Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk

menyelamatkan Ibu dan bayinya. Bahaya persalinan operasi masih mengancam

sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian (Manuaba, 2011).

Bayi yang dilahirkan secara sectio sesarea memiliki resiko lebih tinggi pada

system pernafasan, kemungkinan berkaitan dengan perubahan psiologi akibat proses

kelahiran. Proses kelahiran dengan sectio sesarea memicu pengeluaran hormone

stress pada ibu yang di perkirakan menjadi kunci pematangan paru-paru bayi yang

terisi air sehingga bayi lahir mengalami asfiksia, selain dapat menimbulkan kematian

jika terlambat ditangani asfiksia dapat menjadi cacat seumur hidup, buta, tuli dan

cacat otak (Hansen, 2010).

Kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya adalah factor persalinan dengan tindakan yaitu persalinan dengan sectio

sesarea (Varney, 2007).

Neonatus yang dilahirkan secara sectio sesarea, terutama jika tidak ada tanda

persalinan tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran cairan paru dan penekanan

pada toraks sehingga mengalami gangguan pernafasan Pada bayi yang lahir secara

1
2

sectio sesarea mengandung cairan lebih banyak dan udara lebih sedikit didalam

parunya selama 6 jam pertama setelah kelahiran (Wilner dkk, 2010).

Pembangunan kesehatan yang dilakukan secara berkesinambungan di

Indonesia dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan,

namun demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apalagi bila

dibandingkan dengan Negara tetangga. Permasalahan utama yang dihadapi adalah

rendahnya kualitas penduduk yang ditunjukkan dengan masih tingginya Angka

Kematian Bayi, Anak, balita dan Ibu. Yang diakibatkan beberapa penyakit,

kesenjangan kualitas kesehatan, akses terhadap layanan kesehatan yang kurang

bermutu antar wilayah atau daerah, gender dan status social ekonomi, jumlah tenaga

kesehatan belum memadai, belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan

(Departemen Kesehatan RI, 2011).

Upaya pembangunan dibidang kesehatan yang sedang dilakukan secara

bertahap dan berkesinambungan selama ini pada dasarnya untuk mempercepat

tercapainya tigkat kesejahteraan, salah satu bentuk dari upaya tersebut adalah

peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan program yang bertujuan untuk menekan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi (AKB) (Depkes RI, 2010).

Untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi

(AKB) maka diperlukan suatu pelaksanaan pelayanan kesehatan yang baik selama

kehamilan dan pada saat persalinan. Kehamilan dan persalinan memang merupakan

proses yang fisiologis, namun keadaan patologis atau komplikasi dapat saja terjadi.
3

Pada saat kehamilan hingga persalinan. Komplikasi obstetric yang sering terjadi

adalah perdarahan, eklamsi, infeksi, partus lama yang semuanya membutuhkan

pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan yang professional dan memanfaatkan

sumber daya kesehatan yang maksimal (DEPKES, 2012).

Proses persalinan dengan sectio sesarea turut mempengaruhi pertumbuhan

adaptasi bayi baru lahir, bayi yang lahir dengan sectio sesarea mengalami depresi

berat pada pusat pernafasan sehingga hal ini mengakibatkan kegagalan neonatus

untuk bernafas spontan dan timbul asfiksia neonaturum, oleh karena itu tindakan

rhesusitasi yang tepat mutlak dilaksanakan untuk mengurangi mortalitas neonatus

akibat persalinan dengan sectio sesarea (Manuaba, 2010).

Asfiksia neonaturum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang

mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga

bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang

dari tubuhnya Pada saat proses persalinan Sectio caesaria disebabkan oleh

terganggunya transportasi oksigen janin (Dewi, 2010).

Berdasarkan hasil uji analisis chi-square oleh Mairani Putri pada tahun 2011

tentang hubungan Sectio Caesarea dengan kejadian asfiksia neonaturum di rumah

sakit ibu dan anak Banten tahun 2011, didapatkan bahwa p=5,126 dan nilai p>a =

0.05 (3,48) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat hubungan

yang bermakana antara sectio caesarea dengan Asfiksia Neonaturum (Susrika, 2011).
4

Berdasarkan hasil laporan rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad Pekanbaru pada tahun 2011 angka kejadian ibu melahirkan dengan Sectio

Caesarea berjumlah 55 kasus, Sectio Caesarea termasuk urutan ke 9 dari 15 penyakit

obstetric. Sedangkan pada tahun 2012 angka kejadian ibu melahirkan dengan Sectio

Caesarea berjumlah 776 kasus, angka pada tahun 2012 mengalami peningkatan

dibandingkan pada tahun 2011, Sectio Caesarea termasuk urutan ke 2 dari 15

penyakit obstetric dan tindakan terbesar di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad Pekanbaru tahun 2012, sedangkan jumlah Kasus sectio sesarea tahun 2013

mengalami peningkatan, kejadian Sectio Caesarea 1072 kasus, termasuk urutan ke 2

dari 15 penyakit obstetric dan tindakan terbesar di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad Pekanbaru tahun 2013.

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Hubungan Persalinan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Neonaturum Di

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2013.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan

masalah yaitu : `Bagaimanakah Hubungan Persalinan Sectio Caesarea Dengan

Kejadian Asfiksia Neonaturum Di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2013?`


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Diketahuinya Hubungan Persalinan Sectio Caesarea Dengan Kejadian

Asfiksia Neonaturum Di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya Distribusi Frekuensi Persalinan Sectio Caesaria Di Rumah

Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2013.

1.3.2.2 Diketahuinya Distribusi Frekuensi Asfiksia Neonaturum Di Rumah Sakit

Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2013

1.3.2.3 Diketahuinya Hubungan Persalinan Sectio Caesaria Dengan Kejadian

Asfiksia Neonaturum Di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2013

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1.Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dan

persalinan Sectio Caesarea dengan kejadian asfiksia neonaturum di Rumah Sakit

Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru.


6

1.4.2 Bagi Institusi Pendididkan

Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sebagai tambahan ilmu

pengetahuan pada perpustakaan dan bermanfaat sebagai informasi dan bahan

pembelajaran mengenai Sectio Caesarea dengan kejadian asfiksia neonaturum.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit Umum

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD dalam menangani persalinan

Sectio Caesarea dengan kejadian asfiksia neonaturum sehingga dapat mengurangi

angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi diwilayah kerjanya.

1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat dijadikan bahan tambahan dan perbandingan dalam penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai