Pencegahan
Tahun
introduksi Perkembangan Imunisasi di Indonesia
Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05
Eliminasi Campak-Kontrol Rubella
Herd protection / Imunitas populasi
95% vaccinated unvaccinated 70% vaccinated
Imunisasi Lanjutan
Crash Program
PIN
Sub PIN
Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Catch up Campaign Campak
Meningitis
Imunisasi Khusus Yellow Fever Rabies
Meningokokus
9 bulan Campak / MR
Kelas 1 MR, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
PENYAKIT
❑Mekanisme tubuh manusia untuk melawan
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
mereka
→ memory cel mengenali benda asing yang
dan disimpan dalam ingatan
Reaksi Imunitas Primer
❑Benda asing masuk yang ke II ( patogen yang
sama )
→ memory cel sangat cepat dan efektif
merangsang sist imun untuk melawan
benda asing tersebut
→ merangsang sist kekebalan untuk melawan
antigen (mikro organisme ) menginfeksi
kembali → reaksi imunitas
Ada 2 cara mendapat KEKEBALAN
Tidak sakit
Sakit
Komplikasi
Komplikasi
tak ada
Imunisasi
• Pasif
• Aktif
Imunisasi Pasif
• Imunitas pasif : mendapat antibodi
yang telah terbentuk
• Antibodi ibu ditransfer melalui plasenta
selama trimester ke3.
Contoh : tetanus toxoid pada ibu hamil
akan menurunkan kejadian tetanus
neonatorum
Imunisasi Pasif
• Immunoglobulin manusia untuk
perlindungan terhadap campak
• Imunoglobulin spesifik untuk
perlindungan terhadap tetanus,
diphtheria, hepatitis B, rabies.
(CMV, varicella)
Imunisasi Aktif
• Antigen yang diberikan akan
menimbulkan respon imun mirip
seperti infeksi alamiah
• Memori imunologis seumur hidup
• Perlindungan seumur hidup terhadap
penyakit
Imunisasi Aktif
Menggunakan:
• Seluruh organisme (hidup atau mati)
• Komponen organisme (vaksin subunit,
vaksin polisakarida)
• Modifikasi produk organisme infeksi
(vaksin toxoid)
• Manufaktur komponen organisms
(vaksin rekombinan)
Vaksin Ideal
• Memberikan perlindungan terhadap
penyakit infeksi
• Memberikan proteksi seumur hidup
• Tidak ada efek simpang
• Perlu diberikan hanya sekali
• Dapat diberikan secara kombinasi
Vaksin Ideal (2)
• Mudah pemberiannya dan tidak sakit
• Stabil dalam pelbagai kondisi
penyimpanan
• Punya masa penyimpanan yang
panjang
• Mudah dan murah untuk diproduksi
PPI
VAKSIN
stabilizer
(antigen/mikro adjuvant
organisme) antibiotik
Pengawet
Kuman hidup Kuman mati
❑ Respon imun MO hidup ❑ Tidak selalu merangsang
memberikan rangsangan Ag respon imun pada pemberian I
secara terus menerus, ❑ Respon tidak memberikan
❑ Memberi waktu yang cukup perlindungan jangka panjang,
untuk memproduksi memory sehingga memerlukan
cel beberapa dosis
❑ Dapat bereplikasi dalam sel ❑ Tidak berisiko merangsang
penjamu penyakit
❑ Respon imun sempurna ❑ Lebih aman dan stabil
❑ Merangsang timbulnya
penyakit
❑ Tidak stabil
JENIS VAKSIN
❑ Vaksin hidup (live attenuated)
- OPV
- Campak,rubella
- Rota virus
- Yellow fever
❑ Vaksin yang sudah dimatikan (inactivated)
- whole cell pertussis vaksin
- Inactivated polio virus
❑ Vaksin yg berisi subunit dari Ag ( vaksin yang sudah dimurnikan)
- Acelluler pertussis (aP)→ berbasis protein
- Haemophilus Influenzae type B (Hib)→ konyugasi
- Pneumococcae ( PCV 7; PCV 10 ; PCV 13)→ konyugasi
- HepB ( Hep B)→ berbasis protein
- Meningitis meningokokus → polisakarida
❑ Vaksin yang berisi toksoid (toksoid yg sudah
diinaktivasi)
- Toksoid Tetanus
- Difteri Toksoid
❑Stabilizer → untuk menjamin stabilitas saat
disimpan : MgCl2 (OPV), Mg SO4 (Campak)
lactosa-sorbitol, sorbitol-gelatin
Kejadian Frekuensi
8 – 15 Maret 2016
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio,
target: anak usia 0-59 bulan
PENGGANTIAN
tOPV menjadi bOPV
4 APRIL 2016
10
4/20/2020
Polio
• Cegah : poliomielitis
Flaccid paralysis (Lumpuh layu), nyeri
di punggung dan ekstremitas.
• Vaksin polio :
Vaksin virus hidup (Sabin) : oral
Vaksin virus mati (Salk) : parenteral
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017
Kontra indikasi Polio – OPV
• Suhu > 38,5º C
• Kortikosteroid, radiasi
• Keganasan
• Infeksi HIV or keluarga
• Saudara atau anggota keluarga yang
kontak dengan anak imunokompromais
PEMBERIAN IPV
Vaksin Hepatitis B :
• Vaksin derivat plasma
• Vaksin rekombinan
Hepatitis B
• HB-1 diberikan vaksin rekombinan HB
10 mcg intramuskular, dalam waktu 12
jam setelah lahir
• HB-2 diberikan umur 1 bulan dan HB3
pada umur 3-6 bulan
• Apabila pada pemeriksaan selanjutnya
diketahui ibu HbsAg-nya positif,
segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum
1 minggu)
Kontraindikasi Hepatitis B
• Tidak ada, kecuali hamil
Campak
Campak
• Live attenuated virus
• Umur 9 bulan
• Dosis 0.5 ml SK
• Indikasi kontra : demam tinggi,
immunosupresi, immunoglobulin atau
pemberian komponen blood
• Ulangan : umur 18 bulan, 7 tahun
Campak - KIPI
• Demam 5-15% pada hari 5-6 pasca
immunisasi, selama 2 hari
• Rash 5%, hari 7-10, selama 2-4 hari
• Ensefalitis and ensefalopati = 1 : 1 juta
dosis dalam 30 hari pasca imunisasi
Rute pemberian vaksin
Penyimpanan vaksin
• Semua pada suhu 0 – 8 C (WHO)
( Depkes 2-8 C )
• Kecuali : OPV
BCG
Campak
( beku : -15 s/d – 25 C )
Jadwal catch up ≥ 1 tahun, Remaja,Dewasa
677
http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg