BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar orang berpandangan bahwa anak merupakan karunia terbesar dari Tuhan
YME, yang perlu dijaga serta disayangi. Pandangan itu tidaklah salah ataupun dibesar-besarkan
karena anak merupakan penerus dari sebuah keluarga, agama, bangsa serta kebudayaan.
Pengertian anak sendiri menurut UU kesejahteraan, perlindungan dan pengadilan anak adalah
seseorang yang berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan
menurut UU No.4 tahun 1979 anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan
belum pernah menikah. Batas usia 21 tahun ditentukan berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan mental seorang anak yang di capai pada usia
Pada masa anak-anak merupakan masa paling aktif serta masa paling rentan terhadap
penyakit. Selain karena faktor daya tahan tubuh anak itu sendiri juga dapat dikarenakan faktor
lingkungan, sehingga anak mudah terkena infeksi baik oleh karena virus maupun bakteri.
Dari sekian penyakit yang dapat menyerang anak salah satunya adalah sepsis. Sepsis
umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh, salah
satunya adalah dari sistem pencernaan, yang dapat diakibatkan oleh penyakit enterokolitis
Laporan WHO yang dikutip dari State of the worlds mother 2007 data tahun (2000-2003)
menyebutkan bahwa 36% dari kematian neonatus disebabkan oleh penyakit infeksi, diantaranya :
sepsis, pneumonia, tetanus, dan diare. Sedangkan 23% kasus disebabkan oleh asfiksia, 7% kasus
disebabkan oleh kelainan bawaan, 27% kasus disebabkan oleh bayi kurang bulan dan bayi berat
lahir rendah, serta 7% kasus oleh sebab lain. Infeksi merupakan penyebab kematian bayi
tanggal 23 juli jam 16:33 WIB). Sedangkan angka kejadian EKN adalah 6% dari pada bayi
dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram di seluruh dunia.
Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004 angka kematian sepsis
neonatorum cukup tinggi yaitu 13-15% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering
Berdasarkan data dari dinas kesehatan jawa barat tahun 2007 terdapat 452 atau
1,96% pasien sepsis usia neonatus menjalani rawat inap di rumah sakit dan 220 atau
6,16% yang meninggal. Serta ada 209 atau 0,55% pasien sepsis usia 29 hari-satu
tahun menjalani rawat inap dirumah sakit dan 65 atau 5,18% meninggal.
dengan EKN yang dirawat di ruang anak RSUD Kabupaten Indramayu pada bulan januari-juni
2012.
Tabel. 1
Walaupun persentase pasien EKN di RSUD Indramayu kecil yaitu 3 anak (25%) dari jumlah
pasien sepsis 12 anak (0,91%) dari 1311 jumlah pasien, tapi bila dalam penanganan pasien EKN
tidak tepat akan menyebabkan nekrosis usus luas serta komplikasi jangka panjang dan kematian
pada bayi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. R USIA BAYI (1,5 BULAN) DENGAN SEPSIS
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
secara langsung dan komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual pada pasien sepsis akibat
EKN.
2. Tujuan Khusus
b. Mampu menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada pasien sepsis akibat EKN
e. Mampu melaksanakan tindakan yang telah disusun pada pasien sepsis akibat EKN
f. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk menilai keberhasilan dari
g. Mampu mendokumentasikan dalam bentuk asuhan keperawatan pada pasien sepsis akibat EKN.
1. Metode Telaahan
Metode yang dilakukan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah metode deskriptif
a. Pengamatan/Observasi
Yaitu pengumpulan data melalui hasil (melihat, meraba atau mendengarkan) tentang kondisi
b. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data melalui tanya jawab kepada klien sendiri (Auto anamnesa) maupun
c. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan fisik
Yaitu penulis mencari bahan-bahan untuk dijadikan sumber dalam karya tulis ilmiah yang
e. Studi Dokumentasi
Yaitu penulis mendapatkan informasi dengan melihat catatan secara arsip yang ada pada status
klien yang berhubungan secara langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas. (Gaffar,
1999 : 58)
D. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, metode dan teknik pengumpulan data serta
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, menjelaskan tentang konsep dasar yang terdiri dari : pengertian, anatomi
fisiologi, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi serta konsep proses keperawatan
Bab III : Tinjauan kasus dan pembahasan, berisi asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta pembahasan berisi kesenjangan yang
Bab IV : Kesimpulan dan rekomendasi, meliputi kesimpulan akhir dari seluruh kegiatan keperawatan
Lampiran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit
Sistem pencernaan terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk mengunyah, menelan,
mencerna dan mengabsorpsi serta mengeliminasi makanan yang tidak dapat dicerna dan dicerna
tubuh. Sistem ini terdiri dari saluran cerna atau kanal cerna dan organ-organ tambahan dalam
sistem pencernaan.
a. Mulut
Mulut adalah rongga yang diikat secara eksternal oleh bibir dan pipi dan mengarah ke dalam
faring. Bagian atasnya dibentuk oleh palatum durum dan mole dua pertiga bagian anterior lidah
1). Lidah
Lidah adalah organ muskular yang melekat pada tulang hioidan mandibula. Lidah ditutup pada
area tertentu oleh modifikasi membran mukosa yang tampak sebagai tonjolan untuk
meningkatkan area permukaan dan disebut papila. Selain itu, area khusus, yang disebut daerah
2) Gigi
Manusia dilengkapi dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang berbeda-beda. Set
pertama adalah gigi susu yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama
dan kedua. Set kedua menggantikan gigi susu dan ini mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun.
3) Kelenjar saliva
Terdapat tiga pasang kelenjar saliva. Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling besar dan
berada tepat dibawah telinga. Kelenjar submandibular dan submakaksilaris, keduanya terbuka
kedalam lantai mulut. Saliva disekresi secara refleks akibat adanya makanan didalam mulut atau
oleh refleks yang dikondisikan (atau dipelajari), yang memungkinkan saliva disekresi akibat
penglihatan, bau, atau pikiran tentang makanan. Saliva mengandung air dalam jumlah besar yang
dan dekstrin.
b. Faring
Sementara makanan dikunyah dengan baik dan dilembabkan, lidah menggulungnya ke dalam
bolus dan membawanya ke arah bagian oral faring. Palatum mole naik untuk menyumbat naso
faring dan epiglotis bergerak ke atas dan ke depan, sehingga bolus berjalan ke pintu masuk faring
yang tertutup ke dalam bagian laring dari faring dan kemudian ke esophagus. Ini adalah
koordinasi muskular yang sangat baik, dan bila tidak dicapai dengan benar akan terjadi apa yang
disebut tersedak.
c. Esofagus
Esofagus adalah kanal muskular dengan panjang kira-kira 25 cm, membentang dari faring ke
lambung. Esofagus terletak mulai dari vertebra servikalis dan di belakang trakea. Esofagus
berjalan melalui diafragma pada ketinggian vertebra torakalis ke-10 dan ujungnya berada di
vertebrata torakalis. Pada masing-masing sisi bagian atas, esophagus bergabung dengan arteri
karotis komunis, dan bagian kelenjar tiroid. Esofagus mempunyai empat lapisan dan memiliki
Lapisan muskular dua pertiga bagian atas esophagus adalah otot lurik volunter. Sepertiga bagian
bawah mengandung otot polos involunter. Esofagus dipersarafi oleh saraf vagus. Peristaltik
mengandung makna gelombang dilatasi yang diikuti oleh gelombang kontraksi, dimana serat otot
rileks dan otot berkontraksi. Proses ini memerlukan waktu kira-kira sembilan detik untuk satu
d. Lambung
Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan terletak di antara ujung esophagus
dan pangkal usus halus. Bentuk dan posisi lambung dipengaruhi oleh perubahan di dalam
rongga abdomen dan oleh isi lambung, tetapi lambung berada di bawah diafragma, agak ke kiri
Lubang bagian atas esophagus disebut orifisium jantung dan serat otot sirkular esophagus agak
lebih tipis pada titik ini dan mengandung otot sfingter yang lemah.
Lubang bagian bawah, ke dalam duodenum, disebut orifisium pilorus dan dilindungi oleh
sfingter pilorik kuat yang mencegah regurgitasi makan dari duodenum ke dalam lambung.
1) Mengaduk makanan, memecahnya lebih lanjut dan mencampurnya dengan sekresi dari kelenjar
lambung. Bagian lambung tepat sebelum sfingter pilorik, yakni antrum pilorik, memainkan
peranan besar dalam gerakan ini, dalam kontraksi dan relaksasi otot, mengirim sebagian
makanan cair ini melalui sfingter ke dalam usus halus dan mengembalikan sebagian ke badan
e. Usus Halus
Usus halus adalah saluran konvulsi yang membentang dari sfingter pylorus ke sambungannya
dengan usus besar pada katup ileo-sekum. Panjang usus ini kira-kira 6 meter dan berada ditengah
dan bagian bawah rongga abdomen, biasanya dalam kurva usus besar. Usus halus terdiri dari
Duodenum adalah bagian kurva yang pendek dengan panjang sekitar 25 cm dan merupakan
bagian usus halus yang paling lebar dan paling kaku. Duodenum berbentuk huruf C yang kasar
dan kurva melingkari kepala pankreas. Duktus-duktus kandung empedu dan hati dan pankreas
masuk ke aspek medial duodenum melalui ampula hepato-pankreatik, yang dilingkari oleh otot
seperti sfingter. Duodenum memainkan peranan pusat dalam mengontrol pencernaan. Ketika
makanan dari lambung masuk ke duodenum, hormon-hormon dilepaskan dan secara simultan
merangsang pelepasan empedu dari kandung empedu dan getah pankreas dari pankreas.
Hormon-hormon ini, kolesistokinin, sekretin, dan hormon lain, yang disebut peptida inhibisi
gastrik, juga menghambat gerakan di dalam lambung dan sekresi getah lambung.
Yeyenum adalah nama yang diberikan untuk dua perlima bagian atas usus halus yang tersisa dan
tiga perlima bagian bawah, yang disebut ileum. Keduanya dihubungkan ke dinding abdomen
Dinding usus halus mempunyai empat lapisan yang sama sebagai sisa saluran cerna.
2) Lapisan muskular, dengan lapisan eksternal tipis serat longitudinal dan lapisan internal tebal
serat sirkular
3) Lapisan submukosa, yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf
4) Lapisan membran mukosa.
Usus halus mengandung sejumlah jaringan limfoid yang cukup banyak. Folikel limfatik
solitarius ditemukan diseluruh membran mukosa, tetapi paling banyak di bagian bawah ileum.
Nodul-nodul ini berhubungan dengan bakteri yang dapat diabsorpsi oleh usus halus. Nodul ini
1). Pencernaan
Pencernaan dilakukan oleh getah pankreas, empedu (yang mengemulsikan lemak) dan getah usus
halus.
2). Absorpsi
Absorsi protein, karbohidrat, dan lemak terjadi hampir di seluruh vili usus halus. Hanya sedikit
makanan, yang belum cukup dicerna, diabsorsi dari lambung atau, bila dapat diabsorpsi,
misalnya glukosa dan air, tidak menetap di dalam lambung, tetapi semata-mata melaluinya.
f. Usus besar
Usus besar membentang dari ujung ileum sampai ke anus dan memiliki panjang sekitar 1,5
meter. Usus besar membentuk arkus yang melingkupi sebagian besar usus halus, dan dibagi
1) Sekum, merupakan ujung yang buntu dari kolon asenden dan berbentuk seperti kantong
3) Kolon transversum
4) Panjang kolon desenden sekitar 25 cm dan berjalan ke bawah pada sisi kiri abdomen ke pintu
pelvis minor.
Dinding usus besar mempunyai empat lapisan yang sama dengan sisa saluran cerna.
3) Lapisan submukosa
2) Menyekresi feses
EKN adalah suatu kondisi yang terjadi terutama pada neonatus prematur atau berat badan
lahir rendah. Kemungkinan disebabkan oleh hipoksia yang menyebabkan iskemia pada usus.
Beberapa bagian dari dinding usus mengalami nekrosis dengan terjadinya obstruksi dan
EKN merupakan penyakit inflamator serius dari mukosa usus. Biasanya terjadi pada bayi
prematur yang sakit dan pada bayi yang mempunyai kateter deuer umbilikalis atau transfusi
EKN adalah salah satu penyakit yang dapat mengenai bayi prematur dalam minggu-minggu
pertama kehidupan. Entero merujuk ke usus halus, colo merujuk kepada usus besar, dan
itis berarti peradangan. EKN melibatkan infeksi dan peradangan yang menyebabkan
kerusakan usus atau bagian dari usus atau bagian dari usus.
16:30)
EKN merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi baru lahir, kejadiannya
lebih banyak terjadi pada bayi prematur. EKN artinya entero adalah usus kecil; colitis adalah
infeksi dan peradangan pada usus besar (kolon); nekrotisans adalah kerusakan dan kematian sel-
sel.(http://id.scribd.com/doc/54426675/ASUHAN-KEPERAWATAN-Necrotizing
EKN adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosing difus pada
mukosa atau submukosa kolon yang di dapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur dan
3. Etiologi
Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya dengan
terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik menyebabkan
rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. EKN jarang terjadi sebelum
tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI.
WIB)
4. Patogonesis
Hipoksia/ iskemik menyebabkan suatu penurunan aliran darah ke usus. Asfiksia saat lahir, kanuli arteri
umbilikalis, paten duktus arteriosus yang persisten, sindrom distress pernapasan dapat menjadi faktor pendahulu.
Hipoperfusi merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang meliputi usus menghentikan sekresi enzim protektif.
Bakteri yang berpoliferasi dibantu oleh makanan enteral (substrat), menginvasi mukosa usus yang rusak. Invasi
bakteri mengakibatkan kerusakan usus lebih lanjut karena pelepasan toksin bakteri dan gas hidrogen. Gas
mulanya membelah lapisan serosa dan submukosa usus (pneumotosis intestinalis). Gas tersebut juga dapat robek
kedalam bantalan vaskular mesenterika yang akan didistribusikan ke dalam sistem vena hepar (vena porta).
5. Manifestasi klinis
a. Distensi abdomen, temuan yang paling lazim, biasanya merupakan tanda yang menjadi keluhan
jika residu gastrik tersebut terwarna oleh empedu atau mengalami peningkatan volume secara
progresif.
c. Darah di dalam feses merupakan hal yang lazim dan mungkin hanya dapat dideteksi dengan
pengujian kimia; pada kasus EKN yang lebih fulminan, terjadi feses berdarah makroskopik.
d. Eritema dinding abdomen mengindikasikan peritonitis dan dapat ditemukan pada bayi
yang pada mulanya tidak tampak sakit berat, khususnya bayi-bayi yang sangat prematur dengan
meskipun jumlah yang kecil dapat merupakan temuan normal pada bayi yang meminum ASI.
6. Komplikasi
b. Infeksi sekunder
c. Sepsis
B. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah sebuah proses yang terdiri dari lima tahap yaitu; pengkajian,
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental dan lingkungan. Hal
yang perlu dikaji pada penderita EKN adalah :
a. Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
b. Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan
Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami mencakup:
a) Provocatif/Paliatif : Pada pasien EKN biasanya keaadaan akan memburuk jika diberi makan.
b) Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien EKN tergantung pada tingkat keparahan EKN.
Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular ataupun penyakit
keturunan .
1) Prenatal
Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu pasien
2) Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong, dan dimana tempat
persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan keadaan bayi saat lahir (APGAR SKORE).
Berat badan dan panjang badan dan terdapat kelainan atau tidak.
3) Post natal
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah pasien diberi ASI atau
tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA (Makanan Pengganti ASI), apa dan
siapa yang merawat tali pusat dan hari keberapa tali pusat lepas.
f. Riwayat imunisasi
Menerangkan status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulang (booster).
1) Pertumbuhan
Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat dilihat dari KMS, dan pemeriksaan
Status perkembangan pasien perlu diteliti secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahapan
h. Pemeriksaan Fisik.
Menilai keadaan umum pasien meliputi keadaan sakit pasien, tingkat kesadaran, tanda-tanda
vital dan hal umum yang mencolok. Pada pasien dengan EKN mungkin letargi dapat menjadi
tampilan awal.
2) Pemeriksaan Sistemik.
a) Sistem pernapasan
b) Sistem kardiovaskuler
Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan bradikardi, serta perfusi perifer yang buruk.
c) Sistem pencernaan
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya distensi abdomen, bunyi usus yang kemungkinan
keletal.
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya perubahan aktifitas, seperti mudah menangis
e) Sistem integumen
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya eritema pada dinding abdomen serta suhu
f) Sistem neurosensori
g) Sistem endokrin
h) Sistem genitourinarius
Pada pasien dengan EKN biasanya tidak ditemukan adanya gangguan dalam sistem ini.
i. Aktivitas sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : nutrisi (pasien EKN biasanya mengalami
penurunan pola makan), eliminasi (mungkin akan ditemukan darah dalam feses pada pasien
EKN), pola istirahat/tidur, personal hygiene serta pola aktivitas sebelum dan selama sakit.
j. Aspek psikologis
k. Aspek sosial.
Perlu dikaji status pasien dalam keluarga, hubungan pasien dengan lingkungannya yang akan
dipengaruhi oleh aspek psikologis sebagai dampak dari penyakit yang dideritanya.
. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan Radiografik
Ditemukan adanya dilatasi nonspesifik fokal di usus, penebalan dinding abdomen karena edema,
2) Pemeriksaan laboratorium
Biasanya akan ditemukan leukopenia (hitung sel darah putih total <6000/mm 3), trombositopenia
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data-data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang serasi untuk membuat kesimpulan dalam
3. Diagnosa keperawatan.
e. Nyeri
4. Rencana keperawatan
masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. (Rohmah dan Walid,
2008:75)
Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan EKN menurut NANDA, NIC NOC adalah
a. Resiko Infeksi
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil (Nursing Outcome) (Nursing Intervention
Diagnosa Keperawatan
NOC Classification)
NIC
Pada Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection control
Faktor-faktor Resiko selama x 24 jam diharapkan infeksi tidak- Gunakan sabun untuk
- Adanya penurunan terjadi kriteria hasil resiko kontrol : cuci tangan
imunitas - Indikator - Cuci tangan sebelum
- Ketidakcukupan - Pengetahuan tentang resiko dan sesudah tindakan
pengetahuan untuk - Memonitor faktor resiko dari lingkungan keperawatan
menghindari paparan - Memonitor faktor resiko dari perilaku- Gunakan sarung tangan
patogen personal sebagai ala pelindung
- Penurunan HB (P 13,5- Mengembangkan strategi kontrol resiko yang- Pertahankan lingkungan
18,0 gr / dl, W 12,0 efektif antiseptik selama
16,0 gr / dl) - Mengatur strategi pengontrolan resiko pemasangan
- Peningkatan leukosit seperti yang dibutuhkan
5000 10000 - Berkomitmen dengan strategi kontrol resiko
- Penurunan respon yang direncanakan
terhadap peradanagn - Melaksanakan strategi kontrol resiko yang
- Ketidakadekuatan dipilih
status imun - Memodifikasi daya imun untuk mengurangi
resiko
- Menghindari paparan yang bisa mengancam
kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi masalah
kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi resiko yang
telah teridentifikasi
- Menggunakan hubungan personal untuk
mengontrol resiko
- Menggunakan dukungan sosial untuk
mengontrol resiko
- Memonitor perubahan status kesehatan
- Mengenali perubahan status kesehatan.
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Keperawatan
Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervention
NOC Classification)
NIC
Perubahan Nutrisi Setelah dilakukan tindakan NUTRITIONAL
Kurang Dari keperawatan selama .. x 24 MANAGEMENT
Kebutuhan Tubuh jam,di harapkan klien dapat (manajemen nutrisi)
Tanda dan Gejala terpenuhi kebutuhan nutrisi nya Kaji adanya alergi
Kriteria hasil : makanan
Berat badan 20% Intake zat gizi (nutrient) Kolaborasi dengan
atau lebih di bawah Intake makana dan cairan ahli gizi untuk
ideal Energi menentukan jumlah
Dilaporkan Masa tubuh kalori dan nutrisi yang
adanya intake Berat badan di butuhkan pasien
makanan yang kurang Ukuran kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien
dari RDA secara biokimia untuk meningkatkan
(Recommended Daily Keterangan : intake Fe
Abdomance) 1. Keluhan ekstrim Anjurkan pasien
Membran mukosa2. Keluhan berat untuk meningkatkan
dan konjungtiva 3. Keluhan sedang protein dan vitamin C
pucat 4. Keluhan ringan Berikan substansi
Kelemahan otot 5. Tidak ada keluhan gula
yang digunakan Yakinkan diet yang
untuk menelan / dimakan mengandung
mengunyah tinggi serat untuk
Luka,inflamasi mencegah konstipasi
pada rongga mulut Berikan makanan
Mudah merasa yang terpilih (sudah di
kenyang sesak setelah konsultasikan dengan
mengunyah makanan ahli gizi)
Dilaporkan atau Anjurkan pasien
fakta adanya fakta bagaimana membuat
kekurangan makanan catatan makanan
Dilaporkan harian
adanya perubahan Monitor jumlah
sensasi rasa nutrisi dan kandunga
Perasaan ketidak kalori
mampuan untuk Berikan informasi
mengunyah makanan tentang kehbutuhan
Miskonsepsi nutrisi
Kehilangan berat Kaji kemampuan
badan dengan pasien untuk
makanan cukup mendapatkan nutrisi
Keenceran untuk yang di butuhkan
makan Nutritional
Kram pada Monitoring
abdomen tonus otot BB pasien dalam
jetik batas normal
Nyeri abdominal Monitor adanya
dengan atau tanpa penurunan berat badan
patologi Monitor tipe dan
Kurang berminat jumlah aktivitas yang
terhadapa makanan biasa dilakukan
Pembuluh darah Monitor interaksi
kapiler mulai rapuh anak atau orag tua
Diare dan atau selama makan
stomachache Monitor
Kehilangan lingkungan selama
rambut yang cukup makan
banyak (rontok) , Jadwalkan
Suara usus hiperaktif pengobatan dan
Kurangnya tindakan tidak selama
informasi / miskin jam makan
informasi Monitor kulit
Berhubungan kering dan perubahan
dengan : pigmentasi
Ketidak mampuan Monitor turgor
memakan atau kulit
menerima makanan Monitor kekeringan
dan mengabsorpsi rambut kusam dan
sel-sel gizi mudah patah
berhubungan dengan Monitor mual dan
factor muntah
biologis,psikologis Monitor kadar
atau ekonomi albumin total protein
HB dan kadar HR
Monitor makanan
kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor
pucat,kemerahan dan
kekeringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nutrisi
Catat adanya
edema,hiperemik,hiper
tonik dan cavitas oral
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Diagnosa Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification)
NOC
NIC
Inefektif perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan INTRACRANIAL
( Cerebral, keperawatan selama...x24 PRESSURE
gastrointestinal, jam di harapkan perfusi MONITORING
kardiopulmonal, jaringan cerebral efektif. Catat respon pasien
cerebral, periffer ) Kriteria hasil : terhadap stimulasi
Tanda dan gejala: Circulation status Monitor TIK pasien
Indicator : dan respon neurologi
kardiopulmonal Tekanan darah sistol pasien terhdap aktivitas
Perubahan frekuensi dalam rentang yang Monitor intake dan
respirasi di luar batas diharapkan output cairan
parameter Tekanan drah diastole Restrain pasien jika
Penggunaan otot dalam batas yang perlu
pernapasan tambahan diharapkan Monitor suhu dan
Kapiler refisi > 3 Tekanan nadi dalam angka WSC
detik rentang yang diharapkan Kolaborasi
Abnormal gas darah Rata rata tekanan pemberian anti biotic
arteri darah dalam rentang yang Minimalkan
Perasaan inpending diharapakan stimulasi dari
doom ( takdir terancam ) Tekanan vena sebtral lingkungan
Bronkospasme dalam rentang yang Tentukan faktor-
Dispnea diharapkan faktor yang
Aritnea Hipotensi ortostatik berhubungan dengan
Hidung kemerahan tidak muncul penyebab
Retaksi dada Heart rate dalam rentang Pantau status
Nyeri dada yang duharapkan neurologis sesering
renal Sura jantung abnormal mungkin dan
Perubahan tekana tidak muncul bandingkan dengan
darah di luar batas Angina tidak muncul keadaan normal
parameter Gas darah dalam rentang Pantau TTV
Hematuria yang diharapkan Evaluasi pupil, catat
Oliguria atau Anuria Perbandingan oksigen ukuran, bentuk,
Elevasi atau arteri vena dalam rentang kesamaan, dan reaksi
penurunan BUN atau yang diharapkan terhadap cahaya
rasio kreatinin Suara nafas tambahan Letakan kepala pada
gastrointestinal tidak muncul posisi agak ditinggikan
Bising usus Hipoaktif Intake dan output 24 jam dan dalan posisi
atau tidak ada seimbang anatomis
Nausea Perfusi jaringan periffer Pertahankan
Distenal abdomen Nadi periffer teraba kuat keadaan tirah baring
Nyeri abdomen atau Nadi periffer simetris Catat perubahan
tidak terasa lunak Pembesran pembuluh dalam penglihatan,
Periffer darah tidak ada seperti adanya
Edema JVP tigak tampak kebutaan, persamaan,
Tanda homans positif Edema periffer tidak gangguan lapang
Perubahan muncul pandang atau
karakteristik kulit Asites tidak muncul kedalaman persepsi
( rambut, kuku, Status kognitif dalan Kail rigiditas,
kelembapan ) denyut rentang yang diharapkan kedutan, kegelisaan
nadi Kelemahan extrim tidak yang meningkat, peka
Lemah atau tidak ada ada rangsang dan serangan
Diskolorisasi kulit kejang
Perubahan suhu kulit Keterangan : Beri obat sesuai
Perubahan sensual 1. Keluhan ekstrim medikasi
Kebiru biruan 2. Keluhan berat Pabtau pemeriksaan
Tekanan darah di 3. Keluhan sedang laboratoriun sesuai
extremitas 4. Keluhan ringan indikasi seperti masa,
Bruit 5. Tidak ada keluhan protrombin dan kadar
Pultrasi arteri dilantin.
berkurang
Warna kulit pucat
pada elevail warna tidak
kembali pada penurunan
kaki
Cerebral
Abnormalitas bicara
Kelemahan
extremitas
Paralisis perubahan
status mental
Perubahan pada
respon motorik
Perubahan reaksi
pupil
Kesulitan untuk
menelan
Perubahan kebiasaan
Berhubungan dengan :
Hipovolemia
Hipervolemia
Aliran arteri terputus
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Reduksi mekanik
pada vena dan atau aliran
darah arteri
Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran
kapiler
Keracunan enzim
Perubahan avimitas
atau ikatan oksigen
dengan Hb
Penurunan
konsentrasi Hb dalam
darah
e. Nyeri
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (Nursing Intervention
(Nursing Outcome) Classification )
NOC NIC
Nyeri Akut Tanda dan Setelah dilakukan PAIN MANAGEMENT
Gejala : keperawatan selama .......x (Manjemen Nyeri )
Laporan secara verbal 24 jam, nyeri dapat Lakukan pengkajian
dan non verbal teratasi. nyeri secara
Fakta dari observasi Kriteria hasil : komperhensif termasuk
Posisi menghindari Indikator lokasi, karakteristik,
nyeri Melaporkan adanya durasi, frekuensi,
Gerakan meindungi nyeri kualitas, faktor
Tingkah laku berhati- Luas bagian tubuh yang presitipasi.
hati terpengaruh Observasi reaksi
Muka topeng (nyeri) Frekuensi nyeri non verbal dari
Gangguan tidur Panjangnya episode ketidaknyamanan
( mata sayu, tampak nyeri Gunakan teknik
capek, gerakan kacau, Pernyataan nyeri komunikasi terapeutik
menyeringai) Ekspresi pada wajah untuk mengetahui
Terfokus pada diri Posisi tubuh yang pengetahuan nyeri
sendiri protektif pasien.
Fokus menyempit Kurangnya istirahat Kaji kultur yang
Tingkah laku distraksi Ketegangan otot mempengaruhi respon
Perubahan pada nyeri.
Agen injury (fisik, frekuensi pernapasan Evaluasi
biologi, kimia) Perubahan nadi pengalaman nyeri pada
Perubahan tekanan masa lampau.
darah Evaluasi bersama
Perubahan ukuran pupil pasien dan tim
Keringat berlebih kesehatan lain tentang
Kehilangan selera ketidakaturan kontrol
makan nyeri pada masa
lampau
1. Kuat Bantu pasien untuk
2. Berat mencari dukungan
3. Sedang Kontrol lingkungan
4. Ringan yang dapat
5. Tidak ada keluhan mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
( farmakologi, non
farmakologi dan i nyeri
Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Berikan analgetik
untuk menghilangkan
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
f. Kurang pengetahuan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
clacification)
NOC
NIC
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan TEACHING :
Tanda dan gejala keperawatan selama DISEASE PROCESS
Memverbalisasikan x24 jam, diharapkan Berikan penilain
adanya masalah pengetahuan meningkat. tentang tingkat
Ketidakakuratan Kriteria hasil: pengetahuan pasien
mengikuti instruksi Familiar dengan nama tentang proses penyakit
Prilaku tidak sesuai penyakit yang spesifik
Berhubungan dengan Mendeskripsikan factor Jelaskan
Keterbatasan kognitif penyebab patofisiologi dari
Interpretasi terhadap Mendeskripsikan factor penyakit dan
informasi yang salah resiko bagaimana hal ini
Kurangnya keinginan Mendeskripsikan efek berhubungan dengan
untuk mencari informasi penyakit anatomi dan fisiologi
Tidak mengetahui Mendeskripsikan tanda dengan cara yang tepat
sumber-sumber dan gejala Gambarkan tanda
informasi Mendeskripsikan dan gejala yang biasa
perjalanan penyakit muncul pada penyakit
dengan cara yang tepat
Mendeskripsikan
Gambarkan proses
tindakan untuk
menurunkan progresifitas penyakit dengan cara
penyakit yang tepat
Mendeskripsikan Identifikasi
komplikasi kemungkinan penyebab
dengan cara yang tepat
Mendeskripsikan tanda
Sediakan informasi
dan gejala dari komplikasi
pada pasien tentang
Mendeskripsikan
kondisi dengan cara
tindakan pencegahan untuk
yang tepat
mencegah komplkasi
Hindari jaminan
Keterangan
1. Tidak ada yang kosong
2. Sedikit Sediakan bagi
3. Sedang keluarga atau SO
4. Berat informasi tentang
5. Penuh kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi
tentang pengukuran
diagnostic yang
tersedia dengan tepat
Diskusikan
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan
datang atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
Gambarkan rasional
rekomendasi
management terapi/
penanganan
Dukung pasien untuk
mengekplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindifikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan dengan
cara yang tepat
Instruksikan pasien
untuk mengenal tanda
dan gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan dengan cara
yang tepat
Sediakan telefon
untuk memanggil jika
komplikasi terjadi
Buatkan informasi
yang disediakan oleh
anggota tim kesehatan
lain dengan cara yang
tepat.
5. Pelaksanaan.
Pelaksanaan adalah rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan
dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru. (Rohmah dan Walid,
2008:89)
6. Evaluasi.
Evaluasi adalah penilaian degan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Rohmah dan
Walid, 2008:94)
BAB III
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Pasien
Nama : An.R
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :-
2) Ayah
Nama : Tn.N
Umur : 23 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
2) Ibu
Nama : Ny.A
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
3) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Sesak nafas
Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas seperti terdapat lendir, sesak nafas bertambah jika
perut pasien bertambah kembung. Menurut ibu pasien sesak nafas yang dialami anaknya tidak
terlalu parah. Menurut ibu pasien keluhan dirasakan pada daerah dada. Ibu pasien mengatakan
ketika sesak pasien akan rewel. Ibu klien pun mengatakan bahwa sesak nafas yang dialami
pernah mengalami diare sebelumnya. Menurut ibu pasien sekitar beberapa hari yang lalu pasien
pernah mengalami kejang demam dua kali, dan sekarang suhu tubuh pasien naik turun.
Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia maupun anggota keluarga yang lain yang belum
pernah sakit seperti yang dialami pasien. Ibu pasien juga mengatakan bahwa ia maupun anggota
keluarga yang lain tidak mempunyai riwayat penyakit menular ataupun penyakit keturunan.
a) Prenatal
Ketika hamil ibu pasien rajin memeriksakan kehamilan setiap bulan di Posyandu. Ibu pasien
mengatakan tidak ada kelainan ketika hamil dan tidak mempunyai riwayat pengobatan rutin. Ibu
pasien juga mengatakan bahwa ketika hamil dia sudah diimunisasi TT 2 kali.
b) Natal
Ketika melahirkan ibu pasien ditolong oleh bidan dirumah bersalin dan jenis persalinannya
spontan/normal, ibu pasien juga mengatakan tidak ada komplikasi ketika melahirkan.
c) Post Natal
Ibu pasien mengatakan bahwa berat bayinya ketika baru lahir 3,4 gram dengan panjang 50 cm.
6) Riwayat Imunisasi
Tabel 2
Riwayat Imunisasi
Waktu Pemberian Imunisasi Dalam Bulan
Jenis imunisasi 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 14
0 2 3
BCG - - - - - - - - - - - - - - -
DPT - - - - - - - - - - - - - - -
Polio - - - - - - - - - - - - - - -
Campak - - - - - - - - - - - - - - -
Hepatitis - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan : pasien belum pernah mendapat imunisasi
b) Pengkajian Pertumbuhan
TB : 51 cm
LLA : 13 cm
c) Pengkajian Perkembangan
tangannya F
Tersenyum spontan P
Membalas R
senyum
pemeriksa
Menatap muka P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan personal sosial pasien
normal.
Mengikuti
lewat garis R
tengah
Mengikuti
ke garis P
tengah
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik halus pasien
normal.
(3) Perkembangan bahasa
Berteriak F
Tertawa F
ooo/aah F
Bersuara P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan bahasa pasien normal.
(4) Perkembangan motorik kasar
Mengangkat kepala P
Gerakan seimbang P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik kasar pasien
normal.
8) Aspek Fisik
a) Penampilan Umum
Lemah
b) Kesadaran
c) Pemeriksaan Fisik
hidung, tidak ada polip dan tidak ada secret dihidung, terpasang O2 1 liter/menit, frekuensi
pernafasan 62x/menit.
Inspeksi : Bibir pasien agak kering, pasien tidak mengalami stomatitis, terdapat distensi
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, terdapat edema, CRF < 2 detik.
Auskultasi : denyut jantung 160x/menit, Bunyi jantung I terdengar lub pada ICS 5 dan
bunyi jantung II terdengar dub pada ICS 2, tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
Inspeksi : pada ekstremitas kiri pasien terpasang infus KaEn 4B tetesan 20x/menit, bentuk
kepala klien normochepal, ada edema pada ekstremitas, tidak ada fraktur.
Fungsi penciuman pasien tidak terkaji karena pasien belum bisa berbicara.
Fungsi penglihatan pasien tidak terkaji, karena pasien belum bisa berbicara .
Pasien dapat mengangkat kelopak mata, refleks pupil baik terhadap cahaya.
Pada pasien ketika diobservasi ketika diam tidak ada gerakan abnormal seperti tic facialis.
Uvula terletak ditengah-tengah, menurut ibu pasien reflek muntah pasien baik. Klien dapat
Inspeksi : Rambut klien berwarna hitam, kulit kepala bersih, suhu 37,2 oC.
9) Aktivitas Sehari-hari
Ibu membawa anaknya ke RS karena kejang dan demam tinggi. Ibu mengatakan bahwa dokter
telah menceritakan tentang kondisi anaknya. Walaupun begitu ibu pasien mengatakan bahwa ia
dan suaminya tetap merasa cemas dan bingung dengan keadaan pasien.
Cefotaxim 3x200 mg
Phenobarbital 2x8 mg
Kaen 4B
KCL 10 cc
Paracetamol 30 cc
2. Analisa Data
Peningkatan
2. Ds:
reabsorpsi Na dan
- Ibu pasien mengatakan Resiko infeksi
air
suhu pasien naik turun
Do:
- konjungtiva pucat( Hb
10,3%)
- suhu : 37,20C
edema
3. DS: Pola nafas tidak efektif
- ibu pasien mengatakan
pasien sesak nafas Invasi bakteri
seperti banyak lendir
-ibu pasien mengatakan
bahwa pasien tidurnya
tidak teratur
DO:
-Terdengar suara ronkhi
-Frekuensi pernafasan
Peradangan
62x/menit
-Pasien tampak rewel
ketika dikaji
-distensi abdomen
-Pasien tampak lemah
Resiko infeksi
Distensi abdomen
4 DS : Kurang pengetahuan
- Ibu pasien mengatakan
ia merasa cemas dengan
keadaan anaknya
DO :
- Pendidikan terakhir
orangtua pasien SD Menekan kebagian
diafragma
O2 yang masuk ke
paru-paru tidak
maksimal
Peningkatan
frekuensi pernafasan
Pendidikan rendah
Kurang sumber
informasi
Kurang pengetahuan
4. Perencanaan
Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawata Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
n
1 Pola nafas Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien
1. Posisi yang
tidak efektif tindakan untuk tepat dapat
keperawatan memaksimalkan memaksimalkan
selama 3x24 jam, ventilasi pernafasan
diharapkan nafas 2. Auskultasi suara
2. Suara nafas
efektif, dengan nafas, catat adanya
tambahan
kriteria hasil: suara tambahan merupakan
- Frekuensi per 3. Monitor respirasi
salah satu
napasan dalam dan status O2 indikator
rentang normal ventilasi kurang
- Tidak didapatkan maksimal
suara tambahan 3. Peningkatan
respirasi dapat
menjadi
indikasi adanya
gangguan pola
nafas
2 Kelebihan Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1. Tanda-tanda
volume tindakan tanda vital vital merupakan
cairan keperawatan 2. Kolaborasi dengan indikator
berhubungan selama 3x24 jam, dokter,berikan mekanisme
dengan diharapkan diuretik sesuai tubuh
mekanisme keseimbangan instruksi
pengaturan cairan pasien 2.Diharapkan
melemah terpenuhi, dengan dengan
kriteria hasil: pemberian
- tidak ada suara diuretik akan
nafas tambahan membantu
- berat badan keseimbangan
stabil volume cairan
-tidak ada edema tubuh
3 Resiko Setelah dilakukan 1. Batasi pengunjung 1.Mencegah
infeksi tindakan bila perlu infeksi
berhubungan keperawatan nosokomial
dengan selama 3 x 24 jam, 2. Cuci tangan
prosedur diharapkan infeksi sebelum dan sesudah 2.Mencegah
invasi tidak terjadi, tindakan terjadinya
dengan kriteria keperawatan infeksi silang
hasil: 3. Gunakan sarung 3.Mencegah
-Pengetahuan tangan sebagai alat terjadinya
tentang factor pelindung infeksi
resiko meningkat nosokomial
- faktor resiko dari 4. Kolaborasi dengan 4.Antibiotik
perilaku personal dokter, berikan terapi bekerja
berkurang antibiotik membunuh
bakteri serta
mencegah
infeksi yang
meluas
4 Kurang Setelah dilakukan 1.Melakukan 1.Penkes dapat
pengetahuan tindakan pendidikan menambah
berhubungan keperawatan kesehatan tentang pengetahuan
dengan selama 1x20 kejang demam orangtua
keterbatasan menit, diharapkan 2.Memotivasi khususnya
kognitif pengetahuan orangtua pasien orangtua
meningkat,dengan untuk bertanya dengan anak
Kriteria hasil: tentang kondisi riwayat kejang
-dapat pasien mengenai hal
menjelaskan yang bisa
pengertian kejang mereka lakukan
- menyebutkan ketika anak
ciri-ciri kejang kejang di rumah
- menyebutkan 2.Dengan
langkah orang tua bertanya orang
ketika anak kejang tua dapat
menambah
pengetahuan
akan hal yang
mereka tidak
mengerti.
5. Implementasi
6. Evaluasi
No.
No Hari/Tanggal Evaluasi Paraf
DP
1 Jumat, 13-7- 1 S: -Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
2012 baru tertidur
-Ibu pasien mengatakan bahwa pasien Susanti
masih tampak sesak
O: -pasien tampak tidur
-distensi abdomen masih ada
- frekuensi pernafasan 60x/menit
A:masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 Jumat, 13-7- 2 S: Keluarga mengatakan bahwa pasien
2012 masih sedikit bengkak
O: -masih terdapat edema Susanti
- masih terdapat bunyi nafas abnormal
-Frekuensi pernafasan 60x/menit, suhu:370C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 Jumat, 13-7- 3 S: Keluarga mengatakan hari ini pasien
2012 tidak demam
O: suhu 370C Susanti
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
4 Jumat, 13-7- 4 S: orangtua pasien mengatakan bingung
2012 O: Orangtua pasien masih tampak cemas
A: Masalah belum teratasi Susanti
P: Lanjutkan intervensi
7. Catatan Perkembangan
No.
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
DP
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Penulis sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pengkajian karena pasien masih bayi,
tapi penulis dapat mengatasinya karena keluarga pasien mau berperan aktif dan cukup kooperatif.
Sehingga pada tahap ini sebagian besar penulis mendapatkan data subjektif dari orangtua pasien.
2. Diagnosa keperawatan
Dalam pengkajian penulis menemukan empat diagnosa keperawatan. Sedangkan dalam teori,
diagnosa yang kemungkinan muncul pada pasien EKN ada enam. Diagnosa yang tidak muncul
adalah:
d. Nyeri
Hal ini dikarenakan tidak semua gejala EKN yang ada pada teori muncul pada pasien by. R.
3. Perencanaan
Dalam perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami By.R
penulis bekerjasama dengan rekan perawat ruangan, anggota tim kesehatan lain, keluarga pasien
disertai dengan tersedianya literatur yang menunjang sehingga pada tahap ini penulis tidak
4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan sedikit hambatan dengan terbatasnya alat-alat
yang tersedia di ruangan dan keterbatasan waktu dimana penulis hanya berdinas pagi saja,
sehingga pada tahap ini sebagaian pelaksanaan di bantu dan dioperkan pada perawat ruangan
Pada tahap ini sebagian besar perencanaan dapat dilaksanakan seluruhnya. Hal ini
disebabkan keluarga pasien cukup kooperatif serta atas kerjasama dengan tim kesehatan lain dan
perawat ruangan..
5. Evaluasi
Dalam tahap ini penulis mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap By. R. Pada
tahap ini tujuan dalam perencanaan belum tercapai semuanya, ada masalah teratasi serta ada pula
yang belum teratasi dikarenakan pasien pulang atas kemauan keluarga pasien sendiri. Oleh
karena itu penulis melakukan home visit pada tanggal 19 Juli 2012 dengan hasil:
c. Edema berkurang
e. BAB normal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada By. R dengan sepsis akibat EKN di ruang anak RSUD Indramayu,
dilaksanakan dari 13 Juli 2012 sampai dengan 16 Juli 2012, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian yang komprehensif pada kasus EKN diperlukan karena menentukan hasil analisa
data dan arah perencanaan keperawatan. Pengkajian keperawatan pada pasien dengan sepsis
akibat EKN yang dapat dilakukan menemukan kendala karena umur pasien yang masih bayi,
namun keluarga cukup kooperatif sehingga dapat membantu proses pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada By.R yang menderita sepsis akibat EKN yang muncul setelah
penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data-data yang ada adalah sebagai berikut :
3. Perencanaan
Rencana keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan sepsis akibat EKN disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan kemampuan keluarga akan perawatan sehingga dapat terjalin
kerjasama antara perawat dan keluarga pasien, dan juga semua rencana yang telah disusun dapat
direalisasikan.
Adapun rencana keperawatan yang penting adalah:
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanakan tindakan keperawatan diperlukan kerjasama yang baik antara pasien,
keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan emosional ataupun psikis.
5. Evaluasi
Dalam tahap evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun, didapatkan ada masalah yang sudah teratasi, masalah teratasi sebagian dan
masalah belum teratasi. Oleh karena itu penulis melakukan home visit.
B. Rekomendasi
1. Rumah sakit
Kerjasama yang baik antara dokter, perawat, petugas laboratorium, ahli gizi maupun
keluarga pasien sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada pasien
dengan sepsis akibat EKN akan memudahkan dalam pemberian pelayanan keperawatan sehingga
2. Institusi pendidikan
pada penderita dengan gangguan sistem pencernaan khususnya penyakit EKN untuk menambah
3. Keluarga pasien
Penulis merekomendasikan orang tua pasien EKN untuk melakukan kontrol kesehatan
4. Mahasiswa
Mahasiswa harus lebih giat lagi untuk membaca serta belajar khususnya materi serta
keterampilan yang dibutuhkan dalam kasus-kasus sistem pencernaan seperti EKN. Sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Betz, C. Lynn & Suwden, L.A. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Carpenito, Linda Juall. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Doengus, E. Marilynn et al.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Efendi, Nasrul. 2000. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Gaffar, La Ode Jumaedi.1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Hinchliff,Sue.1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC
Kitterman. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: EGC
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media
Sacharin, Rosa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC
Watson, Roger.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC
http://carapedia.com/pengertian_definisi_anak_info2003.html (diakses tanggal 20 juli 2012 jam
16:32 WIB)
http://id.scribd.com/doc/54426675/ASUHAN-KEPERAWATAN-Necrotizing -Enterocolitis-NEC
(diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.35 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21062/5/Chapter%20I.pdf (diakses tanggal 23
Juli jam 16:33 WIB)
http://www.depkes.go.id( diakses tanggal 26 Juli 2012 jam 16.50 WIB)
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jabar%202007.pdf (diakses tanggal 23 juli
2012 jam 16:57 WIB)
http://www.emedicie.medscape .com/artikel/977956 (diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.50
WIB)
http://www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitis nekrosis (diakses tanggal 23 juli 2012 jam
16:30 WIB)