Anda di halaman 1dari 4

DEMENSIA

No. Dokumen : /SOP/SMI/69


SOP No. Revisi : 00
TanggalTerbit : 10/04/2016
Halaman : 1/3
drg. Suhendro Rusli
PUSKESMAS NIP 19611230 198903 1 007
SUKABUMI

1. PENGERTIAN 1. Demensia adalah sindrom akibat penyakit otak yang bersifat kronik
progresif, ditandai dengan kemunduran fungsi kognitif multiple, termasuk
dayaingat (memori), daya pikir, daya tangkap (komprehensi), kemampuan
belajar, orientasi, kalkulasi, visuospasial, bahasa dan daya nilai.
2. Klasifikasi Demensia berdasarkan penyebab
1. Demensia pada penyakit Alzheimer
2. Demensia Vaskular (Demensia multiinfark)
3. Demensia pada penyakit Pick (Sapi Gila)
4. Demensia pada penyakit Creufield-Jacob
5. Demensia pada penyakit Huntington
6. Demensia pada penyakit Parkinson
7. Demensia pada penyakit HIV/AIDS
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan demensia di Puskesmas
Sukabumi
3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas Sukabumi No. 46/KAPUS/2016 tentang
layanan klinis
4. REFERENSI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. LANGKAH- 1. Anamnesa
LANGKAH 1.1 Menanyakan apakah ada gangguan daya ingat
1.2 Menanyakan apakah mudah lupa terhadap kejadian yang baru dialami dan
kesulitan mempelajari informasi baru
1.3 Menanyakan apakah ada riwayat pada keluarga berupa adanya penyakit
Alzheimer, serebrovaskular (hipertensi, penyakit jantung) atau diabetes
melitus
2 Pemeriksaan Klinis
2.1 Kesadaran sensorium baik
2.2 Penurunan daya ingat yang bersifat kronik dan progresif. Gangguan fungsi
otak terutama berupa gangguan fungsi memori dan bahasa, seperti afasia,
aphrasia, serta adanya kemunduran fungsi kognitif eksekutif.
2.3 Pemeriksaan klinis dilakukan untuk menyingkirkan adanya gangguan
neurologik atau penyakit sistemik
3 Pemeriksaan Penunjang
3.1 Dilakukan pemeriksaan laboratorium dilakukan jika ada kecurigaan
adanya kondisi medis yang menimbulkan dan memper berat gejala.
Dapat dilakukan Mini Mental State Examination (MMSE)
4 Diagnosis
4.1 Kriteria Diagnosis
4.1.1 Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang
sampai mengganggu kegiatan harian seseorang
4.1.2 Tidak ada gangguan kesadaran
4.1.3 Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit enam bulan
4.2 Klasifikasi
4.2.1 Demensia pada penyakit Alzheimer
4.2.2 Demensia Vaskular (Demensia multiinfark)
4.2.3 Demensia pada penyakit Pick (Sapi Gila)
4.2.4 Demensia pada penyakit Creufield-Jacob
4.2.5 Demensia pada penyakit Huntington
4.2.6 Demensia pada penyakit Parkinson
4.2.7 Demensia pada penyait HIV/AIDS
5 Diagnosis Banding
5.1 Delirium
5.2 Depresi
5.3 Gangguan Buatan
5.4 Skizofrenia
6 Terapi
6.1 Terapi Non farmakologi
6.1.1 Modifikasi faktor resiko yaitu kontrol penyakit fisik, lakukan
aktifitas fisik sederhana seperti senam otak, stimulasi kognitif
dengan permintaan, kuis, mengisi teka-teki silang, bermain catur.
6.1.2 Modifikasi lingkungan sekitar agar lebih nyaman dan aman bagi
pasien.
6.1.3 Rencanakan aktivitas hidup sehari-hari (mandi, makan, dan lain-
lain) untuk mengoptimalkan aktivitas independen, meningkatkan
fungsi, membantu adaptasi dan mengembangkan keterampilan,
serta meminimalisasi kebutuhan akan bantuan.
6.1.4 Ajarkan kepada keluarga agar dapat membantu mengenal barang
milik pribadinya, mengenal waktu dengan menggunakan jam besar,
kalender harian, dapat menyebutkan namanya dan anggota keluarga
terdekat, mengenal lingkungan sekitar, beri pujian jika dapat
menjawab dengan benar, bicara dengan kalimat sederhana dan jelas
(satu atau dua tahap saja), bila perlu gunakan isyarat atau sentuhan
lembut.
6.2 Terapi farmakologi
6.2.1 Pemberian inhibitor asetilkolinesterase (seperti: donepzil,
galantamine dan rivastigmine) atau memantine tidak rutin untuk
semua kasus demensia. Pertimbangan pemberiannya hanya pada
kondisi yang memungkinkan diagnosis spesifik penyakit Alzheimer
ditegakkan dan tersedia dukungan serta supervisi adekuat oleh
spesialis serta pemantauan efek samping oleh pelaku rawat.
6.2.2 Bila pasien berperilaku agresif, dapat diberikan antipsikotik dosis
rendah, seperti Haloperidol 0,5 – 1 mg/hari.
6.3 Pasien dirujuk untuk konfirmasi diagnosis dan penatalaksanaan lanjutan,
serta apabila pasien menunjukkan gejala agresifitas dan membahayakan
dirinya atau orang lain.
6. DIAGRAM ALIR
Pasien datang
Petugas terima
dengan
pasien gejala
dengan RM
demensia

Pemeriksaan lab dan MMSE


untuk mencari kondisi medis
1 Anamnesa
yang memperparah gejala
2 Pemeriksaan fisik
dan mengetahui tingkat
keparahan

Diagnosis Demensia?
ya
tidak
Diagnosis Lain Klasifikasi?
1. Delirium
2. Depresi
Demensia pada penyakit Demensia pada penyakit
3. Gsnggatan Buatan Alzheimer Lainnya
4. Skizofreni

Terapi Terapi
1. Nonfarmakologi 1. Nonfarmakologi
2. Farmakologi
a. Inhibitor
Asetilkolinesterase
atau memantin

Agitasii?

ya

Terapi tidak
1. Anti psikotik dosis
rendah ( Haloperidol
0,5- 1 mg/hari)

RUJUK
Untuk peegakan diagnosis dann
terapi lanjut
7. UNIT TERKAIT Rawat Jalan ( poli umum, poli geriatri )

Anda mungkin juga menyukai