Anda di halaman 1dari 113

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

S
DI WISMA MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN
SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Keperawatan Gerontik

Oleh
DIAN KUMALASARI
(22020114210032)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
Laporan Akhir Praktek Keperawatan Gerontik ini merupakan hasil karya sendiri
yang isinya sesuai dengan kondisi lansia,

tanpa tindakan plagiarisme sesuai

dengan peraturan yang berlaku di Universitas Diponegoro


Nama

: Dian Kumalasari

NIM

: 22020114210032

Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan tindakan plagiarisme, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik Universitas Diponegoro.

Semarang, 7 Oktober 2014

Dian Kumalasari

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia adalah bagian akhir dari proses tumbuh kembang manusia,
dimana dalam prosesnya seseorang akan mengalami proses menua atau
aging.1 Menua merupakan suatu proses yang mengubah dewasa sehat menjadi
seseorang yang lemah karena pada masa ini terjadi penurunan kondisi fisik
biologis, psikologis dan sosial secara bertahap.2,3
Penurunan kondisi fisik / biologis yang dialami oleh lansia merupakan
proses normal dan alamiah dari penuaan. Penurunan kondisi fisik / biologis ini
ditandai oleh penurunan berbagai fungsi organ tubuh yang penting seperti
penurunan pada sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler,
sistem respirasi, sistem perkemihan, sistem pencernaan dan sistem
reproduksi.3 Menurut Santrock, perubahan dari berbagai sistem tersebut yang
paling sering dikeluhkan oleh lansia adalah perubahan pada sistem
muskoleskeletal, yang berpengaruh pada kondisi kesehatan dan membawa
usia lanjut pada kondisi yang rentan terhadap penyakit. Penyakit yang sering
muncul pada lansia antara lain adalah osteoartritis, artritis, reumatoid dan
gout. Penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan gangguan berupa rasa nyeri.4
Menurut Stanley, 80% lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan
dengan nyeri, dan hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas
mempunyai keluhan pada sendinya.5 Nyeri sendi yang paling banyak adalah
pada sendi-sendi penahan berat tubuh (panggul, lutut dan kaki). Keluhan nyeri
yang timbul dapat mengganggu lansia, sehingga lansia tidak dapat bekerja
atau beraktivitas dengan nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan
kenyamanan dalam hidupnya.2
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada Ny.S didapatkan
masalah keperawatan nyeri akut, dimana saat pengkajian Ny.S mengeluh nyeri
pada bagian lutut saat beraktifitas. Oleh karena itu, penulis akan melakukan

asuhan keperawatan gerontik yang bertujuan mengurangi nyeri sehingga Ny.S


dapat merasa nyaman dalam beraktifitas.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik kepada
lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek selama dua minggu di Panti mahasiswa
mampu :
a. Melakukan pengkajian pada lansia setelah berada di Panti
b. Mampu menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan
c. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan
d. Mampu membuat rencana intervensi keperawatan yang didukung
dengan jurnal penelitian
e. Mampu melakukan implementasi dengan menggunakan strategi yang
tepat (media, alat peraga, modifikasi tindakan) sesuai dengan kondisi
lansia
f. Mampu mengevaluasi dan mencatat dalam grafik perkembangan
intervensi keperawatan yang telah dilakukan
g. Mampu membuat rencana tindak lanjut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia
1. Definisi lansia
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2
dinyatakan bahwa yang dimaksud usia lanjut adalah seseorang yang
berusia 60 tahun ke atas.3 WHO menyatakan lanjut usia (elderly) pada usia
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 hingga 90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Berbeda dengan WHO, Santrock
menyatakan lanjut usia awal (young old) adalah seseorang yang berusia
65-74 tahun, lanjut usia tua (the old old) usia 75 tahun atau lebih, dan
lanjut usia sangat tua (the oldest old) adalah usia 85 tahun atau lebih.4
Sedangkan Potter dan Perry mendefinisikan lanjut usia dimulai setelah
masa pensiun biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. 6 Berdasarkan definisidefinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah seseorang
yang sudah melewati usia 60 tahun.
2. Perubahan yang terjadi pada lansia
Lanjut usia akan mengalami berbagai perubahan sebagai akibat proses
menua. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi :
1) Perubahan fisik
Sel-sel akan mengalami penurunan karena telah lama berfungsi ,
sehingga proses kemunduran lebih dominan dibandingkan dengan
terjadinya proses pemulihan. Proses ini berlangsung secara alamiah,
terus menerus dan berkesinambungan, selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokemis pada jaringan tubuh,
yang akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan fisik secara
keseluruhan. Penurunan pada aspek fisik meliputi penurunan pada
sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem
respirasi, sistem

perkemihan, sistem pencernaan, dan sistem

reproduksi.3 Menurrut Santrock arthritis merupakan penyakit kronik

yang sering dialami oleh lansia, kemudian penyakit kedua adalah


hipertensi. Insiden tertinggi arthritis dan hipertensi adalah wanita,
sedang insiden lainnya adalah penurunan penglihatan. Sedangkan
untuk penurunan pendengaran justru lebih banyak dialami oleh lakilaki.4
Menurunnya

derajat

kesehatan

dan

kemampuan

fisik

mengakibatkan orang lanjut usia secara perlahan menarik diri dari


hubungan

dengan

masyarakat

sekitar

dan

berdampak

pada

berkurangnya interaksi sosial. Penurunan interaksi sosial dapat


berpengaruh pada kondisi psikologis lansia dan menimbulkan perasaan
rendah diri, terasing, tidak berguna, tidak berdaya, kesedihan dan
kesepian.7
2) Peru.bahan psikologi / mental
Usia lanjut akan mengalami penurunan fungsi kognitif. Usia lanjut
akan cenderung lemah dalam mengingat hal-hal baru yang dipelajari
sebaliknya baik terhadap hal-hal yang telah lama dipelajari. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa mereka tidak terlalu termotivasi dengan
kuat untuk mengingat sesuatu, sebagian disebabkan oleh kurangnya
perhatian dan sebagian lagi disebabkan oleh pendengaran yang kurang
jelas serta apa yang didengarnya berbeda dengan apa yang diucapkan
orang.8 Selain itu dari segi mental emosional, usia lanjut sering muncul
perasaan pesimis, timbul perasaan tidak aman dan cemas, merasa
terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan
karena tidak berguna lagi.9
3) Perubahan sosial
Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial,
baik dengan anggota keluarga , anggota masyarakat maupun teman
kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun.
Disamping itu kecenderungan meluasnya keluarga inti (nuclear family)
daripada keluarga luas (extended family) juga akan mengurangi kontak
sosial usia lanjut. Perubahan nilai sosial masyarakat yang mengarah
kepada tatanan masyarakat individualistik , berpengaruh bagi para usia
lanjut yang kurang mendapat perhatian, sehingga sering tersisih dari
6

kehidupan masyarakat dan terlantar. Kurangnya kontak sosial ini


menimbulkan perasaan kesepian.3
B. NYERI
1. Definisi nyeri
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri
tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa
nyeri.6 Nyeri sendi merupakan keluhan yang dirasakan oleh lansia
khususnya penderita rheumatic. Nyeri berasal dari peradangan atau
pembengkakan pada sendi dan jaringan sekitarnya, bisa juga dari kerja
sendi yang terlalu keras. Intensitas terjadinya nyeri ini bervariasi pada
tiap-tiap individu.2
2. Klasisikasi nyeri
Nyeri dibagi menjadi dua yaitu 2 :
a. Nyeri akut
Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung beberapa
detik hingga enam bulan. Secara fisiologis terjadi perubahan denyut
jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, regangan
otot, keringat pada telapak tangan dan perubahan ukuran pupil. Nyeri
akut datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik. Jika
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak adanya penyakit sistemik, nyeri
akut biasanya menurut sejalan dengan penyembuhan.
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis sering didefiniskan sebagai nyeri yang berlangsung
selama enam bulan atau lebih. Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti
berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara
perlahan setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat
perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini berhubungan
dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau intermitten.
Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan
sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan
respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
3. Mekanisme nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri melibatkan empat proses, yaitu10:
1. Transduksi

Transduksi adalah adalah proses dari stimulasi nyeri dikonfersi


kebentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses transduksi dimulai
ketika nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri teraktivasi. Aktivasi reseptor ini (nociceptors)
merupakan sebagai bentuk respon terhadap stimulus yang datang
seperti kerusakan jaringan.
2. Transmisi
Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa
impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi
melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter
kecil ke sedang serta yang berdiameter besar. Saraf aferen akan beraxon pada dorsal horn di spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan
melalui sistem contralateral spinalthalamic melalui ventral lateral dari
thalamus menuju cortex serebral.
3. Modulasi
Proses modulasi mengacu kepada aktivitas neural dalam upaya
mengontrol jalur transmisi nociceptor tersebut. Proses modulasi
melibatkan sistem neural yang komplek. Ketika impuls nyeri sampai di
pusat saraf, transmisi impuls nyeri ini akan dikontrol oleh system saraf
pusat dan mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian lain dari system
saraf seperti bagian cortex. Selanjutnya impuls nyeri ini akan
ditransmisikan melalui saraf-saraf descenden ke tulang belakang untuk
memodulasi efektor.
4. Persepsi
Persepsi adalah proses yang subjektif. Proses persepsi ini tidak hanya
berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan
tetapi juga meliputi cognition (pengenalan) dan memori. Oleh karena
itu, faktor psikologis, emosional, dan berhavioral (perilaku) juga
muncul sebagai respon dalam mempersepsikan pengalaman nyeri
tersebut.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri 11
a. Usia

Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama


pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang
ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi
bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak
belum bisa mengungkapkan nyeri sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri
jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia
cenderung memendam nyeri yang dialami , karena mereka
menganggap nyeri adalah hal alami yang harus dijalani dan mereka
takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.
b. Jenis kelamin
Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan
mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis
kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri.
Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana
seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa
yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana
bereaksi terhadap nyeri
d. Ansietas
Meskipun pada umumnya

diyakini

bahwa

ansietas

akan

meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua


keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten
antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan
pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif.
Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak
berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual
dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif

untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan


nyeri ketimbang ansietas.
e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak
kejadian nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang,
nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti
pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan persisten. Efek yang tidak
diinginkan

yang

diakibatkan

dari

pengalaman

sebelumnya

menunjukkan pentingnya perawat untuk waspada terhadap pengalaman


masa lalu pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat dan
adekuat, individu mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri
dimasa mendatang dan mampu mentoleransi nyeri dengan baik.
f. Efek plasebo
Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap
pengobatan atau tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa
pengobatan tersebut benar benar bekerja. Menerima pengobatan atau
tindakan saja sudah merupakan efek positif.
Harapan positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan
keefektifan medikasi atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak
petunjuk yang diterima pasien tentang keefektifan intervensi, makin
efektif intervensi tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa
suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti akan
mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang diberitahu
bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek apapun.
Hubungan pasien perawat yang positif dapat juga menjadi peran
yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo.
g. Keluarga dan Support Sosial
Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam
keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport,
membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman
terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran

10

orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam


menghadapi nyeri.
h. Pola koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di
rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terusmenerus klien kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol
lingkungan termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk
mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting untuk
mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber
koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan
bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien
dan menurunkan nyeri klien.
5. Penguukuran intensitas nyeri
Skala Analog Visual (VAS) 2

Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.
10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.

11

6. Manajemen nyeri
a. Farmakologi
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebut maka
dapat digunakan obat-obat analgetik seperti parasetamol, asam
mefenamat, dan antalgin yang bekerja dengan memblokir pelepasan
mediator nyeri sehingga reseptor nyeri tidak menerima rangsnag
nyeri.11
b. Non farmakologi
1. Kompres hangat
Terapi panas (kompres hangat) merupakan salah satu modalitas
terapi fisik yang menggunakan sifat fisik panas secara konduksi
untuk menstimulasi kulit sehingga dapat menurunkan persepsi
nyeri seseorang.11
2. Melaksanakan latihan pasif dan aktif, yaitu dengan senam lansia
2x./minggu selama 20 menit, peregangan otot (stretching), jalan
pagi setiap hari.11
3. Diet : Diet dalam menurunkan berat badan baik untuk mengurangi
timbulnya keluhan karena dapat mengurangi beban dari sendi lutut
itu sendiri. Dalam hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan
kristal garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan
sendi pada lutut. Diet rendah puri, rendah lemak, cukup vitamin
dan mineral sangat baik untuk pendirita nyeri sendi lutut. Diet ini
dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan
yang berlebih. Tujuan diet ini berguna untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal. Bila berat badan
berlebih atau kegemukan, asupan energi sehari-hari harus
dikurangi secara bertahap sampai kebutuhan energi menjadi
normal hingga mencapai berat badan yang normal.11

12

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Hari, Tanggal pengkajian

: 22 September 2014

Waktu Pengkajian

: 23 September 2014

A. DATA UMUM
1. Nama Lansia
2. Usia
3. Agama
4. Suku
5. Jenis Kelamin
6. Nama Wisma
7. Pendidikan
8. Riwayat Pekerjaan
9. Status Perkawinan
10. Pengasuh Wisma

: Ny.S
: 80 tahun
: Islam
: Jawa
: Perempuan
: Wisma Mawar
: Tidak sekolah
: Pembantu rumah tangga
: Janda
: Ny.K

B. ALASAN BERADA DI PANTI


Ny.S mengatakan di tempat asalnya (Kudus) beliau sudah tidak mempunyai
saudara. Semua orang tua dan saudara-saudaranya sudah meninggal semua.
Beliau bisa sampai di Panti diantar oleh orang lain (orang yang dulu
rumahnya pernah Ny.S sewa).
C. DIMENSI BIOFISIK
1. RIWAYAT PENYAKI
Ny. S berkata Ora nduk orak. Aku ora nduwe penyakit sing werna
werna. Penyakite paling ya biasa mriang, mumet, gatel karo iki dengkule.
Nek saiki sing loro iki wuk, dengkulku. Kanggo mlaku loro ne rak karuan
karo awakku kok sering gatel ya wuk. Nopo gara-gara panas ya wuk
hawane dadi gatel
Ny.S mengatakan dirinya tidak memiliki riwayat penyakit yang parah
seperti diabetes, jantung, darah tinggi atau penyakit lainnya. Ny.S
mengatakan selama ini sakit yang pernah diderita olehnya adalah pusing,

13

demam, gatal-gatal dan nyeri lutut. Saat pengkajian dilakukan Ny.S


mengeluhkan nyeri pada lututnya, batuk , dan gatal-gatal seluruh badan.
TD: 100/80 mmHg, HR: 78 x/menit, kuat, dan teratur, RR: 23x/menit,
teratur, , Asam urat : 7,8 g/dL.
2. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ny.S berkata Tak critani wuk , aku ki awit ciliki wis ditinggal wong
tuwaku, sedulur-sedulurku kabeh koyo mas, mbak kabeh ki yo wis mati.
Matine yo biasa. Aku dadi ora ngerti aku nduwe penyakit keluarga opo
ora.
Ny.S mengatakan beliau sudah ditinggal oleh orang tuanya semenjak
beliau masih kecil sehingga beliau tidak tahu riwayat penyakit
keluarganya. Ny.S mengatakan saudara-saudara kandungnya setahu Ny.S
juga tidak ada yang menderita penyakit yang serius
3. RIWAYAT PENCEGAHAN PENYAKIT
a. RIWAYAT MONITORING
Tanggal
22/09/2014
23/09/2014
24/09/2014
25/09/2014
26/09/2014
27/09/2014
29/09/2014
30/09/2014
01/09/2014
02/09/2014
03/09/2014

Tekanan Darah
(mmHg)
110/80
100/70
110/70
90/80
90/60
90/70
90/60
100/70
90/80
100/80
90/80

b. RIWAYAT VAKSINASI
Ny.S berkata Ora wuk, urung pernah disuntik aku neng kene.Paling
ngombe obat kae nek dikei
Ny.S mengatakan belum pernah mendapatkan vaksinasi apapun.
Selama Ny.S tinggal di Panti juga belum pernah diberikan vaksinasi,
hanya diberi obat saja oleh pengurus Panti.
c. SKRINING KESEHATAN YANG DILAKUKAN

14

Pengurus panti berkata Di Panti ini rutin mbak sebulan sekali ada
dokter Puskesmas yang datang yang periksa kesehatan mbahmbahnya.
4. STATUS GIZI
TB= 145 cm BB= 35 kg
BB
IMT = TB( m)2 = 35/1,452 = 16,6 (underwight)

Hasil pengukuran nilai lingkar lengan atas (LLA) : 22 cm


Hasil pengukuran nilai lingkar betis (LB) = 34 cm
Mini Nutritional Assesment
No
1

Pertanyaan

Keterangan
Screening
Apakah anda mengalami penurunan 0 : mengalami penurunan
asupan makanan selama tiga bulan asupan makanan yang parah
terakhir dikarenakan hilangnya selera 1 : mengalamai penurunan
makan, masalah pencernaan, kesulitan asupan makanan sedang
mengunyah atau menelan?
2 : tidak mengalami penurunan
asupan makanan
Apakah anda kehilangan berat badan
0: kehilangan berat badan lebih
selama 3 bulan terakhir?
dari 3 kg
1: tidak tahu
2: kehilangan berat badan
antara 1 sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
Bagaimanan mobilisasi atau
0 : hanya di tempat tidur atau
pergerakan anda?
kursi roda
1: dapat turun dari tempat tidur
namun tidak dapat jalan-jalan
2 : dapat pergi keluar / jalanjalan
Apakah anda mengalami stres
0: ya
psiklogis atau penyakit akut selama 3
2: tidak
bulan terakhir?
Apakah anda memiliki masalah
0 : dimensia atau depresi berat
neuropsikologi?
1: dimensi ringan
2 : tidak mengalami masalah
15

Skor
1

9
10
11

12

13

14

15

neuropsikologi
0 : BMI kurang dari 19
1: BMI antara 19-21
2 : BMI antara 21-23
3: BMI lebih dari 23
Nilai skrining
12: normal / tidak berisiko,
(Total nilai maksimal 14)
tidak membutuhkan pengkajian
lebih lanjut
11 : mungkin malnutrisi,
membutuhkan pengkajian lebih
lanjut
Pengkajian
Apakah hidup secara mandiri (tidak di 0 : tidak
rumah perawatan, panti atau rumah
1:ya
sakit)
Apakah anda diberi obat lebih dari 3
0 : ya
jenis obat per hari?
1: tidak
Apakah anda memiliki luka tekan /
0: ya
ulserasi kulit?
1: tidak
Berapa kali anda makan dalam sehari? 0: 1 kali dalam sehari
1: 2 kali dalam sehari
2: 3 kali dalam sehari
Pilih salah satu jenis asupan protein
0: jika tidak ada atau hanya 1
yang biasa anda konsumsi?
jawaban diatas
a. Setidaknya salah satu produk
0,5: jika terdapat 2 jawaban ya
dari susu (susu, keju, yogurt
1: jika semua jawaban ya
per hari)
b. Dua porsi atau lebih kacangkacangan / telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas
setiap hari
Apakah anda mengonsumsi sayaur
0: tidak
atau buah 2 porsi atau lebih setiap
1: ya
hari?
Seberapa bayak asupan cairan yang
0: kurang dari 3 gelas
anda minum per hari (air putih, jus,
1: 3-5 gelas
kopim teh, susu dsb)
2: lebih dari 5 gelas
Bagaimana cara anda makan?
0: jika tidak dapat makan tanpa
dibantu
1: dapat makan sendiri namun
mengalami kesulitan
Bagaimana hasil BMI (Body Mass
Indeks) anda ?

16

1
1
2

16

Bagaimana persepsi anda tentang


status gizi anda?

17

Jika dibandingkan dengan orang lain,


bagaimana pandangan anda tentang
status kesehatan anda?

17

Bagaimana hasil lingkar lengan atas


(LLA)?

18

Bagaimana hasil lingkar betis (LB)?

2: jika dapat makan sendiri


tanpa ada masalah
0: ada masalah gizi pada
dirinya
1: ragu / tidak tahu terhadap
masalah gizi dirinya
2: melihat tidak ada masalah
terhadap status gizi dirinya
0 : tidak lebih baik dari orang
lain
1: tidak tahu
2: sama baiknya dengan orang
lain
3: lebih baik dari orang lain
0: LLA kurang dari 21 cm
0,5: LLA antara 21-22 cm
1: LLA lebih dari 22 cm
0: jika LB kurang dari 31 cm
1: jika LB lebih dari 31 cm

Nilai pengkajian
Total nilai skrining dan pengkajian
7 +11,5 =18,5
Hasil pengkajian dengan menggunakan kuesioner Mini Nutritional Assesment
menghasilkan skor 18,5 yang artinya Ny.S risiko malnutrisi
5. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI
a. MASALAH PADA MULUT
Ny.S berkata Untuku wes akeh sing ilang wuk, tapi ngggo maem
sego yo isih iso.
Ny.S mengatakan tidak memiliki masalah dengan mulutnya. Gigi
Ny.S sudah banyak yang tanggal / ompong, Ny.S tidak menggunakan
gigi palsu, tidak ada luka / ulserasi / sariawan.
b. PERUBAHAN BERAT BADAN
Ny.S berkata Orak wuk. Ket biyen yo ketoke awakku semene
Ny.S mengatakan beliau merasa berat badannya tidak mengalami
perubahan.
c. MASALAH NUTRISI
Ny.S berkata Mangan ki neng kene entok jatah ping telu. Paling tak
pangan seprapat opo setengah. Wetenge rasane wareg kok wuk, dadi
manganku sitik

17

0,5

1
11,5
18,5

Ny.S berkata Segone turah wuk, biasane turahe rong piring.


Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari. Ny.S hanya menghabiskan
- porsi makanan yang diberikan dari Panti. Ny.S mengatakan
dirinya tidak terlalu nafsu makan dan sering merasa kenyang. Ny.S
mengatakan dalam sehari biasanya nasinya bisa sisa dua piring nasi
6. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT INI
Masalah kesehatan 1 :
Ny.S berkata Iki lo wuk, dengkulku rasane loro banget nek pas ngadek
karo mlaku. Dadi mlakuku alon-alon, tapi kadang engko hilang kadang
loro. Lorone ki koyo ditusuk tusuk kae
Ny.S mengatakan saat ini dirinya merasa sakit dibagian lutut. Hal ini
membuat Ny.S susah payah untuk beraktivitas.
Pengkajian nyeri :
P: Nyeri muncul saat klien mencoba untuk berdiri dan berjalan.
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Lokasi nyeri di lutut
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul
Masalah kesehatan 2 :
Ny.S berkata Awakku kok sering gatel ya wuk. Nopo gara-gara panas ya
wuk hawane dadi gatel
Ny.S mengeluhkan dirinya merasa gatal-gatal di seluruh tubuh. Menurut
Ny.S gatal-gatal yang dirasakannya karena cuaca yang panas.
7. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI
Obat yang dikonsumsi oleh Ny.S adalah : Vitamin B kompleks, Calcium
8. TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT INI
Ny.S berkata Tak kandani wuk, iki lengo gas kaggo nek dengkule loro.
Diusek-usekke kan panas. Nek ora lengo gas yo tak kei bedak adem
wuk.
Ny.S mengatakan untuk meredakan nyeri pada kakinya Ny.S sering
memijatnya dengan minyak tanah dan memberinya bedak adem

18

9. STATUS FUNGSIONAL (AKS)


Mobilisasi
Berpakaian
Makan & minum
Toileting
Personal hygiene

: mandiri
: mandiri
: mandiri
: mandiri
: mandiri

Mandi

: mandiri

Status indeks katz : masuk dalam kategori indeks katz A


10. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Ny.S berkata Maem ki soko panti wuk. Nek esuk kadang dibagi obat loro
wuk, kuwi yo tak ombe. Terus kadang nek ono tamu ki yo sek dikei dhuwit,
anduk, susu, sabun, sikat, shampo.
Ny.S mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makan,
minum, obat-obatan dipenuhi semua oleh pengurus panti. Sedangkan
untuk kebutuhan lainnya seperti peralatan mandi, susu didapatkan dari
para tamu yang datang ke Panti.
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. STATUS KOGNITIF
The Short Portable Mental Status Quesionnaire (SPMSQ)
Pertanyaan
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apakah hari ini?
3. Apakah nama tempat ini?
4. Berapa nomor telepon rumah anda?
5. Berapa usia anda?
6. Kapan anda lahir (tgl/bln/thn)?
7. Siapa nama presiden sekarang?
8. Siapa nama presiden sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda?
10. 5+6 adalah ?
SKOR

Jawaban
Betul
Salah

3
7

Setelah dilakukan pengkajian dengan menggunakan The Short Portable


Mental Status Quesionnare (SPMSQ) Ny. S memiliki 7 jawaban salah,
status mental Ny.M dikategorikan gangguan sedang.

19

2. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF


Ny.S masih dapat mengingat dan menceritakan dengan jelas perjalanan
hidupnya dari kecil hingga tinggal di Panti, namun untuk tanggal
kejadiannya klien tidak dapat mengingat.
3. DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF
Berdasarkan pengkajian mental Ny.S memang berada di tingkat gangguan
sedang, namun hal ini tidak memberikan dampak bagi Ny.S
4. STATUS DEPRESI
The Geriatric Depresion Scale
PERTANYAAN

JAWABAN

1. Apakah pada dasarnya anda puas


dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah
anda
meninggalkan
aktivitas yang anda minati?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup
anda kosong?
4. Apakah anda merasa bosan?
5. Apakah anda mempunyai semangat
setiap waktu ?
6. Apakah anda takut sesuatu akan
terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia setiap
waktu ?
8. Apakah anda merasa jenuh ?
9. Apakah anda lebih suka tinggal di
rumah pada malam hari, daripada
pergi melakukan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa bahwa anda
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada yang
lainnya ?
11. Apakah anda berfikir sangat
menyenangkan hidup sekarang ini ?
12. Apakah anda merasa tidak berguna
saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh berenergi
saat ini ?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada
harapan lagi ?
15. Apakah anda berfikir banyak orang
lain lebih baik daripada anda ?
Skor GDS (Geriatric Depression Scale) = 4

Tidak

JAWABAN
Ny. S
Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya
Tidak

Tidak
Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya
Ya

Ya
Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

20

5. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESI


Hasil pengkajian menunjukkan skor depresi klien adalah 4, hal ini
menunjukkan bahwa klien tidak menunjukkan tanda tanda depresi.
6. KEADAAN EMOSI
a. ANXIETAS
Ny.S berkata Aku ki wis tuwo wuk. Uripku dewean, wes ora nduwe
sopo-sopo. Mati uripku ya neng kene. Aku wis siap nek mengko
dijupuk karo Gusti, yo aku kudu siap Orak, aku orak wedi, wong
sanajan kabeh kii yo mesti mati kok wuk nek wis titiwancine.
Ny.S mengatakan bahwa dirinya tidak takut menghadapi kematian,
dirinya sudah siap menerima apapun yang ditakdirkan Tuhan
untuknya. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kecemasan pada
klien
b. PERUBAHAN PERILAKU
Ny.S berkata Urip neng kene ki, nek diarani seneng yo aku seneng
sanajan aku wes dhewean, ora nduwe sedulur. Neng kene aku dikei
maem, iso ngiyup uga akeh kancane. Tapi wuk, tak kandani neng kene
ki yo akeh sing galak.Paling sing cedhak karo aku ki wong telu tok
wuk, mbaah iki, trus mbah S kae, karo mbah M (sembari menunjuk)
Ny.S berkata Aku pancen ora seneng crito karo sing liya wuk. Nek
aku dijak omong yo nembe aku ngomong, nek ora ya aku meneng wae.
Timbang engko tukaran, marai ribut. Neng kene galak-galak
Selama tinggal di Panti, Ny.S lebih suka diam. Ny.S akan berbicara
jika ada orang yang mengajak bicara. Ny.S mengatakan malas untuk
bicara dengan penghuni panti yang lain karena menurut Ny.S banyak
yang galak.
c. MOOD
Ny.S berkata Yo kadang seneng, kadang yo sedih wuk. Seneng akeh
keh kancane. Sedih, amarga ngrasa ora nduwe sedulur, ora ana sing
niliki, wes do mati kabeh. Kari aku siji til
Ny.S mengatakan bahwa kadang dia merasa senang kadang juga
merasa sedih. Senangnya tinggal di Panti banyak temannya, tapi
kadang juga sedih karena sudah tidak punya saudara, tidak ada yang
nengok, sudah meninggal semua.

21

Suasana perasaan Ny.S dalam rentang normal (mood eutimia). Ny.S


mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi sesuai dengan
apa yang dialami Ny.S saat ini.
E. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA
Luas tanah : 3.783 m2
Luas wisma: 2.303 m2
2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
a. PENERANGAN :
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, kondisi penerangan di
Panti cukup. Cahaya matahari dapat masuk dengan mudah ke dalam
kamar-kamar para lansia karena jumlah jendela di Panti cukup banyak.
Semua kamar mandi lansia juga ada lampunya semua, dan cukup
menerangi saat malam hari.
b. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN
Panti Wreda Harapan Ibu memiliki pertugas kebersihan yang setiap
harinya membersihkan panti setiap hari, sehingga kebersihannya cukup
terjaga. Selain ada petugas panti yang bertanggung jawab akan
kebersihan Panti, lansia yang tinggal di Panti tersebut juga diberi
tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kerapian Panti. Setiap
hari Rabu para lansia diminta untuk kerja bakti bersama membersihkan
ruangan dan halaman Panti. Sedangkan untuk kerapian, para lansia
juga bertanggung jawab terhadap kerapian tempat tidurnya masingmasing.
Kondisi tempat tidur Ny.S rapi, namun kurang bersih. Tempat tidurnya
bau pesing, spreinya kotor dan tempat tidurnya ada kutunya. Kondisi
almari Ny.S juga kurang tertata rapi. Baju-bajunya tidak dilipat dengan
rapi, hanya dimasukkan ke dalam kantong plastik.
c. PEMISAHAN RUANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA
Semua lansia yang tinggal di Panti Wreda Harapan Ibu semuanya
berjenis kelamin perempuan, sehingga tidak ada pemisahan ruangan
antara pria dan wanita. Ruangan yang dipisahkan hanya dua yaitu
wisma mawar dan anggrek. Wisma mawar diperuntukkan untuk para
lansia yang kondisinya harus bedrest.

22

d. SIRKULASI UDARA
Sirkulasi udara di wisma cukup baik, tidak pengap. Hal ini
dikarenakan jumlah jendela di wisma yang cukup banyak (> 20
jendela) dan jumlah pintu juga banyak. Tiap wisma lansia ada 1 pintu
depan, 1 pintu samping dan 1 pintu belakang.
e. KEAMANAN
Keadaan lantai di panti selalu kering dan tidak licin sehingga tidak
membahayakan para lansia yang tinggal di Panti. Selain itu di dekat
kamar mandi dan tempat wudhu, pengurus panti sudah memasang
pegangan untuk para lansia. Di Panti, belum ada alarm tanda bahaya.
f. SUMBER AIR MINUM
Sumber air minum yang digunakan untuk minum dan memasak adalah
air PAM. Air yang digunakan untuk minum dan memasak tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
g. RUANG BERKUMPUL BERSAMA
Di Panti Wreda Harapan Ibu ada sudah disediakan tempat untuk
berkumpul para lansia yaitu ruangan depan. Ruangan itu biasanya
digunakan oleh para lansia untuk melakukan aktivitas bersama seperti
senam lansia dan pengajian.Di ruangan tersebut juga disediakan
fasilitas seperti televisi, radio, dan tape recorder.
3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
a. PEMANFAATAN HALAMAN
Panti Wreda Harapan Ibu memiliki halaman yang cukup luas, namun
belum dimanfaatkan secara maksimal. Halaman tersebut hanya
dimanfaakan untuk tempat parkir mahasiswa atau tamu. Di beberapa
sudut halaman memang sudah ada beberapa tanaman seperti nangka
dan jambu, namun jumlah tanamannya masih sedikit.
b. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Air limbah dibuang ke selokan. Kondisi saluran pembuangan sering
tersumbat karena penghuni Panti kadang membuang samapah di
selokan tersebut. Saluran pembuangan dalam kondisi terbuka.
c. PEMBUANGAN SAMPAH
Di Panti Wreda Harapan Ibu belum dibedakan antara sampah yang
organik dan sampah organik. Semua sampah dijadikan satu. Sampah

23

yang berupa daun-daun biasanya dibakar, sedangkan sampah yang


lainnya biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah.
d. SANITASI
Kondisi sanitasi wisma cukup baik. Terdapat tempat pembuangan
sampah dan limbah yang telah disediakan oleh pengurus panti.
e. SUMBER PENCEMARAN
Letak lingkungan Panti jauh dari pabrik sehingga bebas dari polusi
udara dan polusi suara. Walaupun lingkungan Panti berada tepat di
depan jalan raya, namun kendaraan yang melintas di depan
lingkungan panti masih wajar dan tidak terlalu banyak sehingga tidak
menimbulkan polusi udara.
F. DIMENSI SOSIAL
1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DIDALAM WISMA
Ny.S berkata Tak kandani wuk. Barangku karo dhuwitku sering sok ilang,
dijupuki wong.
Ny.S berkata Neng kene ki sing jahat kae lo wuk, mbah kae. Aku sering
diseneni utawa digalaki. Neng kene ki , aku akrabe Cuma karo wong telu,
mbah S, mbah M karo mbah Su.
Ny.S berkata Aku ki wonge ora pernah crito-crito wuk. Wes tak pendem
dhewe wae. Ben awakku sing ngalami lan ngrasakke dewe wae. Ora perlu
crito-crito. Tapi aku nek diajak ngomong disik ya ngomong wuk, nek ora
diajak omong yo aku ora omong. Wes ngono wae wuk mending aku turu.
Hubungan Ny.S dengan lansia lain dalam wisma tidak cukup baik. Ny.S
mengatakan di wisma itu temannya jahat dan galak-galak. Ny.S sering
dimarahi dan terkadang kehilangan barang atau uang. Ny.S berkata bahwa
dirinya hanya akrab dengan tiga lansia di wisma tersebut, Ny.S jarang
bicara dengan lansia yang lainnya, dirinya lebih memilih untuk diam dan
tidur. Ny.S mau bicara jika diajak bicara duluan oleh temannya.
2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DILUAR WISMA
Ny.S berkata Ora wuk, ora pernah metu. Nek jajan yo ning jero panti.
Sak ben esuk ono sing dodol panganan wuk, mlebu rene. Aku nek pengin
yo kadang tuku, nek pas nduwe dhuwit wuk. Kan sok sering dikei dhuwit
karo tamu-tamu wuk.

24

Ny.S tidak pernah keluar dari wisma. Ny.S mengatakan bahwa jika ingin
beli jajan (makanan), Ny.S beli di dalam panti karena setiap pagi ada orang
jualan makanan masuk ke Panti.
3. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANliGGOTA KELUARGA
Ny.S berkata Bapak, ibu, mbakyu, kangmas ku wis mati kabeh wuk.
Garek aku siji iki, sing liyane wis ninggal. Aku wis ditinggal wong tuwo
wes kawit cilik. Orang ngerti wuk aku seh umur piro. Tapi seh cilik
banget. Hla nek bojoku , ki lunga wuk. Aku ditinggal, wes nduwe bojo
meneh. Anak yo ora duwe wuk. Dadi uripku iki yowes ngene ki, gari
dewean. Ora duwe sopo sopo
Ny.S berkata Neng Kudus ki aku ngontrak omah wuk. Wong sing nduwe
omah kuwi sing tak anggep sedulur, kuwi yo sing ngeterke aku ning Panti
kene iki wuk. Kadang wonge yo sok mrene kok wuk. Tapi iki rung mrene
mrene yo, rung niliki aku meneh
Ny.S mengatakan sudah tidak memiliki keluarga atau saudara yang lain.
Orang tuanya sudah meninggal sejak Ny.S kecil (klien tidak ingat berapa
umurnya saat ditinggal orang tua). Suami Ny.S pergi meninggalkan Ny. S
dan menikah lagi dengan orang lain. Ny.S tidak memiliki anak. Saudarasaudara kandung Ny.S semuanya sudah meninggal. Orang yang dianggap
saudara oleh Ny.S sampai sekarang adalah orang yang dulu rumahnya
pernah disewa oleh Ny.S. Orang itulah yang mengantarkan Ny.S ke Panti,
dan hingga saat ini orang tersebut kadang-kadang datang ke Panti untuk
menjenguk Ny.S.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Ny.S berkata Bu K kae jane yo apikan kok wuk wonge. Aku diperhatike,
diparingi maem, diparingi obat. Tapi kadang yo sok nesu, wong jenenge
ngrumati wong wong tuwo wuk. Kadang kesel terus dadi nesu ya biasa
Hubungan lansia dengan pengasuh wisma terjalin dengan baik. Ny.S
mengatakan bahwa pengasuh wisma baik-baik dan memperhatikan
kebutuhan lansia.
5. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
Menurut keterangan dari pengasuh panti, setiap sebulan sekali ada
kegiatan posyandu lansia. Setiap hari Senin dan Jumat, di Panti juga
diadakan senam yang dipimpin oleh salah satu lansia yang memang sudah

25

mahir senam. Hari Selasa selalu ada kegiatan kebaktian, yang dipimpin
oleh pendeta di Panti. Hari Rabu ada kegiatan kerja bakti membersihkan
Panti. Sedangkan untuk kegiatan pengajian dilaksanakan setiap hari
Kamis.
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. POLA MAKAN
Ny.S berkata Neng kene dikei maem ping telu wuk. Lawuhe yo saanane.
Maem ku sitik kok wuk. Kan segone sekepel ya wuk, paling tak pangan
seprapat opo setengahe.
Ny.S berkata Maem nek akeh-akeh ora kuat wuk. Wetenge rasane kebak
wuk. Dadi nek dimaemi akeh ora kepennak
Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari. Ny.S hanya menghabiskan -
porsi makanan yang diberikan dari Panti. Ny.S mengatakan dirinya sering
merasa kenyang.
2. POLA TIDUR
Ny.S berkata Jarang aku wuk turu awan. Ora turu awan wae nek bengi
kadang angel turu kok wuk. Saben bengin tangi wuk, kebelet nguyuh. Aku
nek bengi-bengi nguyuh biasane bareng mbah S wuk, gandengan neng
kamar mandi. Nguyuhe nek bengi 2-3 kok wuk. Biasane nek wes tangi
bengi-bengi ngono wuk, angel turune maneh
Ny.S mengatakan dirinya tidak pernah tidur siang. Walaupun tidak pernah
tidur siang Ny.S sangat sulit untuk tidur malam. Setiap malam Ny.S sering
terbangun untuk buang air kecil. Ny.S mengatakan jika malam hari BAK
2-3 kali. Jika sudah terbangun dari tidurnya, Ny.S sulit untuk tidur lagi.
3. POLA ELIMINASI
Ny.S berkata Bebucale kulo ora mesti kok wuk, kadang 3 dina kadang 4
dina pisan, eeke yo sitihik banget wuk , wong maemku yo sitihik, atos
ngono kae. Nek nguyuhe sedina ping 7 nganti 8 lah wuk sekitarane,
tergantung ngombe banyune akeh po rake wuk.
Ny.S berkata Orak wuk, aku orak pernah ngompol. Nguyuh karo bebucal
yo neng kamar mandi wuk.
Ny.S mengatakan frekuensi BAB nya tidak menentu, terkadang 3-4 hari
sekali baru BAB, konsistensi BAB keras. Sedangkan untuk pola
berkemihnya, Ny.S mengatakan dalam sehari dirinya bisa berkemih 7-8

26

kali, tergantung banyak minum air atau tidak. Ny.S mengatakan sampai
saat ini masih mampu mengontrol BAK dan selalu buang air besar atau
kecil di kamar mandi.
4. KEBIASAAN BURUK LANSIA
Ny.S berkata Iki lengo gas wuk, kanggo dioles oleske neng sikil kene
hloo wuk nek pas sikile loro kae. Dadi ben anget wuk
Ny.S memiliki kebiasaan buruk mengoleskan minyak tanah ke kulitnya.
Hal ini membuat kulit Ny.S sangat kering dan bersisik.
5. PELAKSANAAN PENGOBATAN
Pengobatan pada lansia di Panti sering ditangani oleh petugas dari
Puskemas Beringin. Jadwal pengobatan dari Puskesmas adalah satu bulan
sekali.
6. KEGIATAN OLAHRAGA
Kegiatan olahraga yang dilakukan di Panti adalah olahraga senam yang
dilakukan hari Senin dan Jumat pagi.
Ny.S berkata Olahraga kadang-kadang wuk. Nek pas sikile ora loro yo
aku melu olahraga, tapi nek pas loro aku yo orak melu
Ny.S mengatakan jika teman-temannya berolahraga Ny.S mengatakan
dirinya jarang ikut olahraga karena kakinya sakit.
7. REKREASI
Ny.S berkata Paling neng kene ki hiburane nek ono tamu koyo kowe iki
wuk, dadi ono sing ngajak ngobrol mbah-mbahe, mbah-mbahe sering
dikei kegiyatan. Nek ora ono cah sing praktek ya cuma turonan karo
nonton TV wuk.
Ny.S mengatakan rekreasi bagi dirinya menurutnya adalah jika ada tamu
yang datang ke Panti, sehingga ada kegiatan. Jika tidak ada tamu atau
mahasiswa yang datang ke Panti sini , hiburan Ny.S adalah menonton TV.
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan di Panti dilakukan oleh pengurus Panti dengan
persetujuan oleh kepala Panti dan kepala Yayasan.
H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Ny.S berkata Nek rasane awake ora kepenak wuk, ngelu ngono kae, yo
kadang sok dikei obat karo Bu Kani. Nek dikei obat yo tak ombe wuk. Tapi
kadang-kadang yo tumbas obat teng warung.

27

Ny.S mengatakan jika dirinya mengeluh sakit, biasanya akan diberi obat
oleh pengurus Panti namun kadang-kadang Ny.S juga keluar ke warung
untuk beli obat.
2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
a. Fasilitas Kesehatan Yang Tersedia
Fasilitas kesehatan terdekat yang tersedia adalah Puskesmas Pembantu
Beringin. Setiap sebulan sekali petugas dari Puskesmas datang ke Panti
untuk memeriksa kondisi kesehatan para lansia di Panti.
b. Jumlah Tenaga Kesehatan
Di Panti belum ada petugas kesehatannya, namun jika ada lasia yang
sakit Panti sudah menyediakan berbagai macam obat dari obat darah
tinggi, gatal-gatal, batuk, vitamin dan lain lain.
c. Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit
Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan di Panti
adalah dengan menjaga kebersihan makanan untuk para lansia,
memberikan vitamin dan rutin melakukan senam bersama seminggu
dua kali.
d. Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Tersedia
Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh para petugas kesehatan
dari Puskesmas adalah memeriksa tekanan darah para lansia,
mengukur TB dan BB lansia, melakukan pemeriksaan fisik berdasrkan
keluhan lansia serta memberikan obat
e. Frekuensi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Satu bulan sekali petugas dari Puskesmas datang ke Panti untuk
memeriksa kesehatan para lansia
I. PEMERIKSAAN FISIK
No
1.

Bagian/
region
Kepala

2.

Wajah/
muka

3.

Mata

Hasil pemeriksaan

Masalah keperawatan
yang muncul
Mesocephal, rambut berwarna
Tidak ada masalah
putih, tidak ada lesi, dan tidak
ada nyeri tekan
Bentuk wajah oval, kulit
Tidak ada masalah
wajah keriput, bibir dapat
keperawatan
tersenyum dengan simetris
Klien
tidak
memakai
Tidak ada masalah
kacamata dan penglihatannya

28

4.

5.

6.

7.

8.

9.

masih sangat jelas, kedua


mata simetris, lensa mata
tampak jenih, tidak anemis
dan tidak ikterik, tidak
menunjukkan
adanya
benkolan dan yeri tekan pada
mata,
Telinga
Kedua telinga bentuknya
simetris, telinga bersih dan
tidak
ada
serumen
pendengaran klien masih
jelas, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri
Mulut dan Bibir kering, gigi ompong dan
gigi
berwarna putih kehitamhitaman, lidah bersih dan
bentuknya simetris, tidak ada
pembesaran tonsil, tidak ada
sariawan
Leher
Bentuk leher simetris, tidak
ada pergeseran trakea, tidak
ada
pembesaran kelenjar
limfe dan tiroid, nyeri tekan
tidak ada
Dada
I: bentuk dada simetris,
pengembangan dada sebelah
kanan sama dengan dada
sebelah kiri , kulit di bagian
dada tampak kering dan
bintik-bintik kecoklatan, tidak
ada lesi
Pa: taktil fremitus kanan =
kiri, tidak ada nyeri tekan
Pe: bunyi resonan di seluruh
lapang paru
Aus: bunyi nafas vesikuler di
seluruh lapang paru
Jantung
I: Ictus cordis tak tampak
Pa: Ictus cordis teraba di
intercosta keempat
Pe: pekak dan tidak ada
pembesaran jantung
Aus: tidak ditemukan suara
bising jantung, bunyi jantung
1 dan 2 murni
Abdomen
I: simetris, tidak ada lesi,
29

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

10. Ekstremitas
atas

11. Ekstremitas
bawah

tidak ada jejas


Au: bunyi usus terdengar
8x/menit
Pe: suara timpani
Pa: tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba benjolan
Warna kulit sama dengan Tidak ada masalah
warna kulit sekitar, tidak ada
lesi, tidak ada edema, turgor
kulit kurang, capillary refill <
2 detik, kekuatan otot 5/5,
tidak ada defornitas, tidak ada
fraktur dan tidak ada nyeri.
Warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar, tidak ada
lesi, tidak ada edema, turgor Nyeri di persendian
kulit kurang, capillary refill < lutut
2 detik, kekuatan otot 5/5,
tidak ada defornitas, tidak ada
fraktur, nyeri dari pinggang
hingga lutut dan sangat sakit
jika digunakan untuk berdiri
dan berjalan

30

ANALISA DATA

No
1

Tanggal
Data Fokus
22/09/2014 Ds:
Ny.S berkata Iki lo wuk, dengkulku rasane loro banget nek pas ngadek karo

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut (nyeri sendi lutut) berhubungan
dengan ketunadayaan fisik (00132)

mlaku. Dadi mlakuku alon-alon, tapi kadang engko hilang kadang loro.
Lorone ki koyo ditusuk tusuk kae
Ny.S mengatakan saat ini dirinya merasa sakit dibagian lutut. Hal ini membuat
Ny.S susah payah untuk beraktivitas.
Pengkajian nyeri :
P: Nyeri muncul saat klien mencoba untuk berdiri dan berjalan.
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Lokasi nyeri di lutut
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul
Hasil pemeriksaan asam urat adalah 7,8 mg/dl
Pemeriksaan TTV : TD: 100/80 mmHg, HR: 78 x/menit, kuat, dan teratur,
RR: 23x/menit, teratur
2

22/09/2014 Ds :
Ny.S berkata Awakku kok sering gatel ya wuk. Nopo gara-gara panas ya wuk

Gangguan

rasa

nyaman

(gatal-gatal)

berhubungan dengan kurang pengendalian


hawane dadi gatel
lingkungan (00214)
Ny.S mengeluhkan dirinya merasa gatal-gatal di seluruh tubuh. Menurut Ny.S
gatal-gatal yang dirasakannya karena cuaca yang panas.

31

Do :

Ny.S tampak gelisah dan menggaruk garuk kulitnya yang gatal


Kulit Ny.S tidak tampak adanya bentol ataupun kemerahan, namun

kulitnya tampak kering dan bersisik


Kondisi tempat tidur Ny.S rapi, namun kurang bersih. Tempat tidurnya
bau pesing, spreinya kotor dan tempat tidurnya ada kutunya

22/09/2014 Ds:

Kesiapan meningkatkan nutrisi pada Ny.S

Ny.S berkata Neng kene dikei maem ping telu wuk. Lawuhe yo saanane.
Maem ku sitik kok wuk. Kan segone sekepel ya wuk, paling tak pangan
seprapat opo setengahe. Maem nek akeh-akeh ora kuat wuk. Wetenge rasane
kebak wuk. Dadi nek dimaemi akeh ora kepennak
Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari. Ny.S hanya menghabiskan -
porsi makanan yang diberikan dari Panti. Ny.S mengatakan dirinya sering
merasa kenyang.
Ny.S berkata Segone turah wuk, biasane turahe rong piring.
Ny.S mengatakan bahwa sehari nasinya bisa sisa dua pirin
Do:

Ny.S tampak tidak pernah menghabiskan jatah makanan yang


diberikan Panti. Makanannya disimpan dalam laci

32

IMT = 16,6 (underweight)


Lingkar lengan atas : 22 cm
Lingkar betis : 34 cm
Hasil pengkajian dengan menggunakan kuesioner Mini Nutritional
Assesment

menghasilkan skor 17,5 yang artinya Ny.S berisiko

malnutrisi

PRIORITAS MASALAH
Dx.Keperawatan
Nyeri akut (nyeri sendi

Prioritas
High

Pembenaran
Paraf
Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai High Priority dengan pertimbangan sebagai Dian

lutut) berhubungan dengan

Priority

berikut :
Masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada klien adalah nyeri pada lutut. Nyeri ini terjadi

ketunadayaan fisik

karena faktor umur klien yang sudah memasuki usia lanjut. Nyeri yang dialami klien
cukup menggaggu kegiatan klien sehari-hari sehingga masalah ini harus segera ditangani
pertama kali karena akan mempengaruhi kualitas hidup klien.

33

Kesiapan

meningkatkan

nutrisi

Medium

Diagnosa kesiapan meningkatkan nutrisi menjadi prioritas kedua yang harus segera Dian

Priority

ditangani sebab berdasarkan pemeriksaan status gizi lansia , Ny.S memiliki skor nilai 17,5
yang artinya Ny.S berisiko mengalami malnutrisi. Asupan nutrisi yang kurang pada lansia
dapat mengakibatkan kondisi imun seseorang menurun dan hal ini dapat mengakibatkan
seseorang mudah terkena penyakit. Oleh karena itu diagnosa ini dimasukkan ke dalam

Gangguan rasa nyaman

medium priority.
Diagnosa gangguan rasa nyaman (gatal-gatal) menjadi prioritas ketiga sebab adanya gatal Dian

Low priority

(gatal-gatal) berhubungan

dapat menyebabkan lansia menjadi tidak nyaman dan tentunya akan sangat berpengaruh

dengan

dengan kualitas tidurnya.

kurang

pengendalian lingkungan

RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan

Kode

No

Dx. Keperawatan

Nyeri akut (nyeri Setelah dilakukan

Setelah dilakukan

sendi

tindakan

Umum

lutut) tindakan keperawatan

Khusus

berhubungan

selama 1 bulan,

keperawatan selama

dengan

diharapkan masalah

6 x 20 menit,

ketunadayaan fisik nyeri akut pada lutut

NIC
1400

Intervensi
Pain Management
1. Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas / keparahan, dan faktor
presipitasi nyeri
2. Kaji dampak nyeri terhadap kualitas hidup

diharapkan nyeri

34

pasien

(mengganggu

tidur,

aktivitas,

(00132)

dapat teratasi dengan

pada lutut berkurang

kriteria hasil:
a. Nyeri

dengan kriteria hasil:


tidak

bertambah
b. Skala nyeri 2.

a. Ny.S
mengungkapkan

pekerjaan, hubungan dengan orang lain)


3. Kaji faktor-faktor yang dapa memperburuk /
meningkatkan nyeri
4. Monitor tanda vital dan skala nyeri
5. Evaluasi keefektifan cara yang telah dilakukan

nyeri

pasien dalam mengatasi nyeri


6. Berikan informasi mengenai makanan yang

berkurang
b. Klien
tampak

boleh dan tidak boleh penderita asam urat


7. Berikan informasi tentang nyeri yang

bahwa

rileks
c. Klien

dapat

beraktifitas tanpa
rasa nyeri

dirasakan,

penyebab,

mengantisipasinya.
8. Ajarkan teknik

dan

cara

nonfarmakologi

untuk

mengatasi nyeri yaitu dengan kompres hangat


9. Evaluasi kepuasan pasien terhadap intervesi
yang telah diberikan
10. Kolaborasi dengan pengelola panti untuk

Kesiapan

Setelah

dilakukan Setelah

meningkatkan

tindakan keperawatan tindakan

dilakukan 1100

nutrisi pada Ny.S selama 6 bulan maka keperawatan selama


(00163)

masalah
meningkatkan

kesiapan 8

20

nutrisi diharapkan

menit
asupan

35

memberikan diet purin


Nutrition Management
1. Kaji makanan yang disukai pasien
2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya
pemenuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
3. Anjurkan klien untuk makan sedikit tetapi
sering

dapat teratasi dengan nutrisi


kriteria hasil :

klien

4. Motivasi klien untuk menghabiskan jatah

mengalami

makanan di Panti
5. Monitor adanya penurunan berat badan dan

1. Nafsu makan klien peningkatan dengan


meningkat
2. Klien
mengalami
penurunan

gula darah
6. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

kriteria hasil :
tidak

1. Klien

makan

jaringan konjungtiva
7. Monitor intake nuntrisi
8. Kolaborasi dengan pengurus Panti untuk

minimal 3x sehari
berat 2. Klien

badan
3. Skor MNA 24-30
poin

menghabiskan

memberikan makanan yang bergizi (tinggi

jatah makan yang

protein dan tinggi kalori) dan berserat setiap

diberikan panti

hari
9. Berikan resep masakan pada pengurus Panti
agar pengurus Panti memasak makanan yang

Gangguan
nyaman

rasa Setelah dilakukan


(gatal- tindakan keperawatan

Setelah

dilakukan

tindakan

gatal) berhubungan selama 2 minggu,

keperawatan selama

dengan

7 x 30 rasa gatal

kurang masalah gangguan rasa

pengendalian

nyaman (gatal-gatal)

lingkungan (00214) teratasi dengan kriteria


hasil garal-gatal

berkurang

dengan

kriteria hasil:
a

Ny.

36

3550

lebih bervariasi
Pruritus Management:
a. Kaji penyebab gatal yang dialami klien
b. Lakukan
pemeriksaan
fisik
untuk
mengidentifikasi adanya gangguan pada kulit
(lesi, blister, abrasi)
c. Kaji keefektifan cara yang telah dilakukan
pasien dalam mengatasi gatal-gatal
d. Bersihkan lingkungan tempat tidur pasien

berkurang

menyatakan
rasa
b

gatal

berkurang
Ny.S
tampak
nyaman

dan

menggarukgaruk kulitnya
Ny.S
tampak
menggunakan
bedak

mengurangi gatal pada pasien


f. Minta pasien untuk tidak menggunakan
pakaian yang ketat dan menggunakan pakaian
yang menyerap keringat
g. Ajarkan pasien untuk mengusap area yang

tidak

yang kotor
e. Berikan bedak atau krim yang cocok untuk

krim

secara mandiri

37

gatal dengan telapak / muka tangan atau


mencubit-cubitnya dengan lembut dengan
menggunakan jari telunjuk dan jempol
h. Minta pasien untuk tidak menggaruk area
yang gatal dengan menggunakan kuku atau
benda-benda lain yang dapat melukai kulit

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu

Dx.

Implementasi

Evaluasi Formatif

Paraf

Keperawata
22/09/2014
jam 11.00

n
1

1. Mengkaji

karakteristik,

lokasi,

durasi, S:

frekuensi, kualitas, intensitas / keparahan, Ny.S berkata dengkulku loro nek kanggo
dan faktor presipitasi nyeri
ngadeg lan mlaku
2. Mengkaji dampak nyeri terhadap kualitas
Ny.S mengatakan saat ini dirinya merasa sakit
hidup pasien (mengganggu tidur, aktivitas,
dibagian lutut saat digunakan untuk berjalan
pekerjaan, hubungan dengan orang lain)
dan aktivas
3. Mengkaji
faktor-faktor
yang
dapa
Ny.S berkata Bar nafas dalam rasane lego
memperburuk / meningkatkan nyeri
4. Evaluasi keefektifan cara yang telah ngono kae mbak, tapi iki nek nggo mlaku yo
dilakukan pasien dalam mengatasi nyeri
seh loro
5. Memonitor tanda vital dan skala nyeri
O:
6. Mengajarkan tehnik nafas dalam pada pasien
P: Nyeri muncul saat klien mencoba untuk
berdiri dan berjalan.
.

Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk


R: Lokasi nyeri di lutut
S: Skala nyeri 6

38

Dian

T: Nyeri hilang timbul


Hasil pemeriksaan asam urat adalah 7,8 mg/dl
Pemeriksaan TTV : TD: 100/80 mmHg, HR:
78 x/menit, kuat, dan teratur, RR: 23x/menit,
teratur
A: Masalah belum teratasi
P:
Ajarkan kompres hangat
Lakukan pemeriksan asam urat
23/09/2014
jam 08.00

Monitor skala nyeri


1. Menjelaskan manfaat dan cara melakukan S:
kompres hangat
Ny.S berkata Rasane kepenak wuk. Anget
2. Mengukur skala nyeri sebelum dan setelah
neng dengkul
dilakukan kompres hangat
Ny.S mengatakan bahwa rasanya enak dan
3. Melakukan pemeriksaan asam urat
hangat di lutut
Ny.S berkata Enak wuk nek dikei banyu
anget, tapi nek nggo mlaku isih loro
O:
Skala nyeri 5

39

Dian

Asam urat 7,8 g/dl


A: masalah teratasi sebagian ditandai dengan
penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 5
P:
-

Ajarkan tehnik kompres dengan

menggunakan jahe
Monitor skala nyeri
Berikan pendidikan kesehatan tentang
makanan bagi penderita asam urat

23/09/2014
jam 10.00

1. Mengkaji pola makan pasien

S:

2. Menimbang BB pasien

Ny.S berkata Maem ku sitik kok wuk. Kan

3. Mengukur LLA atas pasien

segone sekepel ya wuk, paling tak pangan

4. Mengukur LB pasien

seprapat opo setengahe

5. Memotivasi pasien untuk menghabiskan NyS mengatakan bahwa makannya sedikit


makanan yang diberikan dari Panti

dan biasanya beliau hanya makan atau

6. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit dari porsi yang diberikan.


tetapi sering

Ny.S berkata Orak wuk aku ora entek.


Wetenge rasane kebak
Ny.S mengatakan bahwa dirinya tidak mau
menghabiskan makanan dari Panti karena

40

Dian

perutnya terasa penuh


O:
TB= 145 cm BB= 35 kg
IMT = 16,6 (underweight)
Lingkar lengan atas : 22 cm
Lingkar betis : 34 cm
A: masalah belum teratasi
P:
-

Lakukan pengkajian nutrsi lebih lanjut


dengan menggunakan kuesioner MNA

(Mini Nutritional Assesment)


Monitor intake nutrisi pasien
Motivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan

23/09/2014
jam 11.00

a. Mengkaji penyebab gatal yang dialami S:


klien
b. Melakukan

Ny.S berkata Awakku kok sering gatel ya


pemeriksaan

fisik

mengidentifikasi adanya gangguan

untuk
pada

wuk. Nopo gara-gara panas ya wuk hawane

dadi gatel
kulit (lesi, blister, abrasi)
Ny.S mengeluhkan dirinya merasa gatal-gatal
c. Mengkaji keefektifan cara yang telah
di seluruh tubuh. Menurut Ny.S gatal-gatal
dilakukan pasien dalam mengatasi gatal41

Dian

gatal
yang dirasakannya karena cuaca yang panas.
d. Mengajarkan pasien untuk mengusap area
O:
yang gatal dengan telapak / muka tangan
- Ny.S tampak gelisah dan menggaruk
atau mencubit-cubitnya dengan lembut
garuk kulitnya yang gatal
dengan menggunakan jari telunjuk dan - Kulitnya tampak kering dan bersisik
- Kondisi tempat tidur Ny.S rapi, namun
jempol
e. Meminta pasien untuk tidak menggaruk
kurang bersih. Tempat tidurnya bau
area yang gatal dengan menggunakan kuku

pesing, spreinya kotor dan tempat

atau benda-benda lain yang dapat melukai

tidurnya ada kutunya

kulit

A: masalah belum teratasi


P:
-

Bersihkan tempat tidur pasien


Bantu pasien untuk melakukan personal
higiene (mandi 2 kali sehari, ganti

pakaian)
Ajarkan pasien untuk menabukan bedak
gatal ke seluruh tubuhnya setelah mandi

24/09/2014

Membersihkan dan menjemur tempat tidur

S:

pasien
Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya

Ny.S berkata Wuk rasane kasure anget lan

pukul 08.00

menjaga kebersihan diri

kepenak dituroni, ora krasa gatel meneh bar


diresiki karo dipeme

42

Dian

Membantu pasien untuk melakukan personal

Ny.S mengatakan bahwa setelah kasurnya

higiene
Mengajarkan pasien untuk menaburkan

dibersihkan dan dijemur rasanya lebih

bedak gatal ke seluruh tubuh setelah mandi

nyaman , hangat dan tidak gatal seperti


kemarin
Ny.S berkata Iyo wuk, berarti bedake
dienggo sedino ping loro ya wuk
Ny.S berkata Iya nduk, braarti dalam sehari
saya menggunakan bedaknya dua kali ya
O:
Pasien mampu mandi secara mandiri
Pasien mampu menggunakan bedak gatal
secara mandiri
A: masalah teratasi sebagian ditandai
dengan :

43

Lingkungan klien sudah bersih, nyaman

dan bebas dari kutu


Klien menyatakan gatalnya berkurang
Klien mampu melakukan personal higiene

secara mandiri
Klien mampu menaburkan bedak secara

mandiri
P:
-

Motivasi pasien untuk menggunakan

bedak gatal rutin sehari dua kali


Monitoring kemandirian pasien dalam

mengatasi gatalnya
Monitoring respons pasien saat gatal
(menggaruk kulitnya atau mengusapngusap kulitnya)

24/09/2014

Mengajarkan tehnik kompres dengan

S:

menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
Memberikan pendidikan kesehatan tentang

Ny.S berkata Iki komprese rasane luwih

Jam 10.00

makanan bagi penderita asam urat

enak wuk timbang anggo banyu anget took,


panase luwih kroso
Ny.S mengatakan bahwa lebih enak kompres
dengan menggunakan jahe karena panasnya
lebih tahan lama
Ny.S brkata Aku ora entuk maem kacangkacangan, susu dele, daging ora entuk akehakeh, iwak-iwak laut, bayam, kangkung yo
ora entuk akeh-akeh

44

Dian

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak boleh


makan kacang-kacangan, susu kedelai,
makanan laut, daging tidak boleh terlalu
banyak, bayam dan kangkung juga dikurangi
O:
Skala nyeri 5
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan
bantuan mahasiswa
Klien mampu menyebutkan makananmakanan yang tidak boleh dikonsumsi bagi
penderita asam urat
A:
Masalah teratasi sebagain ditandai dengan :
Skala nyeri turun dari 6 menjadi 5
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan
bantuan
Klien mampu menyebutkan makananmakanan yang tidak boleh dikonsumsi bagi

45

penderita asam urat


P:
-

Lakukan kompres hangat jahe di pagi hari

secara rutin selama 4 hari ke depan


Kolaborasi dengan pengelola panti untuk
memberikan diet purin

24/09/2014

jam 12.00
-

Melakukan pengkajian nutrisi lebih lanjut

S:

Dian

dengan menggunakan kuesioner MNA (Mini

Ny.S berkata Sampun wuk aku wis maem

Nutritional Assesment)
Mem
Memonitor intake nutrisi pasien
Memotivasi pasien untuk meningkatkan

mau maem 3 sendok wuk segane. Wis wareg

asupan makanan

menghabiskan 3 sendok makanan

wetenge
Ny.S mengatakan bahwa dirinya sudah

O:
skor MNA Ny.S 17,5 (risiko malnutrisi)
Klien menghabiskan 3 sendok makanan yang
diberikan dari Panti
A: masalah belum teratasi
P:
46

Bawakan makanan dari rumah untuk Ny.S

Motivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap
sering

25/09/2014

Mengajarkan tehnik kompres dengan

S:
Ny.S berkata Enak kok wuk rasane anget.,

menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri

jam 08.00

cekot-cekote neng dengkul yo lumayan


hilang
Klien berkata bahwa nyeri yang dia rasakan
lumaayan berkurang
O:
Skala nyeri 4
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan
mandiri
A: Masalah teratasi ditandai dengan skala
nyeri yang tadinya 6 menjadi 4, klien tampak
lebih rileks
P:
Lanjutkan intervensi kompres hangat jahe
47

Dian

25/09/2014

Membawakan makanan dari rumah untuk

Ny.S
Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetap sering
Memonitor intake makanan

jam 09.00

Monitoring skala nyeri


S:
Ny. S berkata Iya wuk iya, .iki tak maem,
tapi tak bagi loro ya kanggo maem esuk karo
awan.
Ny.S mengatakan bahwa Ny.S mau makan
makanan yang diberikan perawat
O:
Klien tampak menghabiskan 4 sendok makan
paginya
Konjungtiva pasien anemis
TD pasien 90/80
A:
Masalah klien teratasi sebagian dengan kriteri
hasil terjadi peningkatan porsi makan klien
menjadi 4 sendok
P:

48

Motivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap

Dian

25/09/2014

Memotivasi pasien untuk menggunakan

bedak gatal rutin sehari dua kali


Memonitoring kemandirian pasien dalam

mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal

jam 10.00 jam

(menggaruk kulitnya atau mengusap-ngusap


kulitnya)

S:

sering
Motivasi pasien untuk mengahabiskan
makanan dari Panti
Bawakan makanan yang kaya akan serat
Dian

Ny.S berkata gatele wes lumayan kurang


kok wu, mungkin gara gara wingi kasure
kotor
Klien mengatakan bahwa setelah kasurnya
dibersihkan gatalnya berkurang
O:
Klien secara refleks masih sering menggaruk
area tubuhnya yang gatal
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

Klien menyatakan gatalnnya berkurang


Klien belum mampu mempraktekkan
respons yang tepat saat dirinya gatal

49

(klien masih menggaruk area tubuhnya


-

yang gatal)
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (1x setelah mandi pagi)

P:
-

Monitoring klien selama 7 hari terkait


dengan kebiasaan menggunakan bedak an
respons klien saat gatal

26/09/2014

Mengajarkan tehnik kompres dengan

S:

menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri

Ny.S berkata Maturnuwun ya wuk ya, gara-

jam 08.00

gara kowe mbahe dadi ngeri kompres hangat


jahe, sikile mbahe yo larane wis lumayan.
Kanggo mlaku wis kuat
Ny.S mengatakan nyeri kakinya berkurang,
untuk jalan sudah kuat
O:
Skala nyeri 4
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan

50

Dian

mandiri
A: Masalah klien teratasi ditandai dengan
skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 4, klien
tampak lebih rileks
P:
Lanjutkan intervensi kompres hangat jahe
Monitoring skala nyeri
26/09/2014

Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi dan mendampingi pasien untuk

menghabiskan makanan dari Panti


Memonitor intake makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetap sering
Memberikan makanan yang kaya akan serat

jam 10.00

Klien dapat beraktivitas tanpa rasa nyeri


S:
Ny.S berkata Iya wuk, niki buahe tak maeme
tapi tak maem sego sek ya wuk
Ny.S berkata mau makan buah yang dibawaka
oleh perawat
O:
Ny.S makan sebanyak 4 sendok makanan
Ny.S mau memakan buah yang dibawakan
oleh perawat
Konjungtiva anemis
TD : 90/60

51

Dian

A:
Masalah klien teratasi sebain ditandai dengan
porsi makan klien tidak mengalami
penurunan (sama dengan hari kemarin)
P:
Lanjutkan intervensi :

26/09/2014

Memonitoring kemandirian pasien dalam

mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal

jam 12.00

(menggaruk kulitnya, mencubit lembut atau


mengusap-ngusap kulitnya)

Motivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap

sering
Motivasi pasien untuk mengahabiskan

S:

makanan dari Panti


Bawakan makanan yang kaya akan serat

Ny.S berkata sampun nduk, aku wes anggo


bedak gatel sing wingi mbok panringi
Ny.S mengatakan bahwa dirinya sudah
menggunakan bedak gatal yang kemarin
diberikan oleh perawat
Ny.S berkata Gatele wis rodo ilang kok wuk.

52

Dian

Ora gatel banget koyo wingi. Nek gatel yo tak


jiwiti, ora tak garuk
O:
Klien mampu mempraktekkan respons yang
tepat saat dirinya gatal yaitu dengan mencubit
dengan lembut
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

Klien menyatakan gatalnnya berkurang


Klien mampu mempraktekkan respons
yang tepat saat dirinya gatal yaitu dengan

mencubit lembut area yang gatal


Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)

P:
Monitoring klien terkait dengan kebiasaan
menggunakan bedak dan respons klien saat
gatal
53

27/09/2014

Mengajarkan tehnik kompres dengan

S:

menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri

Ny.S berkata Sak ben esuk nek dikompresi

jam 8.00

Dian

terus rasane jane lumayan enak wuk


Ny.S mengatakan bahwa jika setiap hari
dikompres seperti ini terus nyerinya menjadi
lumayan, tidak terlalu sakit
O:
Skala nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan
mandiri
A: Masalah klien teratasi sebagian ditandai
dengan skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 2,
klien tampak lebih rileks, klien dapat
beraktivitas tanpa rasa nyeri
P:
Lanjutkan intervensi kompres hangat jahe

27/09/2014

Membawakan makanan dari rumah untuk

54

Monitoring skala nyeri


S:

Dian

Jam 10.00
-

Ny.S
Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetapi sering
Memonitor intake makanan

Ny. S berkata Nduk , kok repot repot nduk.


Enak nduk maemane tak maem saiki.
Ny.S berkata bahwa mau makan
O:
Ny.S menghabiskan 6 sendok makanan untuk
makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 90/70
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 4 sendok menjadi 6 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan

27/09/2014j

Membantu menjaga kebersihan lingkungan

tempat tidur pasien


kemandirian pasien dalam mengatasi

gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal

jam 12.00

55

asupan makanan pasien


S:
Ny.S berkata sampun nduk, aku wes anggo
bedak gatel sing wingi mbok panringi.. Bar
dikei bedak ora gatel kok

Dian

(menggaruk kulitnya atau mengusap-ngusap

Ny.S mengatakan bahwa dirinya sudah

kulitnya)

menggunakan bedak gatal yang kemarin


diberikan oleh perawat, dan sudah tidak
merasa gatal lagi
Ny.S berkata Nek gatel saki ora tak garuk
wuk, mung tak jiwiti
Klien berkata jika gatal tidak digaruk tetapi
dicubit-cubit
O:
Klien mampu mempraktekkan respons yang
tepat saat dirinya gatal yaitu dengan mencubit
dengan lembut
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

Klien menyatakan gatalnnya berkurang


Klien mampu mempraktekkan respons
yang tepat saat dirinya gatal yaitu dengan

56

mencubit lembut area yang gatal


Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)

P:
-

29/09/2014

Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetap sering
Memonitor intake makanan
Melakukan kolaborasi dengan ibu Panti

jam 09.00

S:

Monitoring klien terkait dengan kebiasaan


menggunakan bedak
Monitoring respons klien saat gatal

Ny. S berkata Nduk , kok repot repot nduk.


Enak nduk maemane tak maem saiki.
Ny.S berkata bahwa mau makan
O:

untuk melakukan variasi makanan dengan

Ny.S menghabiskan 6 sendok makanan untuk

memberikan resep makanan

makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 90/70
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 4 sendok menjadi 6 sendok

57

Dian

P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
asupan makanan pasien
29/09/2014

Membantu menjaga kebersihan lingkungan

S:
Ny.S berkata Mbake iki malah repot repot

tempat tidur pasien


kemandirian pasien dalam mengatasi

gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal

jam 11.00

(menggaruk kulitnya atau mengusap-ngusap

Dian

ngrumati aku. Maturnuwun ya mbak. Bedake


tak anggo terus kok mbak. sedina ping loro
Ny.S berkata bahwa dalam sehari Ny.S
memakai bedak sehari dua kali

kulitnya)

O:
Klien mampu mempraktekkan respons yang
tepat saat dirinya gatal yaitu dengan
mengusap-ngusap area yang gatal
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

58

Klien mampu mempraktekkan respons

yang tepat saat dirinya gatal yaitu dengan


-

mengusap lembut area yang gatal


Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi pagi)

P:
-

30/09/2014

Mengajarkan tehnik kompres dengan

menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri

jam 11.00

S:

Monitoring klien terkait dengan kebiasaan


menggunakan bedak
Monitoring respons klien saat gatal

Ny.S berkata Wes enak kok wuk, kanggo


mancal kucing yo wis kuat iki hahah
Ny.S mengatakan bahwa kakinya sudah tidak
nyeri lagi , buat nendang kucing saja sudah
kuat
O:
Skala nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan
mandiri
A: Masalah klien teratasi sebagian ditandai

59

Dian

dengan skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 2,


klien tampak lebih rileks, klien dapat
beraktivitas tanpa rasa nyeri
P:
Motivasi Ny.S untuk melakukan kompres
hangat jahe ketika merasa nyeri
Kolaborasi dengan ibu Panti untuk
30/09/2014

Membawakan makanan dari rumah untuk

Ny.S
Memberikan makanan yang kaya akan serat
Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetapi sering
Memonitor intake makanan

jam 10.00

memudahkan Ny.S mendapatkan jahe


S:
Ny. S berkata Nduk, akhir-akhir iki maem
me mbahe wes lumayan akeh kan nduk.
Gara-gara bebucale ake mungkin ya wuk.
Wetenge yo dadi kepenak.
Ny.S mengatakan bahwa akhir-akhir ini dia
sering lapar, mungkin dikarenakan
eliminasinya lancar setelah beberapa hari ini
diberikan serat
O:
Ny.S menghabiskan 8 sendok makanan untuk

60

Dian

makan paginya
Konjungtiva anemis
TD 100/70
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 6 sendok menjadi 8 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
30/09/2014

Membantu menjaga kebersihan lingkungan

tempat tidur pasien


Memonitoring kemandirian pasien dalam

mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
(menggaruk kulitnya, mecubit
lembutmengusap-ngusap kulitnya)

asupan makanan pasien


S:
Ny.S berkata Wes ora gatel meneh kok wuk
saiki sakwise dikei bedak
Ny.S mengatakan bahwa gatalnya berkurang
setelah diberi bedak gatal
Ny.S berkata Nek gatel yo paling saiki tak
usap-usap tok wuk, jaremu nk digaruk engko
kulite lecet
Ny.S berkata bawa kalau dirinya merasa gatal

61

Dian

yang dilakukan Ny.S adalah mengusap-usap


area yang gatal biar tidak lecet
O:
Klien mampu mempraktekkan respons yang
tepat saat dirinya gatal yaitu dengan
mengusap ngusap area yang gatal
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

Klien menyatakan gatalnnya berkurang


Klien mampu mempraktekkan respons
yang tepat saat dirinya gatal yaitu dengan

mengusap-ngusao area yang gatal


Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)

P:

62

Monitoring klien terkait dengan kebiasaan

menggunakan bedak
Monitring respons klien saat gatal

1/10/2014 jam

Memotivasi pasien untuk menghabiskan

S:

makanan dari Panti


Membawakan makanan yang kaya akan

Ny. S berkata Iya wuk , tak maem kok wuk

serat
Memotivasi pasien untuk makan sedikit

tetapi sering
Monitor intake makanan

09.00

Dian

maeman soko Panti


Ny.S berkata kan makan makanan yang
diberikan jatah dari Panti hari ini
O:
Ny.S menghabiskan 8 sendok makanan untuk
makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 90/80
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
klien tidak mengalami penurunan asupan
makanan yaitu tetap 8 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan

2/10/2014

Membawakan makanan untuk pasien


Memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan
63

asupan makanan pasien


S:
Ny. S berkata Nduk , kok repot repot nduk.

Dian

Memotivasi pasien untuk makan sedikit

Enak nduk maemane tak maem saiki.

tetapi sering
Memonitor intake makanan

Ny.S berkata bahwa mau makan

O:
Ny.S menghabiskan 10 sendok makanan
untuk makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 100/80
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 8 sendok menjadi 10 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
asupan makanan pasien
Monitor BB pasien setelah 8x dilakukan

3/10/2014

Memotivasi pasien untuk meningkatkan

asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetapi sering
64

intervensi
S:
Ny.S berkata Wuk saiki maem ku lumayan
akeh ya wuk

Dian

Memonitor adanya penurunan berat badan


Memonitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva


Memonitor intake makanan

Ny.S mengatakan bahwa sekarang makannya


lumayan banyak
O:
-

BB 36 , T 45 cm. IMT = 17,1

(meningkat)
Nilai MNA setelah dilakukan intervensi
selama 8 hari adalah 20,5 (namun masih

risiko malnutrisi)
Konjungtiva anemis
Turgor kulit cukup untuk lansia
Kulit kering
Klien mampu menghabiskan 10 sendok
makanan dari Panti

A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai
dengan :
Peningkatan nilai IMT (17,1)
Peningkatan nilai MNA 20,5
Klien mampu menghabiskan 10 sendok
makanan dari Panti
P:
65

Ajak panti untuk membuat menu makanan

panti yang lebih bervariasi


Berikan resep makanan pada pengasuh
Panti

EVALUASI SUMATIF
66

NO
1

DIAGNOSA

EVALUASI SUMATIF

KEPERAWATAN
Nyeri akut (nyeri sendi lutut) S:
berhubungan

Dian

dengan Ny.S berkata Wes enak kok wuk, kanggo mancal kucing yo wis kuat iki hahah

ketunadayaan fisik (00132)

TTD

Ny.S mengatakan bahwa kakinya sudah tidak nyeri lagi , buat nendang kucing saja
sudah kuat
O:
Skala nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan mandiri
A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai dengan skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 2

67

Grafik Monitoring Skala Nyeri Ny.S Setelah Kompres Hangat Jahe


7
6
5
4
3
2
1
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

Skala Nyeri

Klien tampak lebih rileks


Klien dapat beraktivitas tanpa rasa nyeri
P:
Motivasi Ny.S untuk melakukan kompres hangat jahe ketika merasa nyeri
2

Kesiapan
nutrisi

Kolaborasi dengan ibu Panti untuk memudahkan Ny.S mendapatkan jahe


meningkatkan S:
Ny.S berkata Wuk saiki maem ku lumayan akeh ya wuk
Ny.S mengatakan bahwa sekarang makannya lumayan banyak
O:
-

BB 36 , T 45 cm. IMT = 17,1 (meningkat)

68

Dian

Nilai MNA setelah dilakukan intervensi selama 8 hari adalah 20,5 (namun masih

risiko malnutrisi)
Konjungtiva anemis
Turgor kulit cukup untuk lansia
Kulit kering
Klien mampu menghabiskan 10 sendok makanan dari Panti

A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai dengan :
Peningkatan nilai IMT (17,1)
Peningkatan nilai MNA 20,5
Klien mampu menghabiskan 10 sendok makanan dari Panti
12
10
8
6
4
2
0

Pagi
Siang
Malam

P:

Gangguan

rasa

- Ajak pengasuh panti untuk membuat menu makanan panti yang lebih bervariasi
- Berikan resep makanan pada pengasuh Panti
nyaman S:
69

Dian

(gatal-gatal)

berhubungan Ny.S berkata Wes ora gatel meneh kok wuk saiki sakwise dikei bedak

dengan kurang pengendalian Ny.S mengatakan bahwa gatalnya berkurang setelah diberi bedak gatal
lingkungan

Ny.S berkata Nek gatel yo paling saiki tak usap-usap tok wuk, jaremu nk digaruk
engko kulite lecet
Ny.S berkata bawa kalau dirinya merasa gatal yang dilakukan Ny.S adalah mengusapusap area yang gatal biar tidak lecet
O:
Klien menyatakan gatalnya berkurang
Klien mengalami peningkatan dalam berespons terhadap gatal, yang awalnya jika gatal
digaruk setelah diberi intervensi klien hanya mengusap-ngusap area yang gatal

70

Grafik Respons Klien Terhadap Gatal

Respons Klien

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Respons Klien

Klien mampu menggunakan bedak secara mandiri (2x setelah mandi)

Grafik Penggunaan Bedak Gatal


2.5
2
Penggunaan
Bedak Gatal

1.5
1
0.5
0

71

A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-

Klien menyatakan gatalnnya berkurang


Klien mampu mempraktekkan respons yang tepat saat dirinya gatal yaitu dengan

mengusap-ngusao area yang gatal


Klien mampu menggunakan bedak secara mandiri (2x setelah mandi)

P:
-

Monitoring klien terkait dengan kebiasaan menggunakan bedak


Monitring respons klien saat gatal

72

RENCANA TINDAK LANJUT

No
1

Masalah Kesehatan
Nyeri

Intervensi yang telah dilakukan


Memonitor tanda vital dan skala nyeri
Memberikan informasi tentang nyeri yang

dirasakan,

penyebab,

dan

mengantisipasinya.
Memberikan
informasi

cara
-

mengenai

penderita asam urat


Mengajarkan teknik

mendapatkan jahe
Memberikan pendidikan kesehatan pada
Panti

tentang

makanan-

makanan yang tidak boleh dimakan oleh


penderita asam urat sehingga kadar asam

nonfarmakologi

untuk mengatasi nyeri

TTD
Dian

agar pengurus Panti bisa membantu Ny.S

pengasuh

makanan yang boleh dan tidak boleh


-

RTL
Berkomunikasi dengan pengurus Panti

urat Ny.S bisa terkontrol.

yaitu dengan

nafas dalam, kompres air hangat dan


kompres hangat jahe
Melakukan kolaborasi dengan pengelola

Nutrisi

panti untuk memberikan diet purin


1 Menjelaskan
pada klien tentang pentingnya pemenuhan nutrisi sesuai
-

dengan kebutuhan
2

Menganjurkan klien untuk makan sedikit

73

Minta teman dekat klien untuk


memotivasi klien untuk makan
Berkomunikasi dengan pengurus Panti
agar selalu menyediakan menu yang

Dian

3
4
5

tetapi sering

bervariasi dan memenuhi standar gizi

Memotivasi klien untuk menghabiskan

yang dibutuhkan untuk lansia, disukai

jatah makanan di Panti

lansia, dan disesuaikan dengan

Memonitor adanya penurunan berat

kemampuan lansia untuk mengunyah

badan dan gula darah

makanan
Memberikan buku resep makanan pada

Memonitor

pucat,

kemerahan,

dan

pengurus Panti agar menu makanan di

kekeringan jaringan konjungtiva

Panti lebih bervariasi

Memonitor intake nuntrisi

Kolaborasi dengan pengurus Panti untuk


memberikan

makanan

yang

bergizi

(tinggi protein dan tinggi kalori) dan


3

Gangguan rasa nyaman

berserat setiap hari


Membersihkan lingkungan tempat tidur -

pasien yang kotor


Memberikan bedak atau krim yang cocok

untuk mengurangi gatal pada pasien


Meminta pasien untuk tidak menggunakan

(gatal)

pakaian yang ketat dan menggunakan


-

pakaian yang menyerap keringat


Mengajarkan pasien untuk mengusap area

Membuat kesepakatan pada klien untuk


tidak menggaruk bagian tubuhnya yang
gatal dan menaburkan bedak gatal pada

bagian yang gatal


Meminta klien untuk selalu menjaga
kebersihan diri klien dengan mandi dua
kali sehari dan menggunakan baju yang
mudah menyerap keringat

74

Dian

yang gatal dengan telapak / muka tangan -

Meminta bantuan pada lansia lain

atau mencubit-cubitnya dengan lembut

(sahabat klien) untuk mengingatkan jika

dengan menggunakan jari telunjuk dan

klien lupa menggaruk atau menggunakan

jempol
Meminta pasien untuk tidak menggaruk -

bedak gatal
Berkomunikasi dengan pengasuh Panti

area yang gatal dengan menggunakan

agar membantu membersihkan dan rajin

kuku atau benda-benda lain yang dapat

menjemur tempat tidur Ny.S agar Ny.S

melukai kulit

nyaman dan tidak gatal-gatal

75

BAB IV
PEMBAHASAN

A. NYERI AKUT
Menurut Potter dan Perry, nyeri merupakan segala sesuatu yang dikatakan
seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri.6 Nyeri sendi merupakan keluhan yang dirasakan oleh
lansia khususnya penderita rheumatic. Nyeri berasal dari peradangan atau
pembengkakan pada sendi dan jaringan sekitarnya, bisa juga dari kerja sendi
yang terlalu keras. Intensitas terjadinya nyeri ini bervariasi pada tiap-tiap
individu.2
Nyeri sendi yang dialami oleh lansa adalah akibat dari degenerasi atau
kerusakan pada permukaan sendi tulang. Perubahan yang terjadi pada lansia
menyebabkan jaringan ikat sekitar sendi, ligament dan kartilago mengalami
penurunan elastisitas karena terjadi degenerasi, erosi dan kalsifikasi sehingga
kehilangan fleksibilitasnya.12 Pada orang yang sudah memasuki usia lanjut
terjadi degradasi synovial dan kartilago yang berkaitan dengan degradasi
kolagen dan proteoglikan oleh enzim autolitik seluler. Secara makroskopis
tampak iregularitas pada permukaan tulang rawan yang dilanjutkan dengan
ulserasi dan penurunan kandungan glikosaminoglikan yang terdiri dari
kondroitin sulfat, keratin sulfat dan asam hialuronat terjadi fibrilasi atau
iregularitas oleh karena mikrofraktur pada permukaan rawan sendi yang
memiliki serabut saraf C berdiameter kecil tidak bermielin-nocireseptor.
Nocireseptor ini mampu melepaskan substansi P dan calcitonin gene related
peptide (CGRP) yang menstimulasi respon nyeri dan inflamasi.13
Dampak nyeri pada lanjut usia adalah penurunan kualitas harapan hidup
seperti kelelahan yang demikian hebat, menurunkan rentang gerak tubuh,
nyeri pada setiap gerakan sehingga lansia tidak dapat bekerja atau beraktivitas
dengan nyaman. Pengaruh nyeri pada lanjut usia sangat berbahaya karena
dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan gerak dalam melakukan

76

gerak ekstensi sehingga lansia dapat mengalami keterbatasan mobilitas fisik


dan efek sistemik yang ditimbulkan adalah kegagalan organ dan kematian.13
Pengkajian nyeri pada lansia menentukan sejauh mana gangguan fungsi
terjadi sebagai akibat dari suatu penyakit atau ketunadayaan Pengkajian yang
dilakukan kepada klien didapatkan data klien mengeluh nyeri pada bagian
sendi lutut, nyeri muncul saat klien mencoba untuk berdiri dan berjalan, nyeri
terasa seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri, nyeri hilang timbul dan hasil
pemeriksaan asam urat adalah 7,8 mg/dl
Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny.S berfokus untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh Ny.S dan memandirikan Ny.S dalam
mengatasi nyeri yang sering dialaminya. Intervensi yang telah dilakukan
adalah mengkaji faktor-faktor yang dapat memperburuk / meningkatkan
nyeri, dan mengajarkan tehnik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri yaitu
dengan kompres hangat jahe
Grafik 4.1
Grafik monitoring skala nyeri Ny. S setelah melakukan teknik kompres
hangat jahe selama 6 hari
Grafik Monitoring Skala Nyeri Ny.S Setelah Kompres Hangat Jahe
7
6
5
4

Skala Nyeri

3
2
1
0
Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 4

Hari 5

Hari 6

Grafik 4.1 menunjukan monitoring pemperian terapi kompres hangat


jahe yang dilakukan Ny. S selama 6 hari. Klien diberikan perlakuan kompres
hangat air jahe pada lutut hingga nyeri klien yang awalnya sedang (skala 6)
berkurang menjadi skala 2. Klien mengatakan setelah dikompres nyeri yang

77

dirasakannya memang berkurang dan di lututnya terasa lebih hangat. Klien


tampak sudah mampu beraktivitas pada hari keempat. Tidak seperti hari
pertama, hampir semua aktivitas klien dibantu oleh perawat karena klien
merasa sangat nyeri ketika berdiri atau berjalan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi
Masyhurrosyidi , dimana beliau juga menerapkan kompres hangat jahe pada
lansia yang menderita nyeri akibat osteoarthritis lutut. Secara keseluruhan ada
hubungan yang bermakna antara tingkat skala nyeri sebelum dan setelah
pemberian kompres hangat jahe. Pada data pre dan post treatment didapatkan
penurunan skala nyeri dari berat ke sedang, dari skala nyeri sedang ke rendah
dan tidak mengalami skala nyeri dari rendah ke sedang atau tinggi.14
Efektifitas jahe dalam menurunkan nyeri sendi lutut pada lansia juga
dibuktikan oleh penelitian Indah Lestari. Sesuai dari pernyataan informan
penelitian, didapatkan pengaruh dari pemberian terapi jahe yaitu dapat
mengurangi nyeri. Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri
osteoarthritis karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari
oleoresin seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin mampu
mengurangi peradangan dan nyeri sendi melalui hambatan pada aktivitas
COX-2 yang menghambat produksi PGE 2, leukotrien dan TNF- pada
sinoviosit dan sendi manusia. Penggunaan panas memberikan efek mengatasi
dan menghilangkan sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi
fisiologis antara lain meningkatkan respon inflamasi sebab adanya panas
dapat meningkatkan aliran darah dalam jaringan sehingga dapat menimbulkan
efek analgesik dan relaksasi otot sehingga inflamasi berkurang.15
Tehnik kompres hangat jahe sangat efektif diterapkan untuk mengurangi
nyeri pada Ny.S, namun sebagai lansia yang tinggal di Panti. Ny.S memeiliki
keterbatasan untuk membeli jahe, baik itu keterbatasan untuk menjangkau
tempat untuk membeli jahe namun juga keterbatasan ekonomi karena Ny.S
tidak bekerja. Oleh karena itu, rencana tindak lanjut saya adalah mengajarkan
Ny.S metode kompres yang lebih mudah yaitu dengan kompres hangat air
biasa tanpa diberi jahe. Namun, ketika diajarkan itu Ny.S mengungkapkan
bahwa beliau lebih suka menggunakan jahe karena hangatnya lebih tahan

78

lama. Rencana tindak lanjut berikutnya yang saya lakukan adalah


berkomunikasi dengan pengurus Panti agar pengurus Panti bisa membantu
Ny.S mendapatkan jahe, ketika ditinggal oleh saya sebagai perawatnya dan
memberikan pendidikan kesehatan pada pengasuh Panti tentang makananmakanan yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat sehingga kadar
asam urat Ny.S bisa terkontrol.
B. KESIAPAN MENINGKATKAN NUTRISI
Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara organisme dan
makanan yang dikonsumsinya, dengan kata lain nutrisi adalah apa yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Nutrien adalah zat
organik , zat nonorganik dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan
dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan
nutrien

yang

penting

dalam

makanan

untuk

pertumbuhan

dan

mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses
tubuh. Asupan makanan yang adekuat terdiri dari nutrien esensial yang
seimbang yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.16
Lansia merupakan salah salah satu klien yang berisiko tinggi mengalami
kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi adalah insufisiensi asupa nutrien
dalam memenuhi kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak
adekuat atau pencernaan dan absorpsi makanan yang tidak benar. Asupan
makanan yang tidak adekuat dapat disebabkan oleh ketidakmampuan
mendapat dan mempersiapkan makanan, pengetahuan yang tidak adekuat
mengenai nutrisi esensial dan diet seimbang, ketidaknyamanan selama atau
setelah makan, disfagia, anoreksia, mual, muntah dan laian lain.
Peran nutrisi tidak dapat diremehkan nilainya, karena tidak nutrisi tidak
hanya mengoptimalkan fungsi fisik dan kognitif klien tetatpi juga kualitas
hidup klien. Kondisi kekurangan nutrisi atau gizi pada lansia dapat terbentuk
KKP(kurang kalori protein) kronik, baik ringan sedang maupun berat.
Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah melalui penampilan umum, yakni
adanya kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia dibanding dengan baku
yang ada. Kekurangan zat gizi lain yang banyak muncul adalah defisiensi besi
dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.17
79

Pengkajian masalah nutrisi pada lansia merupakan hal yang penting


dilakukan oleh perawat utamanya dalam merawat pasien-pasien usia lanjut.
Pengkajian yang saya lakukan pada klien terkait dengan nutrisi didapatkan
data: Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari dan hanya menghabiskan -
porsi makanan yang diberikan dari Panti, Ny.S mengatakan dirinya masih
sering merasa kenyang sehingga malas untuk makan, IMT = 16,6
(underweight), lingkar lengan atas : 22 cm, lingkar betis : 34 cm, hasil
pengkajian dengan menggunakan kuesioner Mini Nutritional Assesment
menghasilkan skor 17,5 yang artinya Ny.S berisiko malnutrisi.
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah
mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan klien tidak nafsu makan,
menjelaskan pada pada klien tentang pentingnya pemenuhan nutrisi sesuai
dengan kebutuhan, memonitor adanya penurunan berat badan, menganjurkan
klien untuk makan sedikit tetapi sering, memotivasi klien untuk menghabiskan
jatah makanan di Panti, memberikan makanan yang kaya serat agar BAB
lancar dan perut tidak terasa penuh, serta berkolaborasi dengan pengurus Panti
untuk memberikan makanan yang bergizi (tinggi protein dan tinggi kalori) dan
berserat setiap hari.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wiwi Indraswari , pola
pengasuhan pada lansia sangat berpengaruh pada status gizi lansia. Hal ini
dapat dilihat dalam hal penyediaan makanan yang dimulai dari perencanaan
menu, implementasi (pada saat makan) dan tahap akhir yaitu evaluasi. Menu
makanan yag berrvariasi setiap hari baik dari segi jenis maupun
pengolahannya membuat lansia untuk tergugah nafsu makannya untuk
mengonsumsi makanan tersebut sehingga asupannya akan tercukupi dan pada
akhirnya akan menjaga status gizi lansia. Hal inilah yang saya lakukan
terhadap Ny.S. Ny.S makannya sedikit karena merasa tidak nafsu makan
terhadap makanan di Panti karena menu makanan yang disediakan oleh
pengasuh Panti cenderung monoton dan tidak bervariasi. Untuk dapat
meningkatkan nafsu makan pada Ny.S hal pertama yang saya lakukan adalah
menjelaskan pada klien tentang pentingnya pemenuhan nutrisi tubuh,
kemudian setelah itu saya mencoba untuk memotivasi klien untuk
80

mengahabiskan jatah makanan di Panti.Awalnya memang sangat susah sekali ,


karena memang makanan yang disediakan di Panti tidak bervariasi dan
cenderung monoton sehingga Ny.S tidak nafsu makan dan mengatakan bahwa
perutnya masih terasa penuh. Kemudian di hari ketiga hingga hari ke delapan,
saya mencoba untuk membawakan makanan dari rumah untuk Ny.S , Ny.S
terlihat sangat senang dan porsi makannya pun perlahan-lahan mengalami
peningkatan (Diagram 4.2)
Grafik 4.2
Monitoring Porsi Makan Ny.S selama 8 hari
12
10
8
Pagi
Siang

Malam
4
2
0
1

Rencana tindak lanjut yang saya lakukan adalah saya mencoba


berkomunikasi dengan pengurus Panti agar selalu menyediakan menu yang
bervariasi dan memenuhi standar gizi yang dibutuhkan untuk lansia misalnya
saja dalam sehari menu makanan lengkap, tersedia sumber karbohidrat,
protein, lemak dan serat. Menu makanan yang disediakan sehari-hari
disesuaikan dengan kemampuan lansia untuk mengunyah. Begitu pula pada
saat lansia sakit tekstur makanan yang disediakan oleh pengasuh hendaknya
disesuaikan dengan keinginan lansia.
C. GANGGUAN RASA NYAMAN (GATAL)
Kulit merupakan organ yang terluas , menutupi seluruh tubuh. Kulit
merupakan organ utama yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.
Kulit merupakan organ yang sering kontak dengan bahan kimia, sabun,

81

pakaian, dan suhu yang ekstrim. Kulit merupakan penghalang yang


melindungi tubuh dari masuknya berbagai bahan kimia eksternal dan
senyawa , dan juga mencegah hilangnya cairan dan elektrolit dari lingkungan
internal.19
Kulit pada lansia rentan sekali terhadap gangguan pruritus karena
berbagai macam efek lingkungan dan karena perubahan struktur yang terjadi
karena faktor usia. Pada lansia, pruritus memang sering dikaitkan dengan kulit
kering yang dihasilkan dari penurunan lipid permukaan kulit, berkurangnya
produksi keringat dan sebum sehingga kulit kehilangan kelembapannya,
menurunnya sistem kekebalan tubuh dan peningkatan penggunaan obat juga
dapat berkontribusi pada prevalensi pruritus pada orang lanjut usia. Pruritis
dapat menyebabkan masalah pada kulit akibat garukan sehingga ulserasi
menjadi sulit sembuh dan beresiko terjadinya infeksi.20
Pengkajian yang saya lakukan pada Ny.S didapatkan data Ny.S
mengeluhkan dirinya merasa gatal-gatal di seluruh tubuh. Menurut Ny.S gatalgatal yang dirasakannya karena cuaca yang panas. Ny.S tampak gelisah dan
menggaruk garuk kulitnya yang gatal. Kulit Ny.S tidak tampak adanya bentol
ataupun kemerahan, namun kulitnya tampak kering dan bersisik. Kondisi
tempat tidur Ny.S rapi, namun kurang bersih. Tempat tidurnya bau pesing,
spreinya kotor dan tempat tidurnya ada kutunya.
Implementasi yang dilakukan kepada klien adalah mengkaji penyebab
gatal pada klien, menjemur dan membersihkan tempat tidur pasien sehingga
bebas dari kutu, minta pasien untuk menggunakan pakaian yang menyerap
keringat, mengajarkan pasien untuk memberikan bedak gatal minimal 2x
sehari setelah mandi untuk mengurangi gatal pada klien, ajarkan pasien untuk
mengusap area yang gatal dengan telapak / muka tangan atau mencubitcubitnya dengan lembut dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol dan
minta pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal dengan menggunakan
kuku atau benda-benda lain yang dapat melukai kulit.
Grafik 4.3
Grafik Monitoring Kebiasaan Klien Menggunakan Bedak Gatal

82

Grafik Penggunaan Bedak Gatal


2.5
2
Penggunaan Bedak
Gatal

1.5
1
0.5
0
Hari 1Hari 2 Hari 3Hari 4Hari 5Hari 6Hari 7

Grafik 4.3 menunjukkan terjadi peningkatan kebiasaan klien dalam


memakai bedak gatal. Pada hari pertama hingga hari ketiga klien menggunakan
bedak sekali dalam sehari, saat ada perawat yaitu setelah mandi pagi. Sedangkan
pada hari keempat hingga hari ketujuh klien sudah mandiri dan teratur dalam
menggunakan bedak gatal. Klien menggunakan bedak 2 kali dalam sehari setelah
mandi pagi dan mandi sore.

Grafik 4.4
Grafik Monitoring Respons Klien Terhadap Gatal

83

Grafik Respons Klien Terhadap Gatal


3.5
3
2.5
2
Respons Klien

Respons Klien

1.5
1
0.5
0

Grafik 4.4 menunjukkan respons klien terhadap gatal. Skor 3 pada grafik
mengartikan bahwa klien menggaruk garuk kulitnya saat gatal, Skor 2 pada grafik
menunjukkan klien mencubit cubit kulitnya saat gatal dan Skor 1 pada grafik
menunjukkan bahwa klien hanya mengusap ngusap kulitnya saat gatal. Dari
grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas respons klien terhadap gatal sangat
bagus, yang awalnya klien menggaruk kulitnya , di hari ketujuh klien hanya
mengusap-usap kulitnya. Hal ini menunjukkan bahwa gatal yang dirasakan klien
berkurang setelah diberikan intervensi..
Rencana tindak lanjut yang saya lakukan adalah membuat kesepakatan
pada klien untuk tidak menggaruk bagian tubuhnya yang gatal dan menaburkan
bedak gatal pada bagian yang gatal, meminta klien untuk selalu menjaga
kebersihan diri klien dengan mandi dua kali sehari dan menggunakan baju yang
mudah menyerap keringat, meminta bantuan pada lansia lain (sahabat klien) untuk
mengingatkan jika klien lupa menggaruk atau menggunakan bedak gatal. Selain
itu adalah berkomunikasi dengan pengasuh Panti agar membantu membersihkan
dan rajin menjemur tempat tidur Ny.S agar Ny.S nyaman dan tidak gatal-gatal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
84

A. KESIMPULAN
1. Ny.S mengalami nyeri akut pada sendi lututnya. Nyeri sendi lutut pada
Ny.S disebabkan oleh penyakit degeneratif pada lansia dan kadar asam
urat Ny.S yang naik yaitu 7,8 g/dl. Intervensi yang dilakukan berupa
menjelaskan pada Ny.S tentang makanan yang harus dihindari untuk
menjaga kadar asam uratnya dan mengajarkan tehnik nonfarmakologi
untuk mengatasi nyeri yaitu dengan kompres hangat jahe. Kompres
hangat jahe berhasil menurunkan skala nyeri yang tadinya skala nyeri
sedang

menjadi

rendah.

Rencana

tindak

lanjunya

adalah

berkomunikasi dengan pengurus Panti agar pengurus Panti bisa


membantu Ny.S mendapatkan jahe dan memberikan pendidikan
kesehatan pada pengasuh Panti tentang makanan-makanan yang tidak
boleh dimakan oleh penderita asam urat sehingga kadar asam urat
Ny.S bisa terkontrol
2. Ny.S mengalami risiko malnutri. Skor MNA Ny.S adalah 17,5.
Intervensi yang diberikan untuk menjaga Ny.S agar tidak sampai
mengalami malnutrisi adalah menjelaskan pada pada klien tentang
pentingnya pemenuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan, memberikan
makanan yang kaya serat agar BAB lancar dan perut tidak terasa
penuh, dan memotivasi klien untuk meningkatkan asupan makanan.
Evaluasi sumatif yang didapat adalah klien mengalami peningkatan
porsi makan setelah diberikan intervensi hingga hari ke delapan. Porsi
makan yang tadinya hanya 3 sendok bisa meningkat hingga 10 sendok.
Rencana tindak lanjutnya adalah berkomunikasi dengan pengurus
Panti untuk menyediakan menu yang bervariasi dan memenuhi standar
gizi yang dibutuhkan untuk lansia.
3. Masalah ketiga yang dialami Ny.S adalah masalah kulit yaitu gatal.
Intervensi yang diberikan untuk mengatasi masalah ini adalah
membersihkan lingkungan tempat tidur Ny.S , dan memberikan bedak
gatal. Evaluasi sumatif yang diadapatkan adalah Ny.S sudah mampu
secara mandiri menanggulangi masalahnya jika merasa gatal yaiutu
85

dengan memberikan bedak gatal. Rencana tindak lanjutnya adalah


berkomunikasi dengan pengasuh Panti agar membantu membersihkan
dan rajin menjemur tempat tidur Ny.S agar nyaman dan tidak gatalgatal.
B. SARAN
1. Lansia
Menjaga kesehatan fdiri dengan memenuhi kebutuhan nutrisi harian,
menjaga kebersihan diri, melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
dan mengikuti senam lansia yang diadakan di Panti.
2. Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan
Pihak Panti hendaknya memperbaiki menu makanan lansia di Panti, sebab
jika diperhatikan banyak sekali lansia yang tidak makan karena bosan
dengan menu makanan dari Panti. Adanya variasi menu makanan sangat
perlu dilakukan, sebab jika masalah ini dibiarkan lebih lanjut dapat
berakibat buruk pada masalah gizi lansia.
3. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya dapat melakukan pengabdian di Panti
Wredha Harapan Ibu.Pengabdian sekecil apapun bisa sangat membantu
menyelesaikan masalah yang ada di Panti
4. Mahasiswa
Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat
keperawatan

yang

komprehensif

dengan

memberikan
memberikan

masalah
intervensi

keperawatan yang berbasis jurnal penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Azizah, Lilik Marifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2011
2. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing. 2009
3. Suadirman, Siti Partini. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. 2011
4. Santrock, John W. Life Span Development. 8thEd. New York : McGrawHillCompanies Inc. 2002

86

5. Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.


2007
6. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4. Vol.1.Jakarta : EGC. 2005
7. Sanjaya, Agung dan Rusdi Iwan. Hubungan Interaksi Sosial dengan
Kesepian pada Lansia. Fakultas Keperaatan Universitas Sumatra Utara.
Diakses pada tanggal 23 September 2014 dari http://jurnal.usu.ac.id
8. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 2006
9. Mubarak, Wahid Iqbal dll. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV
Agung Seto. 2006
10. Ardinata, Dedi. Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah
Sumatra Utra, Volume 2 Nomor 2, November 2007.
11. Tamsuri, A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.2007
12. Wahjudi, Nugroho. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC.
2008
13. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep
Klinis dan Proses Proses Penyakit. Jakarta : EGC
14. Masyhurrosyidi, Hadi. 2013. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe
Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
Ostheoarthritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang
Jawa Timur. Malang : Universitas Brawijaya. 2013
15. Lestari, Indah. Terapi Kompres Jahe dan Massage pada Osteoartritis di
Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. STIKES
Kusuma Husada Surakarta. 2014
16. Audrey, Berman,.et al. Alih bahasa Meiliya , Esty Wahyuningsih, Devi
Yulianti; editor bahasa Indonesia Frurolina Ariani. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis Kozier dan Erb. Ed.5. Jakarta : EGC. 2009.
17. Santoso. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. 2009
18. Indraswari, Wiwi.Pola Pengasuhan Gizi dan Status Gizi Lanjut Usia di
Puskesmas Lau Kabupaten Maraos. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. 2012
19. Egawa M, Oguri M, Kuwahara T, Takahashi M. Effect of Exposure of
Human Skin to a Dry Environment. Skin Res Technol. 2002;8:212-218.
20. Cohern, Kenneth R dkk. Pruritus in the Elderly : Clinical Approaches to
the Improvement of Quality of Life. Vol. 37 No. 4. April 2012

87

Lampiran Kuesioner Mini Nutritional Status Post Intervensi


No
1

Pertanyaan

Keterangan
Screening
Apakah anda mengalami penurunan 0 : mengalami penurunan
asupan makanan selama tiga bulan asupan makanan yang parah
terakhir dikarenakan hilangnya selera 1 : mengalamai penurunan
makan, masalah pencernaan, kesulitan asupan makanan sedang
mengunyah atau menelan?
2 : tidak mengalami penurunan
asupan makanan
Apakah anda kehilangan berat badan
0: kehilangan berat badan lebih
selama 3 bulan terakhir?
dari 3 kg
1: tidak tahu
2: kehilangan berat badan
antara 1 sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
Bagaimanan mobilisasi atau
0 : hanya di tempat tidur atau
pergerakan anda?
kursi roda
1: dapat turun dari tempat tidur

88

Skor
1

9
10
11

12

13

Apakah anda mengalami stres


psiklogis atau penyakit akut selama 3
bulan terakhir?
Apakah anda memiliki masalah
neuropsikologi?

namun tidak dapat jalan-jalan


2 : dapat pergi keluar / jalanjalan
0: ya
2: tidak

0 : dimensia atau depresi berat


1: dimensi ringan
2 : tidak mengalami masalah
neuropsikologi
Bagaimana hasil BMI (Body Mass
0 : BMI kurang dari 19
Indeks) anda ?
1: BMI antara 19-21
2 : BMI antara 21-23
3: BMI lebih dari 23
Nilai skrining
12: normal / tidak berisiko,
(Total nilai maksimal 14)
tidak membutuhkan pengkajian
lebih lanjut
11 : mungkin malnutrisi,
membutuhkan pengkajian lebih
lanjut
Pengkajian
Apakah hidup secara mandiri (tidak di 0 : tidak
rumah perawatan, panti atau rumah
1:ya
sakit)
Apakah anda diberi obat lebih dari 3
0 : ya
jenis obat per hari?
1: tidak
Apakah anda memiliki luka tekan /
0: ya
ulserasi kulit?
1: tidak
Berapa kali anda makan dalam sehari? 0: 1 kali dalam sehari
1: 2 kali dalam sehari
2: 3 kali dalam sehari
Pilih salah satu jenis asupan protein
0: jika tidak ada atau hanya 1
yang biasa anda konsumsi?
jawaban diatas
a. Setidaknya salah satu produk
0,5: jika terdapat 2 jawaban ya
dari susu (susu, keju, yogurt
1: jika semua jawaban ya
per hari)
b. Dua porsi atau lebih kacangkacangan / telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas
setiap hari
Apakah anda mengonsumsi sayaur
0: tidak

89

1
1
2

14

15

atau buah 2 porsi atau lebih setiap


hari?
Seberapa bayak asupan cairan yang
anda minum per hari (air putih, jus,
kopim teh, susu dsb)
Bagaimana cara anda makan?

16

Bagaimana persepsi anda tentang


status gizi anda?

17

Jika dibandingkan dengan orang lain,


bagaimana pandangan anda tentang
status kesehatan anda?

17

Bagaimana hasil lingkar lengan atas


(LLA)?

18

Bagaimana hasil lingkar betis (LB)?


Nilai pengkajian
Total nilai skrining dan pengkajian

90

1: ya
0: kurang dari 3 gelas
1: 3-5 gelas
2: lebih dari 5 gelas
0: jika tidak dapat makan tanpa
dibantu
1: dapat makan sendiri namun
mengalami kesulitan
2: jika dapat makan sendiri
tanpa ada masalah
0: ada masalah gizi pada
dirinya
1: ragu / tidak tahu terhadap
masalah gizi dirinya
2: melihat tidak ada masalah
terhadap status gizi dirinya
0 : tidak lebih baik dari orang
lain
1: tidak tahu
2: sama baiknya dengan orang
lain
3: lebih baik dari orang lain
0: LLA kurang dari 21 cm
0,5: LLA antara 21-22 cm
1: LLA lebih dari 22 cm
0: jika LB kurang dari 31 cm
1: jika LB lebih dari 31 cm
7 +13,5 =20,5

0,5

1
13,5
20,5

PRE PLANNING SUPERVISI IMPLEMENTASI


PADA Ny.S DI PANTI WREDA HARAPAN IBU NGALIYAN
SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Keperawatan Gerontik

Oleh
DIAN KUMALASARI
(22020114210032)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan proses yang terus-menerus
(berlanjut secara alamiah) yang dimulai sejak lahir dan umumnya
91

dialami oleh semua makhluk hidup. Proses penuaan akan menyebabkan


perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. 1
Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran, misalnya
kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional.2

Semua

sistem

dalam

tubuh

lansia

mengalami

kemunduran, termasuk pada sistem muskuloskeletal lansia sering


mengalami rematik, penyakit gout, dan nyeri sendi dan lumbago.3
Menurut Stanley, sekitar 80% lansia mengalami kondisi kronis
yang dihubungkan dengan nyeri , dan hampir 8% orang-orang berusia
50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendinya. 4 Nyeri sendi adalah
suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi,
warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Keadaan
seperti ini membuat lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu
sendi yang terserang.5
Salah satu tugas keperawatan lansia dalam meningkatkan kualitas
hidup lansia adalah dengan mengatasi gangguan kesehatan yang umum
terjadi pada lansia. Lansia dengan nyeri sendi dapat diberikan asuhan
keperawatan khusus untuk menangani nyeri tersebut yaitu dengan cara
diberikan kompres hangat dengan jahe. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Masyhurrosyidi, melakukan kompres hangat dengan jahe
cukup efektif untuk menurunkan skala nyeri dari berat ke sedang, dan
dari skala sedang ke rendah. Oleh karena itu saya ingin mempraktekkan
intervensi ini kepada pasien saya yaitu Ny.S yang mengalami nyeri lutut
dengan skala 6.
B. Data Yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu dikaji lebih lanjut adalah data terkait dengan nyeri,
diantaranya adalah :
a. Berapa skala nyeri Ny.S?
b. Apakah nyeri yang dirasakan mengganggu aktivitasnya?

92

c. Seberapa efektif upaya yang telah dilakukan Ny.S untuk mengatasi


nyeri?
C. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat diambil yaitu nyeri akut : nyeri pada
sendi lutut (00132).

93

BAB II
RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut (nyeri pada lutut) berhubungan dengan ketunadayaan fisik
B. Tujuan Umum
Supervisi implementasi dilakukan untuk menilai keberhasilan
penyelesaian masalah nyeri akut pada Ny.S
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit diharapkan
nyeri pada lutut berkurang dengan kriteria hasil:
a. Ny.S mengungkapkan bahwa nyeri berkurang
b. Skala nyeri < 6
c. Klien tampak rileks
d. Klien mampu mendemonstrasikan kompres hangat dengan
menggunakan jahe

BAB III
RENCANA KEGIATAN

94

A. Topik
Kompres Hangat dengan Jahe pada Ny. S di Wisma Mawar Panti
Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang.
B. Metode Pelaksanaan
Mempraktikkan cara melakukan kompres hangat dengan jahe
C. Sasaran Dan Target
Sasaran dan target adalah Ny.S
D. Strategi Pelaksanaan
Hari / tanggal
: Selasa, 30 September 2014
Tempat
: Wisma Mawar Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan
Waktu
: 10.00
NO
1.

TAHAP
Pra Interaksi
( 5 menit )

KEGIATAN
a.
b.
c.

Menemui klien kemudian menyampaikan salam


Mengulangi kontrak yang sebelumnya telah
disepakati dengan klien
Menjelaskan maksud dan tujuan pemberian
kompres hangat dengan jahe yang diberikan pada

2.

Interaksi
( 35 menit )

klien
d.
Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
a. Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
b. Menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukan pemberian
kompres hangat dengan jahe
c. Menjelaskan langkah-langkah cara melakukan
kompres hangat dengan jahe
d. Memberikan demonstrasi kompres hangat dengan jahe
langsung dihadapan klien
e. Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah diberi
kompres dengan jahe? Apakah nyerinya berkurang?
f. Menganjurkan lansia untuk melakukan kompres

3.

Terminasi
(5 menit)

a.
b.
c.
d.

hangat dengan jahe jika merasa nyeri


Memberikan reinforcement positif pada klien
Mengucapkan terimakasih pada klien
Mengucapkan salam penutup
Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan

E. Media Dan Alat Bantu


95

1. Jahe
2. Parutan
3. Baskom
4. Waslap
5. Air hangat
F. Setting Tempat

Keterangan:
A : Tempat tidur
B : Lansia
C : Mahasiswa
D : Supervisor

B
C
D

G. Susunan Acara
No.
1.

Acara
Pembukaan

Kegiatan Mahasiswa
-

2.

Penyajian
materi

3.

Demonstras
i
penggunaan
kompres air
hangat

Kegiatan Sasaran

Menyampaikan
salam pada klien
Memvalidasi
ke
klien
Menjelaskan
maksud dan tujuan
kegiatan
Menyampaikan
pada klien tentang
kompres dengan
jahe, tujuan
pemberian kompres,
dan tahap-tahap
melakukan kompres
(dari memarut jahe
hingga melakukan
kompres)

Mahasiswa
mendemonstrasikan
cara
membuat
media
kompres
hingga

96

Waktu

Klien
membenarkan
bahwa
mahasiswa
sudah membuat
janji
dengan
klien
Klie bersedia
mengikuti
kegiatan
Klien
memperhatikan
dan memahami
apa
yang
disampaikan
oleh mahasiswa

10.0010.05

Klien
melakukan
demonstrasi

10.1110.35

10.0610.10

4.

Evaluasi

5.

Penutup

mempraktekkan
cara penggunaanya
Mengevaluasi
kegiatan
yang
dilakukan
Menanyakan
apakah nyeri klien
berkurang setelah
diberikan kompres
jahe
Menanyakan
apakah
menurut
klien cara ini efektif
untuk mengurangi
nyeri
Mengucapkan
terimakasih pada
klien
Mengucapkan
salam penutup

10.35Klien
10.40
memberikan
respon
atas
kegiatan yang
telah dilakukan

Klien
10.40memberikan
10.45
respon dengan
menjawab
salam

H. Pengorganisasian
Peran

Tugas

Supervisor

Melakukan
memberikan

Pelaku
observasi, Elis Hartati S.Kep.,M.Kep
penilaian

dan

mengevaluasi kegiatan
Mahasiswa

Melaksanakan

intervensi Dian Kumalasari

kompres hangat dengan jahe


Klien

Melakukan kompres dengan jahe Ny. S


dibantu oleh mahasiswa

I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur

97

a. Preplaning dipersiapkan dan dikonsulkan ke pembimbing 4 hari


sebelum supervisi
b. Kontrak waktu dengan supervisor 4 hari sebelum supervisi
c. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan saat kegiatan
2. Proses
a. Klien kooperatif.
b. Kegiatan berjalan dengan tepat waktu, sesuai dengan apa yang
telah direncanakan
c. Supervisor, mahasiswa dan klien melakukan kegiatan sesuai
dengan perannya
d. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
3. Hasil
a. Terapi kompres hangat dengan jahe dilakukan selama 45 menit
sesuai jadwal
b. Klien menyatakan nyerinya berkurang setelah diberikan kompres
dengan jahe
c. Klien terlihat lebih rileks
d. Klien mampu mendemonstrasikan kompres hangat dengan jahe
secara mandiri
J. Jurnal
Terlampir
K. Materi
KOMPRES HANGAT DENGAN JAHE
A. Pengertian
Kompres hangat adalah suatu metode yang digunakan dengan cara
memberikan

rasa

hangat

pada

area

tubuh

tertentu

dengan

menggunakan jahe.6
B. Tujuan
1. Mengurangi nyeri
2. Menambah kelenturan sendi
3. Mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi
4. Melemaskan otot
5. Melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility) 7
C. Manfaat
Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoarthritis
karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin
98

seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin mampu mengurangi


peradangan dan nyeri sendi melalui hambatan pada aktivitas COX-2
yang menghambat produksi PGE 2, leukotrien dan TNF- pada
sinoviosit dan sendi manusia.8
Penggunaan panas memberikan efek mengatasi dan menghilangkan
sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain
meningkatkan

respon

meningkatkan

aliran

inflamasi
darah

sebab

dalam

adanya

jaringan

panas

dapat

sehingga

dapat

menimbulkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga inflamasi


berkurang.8
D. Langkah-Langkah Pemberian kompres jahe
Persiapan Alat dan bahan :
1. Jahe 3 buah
2. Air hangat
3. Parutan
4. Baskom
5. Handuk / waslap
6. Saringan
Cara Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Ambil tiga buah jahe, parut kasar dan kemudian ambil airnya
3. Masukkan air jahe ke dalam baskom yang telah diisi air hangat
4. Celupkan handuk / waslap ke dalam air jahe dan peras
5. Tempelkan ke daerah yang nyeri
6. Lakukan kompres ini selama 20 menit
7. Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan
8. Cuci tangan

99

DAFTAR PUSTAKA

1. Dep. Kes RI. Prevalensi Nyeri Sendi pada Lansia. Jakarta . 2004
2. Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba
Medika. 2008
3. Maryam, R. Siti dkk. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika. 2008
4. Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.
2007
5. Santoso. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. 2009
6. Masyhurrosyidi, Hadi. 2013. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe
Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
Ostheoarthritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa
Timur. Malang : Universitas Brawijaya. 2013
7. Junaidi. Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT: Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia. 2006
8. Lestari, Indah. Terapi Kompres Jahe dan Massage Pada Osteoartritis di Panti
Wreda ST.Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Surakarta : STIKES
Kusuma Husada. 2014

100

PLAN OF ACTION (POA)


STASE KEPERAWATAN GERONTIK
DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PSIK FK UNDIP 2014/2015
(22 Septembaer 04 Oktober 2014)

No

KEGIATAN

Penerimaan
mahasiswa

Perkenalan
dengan klien
kelolaan

3.

Melakukan
pengkajian
pertama pada

STRATEGI
PELAKSANAAN
Perkenalan mahasiswa
dengan pengurus Panti
Orientasi tempat
praktik
Pembagian klien
kelolaan

TUJUAN
-

Mengenal kondisi
Panti dari pengurus,
penghuni dan
kegiatan yang ada
di Panti
- Mengetahui klien
kelolaan selama
praktek di Panti
- Menemui klien kelolaan - Membina hubungan
- Mengenalkan diri pada
saling percaya dengan
klien kelolaan
klien kelolaan
-

Wawancara tentang - Mengetahui masalah


masalah kesehata yang yang dialami klien
- Mengidentifikasi
dialami klien
101

SASARAN

WAKTU

TEMPAT

PENANGGUNG
JAWAB
Mahasiswa

Petugas dan
lansia yang
berada di panti

Senin, 22
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan

Lansia

Senin, 22
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan

Mahasiswa

Lansia
kelolaan

Senin, 22
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan

Mahasiswa

klien
4

Senam lansia

6.

Melakukan
pengkajian
kedua

7.

Membuat
perencanaan
keperawatan

8.

Kerja bakti

Melakukan
msalah klien
pemeriksaan fisik
- Melakukan senam bersama - Melatih aktivitas
motorik lansia
- Meningkatkan
kesehatan / kebugaran
lansia
- Wawancara lanjutan terkait Mengetahui masalah
dengan masalah klien
lansia
- Melakukan pemeriksaan
Menentukan rencana
fisik
tindakan
- Melakukan pengkajian
dengan kuesioner
Geriatric Depression
Scale dan Mini Mental
Status
- Obervasi dan wawancara
pengurus panti tentang
perawatan lansia di Panti
- Melakukan analisa data
- Menyusun
- Menentukan diagnosa
nursing care
- Menyusun nursing care
plan
plan
- Mencari jurnal terkait
intervensi keperawatan
yang diberikan
- Ikut kerja bakti bersama - Menjaga kebersihan
Panti

102

Petugas dan
lansia yang
berada di panti

Selasa, 23
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Lansia
kelolaan dan
pengurus panti

Selasa, 23
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan

Mahasiswa

Mahasiswa

Rabu, 24
September
2014

Rumah

Mahasiswa

Pengurus
panti, lansia,

Rabu, 24
September

Panti Wredha
Harapan Ibu,

Mahasiswa

9.

Melaksanakan
intervensi
pruritus
management

10.

Pengkajian
masalah nutrisi

11.

Pengajian

12.

Konsul dan
sharing dengan
pembimbing

Bersihkan lingkungan- Menyelesaikan masalah


tempat tidur pasien keperawatan
yang kotor
gangguan rasa
Berikan bedak atau nyaman : gatal pada
krim yang cocok untuk lansia
mengurangi gatal pada
pasien

Melengkapi pengkajian
dengan kuesinoer Mini
Nutrition Assesment
(MNA)
- Melakukan
pengukuran lingkar
lengan atas, lingkar
betis, BB, TB, IMT
Mengikuti kegiatan
pengajian

Konsul dengan
pembimbing

Menilai status gizi


lansia dengan kuesioner
nutrisi ( Mini Nutrition
Assesment)

Memenuhi kebutuhan
spiritual lansia

Melakukan
bimbingan terkait
dengan gambaran
masalah
keperawatan yang
ditemukan di Panti
103

mahasiswa
Lansia
kelolaan

2014
Rabu, 24
September
2014

Ngaliyan
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan

Lansia
kelolaan

Kamis, 25
September
2014

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang

Mahasiswa

Semua lansia
di Panti

Kamis, 25
September
2014

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang

Mahasiswa

Pembimbing
dan mahasiswa

Kamis, 25
September
2014

PSIK FK
UNDIP

Mahasiswa

Mahasiswa

13.

14.

15.

16.

Menentukan hari
supervisi dan TAK
Persiapan TAK - Membuat preplanning
- Mempersiapkan
TAK
kegiatan TAK yang
- Mencari jurnal-jurnal dan
akan dilakukan oleh
studi pustaka yang terkait
kelompok
Olahraga
- Melakukan senam bersama - Melatih aktivitas
lansia dan pengurus panti
motorik
- Meningkatkan
kesehatan / kebugaran
Melaksanakan
Melaksanakan intervensi - Memperbaiki status gizi
intervensi
lansia
nutrition management
nutrition
sesuai yang ada di NCP
management
Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan
Mengetahui nilai asam
asam urat
asam urat
urat klien kelolaan,
untuk mendukung
diagnosa keperawatan

17.

Melaksanakan
intervensi
nutrition
management

- Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
makanan penderita asam
urat

18.

Persiapan TAK - Merevisi preplan TAK

Kelompok

Kamis, 25
September
2014

Mahasiswa

Mahasiswa

Lansia
kelolaan

Jumat, 26
September
2014

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang
Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan

Lansia
kelolaan

Sabtu, 27
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan

Mahasiswa

Meningkatkan
pengetahuan pasien
terkait makanan yang
boleh dikonsumsi dan
tidak boleh dikonsumsi
penderita asam urat

Lansia
kelolaan

Sabtu, 27
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan

Mahasiswa

Mempersiapkan

Kelompok

Sabtu, 27

Panti Wredha

Mahasiswa

104

Semua lansia,
Jumat, 26
pengurus panti, September
mahasiswa
2014

PSIK FK
UNDIP

Mahasiswa

kegiatan TAK yang


akan dilakukan oleh
kelompok
19.

Persiapan
supervisi

20.

Melakukan
intervensi pain
manegemet
Persiapan
supervisi

21.
22.
23

24

- Konsul BAB I BAB III


- Konsul preplan supervisi
- Konsul jurnal supervisi
(Via email)

Mengjarkan kompres
hangat dengan jahe

- Menyelesaikan masalah
keperawatan yang
terkait
- Merevisi preplan supervisi - Menyiapkan supervisi

Perbaikan askep - Memperbaiki askep yang


BAB I - III
telah dikonsulkan ke
pembimbing
Persiapan TAK
Menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan
untuk TAK
Pelaksanaan
TAK

Menyiapkan supervisi

Mengumpulkan lansia
Melaksanakan TAK

September
2014

Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Sabtu, 27
September
2014

Rumah

Mahasiswa

Lansia
kelolaan

Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Rumah

Mahasiswa

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Tembalang
dan Ngaliyan

Mahasiswa

Selasa, 30
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Lansia

- Memperbaiki askep
BAB I BAB III

Mahasiswa

Menyiapkan TAK

Kelompok

Meningkatkan
Kelompok
konsentrasi
pada
lansia
dengan
demensia
dan

105

Mahasiswa

Mahasiswa

delirium
Memberikan
kebahagiaan
- Meningkatkan
interaksi sosial
- Meningkatkan harga
diri
- Menyelesaikan masalah Mahasiswa,
keperawatan
Pembimbing,
Lansia
kelolaan
- Menjaga kebersihan
Mahasiswa,
panti
lansia di Panti
dan pengurus
Panti
- Meningkatkan intake
Lansia
nutrisi
kelolaan
-

25

Pelaksanaan
supervisi

26

Kerja bakti

27

Melakukan
- Membawakan makanan
implementasi
yang disukai lansia agar
sesuai dengan
lansia mau makan
NCP (Nutrition
Management)
Evaluasi sumatif - Melakukan evaluasi
terhadap implementasi
implementasi
keperawatan yang telah
diberikan
Pengajian
Melakukan pengajian
bersama lansia

28

29
30

Menyusun BAB

- Mengelola lansia

Melakukan kerja bakti


bersama

Mengerjakan BAB IV

Selasa, 30
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Rabu, 1
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Rabu, 1
September
2014

Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan

Mahasiswa

Lansia
kelolaan

Kamis, 2
September
2014

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan

Mahasiswa

Memenuhi kebutuhan
spiritual lansia

Lansia di Panti
Mahasiswa

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Panti Wreda

Mahasiswa

Melaporkan hasil dari

Kamis, 2
September
2014
Kamis, 2

- Menilai keberhasilan
intervensi

106

Mahasiswa

IV dan BAB V
31

Konsultasi BAB
IV dan BAB V

32

Perpisahan

dan BAB V
Menemui pembimbing dan
sharing dengan
pembimbing
-

Karaoke
Rekreasi

intervensi yang tela


diberikan

September
2014

Harapan Ibu
Ngaliyan

Mendapatkan masukan
dari pembimbing

Mahasiswa
dan
pembimbing

Jumat, 3
September
2014

PSIK FK
UNDIP

Mahasiswa

Menghibur dan
berpamitan pada lansia

Mahasiswa,
lansia di Panti,
pengasuh panti

Sabtu, 4
September
2014

Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan

Mahasiswa

107

MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN


MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI UNTUK MENGONTROL ASAM
URAT

BUNCIS

DAUN
SINGKONG

KANGKUNG

108

BAYAM

BUNGA KOL

CUMI-CUM

109

PRODUK
OLAHAN
DAGING
(KORNET)

KERANG

UDANG,
KEPITING

110

JEROAN

TAHU

TEMPE

KEDELAI
111

DURIAN

NANAS

KACANGKACANGAN

112

EMPING

113

Anda mungkin juga menyukai