Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

SEORANG WANITA USIA 71 TAHUN DENGAN EFUSI PLEURA, GAGAL


JANTUNG KRONIS DAN DIABETES MELITUS TIPE 2

PENYUSUN

Agung Cuby Hantoro, S. Ked J510215355

PEMBIMBING

dr.Antary Desvi Dania, Sp.PD

PRODI PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Judul : Seorang Wanita Usia 71 Tahun dengan Efusi Pleura,
Gagal Jantung Kronis dan Diabetes Melitus Tipe 2
Penyusun : Agung Cuby Hantoro, S.Ked J510215355
Pembimbing : dr.Antary Desvi Dania, Sp.PD

Surakarta, 30 Juli 2022


Penyusun

Agung Cuby Hantoro, S.Ked


Menyetujui
Pembimbing

dr. Antary Desvi Dania, Sp.PD

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

1
SEORANG WANITA USIA 56 TAHUN DENGAN EFUSI PLEURA DEXTRA,
GAGAL JANTUNG KRONIS DAN DIABETES MELITUS TIPE 2
A 71 YEARS WOMEN WITH MASSIVE RIGHT PLEURAL EFFUSION
ET CAUSA SUSPECT MALIGNANT: A CASE REPORT
Agung Cuby Hantoro*
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Surakarta

ABSTRAK
Efusi pleura adalah adanya akumulasi cairan patologis di ruang pleura. Ruang pleura terdapat di
antara pleura parietalis pada sisi dinding toraks dan pleura visceralis yang menyelimuti organ paru, pada
kondisi normal terdapat 10 hingga 20 mililiter cairan yang berfungsi sebagai lubrikan di antara dua
permukaan ini. Gejala klinis berupa sesak napas, batuk, dan kadang - kadang nyeri dada yang tajam
namun tidak menjalar.

Pada gambaran radiologi ditemukan gambaran sudut kostofrenikus tumpul,radio opaq dan meniscus
sign. Dilaporkan kasus seorang wanita berusia 71 tahun dengan sesak, sesak di rasakan sudah 1,5 bulan
terakhir, pasien juga mengeluh batuk tidak di sertai dahak, lemas, dan keringat malam, pasien mengalami
penurunan berat badan lebih kurang 10kg dalam 1,5 bulan terakhir, pasien juga mengeluhkan muntah.
Pasien menyangkal adanya demam, nyeri perut, diare, Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pengembangan
dada kanan tertinggal dari dada kiri, fremitus kanan menurun disbanding dada kiri, pada pemeriksaan
perkusi terdengar suara redup pada dada kanan dan sonor pada dada kiri, terdengar suara vaskuler yang
menurun pada lapang paru kanan di banding kiri, di dapatkan suara tambahan yaitu ronki pada kedua
lapang paru, dan gambaran radiologis didapatkan trachea terdorong ke arah kiri, coracan vaskuler kasar,
hemithoraks kanan suram, diafragma dan sinus kanan suram. Tujuan utama pengobatan untuk
menghilangkan cairan, mencegah cairan dari reakumulasi, mengobati penyebab dari penumpukan cairan.
Edukasi dan tatalaksana sesuai pedoman adalah kunci keberhasian manajemen penyakit.
Kata Kunci: Efusi Pleura, diagnosis Efusi Pleura, tatalaksana bronkiektasis

ABSTRACT

Pleural effusion is the accumulation of pathological fluid in the pleural space. The pleural space is
located between the parietal pleura on the side of the thoracic wall and the visceral pleura which
surrounds the lung organs, under normal conditions there are 10 until 20 milliliters of fluid which
functions as a lubricant between the two surfaces. Clinical symptoms include shortness of breath,
coughing, and sometimes chest pain that is sharp but does not spread. On radiological images found a
blunt costophrenic angle, radio opaq and meniscus sign. Reported the case of a 71 year old women who
complained of shortness of breath,this symptom have been felt by patient for 1,5 month, patient also
complained about coughing without sputum for this 1,5 month, malaise, and sweating at night. Patient also
lost her weight10 kilos in this past 1,5 month, patient also complained vomit. The patient denies the
presence of fever, stomach ache, and diarrhea. On physical examination, found that the movement of right
chest slower than the left chest, fremitus of right chest also decrease than the left chest, on the percussion
also sound dull on the right chest than the left chest, there was a vascular sound that sounded lower in the
right lung than the left lung field, there are additional sound which is rhonki that sounded on both lung
field, and radiological images showed that the trachea was pushed to left side of the lung, the pulmo had
rough vascular streaks, no infiltrates, right hemithorax were gloomy, diaphragma and right sinus were
gloomy. The main goals of treatment are to remove fluids, prevent fluid from reaccumulating, and treat the
causes of fluid buildup. Education and management according to the guidelines are the key to successful
disease and management.
Keywords: Pleural Effusion, Pleural Effusion Diagnosis, Pleural Effusion Treatment
PENDAHULUAN cairan, protein, sel, dan komponen serum lainnya

Efusi pleura adalah adanya akumulasi Penyebab yang paling sering terjadi, yaitu

cairan patologis di ruang pleura. Ruang pleura pnemonia, malignansi, dan pulmonary embolism,

terdapat di antara pelura parietalis pada sisi infeksi virus, dan tuberculosis (Dwianggita,

dinding toraks dan pleura visceralis yang 2016).

menyelimuti organ paru, pada kondisi normal Infeksi pleura meningkatkan morbiditas dan

terdapat beberapa mililiter cairan yang berfungsi mortalitas infeksi paru, dengan angka mortalitas

sebagai lubrikan diantara dua permukaan pada orang dewasa mencapai 20% (Rosenstengel

(Marhana, dr., Sp P(K), FCCP, FISR, FAPSR, dan Lee, 2012). Insidensinya secara

2019). internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang

Efusi pleura merupakan akumulasi cairan dalam 1 juta populasi tiap tahun. Efusi pleura

abnormal pada rongga pleura yang disebabkan merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit

oleh produksi berlebihan cairan ataupun lain, jarang merupakan penyakit primer, secara

berkurangnya absorpsi. Efusi pleura merupakan normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil

manifestasi penyakit pada pleura yang paling cairan (5-15 mL) berfungsi sebagai pelumas

sering dengan etiologi yang bermacam-macam yang memungkinkan permukaan pleura bergerak

mulai dari kardiopulmoner, inflamasi, hingga tanpa adanya friksi.

keganasan yang harus segera dievaluasi dan Di Amerika Serikat, 1,5 juta kasus efusi

diterapi (Efeni, abu 2016). pleura terjadi tiap tahunnya. Sementara pada

Ada dua tipe penyebab utama dari efusi populasi umum secara internasional,

pleura, yaitu efusi pleura transudatif dan diperkirakan tiap 1 juta orang, 3000 orang

eksudatif. Efusi pleura transudatif disebabkan terdiagnosa efusi pleura. Di negara-negara barat,

oleh beberapa kombinasi dari peningkatan efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal

tekanan hidrostatik atau berkurangnya tekanan jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan

onkotik kapiler; misalnya gagal jantung, sirosis, pneumonia bakteri, sementara di negara-negara

dan sindrom nefrotik. Efusi pleura eksudatif yang sedang berkembang, seperti Indonesia,

disebabkan oleh proses lokal yang lazim diakibatkan oleh infeksi tuberkulosis. Di

mengakibatkan perubahan pada pembentukan Indonesia, belum ada data nasional yang

dan penyerapan cairan pleura, peningkatan menggambarkan berapa banyak prevalensi efusi

permeabilitas kapiler menyebabkan eksudasi pleura. Namun, beberapa studi telah dilakukan
oleh beberapa rumah sakit. Hasil yang didapat tahun, datang ke IGD RSUP Surakarta pada

dari catatan medis di RS Dokter Kariadi tanggal 10 Mei 2022. Saat ini pasien

Semarang jumlah prevalensi penderita efusi mengeluhkan sesak napas. dengan keluhan

pleura untuk wanita 66,7.% dan lakilaki 33,3%. sesak, sesak di rasakan sudah 1,5 bulan

Dan studi lain di RSUP H. Adam Malik Medan terakhir, pasien juga mengeluh batuk tidak di

pada tahun 2011 dengan 136 kasus menunjukan sertai dahak, lemas, dan keringat malam,

prevalensi wanita 34,6% dan laki-laki 65,4% pasien mengalami penurunan berat badan lebih

(Jamaluddin et al, 2015). kurang 10kg dalam 1,5 bulan terakhir, pasien

Identifikasi efusi pleura umumnya juga mengeluhkan muntah. Sebelumnya pasien

dilakukan dengan menemukan gejala yang sudah pernah di rawat di RSUP tanggal 26

dirasakan oleh pasien. Gejala yang timbul pada maret – 1 April 2022 karena terkonfirmasi

pasien dirasakan karena adanya proses-proses covid, pasien memiliki riwayat pungsi pleura

seperti respon inflamasi pada pleura, resktriksi sebelumnya sebanyak 1200cc, seharusnya

mekanis pulmonal, atau adanya gangguan dalam control paru pada tanggal 17 April tapi tidak

pertukaran gas. Efusi yang sedikit dapat tidak datang. Pasien sudah mendapatkan dosis

menunjukkan gejala apapun (asimptomatik). vaksin covid 2x.

Seiring bertambahnya jumlah efusi, gejala Riwayat hipertensi tidak diakui.

seperti dispneu, trepopnea (dispneu posisional Riwayat keluhan serupa pada keluarga

dimana dispneu dirasakan saat berbaring pada disangkal. Riwayat merokok disangkal, tetapi

salah satu sisi), nyeri dada, atau batuk. pasien sering terpapar asap dan debu pada

Beratnya gejala dispneu kadang tidak kesehariannya.

berhubungan dengan ukuran efusi pleura. Pasien Pada pemeriksaan, di dapatkan

keadaan umum pasien sedang, kesadaran


dengan efusi pleura akibat gangguan pada paru
compos mentis, berat badan 35kg, dan
(misal, chronic obstructive pulmonary disease,
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
limfangitis karsinomatosa, dan emboli
pasien yaitu tekanan darah 95/57 mmHg,
pulmonal) dengan gambaran efusi yang sedikit
nadi 75x/menit, suhu 36,1 oC, SpO2 88%.
mungkin mengalami dispneu berat
Hasil pemeriksaan dari kepala
(Hayuningrum, 2020). hingga kaki :
LAPORAN KASUS Kepala : bentuk mesocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera
Seorang pasien wanita berusia 71
ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : sekret (-), napas cuping
hidung (-)
Mulut : oral trush (-)
Lidah : leukoplakia (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar,
peningkatan JVP (-)
Abdomen : dinding abdomen lebih
rendah dari dinding dada, peristaltic (+), hepar
dan lien tidak teraba
Ekstremitas : oedem tangan (-/-),
oedem kaki (-/-), akral dingin (-/-)
Jantung : bunyi jantung I dan II Dilakukan juga pemeriksaan USG
regular, bising (-), batas jantung normal,
thorax dan di dapatkan gambaran anechoic
murmur (-), gallop (-)
Thoraks : dinding dada mengembang massive di atas diafragma kanan dan tak

secara simetris, tidak didapatkan retraksi tampak gambaran massa.


dinding dada.
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan
tertinggal dari dada kiri, barrel chest (-)
Palpasi : fremitus dada kanan menurun
di banding dada kiri
Perkusi : di dapatkan suara redup pada
dada kanan dan sonor pada dada kiri
Auskultasi : di dapatkan suara dasar
vesikuler menurun pada dada kanan dan
normal pada dada kiri, di dapatkan juga suara
ronki basah kasar pada kedua lapang paru, dan
tidak didapatkan adanya suara wheezing.
Pasien sudah melakukan proof pungsi
dan di dapatkan cairan berwarna coklat
kemerahan.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan

penunjang berupa pemeriksaan radiologi

berupa foto rontgen thorax dan ditemukan

adanya trachea yang terdorong ke kiri, corakan

vasculer kasar, hemithoraks kanan suram dan Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

diafragma dan sinus kanan suram. fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sudah
dilakukan, didapatkan diagnosis berupa efusi pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis
dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
pleura massive dextra et causa suspect
Menempel kuat pada jaringan paru
keganasan . Dengan planning terhadap pasien
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan
dilakukannya pungsi pleura dan sitologi, tes pleura (Amin, et al., 2019).
2. Pleura Parietalis
cepat molekuler dan CT-Scan.

Pasien selanjutnya menerima terapi Cairan pleura diproduksi utama oleh pleura

berupa NRM 10lpm, infus ringer laktat 16 parietal dan direabsorbsi melalui limfatik pleura

tpm, injeksi methylprednisolone 62,5mg/12 melalui stomata yang ada di pleura parietal. Pada

jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12jam, dan manusia sehat, kavitas pleural umumnya berisi

injeksi NAC 1200/12 jam. kira-kira 0.3 mL/kg cairan atau 10-20 mL dengan

DISKUSI konsentrasi protein yang rendah (Hayuningrum,


Kasus ini menggambarkan keadaan klinis
2020).
pasien efusi pleura dextra massive yang
Ada dua tipe penyebab utama dari efusi
dicurigai disebabkan oleh Keganasan. Diagnosis
pleura, yaitu efusi pleura transudatif dan
efusi pleura harus ditegakkan dengan bukti
eksudatif. Efusi pleura transudatif disebabkan
pemeriksaan standar yang akurat untuk
oleh beberapa kombinasi dari peningkatan
tatalaksana kasus yang lebih optimal.
tekanan hidrostatik atau berkurangnya tekanan
Pleura adalah membran tipis terdiri dari
onkotik kapiler; misalnya gagal jantung, sirosis,
2 lapisan yaitu pleura visceralis dan parietalis.
Dalam keadaan normal, pleura berisikan lapisan dan sindrom nefrotik. Efusi pleura eksudatif
cairan yang sangat tipis. Membran serosa yang disebabkan oleh proses lokal yang
membungkus parekim paru disebut pleura
viseralis, sedangkan membran serosa yang
melapisi dinding thorak, diafragma, dan
mediastinum disebut pleura parietalis. Rongga
pleura terletak antara paru dan dinding thoraks.
Rongga pleura dengan lapisan cairan yang tipis
ini berfungsi sebagai pelumas antara kedua
pleura. Kedua lapisan pleura ini bersatu pada
mengakibatkan perubahan pada pembentukan
hillus paru (Amin, et al., 2019). Dalam hal ini,
terdapat perbedaan antara pleura viseralis dan dan penyerapan cairan pleura; peningkatan
parietalis, diantaranya :
permeabilitas kapiler menyebabkan eksudasi
1. Pleura Viseralis
cairan, protein, sel, dan komponen serum lainnya
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial
subpleura yang banyak mengandung Penyebab yang paling sering terjadi, yaitu
pnemonia, malignansi, dan pulmonary menghilang segera setelah efusi pleura muncul.

embolism, infeksi virus, dan tuberculosis Beberapa pasien menggambarkan sensasi nyeri

(Dwianggita, 2016). yang menyebar dan nyeri di dada terutama jika

proses patologis secara langsung melibatkan


Berdasarkan analisa cairan pleura, efusi
pleura parietal, misalnya, dalam kasus empiema
pleura dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
efusi pleura transudat dan eksudat. pleura, tumor ganas primer, atau karsinomatosis
(Simanjuntak, 2014)
pleura. Efusi pleura dalam situasi ini biasanya
a. Efusi pleura transudat
merupakan tipe eksudatif (Jany & Welte, 2019).
Transudat merupakan hasil dari
Gejala efusi pleura yang paling umum
ketidakseimbangan tekanan
adalah dispnea. Tingkat keparahan dispnea hanya
hidrostatik dan tekanan onkotik, dan
berkorelasi longgar dengan ukuran efusi. Efusi
biasanya terdapat pada kondisi-
pleura yang besar menempati ruang di dada yang
kondisi klinis seperti gagal jantung
biasanya di isi oleh parenkim paru dan dengan
dan sirosis
demikian berhubungan dengan penurunan semua
b. Efusi pleura eksudat
volume paru. Volume paru-paru juga tidak
Efusi eksudat terbentuk dengan
segera berubah ketika efusi pleura (bahkan yang
adanya perubahan factor lokal yang
besar) dikeringkan. Perbaikan klinis dispnea
mempengaruhi akumulasi cairan
yang cepat setelah efusi pleura dikeringkan
pleura. Seperti karena pneumonia,
mungkin mencerminkan transisi ke kurva
keganasan, tromboembolisme.
tegangan panjang yang lebih baik dari otot
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pernapasan, terutama diafragma. Beberapa
temuan klinis dan hasil pemeriksaan
pasien mengeluhkan batuk kering, yang dapat
penunjang. Gejala paling umum yang timbul
dijelaskan sebagai manifestasi dari peradangan
dari respons inflamasi pleura adalah nyeri
pleura atau kompresi paru-paru akibat efusi yang
pleuritik, yang dimediasi oleh pleura parietal
besar. Efusi pleura juga dapat mengganggu
(pleura viseral tidak mengandung nosiseptor
kualitas tidur (Jany & Welte, 2019).
atau serabut saraf nosiseptif). Nyeri biasanya
Manifestasi klinis efusi pleura tergantung
dirasakan di daerah kelainan patologis, dan
kepada penyakit yang mendasarinya.
sering dikaitkan dengan siklus pernapasan.
Pemeriksaan fisik bisa normal jika jumlah cairan
Nyeri pleuritik lokal seperti itu membaik atau
kurang dari 300 mL. Selanjutnya, jika fungsi
pernapasan dan pengembangan paru dan dinding dekubitus (Djojodibroto, Sp. P, FCCP, 2016).

dada masih normal biasanya jarang Tanda awal efusi pleura yaitu pada foto

menimbulkan hipoksemia yang signifikan. Hal toraks postero anterior posisi tegak maka akan

ini disebabkan oleh penurunan ventilasi dan dijumpai gambaran sudut kostofrenikus yang

perfusi di saat yang bersamaan di paru yang tumpul baik dilihat dari depan maupun dari

mengalami kompresi.( Surjanto E, 2014). samping. Dengan jumlah yang besar, cairan yang

Pemeriksaan fisik pada efusi pleura dapat mengalir bebas akan menampakkan gambaran

ditemukan beberapa kelainan antara lain pada meniscus sign dari foto torakspostero anterior.

isnpeksi pergerakan dada tertinggal, perkusi (Rita khairani,2012)

redup, palpasi fremitus menurun, auskultasi

siara napas melemah, egofoni, dan pleural

friction rub (Hayuningrum, 2020).

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis

Pemeriksaan radiologi foto thorak berguna efusi pleura adalah Ultrasound Thorax.

sebagai skrining awal. Kelainan pada foto rontgen Ultrasonografi merupakan modalitas diagnostik
PA baru akan terlihat jika akumulasi cairan pleura
yang berguna untuk mencari gambaran efusi
telah mencapai 300 ml. Jika cairan pleura terus
pleura dengan volume kecil atau pocketed,
bertambah banyak, cairan akan menuju sinus
mengidentifikasi massa di pleura, dan sebagai
kostofrenikus posterior dan ke lateral, dan akhirnya
panduan untuk biopsi pleura, dan puncture.
ke anterior. Jika cairan masih terus bertambah, cairan
Gambaran khas dari efusi pleura adalah lapisan
akan menuju ke atas, yaitu ke daerah paru yang
hipo sampai anechoic antara pleura visceral dan
cekung, dan menguncup ke atas. Diafragma dan

sinus kostofrenikus akan tidak terlihat jika cairan pleura parietal. (Marhana, dr., Sp P(K), FCCP,

mencapai 1000 ml. Jika pada foto PA efusi pleura FISR, FAPSR, 2019).

tampak tidak jelas, dapat dilakukan foto lateral Analisis Cairan pleura menggunakan
kriteria light’s kemudian di kategorikan menjadi menyebabkan akumulasi cairan di

efusi pleura transudat atau eksudat. rongga pleura berkurang, sehingga

Berdasarkan kriteria Light, dikatakan efusi mengurangi keluhan sesak nafas.

pleura eksudat jika memenuhi satu atau lebih c. Chest tube : Prosedur pemasangan

kriteria berikut : selang khusus pada rongga pleura

I. Rasio kadar protein cairan melalui sayatan kecil di dada, selang


pleura/kadar protein serum ini dihubungkan dengan sebuah
lebih besar dari 0,5
mesin untuk mengeluarkan cairan
II. Rasio kadar LDH cairan pl
dari pleura
eura/kadar LDH serum leb
ih besar dari 0,6 KESIMPULAN
Kasus ini menggambarkan pasien dengan
III. Kadar LDH cairan pleura l
penyakit efusi pleura yang di perkirakan
ebih besar dari dua pertiga
dari batas atas normal LD disebabkan oleh keganasan. Kasus ini

H serum.(Marhana, dr., Sp menekankan pada pentingnya penegakan


P(K), FCCP, FISR, FAPSR,
diagnosis dan pengobatan optimal pada pasien
2019).
efusi pleura agat ridak terjadi gejala yang lebih
Terapi pada efusi pleura bertujuan untuk
parah. Efusi pleura adalah adanya akumulasi
menghilangkan cairan, mencegah cairan
cairan patologis di ruang pleura. Ruang pleura
reakumulasi, dan mengobati penyebab dari
terdapat di antara pelura parietalis pada sisi
penumpukan cairan. Beberapa jenis terapi untuk
dinding toraks dan pleura visceralis yang
efusi pleura diantaranya (Marhana, dr., Sp P(K),
menyelimuti organ paru, pada kondisi normal
FCCP, FISR, FAPSR, 2019):
terdapat beberapa mililiter cairan yang berfungsi
a. Mengobati penyakit yang
sebagai lubrikan diantara dua permukaan
mendasari
Penyakit ini dapat mengakibatkan gangguan
b. Torasentesis : terapi torasentesis
respirasi seperti batuk lama, nyeri dada yang
dapat dilakukan jika jumlah cairan
tidak menjalar, sesak napas, dan menganggu
berjumlah banyak dan
tidur. Untuk mendiagnosisefusi pleura,
menyebabkan peningkatan tekanan
diperlukan pemeriksaan penunjang seperti
dada, sesak nafas, atau masalah
radiologi, Ultrasound Thorax, dan analisa cairan.
pernafasan lainnya. Dengan
Tatalaksana pasien befusi pleura perlu
melakukan torasentesis
memperhatikan penyebab dan gejala yang
menyertai. Edukasi pasien dan tatalaksana

sesuai pedoman efusi pleura adalah kunci

keberhasilan manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Efeni. 2016. Gambaran Penderita Efusi


Pleura di Bangsal Paru RS Dr. M.
Djamil Periode 20012-2017.
Amin, M., K, W., Hasan, H. & Marhana, I. a.,
2019. Buku Ajar Paru. Surabaya:
UNAIR.
Djojodibroto, Sp. P, FCCP, D. D. (2016). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Dwianggita, P. (2016). Etiologi Efusi Pleura pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah, Denpasar, Bali. Directory Of Open Acces Journals, 57 - 66.
Hayuningrum, D. F. (2020). Diagnosis Efusi Pleura . Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 529 - 536.
Jamaluddin, Kumar Rakesh, Mehdi MD, and Alam F. 2015. Study etiological and clinical profile of
pleural effusion in a teritary care hospital in Kosi region of Bihar. Journal of Evidence based
Medicine and Healthcare. Vol.2. Issue 47: 8330-8334
Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural effusion in Adults - Etiology, Diagnosis, and Treatment.
Deutsches Arzeteblatt International, 377 - 385.
Marhana, dr., Sp P(K), FCCP, FISR, FAPSR, I. A. (2019). Efusi Pleura . Surabaya: Universitas
Airlangga.
Simanjuntak, ES. 2014. Efusi pleura kanan yang
disebabkan oleh carsinoma mammae
dextra metastase ke paru. Medula. Vol.
2.
Surjanto E, Sutanto YS, Aphridasari J, dan
Leonardo. 2014. Penyebab efusi pleura
pada pasien rawat inap di rumah sakit.
Jurnal Respirologi Indonesia. 34: 102-
108

Khairani Rita, Syahruddin Elisna, Partakusuma


LG. 2012. Karakteristik efusi pleura di
rumah sakit persahabatan. Jurnal
Respirologi Indonesia. Vol. 32. No. 3:
155-160.

Anda mungkin juga menyukai