S
DI WISMA MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN
SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Keperawatan Gerontik
Oleh
DIAN KUMALASARI
(22020114210032)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
Laporan Akhir Praktek Keperawatan Gerontik ini merupakan hasil karya sendiri
yang isinya sesuai dengan kondisi lansia,
: Dian Kumalasari
NIM
: 22020114210032
Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan tindakan plagiarisme, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik Universitas Diponegoro.
Dian Kumalasari
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia adalah bagian akhir dari proses tumbuh kembang manusia,
dimana dalam prosesnya seseorang akan mengalami proses menua atau
aging.1 Menua merupakan suatu proses yang mengubah dewasa sehat menjadi
seseorang yang lemah karena pada masa ini terjadi penurunan kondisi fisik
biologis, psikologis dan sosial secara bertahap.2,3
Penurunan kondisi fisik / biologis yang dialami oleh lansia merupakan
proses normal dan alamiah dari penuaan. Penurunan kondisi fisik / biologis ini
ditandai oleh penurunan berbagai fungsi organ tubuh yang penting seperti
penurunan pada sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler,
sistem respirasi, sistem perkemihan, sistem pencernaan dan sistem
reproduksi.3 Menurut Santrock, perubahan dari berbagai sistem tersebut yang
paling sering dikeluhkan oleh lansia adalah perubahan pada sistem
muskoleskeletal, yang berpengaruh pada kondisi kesehatan dan membawa
usia lanjut pada kondisi yang rentan terhadap penyakit. Penyakit yang sering
muncul pada lansia antara lain adalah osteoartritis, artritis, reumatoid dan
gout. Penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan gangguan berupa rasa nyeri.4
Menurut Stanley, 80% lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan
dengan nyeri, dan hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas
mempunyai keluhan pada sendinya.5 Nyeri sendi yang paling banyak adalah
pada sendi-sendi penahan berat tubuh (panggul, lutut dan kaki). Keluhan nyeri
yang timbul dapat mengganggu lansia, sehingga lansia tidak dapat bekerja
atau beraktivitas dengan nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan
kenyamanan dalam hidupnya.2
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada Ny.S didapatkan
masalah keperawatan nyeri akut, dimana saat pengkajian Ny.S mengeluh nyeri
pada bagian lutut saat beraktifitas. Oleh karena itu, penulis akan melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Definisi lansia
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2
dinyatakan bahwa yang dimaksud usia lanjut adalah seseorang yang
berusia 60 tahun ke atas.3 WHO menyatakan lanjut usia (elderly) pada usia
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 hingga 90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Berbeda dengan WHO, Santrock
menyatakan lanjut usia awal (young old) adalah seseorang yang berusia
65-74 tahun, lanjut usia tua (the old old) usia 75 tahun atau lebih, dan
lanjut usia sangat tua (the oldest old) adalah usia 85 tahun atau lebih.4
Sedangkan Potter dan Perry mendefinisikan lanjut usia dimulai setelah
masa pensiun biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. 6 Berdasarkan definisidefinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah seseorang
yang sudah melewati usia 60 tahun.
2. Perubahan yang terjadi pada lansia
Lanjut usia akan mengalami berbagai perubahan sebagai akibat proses
menua. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi :
1) Perubahan fisik
Sel-sel akan mengalami penurunan karena telah lama berfungsi ,
sehingga proses kemunduran lebih dominan dibandingkan dengan
terjadinya proses pemulihan. Proses ini berlangsung secara alamiah,
terus menerus dan berkesinambungan, selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokemis pada jaringan tubuh,
yang akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan fisik secara
keseluruhan. Penurunan pada aspek fisik meliputi penurunan pada
sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem
respirasi, sistem
derajat
kesehatan
dan
kemampuan
fisik
dengan
masyarakat
sekitar
dan
berdampak
pada
diyakini
bahwa
ansietas
akan
yang
diakibatkan
dari
pengalaman
sebelumnya
10
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.
10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
11
6. Manajemen nyeri
a. Farmakologi
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebut maka
dapat digunakan obat-obat analgetik seperti parasetamol, asam
mefenamat, dan antalgin yang bekerja dengan memblokir pelepasan
mediator nyeri sehingga reseptor nyeri tidak menerima rangsnag
nyeri.11
b. Non farmakologi
1. Kompres hangat
Terapi panas (kompres hangat) merupakan salah satu modalitas
terapi fisik yang menggunakan sifat fisik panas secara konduksi
untuk menstimulasi kulit sehingga dapat menurunkan persepsi
nyeri seseorang.11
2. Melaksanakan latihan pasif dan aktif, yaitu dengan senam lansia
2x./minggu selama 20 menit, peregangan otot (stretching), jalan
pagi setiap hari.11
3. Diet : Diet dalam menurunkan berat badan baik untuk mengurangi
timbulnya keluhan karena dapat mengurangi beban dari sendi lutut
itu sendiri. Dalam hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan
kristal garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan
sendi pada lutut. Diet rendah puri, rendah lemak, cukup vitamin
dan mineral sangat baik untuk pendirita nyeri sendi lutut. Diet ini
dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan
yang berlebih. Tujuan diet ini berguna untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal. Bila berat badan
berlebih atau kegemukan, asupan energi sehari-hari harus
dikurangi secara bertahap sampai kebutuhan energi menjadi
normal hingga mencapai berat badan yang normal.11
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Hari, Tanggal pengkajian
: 22 September 2014
Waktu Pengkajian
: 23 September 2014
A. DATA UMUM
1. Nama Lansia
2. Usia
3. Agama
4. Suku
5. Jenis Kelamin
6. Nama Wisma
7. Pendidikan
8. Riwayat Pekerjaan
9. Status Perkawinan
10. Pengasuh Wisma
: Ny.S
: 80 tahun
: Islam
: Jawa
: Perempuan
: Wisma Mawar
: Tidak sekolah
: Pembantu rumah tangga
: Janda
: Ny.K
13
Tekanan Darah
(mmHg)
110/80
100/70
110/70
90/80
90/60
90/70
90/60
100/70
90/80
100/80
90/80
b. RIWAYAT VAKSINASI
Ny.S berkata Ora wuk, urung pernah disuntik aku neng kene.Paling
ngombe obat kae nek dikei
Ny.S mengatakan belum pernah mendapatkan vaksinasi apapun.
Selama Ny.S tinggal di Panti juga belum pernah diberikan vaksinasi,
hanya diberi obat saja oleh pengurus Panti.
c. SKRINING KESEHATAN YANG DILAKUKAN
14
Pengurus panti berkata Di Panti ini rutin mbak sebulan sekali ada
dokter Puskesmas yang datang yang periksa kesehatan mbahmbahnya.
4. STATUS GIZI
TB= 145 cm BB= 35 kg
BB
IMT = TB( m)2 = 35/1,452 = 16,6 (underwight)
Pertanyaan
Keterangan
Screening
Apakah anda mengalami penurunan 0 : mengalami penurunan
asupan makanan selama tiga bulan asupan makanan yang parah
terakhir dikarenakan hilangnya selera 1 : mengalamai penurunan
makan, masalah pencernaan, kesulitan asupan makanan sedang
mengunyah atau menelan?
2 : tidak mengalami penurunan
asupan makanan
Apakah anda kehilangan berat badan
0: kehilangan berat badan lebih
selama 3 bulan terakhir?
dari 3 kg
1: tidak tahu
2: kehilangan berat badan
antara 1 sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
Bagaimanan mobilisasi atau
0 : hanya di tempat tidur atau
pergerakan anda?
kursi roda
1: dapat turun dari tempat tidur
namun tidak dapat jalan-jalan
2 : dapat pergi keluar / jalanjalan
Apakah anda mengalami stres
0: ya
psiklogis atau penyakit akut selama 3
2: tidak
bulan terakhir?
Apakah anda memiliki masalah
0 : dimensia atau depresi berat
neuropsikologi?
1: dimensi ringan
2 : tidak mengalami masalah
15
Skor
1
9
10
11
12
13
14
15
neuropsikologi
0 : BMI kurang dari 19
1: BMI antara 19-21
2 : BMI antara 21-23
3: BMI lebih dari 23
Nilai skrining
12: normal / tidak berisiko,
(Total nilai maksimal 14)
tidak membutuhkan pengkajian
lebih lanjut
11 : mungkin malnutrisi,
membutuhkan pengkajian lebih
lanjut
Pengkajian
Apakah hidup secara mandiri (tidak di 0 : tidak
rumah perawatan, panti atau rumah
1:ya
sakit)
Apakah anda diberi obat lebih dari 3
0 : ya
jenis obat per hari?
1: tidak
Apakah anda memiliki luka tekan /
0: ya
ulserasi kulit?
1: tidak
Berapa kali anda makan dalam sehari? 0: 1 kali dalam sehari
1: 2 kali dalam sehari
2: 3 kali dalam sehari
Pilih salah satu jenis asupan protein
0: jika tidak ada atau hanya 1
yang biasa anda konsumsi?
jawaban diatas
a. Setidaknya salah satu produk
0,5: jika terdapat 2 jawaban ya
dari susu (susu, keju, yogurt
1: jika semua jawaban ya
per hari)
b. Dua porsi atau lebih kacangkacangan / telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas
setiap hari
Apakah anda mengonsumsi sayaur
0: tidak
atau buah 2 porsi atau lebih setiap
1: ya
hari?
Seberapa bayak asupan cairan yang
0: kurang dari 3 gelas
anda minum per hari (air putih, jus,
1: 3-5 gelas
kopim teh, susu dsb)
2: lebih dari 5 gelas
Bagaimana cara anda makan?
0: jika tidak dapat makan tanpa
dibantu
1: dapat makan sendiri namun
mengalami kesulitan
Bagaimana hasil BMI (Body Mass
Indeks) anda ?
16
1
1
2
16
17
17
18
Nilai pengkajian
Total nilai skrining dan pengkajian
7 +11,5 =18,5
Hasil pengkajian dengan menggunakan kuesioner Mini Nutritional Assesment
menghasilkan skor 18,5 yang artinya Ny.S risiko malnutrisi
5. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI
a. MASALAH PADA MULUT
Ny.S berkata Untuku wes akeh sing ilang wuk, tapi ngggo maem
sego yo isih iso.
Ny.S mengatakan tidak memiliki masalah dengan mulutnya. Gigi
Ny.S sudah banyak yang tanggal / ompong, Ny.S tidak menggunakan
gigi palsu, tidak ada luka / ulserasi / sariawan.
b. PERUBAHAN BERAT BADAN
Ny.S berkata Orak wuk. Ket biyen yo ketoke awakku semene
Ny.S mengatakan beliau merasa berat badannya tidak mengalami
perubahan.
c. MASALAH NUTRISI
Ny.S berkata Mangan ki neng kene entok jatah ping telu. Paling tak
pangan seprapat opo setengah. Wetenge rasane wareg kok wuk, dadi
manganku sitik
17
0,5
1
11,5
18,5
18
: mandiri
: mandiri
: mandiri
: mandiri
: mandiri
Mandi
: mandiri
Jawaban
Betul
Salah
3
7
19
JAWABAN
Tidak
JAWABAN
Ny. S
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
20
21
22
d. SIRKULASI UDARA
Sirkulasi udara di wisma cukup baik, tidak pengap. Hal ini
dikarenakan jumlah jendela di wisma yang cukup banyak (> 20
jendela) dan jumlah pintu juga banyak. Tiap wisma lansia ada 1 pintu
depan, 1 pintu samping dan 1 pintu belakang.
e. KEAMANAN
Keadaan lantai di panti selalu kering dan tidak licin sehingga tidak
membahayakan para lansia yang tinggal di Panti. Selain itu di dekat
kamar mandi dan tempat wudhu, pengurus panti sudah memasang
pegangan untuk para lansia. Di Panti, belum ada alarm tanda bahaya.
f. SUMBER AIR MINUM
Sumber air minum yang digunakan untuk minum dan memasak adalah
air PAM. Air yang digunakan untuk minum dan memasak tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
g. RUANG BERKUMPUL BERSAMA
Di Panti Wreda Harapan Ibu ada sudah disediakan tempat untuk
berkumpul para lansia yaitu ruangan depan. Ruangan itu biasanya
digunakan oleh para lansia untuk melakukan aktivitas bersama seperti
senam lansia dan pengajian.Di ruangan tersebut juga disediakan
fasilitas seperti televisi, radio, dan tape recorder.
3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
a. PEMANFAATAN HALAMAN
Panti Wreda Harapan Ibu memiliki halaman yang cukup luas, namun
belum dimanfaatkan secara maksimal. Halaman tersebut hanya
dimanfaakan untuk tempat parkir mahasiswa atau tamu. Di beberapa
sudut halaman memang sudah ada beberapa tanaman seperti nangka
dan jambu, namun jumlah tanamannya masih sedikit.
b. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Air limbah dibuang ke selokan. Kondisi saluran pembuangan sering
tersumbat karena penghuni Panti kadang membuang samapah di
selokan tersebut. Saluran pembuangan dalam kondisi terbuka.
c. PEMBUANGAN SAMPAH
Di Panti Wreda Harapan Ibu belum dibedakan antara sampah yang
organik dan sampah organik. Semua sampah dijadikan satu. Sampah
23
24
Ny.S tidak pernah keluar dari wisma. Ny.S mengatakan bahwa jika ingin
beli jajan (makanan), Ny.S beli di dalam panti karena setiap pagi ada orang
jualan makanan masuk ke Panti.
3. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANliGGOTA KELUARGA
Ny.S berkata Bapak, ibu, mbakyu, kangmas ku wis mati kabeh wuk.
Garek aku siji iki, sing liyane wis ninggal. Aku wis ditinggal wong tuwo
wes kawit cilik. Orang ngerti wuk aku seh umur piro. Tapi seh cilik
banget. Hla nek bojoku , ki lunga wuk. Aku ditinggal, wes nduwe bojo
meneh. Anak yo ora duwe wuk. Dadi uripku iki yowes ngene ki, gari
dewean. Ora duwe sopo sopo
Ny.S berkata Neng Kudus ki aku ngontrak omah wuk. Wong sing nduwe
omah kuwi sing tak anggep sedulur, kuwi yo sing ngeterke aku ning Panti
kene iki wuk. Kadang wonge yo sok mrene kok wuk. Tapi iki rung mrene
mrene yo, rung niliki aku meneh
Ny.S mengatakan sudah tidak memiliki keluarga atau saudara yang lain.
Orang tuanya sudah meninggal sejak Ny.S kecil (klien tidak ingat berapa
umurnya saat ditinggal orang tua). Suami Ny.S pergi meninggalkan Ny. S
dan menikah lagi dengan orang lain. Ny.S tidak memiliki anak. Saudarasaudara kandung Ny.S semuanya sudah meninggal. Orang yang dianggap
saudara oleh Ny.S sampai sekarang adalah orang yang dulu rumahnya
pernah disewa oleh Ny.S. Orang itulah yang mengantarkan Ny.S ke Panti,
dan hingga saat ini orang tersebut kadang-kadang datang ke Panti untuk
menjenguk Ny.S.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Ny.S berkata Bu K kae jane yo apikan kok wuk wonge. Aku diperhatike,
diparingi maem, diparingi obat. Tapi kadang yo sok nesu, wong jenenge
ngrumati wong wong tuwo wuk. Kadang kesel terus dadi nesu ya biasa
Hubungan lansia dengan pengasuh wisma terjalin dengan baik. Ny.S
mengatakan bahwa pengasuh wisma baik-baik dan memperhatikan
kebutuhan lansia.
5. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
Menurut keterangan dari pengasuh panti, setiap sebulan sekali ada
kegiatan posyandu lansia. Setiap hari Senin dan Jumat, di Panti juga
diadakan senam yang dipimpin oleh salah satu lansia yang memang sudah
25
mahir senam. Hari Selasa selalu ada kegiatan kebaktian, yang dipimpin
oleh pendeta di Panti. Hari Rabu ada kegiatan kerja bakti membersihkan
Panti. Sedangkan untuk kegiatan pengajian dilaksanakan setiap hari
Kamis.
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. POLA MAKAN
Ny.S berkata Neng kene dikei maem ping telu wuk. Lawuhe yo saanane.
Maem ku sitik kok wuk. Kan segone sekepel ya wuk, paling tak pangan
seprapat opo setengahe.
Ny.S berkata Maem nek akeh-akeh ora kuat wuk. Wetenge rasane kebak
wuk. Dadi nek dimaemi akeh ora kepennak
Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari. Ny.S hanya menghabiskan -
porsi makanan yang diberikan dari Panti. Ny.S mengatakan dirinya sering
merasa kenyang.
2. POLA TIDUR
Ny.S berkata Jarang aku wuk turu awan. Ora turu awan wae nek bengi
kadang angel turu kok wuk. Saben bengin tangi wuk, kebelet nguyuh. Aku
nek bengi-bengi nguyuh biasane bareng mbah S wuk, gandengan neng
kamar mandi. Nguyuhe nek bengi 2-3 kok wuk. Biasane nek wes tangi
bengi-bengi ngono wuk, angel turune maneh
Ny.S mengatakan dirinya tidak pernah tidur siang. Walaupun tidak pernah
tidur siang Ny.S sangat sulit untuk tidur malam. Setiap malam Ny.S sering
terbangun untuk buang air kecil. Ny.S mengatakan jika malam hari BAK
2-3 kali. Jika sudah terbangun dari tidurnya, Ny.S sulit untuk tidur lagi.
3. POLA ELIMINASI
Ny.S berkata Bebucale kulo ora mesti kok wuk, kadang 3 dina kadang 4
dina pisan, eeke yo sitihik banget wuk , wong maemku yo sitihik, atos
ngono kae. Nek nguyuhe sedina ping 7 nganti 8 lah wuk sekitarane,
tergantung ngombe banyune akeh po rake wuk.
Ny.S berkata Orak wuk, aku orak pernah ngompol. Nguyuh karo bebucal
yo neng kamar mandi wuk.
Ny.S mengatakan frekuensi BAB nya tidak menentu, terkadang 3-4 hari
sekali baru BAB, konsistensi BAB keras. Sedangkan untuk pola
berkemihnya, Ny.S mengatakan dalam sehari dirinya bisa berkemih 7-8
26
kali, tergantung banyak minum air atau tidak. Ny.S mengatakan sampai
saat ini masih mampu mengontrol BAK dan selalu buang air besar atau
kecil di kamar mandi.
4. KEBIASAAN BURUK LANSIA
Ny.S berkata Iki lengo gas wuk, kanggo dioles oleske neng sikil kene
hloo wuk nek pas sikile loro kae. Dadi ben anget wuk
Ny.S memiliki kebiasaan buruk mengoleskan minyak tanah ke kulitnya.
Hal ini membuat kulit Ny.S sangat kering dan bersisik.
5. PELAKSANAAN PENGOBATAN
Pengobatan pada lansia di Panti sering ditangani oleh petugas dari
Puskemas Beringin. Jadwal pengobatan dari Puskesmas adalah satu bulan
sekali.
6. KEGIATAN OLAHRAGA
Kegiatan olahraga yang dilakukan di Panti adalah olahraga senam yang
dilakukan hari Senin dan Jumat pagi.
Ny.S berkata Olahraga kadang-kadang wuk. Nek pas sikile ora loro yo
aku melu olahraga, tapi nek pas loro aku yo orak melu
Ny.S mengatakan jika teman-temannya berolahraga Ny.S mengatakan
dirinya jarang ikut olahraga karena kakinya sakit.
7. REKREASI
Ny.S berkata Paling neng kene ki hiburane nek ono tamu koyo kowe iki
wuk, dadi ono sing ngajak ngobrol mbah-mbahe, mbah-mbahe sering
dikei kegiyatan. Nek ora ono cah sing praktek ya cuma turonan karo
nonton TV wuk.
Ny.S mengatakan rekreasi bagi dirinya menurutnya adalah jika ada tamu
yang datang ke Panti, sehingga ada kegiatan. Jika tidak ada tamu atau
mahasiswa yang datang ke Panti sini , hiburan Ny.S adalah menonton TV.
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan di Panti dilakukan oleh pengurus Panti dengan
persetujuan oleh kepala Panti dan kepala Yayasan.
H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Ny.S berkata Nek rasane awake ora kepenak wuk, ngelu ngono kae, yo
kadang sok dikei obat karo Bu Kani. Nek dikei obat yo tak ombe wuk. Tapi
kadang-kadang yo tumbas obat teng warung.
27
Ny.S mengatakan jika dirinya mengeluh sakit, biasanya akan diberi obat
oleh pengurus Panti namun kadang-kadang Ny.S juga keluar ke warung
untuk beli obat.
2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
a. Fasilitas Kesehatan Yang Tersedia
Fasilitas kesehatan terdekat yang tersedia adalah Puskesmas Pembantu
Beringin. Setiap sebulan sekali petugas dari Puskesmas datang ke Panti
untuk memeriksa kondisi kesehatan para lansia di Panti.
b. Jumlah Tenaga Kesehatan
Di Panti belum ada petugas kesehatannya, namun jika ada lasia yang
sakit Panti sudah menyediakan berbagai macam obat dari obat darah
tinggi, gatal-gatal, batuk, vitamin dan lain lain.
c. Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit
Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan di Panti
adalah dengan menjaga kebersihan makanan untuk para lansia,
memberikan vitamin dan rutin melakukan senam bersama seminggu
dua kali.
d. Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Tersedia
Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh para petugas kesehatan
dari Puskesmas adalah memeriksa tekanan darah para lansia,
mengukur TB dan BB lansia, melakukan pemeriksaan fisik berdasrkan
keluhan lansia serta memberikan obat
e. Frekuensi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Satu bulan sekali petugas dari Puskesmas datang ke Panti untuk
memeriksa kesehatan para lansia
I. PEMERIKSAAN FISIK
No
1.
Bagian/
region
Kepala
2.
Wajah/
muka
3.
Mata
Hasil pemeriksaan
Masalah keperawatan
yang muncul
Mesocephal, rambut berwarna
Tidak ada masalah
putih, tidak ada lesi, dan tidak
ada nyeri tekan
Bentuk wajah oval, kulit
Tidak ada masalah
wajah keriput, bibir dapat
keperawatan
tersenyum dengan simetris
Klien
tidak
memakai
Tidak ada masalah
kacamata dan penglihatannya
28
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Ekstremitas
atas
11. Ekstremitas
bawah
30
ANALISA DATA
No
1
Tanggal
Data Fokus
22/09/2014 Ds:
Ny.S berkata Iki lo wuk, dengkulku rasane loro banget nek pas ngadek karo
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut (nyeri sendi lutut) berhubungan
dengan ketunadayaan fisik (00132)
mlaku. Dadi mlakuku alon-alon, tapi kadang engko hilang kadang loro.
Lorone ki koyo ditusuk tusuk kae
Ny.S mengatakan saat ini dirinya merasa sakit dibagian lutut. Hal ini membuat
Ny.S susah payah untuk beraktivitas.
Pengkajian nyeri :
P: Nyeri muncul saat klien mencoba untuk berdiri dan berjalan.
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Lokasi nyeri di lutut
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul
Hasil pemeriksaan asam urat adalah 7,8 mg/dl
Pemeriksaan TTV : TD: 100/80 mmHg, HR: 78 x/menit, kuat, dan teratur,
RR: 23x/menit, teratur
2
22/09/2014 Ds :
Ny.S berkata Awakku kok sering gatel ya wuk. Nopo gara-gara panas ya wuk
Gangguan
rasa
nyaman
(gatal-gatal)
31
Do :
22/09/2014 Ds:
Ny.S berkata Neng kene dikei maem ping telu wuk. Lawuhe yo saanane.
Maem ku sitik kok wuk. Kan segone sekepel ya wuk, paling tak pangan
seprapat opo setengahe. Maem nek akeh-akeh ora kuat wuk. Wetenge rasane
kebak wuk. Dadi nek dimaemi akeh ora kepennak
Ny.S mengatakan makan nasi 3x sehari. Ny.S hanya menghabiskan -
porsi makanan yang diberikan dari Panti. Ny.S mengatakan dirinya sering
merasa kenyang.
Ny.S berkata Segone turah wuk, biasane turahe rong piring.
Ny.S mengatakan bahwa sehari nasinya bisa sisa dua pirin
Do:
32
malnutrisi
PRIORITAS MASALAH
Dx.Keperawatan
Nyeri akut (nyeri sendi
Prioritas
High
Pembenaran
Paraf
Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai High Priority dengan pertimbangan sebagai Dian
Priority
berikut :
Masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada klien adalah nyeri pada lutut. Nyeri ini terjadi
ketunadayaan fisik
karena faktor umur klien yang sudah memasuki usia lanjut. Nyeri yang dialami klien
cukup menggaggu kegiatan klien sehari-hari sehingga masalah ini harus segera ditangani
pertama kali karena akan mempengaruhi kualitas hidup klien.
33
Kesiapan
meningkatkan
nutrisi
Medium
Diagnosa kesiapan meningkatkan nutrisi menjadi prioritas kedua yang harus segera Dian
Priority
ditangani sebab berdasarkan pemeriksaan status gizi lansia , Ny.S memiliki skor nilai 17,5
yang artinya Ny.S berisiko mengalami malnutrisi. Asupan nutrisi yang kurang pada lansia
dapat mengakibatkan kondisi imun seseorang menurun dan hal ini dapat mengakibatkan
seseorang mudah terkena penyakit. Oleh karena itu diagnosa ini dimasukkan ke dalam
medium priority.
Diagnosa gangguan rasa nyaman (gatal-gatal) menjadi prioritas ketiga sebab adanya gatal Dian
Low priority
(gatal-gatal) berhubungan
dapat menyebabkan lansia menjadi tidak nyaman dan tentunya akan sangat berpengaruh
dengan
kurang
pengendalian lingkungan
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan
Kode
No
Dx. Keperawatan
Setelah dilakukan
sendi
tindakan
Umum
Khusus
berhubungan
selama 1 bulan,
keperawatan selama
dengan
diharapkan masalah
6 x 20 menit,
NIC
1400
Intervensi
Pain Management
1. Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas / keparahan, dan faktor
presipitasi nyeri
2. Kaji dampak nyeri terhadap kualitas hidup
diharapkan nyeri
34
pasien
(mengganggu
tidur,
aktivitas,
(00132)
kriteria hasil:
a. Nyeri
bertambah
b. Skala nyeri 2.
a. Ny.S
mengungkapkan
nyeri
berkurang
b. Klien
tampak
bahwa
rileks
c. Klien
dapat
beraktifitas tanpa
rasa nyeri
dirasakan,
penyebab,
mengantisipasinya.
8. Ajarkan teknik
dan
cara
nonfarmakologi
untuk
Kesiapan
Setelah
dilakukan Setelah
meningkatkan
dilakukan 1100
masalah
meningkatkan
kesiapan 8
20
nutrisi diharapkan
menit
asupan
35
klien
mengalami
makanan di Panti
5. Monitor adanya penurunan berat badan dan
gula darah
6. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
kriteria hasil :
tidak
1. Klien
makan
jaringan konjungtiva
7. Monitor intake nuntrisi
8. Kolaborasi dengan pengurus Panti untuk
minimal 3x sehari
berat 2. Klien
badan
3. Skor MNA 24-30
poin
menghabiskan
diberikan panti
hari
9. Berikan resep masakan pada pengurus Panti
agar pengurus Panti memasak makanan yang
Gangguan
nyaman
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama
dengan
7 x 30 rasa gatal
pengendalian
nyaman (gatal-gatal)
berkurang
dengan
kriteria hasil:
a
Ny.
36
3550
lebih bervariasi
Pruritus Management:
a. Kaji penyebab gatal yang dialami klien
b. Lakukan
pemeriksaan
fisik
untuk
mengidentifikasi adanya gangguan pada kulit
(lesi, blister, abrasi)
c. Kaji keefektifan cara yang telah dilakukan
pasien dalam mengatasi gatal-gatal
d. Bersihkan lingkungan tempat tidur pasien
berkurang
menyatakan
rasa
b
gatal
berkurang
Ny.S
tampak
nyaman
dan
menggarukgaruk kulitnya
Ny.S
tampak
menggunakan
bedak
tidak
yang kotor
e. Berikan bedak atau krim yang cocok untuk
krim
secara mandiri
37
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu
Dx.
Implementasi
Evaluasi Formatif
Paraf
Keperawata
22/09/2014
jam 11.00
n
1
1. Mengkaji
karakteristik,
lokasi,
durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas / keparahan, Ny.S berkata dengkulku loro nek kanggo
dan faktor presipitasi nyeri
ngadeg lan mlaku
2. Mengkaji dampak nyeri terhadap kualitas
Ny.S mengatakan saat ini dirinya merasa sakit
hidup pasien (mengganggu tidur, aktivitas,
dibagian lutut saat digunakan untuk berjalan
pekerjaan, hubungan dengan orang lain)
dan aktivas
3. Mengkaji
faktor-faktor
yang
dapa
Ny.S berkata Bar nafas dalam rasane lego
memperburuk / meningkatkan nyeri
4. Evaluasi keefektifan cara yang telah ngono kae mbak, tapi iki nek nggo mlaku yo
dilakukan pasien dalam mengatasi nyeri
seh loro
5. Memonitor tanda vital dan skala nyeri
O:
6. Mengajarkan tehnik nafas dalam pada pasien
P: Nyeri muncul saat klien mencoba untuk
berdiri dan berjalan.
.
38
Dian
39
Dian
menggunakan jahe
Monitor skala nyeri
Berikan pendidikan kesehatan tentang
makanan bagi penderita asam urat
23/09/2014
jam 10.00
S:
2. Menimbang BB pasien
4. Mengukur LB pasien
40
Dian
23/09/2014
jam 11.00
fisik
untuk
pada
dadi gatel
kulit (lesi, blister, abrasi)
Ny.S mengeluhkan dirinya merasa gatal-gatal
c. Mengkaji keefektifan cara yang telah
di seluruh tubuh. Menurut Ny.S gatal-gatal
dilakukan pasien dalam mengatasi gatal41
Dian
gatal
yang dirasakannya karena cuaca yang panas.
d. Mengajarkan pasien untuk mengusap area
O:
yang gatal dengan telapak / muka tangan
- Ny.S tampak gelisah dan menggaruk
atau mencubit-cubitnya dengan lembut
garuk kulitnya yang gatal
dengan menggunakan jari telunjuk dan - Kulitnya tampak kering dan bersisik
- Kondisi tempat tidur Ny.S rapi, namun
jempol
e. Meminta pasien untuk tidak menggaruk
kurang bersih. Tempat tidurnya bau
area yang gatal dengan menggunakan kuku
kulit
pakaian)
Ajarkan pasien untuk menabukan bedak
gatal ke seluruh tubuhnya setelah mandi
24/09/2014
S:
pasien
Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya
pukul 08.00
42
Dian
higiene
Mengajarkan pasien untuk menaburkan
43
secara mandiri
Klien mampu menaburkan bedak secara
mandiri
P:
-
mengatasi gatalnya
Monitoring respons pasien saat gatal
(menggaruk kulitnya atau mengusapngusap kulitnya)
24/09/2014
S:
menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
Jam 10.00
44
Dian
45
24/09/2014
jam 12.00
-
S:
Dian
Nutritional Assesment)
Mem
Memonitor intake nutrisi pasien
Memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan
wetenge
Ny.S mengatakan bahwa dirinya sudah
O:
skor MNA Ny.S 17,5 (risiko malnutrisi)
Klien menghabiskan 3 sendok makanan yang
diberikan dari Panti
A: masalah belum teratasi
P:
46
asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap
sering
25/09/2014
S:
Ny.S berkata Enak kok wuk rasane anget.,
menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
jam 08.00
Dian
25/09/2014
Ny.S
Memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetap sering
Memonitor intake makanan
jam 09.00
48
asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap
Dian
25/09/2014
mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
S:
sering
Motivasi pasien untuk mengahabiskan
makanan dari Panti
Bawakan makanan yang kaya akan serat
Dian
49
yang gatal)
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (1x setelah mandi pagi)
P:
-
26/09/2014
S:
menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
jam 08.00
50
Dian
mandiri
A: Masalah klien teratasi ditandai dengan
skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 4, klien
tampak lebih rileks
P:
Lanjutkan intervensi kompres hangat jahe
Monitoring skala nyeri
26/09/2014
asupan makanan
Memotivasi dan mendampingi pasien untuk
tetap sering
Memberikan makanan yang kaya akan serat
jam 10.00
51
Dian
A:
Masalah klien teratasi sebain ditandai dengan
porsi makan klien tidak mengalami
penurunan (sama dengan hari kemarin)
P:
Lanjutkan intervensi :
26/09/2014
mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
jam 12.00
asupan makanan
Motivasi pasien untuk makan sedikit tetap
sering
Motivasi pasien untuk mengahabiskan
S:
52
Dian
P:
Monitoring klien terkait dengan kebiasaan
menggunakan bedak dan respons klien saat
gatal
53
27/09/2014
S:
menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
jam 8.00
Dian
27/09/2014
54
Dian
Jam 10.00
-
Ny.S
Memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetapi sering
Memonitor intake makanan
27/09/2014j
gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
jam 12.00
55
Dian
kulitnya)
56
P:
-
29/09/2014
asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetap sering
Memonitor intake makanan
Melakukan kolaborasi dengan ibu Panti
jam 09.00
S:
makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 90/70
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 4 sendok menjadi 6 sendok
57
Dian
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
asupan makanan pasien
29/09/2014
S:
Ny.S berkata Mbake iki malah repot repot
gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
jam 11.00
Dian
kulitnya)
O:
Klien mampu mempraktekkan respons yang
tepat saat dirinya gatal yaitu dengan
mengusap-ngusap area yang gatal
Klien mampu menggunakan bedak secara
mandiri (2x setelah mandi)
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-
58
P:
-
30/09/2014
menggunakan jahe
Memonitor skala nyeri
jam 11.00
S:
59
Dian
Ny.S
Memberikan makanan yang kaya akan serat
Memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetapi sering
Memonitor intake makanan
jam 10.00
60
Dian
makan paginya
Konjungtiva anemis
TD 100/70
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 6 sendok menjadi 8 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
30/09/2014
mengatasi gatalnya
Memonitoring respons pasien saat gatal
(menggaruk kulitnya, mecubit
lembutmengusap-ngusap kulitnya)
61
Dian
P:
62
menggunakan bedak
Monitring respons klien saat gatal
1/10/2014 jam
S:
serat
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetapi sering
Monitor intake makanan
09.00
Dian
2/10/2014
Dian
tetapi sering
Memonitor intake makanan
O:
Ny.S menghabiskan 10 sendok makanan
untuk makan paginya
Konjuntiva anemis
TD 100/80
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan
peningkatan asupan makanan dari yang
kemarin 8 sendok menjadi 10 sendok
P:
Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan
asupan makanan pasien
Monitor BB pasien setelah 8x dilakukan
3/10/2014
asupan makanan
Memotivasi pasien untuk makan sedikit
tetapi sering
64
intervensi
S:
Ny.S berkata Wuk saiki maem ku lumayan
akeh ya wuk
Dian
(meningkat)
Nilai MNA setelah dilakukan intervensi
selama 8 hari adalah 20,5 (namun masih
risiko malnutrisi)
Konjungtiva anemis
Turgor kulit cukup untuk lansia
Kulit kering
Klien mampu menghabiskan 10 sendok
makanan dari Panti
A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai
dengan :
Peningkatan nilai IMT (17,1)
Peningkatan nilai MNA 20,5
Klien mampu menghabiskan 10 sendok
makanan dari Panti
P:
65
EVALUASI SUMATIF
66
NO
1
DIAGNOSA
EVALUASI SUMATIF
KEPERAWATAN
Nyeri akut (nyeri sendi lutut) S:
berhubungan
Dian
dengan Ny.S berkata Wes enak kok wuk, kanggo mancal kucing yo wis kuat iki hahah
TTD
Ny.S mengatakan bahwa kakinya sudah tidak nyeri lagi , buat nendang kucing saja
sudah kuat
O:
Skala nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
Klien mampu mebuat kompres jahe dengan mandiri
A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai dengan skala nyeri yang tadinya 6 menjadi 2
67
Skala Nyeri
Kesiapan
nutrisi
68
Dian
Nilai MNA setelah dilakukan intervensi selama 8 hari adalah 20,5 (namun masih
risiko malnutrisi)
Konjungtiva anemis
Turgor kulit cukup untuk lansia
Kulit kering
Klien mampu menghabiskan 10 sendok makanan dari Panti
A:
Masalah klien teratasi sebagian ditandai dengan :
Peningkatan nilai IMT (17,1)
Peningkatan nilai MNA 20,5
Klien mampu menghabiskan 10 sendok makanan dari Panti
12
10
8
6
4
2
0
Pagi
Siang
Malam
P:
Gangguan
rasa
- Ajak pengasuh panti untuk membuat menu makanan panti yang lebih bervariasi
- Berikan resep makanan pada pengasuh Panti
nyaman S:
69
Dian
(gatal-gatal)
berhubungan Ny.S berkata Wes ora gatel meneh kok wuk saiki sakwise dikei bedak
dengan kurang pengendalian Ny.S mengatakan bahwa gatalnya berkurang setelah diberi bedak gatal
lingkungan
Ny.S berkata Nek gatel yo paling saiki tak usap-usap tok wuk, jaremu nk digaruk
engko kulite lecet
Ny.S berkata bawa kalau dirinya merasa gatal yang dilakukan Ny.S adalah mengusapusap area yang gatal biar tidak lecet
O:
Klien menyatakan gatalnya berkurang
Klien mengalami peningkatan dalam berespons terhadap gatal, yang awalnya jika gatal
digaruk setelah diberi intervensi klien hanya mengusap-ngusap area yang gatal
70
Respons Klien
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Respons Klien
1.5
1
0.5
0
71
A:
Masalah teratasi sebagian ditandai dengan:
-
P:
-
72
No
1
Masalah Kesehatan
Nyeri
dirasakan,
penyebab,
dan
mengantisipasinya.
Memberikan
informasi
cara
-
mengenai
mendapatkan jahe
Memberikan pendidikan kesehatan pada
Panti
tentang
makanan-
nonfarmakologi
TTD
Dian
pengasuh
RTL
Berkomunikasi dengan pengurus Panti
yaitu dengan
Nutrisi
dengan kebutuhan
2
73
Dian
3
4
5
tetapi sering
makanan
Memberikan buku resep makanan pada
Memonitor
pucat,
kemerahan,
dan
makanan
yang
bergizi
(gatal)
74
Dian
jempol
Meminta pasien untuk tidak menggaruk -
bedak gatal
Berkomunikasi dengan pengasuh Panti
melukai kulit
75
BAB IV
PEMBAHASAN
A. NYERI AKUT
Menurut Potter dan Perry, nyeri merupakan segala sesuatu yang dikatakan
seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri.6 Nyeri sendi merupakan keluhan yang dirasakan oleh
lansia khususnya penderita rheumatic. Nyeri berasal dari peradangan atau
pembengkakan pada sendi dan jaringan sekitarnya, bisa juga dari kerja sendi
yang terlalu keras. Intensitas terjadinya nyeri ini bervariasi pada tiap-tiap
individu.2
Nyeri sendi yang dialami oleh lansa adalah akibat dari degenerasi atau
kerusakan pada permukaan sendi tulang. Perubahan yang terjadi pada lansia
menyebabkan jaringan ikat sekitar sendi, ligament dan kartilago mengalami
penurunan elastisitas karena terjadi degenerasi, erosi dan kalsifikasi sehingga
kehilangan fleksibilitasnya.12 Pada orang yang sudah memasuki usia lanjut
terjadi degradasi synovial dan kartilago yang berkaitan dengan degradasi
kolagen dan proteoglikan oleh enzim autolitik seluler. Secara makroskopis
tampak iregularitas pada permukaan tulang rawan yang dilanjutkan dengan
ulserasi dan penurunan kandungan glikosaminoglikan yang terdiri dari
kondroitin sulfat, keratin sulfat dan asam hialuronat terjadi fibrilasi atau
iregularitas oleh karena mikrofraktur pada permukaan rawan sendi yang
memiliki serabut saraf C berdiameter kecil tidak bermielin-nocireseptor.
Nocireseptor ini mampu melepaskan substansi P dan calcitonin gene related
peptide (CGRP) yang menstimulasi respon nyeri dan inflamasi.13
Dampak nyeri pada lanjut usia adalah penurunan kualitas harapan hidup
seperti kelelahan yang demikian hebat, menurunkan rentang gerak tubuh,
nyeri pada setiap gerakan sehingga lansia tidak dapat bekerja atau beraktivitas
dengan nyaman. Pengaruh nyeri pada lanjut usia sangat berbahaya karena
dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan gerak dalam melakukan
76
Skala Nyeri
3
2
1
0
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Hari 6
77
78
yang
penting
dalam
makanan
untuk
pertumbuhan
dan
mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses
tubuh. Asupan makanan yang adekuat terdiri dari nutrien esensial yang
seimbang yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.16
Lansia merupakan salah salah satu klien yang berisiko tinggi mengalami
kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi adalah insufisiensi asupa nutrien
dalam memenuhi kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak
adekuat atau pencernaan dan absorpsi makanan yang tidak benar. Asupan
makanan yang tidak adekuat dapat disebabkan oleh ketidakmampuan
mendapat dan mempersiapkan makanan, pengetahuan yang tidak adekuat
mengenai nutrisi esensial dan diet seimbang, ketidaknyamanan selama atau
setelah makan, disfagia, anoreksia, mual, muntah dan laian lain.
Peran nutrisi tidak dapat diremehkan nilainya, karena tidak nutrisi tidak
hanya mengoptimalkan fungsi fisik dan kognitif klien tetatpi juga kualitas
hidup klien. Kondisi kekurangan nutrisi atau gizi pada lansia dapat terbentuk
KKP(kurang kalori protein) kronik, baik ringan sedang maupun berat.
Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah melalui penampilan umum, yakni
adanya kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia dibanding dengan baku
yang ada. Kekurangan zat gizi lain yang banyak muncul adalah defisiensi besi
dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.17
79
Malam
4
2
0
1
81
82
1.5
1
0.5
0
Hari 1Hari 2 Hari 3Hari 4Hari 5Hari 6Hari 7
Grafik 4.4
Grafik Monitoring Respons Klien Terhadap Gatal
83
Respons Klien
1.5
1
0.5
0
Grafik 4.4 menunjukkan respons klien terhadap gatal. Skor 3 pada grafik
mengartikan bahwa klien menggaruk garuk kulitnya saat gatal, Skor 2 pada grafik
menunjukkan klien mencubit cubit kulitnya saat gatal dan Skor 1 pada grafik
menunjukkan bahwa klien hanya mengusap ngusap kulitnya saat gatal. Dari
grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas respons klien terhadap gatal sangat
bagus, yang awalnya klien menggaruk kulitnya , di hari ketujuh klien hanya
mengusap-usap kulitnya. Hal ini menunjukkan bahwa gatal yang dirasakan klien
berkurang setelah diberikan intervensi..
Rencana tindak lanjut yang saya lakukan adalah membuat kesepakatan
pada klien untuk tidak menggaruk bagian tubuhnya yang gatal dan menaburkan
bedak gatal pada bagian yang gatal, meminta klien untuk selalu menjaga
kebersihan diri klien dengan mandi dua kali sehari dan menggunakan baju yang
mudah menyerap keringat, meminta bantuan pada lansia lain (sahabat klien) untuk
mengingatkan jika klien lupa menggaruk atau menggunakan bedak gatal. Selain
itu adalah berkomunikasi dengan pengasuh Panti agar membantu membersihkan
dan rajin menjemur tempat tidur Ny.S agar Ny.S nyaman dan tidak gatal-gatal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
84
A. KESIMPULAN
1. Ny.S mengalami nyeri akut pada sendi lututnya. Nyeri sendi lutut pada
Ny.S disebabkan oleh penyakit degeneratif pada lansia dan kadar asam
urat Ny.S yang naik yaitu 7,8 g/dl. Intervensi yang dilakukan berupa
menjelaskan pada Ny.S tentang makanan yang harus dihindari untuk
menjaga kadar asam uratnya dan mengajarkan tehnik nonfarmakologi
untuk mengatasi nyeri yaitu dengan kompres hangat jahe. Kompres
hangat jahe berhasil menurunkan skala nyeri yang tadinya skala nyeri
sedang
menjadi
rendah.
Rencana
tindak
lanjunya
adalah
yang
komprehensif
dengan
memberikan
memberikan
masalah
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
1. Azizah, Lilik Marifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2011
2. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing. 2009
3. Suadirman, Siti Partini. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. 2011
4. Santrock, John W. Life Span Development. 8thEd. New York : McGrawHillCompanies Inc. 2002
86
87
Pertanyaan
Keterangan
Screening
Apakah anda mengalami penurunan 0 : mengalami penurunan
asupan makanan selama tiga bulan asupan makanan yang parah
terakhir dikarenakan hilangnya selera 1 : mengalamai penurunan
makan, masalah pencernaan, kesulitan asupan makanan sedang
mengunyah atau menelan?
2 : tidak mengalami penurunan
asupan makanan
Apakah anda kehilangan berat badan
0: kehilangan berat badan lebih
selama 3 bulan terakhir?
dari 3 kg
1: tidak tahu
2: kehilangan berat badan
antara 1 sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
Bagaimanan mobilisasi atau
0 : hanya di tempat tidur atau
pergerakan anda?
kursi roda
1: dapat turun dari tempat tidur
88
Skor
1
9
10
11
12
13
89
1
1
2
14
15
16
17
17
18
90
1: ya
0: kurang dari 3 gelas
1: 3-5 gelas
2: lebih dari 5 gelas
0: jika tidak dapat makan tanpa
dibantu
1: dapat makan sendiri namun
mengalami kesulitan
2: jika dapat makan sendiri
tanpa ada masalah
0: ada masalah gizi pada
dirinya
1: ragu / tidak tahu terhadap
masalah gizi dirinya
2: melihat tidak ada masalah
terhadap status gizi dirinya
0 : tidak lebih baik dari orang
lain
1: tidak tahu
2: sama baiknya dengan orang
lain
3: lebih baik dari orang lain
0: LLA kurang dari 21 cm
0,5: LLA antara 21-22 cm
1: LLA lebih dari 22 cm
0: jika LB kurang dari 31 cm
1: jika LB lebih dari 31 cm
7 +13,5 =20,5
0,5
1
13,5
20,5
Oleh
DIAN KUMALASARI
(22020114210032)
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan proses yang terus-menerus
(berlanjut secara alamiah) yang dimulai sejak lahir dan umumnya
91
Semua
sistem
dalam
tubuh
lansia
mengalami
92
93
BAB II
RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut (nyeri pada lutut) berhubungan dengan ketunadayaan fisik
B. Tujuan Umum
Supervisi implementasi dilakukan untuk menilai keberhasilan
penyelesaian masalah nyeri akut pada Ny.S
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit diharapkan
nyeri pada lutut berkurang dengan kriteria hasil:
a. Ny.S mengungkapkan bahwa nyeri berkurang
b. Skala nyeri < 6
c. Klien tampak rileks
d. Klien mampu mendemonstrasikan kompres hangat dengan
menggunakan jahe
BAB III
RENCANA KEGIATAN
94
A. Topik
Kompres Hangat dengan Jahe pada Ny. S di Wisma Mawar Panti
Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang.
B. Metode Pelaksanaan
Mempraktikkan cara melakukan kompres hangat dengan jahe
C. Sasaran Dan Target
Sasaran dan target adalah Ny.S
D. Strategi Pelaksanaan
Hari / tanggal
: Selasa, 30 September 2014
Tempat
: Wisma Mawar Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan
Waktu
: 10.00
NO
1.
TAHAP
Pra Interaksi
( 5 menit )
KEGIATAN
a.
b.
c.
2.
Interaksi
( 35 menit )
klien
d.
Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
a. Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
b. Menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukan pemberian
kompres hangat dengan jahe
c. Menjelaskan langkah-langkah cara melakukan
kompres hangat dengan jahe
d. Memberikan demonstrasi kompres hangat dengan jahe
langsung dihadapan klien
e. Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah diberi
kompres dengan jahe? Apakah nyerinya berkurang?
f. Menganjurkan lansia untuk melakukan kompres
3.
Terminasi
(5 menit)
a.
b.
c.
d.
1. Jahe
2. Parutan
3. Baskom
4. Waslap
5. Air hangat
F. Setting Tempat
Keterangan:
A : Tempat tidur
B : Lansia
C : Mahasiswa
D : Supervisor
B
C
D
G. Susunan Acara
No.
1.
Acara
Pembukaan
Kegiatan Mahasiswa
-
2.
Penyajian
materi
3.
Demonstras
i
penggunaan
kompres air
hangat
Kegiatan Sasaran
Menyampaikan
salam pada klien
Memvalidasi
ke
klien
Menjelaskan
maksud dan tujuan
kegiatan
Menyampaikan
pada klien tentang
kompres dengan
jahe, tujuan
pemberian kompres,
dan tahap-tahap
melakukan kompres
(dari memarut jahe
hingga melakukan
kompres)
Mahasiswa
mendemonstrasikan
cara
membuat
media
kompres
hingga
96
Waktu
Klien
membenarkan
bahwa
mahasiswa
sudah membuat
janji
dengan
klien
Klie bersedia
mengikuti
kegiatan
Klien
memperhatikan
dan memahami
apa
yang
disampaikan
oleh mahasiswa
10.0010.05
Klien
melakukan
demonstrasi
10.1110.35
10.0610.10
4.
Evaluasi
5.
Penutup
mempraktekkan
cara penggunaanya
Mengevaluasi
kegiatan
yang
dilakukan
Menanyakan
apakah nyeri klien
berkurang setelah
diberikan kompres
jahe
Menanyakan
apakah
menurut
klien cara ini efektif
untuk mengurangi
nyeri
Mengucapkan
terimakasih pada
klien
Mengucapkan
salam penutup
10.35Klien
10.40
memberikan
respon
atas
kegiatan yang
telah dilakukan
Klien
10.40memberikan
10.45
respon dengan
menjawab
salam
H. Pengorganisasian
Peran
Tugas
Supervisor
Melakukan
memberikan
Pelaku
observasi, Elis Hartati S.Kep.,M.Kep
penilaian
dan
mengevaluasi kegiatan
Mahasiswa
Melaksanakan
I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
97
rasa
hangat
pada
area
tubuh
tertentu
dengan
menggunakan jahe.6
B. Tujuan
1. Mengurangi nyeri
2. Menambah kelenturan sendi
3. Mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi
4. Melemaskan otot
5. Melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility) 7
C. Manfaat
Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoarthritis
karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin
98
respon
meningkatkan
aliran
inflamasi
darah
sebab
dalam
adanya
jaringan
panas
dapat
sehingga
dapat
99
DAFTAR PUSTAKA
1. Dep. Kes RI. Prevalensi Nyeri Sendi pada Lansia. Jakarta . 2004
2. Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba
Medika. 2008
3. Maryam, R. Siti dkk. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika. 2008
4. Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.
2007
5. Santoso. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. 2009
6. Masyhurrosyidi, Hadi. 2013. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe
Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
Ostheoarthritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa
Timur. Malang : Universitas Brawijaya. 2013
7. Junaidi. Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT: Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia. 2006
8. Lestari, Indah. Terapi Kompres Jahe dan Massage Pada Osteoartritis di Panti
Wreda ST.Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Surakarta : STIKES
Kusuma Husada. 2014
100
No
KEGIATAN
Penerimaan
mahasiswa
Perkenalan
dengan klien
kelolaan
3.
Melakukan
pengkajian
pertama pada
STRATEGI
PELAKSANAAN
Perkenalan mahasiswa
dengan pengurus Panti
Orientasi tempat
praktik
Pembagian klien
kelolaan
TUJUAN
-
Mengenal kondisi
Panti dari pengurus,
penghuni dan
kegiatan yang ada
di Panti
- Mengetahui klien
kelolaan selama
praktek di Panti
- Menemui klien kelolaan - Membina hubungan
- Mengenalkan diri pada
saling percaya dengan
klien kelolaan
klien kelolaan
-
SASARAN
WAKTU
TEMPAT
PENANGGUNG
JAWAB
Mahasiswa
Petugas dan
lansia yang
berada di panti
Senin, 22
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Lansia
Senin, 22
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Mahasiswa
Lansia
kelolaan
Senin, 22
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Mahasiswa
klien
4
Senam lansia
6.
Melakukan
pengkajian
kedua
7.
Membuat
perencanaan
keperawatan
8.
Kerja bakti
Melakukan
msalah klien
pemeriksaan fisik
- Melakukan senam bersama - Melatih aktivitas
motorik lansia
- Meningkatkan
kesehatan / kebugaran
lansia
- Wawancara lanjutan terkait Mengetahui masalah
dengan masalah klien
lansia
- Melakukan pemeriksaan
Menentukan rencana
fisik
tindakan
- Melakukan pengkajian
dengan kuesioner
Geriatric Depression
Scale dan Mini Mental
Status
- Obervasi dan wawancara
pengurus panti tentang
perawatan lansia di Panti
- Melakukan analisa data
- Menyusun
- Menentukan diagnosa
nursing care
- Menyusun nursing care
plan
plan
- Mencari jurnal terkait
intervensi keperawatan
yang diberikan
- Ikut kerja bakti bersama - Menjaga kebersihan
Panti
102
Petugas dan
lansia yang
berada di panti
Selasa, 23
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Lansia
kelolaan dan
pengurus panti
Selasa, 23
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Mahasiswa
Mahasiswa
Rabu, 24
September
2014
Rumah
Mahasiswa
Pengurus
panti, lansia,
Rabu, 24
September
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Mahasiswa
9.
Melaksanakan
intervensi
pruritus
management
10.
Pengkajian
masalah nutrisi
11.
Pengajian
12.
Konsul dan
sharing dengan
pembimbing
Melengkapi pengkajian
dengan kuesinoer Mini
Nutrition Assesment
(MNA)
- Melakukan
pengukuran lingkar
lengan atas, lingkar
betis, BB, TB, IMT
Mengikuti kegiatan
pengajian
Konsul dengan
pembimbing
Memenuhi kebutuhan
spiritual lansia
Melakukan
bimbingan terkait
dengan gambaran
masalah
keperawatan yang
ditemukan di Panti
103
mahasiswa
Lansia
kelolaan
2014
Rabu, 24
September
2014
Ngaliyan
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Lansia
kelolaan
Kamis, 25
September
2014
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang
Mahasiswa
Semua lansia
di Panti
Kamis, 25
September
2014
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang
Mahasiswa
Pembimbing
dan mahasiswa
Kamis, 25
September
2014
PSIK FK
UNDIP
Mahasiswa
Mahasiswa
13.
14.
15.
16.
Menentukan hari
supervisi dan TAK
Persiapan TAK - Membuat preplanning
- Mempersiapkan
TAK
kegiatan TAK yang
- Mencari jurnal-jurnal dan
akan dilakukan oleh
studi pustaka yang terkait
kelompok
Olahraga
- Melakukan senam bersama - Melatih aktivitas
lansia dan pengurus panti
motorik
- Meningkatkan
kesehatan / kebugaran
Melaksanakan
Melaksanakan intervensi - Memperbaiki status gizi
intervensi
lansia
nutrition management
nutrition
sesuai yang ada di NCP
management
Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan
Mengetahui nilai asam
asam urat
asam urat
urat klien kelolaan,
untuk mendukung
diagnosa keperawatan
17.
Melaksanakan
intervensi
nutrition
management
- Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
makanan penderita asam
urat
18.
Kelompok
Kamis, 25
September
2014
Mahasiswa
Mahasiswa
Lansia
kelolaan
Jumat, 26
September
2014
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Semarang
Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan
Lansia
kelolaan
Sabtu, 27
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan
Mahasiswa
Meningkatkan
pengetahuan pasien
terkait makanan yang
boleh dikonsumsi dan
tidak boleh dikonsumsi
penderita asam urat
Lansia
kelolaan
Sabtu, 27
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu
Ngaliyan
Mahasiswa
Mempersiapkan
Kelompok
Sabtu, 27
Panti Wredha
Mahasiswa
104
Semua lansia,
Jumat, 26
pengurus panti, September
mahasiswa
2014
PSIK FK
UNDIP
Mahasiswa
Persiapan
supervisi
20.
Melakukan
intervensi pain
manegemet
Persiapan
supervisi
21.
22.
23
24
Mengjarkan kompres
hangat dengan jahe
- Menyelesaikan masalah
keperawatan yang
terkait
- Merevisi preplan supervisi - Menyiapkan supervisi
Menyiapkan supervisi
Mengumpulkan lansia
Melaksanakan TAK
September
2014
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Sabtu, 27
September
2014
Rumah
Mahasiswa
Lansia
kelolaan
Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014
Senin, 29
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu,
Ngaliyan
Rumah
Mahasiswa
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Tembalang
dan Ngaliyan
Mahasiswa
Selasa, 30
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Lansia
- Memperbaiki askep
BAB I BAB III
Mahasiswa
Menyiapkan TAK
Kelompok
Meningkatkan
Kelompok
konsentrasi
pada
lansia
dengan
demensia
dan
105
Mahasiswa
Mahasiswa
delirium
Memberikan
kebahagiaan
- Meningkatkan
interaksi sosial
- Meningkatkan harga
diri
- Menyelesaikan masalah Mahasiswa,
keperawatan
Pembimbing,
Lansia
kelolaan
- Menjaga kebersihan
Mahasiswa,
panti
lansia di Panti
dan pengurus
Panti
- Meningkatkan intake
Lansia
nutrisi
kelolaan
-
25
Pelaksanaan
supervisi
26
Kerja bakti
27
Melakukan
- Membawakan makanan
implementasi
yang disukai lansia agar
sesuai dengan
lansia mau makan
NCP (Nutrition
Management)
Evaluasi sumatif - Melakukan evaluasi
terhadap implementasi
implementasi
keperawatan yang telah
diberikan
Pengajian
Melakukan pengajian
bersama lansia
28
29
30
Menyusun BAB
- Mengelola lansia
Mengerjakan BAB IV
Selasa, 30
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Rabu, 1
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Rabu, 1
September
2014
Panti Wredha
Harapan Ibu ,
Ngaliyan
Mahasiswa
Lansia
kelolaan
Kamis, 2
September
2014
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Mahasiswa
Memenuhi kebutuhan
spiritual lansia
Lansia di Panti
Mahasiswa
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Panti Wreda
Mahasiswa
Kamis, 2
September
2014
Kamis, 2
- Menilai keberhasilan
intervensi
106
Mahasiswa
IV dan BAB V
31
Konsultasi BAB
IV dan BAB V
32
Perpisahan
dan BAB V
Menemui pembimbing dan
sharing dengan
pembimbing
-
Karaoke
Rekreasi
September
2014
Harapan Ibu
Ngaliyan
Mendapatkan masukan
dari pembimbing
Mahasiswa
dan
pembimbing
Jumat, 3
September
2014
PSIK FK
UNDIP
Mahasiswa
Menghibur dan
berpamitan pada lansia
Mahasiswa,
lansia di Panti,
pengasuh panti
Sabtu, 4
September
2014
Panti Wreda
Harapan Ibu
Ngaliyan
Mahasiswa
107
BUNCIS
DAUN
SINGKONG
KANGKUNG
108
BAYAM
BUNGA KOL
CUMI-CUM
109
PRODUK
OLAHAN
DAGING
(KORNET)
KERANG
UDANG,
KEPITING
110
JEROAN
TAHU
TEMPE
KEDELAI
111
DURIAN
NANAS
KACANGKACANGAN
112
EMPING
113