dan mampu bertahan 15 detik
Mampu melangkah kecil dan 2
bertahan selama 30 detik
Mampu meletakkan satu kaki di 3
depan kaki lain dengan stabil dan
menahan selama 30 detik
Mampu meletakkan satu kaki di 4
depan
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk mencegah 0 4
satu kaki jatuh atau tidak mampu mencoba
Berusaha mengangkat satu kaki dan 1
tidak mampu bertahan selama 3
detik tapi tetap berdiri secara
mandiri
Mampu mengangkat satu kaki 2
secara mandiri selama 3-5 detik
Mampu mengangkat satu kaki 3
secara mandiri selama 5-10 detik
Mampu mengangkat satu kaki 4
secara mandiri selama > 10 detik
Total skor: 56 (RISIKO JATUH RENDAH)
Keterangan:
41-56 : risiko jatuh rendah
21-40 : risiko jatuh sedang
1.20 : risiko jatuh tinggi

2. Berpakaian
Tn. I mengatakan “saya masih kuat bisa ganti baju sendiri.”
3. Makan dan Minum
Tn. I mengatakan “saya makan dan minum sendiri dan makan nasi,
ikan, dan sayur selalu habis dimakan, dan minum air putih 6-8
gelas/hari”.
4. Toileting
Tn. I mengatakan “Saya biasanya kencing lancar 3-4 kali sehari, BAB
juga lancar 1-2 kali sehari, tp tidak tentu waktunya kadang pagi
kadang sore”
5. Personal Hygiene
Tn. I mengatakan “Saya kadang cuci rambut dengan santan kelapa,
sikat gigi juga setelah mandi”
6. Mandi
Tn. I mengatakan “Saya setiap hari mandi 1 kali dan sering
membasuh muka dan kaki saat wudhu ”

K. DIMENSI PSIKOLOGI
1. Status Kognitif
Short Portable Mental Status Quesionnaire (SPMSQ) pada Tn. I

Jawaban
No Pertanyaan Betul Salah
1. Tanggal berapa hari ini? √
2. Hari apakah hari ini? √
3. Apa nama tempat ini? √
4. Dimana alamat anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda lahir? (tgl/bln/thn) √
7. Siapa nama presiden sekarang? √
8. Siapa nama presiden sebelumnya? √
9. Siapa nama ibu anda? √
10. 10-3 adalah? √

Keterangan:
Jumlah Kesalahan:
0-2 kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : Gangguan Ringan
5-7 kesalahan : Gangguan Sedang
8-10 kesalahan : Gangguan Berat
Berdasarkan hasil pengkajian The Short Portable Mental Status
Quesionnaire (SPMSQ) didapatkan skor kesalahan Tn. I sebanyak 0
pertanyaan, sehingga Tn. I tergolong tidak mengalami gangguan
daya ingat.
2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Kognitif
Tidak ada perubahan terkait status kognitif.
3. Dampak yang Timbul Terkait Status Kognitif
Tidak ada dampak yang timbul terkait status kognitif
4. Status Depresi
The Geriatric Depresion Scale
No. Pertanyaan Jawaban Jawaban Skor
(nila 1) Tn. I
1. Apakah anda pada dasarnya
Tidak Ya 0
puas dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan
Ya Tidak 0
aktivitas dan minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup
Ya Tidak 0
anda kosong?
4. Apakah anda sering bosan? Ya Tidak 0
5. Apakah anda mempunyai
Tidak Tidak 1
semangat setiap waktu?
6. Apakah anda takut sesuatu akan
Ya Ya 1
terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia
Tidak Ya 0
setiap waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh? Ya Tidak 0
9. Apakah anda merasa lebih suka
tinggal di rumah pada malam
Ya Tidak 0
hari, dari pergi melakukan
sesuatu yang baru?
10. Apakah anda merasa bahwa
anda lebih banyak mengalami
Ya Tidak 0
masalah dengan ingatan anda
daripada yang lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat
menyenangkan hidup sekarang Tidak Ya 0
ini?
12. Apakah anda merasa tidak
Ya Tidak 0
berguna saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh
Tidak Tidak 1
berenergi saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah
Ya Tidak 0
tidak ada harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir banyak Ya Ya 1
orang yang lebih baik dari
anda?
Skor Geriatric Depression Scale: 4
Keterangan :
Normal : 0-4
Depresi ringan : 5-8
Depresi sedang : 9-11
Depresi berat : 12-15
Status depresi Tn. I yaitu dengan hasil nilai 4 yang berarti normal.
5. Perubahan yang Timbul Terkait Status Depresi
Tidak ada
6. Dampak yang timbul terkait status depresi
Tidak ada
7. Keadaan Emosi
a. Ansietas
Tn. I tampak tenang dan terbuka saat dilakukan pengkajian
Geriatric Anxiety Scale (GAS)
Sama
Kadang Sangat
Sekali Sering
No Gejala Umum -kadang sering
Tidak (2)
(1) (3)
(0)
Jantung saya
1. √
berdegup kencang
Napas saya
2. √
pendek
Saya mengalami
3. √
sakit perut
Saya merasa
seperti hal-hal
yang tidak nyata
4. √
atau seperti berada
di luar diri saya
sendiri
Saya merasa
seperti kehilangan
5. √
kendali atau
control
6. Saya takut √
dihakimi orang
Sama
Kadang Sangat
Sekali Sering
No Gejala Umum -kadang sering
Tidak (2)
(1) (3)
(0)
lain
Saya takut dihina
7. √
atau dipermalukan
Saya mengalami
8. kesulitan untuk √
tertidur
Saya mengalami
9. kesulitan untuk √
tetap tidur
Saya mudah
10. √
marah
Saya mempunyai
11. √
gejolak amarah
Saya mengalami
12. kesulitan √
berkonsentrasi
Saya mudah
13. terkejut atau √
marah
Saya kurang
tertarik untuk
melakukan
14. √
sesuatu yang
biasanya saya
nikmati
Saya merasa
terucil atau
15. √
terisolasi dari
orang lain
Saya merasa
16. seperti sedang √
linglung
Saya mengalami
17. kesulitan duduk √
tenang/diam
Saya merasa
18. khawatir secara √
berlebihan
Saya tidak bisa
19. mengendalikan √
kekwatiran saya
20. Saya merasa √
gelisah, tegang
Sama
Kadang Sangat
Sekali Sering
No Gejala Umum -kadang sering
Tidak (2)
(1) (3)
(0)
atau cemas
21. Saya merasa Lelah √
Otot saya terasa
22. √
tegang
Saya mengalami
nyeri punggung,
23. √
sakit leher, atau
kram otot
Saya merasa tidak
24. memiliki kendali √
atas hidup saya
Saya merasa
sesuatu yang
25. √
mengerikan akan
terjadi pada saya
Nilai total skor: 22

Keterangan:
Ansietas minimal : 0-20
Ansietas ringan : 21-41
Ansietas sedang : 42-62
Ansietas berat : >63
Tn. I memiliki nilai total skor: 22 yang dapat diartikan ansietas
ringan
Tn. I mengatakan “Saya sebenarnya tidak ingin merepotkan anak-
anak saya dalam hal memenuhi kebutuhan hidup saya. Saya
sering mendengarkan keluhan anak-anak saya dengan banyaknya
masalah hidup yang harus mereka hadapi, meskipun anak saya
tidak pernah mengeluhkan langsung ke kami tapi saya tau mereka
repot juga mengurus kami. Saya masih mampu menafkahi istri
dan lebih senang bekerja bertani untuk mengisi hari tua saya juga
dapat membantu anak-anak saya tanpa harus membebani mereka”
b. Perubahan Perilaku
Klien tampak rapi, menggunakan pakaian sesuai kondisi klien
dapat mempertahankan kontak mata selama pengkajian, tidak
terlihat marah, sedih atau tidak senang.
c. Mood
Tn. I mengatakan “Saya sering diundang untuk ikut acara
keagamaan, di sana saya bisa banyak berinteraksi dengan
sesama kegiatan di sekitar tempat tinggal, kerja bakti, dan lain-
lain”.

L. DIMENSI FISIK
1. Luas rumah
Luas tanah : ± 100 m2
Luas rumah : ± 80 m2
2. Keadaan Lingkungan Rumah
a. Penerangan
Tn. I Mengatakan “Penerangan di dalam Rumah cukup bagus
karena terdapat 3 buah lampu yang hanya dinyalakan pada malam
dan pada siang hari penerangan di dalam rumah cukup dengan
cahaya melalui jendela, jendela selalu dibuka. Kamar mandi
terdapat 1 lampu dan terdapat ventilasi”
Rasional: Banyak sumber cahaya alami di rumah Tn. I yang berasal
dari jendela dan pintu.
b. Kebersihan dan Kerapian
Tn. I mengatakan “Rumah selalu disapu dan dipell oleh istri dan
anak saya 2-3 kali sehari. Begitu juga halaman rumah pagi dan sore
disapu”
Rasional: Rumah Tn. I terlihat bersih dan barang-barang tertata rapi
c. Sirkulasi Udara
Tn. I mengatakan “Ventilasi di rumah banyak, jendela dan pintu
samping rumah selalu dibuka.
d. Keamanan
Kondisi lantai rumah Tn.I tampak bersih dan tidak licin. Lantai
kamar mandi terlihat licin, tidak terdapat pegangan di dalam kamar
mandi maupun di bagian sisi luar kamar mandi.
e. Sumber Air Minum
Tn. I mengatakan “Air minum yang dikonsumsi setiap hari adalah
air dari pompa air yang dimasak. Sumber air yang digunakan untuk
mandi berasal dari sumur bor”.
Rasional: Air yang digunakan oleh klien tampak jernih dan tidak
berbau. Jarak sumber air dengan septic tank + 10 m.
f. Ruang berkumpul bersama keluarga
Tn. I mengatakan “Saya biasa berkumpul dengan anak cucu saya
di ruang keluarga”
Rasional: Ruang keluarga tampak luas dan terdapat TV serta
tempat dudun dari karpet bulu.
3. Keadaan Lingkungan di luar rumah
a. Pemanfaatan halaman
Tn. I mengatakan “Halaman rumah tidak saya tanami tanaman
apa-apa karena belum dipagar keliling”
Rasional: Halaman cukup luas, tidak ada tanaman yang ditanam,
tidak terdapat pagar yang mengelilingi rumah.
b. Pembuangan air limbah
Tn. I mengatakan, “Pembuangan air bekas cucian dan kamar madi
dibuang langsung melalui pipa yang berakhir di sungai sekitar 40
meter dari rumah”
Rasional: Tampak pipa pembuangan air limbang yang mengarah ke
sungai.
c. Pembuangan sampah
Tn. I mengatakan, “ Sampah dibuang pada lubang yang digali di
lahan belakang rumah yang masih kosong, kemudian dibakar
Rasional: Rumah klien terlihat bersih, sampah tidak berceceran,
tempat sampah berada di bagian dapur.
d. Sanitasi
Kebersihan lingkungan Tn. I baik, WC terlihat tertutup, jaraknya
WC dengan sumber air +10 m. Pembuangan cairan limbah dibuang
langsung mengarah ke sungai yang berjarak + 40 meter.
e. Sumber pencemaran
Tn. I mengatakan, “Disini tidak lingkungannya masih bersih dan
aman”
Rasional: Tidak ditemukan sumber pencemaran di rumah dan
sekitarnya seperti polusi air, udara dan suara.
M. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan Lansia dengan anggota keluarga
Tn. I mengatakan, “Saya tinggal di rumah anak saya yang no 2, tapi
karena saya masih bertani saya sering tidur di ladang. Anak saya yang
pertama masih dekat tempat tinggalnya dan sering datang ke rumah
hampir setiap minggu”
Rasional: Klien tampak senang mencritakan keluarganya. tidak
tampak sedih dan marah.
2. Hubungan antara lansia dan komunitas
Tn. I mengatakan, “Saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan
disekitar lingkungan tempat tinggal saya. Meskipun saya sedang di
ladang saya selalu berusaha hadir ketika saya sudah dikabari atau
diundang melalui telepon”
3. Hubungan lansia dengan caregiver utama keluarga
Tn. I mengatakan, “Anak saya yang yang kedua ini selalu
mengantarkan saya ke Puskesmas atau RS. Anak saya sebenarnya
sudah tidak mengijinkan saya untuk bekerja di ladang karena sudah
tua apalagi saya sering mengeluh nyeri pinggang ini, dia yang selalu
menyediakan saya obat yang diresepkan dokter”
Rasional: Caregiver utama adalah anak kedua yang tempat lansia
tinggal dan pertama yang berkunjung ke rumah Tn. I.
4. Kegiatan Organisasi Sosial
Tn. I mengatakan “kalau ada acara nikahan, khitan, dan nujul bulan
yang di sekitar rumah saya kadang di panggil untuk ikut menjadi tamu
dan pembaca doa”.

N. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. Pola Makan
Tn. I mengatakan, “Saya makan 3 kali sehari. Porsi makan nasi sepiring
penuh dengan sayur dan lauk pauk. saya tidak begitu senang dengan
makanan yang berminyak, manis dan pedas. saya minum cukup air
putih. saya tidak ada kesulitan ketika makan meskipun beberapa gigi
sudah copot”
2. Pola Tidur
Tn. I mengatakan, “Saya kalu malam cepat tidur sekitar jam 21.00 dan
bangun jam 4 sebelum subuh kadang saat azan subuh, namun malam
saya kadang terbangun karena nyeri bagian kaki yang saya rasakan.
Jika saya merasa nyeri baru saya minum obat saraf itu dan obat tidur.
Siang saya bisa tidur kalau saya tidak ada kerja di ladang”
3. Pengkajian kualitas tidur (PSQI)
1. Jam berapa biasanya “Jam sembilan saya tidur malam dan
anda tidur pada malam bangun jam 4 sebelum subuh kadang saat
hari azan subuh”
≤15 16-30 31-60 >60
menit menit menit menit
2. Berapa lama (dalam √
menit) yang anda
perlukan untuk dapat
mulai tertidur setiap
malam?
Waktu yang
dibutuhkan saat
mulai berbaring
hingga tertidur
3. Jam berapa biasanya “Jam setengah 4 atau lebis sebelum subuh
anda bangun di pagi sudah bangun”
hari?
>7 6-7 jam 5-6 jam <5 jam
jam
4. Berapa jam lama tidur √
anda pada malam
hari? (hal ini mungkin
berbeda dengan
jumlah jam yang anda
habiskan ditempat
tidur)
Jumlah jam tidur
per malam
5. Selama sebulan Tidak 1x 2x ≥3x
terakhir seberapa perna semingg semingg semingg
sering anda h u u u
mengalami hal di
bawah ini:
a. Tidak bisa tidur √
dalam 30 menit
a. Bangun di tengah √
malam
b. Harus bangun √
untuk BAK/BAB
b. Tidak bisa √
bernapas dengan
nyaman
c. Batuk atau √
mendengkur
dengan keras
c. Merasa terlalu √
dingin
d. Merasa terlalu √
panas
d. Mimpi buruk √
e. Memiliki rasa sakit √
(nyeri)
e. Gangguan lain √
6. Selama sebulan √
terakhir, seberapa
sering anda minum
obat untuk membantu
anda tidur?
7. Selama sebulan √
terakhir, seberapa
sering anda
mengalami kesulitan
untuk tetap terjaga
saat aktivitas
mengemudi, makan
atau melakukan
kegiatan sosial?
Sangat Cukup baik Cukup Sangat
baik buruk buruk
8. Selama sebulan √
terakhir, bagaimana
anda menilai kualitas
tidur anda secara
keseluruhan?
Tidak Hanya Masalah Masalah
ada masalah sedang besar
masalah kecil
9. Selama sebulan √
terakhir, adakah
masalah yang anda
hadapi untuk bisa
berkonsentrasi atau
menjaga rasa antusias
untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan/ tugas?
Analisis Hasil:
Komponen No Item Penilaian Skor
1. Kualitas tidur 8 Sangat baik (0) 2
Cukup baik (1)
secara
Cukup buruk (2)
subyektif. Sangat buruk (3)
2. Durasi tidur 4 >7 jam (0) 1
6-7 jam (1)
(lamanya waktu
5-6 jam (2)
tidur. <5 jam (3)
3. Latensi tidur 2 ≤15 menit (0) 1
16-30 menit (1)
31-60 menit (2)
>60 meit (3)
5a Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
Total skor Nilai 0 (0)
komponen Nilai 1-2 (1)
3 Nilai 3-4 (2)
Nilai 5-6 (3)
4. Evesiensi tidur. 1+3+4 >85% (0) 0
75-84% (1)
Rumus:
65-74% (2)
Jumlah tidur / <65% (3)
jumlah lama
Ket:
ditempat tidur x - Jumlah tidur 6
100% jam
- Lama ditempat
tidur 6,15 jam
5. Gangguan tidur. 5b Tidak pernah (0) 1
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5c Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5d Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5e Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5f Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5g Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5h Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5i Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
5j Tidak pernah (0)
1x seminggu (1)
2x seminggu (2)
≥3x seminggu (3)
Total skor Nilai 0 (0)
komponen Nilai 1-9 (1)
5 Nilai 10-18 (2)
Nilai 19-27 (3)
6. Penggunaan 6 Nilai 0 (0) 0
Nilai 1-2 (1)
obat tidur.
Nilai 3-4 (2)
Nilai 5-6 (3)
7. Disfungsi siang 7 Nilai 0 (0) 1
<1 (1)
hari
1-2 (2)
>3 (3)
9 Tidak ada masalah
(0)
Masalah kecil (1)
Masalah sedang (2)
Masalah besar (3)
Total skor Nilai 0 (0)
komponen 1-2 (1)
7 2-4 (2)
5-6 (3)
Total Skor Semua Komponen = 6 (Kualitas tidur buruk)
Keterangan:
PSQI memiliki rentang skor 0-21. Skor keseluruhan menunjukkan 6,
yang berarti > 5 menunjukkan kualitas tidur yang buruk. Semakin tinggi
skor maka semakin buruk kualitas tidur.

4. Pola Eliminasi
Tn. I berkata, “saya sehari buang air kecil 3-4 kali sehari jarang
kencing malam hari, dan BAB biasanya 1-2 kali sehari tidak menentu
waktunya”
5. Kebiasaan Buruk Lansia
Tn. I mengatakan, “Waktu masih muda saya pernah merokok, namun
tidak pernah mengkonsumsi minum minuman keras, maupun
kebiasaan buruk lainnya”.
6. Pelaksanaan Pengobatan
Tn. I mengatakan, “saya biasa minum obat yang diberikan dari puskesmas,
dan dibelikan oleh anak saya dari resep dokter”
7. Kebiasaan Olah Raga
Tn. I mengatakan, “saya tidak pernah ikut kegiatan yang dilakukan
oleh puskesmas seperti senam, saya hanya biasa jalan kaki antara
rumah dan ladang, dan bekerja kadang macul di ladang”
8. Rekreasi
Tn. I mengatakan, “saya kadang diajak pergi ke kota oleh anak saya
dalam 1-2 bulan kadang juga bakar ikan di pantai bersama anak dan
cucu saya.”
9. Pengambilan Keputusan
Tn. I mengatakan, “ Saya biasa memutuskan sendiri untuk hidup saya
dan istri saya, meski tetap memberi tahu anak-anak saya”.
O. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
a. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan
Tn. I mengatakan, “Setiap saya merasakan sakit, saya akan
memberitahukan anak saya untuk mebawa saya ke puskesmas atau
dokter”
b. Sistem Pelayanan Kesehatan
1) Fasilitas Kesehatan yang Tersedia
Tn. I mengatakan, “ Disini puskesmas sangat dekat sekitar 100
meter dari rumah, cukup dengan jalan kaki”.
2) Tindakan Pencegahan terhadap Penyakit
Tn. I mengatakan, “saya ke puskesmas atau dokter jika obat
saya habis atau saya merasa tidak enak badan”
3) Jenis Pelayanan Kesehatan yang Tersedia
Puskesmas, Posyandu lansia dan dokter praktek
4) Frekuensi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan posyandu lansia diselenggarakan rutin 1x dalam satu
bulan.

P. PEMERIKSAAN FISIK:
Masalah
No. Bagian/ Hasil Pemeriksaan Keperawatan
Region Yang Muncul
1. Kepala Inspeksi :
Bentuk kepala mesosepal, kepala
bagian kanan dan kiri simetris, kulit
kepala bersih, tidak berketombe, tidak
ada lesi, penyebaran rambut merata,
warna rambut putih, rambut Tidak ada
gelombang, bau khas
Palpasi :
Tidak ada oedem, luka atau
perdarahan,
tidak ada nyeri tekan
2. Wajah/ Inspeksi :
muka Bentuk muka simetris terlihat kerutan
di beberapa bagian seperti area ujung Tidak ada
luar mata, dahi, dan Pipi tidak ada
Bell’s palsy.
3. Mata Inspeksi :
Bentuk mata normal, simetris.
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, Visus 6/60 Tidak Ada
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada mata
klien
4. Telinga Inspeksi:
Telinga kanan dan kiri simetris,
bersih, tidak ada cairan yang keluar
dari lubang telinga, tidak ada serumen
pada telinga, tidak ada lesi, Tidak Ada
pendengaran masih jelas.
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan
5. Mulut dan Inspeksi:
gigi Mukosa bibir lembab, tidak ada
sariawan, tidak ada keluhan pada gusi,
lidah tampak bersih, dan beberapa
gigi geraham sudah lepas., gigi Tidak Ada
berwarna kuning.
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada area
mulut klien
6. Leher Inspeksi:
Leher terlihat banyak kerutan, tidak
ada lesi, tidak ada deviasi trakea.
Palpasi:
Terdapat refleks menelan pada klien,
Tidak Ada
tidak teraba pembengkkan pada
tyroid, tidak ada peningkatan tekanan
vena juguralis, tidak teraba
pembengkakan kelenjar limfe, tidak
terdapat nyeri tekan pada leher klien.
7. Dada/ I: Bentuk dada simetris, tidak ada lesi Tidak ada
Jantung dan jejas
P: Tidak terdapat benjolan dan
pembengkakkan, Tidak terdapat
nyeri tekan, ekspansi paru kanan
dan kiri simetris, Apeks jantung
teraba
P: Suara pekak, terdapat suara sonor
pada lapang paru
A: Terdengar suara dasar vesikuler
pada lapang paru dan tidak ada
suara napas tambahan
Terdengar suara jantung SI S2
reguler, tidak ada bunyi jantung
tambahan
8. Abdomen Inspeksi:
Tidak terdapat lesi
Auskultasi:
Terdengar bising usus 10 x/menit
Perkusi: Tidak Ada
Terdengar suara timpani
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen
9 Punggung Klien tampak menggunakan korset
lumbal.
Tidak tampaknya adanya bentuk tulang
Tidak ada
belakang yang abnormal, namun klien
mengeluh nyeri pada bagian pinggang
jika jalan cukup jauh.
11. Ekstremitas Inspeksi:
atas Tidak ada gangguan rentang gerak
sendi
Tidak ada oedema
Tidak ada
Kekuatan otot ekstrimitas
otot 5/5
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan
12. Ekstremitas Inspeksi:
bawah Klien mengalami keterbatasan
melakukan rentang gerak sendi
Panggul. Klien tidak bisa melakukan
fleksi pinggang secara penuh karena
merasakan nyeri di pinggang.
Kedua ekstremitas simetris, kekuatan
otot 5/5, tidak ada edema Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, CRT < 3 detik.
Klien terkadang merasa nyeri dan Nyeri
pegal-pegal pada lututnya.
P : Kecapekan
Q : Seperti senut-senut ditusuk-tusuk
R : Pinggang menjalar ke paha dan
betis kanan
S : Skala 5
T : Nyeri muncul kadang-kadang
13 Pemeriksaan Inspeksi:
integumen Tugor kulit lambat kembali jika diberi Tidak ada
respon. warna kulit sawo matang,
kelembaban baik, kebersihan cukup,
tidak ada kelainan
I. ANALISA DATA

Tanggal DATA FOKUS Diagnosa Keperawatan


07/09/2021 DS: Nyeri Kronis berhubungan dengan
 Tn. I mengatakan, “Pinggang saya terasa sakit, rasa sakit penekanan syaraf (D.0078)
kadang menjalar sampai ke paha dan betis”
 Tn. I mengatakan, “pinggang saya terasa sangat sakit jika
dipakai jalan yang cukup jauh”
 Tn. I mengatakan, “setiap kali nyeri pinggang kambuh saya
istrahat, berbaring dan pijat-pijat”,
 Tn. I mengatakan, “ Rasa sakit seperti linu dan ditusuk-tusuk”
 Tn. I mengatakan, “keluhan sudah dirasakan sejak 7 tahun
yang lalu”
 Tn. I mengatakan, “Sakit pinggang terasa sedang kira-kira
berada di angka 5”.
 Tn. I mengatakan, “Sakit pinggang yang dirasakan hilang
timbul tidak menentu tapi akan segera berkurang jika
digunakan untuk berbaring”
DO:
 Tn. I terlihat duduk tidak tenang selama wawancara, klien
terlihat beberapa kali menegakkan punggungnya dan terlihat
kurang nyaman
 Tn. I terlihat memakai korset lumbal
07/09/2021 DS: Gangguan Pola Tidur berhubungan
 Tn. I mengatakan, “Jam sembilan saya sudah ngantuk dan tidur dengan kurang kontrol tidur
(kecemasan) (D.0055)
bangun jam empat pagi kadan saat azan subuh. Kalau tidur siang
saya tidur jika tidak ada kerjaan di ladang”
DO:
 Pemeriksaan PSQI menunjukkan skor 6 yang menunjukan
kualitas tidur yang buruk
07/09/2021 DS: Ansietas berhubungan dengan krisis
- Tn. I mengatakan, “Saya tidak ingin merepotkan anak-anak saya situasional (D.0080)
dalam memenuhi kebutuhan hidup saya”
DO:
- Skor pengkajian kecemasan menggunkan Geriatric Anxiety Scale
(GAS) adalah 22 yang berarti Tn.I mengalami ansietas ringan.
TD 110/80 mmHg
II. PRIROTAS MASALAH
No. Tanggal Prioritas Masalah Pembenaran
1. 09/09/20 High priority: Nyeri Nyeri kronis ditetapkan sebagai high priority dengan pertimbangan
21 sebagai berikut:
kronis (D.0078)
Urgency:
Nyeri adalah sensor tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial maupun aktual.
Nyeri yang dirasakan tubuh dapat memengaruhi rutinitas klien sehari-
hari. Nyeri yang tidak tertangani atau ditangani dengan salah dapat
menjadi kronis sehingga akan menganggu kegiatan ADL dan pemenuhan
kebutuhan dasar klien sehingga dapat memicu munculnya masalah-
masalah yang lain.
Dampak:
Rasa nyeri yang tidak teratasi beresiko memunculkan masalah yang lain,
khususnya nyeri pada ekstrimitas ataupun yang mempengaruhi mobilitas
seperti nyeri pada LBP. Salah satu masalah yang berpotensi muncul
adalah maningkatnya resiko jatuh pada klien.
Keefektifan Intervensi:
Intervensi yang diberikan pada kasus LBP ini adalah latihan McKenzie,
menurut penelitian, dalam pemberian terapi McKenzie terjadi peningkatan
mobilitas lumbal, aktivitas fungsional, serta penurunan skala nyeri
punggung bawah.13–15
2 09/09/2021 Medium priority: Gangguan pola tidur diambil sebagai medium priority dengan
Gangguan pola tidur pertimbangan sebagai berikut:
Urgency:
(D.0055) Berdasarkan pengkajian PSQI, skor Tn.I adalah 6 yang menandakan
kualitas tidur buruk. Apabila tidak diatasi, maka akan berdampak pada
kesehatan Tn.I
Dampak:
Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup
untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti
pelupa, konfusi dan disorientasi.16
Keefektifan intervensi:
Rencana tindakan intervensi yang akan diberikan pada Tn.I adalah
relaksasi Benson sebagai terapi non-farmakologi unutk mengatasi
gangguan pola tidur klien.
Teknik relaksasi Benson merupakan terapi religius yang melibatkan
faktor keyakinan agama berupa upaya untuk memusatkan perhatian pada
suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual sambil
menghilangkan berbagai
pikiran yang menganggu. Terapi ini terbukti efektif meredakan
ketegangan atau membantu klien mencapai kondisi tenang dengan
mereduksi/ menghilangkan nyeri, stres, insomnia dan depresi.
3 09/09/2021 Low Priority: Ansietas Ansietas menjadi prioritas terbawah dengan pertimbangan sebagai
(D.0080) berikut:
Urgency:
Kecemasan adalah sebuah reaksi singkat alami terhadap kejadian yang
membuat stres dan sering kali tidak memiliki penyebab konkret. Dalam
kasus ini Klien terlalu banyak berpikir, pikiran negatif yang terus muncul,
dan kesulitan dalam mengatasi situasi ketidakpastian yang dialami.
Dampak:
Kecemasan bisa berlanjut menjadi kondisi kesehatan mental jika individu
tersebut tidak berdaya dan tidak mampu berhenti mengkhawatirkan
situasi atau kejadian sepele, yang berakibat pada terganggunya aktivitas
pada kehidupan sehari-hari.
Keefektifan Intervensi:
Rencana tindakan intervensi yang akan diberikan pada Tn.I adalah
relaksasi nafas Benson sebagai terapi non-farmakologi unutk mengatasi
ansietas klien.
Teknik relaksasi Benson merupakan terapi religius yang melibatkan
faktor keyakinan agama berupa upaya untuk memusatkan perhatian pada
suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual sambil
menghilangkan berbagai pikiran yang menganggu. Terapi ini terbukti
efektif meredakan ketegangan atau membantu klien mencapai kondisi
tenang dengan mereduksi/ menghilangkan nyeri, stres, insomnia dan
depresi.17,18
III. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi
No
Keperawatan Umum Khusus
1 Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan perawatan, Pemantauan nyeri (I.08242)
berhubungan perawatan selama 1 x diharapkan klien dapat  Kaji nyeri dengan metode
dengan penekanan 30 menit selama 6 kali mengontrol nyeri dengan PQRST
syaraf (D.0078) pertemuan, diharapkan kriteria hasil (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
klien mengalami - Keluhan nyeri menurun  Identifikasi respon nyeri non-
penurunan tingkat atau berkurang verbal
nyeri dengan kriteria - Klien mampu melakukan  Berikan teknik
hasil: tindakan pengurangan nyeri nonfarmakologis untuk
Skala nyeri kurang dari non-farmakologis: McKenzie mengurangi rasa nyeri:
5 - Klien mampu melakukan Ekstensi McKenzie
teknik relaksasi otot progresif  Berikan teknik
nonfarmakologis Teknik
Relaksasi Otot Progresif
 Berikan edukasi manajemen
nyeri: menggunakan analgetik
secara tepat
Teknik latihan penguatan otot
(I.05184)
 Identifikasi resiko latihan
 Fasilitasi mendapatan sumber
daya yang dibutuhkan di
lingkungan rumah
 Fasilitasi mengembangkan
program latihan yang sesuai
dengan tingkat kebugaran otot,
kendala musculoskeletal,
tujuan fungsional kesehatan,
sumberdaya peralatan olahraga
dan dukungan sosial.
2 Gangguan pola Pola tidur (L.05045) Pola tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.05174)
tidur berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan keperawatan Observasi
dengan kurang tindakan keperawatan diharapkan Tn. I mampu  Identifikasi pola aktfitas dan
kontrol tidur selama 1 x 30 menit mengontrol tidurnya dengan tidur
(kecemasan) selama 6 kali baik dengan kriteria hasil:  Identifikasi faktor pengganggu
(D.0055) pertemuan, diharapkan  Tn.I tidur 7-8 jam per tidur (fisik dan atau psikis)
pola tidur pada Tn.I hari  Identifikasi makanan dan
membaik, dengan minuman yang menggangu
kriteria hasil: tidur (kopi, alcohol, makan
 Tn.I mengatakan sebelum tidur, minum banyak
tidur dengan air sebelum tidur)
nyanyak. Terapeutik
 Pemeriksaan PSQI  Fasilitasi menghilangkan stress
kurang dari 5) sebelum tidur dengan
melakukan relaksasi Benson.
 Tetapkan jadwal tidur rutin.
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur
cukup.
 Anjurkan menghindari makan
atau minuman yang
mengganggu tidur.
 Ajarkan faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
(psikologis, gaya hidup)
 Ajarkan cara non farmakologi
dengan pemberian Relaksasi
Benson.
3  Ansietas Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Anxietas (I.09134)
berhubungan (L.09093) Setelah dilakukan perawatan, Terapeutik
dengan krisis Setelah dilakukan diharapkan tingkat kecemasan  Motivasi mengidentifikasi
situasional tindakan keperawatan pada Tn.I berkurang dengan pemicu kecemasan
(D.0080) selama 1 x 30 menit kriteria hasil:  Diskusikan perencanaan
selama 4 kali  Raut muka tenang dan realistic tentang peristiwa
pertemuan, diharapkan tak tampak kecemasan. yang akan datang
tingkat kecemasan  Tekanan darah dalam Edukasi
menurun, dengan batas normal (120/80 mmHg  Ungkapkan perasaan dan
kriteria hasil: persepsi tentang
 Verbalisasi kecemasan yang dialami
kecemasan  Latih pengalihan untuk
terhadap kondisi mengurangi ketegangan.
yang dihadapi  Ajarkan teknik relaksasi
berkurang Benson untuk mengurangi
 Skor Geriatric kecemasan.
Anxiety Scale Terapi Keluarga (I.09322)
(GAS) 0-20 Observasi
 Identifikasi pola
komunikasi keluarga
 Identifikasi cara keluarga
memecahkan masalah
 Identifikasi sumber/
kekuatan keluarga
Terapeutik
 Fasilitasi diskusi keluarga
 Fasilitasi strategi
pemecahan masalah pada
Tn. I
 Diskusikan strategi
pemecahan masalah yang
konstruktif
Edukasi
 Anjurkan berkomunikasi
yang lebih efektif
 Anjurkan anggota keluarga
berpartisipasi dalam
menyelesaikan
permasalahan dalam
keluarga.
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
HARI KE-1
Sabtu, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Melakukan edukasi S:
11/09/ 2021 berhubungan perawatan selama perawatan, manajemen nyeri: - Tn. I mengatakan “Iya saya
Jam 08.00 dengan 1 x 60 menit diharapkan klien Menggunakan analgetik minum obat sesuai dengan yang
penekanan selama 6 kali dapat mengontrol dengan tepat. diberikan oleh dokter, dan saya
syaraf pertemuan, nyeri dengan minum obat teratur sesuai
(D.0078) diharapkan klien kriteria hasil dengan jadwal minum obatnya,
mengalami (L.08066) biasanya 2 kali dalam sehari .
penurunan tingkat Keluhan nyeri Jadi saya minumnya setelah
nyeri dengan menurun (skala 4) makan pagi, dan malam”
kriteria hasil: O:
Skala nyeri - Klien beberapa kali mengubah
kurang dari 5 posisi duduk
- Klien mampu menyebutkan
manfaat, tata cara minum
analgetik dan hal-hal yang wajib
diperhatikan selama konsumsi
analgetik secara ringkas
A:
- Masalah nyeri kronis belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Berikan teknik
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri: Mc
Kenzie
Sabtu, Gangguan pola Pola tidur Pola tidur Dukungan Tidur (I.05174) S:
11/09/ 2021 tidur (L.05045) (L.05045) Observasi: - Tn. I mengatakan “Saya sudah
Jam 08.30 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengidentifikasi pola tidur mulai masuk kamar sekitar jam
dengan kurang tindakan keperawatan - Mengidentifikasi faktor 9 tetapi tidak bisa tidur cepat,
kontrol tidur keperawatan diharapkan Tn. I pengganggu tidur (fisik dan mungkin saya tidur jam sekitar
(kecemasan) selama 1 x 30 mampu mengontrol atau psikis) jam 10. Tadi malam juga
(D.0055) menit selama 6 tidurnya dengan - Mengidentifikasi makanan sempat terbangun tapi saya
kali pertemuan, baik dengan dan minuman yang paksa buat merem lagi, trus
diharapkan pola kriteria hasil: menggangu tidur (kopi, subuh jam 4 sudah bangun”
tidur pada Tn. I - Tn. I bisa tidur alcohol, makan sebelum - Tn. I mengatakan “Saya sudah
membaik, dengan kurang dari 15 tidur, minum banyak air lama berhenti minum kopi”
kriteria hasil: menit. sebelum tidur) O:
- Tn. I - Tn. I tidur 7-8 - Mengidentifikasi obat tidur - Tn. I terlihat sayu dan terlihat
mengatakan jam per hari yang dikonsumsi mengantuk.
tidur dengan Terapeutik: - Skor PSQI 6 (kualitas tidur
nyanyak. - Memodifikasi lingkungan buruk)
- Keluhan sulit (pencahayaan, kebisingan, A:
tidur menurun. suhu, matras dan tempat tidur) - Masalah Gangguan pola tidur
- Keluhan sering - Memfasilitasi menghilangkan belum teratasi
terjaga stress sebelum tidur dengan P: Lanjutkan intervensi
menurun. memberikan Relaksasi - Identifikasi faktor pengganggu
- Pemeriksaan Benson. tidur (fisik dan atau psikis)
PSQI kurang - Menetapkan jadwal tidur rutin. - Berikan Relaksasi Benson
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
dari 5
Sabtu, Ansietas Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Anxietas (I.09134) S:
11/09/ 2021 (D.0080) (L.09093) (L.09093) Terapeutik: - Tn. I mengatakan “Saya tidak
Jam 09.00 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memotivasi mengidentifikasi ingin merepotkan anak-anak
dengan krisis tindakan perawatan, pemicu kecemasan saya dalam memenuhi
situasional keperawatan 1 x diharapkan tingkat - Mendiskusikan perencanaan kebutuhan hidup saya dan istri”
30 menit selama 4 kecemasan pada realistic tentang peristiwa O:
kali pertemuan, Tn. I berkurang yang akan datang - Raut wajah Tn. I masih terlihat
diharapkan dengan kriteria Edukasi sedih.
tingkat hasil: - Menganjurkan keluarga - Tn. I terlihat menyembunyikan
kecemasan - Raut muka bersama Tn. I sesuatu.
menurun, dengan tenang dan tak - Mengungkapkan perasaan - Skor GAS 22 (ansietas ringan)
kriteria hasil: tampak dan persepsi A:
- Verbalisasi kecemasan. - Melatih pengalihan untuk - Masalah ansietas berhubungan
kecemasan - Tekanan darah mengurangi ketegangan dengan krisis situasional belum
terhadap dalam batas teratasi
kondisi yang normal (120/80 P: Intervensi lanjutkan:
dihadapi mmHg) - Ungkapkan perasaan dan
berkurang persepsi
- Skor Geriatric - Latih pengalihan untuk
Anxiety Scale mengurangi ketegangan
(GAS) 0-20 - Lakukan terapi keluarga
HARI KE-2
Minggu, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Melakukan pengkajian nyeri S:
12/09/ 2021 berhubungan perawatan selama perawatan, dengan metode PQRST - Tn. I mengatakan, “Rasanya
Jam 15.30 dengan 1 x 60 menit diharapkan klien - Mengidentifikasi respon masih nyeri”
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
penekanan selama 6 kali dapat mengontrol nyeri non-verbal - P: Tn. I mengatakan, “Pinggang
syaraf pertemuan, nyeri dengan - Memberikan teknik saya terasa sakit jika digunakan
(D.0078) diharapkan klien kriteria hasil nonfarmakologis untuk untuk jalan terlalu lama dan
mengalami (L.08066) mengurangi rasa nyeri: Mc jauh, tapi kalau terus dipake
penurunan tingkat - Keluhan nyeri Kenzie exercise berbaring nyerinya akan
nyeri dengan menurun (skala berkurang”
kriteria hasil: 4) - Q: Tn. I mengatakan, “Rasa
Skala nyeri - Klien mampu sakit seperti senut-senut dan
kurang dari 5 melakukan teknik linu saat kambuh”
Mc Kenzie - R: Tn. I mengatakan, “Rasa
sakit dirasakan menjalar hingga
paha dan betis”
- S: Tn. I mengatakan, “Ya sama
seperti kemarin-kemarin sekitar
5”
- T: Tn. I mengatakan, “Sakit
pinggang yang dirasakan hilang
timbul tidak menentu tapi akan
segera berkurang jika digunakan
untuk berbaring atau minum
obat”
O:
- Klien terlihat duduk dengan
tidak nyaman
- Klien berkali-kali
menggerakkan pinggang/
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
menegakkan punggung
- Teknik Mc Kenzie berjalan
dengan baik
A:
- Masalah nyeri kronis belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi:
- Evaluasi efek teknik Mc Kenzie
Exercise
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri:
Latihan relaksasi otot progresif
Minggu, Gangguan pola Pola tidur Pola tidur Dukungan Emosional (I S:
12/09/ 2021 tidur (L.05045) (L.05045) 09256) - Tn. I berkata “Setelah
Jam 16.30 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Observasi: dilakukan latihan nafas dengan
dengan kurang tindakan keperawatan - Mengidentifikasi faktor berdzikir rasanya menjadi
kontrol tidur keperawatan diharapkan Tn. I pengganggu tidur (fisik dan lebih tenang”
(Kecemasan) selama 1 x 30 mampu mengontrol atau psikis) - Tn. I mengatakan “Saya
(D.0055) menit selama 6 tidurnya dengan - Mengidentifikasi hal yang kasihan dengan anak-anak
kali pertemuan, baik dengan memicu cemas saya”
diharapkan pola kriteria hasil: Terapeutik: O:
tidur pada Tn. I - Tn. I bisa tidur - Memfasilitasi - Skor PSQI 9 (kualitas tidur
membaik, dengan kurang dari 15 pengungkapan perasaan buruk)
kriteria hasil: menit. cemas, marah atau sedih A:
- Tn. I - Tn. I tidur 7-8 - Mengajarkan terapi - Gangguan pola tidur
mengatakan jam per hari relaksasi pemberian berhubungan dengan kurang
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
tidur dengan Relaksasi Benson. kontrol tidur (kecemasan)
nyanyak. belum teratasi
- Keluhan sulit P: Lanjutkan intervensi
tidur menurun. - Berikan Relaksasi Benson
- Keluhan sering - Lakukan Edukasi penanganan
terjaga gangguan tidur.
menurun.
- Pemeriksaan
PSQI kurang
dari 5
Minggu, Ansietas Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas - Melakukan pemberian S:
12/09/ 2021 (D.0080) (L.09093) (L.09093) - terapi aroma terapi lavender - Tn. I berkata “Saya sudah cerita
Jam 17.00 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Menganjurkan ke anak saya, kalau saya tidak
dengan krisis tindakankeperawa perawatan, mengungkapkan perasaan ingin melihat mereka susah dan
situasional tan selama 1 x 30 diharapkan tingkat dan persepsi ikut mencemaskan keadaan saya
menit selama 4 kecemasan pada - Melatih pengalihan untuk apalagi sampai merepotkan
kali pertemuan, Tn. I berkurang mengurangi ketegangan mereka, karena saya masih
diharapkan dengan kriteria Terapi Keluarga (I.09322) mempu melakukan semuanya
tingkat hasil: Observasi sendiri, masih bisa cari nafkah
kecemasan - Raut muka - Mengidentifikasi pola untuk istri saya”
menurun, dengan tenang dan tak komunkasi keluarga O:
kriteria hasil: tampak - Mengidentifikasi cara - Tn. I masih tampak sedikit
- Verbalisasi kecemasan. keluarga memecahkan sedih.
kecemasan - Tekanan darah masalah - Skor GAS 21 (ansietas ringan)
terhadap dalam batas - Mengidentifikasi A:
kondisi yang normal (120/80 sumber/kekuatan keluarga - Masalah ansietas berhubungan
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
dihadapi mmHg) Terapeutik dengan krisis situasional belum
berkurang - Memfasilitasi diskusi keluarga teratasi.
- Skor Geriatric - Memfasilitasi strategi P: Lanjutkan Intervensi
Anxiety Scale pemecahan masalah pada Tn. I - Lakukan pemeriksaan tanda-
(GAS) 0-20 - Mendiskusikan strategi tanda vital
pemecahan masalah yang
konstruktif
Edukasi
- Menganjurkan
berkomunikasi yang lebih
efektif
- Menganjurkan anggota
keluarga berpartisipasi dalam
menyelesaikan permasalahan
dalam keluarga
HARI KE-3
Senin, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memberikan teknik S:
13/09/ 2021 berhubungan perawatan selama 6 perawatan, nonfarmakologis untuk - Tn. I mengatakan, “Nyeri
Jam 16.00 dengan x 60 menit selama diharapkan klien mengurangi rasa nyeri: sedikit berkurang setelah latihan
penekanan 6 kali pertemuan, dapat mengontrol Latihan relaksasi otot peregangan”
syaraf diharapkan klien nyeri dengan progresif - Tn. I mengatakan, “Setelah
(D.0078) mengalami kriteria hasil latihan otot rasanya lebih enak,
penurunan tingkat (L.08066) nyerinya lumayan berkurang,
nyeri dengan - Keluhan nyeri sekitar skala 5”
kriteria hasil: cukup menurun O:
Skala nyeri kurang (skala 4) - Klien mampu mengikuti latihan
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
dari 5 - Ketegangan otot relaksasi otot progresif dari
menurun awal hingga akhir
- Klien mampu - Klien mampu mengikuti latihan
melakukan relaksasi otot progresif dengan
relaksasi otot tepat.
progresif A:
- Masalah nyeri kronis teratasi
sebagian
P: Pertahankan intervensi:
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri:
Latihan relaksasi otot progresif
Senin, Gangguan Pola tidur Pola tidur Edukasi: S:
13/09/ 2021 pola tidur (L.05045) (L.05045) - Menjelaskan pentingnya - Tn. I berkata, “Semalam masih
jam 17.00 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tidur cukup susah tidur, saya tidur jam
dengan tindakan keperawatan - Menganjurkan menghindari setengah sepuluh dan kebangun
kurang keperawatan diharapkan Tn. I makan atau minuman yang jam dua malam, habis itu tidak
kontrol tidur selama 1 x 30 mampu mengontrol mengganggu tidur (minum bisa tidur”
(kecemasan) menit selama 6 kali tidurnya dengan kopi sebelum tidur) - Tn. I berkata, “Saya memahami
(D.0055) pertemuan, baik dengan - Menjelaskan faktor faktor yang disampaikan tentang
diharapkan pola kriteria hasil: yang berkontribusi terhadap pentingnya cukup tidur,
tidur pada Tn. I - Tn. I bisa tidur gangguan pola tidur makanan yang mambuat susah
membaik, dengan kurang dari 15 (kecemasan. tidur, kecemasan membuat
kriteria hasil: menit. - Mengajarkan cara non susah tidur”
- Tn. I - Tn. I tidur 7-8 farmakologi lainnya seperti O:
mengatakan jam per hari teknik Relaksasi Benson. - Tn. I terlihat sayu
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
tidur dengan - Skor PSQI 8 (kualitas tidur
nyanyak. buruk)
- Keluhan sulit A:
tidur menurun. - Gangguan pola tidur
- Keluhan sering berhubungan dengan kurang
terjaga kontrol tidur (kecemasan) belum
menurun. teratasi
Pemeriksaan PSQI P: Lanjutkan intervensi
kurang dari 5 - Berikan Relaksasi Benson
- Identifikasi pola tidur setelah
dilakukan Relaksasi Benson
- Kaji keefektifan melakukan
Relaksasi Benson
- Lakukan observasi ketaatan
mengikuti jadwal tidur
Senin, Ansietas Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas - Melakukan pengukuran S:
13/09/ 2021 (D.0080) (L.09093) (L.09093) tingkat kecemasan dengan - Tn. I mengatakan sudah bisa
17.30 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan instrument GAS melupakan masalah anaknya.
dengan krisis tindakan perawatan, - Melakukan pemeriksaan - Tn. I mengatakan sudah lebih
situasional keperawatan 1 x 30 diharapkan tingkat tanda-tanda vital tenang
menit selama 4 kali kecemasan pada O:
pertemuan, Tn. I berkurang - Skor GAS 19 (ansietas minimal)
diharapkan tingkat dengan kriteria - Tekanan Darah: 130/90 mmHg
kecemasan hasil: A:
menurun, dengan - Raut muka - Masalah ansietas berhubungan
kriteria hasil: tenang dan tak dengan krisis situasional teratasi
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
- Verbalisasi tampak sebagian
kecemasan kecemasan. P: Lanjutkan Intervensi
terhadap kondisi - Tekanan darah - Anjurkan keluarga
yang dihadapi dalam batas melaksanakan hasil diskusi
berkurang normal (120/80 keluarga untuk mengurangi
- Skor Geriatric mmHg) kecemasan Tn. I
Anxiety Scale - Anjurkan keluarga untuk
(GAS) 0-20 melaksanakan strategi
pemecahan masalah pada Tn. I
HARI KE-4
Selasa, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Melakukan pengkajian nyeri S:
14/09/ 2021 berhubungan perawatan selama 1 perawatan, dengan metode PQRST - Tn. I mengatakan, “Saya suka
15.50 dengan x 60 menit selama diharapkan klien - Mengidentifikasi respon latihan ini”
penekanan 6 kali pertemuan, dapat mengontrol nyeri non-verbal - P: Tn. I mengatakan, “Nyeri
syaraf diharapkan klien nyeri dengan - Melakukan latihan teknik terasa setiap jalan dalam jangka
(D.0078) mengalami kriteria hasil nonfarmakologis untuk waktu lama. Dulu saya tidur
penurunan tingkat (L.08066) mengurangi rasa nyeri: telentang saja untuk mengurangi
nyeri dengan - Keluhan nyeri Latihan relaksasi otot nyeri, sekarang saya sambil
kriteria hasil: cukup menurun progresif latihan yang kemarin itu”
Skala nyeri kurang (skala 4) - mengidentifikasi resiko - Q: Tn. I mengatakan, “Rasanya
dari 5 - Ketegangan otot latihan linu”
menurun - Memfasilitasi/ mendapatan - R: Tn. I mengatakan, “Sakitnya
- Klien mampu sumber daya yang di daerah pinggang kadang
melakukan dibutuhkan di lingkungan menjalar ke paha dan betis”
latihan relaksasi rumah - S: Tn. I mengatakan, “Sekarang
otot progresif sudah agak mendingan sekitar 4
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
setelah latihan”
- T: Tn. I mengatakan, “Sakit
pinggang yang dirasakan hilang
timbul tidak menentu tapi akan
segera berkurang jika digunakan
untuk berbaring”
O:
- Klien terlihat lebih rileks
- Resiko latihan yang mungkin
dialami klien: peningkatan rasa
nyeri, salah posisi, cidera
musculoskeletal
A:
- Masalah nyeri kronis teratasi
sebagian
P: Pertahankan intervensi:
- Latihan relaksasi otot progresif
- Berikan latihan Mc Kenzie
- Lanjutkan Intervensi: Fasilitasi
mengembangkan program
latihan yang sesuai dengan
tingkat kebugaran otot, kendala
musculoskeletal, tujuan
fungsional kesehatan,
sumberdaya peralatan olahraga
dan dukungan sosial
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
Selasa, Gangguan Pola tidur Pola tidur - Mengidentifikasi pola tidur S:
14/09/ 2021 pola tidur (L.05045) (L.05045) setelah dilakukan Relaksasi - Tn. I mengatakan semalam
16.30 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Benson bisa tidur lebih dari 6 jam
dengan tindakan keperawatan - Mengkaji keefektifan - Tn. I mengatakan bahwa Ia
kurang keperawatan diharapkan Tn. I melakukan Relaksasi sekarang tidak cemas
kontrol tidur selama 1 x 30 mampu mengontrol Benson - Tn. I berkata, “Sekarang
(kecemasan) menit selama 6 kali tidurnya dengan - Melakukan observasi setelah isya, kalau tidak ada
(D.0055) pertemuan, baik dengan ketaatan mengikuti jadwal acara, saya akan tidur”
diharapkan pola kriteria hasil: tidur - Pernafasan: 18 x/menit
tidur pada Tn. I - Tn. I bisa tidur - Melakukan pengukuran O:
membaik, dengan kurang dari 15 kualitas tidur - Skor PSQI menunjukkan
kriteria hasil: menit. angka 8, yang berarti kualitas
- Tn. I - Tn. I tidur 7-8 tidur masih buruk.
mengatakan jam per hari A:
tidur dengan - Gangguan pola tidur
nyanyak. berhubungan dengan kurang
- Keluhan sulit kontrol tidur (kecemasan)
tidur menurun. belum teratasi
- Keluhan sering P: Lanjutkan intervensi:
terjaga - Identifikasi pola tidur setelah
menurun. dilakukan Relaksasi Benson
- Pemeriksaan - Kaji modifikasi lingkungan
PSQI kurang yang dilakukan
dari 5 - Kaji kualitas tidur dengan
instrument PSQI
Selasa, Ansietas Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas - Menganjurkan keluarga S:
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
14/09/ 2021 (D.0080) (L.09093) (L.09093) melaksanakan hasil diskusi - Tn. I berkata, “Saya sudah
17.00 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan keluarga untuk mengurangi tidak merasa cemas lagi”
dengan krisis Tindakan perawatan, kecemasan Tn. I - Anak Tn. I berkata, “Kami
situasional keperawatan 1 x 30 diharapkan tingkat - Menganjurkan keluarga akan menjaga orang tua kami
menit selama 4 kali kecemasan Tn. I untuk melaksanakan strategi tanpa merasa terbebani”.
pertemuan, berkurang dengan pemecahan masalah pada Tn. O:
diharapkan tingkat kriteria hasil: I - Tekanan Darah 120/80 mmHg
kecemasan - Raut muka - Melakukan pengukuran - Skala GAS 16 (ansietas
menurun, dengan tenang dan tak tanda-tanda vital minimal)
kriteria hasil: tampak A:
- Verbalisasi kecemasan. - Masalah ansietas berhubungan
kecemasan - Tekanan darah dengan krisis situasional
terhadap kondisi dalam batas teratasi
yang dihadapi normal (120/80
berkurang mmHg)
- Skor Geriatric
Anxiety Scale
(GAS) 0-20
HARI KE-5

Rabu, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Melakukan pengkajian S:


15/09/ 2021 berhubungan perawatan 1 x 60 perawatan, nyeri dengan metode - P: Tn. I mengatakan,
08.30 dengan menit selama 6 kali diharapkan klien PQRST “Sebenernya, masih terasa
penekanan pertemuan, dapat mengontrol - Mengidentifikasi respon nyeri setiap kelamaan jalan
syaraf diharapkan klien nyeri dengan nyeri non-verbal tapi sekarang sudah agak
(D.0078) mengalami kriteria hasil - Melakukan latihan teknik mendingan bisa jalan agak
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
penurunan tingkat (L.08066) nonfarmakologis untuk lamaan dari kemarin. Latihan
nyeri dengan - Keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri: ini membantu mengurangi biar
kriteria hasil: menurun (skala Latihan relaksasi otot nyerinya cepat hilang”
Skala nyeri kurang 3) progresif - Q: Tn. I mengatakan,
dari 5 - Klien mampu - Membantu klien melakukan “Rasanya masih seperti linu-
menggunakan terapi Mc Kenzie Exercise linu dan keram”
tindakan - Memfasilitasi klien - R: Tn. I mengatakan,
pengurangan mengembangkan program “Sakitnya di daerah pinggang
nyeri non- latihan yang sesuai dengan kadang menjalar ke paha dan
farmakologis: tingkat kebugaran otot, betis”
latihan relaksasi kendala musculoskeletal, - S: Tn. I mengatakan, “Nilai
otot progresif tujuan fungsional nyerinya sekarang jadi 3
- Klien mampu kesehatan, sumberdaya setelah latihan”
melakukan terapi peralatan olahraga dan - T: Tn. I mengatakan,
Mc Kenzie dukungan sosial “Sekarang sudah mendingan,
Exercise sudah bisa duduk agak lama,
tapi masih tetap terasa nyeri
kalau kelamaan”
O:
- Klien terlihat duduk dengan
nyaman
- Klien mampu melakukan
latihan relaksasi otot progresif
secara mandiri meskipun
beberapa kali lupa urutannya
- Klien mampu melakukan
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
teknik ekstensi Mc Kenzie
A:
- Masalah nyeri kronis teratasi
sebagian
P:
- Pertahankan intervensi:
Latihan relaksasi otot progresif
- Edukasi penggunaan teknik
ekstensi Mc Kenzie sebanyak 3
kali seminggu
Rabu, Gangguan Pola tidur Pola tidur - Mengidentifikasi pola tidur S:
15/09/ 2021 pola Tidur (L.05045) (L.05045) setelah dilakukan Relaksasi - Tn. I berkata, “Semalam saya
09.30 berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Benson sudah tidur nyenyak, gak
dengan tindakan keperawatan - Mengkaji kualitas tidur Tn. I bangun-bangun. Saya tidur jam
kurang keperawatan diharapkan Tn. I dengan instrument PSQI Sembilan trus bangun jam
kontrol tidur selama 1 x 30 mampu mengontrol empat subuh”
(kecemasan) menit selama 6 kali tidurnya dengan - Tn. I berkata, “Sebelum tidur
(D.0055) pertemuan, baik dengan saya usahakan melakukan
diharapkan pola kriteria hasil: nafas dalam smbil dzikir yang
tidur pada Tn. I - Tn. I bisa tidur sudah diajarkan masnya,
membaik, dengan kurang dari 15 biasanya sebelum tidur lampu
kriteria hasil: menit. kamar juga saya matikan”
- Tn. I mengatakan - Tn. I tidur 7-8 O:
tidur dengan jam per hari - Tn. I terlihat segar dan santai
nyanyak. - Score PSQI 7 (kualitas tidur
- Keluhan sulit buruk)
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
tidur menurun. A:
- Keluhan sering - Gangguan pola tidur
terjaga menurun. berhubungan dengan kurang
- Pemeriksaan kontrol tidur (kecemasan)
PSQI kurang dari belum teratasi
5 P: Lanjutkan intervensi
- Berikan Relaksasi Benson
- Modifikasi lingkungan
(pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras dan tempat tidur)
- Identifikasi pola tidur
- Kaji kualitas tidur Tn. I dengan
instrument PSQI
HARI KE-6
Kamis, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengobservasi respon S:
16/09/ 2021 berhubungan perawatan 1 x 60 perawatan, diharapkan nyeri non-verbal - Tn. I mengatakan, “Saat ini
08.30 dengan menit selama 6 kali klien dapat - Melakukan latihan teknik setelah Latihan nyerinya sudah
penekanan pertemuan, mengontrol nyeri nonfarmakologis untuk mendingan jauh berkurang,
syaraf diharapkan klien dengan kriteria hasil mengurangi rasa nyeri: kalau skalanya jadi 2”
(D.0078) mengalami (L.08066) Latihan relaksasi otot O:
penurunan tingkat - Keluhan nyeri progresif - Klien mampu melakukan
nyeri dengan menurun (skala 2) latihan relaksasi otot progresif
kriteria hasil: - Klien mampu secara mandiri
Skala nyeri kurang menggunakan A:
dari 5 tindakan - Masalah Nyeri Kronis teratasi
pengurangan nyeri sebagian
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
non-farmakologis: P: Pertahankan Intervensi:
latihan relaksasi otot - Latihan ekstensi Mc Kenzie
progresif
Kamis, Gangguan Pola tidur Pola tidur (L.05045) - Memberikan Relaksasi S:
16/09/ 2021 pola tidur (L.05045) Setelah dilakukan Benson - Tn. I mengatakan, “Saya sudah
09.10 berhubungan Setelah dilakukan keperawatan - Memodifikasi lingkungan bisa tidur dengan enak
dengan tindakan diharapkan Tn. I (pencahayaan, kebisingan, sekarang, sekarang saya tidur
kurang keperawatan mampu mengontrol suhu, matras dan tempat dari jam delapan sampai subuh
kontrol tidur selama 1 x 30 tidurnya dengan baik tidur) jam empat gak terbangun sama
(kecemasan) menit selama 6 kali dengan kriteria hasil: - Mengidentifikasi pola sekali”
(D.0055) pertemuan, - Tn. I bisa tidur tidur - Tn. I berkata, “Saya kalau
diharapkan pola kurang dari 15 - Mengkaji kualitas tidur tidur lebih suka lampu
tidur pada Tn. I menit. Tn. I dengan instrument dimatikan dan tidak ada suara”
membaik, dengan - Tn. I tidur 7-8 jam PSQI O:
kriteria hasil: per hari - Raut muka tenang dan rileks
- Tn. I - Skor PSQI 4 (kualitas tidur
mengatakan baik)
tidur dengan A: Masalah teratasi
nyanyak.
- Keluhan sulit
tidur menurun.
- Keluhan sering
terjaga
menurun.
Pemeriksaan PSQI
kurang dari 5
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
HARI KE-7
Jumat, Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengobservasi respon nyeri S:
17/09/ 2021 berhubungan perawatan 1 x 60 perawatan, non-verbal - Tn. I mengatakan, “semoga
Jam 08.00 dengan menit selama 6 kali diharapkan klien - Melakukan latihan teknik saya bisa latihan rutin seperti
penekanan pertemuan, dapat mengontrol nonfarmakologis untuk ini”
syaraf diharapkan klien nyeri dengan mengurangi rasa nyeri: - Tn. I mengatakan, “Tingkat
(D.0078) mengalami kriteria hasil Latihan ekstensi Mc Kenzie nyeri saya saat ini sudah 1
penurunan tingkat (L.08066) - Memberikan edukasi mungkin ya mas karena
nyeri dengan - Keluhan nyeri tentang penerapan teknik rasanya sudah jauh lebih
kriteria hasil: menurun (skala ekstensi Mc Kenzie enakan”
Skala nyeri kurang 1) Exercise sebanyak 3 kali - Tn. I mengatakan, “Saya akan
dari 5 - Klien mampu seminggu. mencoba latihan tersebut
menggunakan dengan rutin 3 kali seminggu”
tindakan O:
pengurangan - Klien mampu melakukan
nyeri non- latihan ekstensi Mc Kenzie
farmakologis: Exercise
ekstensi Mc A:
Kenzie Exercise - Masalah nyeri kronis teratasi
V. EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif
Nyeri akut berhubungan dengan agen S:
pencedera fisiologis (D.077)
- Tn. I mengatakan, “Keluhan nyeri saya sudah jauh berkurang, saat ini kira-kira ada
pada skala 1”
- Tn. I mengatakan, “Saya akan mencoba melakukan latihan Mc Kenzie dan latihan otot
dengan rutin 3 kali seminggu”
O:
- Klien mampu melakukan teknik Mc Kenzie Exercise
- Klien mampu melakukan teknik relaksasi otot progresif
A:
- Masalah teratasi
P:
- Menganjurkan Tn. I untuk tetap mengkonsumsi obat rutin dan melakukan periksa rutin
ke dokter atau puskesmas
- Menganjurkan Tn. I untuk menggunakan terknik Mc Kenzie Exercise dan relaksasi otot
progresif sebagai terapi pendamping untuk mengontrol nyeri.
Gangguan pola tidur (D.0055) S:
berhubungan dengan kurang kontrol - Tn. I berkata,” Saya sudah bisa tidur dengan nyanyak. Saya sudah tidak sulit untuk
tidur (kecemasan) tidur, sudah tidak bangun pada malam hari”
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif
- Tn. I berkata,” saya sudah bisa tidur 7-8 jam setiap hari”
O:
- Tn. I terlihat segar dan mukanya tidak sayu
- Skor PSQI 4 menunjukkan kualitas tidur baik.
A:
- Masalah teratasi
P:
- Menganjurkan Tn. I untuk melakukan relaksasi benson saat merasa susah untuk tidur.
Ansietas (D.0080) berhubungan S:
dengan krisis situasional - Tn. I mengatakan, “Saya sudah berbicara dengan anak saya untuk tidak mencemaskan
keadaan dan hidup saya dan istri, mereka cukup menyayangi kami sebagai orang
tuanya”
- Keluarga Tn. I mengatakan akan sering memperhatikan dan mengurus orang tua kami
tanpa merasa terbebani.
O:
- Tn. I terlihat tanpak lebih tenang dan tampak rileks
- Pemeriksaan kecemasan dengan GAS: 16 (ansietas minimal)
- Tekanan Darah: 120/80 mmHg
A:
- Masalah teratasi
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif
P:
- Menganjurkan Tn. I untuk melakukan relaksasi benson untuk mengurangi rasa cemas
yang mungkin sedang dialami
RENCANA TINDAK LANJUT
Diagnosa
Intervensi Yang Telah Dilakukan Rencana Tindak Lanjut Paraf
Keperawatan
Nyeri Kronis Pemantauan nyeri (I.08242) Tingkatkan peran keluarga Rustinah
berhubungan dengan - Kaji nyeri dengan metode PQRST untuk mendampingi klien
penekanan syaraf Manajemen nyeri (I.08238) selama Mc Kenzie Exercise
(D.0078) - Identifikasi respon nyeri non-verbal dan relaksasi otot progresif
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri: Mc Kenzie Exercise
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri: Latihan relaksasi otot progresif
- Berikan edukasi manajemen nyeri: menggunakan
analgetik secara tepat
Teknik latihan penguatan otot (I.05184)
- Identifikasi resiko latihan
- Fasilitasi mendapatan sumber daya yang dibutuhkan di
lingkungan rumah
- Fasilitasi mengembangkan program latihan yang sesuai
dengan tingkat kebugaran otot, kendala
musculoskeletal, tujuan fungsional kesehatan,
Diagnosa
Intervensi Yang Telah Dilakukan Rencana Tindak Lanjut Paraf
Keperawatan
sumberdaya peralatan olahraga dan dukungan sosial
Gangguan pola tidur Dukungan Tidur (I.05174) - Menganjurkan Klien Rustinah
menggunakan terapi
berhubungan dengan Observasi:
relaksasi benson ketika
kurang kontrol tidur - Mengidentifikasi pola aktfitas dan tidur susah tidur.
- Meningkatkan keterlibatan
(kecemasan) - Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan
keluarga dalam
(D.0055) atau psikis) menyediakan sarana dan
prasarana untuk modifikasi
- Mengidentifikasi makanan dan minuman yang
lingkungan
menggangu tidur (kopi, alcohol, makan sebelum tidur,
minum banyak air sebelum tidur)
- Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik:
- Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, kebisingan ,
suhu, matras dan tempat tidur)
- Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
dengan pemberian Aroma terapi lavender.
- Menetapkan jadwal tidur rutin.
Edukasi:
- Menjelaskan pentingnya tidur cukup.
Diagnosa
Intervensi Yang Telah Dilakukan Rencana Tindak Lanjut Paraf
Keperawatan
- Menganjurkan menghindari makan atau minuman yang
mengganggu tidur.
- Mengajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (psikologis, gaya hidup)
- Mengajarkan cara non farmakologi seperti pemberian
Aroma terapi lavender.
Dukungan Emosional (I 09256)
Observasi:
- Mengidentifikasi hal yang memicu cemas
Terapeutik:
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan cemas, marah
atau sedih
- Mengajarkan terapi relaksasi dengan teknik
menenangkan (pemberian Aroma terapi lavender).
Edukasi
- Menjelaskan konseksuensi tidak menghadapi rasa
bersalah.
- Mengajarkan pengungkapan perasaan cemas yang
dialami
Diagnosa
Intervensi Yang Telah Dilakukan Rencana Tindak Lanjut Paraf
Keperawatan
- Mengajarkan pengungkapan pengalaman emosional
sebelumnya

Ansietas (D.0080) Reduksi Anxietas (I.09134) -Menganjurkan klien untuk Rustinah


berhubungan dengan Terapeutik:
melakukan relaksasi benson
krisis situasional - Memotivasi mengidentifikasi pemicu kecemasan
untuk mengurangi
- Mendiskusikan perencanaan realistic tentang peristiwa
kecemasan
yang akan datang
-Meningkatkan keterliatan dan
Edukasi
- Menganjurkan keluarga bersama Tn. I komunikas anggota
- Mengungkapkan perasaan dan persepsi tentang keluarga dalam
kecemasan yang dialami menggunakan stategi
- Melatih pengalihan untuk mengurangi ketegangan koping yang telah
- Memberikan terapi aroma terapi lavender untuk disepakati.
mengurangi kecemasan.
Terapi Keluarga (I.09322)
Observasi
- Mengidentifikasi pola komunkasi keluarga
- Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah
Diagnosa
Intervensi Yang Telah Dilakukan Rencana Tindak Lanjut Paraf
Keperawatan
- Identifikasi sumber/kekuatan keluarga
Terapeutik
- Memfasilitasi diskusi keluarga
- Memfasilitasi strategi pemecahan masalah pada Tn. I
- Mendiskusikan strategi pemecahan masalah yang
konstruktif
Edukasi:
- Menganjurkan berkomunikasi yang lebih efektif
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Nyeri Kronis berhubungan dengan penekanan syaraf (D.0078)


Tn. I memiliki keluhan nyeri pinggang sudah lama, klien menyatakan
bahwa keluhan nyeri menjalar hingga ke paha dan betis. Keluhan nyeri terasa
seperti linu dan berdenyut terkadan berasa keram. Nyeri sering timbul apabila
klien jalan jauh dalam jangka waktu lama dengan skala nyeri 5. Analisa
berdasarkan evidence based dan pemeriksaan penunjang menunjukkan bahwa
masalah keperawatan yang dialami klien adalah Nyeri Kronis berhubungan
dengan penekanan saraf dengan tanda dan gejala mayor yang terjadi pada
klien diantaranya low back pain atau nyeri pinggang yang sudah dirasakan
klien. Menurut SDKI, nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan.8
Intervensi yang dipilih untuk mengatasi masalah nyeri klien adalah
Mc Kenzie Exercise. Intervensi ini dipilih berdasarkan dengan kondisi dan
penyebab nyeri pada klien. Nyeri akibat penekanan syaraf membutuhkan
penanganan khusus sehingga untuk terapi non-farmakologi yang dipilih harus
berdasarkan evidence based, selain itu salah satu pertimbangan pemilihan
intervensi latihan ekstensi Mc Kenzie Exercise adalah intervensi ini
memungkinkan untuk dilakukan klien secara mandiri atau dengan bantuan
minimal selama di rumah. Latihan ekstensi Mc Kenzie exercise merupakan
latihan aktif yang menggunakan gerakan berulang atau posisi-posisi tertentu
yang dapat diajarkan dengan tujuan mengurangi nyeri, disabilitas dan
meningkatkan mobilitas tulang belakang.19 Pada posis ekstensi yang
dipertahankan dalam waktu tertentu akan diperoleh peregangan Selain itu
latihan McKenzie adalah pada gerakkan ekstensi lumbal lebih memberikan
proteksi terhadap tekanan yang terjadi pada vertebrae yang melindungi
tekanan pada discus. Kemudian akan menurunkan viscositas nucleus pulposus
ke posisi anterior dan dapat mengurangi iritasi terhadap jaringan sekitarnya.
dengan keadaan seperti ini nyeri akan menurun dan aktivitas fungsional
dapat lebih ditingkatkan.20 Maka dengan dasar tersebut, metode McKenzie
sangat tepat digunakan pada kondisi LBP karena HNP. Terapi McKenzie
Exercise ini akan efektif menurunkan skala nyeri bila dilakukan sebanyak 3
kali dalam 1 minggu dengan pengulangan masing-masing gerakkan 10 kali.14
Dalam kasus ini klien juga diberikan intervensi berupa Teknik
Relaksasi Otot Progresif. Relaksasi otot progresif adalah salah satu teknik
relaksasi yang paling umum digunakan. Teknik ini diajarkan dengan
menegangkan otot kemudian mengendurkannya/ rileks. Relaksasi otot pasif
berhubungan erat dengan melepaskan ketegangan sambil berfokus pada
sekelompok otot tertentu. Relaksasi otot progresif dan teknik relaksasi
lainnya menghasilkan respons relaksasi yang memfasilitasi pengembalian
suplai darah normal ke otot, penurunan konsumsi oksigen, detak jantung,
pernapasan, aktivitas otot rangka, serta peningkatan resistensi kulit dan
gelombang α otak.21

Grafi k Evaluasi Skala Nyeri

5 5 5

4
Skala Nyeri

1 2 3 4 5 6 7
Intervensi Hari ke-

Setelah dilakukan intervensi selama 7 hari dengan kombinasi teknik


ekstensi Mc Kenzie Exercise dan Teknik Relaksasi Otot Progresif nyeri yang
dirasakan klien mengalami penurunan. Pada awal pertemuan skala nyeri yang
dirasakan klien adalah 5 namun pada hari ke 7 skala nyeri klien turun menjadi
1, meskipun keluhan nyeri masih dirasakan oleh klien. Hal ini dikarenakan
pemberian intervensi dalam jangka waktu 7 hari saja tidak cukup untuk
menghilangkan keluhan nyeri kronis, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan
kedisiplinan klien dalam mematuhi rencana terapi baik farmakologis maupun
non-farmakologis untuk menghilangkan keluhan nyeri yang bersifat kronis.

B. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur


(D.0055)
Pada pengkajian Tn. I didapat skor PSQI sebesar 6 yang berarti Tn. I
memiliki kulaitas tidur yang buruk. Tn. I mengeluh susah untuk memulai
tidur, Tn. I mengatakan buth waktu 15 menit untuk bisa tertidur sejak mulai
berbaring. Selain itu Tn. I juga sering terjaga saat tidur. Tentunya jika hal ini
dibiarkan maka akan berpengaruh buruk bagi Tn. I. Secara fisiologis, jika
seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan
kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan
disorientasi.22 Karena itu penting untuk dilakukan tindakan untuk membantu
Tn. I mengatasi masalah gangguan pola tidur yang dialami Tn. I salah satunya
adalah dengan terapi relaksasi benson.
Relaksasi benson merupakan gabungan teknik relaksasi nafas dalam
yang di lakukan dengan cara memusatkan faktor keyakinan. Respon relaksasi
yang melibatkan keyakinan yang dianut akan mempercepatkan terjadinya
keadaan rileks. Pelatihan relaksasi pernafasan dilakukan dengan mengatur
mekanisme pernafasan yaitu pada irama dan intensitas yang lebih lambat dan
dalam. Keteraturan dalam bernafas khususnya dengan irama yang tepat akan
menyebabkan sikap mental dan badan yang rileks, sedangkan pelatihan otot
akan menyebabkan otot semakin lentur dan dapat menerima situasi yang
merangsang luapan emosi tanpa membuatnya kaku. Terapi benson bertujuan
untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang-
berulang kalimat ritual (Allah) dan menghilangkan berbagai pikiran yang
mengganggu, melegakan stress dan susah tidur, sakit kepala. Teknik relaksasi
benson dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 10-15 menit.23

GRAFIK Pengkajian kualitas ti dur (PSQI)


9 9
8 8
7

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

Setelah dilakukan implementasi relaksasi benson selama 6 hari,


terjadi penurunan skor PSQI dari angka 6 yang berarti kualitas tidur Tn. I
buruk berubah menjadi 4 yang artinya kualitas tidur Tn. I sudah baik. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo, dkk dimana
dalam penelitianya menyebutkan bahwa relaksasi benson dapat menenangkan
pikiran dan emosi, mengurangi ketegangan otot dan otak, sehingga tubuh
menjadi relaks dan lansia dapat tidur dengan nyaman dan rileks.24

C. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)


Kecemasan yang diderita oleh Tn. I termasuk kecemasan ringan. Hal
ini dapat dilihat dari skor skala GAS 22. Dari hasil pengkajian kecemasan
yang alami karena klien merasa sudah tua dan merasa menjadi beban untuk
anaknya.. Tn. I menginginkan dimasa tuanya masih ingin menanggung
hidupnya dan istrinya tanpa harus membebani anak-anaknya. Meskipun
mengalami kecemasan ringan, Tn. I masih memiliki sikap terbuka, mudah
bersosialisasi dengan orang lain danbisa menerima perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun
spiritual.
Kecemasan sendiri merupakan proses yang wajar manusia dalam
menghadapi suatu perubahan atau hal-hal baru. Namun apabila kecemasan
tidak sejalan dengan kehidupan dan berlangsung terus menerus dalam waktu
lama, dapat berkembang menjadi depresi. Pertimbangan dalam pemilihan
intervensi yang akan dipilih harus mempertimbangan prinsip kesederhanaan,
murah, mudan, dan aman dilakukan. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka pada kasus ini dipilih intervensi berupa relaksasi benson. Teknik
relaksasi Benson merupakan terapi religius yang melibatkan faktor keyakinan
agama berupa upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan
menyebut berulang-ulang kalimat ritual sambil menghilangkan berbagai
pikiran yang menganggu. Terapi ini terbukti efektif meredakan ketegangan
atau membantu klien mencapai kondisi tenang dengan mereduksi/
menghilangkan stress ataupun depresi.

Grafi k Skor Geriatric Anxiety Scale (GAS)


23
21
19
16
Skor GAS

1 2 3 4
Intervensi Hari ke-

Grafik diatas menunjukkan penurunan tingkat kecemasan setelah


diberikan terapi relaksasi benson pada Tn. I selama 4 hari terlihat dari skor
GAS (Geriatric Anxiety Scale) dari 22 yang berarti ansietas ringan, menjadi
16 yaitu ansietas minimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sahar dkk, yang mengatakan bahwa tehnik relaksasi benson efektif terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada lansia dan terapi ini menjadi salah satu
alternatif bagi seseorang yang mengalami kecemasan.25 Namun tentunya hal
ini perlu ditunjang dengan peran keluarga untuk meningkatkan keterliatan dan
komunikasi anggota keluarga dalam menggunakan stategi koping yang telah
disepakati sehingga Tn. I tidak jatuh pada kecemasan yang berlarut-larut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan terhadap lansia Tn. I di rumah, ditemukan
diagnosa sebagai berikut:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan penekanan syaraf.
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri berfokus pada
pemantauan nyeri, manjemen nyeri menggunakan terapi non-
farmakologis berupa Teknik Ekstensi Mc Kenzie Exercise yang
dikombinasikan dengan Latihan Relaksasi Otot Progresif. Setelah
dilakukan intervensi selama 7 hari, Tn. I mengalami penurunan skala
nyeri dari skala 5 (nyeri sedang) menjadi skala 1 (nyeri ringan).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
(kecemasan)
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pola tidur pada
Tn. I yaitu dengan menggunakan terapi non-farmakologis berupa
relaksasi benson. Setelah dilakukan intervensi selama 6 hari, Tn. I
mengalami peningkatan skala kualitas tidur dimana dihari pertama
Tn. I memiliki skala PSQI 6 (kualitas tidur buruk) menjadi skala 4
(kualitas tidur baik).
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan Tn. I
berfokus pada penguatan/ optimalisasi peran keluarga (anak) Tn. I
dan terapi relaksasi benson. Setelah dilakukan intervensi selama 4
hari, Tn. I mengalami penurunan skala kecemasan GAS dari 22
(ansietas ringan) menjadi 16 (ansietas minimal).
B. Saran
1. Lansia
Kedisiplinan Tn. I dalam menjalankan latihan Mc Kenzie Exercise
sangat penting minimal selama 1 minggu ke depan (sesuai evidence
based) yaitu selama 1 minggu, dan tetap menerapkan Teknik
Relaksasi Otot Progresif sebagai terapi pendamping dalam
penanganan nyeri. Selain itu diharapkan Tn. I tetap meminum obat
dan kontrol rutin ke dokter atau puskesmas.
2. Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam mengontrol kecemasan Tn. I agar
tidak berlanjut dan semakin parah. Selain itu diharapkan Tn. I mampu
menggunakan relaksasi benson secara mandiri sebagai terapi untuk
mengurangi kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ekasari, dkk. Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia: Konsep dan berbagai


strategi intervensi. Malang: Wieneka Media; 2018.
2. Kholifah SN. Modul bahan ajar cetak keperawatan.Keperawatan Gerontik.
Vol. 148. Jakarta; 2016. 148–162 hal.
3. Nugroho.W.H. Komunikasi Dalam Perawatan Medik. Jakarta , Indonesia:
ECG; 2006.
4. Listyowati R, et al. Hubungan antara senam Kesegaran Jasmani dengan
Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh Lansia. Jakarta; 2015.
5. Manik JWH, Rahmansyah B, Anggit L, Budhyanti W, Lisnaini.
Pemeriksaan gerak dan fungsi dan penanganan fisioterapi pada lansia di
Gereja Bethel Indonesia Jemaat Danau Bogor. J Comunita Servitio.
2019;1(2):109–19.
6. Wong AYL, Karppinen J, Samartzis D. Low Back Pain in older adults :
Risk Factors, management options, and future directions. Scoliosis Spinal
Disord. 2017;12(14).
7. Andarmoyo S. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media; 2013.
8. PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI; 2017.
9. Ali, A., Arif, A. W., Bhan, C., Kumar, D., Malik, M. B., Sayyed, Z., …
Ahmad MQ. Managing Chronic Pain in the Elderly: An Overview of the
Recent Therapeutic Advancements. Cureus. 2018;10(9).
10. Liputo GP. Pengkajian Nyeri dengan Metode Mnemonic PQRST. 2020.
11. Haefeli M, Elfering A. Pain assessment. European Spin Journal. 2005.
12. PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. 1 ed. Jakarta: DPP PPNI; 2018.
13. Suputri PPE, Damayanti MR, Gandasari NMA. Pengaruh McKenzie
Extension Exercise terhadap Tingkat Penurunan Skala Nyeri Punggung
Bawah. Community Publ Nurs. 2018;6(2).
14. Sipayung IJF, Anggiat L, Soeparman. Terapi Kovensional dan Metode
McKenzie pada Lansia dengan Kondisi Low Back Pain Karena Hernia
Nukleus Pulposus Lumbal: Studi kasus. J Fisioter dan Rehabil. 2020;4(2).
15. Dwi WY, Mu’jizatillah, Fauziah E. Penatalaksanaan Fisioterapi untuk
Gangguan Fungsional Lumbal pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus
dengan Teknik PNF, TENS, dan McKenzie Exercise di RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2019. J Kaji Ilm Kesehat dan Teknol. 2020;2(1).
16. Sari NLMDP, Prapti NKG, Sulistiowati NMD. Pengaruh Latihan Fleksi
William terhadap Skala Nyeri Punggung Bawah pada Pengrajin Ukiran.
Community Publ Nurs. 2019;7(2):67–74.
17. Pardede JA, Tarigan I. The Anxiety Level of Mother Presectio Caesar with
Benson’s Relaxation Therapy. Jendela Nurs J. 2020;4(1):20–8.
18. Islami AI, Gantini D, Astriyani E. The Effect Murottal of Quran Therapy
and Benson Relaxation on Anxiety Level of High-Risk Pregnancy. J
Kebidanan. 2020;10(2).
19. Fisioterapi ID. Terapi Latihan William Fleksion Exercise. 2011.
20. Wulandari TW, et all. Cognitive Functional Therapy Lebih Baik dalam
Menurunkan Distabilitas dari Pada Latihan McKenzie pada Penderita Non-
Specific Low Back pain di Desa Sungai Tendang. Sport Fit J.
2020;8(3):188–95.
21. Mackereth PA, Tomlison L. Integrative Hypnotherapy: Progressive Muscle
Relaxation. Elsevier Inc.; 2018. 82–96 hal.
22. Februanti S, Hartono D, Cahyati A. Penyakit fisik dan lingkungan terhadap
insomnia bagi lanjut usia. Qual J Kesehat. 2019;13(1):1–4.
23. Ariana PA, Putra GNW, Wiliantari NK. Relaksasi otot progresif
meningkatkan kualitas tidur pada lansia wanita. J Keperawatan Silampari.
2020;53(9):1689–99.
24. Prasetyo W, Nancye PM, Sitorus RP. Pengaruh relaksasi benson terhadap
tingkat insomnia pada lansia di griya usia lanjut st. yosef surabaya. J
Keperawatan. 2020;8(2):34–42.
25. Sahar RH, Azwar, Riskawati, Musdalipa, Kasmawati. Efektivitas Relaksasi
Benson dan Nafas Dalam terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Lansia
di PSTW Gau Mabaji Gowa. BIMIKI. 2018;6(1).

Anda mungkin juga menyukai