BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar orang berpandangan bahwa anak merupakan karunia terbesar dari Tuhan
YME, yang perlu dijaga serta disayangi. Pandangan itu tidaklah salah ataupun dibesar-
besarkan karena anak merupakan penerus dari sebuah keluarga, agama, bangsa serta
adalah seseorang yang berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan menurut UU No.4 tahun 1979 anak adalah seseorang yang belum mencapai usia
21 tahun dan belum pernah menikah. Batas usia 21 tahun ditentukan berdasarkan
pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan mental seorang anak yang
Pada masa anak-anak merupakan masa paling aktif serta masa paling rentan terhadap
penyakit. Selain karena faktor daya tahan tubuh anak itu sendiri juga dapat dikarenakan
faktor lingkungan, sehingga anak mudah terkena infeksi baik oleh karena virus maupun
bakteri.
Dari sekian penyakit yang dapat menyerang anak salah satunya adalah sepsis. Sepsis
umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh, salah
satunya adalah dari sistem pencernaan, yang dapat diakibatkan oleh penyakit enterokolitis
nekrotikans (EKN). (http://www.emedicine.medscape.com/artikel/977956 diakses tanggal 25
Laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 data tahun (2000-2003)
menyebutkan bahwa 36% dari kematian neonatus disebabkan oleh penyakit infeksi,
diantaranya : sepsis, pneumonia, tetanus, dan diare. Sedangkan 23% kasus disebabkan oleh
asfiksia, 7% kasus disebabkan oleh kelainan bawaan, 27% kasus disebabkan oleh bayi
kurang bulan dan bayi berat lahir rendah, serta 7% kasus oleh sebab lain. Infeksi merupakan
23 juli jam 16:33 WIB). Sedangkan angka kejadian EKN adalah 6% dari pada bayi dengan
Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004 angka kematian
sepsis neonatorum cukup tinggi yaitu 13-15% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah
yang sering timbul akibat komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang,
Berdasarkan data dari dinas kesehatan jawa barat tahun 2007 terdapat 452
atau 1,96% pasien sepsis usia neonatus menjalani rawat inap di rumah sakit dan
220 atau 6,16% yang meninggal. Serta ada 209 atau 0,55% pasien sepsis usia 29
hari-satu tahun menjalani rawat inap dirumah sakit dan 65 atau 5,18%
”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
akibat EKN.
b. Mampu menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada pasien sepsis akibat
EKN
c. Mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pasien sepsis akibat EKN
e. Mampu melaksanakan tindakan yang telah disusun pada pasien sepsis akibat EKN
f. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk menilai keberhasilan
dari rencana yang telah ditentukan terhadap pasien sepsis akibat EKN
g. Mampu mendokumentasikan dalam bentuk asuhan keperawatan pada pasien sepsis akibat
EKN.
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, metode dan teknik pengumpulan data serta
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, menjelaskan tentang konsep dasar yang terdiri dari : pengertian, anatomi
fisiologi, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi serta konsep proses
evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus dan pembahasan, berisi asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
ruangan.
Bab IV : Kesimpulan dan rekomendasi, meliputi kesimpulan akhir dari seluruh kegiatan keperawatan
Lampiran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
EKN adalah suatu kondisi yang terjadi terutama pada neonatus prematur atau berat badan
lahir rendah. Kemungkinan disebabkan oleh hipoksia yang menyebabkan iskemia pada usus.
Beberapa bagian dari dinding usus mengalami nekrosis dengan terjadinya obstruksi dan
EKN merupakan penyakit inflamator serius dari mukosa usus. Biasanya terjadi pada bayi
prematur yang sakit dan pada bayi yang mempunyai kateter deuer umbilikalis atau transfusi
EKN adalah salah satu penyakit yang dapat mengenai bayi prematur dalam minggu-
minggu pertama kehidupan. “Entero” merujuk ke usus halus, “colo” merujuk kepada usus
besar, dan “itis” berarti peradangan. EKN melibatkan infeksi dan peradangan yang
menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus atau bagian dari usus.
(http://www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitis nekrosis diakses tanggal 23 juli 2012 jam
16:30)
EKN merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi baru lahir,
kejadiannya lebih banyak terjadi pada bayi prematur. EKN artinya entero adalah usus kecil;
colitis adalah infeksi dan peradangan pada usus besar (kolon); nekrotisans adalah kerusakan
EKN adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosing difus pada
mukosa atau submukosa kolon yang di dapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur dan
3. Etiologi
Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya
dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik
menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. EKN
jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang
4. Patogonesis
Hipoksia/ iskemik menyebabkan suatu penurunan aliran darah ke usus. Asfiksia saat lahir, kanuli arteri
umbilikalis, paten duktus arteriosus yang persisten, sindrom distress pernapasan dapat menjadi faktor
pendahulu. Hipoperfusi merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang meliputi usus menghentikan sekresi
enzim protektif. Bakteri yang berpoliferasi dibantu oleh makanan enteral (substrat), menginvasi mukosa usus
yang rusak. Invasi bakteri mengakibatkan kerusakan usus lebih lanjut karena pelepasan toksin bakteri dan gas
hidrogen. Gas mulanya membelah lapisan serosa dan submukosa usus (pneumotosis intestinalis). Gas tersebut
juga dapat robek kedalam bantalan vaskular mesenterika yang akan didistribusikan ke dalam sistem vena
hepar (vena porta). Toksin bakterial yang berkombinasi dengan iskemia mengakibatkan nekrosis.
5. Manifestasi klinis
a. Distensi abdomen, temuan yang paling lazim, biasanya merupakan tanda yang menjadi
mengkhawatirkan jika residu gastrik tersebut terwarna oleh empedu atau mengalami
c. Darah di dalam feses merupakan hal yang lazim dan mungkin hanya dapat dideteksi dengan
pengujian kimia; pada kasus EKN yang lebih fulminan, terjadi feses berdarah makroskopik.
d. Eritema dinding abdomen mengindikasikan peritonitis dan dapat ditemukan pada bayi
yang pada mulanya tidak tampak sakit berat, khususnya bayi-bayi yang sangat prematur
meskipun jumlah yang kecil dapat merupakan temuan normal pada bayi yang meminum ASI.
6. Komplikasi
b. Infeksi sekunder
c. Sepsis
B. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah sebuah proses yang terdiri dari lima tahap yaitu; pengkajian,
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental dan lingkungan. Hal
yang perlu dikaji pada penderita EKN adalah :
a. Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
b. Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami mencakup:
a) Provocatif/Paliatif : Pada pasien EKN biasanya keaadaan akan memburuk jika diberi
makan.
b) Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien EKN tergantung pada tingkat keparahan EKN.
d) Skala : Pasien EKN terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel.
keturunan .
1) Prenatal
Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu pasien
2) Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong, dan dimana tempat
persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan keadaan bayi saat lahir (APGAR SKORE).
Berat badan dan panjang badan dan terdapat kelainan atau tidak.
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah pasien diberi ASI
atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA (Makanan Pengganti ASI), apa
dan siapa yang merawat tali pusat dan hari keberapa tali pusat lepas.
Menerangkan status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulang
(booster).
1) Pertumbuhan
Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat dilihat dari KMS, dan pemeriksaan
Status perkembangan pasien perlu diteliti secara rinci untuk mengetahui apakah semua
Menilai keadaan umum pasien meliputi keadaan sakit pasien, tingkat kesadaran, tanda-tanda
vital dan hal umum yang mencolok. Pada pasien dengan EKN mungkin letargi dapat menjadi
tampilan awal.
Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan bradikardi, serta perfusi perifer yang
buruk.
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya distensi abdomen, bunyi usus yang
kemungkinan tidak ada, edema di daerah abdomen dan darah di dalam feses.
keletal.
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya perubahan aktifitas, seperti mudah menangis
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya eritema pada dinding abdomen serta
Pada pasien dengan EKN biasanya tidak ditemukan adanya gangguan dalam sistem ini.
i. Aktivitas sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : nutrisi (pasien EKN biasanya mengalami
penurunan pola makan), eliminasi (mungkin akan ditemukan darah dalam feses pada pasien
EKN), pola istirahat/tidur, personal hygiene serta pola aktivitas sebelum dan selama sakit.
k. Aspek sosial.
Perlu dikaji status pasien dalam keluarga, hubungan pasien dengan lingkungannya yang akan
dipengaruhi oleh aspek psikologis sebagai dampak dari penyakit yang dideritanya.
. Pemeriksaan diagnostik
Ditemukan adanya dilatasi nonspesifik fokal di usus, penebalan dinding abdomen karena
edema, dan pneumatosis intestinalis (gelembung-gelembung gas kecil di dalam dinding usus).
Biasanya akan ditemukan leukopenia (hitung sel darah putih total <6000/mm 3),
metabolik.
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data-data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang serasi untuk membuat kesimpulan dalam
e. Nyeri
4. Rencana keperawatan
masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. (Rohmah dan Walid,
2008:75)
Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan EKN menurut NANDA, NIC NOC
adalah :
Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil (Nursing Keperawatan (Nursing
Diagnosa
Outcome) Intervention
Keperawatan
NOC Classification)
NIC
Pada Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection control
Faktor-faktor Resiko selama …… x 24 jam diharapkan infeksi- Gunakan sabun
- Adanya penurunan tidak terjadi kriteria hasil resiko kontrol : untuk cuci tangan
imunitas - Indikator - Cuci tangan sebelum
- Ketidakcukupan - Pengetahuan tentang resiko dan sesudah tindakan
pengetahuan untuk - Memonitor faktor resiko dari keperawatan
menghindari paparan lingkungan - Gunakan sarung
patogen - Memonitor faktor resiko dari perilaku tangan sebagai ala
- Penurunan HB (P personal pelindung
13,5 – 18,0 gr / dl, W - Mengembangkan strategi kontrol resiko- Pertahankan
12,0 – 16,0 gr / dl) yang efektif lingkungan antiseptik
- Peningkatan leukosit- Mengatur strategi pengontrolan resiko selama pemasangan
5000 – 10000 seperti yang dibutuhkan
- Penurunan respon - Berkomitmen dengan strategi kontrol
terhadap peradanagn resiko yang direncanakan
- Ketidakadekuatan - Melaksanakan strategi kontrol resiko
status imun yang dipilih
- Memodifikasi daya imun untuk
mengurangi resiko
- Menghindari paparan yang bisa
mengancam kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi masalah
kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi resiko
yang telah teridentifikasi
- Menggunakan hubungan personal
untuk mengontrol resiko
- Menggunakan dukungan sosial untuk
mengontrol resiko
- Memonitor perubahan status kesehatan
- Mengenali perubahan status kesehatan.
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Diagnosa (Nursing
(Nursing Outcoming)
Keperawatan intervention
NOC
classification)
NIC
Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan FLUID
cairan keperawatan selama ...x 24 jam, MANAGEMENT
Tanda & Gejala diharapkan keseimbangan cairan Timbang
Kelemahan klien terpenuhi popok/pembalut
Haus Kriteria hasil : jika diperlukan
Penurunan turgor Fluid balance Pertahankan
kulit/lidah Indikator catatan intake dan
Membrane Tekanan darah dalam batas output yang akurat
mukosa/kulit kering yang diharapkan Pasang urin
Takikardia, Rata-rata tekanan arteri dalam kateter jika
penurunan tekanan batas yang diharapkan diperlukan
darah, penurunan Tekanan vena central dalam Monitor status
volume/ tekanan nadi batas yang diharapkan hidrasi
Pengisian v ena Nadi perifer teraba jelas (kelembaban
menurun Tidak ada hypotensi ortostatik membrane mukosa,
Perubahan status Intake dan output 24 jam nadi adekuat,
mental seimbang tekanan darah
Konsentrasi urin Tidak ada suara nafas ortostatik) jika
meningkat tambahan diperlukan
Temperature Berat badan stabil tidak ada Monitor hasil
tubuh meningkat asites lab yang sesuai
Hematokrit Svp tidak tampak dengan retensi
meninggi Tidak terdapat edema perifer cairan (BUN,
Kehilangan berat Tidak ada sunken-eyes Monitor status
badan seketika Pusing tidak ada hemodinamik
(kecuali pada third Tidak terdapat haus abnormal termasuk CVP,
spacing) Hidrasi kulit MAP, PAP, dan
Membrane mukosa lembab PCWP
Berhubungan dengan Elektrolit serum dalam batas Monitor vital
Kehilangan normal sign
volume cairan secara Hematokrit dalam batas Monitor indikasi
aktif normal retensi/ kelebihan
Kegagalan Tidak terdapat endapan urin cairan (orades,
mekanisme Keterangan: CVP, edema,
pengaturan 1. Keluhan ekstrim distensi vena leher,
2. Keluhan berat asites)
3. Keluhan sedang Monitor berat
4. Keluhan ringan pasien sebelum dan
5. Tidak ada keluhan setelah dianalisis,
kaji lokasi dan luas
edema
Monitor
masukan
makanan/cairan dan
hitung intake kalori
harian
Lakukan terapi
IV
Monitor status
nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik
sesuai instruksi
Berikan cairan
IV pada suhu
ruangan
Dorong
masukan oral,
berikan pengobatan
nasogatrik sesuai
dosis
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
Tawarkan snack
(jus buah segar)
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Diagnosa Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification)
NOC
NIC
Inefektif perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan INTRACRANIAL
( Cerebral, keperawatan selama…...x24 PRESSURE
gastrointestinal, jam di harapkan perfusi MONITORING
kardiopulmonal, jaringan cerebral efektif. Catat respon pasien
cerebral, periffer ) Kriteria hasil : terhadap stimulasi
Tanda dan gejala: Circulation status Monitor TIK pasien
Indicator : dan respon neurologi
kardiopulmonal Tekanan darah sistol pasien terhdap aktivitas
Perubahan frekuensi dalam rentang yang Monitor intake dan
respirasi di luar batas diharapkan output cairan
parameter Tekanan drah diastole Restrain pasien jika
Penggunaan otot dalam batas yang perlu
pernapasan tambahan diharapkan Monitor suhu dan
Kapiler refisi > 3 Tekanan nadi dalam angka WSC
detik rentang yang diharapkan Kolaborasi
Abnormal gas darah Rata – rata tekanan pemberian anti biotic
arteri darah dalam rentang yang Minimalkan
Perasaan inpending diharapakan stimulasi dari
doom ( takdir terancam ) Tekanan vena sebtral lingkungan
Bronkospasme dalam rentang yang Tentukan faktor-
Dispnea diharapkan faktor yang
Aritnea Hipotensi ortostatik berhubungan dengan
Hidung kemerahan tidak muncul penyebab
Retaksi dada Heart rate dalam rentang Pantau status
Nyeri dada yang duharapkan neurologis sesering
renal Sura jantung abnormal mungkin dan
Perubahan tekana tidak muncul bandingkan dengan
darah di luar batas Angina tidak muncul keadaan normal
parameter Gas darah dalam rentang Pantau TTV
Hematuria yang diharapkan Evaluasi pupil, catat
Oliguria atau Anuria Perbandingan oksigen ukuran, bentuk,
Elevasi atau arteri vena dalam rentang kesamaan, dan reaksi
penurunan BUN atau yang diharapkan terhadap cahaya
rasio kreatinin Suara nafas tambahan Letakan kepala pada
gastrointestinal tidak muncul posisi agak ditinggikan
Bising usus Hipoaktif Intake dan output 24 jam dan dalan posisi
atau tidak ada seimbang anatomis
Nausea Perfusi jaringan periffer Pertahankan
Distenal abdomen Nadi periffer teraba kuat keadaan tirah baring
Nyeri abdomen atau Nadi periffer simetris Catat perubahan
tidak terasa lunak Pembesran pembuluh dalam penglihatan,
Periffer darah tidak ada seperti adanya
Edema JVP tigak tampak kebutaan, persamaan,
Tanda homan’s Edema periffer tidak gangguan lapang
positif muncul pandang atau
Perubahan Asites tidak muncul kedalaman persepsi
karakteristik kulit Status kognitif dalan Kail rigiditas,
( rambut, kuku, rentang yang diharapkan kedutan, kegelisaan
kelembapan ) denyut Kelemahan extrim tidak yang meningkat, peka
nadi ada rangsang dan serangan
Lemah atau tidak ada kejang
Diskolorisasi kulit Keterangan : Beri obat sesuai
Perubahan suhu kulit1. Keluhan ekstrim medikasi
Perubahan sensual 2. Keluhan berat Pabtau pemeriksaan
Kebiru – biruan 3. Keluhan sedang laboratoriun sesuai
Tekanan darah di 4. Keluhan ringan indikasi seperti masa,
extremitas 5. Tidak ada keluhan protrombin dan kadar
Bruit dilantin.
Pultrasi arteri
berkurang
Warna kulit pucat
pada elevail warna tidak
kembali pada penurunan
kaki
Cerebral
Abnormalitas bicara
Kelemahan
extremitas
Paralisis perubahan
status mental
Perubahan pada
respon motorik
Perubahan reaksi
pupil
Kesulitan untuk
menelan
Perubahan kebiasaan
Berhubungan dengan :
Hipovolemia
Hipervolemia
Aliran arteri terputus
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Reduksi mekanik
pada vena dan atau aliran
darah arteri
Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran
kapiler
Keracunan enzim
Perubahan avimitas
atau ikatan oksigen
dengan Hb
Penurunan
konsentrasi Hb dalam
darah
e. Nyeri
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (Nursing Intervention
(Nursing Outcome) Classification )
NOC NIC
Nyeri Akut Tanda dan Setelah dilakukan PAIN MANAGEMENT
Gejala : keperawatan selama .......x (Manjemen Nyeri )
Laporan secara verbal 24 jam, nyeri dapat Lakukan pengkajian
dan non verbal teratasi. nyeri secara
Fakta dari observasi Kriteria hasil : komperhensif termasuk
Posisi menghindari Indikator lokasi, karakteristik,
nyeri Melaporkan adanya durasi, frekuensi,
Gerakan meindungi nyeri kualitas, faktor
Tingkah laku berhati- Luas bagian tubuh yang presitipasi.
hati terpengaruh Observasi reaksi
Muka topeng (nyeri) Frekuensi nyeri non verbal dari
Gangguan tidur Panjangnya episode ketidaknyamanan
( mata sayu, tampak nyeri Gunakan teknik
capek, gerakan kacau, Pernyataan nyeri komunikasi terapeutik
menyeringai) Ekspresi pada wajah untuk mengetahui
Terfokus pada diri Posisi tubuh yang pengetahuan nyeri
sendiri protektif pasien.
Fokus menyempit Kurangnya istirahat Kaji kultur yang
Tingkah laku distraksi Ketegangan otot mempengaruhi respon
Perubahan pada nyeri.
Agen injury (fisik, frekuensi pernapasan Evaluasi
biologi, kimia) Perubahan nadi pengalaman nyeri pada
Perubahan tekanan masa lampau.
darah Evaluasi bersama
Perubahan ukuran pupil pasien dan tim
Keringat berlebih kesehatan lain tentang
Kehilangan selera ketidakaturan kontrol
makan nyeri pada masa
lampau
1. Kuat Bantu pasien untuk
2. Berat mencari dukungan
3. Sedang Kontrol lingkungan
4. Ringan yang dapat
5. Tidak ada keluhan mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
( farmakologi, non
farmakologi dan i nyeri
Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Berikan analgetik
untuk menghilangkan
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
f. Kurang pengetahuan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
(Nursing intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
clacification)
NOC
NIC
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan TEACHING : DISEASE
Tanda dan gejala keperawatan selama…… PROCESS
x24 jam, diharapkan Berikan penilain tentang
Memverbalisasikan pengetahuan meningkat. tingkat pengetahuan pasien
adanya masalah Kriteria hasil: tentang proses penyakit yang
Ketidakakuratan Familiar dengan spesifik
mengikuti instruksi nama penyakit Jelaskan patofisiologi dari
Prilaku tidak Mendeskripsikan penyakit dan bagaimana hal ini
sesuai factor penyebab berhubungan dengan anatomi dan
Berhubungan dengan Mendeskripsikan fisiologi dengan cara yang tepat
Keterbatasan factor resiko Gambarkan tanda dan
kognitif Mendeskripsikan gejala yang biasa muncul pada
Interpretasi efek penyakit penyakit dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang Mendeskripsikan Gambarkan proses
salah tanda dan gejala penyakit dengan cara yang tepat
Kurangnya Mendeskripsikan Identifikasi kemungkinan
keinginan untuk mencari perjalanan penyakit penyebab dengan cara yang tepat
informasi Mendeskripsikan Sediakan informasi pada
Tidak mengetahui tindakan untuk pasien tentang kondisi dengan
sumber-sumber informasi menurunkan progresifitas cara yang tepat
penyakit Hindari jaminan yang
Mendeskripsikan kosong
komplikasi Sediakan bagi keluarga
Mendeskripsikan atau SO informasi tentang
tanda dan gejala dari kemajuan pasien dengan cara
komplikasi yang tepat
Mendeskripsikan Sediakan informasi tentang
tindakan pencegahan untuk pengukuran diagnostic yang
mencegah komplkasi tersedia dengan tepat
Keterangan Diskusikan perubahan gaya
1. Tidak ada hidup yang mungkin diperlukan
2. Sedikit untuk mencegah komplikasi
3. Sedang dimasa yang akan datang atau
4. Berat proses pengontrolan penyakit
5. Penuh Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Gambarkan rasional
rekomendasi management terapi/
penanganan
Dukung pasien untuk
mengekplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindifikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan dengan
cara yang tepat
Instruksikan pasien untuk
mengenal tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan dengan cara
yang tepat
Sediakan telefon untuk
memanggil jika komplikasi
terjadi
Buatkan informasi yang
disediakan oleh anggota tim
kesehatan lain dengan cara yang
tepat.
5. Pelaksanaan.
Pelaksanaan adalah rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru.
6. Evaluasi.
Evaluasi adalah penilaian degan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Rohmah
BAB III
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Pasien
Pendidikan : -
2) Ayah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2) Ibu
Pendidikan : SD
3) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Sesak nafas
perut pasien bertambah kembung. Menurut ibu pasien sesak nafas yang dialami anaknya
tidak terlalu parah. Menurut ibu pasien keluhan dirasakan pada daerah dada. Ibu pasien
mengatakan ketika sesak pasien akan rewel. Ibu klien pun mengatakan bahwa sesak nafas
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya tidak pernah mengalami sesak nafas, tapi
pernah mengalami diare sebelumnya. Menurut ibu pasien sekitar beberapa hari yang lalu
pasien pernah mengalami kejang demam dua kali, dan sekarang suhu tubuh pasien naik turun.
Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia maupun anggota keluarga yang lain yang belum
pernah sakit seperti yang dialami pasien. Ibu pasien juga mengatakan bahwa ia maupun
anggota keluarga yang lain tidak mempunyai riwayat penyakit menular ataupun penyakit
keturunan.
a) Prenatal
Ketika hamil ibu pasien rajin memeriksakan kehamilan setiap bulan di Posyandu. Ibu pasien
mengatakan tidak ada kelainan ketika hamil dan tidak mempunyai riwayat pengobatan rutin.
Ibu pasien juga mengatakan bahwa ketika hamil dia sudah diimunisasi TT 2 kali.
b) Natal
Ketika melahirkan ibu pasien ditolong oleh bidan dirumah bersalin dan jenis persalinannya
spontan/normal, ibu pasien juga mengatakan tidak ada komplikasi ketika melahirkan.
Ibu pasien mengatakan bahwa berat bayinya ketika baru lahir 3,4 gram dengan panjang 50
cm.
6) Riwayat Imunisasi
Tabel 2
Riwayat Imunisasi
TB : 51 cm
LLA : 13 cm
Mengamati
tangannya F
Tersenyum spontan P
Membalas R
senyum
pemeriksa
Menatap muka P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan personal sosial pasien
normal.
Mengikuti
lewat garis R
tengah
Mengikuti
ke garis P
tengah
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik halus pasien
normal.
Berteriak F
Tertawa F
ooo/aah F
Bersuara P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan bahasa pasien normal.
Mengangkat kepala P
Gerakan seimbang P
Garis usia
Dari pemeriksaan DDST dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan motorik kasar pasien
normal.
Lemah
b) Kesadaran
Inspeksi : bentuk hidung simetris, septum nasal ditengah, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip dan tidak ada secret dihidung, terpasang O2 1 liter/menit, frekuensi
pernafasan 62x/menit.
Inspeksi : Bibir pasien agak kering, pasien tidak mengalami stomatitis, terdapat distensi
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, terdapat edema, CRF < 2 detik.
Auskultasi : denyut jantung 160x/menit, Bunyi jantung I terdengar “lub” pada ICS 5 dan
bunyi jantung II terdengar “dub” pada ICS 2, tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
Inspeksi : pada ekstremitas kiri pasien terpasang infus KaEn 4B tetesan 20x/menit,
bentuk kepala klien normochepal, ada edema pada ekstremitas, tidak ada fraktur.
Fungsi penciuman pasien tidak terkaji karena pasien belum bisa berbicara.
Fungsi penglihatan pasien tidak terkaji, karena pasien belum bisa berbicara .
Pasien dapat mengangkat kelopak mata, refleks pupil baik terhadap cahaya.
Pada pasien ketika diobservasi ketika diam tidak ada gerakan abnormal seperti tic facialis.
(f) Nervus VIII (Austikus).
Uvula terletak ditengah-tengah, menurut ibu pasien reflek muntah pasien baik. Klien dapat
Inspeksi : Rambut klien berwarna hitam, kulit kepala bersih, suhu 37,2 oC.
Ibu membawa anaknya ke RS karena kejang dan demam tinggi. Ibu mengatakan bahwa
dokter telah menceritakan tentang kondisi anaknya. Walaupun begitu ibu pasien mengatakan
bahwa ia dan suaminya tetap merasa cemas dan bingung dengan keadaan pasien.
Cefotaxim 3x200 mg
Kaen 4B
KCL 10 cc
Paracetamol 30 cc
4 DS : Kurang pengetahuan
- Ibu pasien mengatakan O2 yang masuk ke
ia merasa cemas dengan paru-paru tidak
keadaan anaknya maksimal
DO :
- Pendidikan terakhir
orangtua pasien SD
Peningkatan
frekuensi pernafasan
Pendidikan rendah
Kurang sumber
informasi
Kurang pengetahuan
4. Perencanaan
Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawata Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
n
1 Pola nafas Setelah dilakukan 1. Posisikan 1. Posisi yang tepat
tidak efektif tindakan pasien untuk dapat
keperawatan memaksimalkan memaksimalkan
selama 3x24 jam, ventilasi pernafasan
diharapkan nafas 2. Auskultasi 2. Suara nafas
efektif, dengan suara nafas, catat tambahan
kriteria hasil: adanya suara merupakan salah
- Frekuensi per tambahan satu indikator
napasan dalam 3. Monitor ventilasi kurang
rentang normal respirasi dan maksimal
- Tidak status O2 3. Peningkatan
didapatkan suara respirasi dapat
tambahan menjadi indikasi
adanya gangguan
pola nafas
2 Kelebihan Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1. Tanda-tanda vital
volume tindakan tanda vital merupakan
cairan keperawatan 2. Kolaborasi indikator
berhubungan selama 3x24 jam, dengan mekanisme tubuh
dengan diharapkan dokter,berikan
mekanisme keseimbangan diuretik sesuai 2.Diharapkan
pengaturan cairan pasien instruksi dengan pemberian
melemah terpenuhi, dengan diuretik akan
kriteria hasil: membantu
- tidak ada suara keseimbangan
nafas tambahan volume cairan
- berat badan tubuh
stabil
-tidak ada edema
3 Resiko Setelah dilakukan 1. Batasi 1.Mencegah
infeksi tindakan pengunjung bila infeksi nosokomial
berhubungan keperawatan perlu
dengan selama 3 x 24 2.Mencegah
prosedur jam, diharapkan 2. Cuci tangan terjadinya infeksi
invasi infeksi tidak sebelum dan silang
terjadi, dengan sesudah tindakan 3.Mencegah
kriteria hasil: keperawatan terjadinya infeksi
-Pengetahuan 3. Gunakan nosokomial
tentang factor sarung tangan 4.Antibiotik bekerja
resiko meningkat sebagai alat membunuh bakteri
- faktor resiko pelindung serta mencegah
dari perilaku infeksi yang meluas
personal 4. Kolaborasi
berkurang dengan dokter,
berikan terapi
antibiotik
4 Kurang Setelah dilakukan 1.Melakukan 1.Penkes dapat
pengetahuan tindakan pendidikan menambah
berhubungan keperawatan kesehatan tentang pengetahuan
dengan selama 1x20 kejang demam orangtua khususnya
keterbatasan menit, diharapkan 2.Memotivasi orangtua dengan
kognitif pengetahuan orangtua pasien anak riwayat kejang
meningkat,dengan untuk bertanya mengenai hal yang
Kriteria hasil: tentang kondisi bisa mereka
-dapat pasien lakukan ketika anak
menjelaskan kejang di rumah
pengertian kejang 2.Dengan bertanya
- menyebutkan orang tua dapat
ciri-ciri kejang menambah
- menyebutkan pengetahuan akan
langkah orang tua hal yang mereka
ketika anak tidak mengerti.
kejang
5. Implementasi
Hari/Tangga
No No.DP Implementasi Paraf
l
1. Jum’at,13-7- 1 Tindakan: menganjurkan keluarga untuk
2012 mengenakan bantal ketika anak tidur
Respon : keluarga menerima masukan Susanti
dengan baik
Tindakan: melakukan auskultasi suara
nafas
Respon : terdengar suara ronkhi
Tindakan : menambah air dalam
humidifier
Respon : Keluarga pasien kooperatif
2. Jum’at,13-7- 2 Tindakan : memonitor tanda-tanda vital
2012 Respon :suhu:370C,respirasi:61x/menit,
bunyi jantung:158x/menit Susanti
3. Jum’at,13-7- 3 Tindakan: mencuci tangan sebelum dan
2012 sesudah tindakan keperawatan
Respon: orangtua pasien terlihat senang Susanti
melihat tangan perawat bersih
Tindakan: menggunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung
Respon : orangtua pasien terlihat lebih
percaya dengan perawat
Tindakan : memberikan terapi antibiotik
(cefotaxim 3x200mg via iv) sesuai advis
dokter
Respon : orangtua pasien kooperatif
untuk membantu dalam tindakan
4 Jum’at,13-7- 4 Tindakan :Memberikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan orangtua pasien
2012 Respon : Orangtua belum terlalu Susanti
mengerti dengan kesehatan anaknya,
terutama menangani anak kejang
6. Evaluasi
No.
No Hari/Tanggal Evaluasi Paraf
DP
1 Jumat, 13-7- 1 S: -Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
2012 baru tertidur
-Ibu pasien mengatakan bahwa pasien Susanti
masih tampak sesak
O: -pasien tampak tidur
-distensi abdomen masih ada
- frekuensi pernafasan 60x/menit
A:masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 Jumat, 13-7- 2 S: Keluarga mengatakan bahwa pasien
2012 masih sedikit bengkak
O: -masih terdapat edema Susanti
- masih terdapat bunyi nafas abnormal
-Frekuensi pernafasan 60x/menit, suhu:370C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 Jumat, 13-7- 3 S: Keluarga mengatakan hari ini pasien
2012 tidak demam
O: suhu 370C Susanti
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
4 Jumat, 13-7- 4 S: orangtua pasien mengatakan bingung
2012 O: Orangtua pasien masih tampak cemas
A: Masalah belum teratasi Susanti
P: Lanjutkan intervensi
7. Catatan Perkembangan
No.
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
DP
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Penulis sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pengkajian karena pasien masih
bayi, tapi penulis dapat mengatasinya karena keluarga pasien mau berperan aktif dan cukup
kooperatif. Sehingga pada tahap ini sebagian besar penulis mendapatkan data subjektif dari
orangtua pasien.
teori, diagnosa yang kemungkinan muncul pada pasien EKN ada enam. Diagnosa yang tidak
muncul adalah:
d. Nyeri
Hal ini dikarenakan tidak semua gejala EKN yang ada pada teori muncul pada pasien by.
R.
3. Perencanaan
By.R penulis bekerjasama dengan rekan perawat ruangan, anggota tim kesehatan lain,
keluarga pasien disertai dengan tersedianya literatur yang menunjang sehingga pada tahap ini
4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan sedikit hambatan dengan terbatasnya alat-
alat yang tersedia di ruangan dan keterbatasan waktu dimana penulis hanya berdinas pagi
saja, sehingga pada tahap ini sebagaian pelaksanaan di bantu dan dioperkan pada perawat
disebabkan keluarga pasien cukup kooperatif serta atas kerjasama dengan tim kesehatan lain
5. Evaluasi
Dalam tahap ini penulis mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap By. R.
Pada tahap ini tujuan dalam perencanaan belum tercapai semuanya, ada masalah teratasi serta
ada pula yang belum teratasi dikarenakan pasien pulang atas kemauan keluarga pasien
sendiri. Oleh karena itu penulis melakukan home visit pada tanggal 19 Juli 2012 dengan hasil:
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada By. R dengan sepsis akibat EKN di ruang anak RSUD
Indramayu, dilaksanakan dari 13 Juli 2012 sampai dengan 16 Juli 2012, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian yang komprehensif pada kasus EKN diperlukan karena menentukan hasil
analisa data dan arah perencanaan keperawatan. Pengkajian keperawatan pada pasien dengan
sepsis akibat EKN yang dapat dilakukan menemukan kendala karena umur pasien yang masih
bayi, namun keluarga cukup kooperatif sehingga dapat membantu proses pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada By.R yang menderita sepsis akibat EKN yang muncul
setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data-data yang ada adalah sebagai
berikut :
3. Perencanaan
Rencana keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan sepsis akibat EKN disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan kemampuan keluarga akan perawatan sehingga dapat terjalin
kerjasama antara perawat dan keluarga pasien, dan juga semua rencana yang telah disusun
dapat direalisasikan.
Adapun rencana keperawatan yang penting adalah:
4. Pelaksanaan
Dalam tahap evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah disusun, didapatkan ada masalah yang sudah teratasi, masalah teratasi sebagian
dan masalah belum teratasi. Oleh karena itu penulis melakukan home visit.
B. Rekomendasi
keluarga pasien sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada
pasien dengan sepsis akibat EKN akan memudahkan dalam pemberian pelayanan
penanganan pada penderita dengan gangguan sistem pencernaan khususnya penyakit EKN
Penulis merekomendasikan orang tua pasien EKN untuk melakukan kontrol kesehatan
4. Mahasiswa
Mahasiswa harus lebih giat lagi untuk membaca serta belajar khususnya materi serta
keterampilan yang dibutuhkan dalam kasus-kasus sistem pencernaan seperti EKN. Sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Betz, C. Lynn & Suwden, L.A. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Carpenito, Linda Juall. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
EGC
Doengus, E. Marilynn et al.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Efendi, Nasrul. 2000. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Gaffar, La Ode Jumaedi.1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Hinchliff,Sue.1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC
Kitterman. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: EGC
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Sacharin, Rosa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC
Watson, Roger.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC
http://carapedia.com/pengertian_definisi_anak_info2003.html (diakses tanggal 20 juli 2012
jam 16:32 WIB)
http://id.scribd.com/doc/54426675/ASUHAN-KEPERAWATAN-Necrotizing -Enterocolitis-
NEC (diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.35 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21062/5/Chapter%20I.pdf (diakses tanggal
23 Juli jam 16:33 WIB)
http://www.depkes.go.id( diakses tanggal 26 Juli 2012 jam 16.50 WIB)
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jabar%202007.pdf (diakses tanggal 23
juli 2012 jam 16:57 WIB)
http://www.emedicie.medscape .com/artikel/977956 (diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 16.50
WIB)
http://www.scibd.com/doc/41128509/enterokolitis nekrosis (diakses tanggal 23 juli 2012 jam
16:30 WIB)
Diposting oleh santi sue di 04.59
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
1 komentar:
1.
Herpes simplex sendiri terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah Herpes Simplex
Virus 1 atau HSV-1. Virus ini biasanya menyerang mulut atau mulai dari pinggang ke
atas. HSV-1 merupakan virus yang umum terjadi. Termasuk dalam HSV-1 ini adalah
sariawan atau ruam lepuh pada bibir maupun mulut. HSV-1 bisa diobati walau tidak
bisa sembuh total karena bisa kambuh lagi.
Sementara herpes tipe 2 dikenal sebagai HSV-2, yang menyerang bagian pinggang
hingga tubuh bagian bawah. HSV-2 inilah yang kerap menyerang bagian kelamin dan
dikenal sebagai Herpes Genitalis. Penularannya lewat hubungan intim yang tidak
aman. Setelah mengetahui herpes simplex, saatnya mengetahui herpes zoster.
Herpes zoster disebut juga penyakit infeksi kulit dan merupakan lanjutan chicken pox
atau cacar air. Virus yang menyerang sama seperti virus pada cacar air. Perbedannya
adalah pada herpes zoster terdapat ciri yaitu cacar gelembung dengan ukuran yang
lebih besar serta berkelompok di bagian tubuh tertentu. Biasanya, cacar gelembung
akan ditemukan di dahi, punggung hingga dada.
Penularan herpes zoster ini adalah melalui batuk, bersin ataupun pakaian yang
tercemar. Dapat juga melalui sentuhan ke gelembuh atau lepuh yang telah pecah. Di
samping mengetahui herpes, penting juga untuk memahami seperti apa gejala yang
timbul dari penyakit ini.
BalasHapus
Arsip Blog
▼ 2013 (2)
o ► Desember (1)
o ▼ November (1)
askep enterokolitis nekrotikans
Mengenai Saya
santi sue
menyukai sesuatu yang simpel
Lihat profil lengkapku