Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.

M DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KEKURANGAN NUTRISI PADA
DI RUANG AL AMIN RSI BANJARNEGARA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran

Praktek Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

Didik Setiawan

(202303129)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG

2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. M DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI KRONIS DI RUANG
ASALAM RSI BANJARNEGARA

Telah disahkan

Hari : ……………………….

Tanggal : ………………………..

Pembimbing Lahan Mahasiswa

(......................................)
(......................................)

Pembimbing Akademik

(...........................................)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Pengertian................................................................................................ 1
B. Etiologi.................................................................................................... 1
C. Batasan Karakteristik.............................................................................. 1
D. Fokus Pengakajian................................................................................... 1
E. Masalah lain yang muncul....................................................................... 2
F. Pathway Keperawatan............................................................................. 3
G. Intervensi Keperawatan........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN KASUS.......................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
LAMPIRAN

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung lebih dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Nyeri kronis adalah sensori dan emosional tidak menyenagkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan (International Association fot the Study of
Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Herdinan, T.H.,
Kamitsuru, S., 2015).
Nyeri dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera
akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat
(kurang dari atau lebih dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak. (Mubarak et al.,
2015).
Dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang
dirasakan oleh individu dimanasalah satu faktor pencetus, area yang
dirasakan nyeri, waktu terjadinya nyeri serta kualitas nyeri yang dirasakan
setiap individu berbeda-beda serta penanganan dan pengalaman nyeri syang
dirasakan sebelumnya berdeda dengan individu yang lain.

B. Faktor yang Berhubungan (Etiologi)


Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (2016) adalah sebagai berikut :
1. Kondisi musculoskeletal kronis
2. Kerusakan system saraf

1
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
5. Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator, dan reseptor
6. Gangguan imunitas (mis, neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
7. Gangguan fungsi metabolic
8. Riwayat posisi kerja statis
9. Peningkatan indeks masa tubuh
10. Kondisi pasca trauma
11. Tekanan emosional
12. Riwayat penganiayaan (mis, fisik, psikologis, seksual)
13. Riwayat penyalahgunaan obat atau zat

C. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (2016) adalah sebagai berikut :
1. Batasan Karakteristik Mayor
a. Subjektif
1) Mengeluh nyeri
2) Merasa depresi (tertekan)
b. Objektif
1) Tampak meringis
2) Gelisah
3) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
2. Batasan Karakteristik Minor
a. Subjektif
1) Merasa takut mengalami cidera berulang
b. Objektif
1) Bersikap protektif (mis, posisi menghindari nyeri)
2) Waspada
3) Pola tidur berubah
4) Anoreksia

2
5) Fokus menyempit
6) Berfokus pada diri sendiri

D. Fokus Pengkajian
Fokus pengkajian yang dilakukan pada keperawatan gerontik adalah:
1. Status kesehatan
a. Kesehatan saat ini
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Pemeriksaan fisik
2. Hasil pengkajian khusus (Format terlampir)
A. Masalah kesehatan kronis
B. Fungsi kognitif
C. Status fungsional
D. Status psikologis (skala depresi)

3
E. Pathway Keperawatan

Kesehatan lansia

Kesehatan Kesehatan fisik


psikologis

Beban pikiran Penurunan curah Masalah


lansia jantung Muskuloskeletal

Kontraksi punggung
Penyakit kronis Gangguan
transportasi oksigen

Firbi kartilago padat


Hipoksia dan tidak teratur
Merasa khawatir
terhadap kondisi
yang dialami
Penonjolan atau
Energy berkurang kerusakan sendi pusat

Ansietas
Kelelahan saat Menekan akar syaraf
beraktivitas

Nyeri Kronis
Intoleransi
Aktivitas

4
F. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul
1. Ansietas b.d. penyakit kronis.
2. Nyeri kronis b.d penekanan saraf.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.

G. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan: Ansietas b.d penyakit kronis

Intervensi : Terapi Musik

1. Pilih musik yang disukai.


2. Posisikan dalam posisi yang nyaman.
3. Sediakan peralatan terapi musik.
4. Atur volume suara yang sesuai.
5. Berikan terapi music sesuai dengan indikasi.
6. Anjurkan rileks slama mendengarkan music.

b. Diagnosa keperawatan: Nyeri kronis b.d penekanan saraf

Intervensi : Manajemen Nyeri

1. Identifikasi skala nyeri


2. Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (missal
terapi musik, terapi pijat, aromaterapi, distraksi relaksasi)
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Kontrol lingkungan yang memeperberat rasa nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgesik.

5
4. Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Intervensi : Terapi Aktivitas


1. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
2. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai dengan usia
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan terapkan tujuan aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social.
4. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan (mis, tugas rumah tangga).
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
6. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas.

6
BAB II

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap Ny. M Suku bangsa Jawa

TTL 10 Juli 1955 Pendidikan SD


terakhir

Jenis kelamin Perempuan Alamat Penawaren 02/06

Status Menikah
perkawinan

Agama Islam Sigaluh

2. Keluarga yang bisa dihubungi


Nama : Tn W
Alamat : Penawaren 02/06
No. Telp : 081228849045
Hubungan dengan klien : Suami
3. Riwayat pekerjaan dan status klien
Pekerjaan saat ini : IRT
Sumber pendapatan :-
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Bersih-bersih rumah
Berpergian/wisata : Pasar/Mengunjungi cucu

7
Keanggotaan organisasi : Prolanis

B. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan :Ny.M mengatakan makan 3x dalam
sehari.
Nafsu makan :Ny.M mengatakan nafsu makannya
masih baik.
Jenis makanan : Ny.M mengatakan jenis makanan
yang dimakan tidak asin.
Alergi terhadap makanan : Tidak ada.
Pantangan makan : Tidak ada.
2. Eliminasi
Frekuensi BAK : Ny. M mengatakan buang air kecil
lebih dari 5 kali dalam sehari.
Kebiasaan BAK dalam malam hari : Ny.M mengatakan kadang-
kadang buang air kecil di
malam hari.
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada
Frekuensi BAB : Ny.M mengatakan BAB 1-
2 kali dalam sehari.
Konsistensi : Ny. M mengatakan BAB
nya normal.
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada.
3. Personal Higine
a. Mandi
Ny.M mengatakan mandi 2x1 dan memakai sabun, dan
menggunakan air yang mengalir.
b. Oral hygiene

8
Ny.M mengatakan menggosok gigi setiap mandi dan
menggunakan pasta gigi, dan rutin membersihkan gigi palsunya.

c. Cuci rambut
Ny.M mengatakan mencuci rambut 2 kali dalam seminggu
menggunakan sampo.
d. Kuku dan tangan
Ny.M mengatakan menggunting kukunya jika dirasa panjang dan
mengganggu. Ny.M mengatakan selalu menjaga kebersihan
tangan cuci tangan ketika tangannya terasa kotor.

4. Istirahat dan tidur


Lama tidur malam kurang lebih selama 6 jam dan jarang tidur pada
saat siang hari, dan terkadang terbangun dimalam hari untuk BAK.

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


Ny.M mengatakan sering merawat tanaman hiasnya untuk
menyegarkan mata dan perasaan, terkadang juga menonton TV ketika
waktu luang

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Ny.M mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok, tidak minum
minuman keras dan tidak ketergantungan terhadap obat.

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap


kegiatan

9
Sholat subuh dan bersih-bersih Jam 04.15-06.00
kamar.

Masak, sarapan dan bersih-bersih 07.00-10.00


rumah

Menyapu halaman luar rumah 10.00-11.00

Sholat, sosial dengan tetangga, 11.00- 18.00


tidur siang

Melipat baju-baju 18.00-19.00

Menonton TV dan brcengkrama 19.00-21.00


dengan keluarga

Tidur 22.30-keatas

C. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
Ny.M mengatakan memiliki riwayat penyakit vertigo dan
hipertensi asam urat dan saraf terjepit cukup lama kurang lebih 5
tahun.
b. Gejala yang dirasakan
Ny. M mengatakan biasnaya merasakan mudah lelah saat berjalan,
nafas ngosngosan setelah berjalan, kaki bengkak, dan nyeri pada
bagian pinggang.
c. Faktor pencetus
Ny.M mengatakan dulu pernah terjatuh, dan dulu tidak bisa
mengontrol konsumsi makan yang menyebabkan hipertensi.
d. Timbulnya keluhan terjadi jika terlalu aktiv dalam aktivitas
(berjalan dan berdiri)
e. Waktu timbulnya keluhan tidak bisa diprediksi

10
f. Upaya mengatasi
Ny.M mengatakan biasanya mengatasi nyeri menggunakan korset
terapi, mengurangi makan asin.
2. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Riwayat yang pernah diderita : Ny. M mengatakan pernah mengalami


vertigo, hipertensi, asam urat dan saraf terjepit.

b. Riwayat alegri obat, makanan, binatang, debu dll: tidak ada.

c. Riwayat kecelakaan: Ny.M mengatakan pernah mengalami jatuh


dengan posisi duduk pada saat bekerja..

d. Riwayat dirawat dirumah sakit : Ny.M mengatakan pernah riwayat


mondok di RS.

e. Riwayat pemakaian obat : Ny.M mengatakan terkadang


mengkonsusmsi obat hipertensi, jantung dan anti nyeri

3. Pengkajian/ pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum : baik,
b. TTV : TD 120/90 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/ mnt,
c. BB 68 kg, TB 160 cm
d. Kepala : tidak ada lesi, bersih
e. Mata : penglihatan masih jelas, konjungtiva an anemis
f. Telinga : pendengaran masih berfungsi dengan baik
g. Mulut, gigi dan bibir : normal.
I: Pergerakan dinding dada simetris
P: Tidak ada suara krepitasi, icut kordis tak nampak.
P : Suara perkusi paru sonor
A : Suara paru vesikuler
h. Andomen
I : Tidak terdapat bekas operasi atau lesi
A : Suara bising usus 12x/ mnt
P : Tidak ada nyeri tekan

11
P : Suara tympani
i. Kulit : keriput, kering, tidak ada jamur
j. Ekstremitas atas : kekuatan otot 5/5
k. Ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki 5/5

D. Hasil pengkajian khusus (Format terlampir)


1. Masalah kesehatan kronis : 15 (masalah kesehatan kronis ringan)
2. Fungsi kognitif :1 (fungsi intlektual utuh)
3. Status fungsional : 16 (mandiri)
4. Status psikologis (skala depresi) : 12 (depresi ringan/ sedang)
5. Screening fall (resiko jatuh) : 20 – 29 detik : moderate to high risk for
falling
6. Skor Norton (resiko dekubitus) : skor 19 (tak terjadi resiko dekubitus)

E. Lingkungan tempat tinggal


1. Jenis lantai rumah tegel
2. Kondisi lantai kering
3. Tangga rumah tidak ada
4. Penerangan cukup
5. Tempat tidur aman
6. Alat dapur tertata rapi
7. WC ada (WC duduk dan jongkok )
8. Kebersihan lingkungan (tidak ada barang yang membahayakan)

12
13
II. ANALISA DATA

Hari/ Data Fokus Problem Etiologi Diagnosa


Tgl/Jam Keperawatan

23-10-23 DS: Ansietas Ancaman terhadap Ansietas b.d ancaman


13.00 kematian terhadap kematian
WIB - Ny.M mengatakan merasa khawatir karena (D.0080)
penyakitnya sering kambuh dan belum
sembuh.
- Ny. M mengatakan tidak berdaya dengan
penyakitnya.

DO:

- Ny. M tampak tegang.


- Kontak mata klien kurang fokus saat
berkomunikasi.
- N : 92x/m
- RR : 24 x/ menit

14
- TD 130/90 mmHg

23-10-23 DS : Nyeri knonis Penekanan saraf Nyeri kronis


13.00 berhubungan dengan
WIB P : Ny. M mengatakan memiliki riwayat penekanan saraf
penyakit saraf terjepit 5 tahun yang lalu dan (D.0078)
sakit pinggang jika terlalu banyak berjalan
dan nyeri berkurang jika duduk atau
beristirahat.

Q : Ny. M mengatakan nyeri yang dirasakan


seperti tertekan suatu benda.

R : Ny. M mengatakan nyeri terasa di bagian


pingnggang belakang.

S : Skala nyeri 5

T : Ny. M mengatakan nyeri dirasakan memberat


jika terlalu anyak bergerak atau berjalan.

DO:

15
- TD 130/90 mmHg
- Ny. M tampak meringis dan terkadang tidak
mampu menuntaskan aktifitas.
- Pola tidur berubah terutama saat malam hari
(jumlah jam tidur malam hari 6 jam).

23-10-23 DS: Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas


13.00 antara suplai dan berhubungan dengan
WIB - Ny. M mengatakan sering lelah setelah
kebutuhan oksigen ketidakseimbangan
beraktifitas ringan.
antara suplai dan
- Ny. M mengatakan kakinya sering bengkak
kebutuhan oksigen.
jika duduk maupun berdiri jika terlalu lama.
(D.0049)
DO:

- Ny. M tampak keleahan setelah berjalan dan


beraktivitas.
- Tampak bengkak pada kedua ekstremitas
bawah.
- Nadi 92x/m

16
17
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis b.d penekanan saraf.
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Ansietas b.d. penyakit kronis.

18
B. INTERVENI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ Diagnosa SLKI SIKI Paraf dan


Jam Keperawatan Nama
perawat

23-10-23 Nyeri kronis b.d Kontrol gejala (L.14127) Manajemen nyeri (I.08238):
13.20 WIB penekanan saraf Setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 1. Identifikasi skala nyeri Didik
pertemuan diharapkan klien dapat: 2. Identifikasi faktor yang
1. Kemampuan melakukan tindakan memperberat dan meringankan
pencegahan meningkat nyeri
2. Kemampuan melakukan tindakan untuk 3. Berikan teknik nonfarmakologi
mengurangi gejala meningkat untuk mengurangi rasa nyeri
3. Kemampuan menggunakan sumer daya (missal terapi music, terapi pijat,
yang tersedia meningkat aromaterapi, distraksi relaksasi)
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Kontrol lingkungan yang
Tingkat Nyeri
memeperberat rasa nyeri
Setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 6. Kolaborasi pemberian analgesik.
pertemuan diharapkan klien dapat:

19
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun

23-10-23 Intoleransi Toleransi Aktivitas (L.05047) Terapi Aktivitas (1.05186) Didik


13.20 WIB aktivitas b.d Setelah dilakukan pertemuan selama 3 x
1. Identifikasi kemampuan
ketidak pertemuan diharapkan klien dapat:
berpartisipasi dalam aktivitas
seimbangan 1. Frekuensi nadi menurun
tertentu
antara suplai dan 2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas
2. Koordinasikan pemilihan aktivitas
kebutuhan sehari-hari meningakat.
sesuai dengan usia
oksigen. 3. Kecepatan berjalan meningkat.
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan
4. Jarak berjalan meningkat.
terapkan tujuan aktivitas yang
5. Keluhan lelah menurun.
konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan social.
4. Tingkatkan keterlibatan dalam
aktivitas diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan (mis, tugas

20
rumah tangga).
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
6. Berikan penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas.

23-10-23 Ansietas b.d Tingkat Ansietas (L.09093) Terapi Musik (I.08250)


13.20 WIB ancaman terhadap Setelah dilakukan pertemuan selama 3 x
Menggunakan music untuk membantu
kematian pertemuan diharapkan klien dapat:
mengubah perilaku, perasaan, atau
1. Verbalisasi kebingungan menurun
fisiologis tubuh.
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi
1. Pilih musik yang disukai.
yang dihadapi menurun
2. Posisikan dalam posisi yang
3. Keluhan gelisah menurun
nyaman.
4. Pola tidur membaik
3. Sediakan peralatan terapi musik.
5. Tekanan darah menurun
4. Atur volume suara yang sesuai.
5. Berikan terapi music sesuai dengan
indikasi.
6. Anjurkan rileks slama
mendengarkan musik.

21
C. IMPLEMENTASI

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Formatif Paraf dan


Tgl/Jam Keperawatan Nama
perawat

23-10-23 Nyeri kronis b.d Mengidentifikasi skala nyeri S : Didik


penekanan saraf mengdentifikasi faktor yang P : Ny. M mengatakan memiliki riwayat penyakit
13.00
WIB memperberat dan saraf terjepit 5 tahun yang lalu dan sakit
meringankan nyeri. pinggang jika terlalu banyak berjalan dan nyeri
berkurang jika duduk atau beristirahat.

Q : Ny. M mengatakan nyeri yang dirasakan


seperti tertekan suatu benda.

R : Ny. M mengatakan nyeri terasa di bagian


pingnggang belakang.

22
S : Skala nyeri 5

T : Ny. M mengatakan nyeri dirasakan memberat


jika terlalu anyak bergerak atau berjalan.

O:

- TD 130/90 mmHg
- Riwayat penyakit asm urat, vertigo, saraf
terjepit 5 tahun yang lalu.
- Ny. M tampak meringis saat berjalan terlalu
jauh.

Memberikan teknik S:
nonfarmakologi untuk P : Ny. M mengatakan memiliki riwayat penyakit
mengurangi rasa nyeri saraf terjepit 5 tahun yang lalu dan sakit
(missal terapi music, terapi pinggang jika terlalu banyak berjalan dan nyeri
pijat, aromaterapi, distraksi berkurang jika duduk atau beristirahatdan
relaksasi) menggunakan korset.

23
Q : Ny. M mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti tertekan suatu benda.

R : Ny. M mengatakan nyeri terasa di bagian


pingnggang belakang.

S : Skala nyeri 3

T : Ny. M mengatakan nyeri dirasakan memberat


jika terlalu anyak bergerak atau berjalan.

O:

- Pemberian terapi aroma terapi, distraksi


relaksasi.
- Ny. M tampak mengerti dengan edukasi yang
diberikan, untuk terapi mandiri dalam
mengurangi nyeri.
- Skala nyeri : 3
- Ny. M tampak menggunakan korset pada bagian
abdomen.

24
Memfasilitasi istirahat dan S : Ny. M mengatakan jumlah jam tidur dimalam
tidur. hari sudah cukup (7 jam).
O: Pemberian edukasi pentingnya menjaga pola
tidur yang cukup.

Mengontrol lingkungan S : Ny. M mengatakan mengerti cara mengurangi


yang memeperberat rasa nyeri.
nyeri. O: Pemberian edukasi pentingnya menjaga
lingkungan yang nyaman.

23-10-23 Intoleransi aktivitas Mengidentifikasi S : Ny. M mengatakan rutin mengikuti program


13.30 berhubungan kemampuan berpartisipasi Prolanis.
WIB dengan dalam aktivitas tertentu. O : Kesehatan Ny. M terpantau melalui program
ketidakseimbangan Prolanis.
antara suplai dan
kebutuhan oksigen. Koordinasikan pemilihan S : Ny. M mengatakan suka melakukan kegiatan
berkebun tanaman hias.

25
aktivitas sesuai dengan usia O:
- Pemilihan aktivitas sesuai kemampuan dan
kegiatan yang meminimalisir pengunaan energy
yang berlebihan.

Meningkatkan keterlibatan S : Ny. M mengatakan melakukan pekerjaan rumah


dalam aktivitas diversifikasi tangga kadang-kadang dibantu oleh suami.
untuk menurunkan O :
kecemasan (mis, tugas - Ny. M mengerjakan pekerjaan rumah tangga
rumah tangga). melibatkan suami.
- Pemberian edukasi managemen energi

Memberikan penguatan S : Ny. M mengerti cara mengelola penggunaan


positif atas partisipasi dalam energy untuk beraktivitas.
aktivitas. O:
- TD : 120/90 mmHg
- N : 82x/m

26
23-10-23 Ansietas Memilih musik yang S : Ny. M mengatakan suka dengan musik
13.40 berhubungan disukai. keroncong.
WIB dengan penyakit O : Memilihkan musik keroncong yang disukai
kronis. klien.

Memposisikan dalam posisi S : Ny. M mengatakan sudah merasa nyaman


yang nyaman. dengan posisinya.
O : Ny. M tampak nyaman dan rileks.

Menyediakan peralatan S : Ny. M siap melakukan terapi musik.


terapi musik. O : peralatan pemberian terapi musik sudah tersedia
dan siap pakai.

Mengatur volume suara S : Ny. M mengatakan volume suara musik sudah


yang sesuai. sesuai.
O : Pengaturan Volume terami musik sudah sesuai
dengan keininan Ny. M.

27
Menganjurkan rileks slama S : -
mendengarkan music. O:
- Ny. M tampak menikmati pemberian terapi
musik.
- Ny. M tampak rileks selama mendengarkan
terapi musik keroncong.
Memberikan terapi musik S : Ny. M mengatakan mengerti penjelasan yang
sesuai dengan indikasi. diberikan.
O : Pemberian edukasi untuk mengulang kegiatan
terapi dengan musik yang disukai.

28
D. EVALUASI

Hari/ Diagnosa Evaluasi Sumatif Paraf dan


Tgl/Jam Keperawatan Nama
perawat

23-10-23 Nyeri kronik S : Didik


13.00 berhubungan dengan P : Ny. M mengatakan memiliki riwayat penyakit saraf terjepit 5 tahun yang
WIB penekanan syaraf lalu dan sakit pinggang jika terlalu banyak berjalan dan nyeri berkurang
jika duduk atau beristirahat dan menggunakan korset.

Q : Ny. M mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertekan suatu benda.

R : Ny. M mengatakan nyeri terasa di bagian pingnggang belakang.

29
S : Skala nyeri 3

T : Ny. M mengatakan nyeri dirasakan memberat jika terlalu anyak bergerak


atau berjalan.

O:

- Pemberian terapi aroma terapi, distraksi relaksasi.


- Ny. M tampak mengerti dengan edukasi yang diberikan, untuk terapi
mandiri dalam mengurangi nyeri.
- Skala nyeri : 3
- Ny. M tampak menggunakan korset pada bagian abdomen.
- Pemberian edukasi pentingnya menjaga pola tidur yang cukup.

A : Masalah keperawatan nyeri kronis belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :
- Lanjutkan memotivasi klien melakukan terapi nonfarmakologi (terapi
distraksi relaksasi dan aroma terapi).

23-10-23 Intoleransi aktivitas S : Didik

30
13.00 berhubungan dengan - Ny. M mengatakan rutin mengikuti program Prolanis.
WIB - Ny. M mengatakan suka melakukan kegiatan berkebun tanaman hias.
- Ny. M mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga kadang-kadang
dibantu oleh suami.
- Ny. M mengerti cara mengelola penggunaan energy untuk beraktivitas.

O:
- Kesehatan Ny. M terpantau melalui program Prolanis.
- Pemilihan aktivitas sesuai kemampuan dan kegiatan yang meminimalisir
pengunaan energy yang berlebihan.
- Ny. M mengerjakan pekerjaan rumah tangga melibatkan suami.
- Pemberian edukasi managemen energy.
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/m
- RR : 22x/m
- S : 36oC

A : Masalah keperawatan intoleransi aktivitas belum teratasi.

31
P : Lanjutkan intervensi :
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai dengan usia
- Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan (mis, tugas rumah tangga).
- Libatkan keluarga dalam aktivitas

23-10-23 Ansietas berhubungan S : Didik


13.00 dengan ancaman - Ny. M mengatakan suka dengan musik campursari, dan menyukai terapi
WIB kematian. yang sudah diberikan.
- Ny. M mengatakan rasa khawatirnya sudah mulai berkurang.

O:
- Memilihkan musik keroncong yang disukai klien.
- Ny. M tampak nyaman dan rileks
- Pemberian edukasi untuk mengulang kegiatan terapi dengan musik yang
disukai.

A : masalah keperawatan ansietas sudah teratasi.

32
P : Lanjutkan intervensi :
- Berikan terapi musik sesuai dengan indikasi.
- Anjurkan rileks slama mendengarkan musik.

33
BAB III
PEMBAHASAN

Lansia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing WHO yaitu
proses penuaan ynag tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat
tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam ranga
meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Dengan bertabahnya
usia, fungsi fiisiologi mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga
penyakit tidak menular banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degenaatif
menurunnya imun tubuh mengakibatkan lansia rentan terkena infeksi penyakit
menular. Untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, berkualitas an produktif
harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan
sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhatikan factor-faktor resiko
yang harus dihindari dan factor-faktor protektif yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan lansia (Kemenkes, 2016).
Dalam tahap pengkajian klien mengatakan merasakan nyeri pada bagian
pinggang. Nyeri yang dirasakan bertambah ketikan klien beraktivitas mapupun
berjalan terlalu jauh, dimana nyeri yang dirasakan oleh klien sudah berlangsung
selama kurang lebih 5 tahun. Sehingga perawat menetapkan diagnose
keperawatan nyeri kronis dengan intervensi manajemen nyeri. Manajemen nyeri
yang diterapkan yaitu manajemen nyeri nonfarmakologis dengan menggunakan
teknik distraksi relaksasi.
Manajemen nyeri non farmakologis yang dapat dilakukan adalah distraksi,
distraksi merupakan strategi pengalihan nyeri yang memfokuskan perhatian klien
ke stimulus yang lain dari pada terhadap rasa nyeri dan emosi negatif. Peredaan
nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif klien, maka
dari itu, stimulasi penglihatan, penginderaan, dan sentuhan mungkin akan lebih
efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Kozier&
erb, 2009 ; Timby, 2009, dalam Zakiyah 2015).

31
Keadan kehesatan pada lansia yang tak kunjung membaik memberikan
suatu kecemasan tersendiri, mengingat faktor usia yang sudah lanjut dan ancaman
terhadap kematian akibat penyakit yang diderita. Klien mengatakan merasakan
khawatir terkait dengan kondisinya yang kurang menunjukan perubahan secara
signifikan, diman klien merasa khawatir dengan penyakit yang bisa berujung ke
kematian.
Ansietas merupakan suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal sesuatu yang membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi anaman. Pengaruh
tuntutan, persaingan serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat membawa
dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologi. Salah satu dampak psikologi yaitu
asietas atau kecemasan (Sutejo, 2018). Untuk menangani kecemasan maka dapat
dilakukan terapi relaksasi, terapi music, terapi murotal maupun teknik nafas
dalam. Menejemen ansietas dapat dilakukan dengan banyak strategi diantaranya
dengan memberikan pendidikan kesehatan, pemberrian teknik relaksasi sert
pemberian obat anti kecemasan (Bailey, 2010). Tetapi terapi farmakologi yang
diberikan dalat merubah suasana hati dan menurunkan daya ingat. Oleh karena itu
pemberian terapi non farmakologi sangat dianjurkan dalam mengatasi kecemasan
tanpa menimbulkan efek samping yang berarti (Bradt, Dileo, & Shim, 2013).
Adapun intervensi dari diagnosa keperawatan ansietas menggunakan terapi
music. Diaman music yang dipilih sesuai dengan pilihan klien. Pilihan musik
yang tepat merupakan hal yang efektif untuk mengatasi kecemasan, karena musik
merupakan salah satu bentuk rangsangan suara yang merupakan stimulus khas
untuk indera pendengaran. Disesuaikan dengan lansia maka dipilih musik
keroncong yang identic dengan genre musik rakyat yang memiliki jiwa bersahaja.
Musik keroncong termasuk musik khas tradisional musik yang tenang dan santai
serta menimbulkan keselarasan jiwa dan rasa, seperti lagu bengawan solo. Lama
waktu mendengarkan terapi musik sangat tergantung dari keadaan dan keinginan
pasien yang akan dilakukan terapi musik. Pemberian terapi musik keroncong
dapat mempengaruhi gelombang otak menuju gelombang otak yang diinginkan.
Prinsip pemberian terapi musik keroncong adalah dengan memberikan suara yang

32
berbeda tempo irama lagu, dan dapat mempengaruhi telinga dan otak kemudian
akan menangkap selisih dari perbedaan frekuensi tersebut kemudian mengikutinya
sebagai gelombang otak. Mekanisme ini disebut dengan FFR (Frequency
Following Response) dan terjadi di dalam otak, tepatnya di dua superior olivary
nuclei. Frequency Following Response (FFR) didefinisikan sebagai penyesuaian
frekuensi gelombang otak oleh karena respon dari stimulus auditori dan
mendorong perubahan gelombang otak secara keseluruhan serta tingkat
kesadaran.
Terapi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Maryati &
Suyami (2015) dimana setelah diberikan terapi musik keroncong hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden tidak ada kecemasan sebanyak 10 responden
(55,6%). Hasil penelitian menunjukan tingkat kecemasan pada lansia di Desa
Pasung Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten mengalami perubahan setelah
diberikan terapi musik keroncong, dari tingkat kecemasan sedang dan ringan
menjadi tingkat kecemasan ringan dan tidak ada tingkat kecemasan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Bradt, J., Dileo, C., & Shim, M. (2013). Music interventions for preoperative
anxiety. The Cochrane Library.

Herdman, T. H.,& Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions And


Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxforrd: Willey Blackwell.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Situasi Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta


selatan : Pusat Data dan Informasi.

Maryati, Sri & Suyami.(2015). Dampak Terapi Musik Keroncong Terhadap


Tingkat Kecemasan Lansia Di Desa Pasung Wedi Klaten. Vol. 10,
No. 21. Motorik Jurnal Ilmu Kesehatan. ISN : 1907 - 218X.

PPNI (2016). Standard Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2018). Standard Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1: Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

Siswantinah. (2011). The Effect Of Murotal Therapy On Anxiety Patients With


Chronic Renal Failure WHO Underwen Hemodialysis, 1-15.

Sutejo (2017). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Pustaka Baru Press
: Yogyakarta.

Zakiyah, A (2015). Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan Dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. (P. P. Lestari, Ed.). Jakarta: Salemba
Medika.
LAMPIRAN
LAMPIRAN PENGKAJIAN KHUSUS LANJUT USIA

A. MASALAH KESEHATAN KRONIS


Tidak
Selalu Sering Jarang
NO Keluhan yang dirasakan Pernah
3 2 1 0
Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur √
A
2 Mata berair √
3 Nyeri pada mata √
Fungsi Pendengaran
B 4 Pendengaran berkurang √
5 Telinga berdenging √
Fungsi Pernafasan
6 Batuk lama disertai keringat malam √
C
7 Sesak nafas √
8 Berdahak/ sputum √
Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar √
D
10 Cepat lelah √
11 Nyeri dada √
Fungsi Pencernaan
12 Mual/ muntah √
E 13 Nyeri ulu hati √
14 Makan dan minum banyak/ berlebih √
15 Perubahan kebiasaan BAB (diare/ sembelit) √
Fungsi Pergerakan
16 Nyeri kaki saat berjalan √
F
17 Nyeri pinggang atau tulang belakang √
18 Nyeri persendian/ bengkak √
Fungsi persarafan
19 Lumpuh/ kelemahan pada kaki dan tangan √
G 20 Kehilangan rasa √
21 Gemetar/ tremor √
22 Nyeri/ pegal pada daerah tengkuk √
Fungsi perkemihan
23 BAK banyak √
H
24 Sering BAK pada malam hari √
25 Ngompol √
ANALISIS HASIL
Skor < 25 : Tidak ada masalah kesehatan s.d masalah kesehatan kronis ringan
Skor 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : Masalah kesehatan kronis berat
B. Identifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status
Questioner (SPMSQ)

Instruksi:

Ajukan pertanyaan 1 - 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.

Catat sejumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

NO PERTANYAAN JAWABAN BENAR SALAH

1 Hari apa sekarang? Kamis 

2 Tanggal berapa hari ini? 24 

3 Apa nama tempat ini? Rumah 


Pejaten 02/03
4 Dimana alamat anda? sempor 

5 Berapa umur anda? 71 

6 Kapan anda lahir? 23 April 1959 

7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi 

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? Lupa 

9 Siapa nama ibu anda? Ny. B 


Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap
10 angka baru, semua secara berurutan 17,13,10,7,4,1 

Interpretasi hasil:

a.Salah 0 - 2 : Fungsi Intelektual utuh

b.Salah 3 - 4 : Kerusakan intelektual ringan


c.Salah 5 - 7 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 8 - 10 : Kerusakan intelektual berat

C. MODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ

MANDIRI TERGANTUNG
NO AKTIVITAS
1 0
Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan
1 
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya 

3 Memakan makanan yang telah disiapkan 


Memelihara kebersihan diri (menyisir, mencuci rambut,
4 
menggosok gigi)
5 Buang air besar di WC 

6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 

7 BAK di kamar mandi 

8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 


Berjalan di lingkungan tempat tinggal ke luar ruangan tanpa
9 
alat bantu
10 menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan 

11 Melakukan pekerjaan rumah 

12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri dan keluarga 

13 Mengelola keuangan 

14 Menggunakan sarana transportasi untuk bepergian 

15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai aturan 


Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan
16
keluarga
17 Melakukan aktivitas di waktu luang 

ANALISIS HASIL
13 - 17 : Mandiri
0 - 12 : Ketergantungan

D. SKALA DEPRESI GERIATRIK YESAVAGE (1983)

NO Apakah Bapak/ Ibu dalam satu Minggu Terakhir YA TIDAK

1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? 


2 Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan aktivitas Anda ? 
3 Merasa bahwa kehidupan Anda hampa ? 
4 Sering merasa bosan ? 
5 Penuh pengharapan akan masa depan ? 
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? 
7 Diganggu oleh pikiran pikiran yang tidak dapat diungkapkan ? 
8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu ? 
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada Anda ? 
10 Seringkali merasa tidak berdaya ? 
NO Apakah Bapak/ Ibu dalam satu Minggu Terakhir YA TIDAK

11 Sering merasa gelisah dan gugup? 


Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang
12
mermanfaat ? 
13 Seringkali merasa khawatir akan masa datang ? 
Merasa lebih banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan
14
dengan orang lain ? 
15 Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang ? 
16 Seringkali merasa merana ? 
17 Merasa kurang bahagia ? 
18 Sangat khawatir terhadapa masa lalu ? 
19 Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? 
20 Merasa berat memulai sesuatu hal yang baru ? 
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? 
22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? 
23 Berpikir bahwa banyak orang lebih baik daripada Anda ? 
24 Seringkali menjadi kesal karena hal yang sepele ? 
25 Seringkali merasa menangis ? 
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? 
27 Menikmati tidur ? 
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? 
29 Mudah mengambil keputusan ? 
30 Mempunyai pikiran yang jernih ? 
Jumlah Item yang terganggu

ANALISA HASIL
Terganggu --> Nilai 1
Normal --> Nilai 0

Nilai 0 - 5 --> Normal


Nilai 6 - 15 --> Depresi ringan sampai sedang
Nilai 16 - 30 --> Depresi berat
E. THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST

N
O LANGKAH
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter)
3 Kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik

ANALISIS HASIL
≤ 10 detik : low risk of falling
11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling
F. Skor Norton (untuk menilai potensi dekubitus)

NO Indikator Skor Hasil


1 Kondisi Fisik Umum
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1 4
2 Kesadaran
Kompos Mentis 4
Apatis 3
Konfus/ Soporus 2
Stupor/ Koma 1 4
3 Aktivitas
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1 4
4 Mobilitas
Bergerak Bebas 4
Sedikit bebas 3
Sangat terbatas 2
Tidak bisa bergerak 1 4
5 Inkontinensia
Tidak mengalami 4
Kadang Kadang 3
Sering inkontinensia urin 2
Inkontinensia alvi dan urin 1 4
TOTAL 20
Analisis Hasil
16 - 20 = Kecil sekali/ tak terjadi resiko dekubitus
12 - 15 = Kemungkinan kecil terjadi resiko dekubitus
< 12 = Kemungkinan besar terjadi

Anda mungkin juga menyukai