Anda di halaman 1dari 18

The NOTA Study (Non Operative Treatment for Acute

Appendicitis) Prospective Study on the Efcacy and


Safety of Antibiotics (Amoxicillin and Clavulanic Acid)
for Treating Patients With Right Lower Quadrant
Abdominal Pain and Long-Term Follow-up of
Conservatively Treated Suspected Appendicitis
Salomone Di Saverio, MD, Andrea Sibilio, MD, Eleonora Giorgini, MD,
Andrea Biscardi, MD, Silvia Villani, MD, Federico Coccolini, MD, Nazareno
Smerieri, MD, Michele Pisano, MD, Luca Ansaloni, MD, Massimo Sartelli,
Fausto Catena, MD, PhD, FRCS, and Gregorio Tugnoli, MD
Oleh :
Putu Ratna Rosalina

Pembimbing :
dr. Alders Nitbani, Sp.B

Smf Ilmu Bedah


Rsud Prof. W.Z Johannes
2016
PENDAHULUAN

Appendisits akut adalah kasus umum yang perlu segera ditangani dalam
praktek bedah umum.
Komplikasi bisa menjadi lebih parah termasuk perforasi dan peritonitis secara
umum.
Appendektomi merupakan pengobatan utama, dengan kejadian untuk terjadi
komplikasi lebih rendah.
15% sampai 30% kasus yang direseksi ditemukan appendix terbebas dari
penyakit.
Appendektomi memeliki hubungan erat dengan komplikasi jangka panjang
dan jangka pendek, sehingga memungkinkan untuk penyelidikan lebih lanjut
mengenai terapi konservatif.
Manajemen non operatif pada usus buntu memiliki implikasi yang lebih aman
dari pada tindakan operatif.
Penundaan tindakan operasi bisa meningkatkan risiko terjadinya appendisistis
perforasi dan peritonitis, tetapi tindakan operasi juga memiliki risiko seperti
risiko dari pembiusan, intra opratif dan post opratif, sehingga mungkin
dilakukan re-operasi.
Namun, MNO bisa menjadi pilihan alternatif yang murah dengan presentase
yang besar pada pasien, denga tanpa meningkatkan risiko, menurunkan waktu
rawat dan biaya rumah sakit baik di Negara maju maupun Negara
berkembang.
Masih banyak perdebatan dalam mempertimbangkan MNO dengan antibiotik
dan terapi pembedahan dalam beberapa kasus appendicitis, jika MNO dengan
antibiotic dipertimbangankan maka deperlukan pemeriksaan dan diagnosis
yang akurat dalam pemilihan penanganan yang sesuai.
METODE

Penlitian ini menggunakan penlitian obsevarsional, dengan desain single-


cohort, prospektif. Penlitian ini serupa dengan pedoman klinis yang
direkomendasikan oleh deklarsai Helsinki, serta mengikuti pedoman dari
STROBE untuk penelitian observasional (desain cohort, case-control, atau
cross sectional).
Protokolnya diterima pada November 2009 oleh Komisi Kaji Etik RS Maggiore,
dan juga sudah dimasukan dalam data base ClinicalTrials.gov, dan
diperlihatakan dalam format protocol.
PASIEN

Pasien yang digunakan ialah pasien yang masuk lewat IGD dengan nyeri fossa
illiaca bagian kanan dan suspek appensitis dengan yang didasarkan berbagai
pemeriksaan seperti: darah lengkap dan C-reactive protein. Pemriksaan nyeri
perut kanan bawah oleh konsultan ahli bedah tanpa memikirkan ke arah
appendicitis akut yang memerlukan tindakan operatif, dan menjalani
pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen dan CT-Scan abdomen yang
diminta oleh konsultan ahli bedah.
Pasien tidak segera membutuhkan pembedahan tapi ditangani dengan
pemberian amoxicillin dan clavunate dengan dosis 1 gr per oral 3 kali sehari
selama 5 sampai 7 hari.
TUJUAN PENELITIAN

Efek jangka pendek dari penanganan antibiotik: kegagalan dari terapi MNO
dengan terapi amoxicillin dan asam cluvanic selama 7 hari, didefinisikan sebagai
peninjauan kembali karena tidak ada perbaikan klinis dan /atau memberatnya
nyeri perut dan/ atau peritonitis terlokalisir/difus.
Efek jangka panjang dari penanganan antibiotik: efek terapi antibiotik untuk nyeri
perut kanan bawah yang dicurigai appendicitis didefinisiskan sebagai kejadian
kekambuhan gejala klinis dari appendicitis yang di follow-up selama 2 tahun (hari
ke-7, hari ke-15, bulan ke-6, 1 tahun, dan 2 tahun).
Efek jangka panjang dari penanganan antibiotik (tidak membutuhkan tindakan
opratif): efek terapi antibiotik untuk nyeri perut kanan bawah yang dicurigai
appendicitis didefinisiskan sebagai perkembangan tanpa dilakukan operasi yang di
follow-up selama 2 tahun (hari ke-7, hari ke-15, bulan ke-6, 1 tahun, dan 2
tahun).
Keamanan penaganan antibiotik: efek samping obat atau komplikasi dari
penanganan.
Pemeriksaan tambahan dengan mengidentifikasi klinis, laboratorium, dan
temuan radiologi untuk memprediksi kegagalan MNO dengan antibiotik
dan/atau kambuhnya appendicitis dan perlunya tindakan appendektomi yang
dilihat selama 2 tahun.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
STATISTIK

Data dimasukan dalam lembar kerja di Epi-Info dan dianalisis dengan SPSS 16
Odd rationya menggunakan Cofidence Interval 95%, dangan nilai p<0,05
KARAKTERISTIK PASIEN INKLUSI
HASIL
DISKUSI

Penelitian yang dilakukan Vardhan, dkk menyatakan bahwa penangan suspek


appendicitis dengan antibiotik tunggal keberhasilannya 68% dari 350 pasien
dengan risiko komplikasi yang didapat sekitar 15%.
Penelitian systematic yang dilakukan pada tahun 2011 keberhasilan
penanganan dengan antibiotik sebesar 73,4% sedangkan appendektomi
sebesar 97,4%.
Evaluasi klinis dengan menggunakan skor Alvarado dan skor AIR dalam
mendiagnosis appendicitis akut adalah salah satu jalan yang tepat dalam
menentukan penanganan yang sesuai.
Dari hasil penlitian ini didapat tingkat kekambuhan selama 1 tahun follow up
sebesar 12,8% dan 13,8% selama 2 Tahun, ini menujukan penaganan ini
menunjukkan kesempatan untuk menjadi lebih baik
Skor Alvarado mungkin memberikan bias pada penelitian ini terutama pada
wanita( sampel wanita 74% dari populasi), dikarenakan sering terjadinya
overprediction pada appendicitis.
Gambaran radiologi tidak bisa digunakan sebagai perbandingan yang baik
dalam mendiagnosis.
Rata-rata waktu rawat inap pada pasien dengan pengobatan antibiotik yaitu 4
hari sedang pada appendektomi yaitu 3 hari dengan nilai p=0,08.
KESIMPULAN

Hasil ini menunjukkan bahwa jika pasien benar ditangani dengan pilihan
pengobatan yang tepat, mulai dari evaluasi yang baik, terapi antibiotik untuk
suspek apendisitis akut akan aman dan efektif. Setelah 2 tahun masa tindak
lanjut, kekambuhan yang dicurigai apendisitis akut dengan MNO yang
menggunakan antibiotik lebih rendah dari 14% dan mungkin sangat aman dan
efektif bila dilanjutkan dengan pengobatan tersebut. MNO menjadi aman dan
hemat biaya berkaitan dengan singkatnya waktu cuti sakit (5,8 hari dalam
penelitian kami vs rata-rata cuti sakit setelah operasi usus buntu dari 10
hari). Mengurangi tingkat operatif dalam kondisi biasa berdampak tambahan
pada pemanfaatan sumberdaya manusia dan kamar operasi dan memiliki
dampak positif yang lebih lanjut pada biaya sosial dan perawatan kesehatan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai