Anda di halaman 1dari 67

Imunisasi

Dr.dr.Martira Maddeppungeng SpA(K)


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUH –RSUP Dr WahidinSudirohusodo
Sejarah vaksinasi
❑ E.Jenner (1796)
→Menginokulasi dari nanah cow pox (cacar
sapi) kepada pasien untuk mencegah cacar oleh
virus yang sejenis.
→Thn 1900, vaksin cacar, rabies, typhoid, kolera
dan pes.
→Thn 1979 ,Dunia bebas dari cacar
→Thn 1974, WHO Program Pengembangan
Imunisasi (PPI), Expanded Program
Immunization (EPI)
Tujuan Program Imunisasi

Pencegahan

Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit2 yg Dapat


Dicegah dg Imunisasi (PD3I)

1. Melindungi seseorang thdp peny. tertentu


(intermediate goal)
2. Menurunkan prevalensi penyakit (mengubah
epidemiologi penyakit)
3. Eradikasi, Eliminasi, Reduksi penyakit (final goal)

PD3I dlm Program Imunisasi:


Polio, Campak,Rubella, Hepatitis B,Tuberkulosis, Tetanus, Pertusis (Batuk Rejan),
Difteri, Pneumonia & Meningitis
Imunisasi adalah upaya kesehatan masyarakat
yang paling cost effective

Tahun
introduksi Perkembangan Imunisasi di Indonesia

1956 Imunisasi Cacar Eradikasi Cacar th 1980, imunisasi cacar stop


1973 Imunisasi BCG
1974 Imunisasi TT/Td WUS, Ibu Hamil Target Eliminasi TNM tahun 2016
1976 Imunisasi DPT
1977 Imunisasi merupakan upaya global (Expanded Program on Immunization)
1980 Imunisasi Polio Target Eradikasi Polio th 2020
1982 Imunisasi Campak Target Eliminasi Campak th 2020
1990 Indonesia mencapai UCI nasional
1997 Imunisasi Hepatitis B
2004 Introduksi vaksin DPT-HB
2007 Imunisasi DPT-HB secara nasional
2013 Introduksi vaksin DPT-HB-Hib
2014 Imunisasi DPT-HB-Hib secara nasional
2018/19 Vaksinasi MR
KITA SUDAH BERHASIL
Menghilangkan Penyakit Cacar ( Eradikasi)
25 A5 April 1974
Kasus Polio

KITA INGI KEMBALI SUKSESKASUSDAN


BERHASIL LUMPUH
POLIO
Sertifikasi Polio langkah awal,
menuju Eradikasi
CACAT
MENETAP

Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05
Eliminasi Campak-Kontrol Rubella
Herd protection / Imunitas populasi
95% vaccinated unvaccinated 70% vaccinated

Bila angka cakupan vaksinasi (misalnya 70%) kurang


dari batas perlindungan populasi (misalnya 95%)
masih dapat terjadi penyebaran infeksi dan KLB dalam
populasi karena terdapat reservoar di antara individu
yang tidak divaksinasi. 7
JADWAL IMUNISASI
JENIS DAN JADWAL IMUNISASI (PP no 12 tahun 2017)
Imunisasi Wajib Imunisasi Rutin Imunisasi Dasar

Imunisasi Lanjutan

Imunisasi Tambahan Backlog Fighting

Crash Program

PIN

Sub PIN
Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Catch up Campaign Campak

Imunisasi dalam KLB

Meningitis
Imunisasi Khusus Yellow Fever Rabies
Meningokokus

Imunisasi Pilihan Measles, Mumps, Rubella Tifoid Hepatitis A Pneumokokus

Varisella Influenza Rotavirus Japanese Enscephalitis Human Papilloma Virus


CATATAN:
Backlog fighting: melengkapi imunisasi dasar 3 tahun, pada desa tidak mencapai UCI (berturut-turut 2 tahun); Crash Program: wilayah yang memerlukan
intervensi cepat mencegah terjadinya KLB; PIN: kegiatan imunisasi serentak di suatu negara dalam waktu yang singkat; sub PIN: menyerupai PIN namun di
wilayah terbatas; Catch up campaign Campak: upaya memutuskan transmisi penularan campak pada anak usia sekolah dasar. Bayi yang telah mendapat
imunisasi dasar DPT-HB-Hib1,2,3 = T2; menyelesaikan imunisasi lanjutan DP-HB-Hib = T3; menyelesaikan DT dan Td sekolah dasar = T4 dan T5.
Imunisasi pada wanita subur diberikan pada saat antenatal, sebelum imunisasi dilakukan skrining imunisasi T, bila status lengkap (T5) dengan bukti, tidak
perlu diimunisasi.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.42 Th.2013
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017
Imunisasi booster

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.42 Th.2013

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017


Umur Jenis Imunisasi
< 24 jam Hepatitis B0

1 bulan BCG, OPV-1

2 bulan DPT-HB-Hib-1, OPV-2

3 bulan DPT-HB-Hib-2, OPV-3

4 bulan DPT-HB-Hib-3, OPV-4 dan IPV

9 bulan Campak / MR

18 bulan MR, DPT-HB-Hib

Kelas 1 MR, DT

Kelas 2 Td
Kelas 5 Td

Sumber: Petunjuk Teknis Introduksi MR, Kemenkes RI, 2017


Imunisasi
• Memberikan proteksi terhadap penyakit
infeksi spesifik (penyakit yang dapat
dicegah oleh imunisasi)
• Hak anak
• Orangtua, tenaga kesehatan menjamin
imunisasi tersedia untuk semua anak
Bagaimana Sistem Imun Bekerja ??

Sist Imunitas Mengenal


Benda Asing yang
Menghancurkan masuk dalam tubuh
(PATOGEN)
Bakteri, Virus
LIMFOSIT

PENYAKIT
❑Mekanisme tubuh manusia untuk melawan
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
mereka
→ memory cel mengenali benda asing yang
dan disimpan dalam ingatan
Reaksi Imunitas Primer
❑Benda asing masuk yang ke II ( patogen yang
sama )
→ memory cel sangat cepat dan efektif
merangsang sist imun untuk melawan
benda asing tersebut
→ merangsang sist kekebalan untuk melawan
antigen (mikro organisme ) menginfeksi
kembali → reaksi imunitas
Ada 2 cara mendapat KEKEBALAN

ALAMIAH KEKEBALAN VAKSINASI

Tidak sakit
Sakit
Komplikasi
Komplikasi
tak ada
Imunisasi
• Pasif

• Aktif
Imunisasi Pasif
• Imunitas pasif : mendapat antibodi
yang telah terbentuk
• Antibodi ibu ditransfer melalui plasenta
selama trimester ke3.
Contoh : tetanus toxoid pada ibu hamil
akan menurunkan kejadian tetanus
neonatorum
Imunisasi Pasif
• Immunoglobulin manusia untuk
perlindungan terhadap campak
• Imunoglobulin spesifik untuk
perlindungan terhadap tetanus,
diphtheria, hepatitis B, rabies.
(CMV, varicella)
Imunisasi Aktif
• Antigen yang diberikan akan
menimbulkan respon imun mirip
seperti infeksi alamiah
• Memori imunologis seumur hidup
• Perlindungan seumur hidup terhadap
penyakit
Imunisasi Aktif
Menggunakan:
• Seluruh organisme (hidup atau mati)
• Komponen organisme (vaksin subunit,
vaksin polisakarida)
• Modifikasi produk organisme infeksi
(vaksin toxoid)
• Manufaktur komponen organisms
(vaksin rekombinan)
Vaksin Ideal
• Memberikan perlindungan terhadap
penyakit infeksi
• Memberikan proteksi seumur hidup
• Tidak ada efek simpang
• Perlu diberikan hanya sekali
• Dapat diberikan secara kombinasi
Vaksin Ideal (2)
• Mudah pemberiannya dan tidak sakit
• Stabil dalam pelbagai kondisi
penyimpanan
• Punya masa penyimpanan yang
panjang
• Mudah dan murah untuk diproduksi
PPI

Program Pengembangan Imunisasi :


1. BCG
2. Hepatitis B
3. DTP
4. Hib
5. Polio(OPV;IPV)
6. Campak, Rubella (MR)
Bakteri Virus
• hidup : BCG • Hidup : OPV, campak,
varicella parotitis,
rubella, yellow fever
• Inaktif : difteri, pertusis,
tetanus,kolera,pneumo • Inaktif : infuenza, IPV
kokus, meningokokus, rabies, hepatitis A,
Hib, Thypoid Hepatitis B
Komponen yang ada dalam vaksin

VAKSIN
stabilizer

(antigen/mikro adjuvant
organisme) antibiotik

Pengawet
Kuman hidup Kuman mati
❑ Respon imun MO hidup ❑ Tidak selalu merangsang
memberikan rangsangan Ag respon imun pada pemberian I
secara terus menerus, ❑ Respon tidak memberikan
❑ Memberi waktu yang cukup perlindungan jangka panjang,
untuk memproduksi memory sehingga memerlukan
cel beberapa dosis
❑ Dapat bereplikasi dalam sel ❑ Tidak berisiko merangsang
penjamu penyakit
❑ Respon imun sempurna ❑ Lebih aman dan stabil
❑ Merangsang timbulnya
penyakit
❑ Tidak stabil
JENIS VAKSIN
❑ Vaksin hidup (live attenuated)
- OPV
- Campak,rubella
- Rota virus
- Yellow fever
❑ Vaksin yang sudah dimatikan (inactivated)
- whole cell pertussis vaksin
- Inactivated polio virus
❑ Vaksin yg berisi subunit dari Ag ( vaksin yang sudah dimurnikan)
- Acelluler pertussis (aP)→ berbasis protein
- Haemophilus Influenzae type B (Hib)→ konyugasi
- Pneumococcae ( PCV 7; PCV 10 ; PCV 13)→ konyugasi
- HepB ( Hep B)→ berbasis protein
- Meningitis meningokokus → polisakarida
❑ Vaksin yang berisi toksoid (toksoid yg sudah
diinaktivasi)
- Toksoid Tetanus
- Difteri Toksoid
❑Stabilizer → untuk menjamin stabilitas saat
disimpan : MgCl2 (OPV), Mg SO4 (Campak)
lactosa-sorbitol, sorbitol-gelatin

❑Ajuvan → merangsang pembentukan Ab


sehingga Ag dalam vaksin secara efektif.
garam alminium : abses , granuloma, jaringan
nekrotik, kista .
❑ Antibiotik → untuk mencegah terjadinya
kontaminasi dengan bakteri pada kultur sel
- MMR, IPV

❑ Bahan pengawet → vaksin multidosis untuk


mencegah pertumbuhan jamur/bakteri
- thiomersal, formaldehid.
BCG
BCG
• Bayi < 2 bulan
• Dosis : 0,05 ml IK / ID
• Deltoid kanan
• Jika > 2 bulan : tes Mantoux
• Jika tetap divaksin → monitoring Rx
akselerasi
• Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
• Dikembangkan vaksin TB baru
BCG
KIPI = VAER
• Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Vaccine
Adverse Events Report
• BCG → ulkus superfisial 3 minggu
Krusta → skar 4-8 mm

• Limfadenitis – BCG itis


• Disseminated BCG-itis : immunodefisien
berat
DPT
DTP
• Cegah dipteria, tetanus, pertusis
• Mengandung: Dipteria toxoid,
Tetanus toxoid,
Vaksin Pertusis :
- whole cell
- aselular
DTP

• DTP diberikan pada umur 2,3,4 / 2,4,6 bulan


• Booster pada umur 18-24 bulan dan 5 tahun
• Umur 10-12 th : vaksin Td (Tdap) yang perlu
booster tiap 10 tahun
DTP kombinasi
➢DTaP
➢DTwP + HepB→ quadrivalen
➢DTwP + HepB + Hib →pentavalen
➢DTwP + HepB + Hib + IPV →heksavalen
➢ DTaP + HepB + Hib → pentavalen
➢ DTaP + HepB + Hib + IPV → heksavalen
➢ DT, Td, Tdap
Ket. Huruf kapital = pediatric dose, huruf kecil = adult dose
❑ DT ❑ Booster > 5 tahun
❑ Imunisasi dasar jika belum DPT
belum pernah
❑ ORI minimal 2x interval 1 bulan

❑ Booster >7 tahun


❑ Td ❑ Imunisasi dasar jika belum
DPT/DT
❑ ORI minimal 2x interval 1 bulan

❑ Tdap ❑ Penambahan pertusis aseluler


remaja
❑ Usia 10-12 tahun
Kontraindikasi DTP
• Absolut:
1. Riwayat reaksi anafilaksis
2. Ensefalopati (penyakit saraf akut berat
dengan kejang lama dan/atau gangguan
kesadaran dan/atau gangguan neurologis
fokal )
Kontra indikasi DTP
•Specific precaution:
1. Riwayat hiperpirexia
2. Hypotonic hyporesponsiveness
dalam 48 jam
3.Menangis terus menerus > 3 jam
4.Riwayat kejang dalam 3 hari setelah
imunisasi
Kejadian ikutan vaksin DPT dalam 48 jam

Kejadian Frekuensi

Bengkak, Kemerahan, Nyeri 1 dalam 2-3 dosis

Demam, mengantuk 1 dalam 2-3 dosis

Menangis lama 1 dalam 200-300 dosis

Kejang 1 dalam 1750 dosis

encefalopati akut 1 dalam 100.000 dosis

Defisit neurologi permanen 1 dalam 300.000 dosis


Polio (OPV, IPV)
 Sidang Majelis Kesehatan Dunia/ World Health Assembly (2012) → pencapaian
eradikasi/bebas polio merupakan komitmen kesehatan masyarakat global
 Rencana Strategis 2013-2018 dan Inisiatif Pencapaian Eradikasi Polio Global → Memastikan
Cakupan Imunisasi Polio Yang Tinggi & Merata:

Penguatan Imunisasi Polio 2020 Dunia Bebas Polio


rutin dg cakupan >95% Mencapai cakupan imunisasi tinggi dan
merata
Juli 2016 Introduksi IPV

•4 April 2016 Penggantian tOPV


Menjadi bOPV

8 – 15 Maret 2016
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio,
target: anak usia 0-59 bulan
PENGGANTIAN
tOPV menjadi bOPV
4 APRIL 2016

(Tipe1,2,3) (Tipe 1 & 3)


penarikan
tipe 2

10

4/20/2020
Polio
• Cegah : poliomielitis
Flaccid paralysis (Lumpuh layu), nyeri
di punggung dan ekstremitas.
• Vaksin polio :
Vaksin virus hidup (Sabin) : oral
Vaksin virus mati (Salk) : parenteral
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017
Kontra indikasi Polio – OPV
• Suhu > 38,5º C
• Kortikosteroid, radiasi
• Keganasan
• Infeksi HIV or keluarga
• Saudara atau anggota keluarga yang
kontak dengan anak imunokompromais
PEMBERIAN IPV

 Suntikan, intramuskular (IM),


0.5 ml
 Bersamaan dengan
pemberian DPT-HB-Hib dan
OPV
 IPV : paha kiri
 Pentavalent (DPT-HB-Hib) :
paha kanan
Hepatitis B
Hepatitis B
• Cegah hepatitis B

Vaksin Hepatitis B :
• Vaksin derivat plasma
• Vaksin rekombinan
Hepatitis B
• HB-1 diberikan vaksin rekombinan HB
10 mcg intramuskular, dalam waktu 12
jam setelah lahir
• HB-2 diberikan umur 1 bulan dan HB3
pada umur 3-6 bulan
• Apabila pada pemeriksaan selanjutnya
diketahui ibu HbsAg-nya positif,
segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum
1 minggu)
Kontraindikasi Hepatitis B
• Tidak ada, kecuali hamil
Campak
Campak
• Live attenuated virus
• Umur 9 bulan
• Dosis 0.5 ml SK
• Indikasi kontra : demam tinggi,
immunosupresi, immunoglobulin atau
pemberian komponen blood
• Ulangan : umur 18 bulan, 7 tahun
Campak - KIPI
• Demam 5-15% pada hari 5-6 pasca
immunisasi, selama 2 hari
• Rash 5%, hari 7-10, selama 2-4 hari
• Ensefalitis and ensefalopati = 1 : 1 juta
dosis dalam 30 hari pasca imunisasi
Rute pemberian vaksin
Penyimpanan vaksin
• Semua pada suhu 0 – 8  C (WHO)
( Depkes 2-8  C )

• Kecuali : OPV
BCG
Campak
( beku : -15 s/d – 25  C )
Jadwal catch up ≥ 1 tahun, Remaja,Dewasa

• Lengkapi secara seri 3 dosis


• Belum pernah maka berikan seri 3 dosis
• Sesuaikan usia dengan jenis vaksin
• Dapat diberikan simultan dengan vaksin lain
dengan tempat yang berbeda
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

677
http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg

Anda mungkin juga menyukai