Anda di halaman 1dari 45

askep enterokolitis nekrotikans

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagian besar orang berpandangan bahwa anak merupakan karunia terbesar dari Tuhan

YME, yang perlu dijaga serta disayangi. Pandangan itu tidaklah salah ataupun dibesar-

besarkan karena anak merupakan penerus dari sebuah keluarga, agama, bangsa serta

kebudayaan. (http://carapedia.com/pengertian_definisi_anak_info2003.html diakses pada

tanggal 20 juli 2012 jam 16:32 WIB)

Pengertian anak sendiri menurut UU kesejahteraan, perlindungan dan pengadilan anak

adalah seseorang yang berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Sedangkan menurut UU No.4 tahun 1979 anak adalah seseorang yang belum mencapai usia

21 tahun dan belum pernah menikah. Batas usia 21 tahun ditentukan berdasarkan

pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan mental seorang anak yang

di capai pada usia tersebut. (http://carapedia.com/pengertian definisi anak info2003.html

diakses tanggal 20 Juli 2012 jam 16:32 WIB)

Pada masa anak-anak merupakan masa paling aktif serta masa paling rentan terhadap

penyakit. Selain karena faktor daya tahan tubuh anak itu sendiri juga dapat dikarenakan

faktor lingkungan, sehingga anak mudah terkena infeksi baik oleh karena virus maupun

bakteri.

Dari sekian penyakit yang dapat menyerang anak salah satunya adalah sepsis. Sepsis

umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh, salah

satunya adalah dari sistem pencernaan, yang dapat diakibatkan oleh penyakit enterokolitis
nekrotikans (EKN). (http://www.emedicine.medscape.com/artikel/977956 diakses tanggal 25

Juli 2012 jam 16:50 WIB)

Laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 data tahun (2000-2003)

menyebutkan bahwa 36% dari kematian neonatus disebabkan oleh penyakit infeksi,

diantaranya : sepsis, pneumonia, tetanus, dan diare. Sedangkan 23% kasus disebabkan oleh

asfiksia, 7% kasus disebabkan  oleh kelainan bawaan, 27% kasus disebabkan oleh bayi

kurang bulan dan bayi berat lahir rendah, serta 7% kasus oleh sebab lain. Infeksi merupakan

penyebab kematian bayi terbanyak.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21062/5/Chapter%20I.pdf diakses tanggal

23 juli jam 16:33 WIB). Sedangkan angka kejadian EKN adalah 6% dari pada bayi dengan

berat badan lahir kurang dari 1500 gram di seluruh dunia.

(www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitisnekrosis diakses 23 juli 2012 16:30 WIB)

Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004 angka kematian

sepsis neonatorum cukup tinggi yaitu 13-15% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah

yang sering timbul akibat komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang,

hipotermi, hiperbilirubinemia serta gangguan nafas. (http://www.depkes.go.id diakses tanggal

25 Juli 2012 jam 16:50 WIB)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan jawa barat tahun 2007 terdapat 452

atau 1,96% pasien sepsis usia neonatus menjalani rawat inap di rumah sakit dan

220 atau 6,16% yang meninggal. Serta ada 209 atau 0,55% pasien sepsis usia 29

hari-satu tahun menjalani rawat inap dirumah sakit dan 65 atau 5,18%

meninggal. (http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jabar%202007.pdf diakses

tanggal 23 juli 2012 jam  16:57 WIB)

”.

B.     Tujuan
1.       Tujuan Umum

Penulis mampu mendapatkan pemahaman serta pengalaman tentang proses keperawatan

secara langsung dan komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual pada pasien sepsis

akibat EKN.

2.       Tujuan Khusus

a.    Mampu melakukan pengkajian pada pasien sepsis akibat EKN

b.   Mampu menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada pasien sepsis akibat

EKN

c.    Mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pasien sepsis akibat EKN

d.   Mampu merencanakan tindakan pada pasien sepsis akibat EKN

e.    Mampu melaksanakan tindakan yang telah disusun pada pasien sepsis akibat EKN

f.    Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk menilai keberhasilan 

dari rencana yang telah ditentukan terhadap pasien sepsis akibat EKN

g.   Mampu mendokumentasikan dalam bentuk asuhan keperawatan pada pasien sepsis akibat

EKN.

D.    Sistematika Penulisan

Bab I            : Pendahuluan, berisi   latar     belakang,  tujuan,  metode  dan teknik pengumpulan data serta

sistematika penulisan.

Bab II           : Tinjauan  teoritis, menjelaskan tentang  konsep dasar yang terdiri dari : pengertian, anatomi

fisiologi, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi serta konsep proses

keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

Bab III         : Tinjauan   kasus  dan    pembahasan, berisi asuhan keperawatan meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta pembahasan berisi


kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan praktek keperawatan di lapangan/

ruangan.

Bab IV         : Kesimpulan dan rekomendasi, meliputi kesimpulan akhir dari seluruh kegiatan keperawatan

studi kasus dan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.

Lampiran

Daftar pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit

2. Pengertian Enterokolitis Nekrotikans

Enterokolitis nekrotikans (EKN) adalah penyakit gastrointestinal didapat (akuisita) yang

paling sering pada bayi baru lahir. (Kitterman, 2006: 297)

EKN adalah suatu kondisi yang terjadi terutama pada neonatus prematur atau berat badan

lahir rendah. Kemungkinan disebabkan oleh hipoksia yang menyebabkan iskemia pada usus.

Beberapa bagian dari dinding usus mengalami nekrosis dengan terjadinya obstruksi dan

peritonitis. (Hinchliff, 1999:296)

EKN merupakan penyakit inflamator serius dari mukosa usus. Biasanya terjadi pada bayi

prematur yang sakit dan pada bayi yang mempunyai kateter deuer umbilikalis atau transfusi

tukar. (Sacharin,1996: 468)

EKN adalah salah satu penyakit yang dapat mengenai bayi prematur dalam minggu-

minggu pertama kehidupan. “Entero” merujuk ke usus halus, “colo” merujuk kepada usus

besar, dan “itis” berarti peradangan. EKN melibatkan infeksi dan peradangan yang

menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus atau bagian dari usus.
(http://www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitis nekrosis  diakses tanggal 23 juli 2012 jam

16:30)

EKN merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi baru lahir,

kejadiannya lebih banyak terjadi pada bayi prematur. EKN artinya entero adalah usus kecil;

colitis adalah infeksi dan peradangan pada usus besar (kolon); nekrotisans adalah kerusakan

dan kematian sel-sel.(http://id.scribd.com/doc/54426675/ASUHAN-KEPERAWATAN-

Necrotizing -Enterocolitis-NEC diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.35 WIB)

EKN adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosing difus pada

mukosa atau submukosa kolon yang di dapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur dan

dengan berat lahir sangat rendah. (http://www.emedicie.medscape.com/artikel/977956 diakses

tanggal 25 Juli 2012 jam 16.50 WIB)

3. Etiologi

Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya

dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik

menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. EKN

jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang

mendapat ASI. (http://www.emedicine.medscape.com/artikel/977956 diakses tanggal 25 Juli

2010 jam 16.50 WIB)

4.  Patogonesis

Hipoksia/ iskemik menyebabkan suatu penurunan aliran darah ke usus. Asfiksia saat lahir, kanuli arteri

umbilikalis, paten duktus arteriosus  yang persisten, sindrom distress pernapasan dapat menjadi faktor 

pendahulu. Hipoperfusi merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang meliputi usus menghentikan sekresi

enzim protektif. Bakteri yang berpoliferasi dibantu oleh makanan enteral (substrat), menginvasi mukosa usus

yang rusak. Invasi bakteri mengakibatkan kerusakan usus lebih lanjut karena pelepasan toksin bakteri dan gas

hidrogen. Gas mulanya membelah lapisan serosa dan submukosa usus (pneumotosis intestinalis). Gas tersebut
juga dapat robek kedalam bantalan vaskular mesenterika yang akan didistribusikan  ke dalam sistem vena

hepar (vena porta). Toksin bakterial yang berkombinasi dengan iskemia mengakibatkan nekrosis. 

5. Manifestasi klinis

a. Distensi abdomen, temuan yang paling lazim, biasanya merupakan tanda yang menjadi

keluhan utama; jika terdapat distensi, EKN jarang ada.

b. Residu gastrik menunjukkan intoleransi pemberian makanan dan khususnya

mengkhawatirkan jika residu gastrik tersebut terwarna oleh empedu atau mengalami

peningkatan volume secara progresif.

c. Darah di dalam feses merupakan hal yang lazim dan mungkin hanya dapat dideteksi dengan

pengujian kimia; pada kasus EKN yang lebih fulminan, terjadi feses berdarah makroskopik.

d.             Eritema dinding abdomen mengindikasikan peritonitis dan dapat ditemukan pada bayi

yang pada mulanya tidak tampak sakit berat, khususnya bayi-bayi yang sangat prematur

dengan dinding abdomen tipis.

e. Letargi dapat menjadi tampilan awal.

f. Intoleransi karbohidrat, yang dimanifestasikan dengan berkurangnya substansi di dalam feses,

meskipun jumlah yang kecil dapat merupakan temuan normal pada bayi yang meminum ASI.

6. Komplikasi

a.   Nekrosis usus luas

b.   Infeksi sekunder

c.   Sepsis

d. Stiktura usus dengan obstruksi

e.   Sindrom usus pendek  (setelah suatu reseksi usus yang luas).

B. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah sebuah proses yang terdiri dari lima tahap yaitu; pengkajian,

analisa data atau perumusan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, pelaksanaan

keperawatan dan evaluasi keperawatan (Doenges, et. Al, 2000).

1.      Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental dan lingkungan. Hal
yang perlu dikaji pada penderita EKN adalah :
a.    Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,

diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan alamat.

b.   Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,

hubungan dengan pasien dan alamat.

c.    Keluhan utama

Pasien dengan EKN biasanya mengeluh adanya distensi abdomen.

d.   Riwayat kesehatan

1)      Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami mencakup:

a)      Provocatif/Paliatif : Pada pasien EKN biasanya keaadaan akan memburuk jika diberi

makan.

b)      Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien EKN tergantung pada tingkat keparahan EKN.

c)      Region/radiasi : Pasien EKN akan merasakan keluhan di daerah perut.

d)     Skala : Pasien EKN terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel.

e)      Timing : Biasanya keluhan dirasakan dalam waktu bertahap.

2)      Riwayat kesehatan yang lalu.

Pasien dengan EKN biasanya ditemukan adanya riwayat gangguan pencernaan.

3)      Riwayat kesehatan keluarga


Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular ataupun penyakit

keturunan .

e.    Riwayat kehamilan dan kelahiran

1)      Prenatal

Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu pasien

memeriksakan kehamilan, apakah mendapat suntikan TT dan tablet Fe.

2)      Natal

Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong, dan dimana tempat

persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan keadaan bayi saat lahir (APGAR SKORE).

Berat badan dan panjang badan dan terdapat kelainan atau tidak.

3)      Post natal

Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah pasien diberi ASI

atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA (Makanan Pengganti ASI), apa

dan siapa yang merawat tali pusat dan hari keberapa tali pusat lepas.

f.    Riwayat imunisasi

Menerangkan status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulang

(booster).

g.   Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

1)      Pertumbuhan

Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat dilihat dari KMS, dan pemeriksaan

lingkar kepala, TB, BB, LL.

Status perkembangan pasien perlu diteliti secara rinci untuk mengetahui apakah semua

tahapan perkembangan dilalui dengan mulus atau terdapat penyimpangan.

h.      Pemeriksaan Fisik.


1)      Penilaian keadaan umum

Menilai keadaan umum pasien meliputi keadaan sakit pasien,  tingkat kesadaran, tanda-tanda

vital dan hal umum yang mencolok. Pada pasien dengan EKN mungkin letargi dapat menjadi

tampilan awal.

2)   Pemeriksaan Sistemik.

a)      Sistem pernapasan

Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya apnea

b)      Sistem kardiovaskuler

Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan bradikardi, serta perfusi perifer yang

buruk.

c)      Sistem pencernaan

Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya distensi abdomen, bunyi usus yang

kemungkinan tidak ada, edema di daerah abdomen dan darah di dalam feses.

keletal.

Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya perubahan aktifitas, seperti mudah menangis

terutama pada pasien bayi.

e)      Sistem integumen

Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya eritema pada dinding abdomen serta

suhu badan yang tidak stabil.

f)       Sistem neurosensori

Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan kondisi letargi.

g)      Sistem endokrin

Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan adanya hipoglikemi.

h)      Sistem genitourinarius

Pada pasien dengan EKN biasanya tidak ditemukan adanya gangguan dalam sistem ini.
i.   Aktivitas sehari-hari.

Aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : nutrisi (pasien EKN biasanya mengalami

penurunan pola makan), eliminasi (mungkin akan ditemukan darah dalam feses pada pasien

EKN), pola istirahat/tidur, personal hygiene serta pola aktivitas sebelum dan selama sakit.

j.     Aspek psikologis

Perlu di ketahui dampak hospitalisasi anak terhadap orang tua pasien.

k.  Aspek sosial.

Perlu dikaji status pasien dalam keluarga, hubungan pasien dengan lingkungannya yang akan

dipengaruhi oleh aspek psikologis sebagai dampak dari penyakit yang dideritanya.

.  Pemeriksaan diagnostik

1)      Pemeriksaan Radiografik

Ditemukan adanya dilatasi nonspesifik fokal di usus, penebalan dinding abdomen karena

edema, dan pneumatosis intestinalis (gelembung-gelembung gas kecil di dalam dinding usus).

2)      Pemeriksaan laboratorium

Biasanya akan ditemukan leukopenia (hitung sel darah putih total <6000/mm 3),

trombositopenia (hitung trombosit <5000/mm3 sebelum pembedahan)  dan asidosis

metabolik.

2.   Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data-data dan menghubungkan data

tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang serasi untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan. (Efendi, 2004:24)

3.   Diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual
atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. (NANDA, 1990), Dalam Lynda Juall
Capernito 1998 : 5) alih bahasa Monica Ester.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien EKN (Lynn & Suwden,2004)
adalah :
a.    Resiko infeksi

b.   Resiko defisiensi volume cairan

c.    Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

d.   Ketidakefektifan perfusi jaringan

e.    Nyeri

f.    Resiko ketidak mampuan menjadi orang tua.

4.   Rencana keperawatan

Rencana keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengatasi

masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. (Rohmah dan Walid,

2008:75)

Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan EKN  menurut NANDA, NIC NOC

adalah :

a.    Resiko Infeksi

Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil (Nursing Keperawatan (Nursing
Diagnosa
Outcome) Intervention
Keperawatan
NOC Classification)
NIC
Pada Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection control
Faktor-faktor Resiko selama  …… x 24 jam diharapkan infeksi-      Gunakan sabun
-      Adanya penurunan tidak terjadi kriteria hasil resiko kontrol : untuk cuci tangan
imunitas -      Indikator -      Cuci tangan sebelum
-      Ketidakcukupan -      Pengetahuan tentang resiko dan sesudah tindakan
pengetahuan untuk -      Memonitor faktor resiko dari keperawatan
menghindari paparan lingkungan -      Gunakan sarung
patogen -      Memonitor faktor resiko dari perilaku tangan sebagai ala
-      Penurunan HB (P personal pelindung
13,5 – 18,0 gr / dl, W -      Mengembangkan strategi kontrol resiko-      Pertahankan
12,0 – 16,0 gr / dl) yang efektif lingkungan antiseptik
-      Peningkatan leukosit-      Mengatur strategi pengontrolan resiko selama pemasangan
5000 – 10000 seperti yang dibutuhkan
-      Penurunan respon -      Berkomitmen dengan strategi kontrol
terhadap peradanagn resiko yang direncanakan
-      Ketidakadekuatan -      Melaksanakan strategi kontrol resiko
status imun yang dipilih
-      Memodifikasi daya imun untuk
mengurangi resiko
-      Menghindari paparan yang bisa
mengancam kesehatan
-      Berpartisipasi dalam strategi masalah
kesehatan
-      Berpartisipasi dalam strategi resiko
yang telah teridentifikasi
-      Menggunakan hubungan personal
untuk mengontrol resiko
-      Menggunakan dukungan sosial untuk
mengontrol resiko
-      Memonitor perubahan status kesehatan
-      Mengenali perubahan status kesehatan.
Keterangan :
1.      Tidak pernah menunjukkan
2.       Jarang menunjukkan
3.      Kadang-kadang menunjukkan
4.      Sering menunjukkan
5.      Selalu menunjukkan

b.      Kekurangan volume cairan

Intervensi
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Diagnosa (Nursing
(Nursing Outcoming)
Keperawatan intervention
NOC
classification)
NIC
Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan FLUID
cairan keperawatan selama ...x 24 jam, MANAGEMENT
Tanda & Gejala diharapkan keseimbangan cairan           Timbang
          Kelemahan klien terpenuhi popok/pembalut
          Haus Kriteria hasil : jika diperlukan
          Penurunan turgor Fluid balance           Pertahankan
kulit/lidah     Indikator catatan intake dan
          Membrane           Tekanan darah dalam batas output yang akurat
mukosa/kulit kering yang diharapkan           Pasang urin
          Takikardia,           Rata-rata tekanan arteri dalam kateter jika
penurunan tekanan batas yang diharapkan diperlukan
darah, penurunan           Tekanan vena central dalam           Monitor status
volume/ tekanan nadi batas yang diharapkan hidrasi
          Pengisian v ena           Nadi perifer teraba jelas (kelembaban
menurun           Tidak ada hypotensi ortostatik membrane mukosa,
          Perubahan status           Intake dan output 24 jam nadi adekuat,
mental seimbang tekanan darah
          Konsentrasi urin           Tidak ada suara nafas ortostatik) jika
meningkat tambahan diperlukan
          Temperature           Berat badan stabil tidak ada           Monitor hasil
tubuh meningkat asites lab yang sesuai
          Hematokrit           Svp tidak tampak dengan retensi
meninggi           Tidak terdapat edema perifer cairan (BUN,
          Kehilangan berat          Tidak ada sunken-eyes           Monitor status
badan seketika           Pusing tidak ada hemodinamik
(kecuali pada third           Tidak terdapat haus abnormal termasuk CVP,
spacing)           Hidrasi kulit MAP, PAP, dan
          Membrane mukosa lembab PCWP
Berhubungan dengan           Elektrolit serum dalam batas           Monitor vital
          Kehilangan normal sign
volume cairan secara           Hematokrit dalam batas           Monitor indikasi
aktif normal retensi/ kelebihan
          Kegagalan           Tidak terdapat endapan urin cairan (orades,
mekanisme Keterangan: CVP, edema,
pengaturan 1.      Keluhan ekstrim distensi vena leher,
2.      Keluhan berat asites)
3.      Keluhan sedang           Monitor berat
4.      Keluhan ringan pasien sebelum dan
5.      Tidak ada keluhan setelah dianalisis,
kaji lokasi dan luas
edema
          Monitor
masukan
makanan/cairan dan
hitung intake kalori
harian
          Lakukan terapi
IV
          Monitor status
nutrisi
          Berikan cairan
          Berikan diuretik
sesuai instruksi
          Berikan cairan
IV pada suhu
ruangan
          Dorong
masukan oral,
berikan pengobatan
nasogatrik sesuai
dosis
          Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
          Tawarkan snack
(jus buah segar)

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification)
NOC
NIC
Perubahan Nutrisi Setelah dilakukan tindakan NUTRITIONAL
Kurang Dari keperawatan selama …….. x 24 MANAGEMENT  (manajemen
Kebutuhan Tubuh jam,di harapkan klien dapat nutrisi)
Tanda dan Gejala terpenuhi kebutuhan nutrisi nya           Kaji adanya alergi
Kriteria hasil : makanan
          Berat badan 20%           Intake zat gizi (nutrient)           Kolaborasi dengan ahli
atau lebih di bawah           Intake makana dan cairan gizi untuk menentukan
ideal           Energi jumlah kalori dan nutrisi yang
          Dilaporkan adanya           Masa tubuh di butuhkan pasien
intake makanan yang           Berat badan           Anjurkan pasien untuk
kurang dari RDA           Ukuran kebutuhan nutrisi meningkatkan intake Fe
(Recommended Daily secara biokimia           Anjurkan pasien untuk
Abdomance) Keterangan : meningkatkan protein dan
          Membran mukosa 1.      Keluhan ekstrim vitamin C
dan konjungtiva pucat2.      Keluhan berat           Berikan substansi gula
          Kelemahan otot 3.      Keluhan sedang           Yakinkan diet yang
yang digunakan untuk4.      Keluhan ringan dimakan mengandung tinggi
menelan / mengunyah5.      Tidak ada keluhan serat untuk mencegah
          Luka,inflamasi konstipasi
pada rongga mulut           Berikan makanan yang
          Mudah merasa terpilih (sudah di
kenyang sesak setelah konsultasikan dengan ahli
mengunyah makanan gizi)
          Dilaporkan atau           Anjurkan pasien
fakta adanya fakta bagaimana membuat catatan
kekurangan makanan makanan harian
          Dilaporkan adanya           Monitor jumlah nutrisi dan
perubahan sensasi rasa kandunga kalori
          Perasaan ketidak           Berikan informasi tentang
mampuan untuk kehbutuhan nutrisi
mengunyah makanan           Kaji kemampuan pasien
          Miskonsepsi untuk mendapatkan nutrisi
          Kehilangan berat yang di butuhkan
badan dengan Nutritional Monitoring
makanan cukup           BB pasien dalam batas
          Keenceran untuk normal
makan           Monitor adanya penurunan
          Kram pada berat badan
abdomen tonus otot           Monitor tipe dan jumlah
jetik aktivitas yang biasa dilakukan
          Nyeri abdominal           Monitor interaksi anak
dengan atau tanpa atau orag tua selama makan
patologi           Monitor lingkungan
          Kurang berminat selama makan
terhadapa makanan           Jadwalkan pengobatan dan
          Pembuluh darah tindakan tidak selama jam
kapiler mulai rapuh makan
          Diare dan atau           Monitor kulit kering dan
stomachache perubahan pigmentasi
          Kehilangan rambut           Monitor turgor kulit
yang cukup banyak           Monitor kekeringan
(rontok) , Suara usus rambut kusam dan mudah
hiperaktif patah
          Kurangnya           Monitor mual dan muntah
informasi / miskin           Monitor kadar albumin
informasi total protein HB dan kadar
Berhubungan dengan : HR
          Ketidak mampuan           Monitor makanan
memakan atau kesukaan
menerima makanan           Monitor pertumbuhan dan
dan mengabsorpsi sel- perkembangan
sel gizi berhubungan           Monitor pucat,kemerahan
dengan factor dan kekeringan konjungtiva
biologis,psikologis           Monitor kalori dan intake
atau ekonomi nutrisi
          Catat adanya
edema,hiperemik,hipertonik
dan cavitas oral
          Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

d. Inefektif perfusi jaringan

Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Diagnosa Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification)
NOC
NIC
Inefektif perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan INTRACRANIAL
( Cerebral, keperawatan selama…...x24 PRESSURE
gastrointestinal, jam di harapkan perfusi MONITORING
kardiopulmonal, jaringan cerebral  efektif.           Catat respon pasien
cerebral, periffer ) Kriteria hasil : terhadap stimulasi
Tanda dan gejala: Circulation status           Monitor TIK pasien
Indicator : dan respon neurologi
kardiopulmonal           Tekanan darah sistol pasien terhdap aktivitas
          Perubahan frekuensi dalam rentang yang           Monitor intake dan
respirasi di luar batas diharapkan output cairan
parameter           Tekanan drah diastole           Restrain pasien jika
          Penggunaan otot dalam batas yang perlu
pernapasan tambahan diharapkan           Monitor suhu dan
          Kapiler refisi > 3           Tekanan nadi dalam angka WSC
detik rentang yang diharapkan           Kolaborasi
          Abnormal gas darah           Rata – rata tekanan pemberian anti biotic
arteri darah dalam rentang yang           Minimalkan
          Perasaan inpending diharapakan stimulasi dari
doom ( takdir terancam )           Tekanan vena sebtral lingkungan
          Bronkospasme dalam rentang yang           Tentukan faktor- 
          Dispnea diharapkan faktor yang
          Aritnea           Hipotensi ortostatik berhubungan dengan
          Hidung kemerahan tidak muncul penyebab
          Retaksi dada           Heart rate dalam rentang          Pantau status
          Nyeri dada yang duharapkan neurologis sesering
renal           Sura jantung abnormal mungkin dan
          Perubahan tekana tidak muncul bandingkan dengan
darah di luar batas           Angina tidak muncul keadaan normal
parameter           Gas darah dalam rentang          Pantau TTV
          Hematuria yang diharapkan           Evaluasi pupil, catat
          Oliguria atau Anuria           Perbandingan oksigen ukuran, bentuk,
          Elevasi atau arteri vena dalam rentang kesamaan, dan reaksi
penurunan BUN atau yang diharapkan terhadap cahaya
rasio kreatinin           Suara nafas tambahan           Letakan kepala pada
gastrointestinal tidak muncul posisi agak ditinggikan
          Bising usus Hipoaktif          Intake dan output 24 jam dan dalan posisi
atau tidak ada seimbang anatomis
          Nausea           Perfusi jaringan periffer           Pertahankan
          Distenal abdomen           Nadi periffer teraba kuat keadaan tirah baring
          Nyeri abdomen atau           Nadi periffer simetris           Catat perubahan
tidak terasa lunak           Pembesran pembuluh dalam penglihatan,
Periffer darah tidak ada seperti adanya
          Edema           JVP tigak tampak kebutaan, persamaan,
          Tanda homan’s           Edema periffer tidak gangguan lapang
positif muncul pandang atau
          Perubahan           Asites tidak muncul kedalaman persepsi
karakteristik kulit            Status kognitif dalan           Kail rigiditas,
( rambut, kuku, rentang yang diharapkan kedutan, kegelisaan
kelembapan ) denyut           Kelemahan extrim tidak yang meningkat, peka
nadi ada rangsang dan serangan
          Lemah atau tidak ada kejang
          Diskolorisasi kulit Keterangan :           Beri obat sesuai
          Perubahan suhu kulit1.      Keluhan ekstrim medikasi
          Perubahan sensual 2.      Keluhan berat           Pabtau pemeriksaan
          Kebiru – biruan 3.      Keluhan sedang laboratoriun sesuai
          Tekanan darah di 4.      Keluhan ringan indikasi seperti masa,
extremitas 5.      Tidak ada keluhan protrombin dan kadar
          Bruit dilantin.
          Pultrasi arteri
berkurang
          Warna kulit pucat
pada elevail warna tidak
kembali pada penurunan
kaki
Cerebral
          Abnormalitas bicara
          Kelemahan
extremitas
          Paralisis perubahan
status mental
          Perubahan pada
respon motorik
          Perubahan reaksi
pupil
          Kesulitan untuk
menelan
          Perubahan kebiasaan
Berhubungan dengan :
          Hipovolemia
Hipervolemia
Aliran arteri terputus
           Aliran vena terputus
          Hipoventilasi
          Reduksi mekanik
pada vena dan atau aliran
darah arteri
          Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran
kapiler
          Keracunan enzim
          Perubahan avimitas
atau ikatan oksigen
dengan Hb
          Penurunan
konsentrasi Hb dalam
darah

e. Nyeri
Diagnosa     Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (Nursing Intervention
(Nursing  Outcome) Classification )
NOC NIC
Nyeri Akut Tanda dan Setelah dilakukan PAIN MANAGEMENT
Gejala : keperawatan selama .......x (Manjemen Nyeri )
          Laporan secara verbal 24 jam, nyeri dapat           Lakukan pengkajian
dan non verbal teratasi. nyeri secara
           Fakta dari observasi Kriteria hasil :  komperhensif termasuk
          Posisi menghindari Indikator lokasi, karakteristik,
nyeri           Melaporkan adanya durasi, frekuensi,
          Gerakan meindungi nyeri kualitas, faktor
          Tingkah laku berhati-           Luas bagian tubuh yang presitipasi.
hati terpengaruh           Observasi reaksi
          Muka topeng (nyeri)           Frekuensi nyeri non verbal dari
          Gangguan tidur           Panjangnya episode ketidaknyamanan
( mata sayu, tampak nyeri           Gunakan teknik
capek, gerakan kacau,           Pernyataan nyeri komunikasi terapeutik
menyeringai)           Ekspresi pada wajah untuk mengetahui
          Terfokus pada diri           Posisi tubuh yang pengetahuan nyeri
sendiri protektif pasien.
          Fokus menyempit           Kurangnya istirahat           Kaji kultur yang
          Tingkah laku distraksi          Ketegangan otot mempengaruhi respon
          Perubahan pada nyeri.
          Agen injury (fisik, frekuensi pernapasan           Evaluasi
biologi, kimia)           Perubahan nadi pengalaman nyeri pada
          Perubahan tekanan masa lampau.
darah           Evaluasi bersama
          Perubahan ukuran pupil pasien dan tim
          Keringat berlebih kesehatan lain tentang
          Kehilangan selera ketidakaturan kontrol
makan nyeri pada masa
lampau
1.      Kuat           Bantu pasien untuk
2.      Berat mencari dukungan
3.      Sedang           Kontrol lingkungan
4.      Ringan yang dapat
5.      Tidak ada keluhan mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
          Kurangi faktor
presipitasi nyeri
          Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
( farmakologi, non
farmakologi dan i nyeri
          Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
          Berikan analgetik
untuk menghilangkan
nyeri
          Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
          Tingkatkan istirahat
f. Kurang pengetahuan

Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
clacification)
NOC
NIC
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan TEACHING : DISEASE
Tanda dan gejala keperawatan selama…… PROCESS
        x24 jam, diharapkan         Berikan penilain tentang
Memverbalisasikan pengetahuan meningkat. tingkat pengetahuan pasien
adanya masalah Kriteria hasil: tentang proses penyakit yang
        Ketidakakuratan         Familiar dengan spesifik
mengikuti instruksi nama penyakit         Jelaskan patofisiologi dari
        Prilaku tidak         Mendeskripsikan penyakit dan bagaimana hal ini
sesuai factor penyebab berhubungan dengan anatomi dan
Berhubungan dengan         Mendeskripsikan fisiologi dengan cara yang tepat
        Keterbatasan factor resiko         Gambarkan tanda dan
kognitif         Mendeskripsikan gejala yang biasa muncul pada
        Interpretasi efek penyakit penyakit dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang         Mendeskripsikan         Gambarkan proses
salah tanda dan gejala penyakit dengan cara yang tepat
        Kurangnya         Mendeskripsikan         Identifikasi kemungkinan
keinginan untuk mencari perjalanan penyakit penyebab dengan cara yang tepat
informasi         Mendeskripsikan         Sediakan informasi pada
        Tidak mengetahui tindakan untuk pasien tentang kondisi dengan
sumber-sumber informasi menurunkan progresifitas cara yang tepat
penyakit         Hindari jaminan yang
        Mendeskripsikan kosong
komplikasi         Sediakan bagi keluarga
        Mendeskripsikan atau SO informasi tentang
tanda dan gejala dari kemajuan pasien dengan cara
komplikasi yang tepat
        Mendeskripsikan         Sediakan informasi tentang
tindakan pencegahan untuk pengukuran diagnostic yang
mencegah komplkasi tersedia dengan tepat
Keterangan         Diskusikan perubahan gaya
1.      Tidak ada hidup yang mungkin diperlukan
2.      Sedikit untuk mencegah komplikasi
3.      Sedang dimasa yang akan datang atau
4.      Berat proses pengontrolan penyakit
5.      Penuh         Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
        Gambarkan rasional
rekomendasi management terapi/
penanganan
        Dukung pasien untuk
mengekplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindifikasikan
        Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan dengan
cara yang tepat
        Instruksikan pasien untuk
mengenal tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan dengan cara
yang tepat
        Sediakan telefon untuk
memanggil jika komplikasi
terjadi
        Buatkan informasi yang
disediakan oleh anggota tim
kesehatan lain dengan cara yang
tepat.

5.   Pelaksanaan.

Pelaksanaan adalah rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi

respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru.

(Rohmah dan Walid, 2008:89)

6.   Evaluasi.

Evaluasi adalah penilaian degan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil

yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Rohmah

dan Walid, 2008:94)

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    TINJAUAN KASUS

1.      Pengkajian
a.    Biodata

1)      Pasien

Nama                           : An.R

Umur                           : 1,5 bulan

Jenis kelamin               : Laki-laki

Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia

Agama                         : Islam

Pendidikan                  : -

Tgl masuk RS              : 2 juli 2012

Tgl pengkajian : 13 juli 2012

Diagnos medis                        : Sepsis

Nomor medrek            : 104373

                        :Desa Kaplongan RT 08/02 Kec:    Karangampel-Indramayu

2)  Ayah

Nama                           : Tn.N

Umur                           : 23 tahun

Pendidikan                  : SD

Pekerjaan                     : Petani

Agama                         : Islam

                        :Desa Kaplongan RT 08/02 Kec:    Karangampel-Indramayu

2)   Ibu

Nama                           : Ny.A

Umur                           : 19 tahun

Pendidikan                  : SD

Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga


Agama                         : Islam

                        :Desa Kaplongan RT 08/02 Kec:    Karangampel-Indramayu

3) Genogram

            Keterangan      :

                                    : Laki-laki

                                    : Perempuan

                                    : Klien

                                    : Tinggal serumah

                                    : Garis keturunan

                                    : Garis perkawinan

b.   Riwayat Kesehatan

1)      Keluhan Utama

Sesak nafas

2)      Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas seperti terdapat lendir, sesak nafas bertambah jika

perut pasien bertambah kembung. Menurut ibu pasien sesak nafas yang dialami anaknya

tidak terlalu parah. Menurut ibu pasien keluhan dirasakan pada daerah dada. Ibu pasien

mengatakan ketika sesak pasien akan rewel. Ibu klien pun mengatakan bahwa sesak nafas

yang dialami anaknya muncul setiap waktu.

3)      Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya tidak pernah mengalami sesak nafas, tapi

pernah mengalami diare sebelumnya. Menurut ibu pasien sekitar beberapa hari yang lalu

pasien pernah mengalami kejang demam dua kali, dan sekarang suhu tubuh pasien naik turun.

4)      Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia maupun anggota keluarga yang lain yang belum

pernah sakit seperti yang dialami pasien. Ibu pasien juga mengatakan bahwa ia maupun 

anggota keluarga yang lain tidak mempunyai riwayat penyakit menular ataupun penyakit

keturunan.

5)      Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

a)      Prenatal

Ketika hamil ibu pasien rajin memeriksakan kehamilan setiap bulan di Posyandu. Ibu pasien

mengatakan tidak ada kelainan ketika hamil dan tidak mempunyai riwayat pengobatan rutin.

Ibu  pasien juga mengatakan bahwa ketika hamil dia sudah diimunisasi TT 2 kali.

b)      Natal

Ketika melahirkan ibu pasien ditolong oleh bidan dirumah bersalin dan jenis persalinannya

spontan/normal, ibu pasien juga mengatakan tidak ada komplikasi ketika melahirkan.

c)      Post Natal

Ibu pasien mengatakan bahwa berat bayinya ketika baru lahir 3,4 gram dengan panjang 50

cm.
6)      Riwayat Imunisasi

Tabel 2

Riwayat Imunisasi

Waktu Pemberian Imunisasi Dalam Bulan


Jenis imunisasi 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 14
0 2 3
BCG - - - - - - - - - - - - - - -
DPT - - - - - - - - - - - - - - -
Polio - - - - - - - - - - - - - - -
Campak - - - - - - - - - - - - - - -
Hepatitis - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan      : pasien belum pernah mendapat imunisasi

7)      Pengkajian Tumbuh Kembang

a)      Pengkajian Reflek (bila pasien neonatus atau bayi muda)

Reflek Babinsky (+)

Reflek Sucking (+)

Reflek Rooting (+)

b)      Pengkajian Pertumbuhan

BB lahir : 3,4 gram

BB saat sakit : 4,9 gram

TB : 51 cm

LLA : 13 cm

c)      Pengkajian Perkembangan


(1)   Perkembangan personal sosial

Mengamati

tangannya                              F

Tersenyum spontan                 P

Membalas          R
senyum

pemeriksa         
Menatap muka             P

Garis usia         

Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan personal sosial pasien

normal.

(2)   Perkembangan motorik halus

Mengikuti
lewat garis                         R
tengah

Mengikuti
 ke garis                           P
 tengah
Garis usia

Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik halus pasien

normal.

(3)   Perkembangan bahasa

Berteriak                                         F

Tertawa                               F

ooo/aah                       F

Bersuara                      P

Bereaksi terhadap bel                       P

Garis usia

Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan bahasa pasien normal.

(4)   Perkembangan motorik kasar


Duduk kepala tegak             F

Kepala terangkat 900                                    F

Kepala terangkat 450                                 F

Mengangkat kepala            P

Gerakan seimbang              P
Garis usia

Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik kasar pasien

normal.

8)      Aspek Fisik

a)      Penampilan Umum

Lemah

b)      Kesadaran

CM (Compos Mentis), dengan Pediatric coma scale : E4, V5, M6

c)      Pemeriksaan Fisik

(1)   Sistem Pernafasan

Inspeksi           : bentuk hidung simetris, septum nasal ditengah, tidak ada pernafasan cuping

hidung, tidak ada polip dan tidak ada secret dihidung, terpasang O2 1 liter/menit, frekuensi

pernafasan 62x/menit.

Perkusi            : terdengar bunyi sonor

Auskultasi       : suara nafas ronchi.

Palpasi             : ekspansi simetris

(2)   Sistem Pencernaan

Inspeksi           : Bibir pasien agak kering, pasien tidak mengalami stomatitis, terdapat distensi

abdomen, terpasang NGT


Auskultasi       : terdengar bising usus 10x/menit.

Palpasi             : lien dan hepar tidak teraba

Perkusi            : suara terdengar timpani pada semua kuadran

(3)   Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi           : konjungtiva pucat (HB=10,3 gr%), tidak ada pembesaran jantung.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, terdapat edema, CRF < 2 detik.

Auskultasi       : denyut jantung 160x/menit, Bunyi jantung I terdengar “lub” pada ICS 5 dan

bunyi jantung II terdengar “dub” pada ICS 2, tidak terdapat bunyi jantung tambahan.

Perkusi            : suara perkusi terdengar pekak.

(4)   Sistem Musculoskeletal

Inspeksi           : pada ekstremitas kiri pasien terpasang infus KaEn 4B tetesan 20x/menit,

bentuk kepala klien normochepal, ada edema pada ekstremitas, tidak ada fraktur.

Palpasi : reflek patella positif

(5)   Sistem Persyarafan

Kesadaran pediatric coma scale : E4, V5, M6(compos mentis)

(a)    Nervus I (Olfaktorius).

Fungsi penciuman pasien tidak terkaji karena pasien belum bisa berbicara.

(b)   Nervus II (Optikus).

Fungsi penglihatan pasien tidak terkaji, karena pasien belum bisa berbicara .

(c)    Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius, Thorakalis dan Abdusen).

Pasien dapat mengangkat kelopak mata, refleks pupil baik  terhadap cahaya.

(d)   Nervus V (Trigeminus).

Pasien belum dapat mengunyah karena usianya masih bayi.

(e)    Nervus VII (Fasialis).

Pada pasien ketika diobservasi ketika diam tidak ada gerakan abnormal seperti tic facialis.
(f)    Nervus VIII (Austikus).

Fungsi pendengaran tidak terkaji, karena pasien menangis ketika dikaji

(g)   Nervus IX (Glosofaringeus) dan Nervus X (Vagus).

Uvula terletak ditengah-tengah, menurut ibu pasien reflek muntah pasien baik. Klien dapat

menelan ASI dan PASI dengan baik.

(h)   Nervus XI (Assesorius).

Pasien dapat dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan.

(i)     Nervus XII (Hypoglosus).

Pasien dapat menjulurkan lidah.

(6)   System Integumen

Inspeksi           : Rambut klien berwarna hitam, kulit kepala bersih, suhu 37,2 oC.

Palpasi             : terdapat edema pada ekstremitas

(7)   Sistem Endokrin

Inspeksi           : Kelenjar tiroid tidak teraba

Palapasi           : tidak ada pembesaran lipatan paha.

(8)   Sistem Genitourinaria

Inspeksi           : ukuran testis normal, tidak terpasang deuer kateter

Palapasi           : tidak terdapat dilatasi kandung kemih

9)      Aktivitas Sehari-hari

No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Selama Sakit


1 Nutrisi (ASI dan PASI)
Makan
-Frekuensi ±4 jam sekali ±4 jam sekali
-Porsi - -
-Jenis makanan ASI dan PASI ASI dan PASI
-Nafsu makan baik kurang
Minum
-Frekuensi - -
-Jumlah - -
- Jenis minuman - -
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2 Eliminasi
BAB
- Frekuensi 3-4x/hari 4x/hari
- Warna Kuning Kuning
- Konsistensi Normal Cair
BAK
-Frekuensi 4x/hari 4x/hari
-Warna Kuning Kuning
- Jumlah - -
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
3 Pola istirahat/tidur
-Lamanya tidur Malam : 9 jam/hari Tidak teratur
Siang   : 2 jam/hari
-Gangguan tidur - -
Keluhan Tidak ada keluhan Gangguan pola tidur
4 Personal Hygiene
-Mandi 2x/hari 1x/hari (di seka)
-Keramas 2x/hari -
-Gosok gigi - -
-Gunting kuku - -
- Keluhan Tidak ada keluhan -
5 Pola Aktivitas Aktif Lemas
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

10)   Aspek Psikologis (Hospitalisasi anak dan orang tua)

-          Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ibu membawa anaknya ke RS karena kejang dan demam tinggi. Ibu mengatakan bahwa

dokter telah menceritakan tentang kondisi anaknya. Walaupun begitu ibu pasien mengatakan

bahwa ia dan suaminya tetap merasa cemas dan bingung dengan keadaan pasien.

11)   Aspek Sosial

Pasien tinggal bersama orang tuanya dilingkungan perumahan.

12)  Data Penunjang

Hasil laboratorium tanggal 10 Juli 2012

Hematologi Hasil Satuan Nilai rujukan


Hemoglobin 10,3 gr% L :13,5-18 P:11,5-16,5
Trombosit 153.000 /mm3 150.000-400.000
Leukosit 9.110 /mm3 4000-10.000
Albumin 12,67 g/dl 3,4-5
Protein total 530 g/dl 6,4-8,2
Globulin 2,63 g/dl 2,7-3,2
Hematokrit 32 % 37-47

13) Terapi yang sudah diberikan :

Cefotaxim                   3x200 mg

Phenobarbital              2x8 mg

Kaen 4B

KCL                            10 cc

Paracetamol                30 cc

2.      Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds : Fungsi ginjal Kelebihan volume
- ibu pasien mengatakan menurun cairan
bahwa pasien kembung.  
Do :
-frek nafas : 62x/menit.
-ada bunyi ronchi.
-Ada edema Renin meningkat
-Hb  10,3 gr%  
-Ht  3,2%
-Albumin 12,67 g/dl
- Total protein 530 g/dl
Peningkatan
reabsorpsi Na dan
air
 
2. Ds:
- Ibu pasien mengatakan Resiko infeksi
suhu pasien naik turun
Do: edema
-  konjungtiva pucat( Hb
10,3%)
- suhu : 37,20C
Invasi bakteri
 

3. DS: Pola nafas tidak efektif


- ibu pasien mengatakan
pasien sesak nafas Peradangan
seperti banyak lendir  
-ibu pasien  mengatakan
bahwa pasien tidurnya
tidak teratur
DO: Resiko infeksi
-Terdengar suara ronkhi
-Frekuensi pernafasan
62x/menit Distensi abdomen
-Pasien tampak rewel  
ketika dikaji
-distensi abdomen
-Pasien tampak lemah
Menekan kebagian
diafragma
 

4 DS : Kurang pengetahuan
- Ibu pasien mengatakan O2 yang masuk ke
ia merasa cemas dengan paru-paru tidak
keadaan anaknya maksimal
DO :  
- Pendidikan terakhir
orangtua pasien SD

Peningkatan
frekuensi pernafasan
 

Pola nafas terganggu

Pendidikan rendah
 

Kurang sumber
informasi
 

Kurang pengetahuan

3.      Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas

1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan distensi abdomen


2.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah

3.      Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasi

4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

4. Perencanaan

Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawata Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
n
1 Pola nafas Setelah dilakukan 1. Posisikan 1. Posisi yang tepat
tidak efektif tindakan pasien untuk dapat
keperawatan memaksimalkan memaksimalkan
selama 3x24 jam, ventilasi pernafasan
diharapkan nafas 2. Auskultasi 2. Suara nafas
efektif, dengan suara nafas, catat tambahan
kriteria hasil: adanya suara merupakan salah
- Frekuensi per tambahan satu  indikator
napasan dalam 3. Monitor ventilasi kurang
rentang normal respirasi dan maksimal
- Tidak status O2 3. Peningkatan
didapatkan suara respirasi dapat
tambahan menjadi indikasi
adanya gangguan
pola nafas
2 Kelebihan Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1. Tanda-tanda vital
volume tindakan tanda vital merupakan
cairan keperawatan 2. Kolaborasi indikator
berhubungan selama 3x24 jam, dengan mekanisme tubuh
dengan diharapkan dokter,berikan
mekanisme keseimbangan diuretik sesuai 2.Diharapkan
pengaturan cairan pasien instruksi dengan pemberian
melemah terpenuhi, dengan diuretik akan
kriteria hasil: membantu
- tidak ada suara keseimbangan
nafas tambahan volume cairan
- berat badan tubuh
stabil
-tidak ada edema
3 Resiko Setelah dilakukan 1. Batasi 1.Mencegah 
infeksi tindakan pengunjung bila infeksi nosokomial
berhubungan keperawatan perlu
dengan selama 3 x 24 2.Mencegah
prosedur jam, diharapkan 2. Cuci tangan terjadinya infeksi
invasi infeksi tidak sebelum dan silang
terjadi, dengan sesudah tindakan 3.Mencegah
kriteria hasil: keperawatan terjadinya infeksi
-Pengetahuan 3. Gunakan nosokomial
tentang factor sarung tangan 4.Antibiotik bekerja
resiko meningkat sebagai alat membunuh bakteri
- faktor resiko pelindung serta mencegah
dari perilaku infeksi yang meluas
personal 4. Kolaborasi
berkurang dengan dokter,
berikan terapi
antibiotik
4 Kurang Setelah dilakukan 1.Melakukan 1.Penkes dapat
pengetahuan tindakan pendidikan menambah
berhubungan keperawatan kesehatan tentang pengetahuan
dengan selama 1x20 kejang demam orangtua khususnya
keterbatasan menit, diharapkan 2.Memotivasi orangtua dengan
kognitif pengetahuan orangtua pasien anak riwayat kejang
meningkat,dengan untuk bertanya mengenai hal yang
Kriteria hasil: tentang kondisi bisa mereka
-dapat pasien lakukan ketika anak
menjelaskan kejang di rumah
pengertian kejang 2.Dengan bertanya
- menyebutkan orang tua dapat
ciri-ciri kejang menambah
- menyebutkan pengetahuan akan
langkah orang tua hal yang mereka
ketika anak tidak mengerti.
kejang

5. Implementasi

Hari/Tangga
No No.DP Implementasi Paraf
l
1. Jum’at,13-7- 1 Tindakan: menganjurkan keluarga untuk
2012 mengenakan bantal ketika anak tidur 
Respon   : keluarga menerima masukan Susanti
dengan baik
Tindakan: melakukan auskultasi suara
nafas
Respon : terdengar suara ronkhi
Tindakan : menambah air dalam
humidifier
Respon : Keluarga pasien kooperatif
2. Jum’at,13-7- 2 Tindakan : memonitor tanda-tanda vital
2012 Respon   :suhu:370C,respirasi:61x/menit,
bunyi jantung:158x/menit Susanti
3. Jum’at,13-7- 3 Tindakan: mencuci tangan sebelum dan
2012 sesudah tindakan keperawatan
Respon: orangtua pasien terlihat senang Susanti
melihat tangan perawat bersih
Tindakan: menggunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung
Respon : orangtua pasien terlihat lebih
percaya dengan perawat
Tindakan : memberikan terapi antibiotik
(cefotaxim 3x200mg via iv) sesuai advis
dokter
Respon : orangtua pasien kooperatif
untuk membantu dalam tindakan
4 Jum’at,13-7- 4 Tindakan :Memberikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan orangtua pasien
2012 Respon : Orangtua belum terlalu Susanti
mengerti dengan kesehatan anaknya,
terutama menangani anak kejang

6. Evaluasi

No.
No Hari/Tanggal Evaluasi Paraf
DP
1 Jumat, 13-7- 1 S: -Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
2012 baru tertidur
-Ibu pasien mengatakan bahwa pasien Susanti
masih tampak sesak
O: -pasien tampak tidur
-distensi abdomen masih ada
- frekuensi pernafasan 60x/menit
A:masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 Jumat, 13-7- 2 S: Keluarga mengatakan bahwa pasien
2012 masih sedikit bengkak
O: -masih terdapat edema Susanti
- masih terdapat bunyi nafas abnormal
-Frekuensi pernafasan 60x/menit, suhu:370C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 Jumat, 13-7- 3 S: Keluarga mengatakan hari ini pasien
2012 tidak demam
O: suhu 370C Susanti
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
4 Jumat, 13-7- 4 S: orangtua pasien mengatakan bingung
2012 O: Orangtua pasien masih tampak cemas
A: Masalah belum teratasi Susanti
P: Lanjutkan intervensi

7. Catatan Perkembangan
No.
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
DP

1 Sabtu,14-7- 1 S: ibu mengatakan bahwa pasien masih


2012 tidur tidak teratur
-ibu mengatakan bahwa perut pasien Susanti
masih kembung
O: -masih terdapat distensi abdomen
-pasien masih terlihat rewel
- selang O2 sudah dilepas
A: masalah belum teratasi
P:
1.Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
2. Monitor respirasi dan status O2
3. Berikan terapi sesuai advis dokter
I:
1. melakukan auskultasi suara nafas
2. memonitor respirasi
3. Memberikan terapi KCL 10cc sesuai
advis dokter
E: S: Ibu mengatakan bahwa pasien masih
kembung
O: masih terdapat distensi abdomen
A:maslah teratasi sebagian
P:pertahankan intervensi

2 S: Keluarga mengatakan bahwa bengkak


pasien berkurang
O:-edema berkurang
-masih terdapat suara nafas ronkhi
-O2 sudah dilepas
-tanda-tanda vital:suhu:39,50C
Respirasi:59x/menit
A: Masalah belum teratasi
P:
1.Monitor tanda-tanda vital
2. Kolaborasi dengan dokter, berikan
diuretik sesuai instruksi
I:
1.Memonitor tanda-tanda vital
2. Memberikan furosemid 1x3mg via iv
sesuai advis dokter
E:S: ibu pasien mengatakan bengkak
pasien berkurang
O: -edema berkurang
-TTV: suhu:37,50C,frekuensi
respirasi:55x/menit
A: Masalah belum teratasi
P:Pertahankan intervensi

3 S: Ibu pasien mengatakan bahwa pasien


demam
O: suhu 39,50C
A: Masalah belum teratasi
P:
1. Batasi pengunjung bila perlu
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
3. Gunakan sarung tangan sebagai alat
pelindung
4. Kolaborasi dengan dokter, berikan terapi
antibiotik
5. Lakukan kompres hangat
I:
1.Memberi tahu keluarga untuk membatasi
penjenguk
2. mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
3. menggunakan sarung tangan sebagai alat
pelindung
4. Memberikan antibiotik
-cefotaxime 2x350 mg via iv sesuai advis
dokter
-metronidazole 3x75mg
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan
kompres hangat
E : S:ibu pasien mengatakan bahwa pasien
sudah tidak demam
O:suhu:37,50C
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4

4 S: Ibu pasien mengatakan bahwa ia dan


suaminya bingung dengan keadaan pasien
O: ekspresi orangtua pasien tampak cemas
A:masalah belum teratasi
P:
1.      Berikan pendidikan kesehatan
2.      Motivasi keluarga untuk mengeluarkan
perasaannya
I:
1. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai kejang demam
2. Memotivasi pasien untuk bertanya serta
mengeluarkan perasaannya
E: S: orangtua pasien mengatakan mereka
telah mengerti dengan materi yangtelah
disampaikan
O: -Orangtua pasien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan benar
A: masalah teratasi
2 Minggu,15- 1. S:Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
7-2012 masih kembung
-Ibu pasien mengatakan bahwa pola tidur
pasien masih tidak teratur
O: -Masih terdapat distensi abdomen Susanti
-keadaan umum pasien lemah
-masih terdengar suara ronkhi
-Frekuensi pernapasan :58x/menit
A: masalah teratasi sebagian
P:
1.Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
2. Monitor respirasi
3. Beri terapi sesuai advis dokter
I:
1.      Melakukan auskultasi  suara nafas
2.      Memonitor respirasi
3.      Memberikan terapi KCL 10cc sesuai
advis dokter
E:S:keluarga mengatakan bahwa pasien
masih kembung
O:-Masih terdapat distensi abdomen
- Masih terdapat suara ronkhi
A:masalah teratasi sebagian
P:Pertahankan intervensi

2. S:Ibu pasien mengatakan bengkak pasien


berkurang
O: Edema berkurang
A:Masalah teratasi sebagian
P: Monitor tanda-tanda vital
I: Memonitor tanda-tanda vital
E:S: Keluarga mengatakan bahwa bengkak
pasien berkurang
O:-Edema berkurang
-Suhu:37,10c
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi

3 S: keluarga mengatakan bahwa pasien


tidak demam
O: suhu:36,80C
A: Masalah belum teratasi
P:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
2. Gunakan sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Kolaborasi dengan dokter, berikan terapi
antibiotik
I:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
2. menggunakan sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Memberikan terapi antibiotik;
Cefotaxime 2x350 mg via iv,
metronidazole 3x75mg sesuai advis dokter
E:S: ibu pasien mengatakan badan pasien
terasa hangat
O: suhu:37,50C
A: Masalah belum teratasi
P:Pertahankan intervensi
3 Senin,1-7- 1 S:Ibu pasien mengatakan pasien masih
2012 kembung
Ibu pasien mengatakan pasien tidurnya
masih tidak teratur
O; -Masih terdapat distensi abdomen Susanti
- Masih terdengar suara ronkhi
A:Masalah belum teratasi
P: pasien pulang paksa         home visit

2 S: Ibu pasien mengatakan bahwa BAB


pasien hitam
O: -masih terdapat edema
-melena
A: masalah belum teratasi
P: pasien pulang paksa         home visit

3 S: ibu pasien mengatakan pasien sudah


tidak demam
O: suhu:36,50C
A: masalah teratasi

B. Pembahasan

1.      Pengkajian

Penulis sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pengkajian karena pasien masih

bayi, tapi penulis dapat mengatasinya karena keluarga pasien mau berperan aktif dan cukup
kooperatif. Sehingga pada tahap ini sebagian besar penulis mendapatkan data subjektif dari

orangtua pasien.

2.      Diagnosa keperawatan

Dalam pengkajian penulis menemukan empat diagnosa keperawatan. Sedangkan dalam

teori, diagnosa yang kemungkinan muncul pada pasien EKN ada enam. Diagnosa yang tidak

muncul adalah:

a.    Resiko defisiensi volume cairan

b.   Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

c.    Ketidakefektifan perfusi jaringan

d.   Nyeri

Hal ini dikarenakan tidak semua gejala EKN yang ada pada teori muncul pada pasien by.

R.

3. Perencanaan

Dalam perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami

By.R  penulis  bekerjasama dengan rekan perawat ruangan, anggota tim kesehatan lain,

keluarga pasien disertai dengan tersedianya literatur yang menunjang sehingga pada tahap ini

penulis tidak menemukan banyak kesulitan dan hambatan yang berarti.

4. Implementasi

Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan sedikit hambatan dengan terbatasnya alat-

alat yang tersedia di ruangan dan keterbatasan waktu dimana penulis hanya berdinas pagi

saja, sehingga pada tahap ini sebagaian pelaksanaan di bantu dan dioperkan pada perawat

ruangan yang berdinas sore dan malam.


Pada tahap ini sebagian besar perencanaan dapat dilaksanakan seluruhnya. Hal ini

disebabkan keluarga pasien cukup kooperatif serta atas kerjasama dengan tim kesehatan lain

dan perawat ruangan..

5. Evaluasi

Dalam tahap ini penulis mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap By. R.

Pada tahap ini tujuan dalam perencanaan belum tercapai semuanya, ada masalah teratasi serta

ada pula yang belum teratasi dikarenakan pasien pulang atas kemauan keluarga pasien

sendiri. Oleh karena itu penulis melakukan home visit pada tanggal 19 Juli 2012 dengan hasil:

a.    Tanda-tanda vital; suhu:36,60C, respirasi: 50x/menit, bunyi jantung: 155x/menit

b.   Tidak ada suara ronkhi

c.    Edema berkurang

d.   Distensi abdomen berkurang

e.    BAB normal.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada By. R dengan sepsis akibat EKN di ruang anak RSUD
Indramayu, dilaksanakan dari 13 Juli 2012 sampai dengan 16 Juli 2012, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pengkajian

Pengkajian yang komprehensif pada kasus EKN diperlukan karena menentukan hasil
analisa data dan arah perencanaan keperawatan. Pengkajian keperawatan pada pasien dengan
sepsis akibat EKN yang dapat dilakukan menemukan kendala karena umur pasien yang masih
bayi, namun keluarga cukup kooperatif sehingga dapat membantu proses pengkajian.

2.    Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada By.R  yang menderita sepsis akibat EKN yang muncul

setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data-data yang ada adalah sebagai

berikut :

a.    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan distensi abdomen

b.   Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah

c.    Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasi.

d.   Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

3.      Perencanaan

Rencana keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan sepsis akibat EKN  disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan kemampuan  keluarga akan perawatan sehingga dapat terjalin
kerjasama antara perawat dan keluarga pasien, dan juga semua rencana yang telah disusun
dapat direalisasikan.
Adapun rencana keperawatan yang penting adalah:

a.       Mengobservasi tanda-tanda vital

b.      Mengkaji adanya edema

c.       Mengkaji adanya distensi abdomen

d.      Kolaborasi pemberian terapi sesuai program.

4.      Pelaksanaan

Dalam pelaksanakan tindakan keperawatan diperlukan kerjasama yang baik antara 


pasien, keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan emosional ataupun psikis.
5.      Evaluasi

Dalam tahap evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

yang telah disusun, didapatkan ada masalah yang sudah teratasi, masalah teratasi sebagian

dan masalah belum teratasi. Oleh karena itu penulis melakukan home visit.

B.     Rekomendasi

1.      Rumah sakit


Kerjasama yang baik antara dokter,  perawat, petugas laboratorium, ahli gizi  maupun

keluarga pasien sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada

pasien dengan sepsis akibat EKN akan memudahkan dalam pemberian pelayanan

keperawatan sehingga mengcegah/mengurangi komplikasi yang terjadi pada penderita EKN.

2.      Institusi pendidikan

Kepada instansi pendidikan diharapkan melengkapi literatur-literatur tentang

penanganan pada penderita dengan gangguan sistem pencernaan khususnya penyakit EKN

untuk menambah wawasan mahasiswa serta memperluas daya pikir mahasiswa.

3.      Keluarga pasien

Penulis merekomendasikan orang tua pasien EKN untuk melakukan kontrol kesehatan

pasien pada dokter di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

4.      Mahasiswa

Mahasiswa harus lebih giat lagi untuk membaca serta belajar khususnya materi serta

keterampilan yang dibutuhkan dalam kasus-kasus sistem pencernaan seperti EKN. Sehingga

dapat memperluas ilmu serta pengetahuan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, C. Lynn & Suwden, L.A. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Carpenito, Linda Juall. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
EGC
Doengus, E. Marilynn et al.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Efendi, Nasrul. 2000. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Gaffar, La Ode Jumaedi.1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Hinchliff,Sue.1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC
Kitterman. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: EGC
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Sacharin, Rosa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC
Watson, Roger.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC
http://carapedia.com/pengertian_definisi_anak_info2003.html (diakses tanggal 20 juli 2012
jam 16:32 WIB)
http://id.scribd.com/doc/54426675/ASUHAN-KEPERAWATAN-Necrotizing -Enterocolitis-
NEC (diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.35 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21062/5/Chapter%20I.pdf (diakses tanggal
23 Juli jam 16:33 WIB)
http://www.depkes.go.id( diakses tanggal 26 Juli 2012 jam 16.50 WIB)
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jabar%202007.pdf (diakses tanggal 23
juli 2012 jam 16:57 WIB)
http://www.emedicie.medscape .com/artikel/977956 (diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.50
WIB)
http://www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitis nekrosis (diakses tanggal 23 juli 2012 jam
16:30 WIB)
 
Diposting oleh santi sue di 04.59
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

1 komentar:

1.

Unknown4 Juli 2017 02.42

Blog yang sangat bermanfaat, Apa Itu Herpes Simplex

Herpes simplex sendiri terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah Herpes Simplex
Virus 1 atau HSV-1. Virus ini biasanya menyerang mulut atau mulai dari pinggang ke
atas. HSV-1 merupakan virus yang umum terjadi. Termasuk dalam HSV-1 ini adalah
sariawan atau ruam lepuh pada bibir maupun mulut. HSV-1 bisa diobati walau tidak
bisa sembuh total karena bisa kambuh lagi.

Sementara herpes tipe 2 dikenal sebagai HSV-2, yang menyerang bagian pinggang
hingga tubuh bagian bawah. HSV-2 inilah yang kerap menyerang bagian kelamin dan
dikenal sebagai Herpes Genitalis. Penularannya lewat hubungan intim yang tidak
aman. Setelah mengetahui herpes simplex, saatnya mengetahui herpes zoster.

Apa Itu Herpes Zoster

Herpes zoster disebut juga penyakit infeksi kulit dan merupakan lanjutan chicken pox
atau cacar air. Virus yang menyerang sama seperti virus pada cacar air. Perbedannya
adalah pada herpes zoster terdapat ciri yaitu cacar gelembung dengan ukuran yang
lebih besar serta berkelompok di bagian tubuh tertentu. Biasanya, cacar gelembung
akan ditemukan di dahi, punggung hingga dada.

Penularan herpes zoster ini adalah melalui batuk, bersin ataupun pakaian yang
tercemar. Dapat juga melalui sentuhan ke gelembuh atau lepuh yang telah pecah. Di
samping mengetahui herpes, penting juga untuk memahami seperti apa gejala yang
timbul dari penyakit ini.

Andrologi | bagaimana mengatasi kulup panjang


Apakah sunat sakit | Metode sunat modern terkini

hubungi Dokter | Chatting gratis

BalasHapus

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼  2013 (2)
o ►  Desember (1)
o ▼  November (1)
 askep enterokolitis nekrotikans

Mengenai Saya

santi sue
menyukai sesuatu yang simpel
Lihat profil lengkapku

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai