A. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan praktek keperawatan komunitas diawali dengan
kegiatan pembukaan yang dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2001 pukul 09.00
WIB sampai dengan selesai di Kelurahan Rungkut Tengah. Dimana pada kesempatan
tersebut mahasiswa diterima langsung oleh Kepala Kleurahan Rungkut Tengah, pihak
Kecamatan Gunung Anyar serta pihak Puskesmas Gunung Anyar, Surabaya.
Pada pembukaan tersebut, mahasiswa banyak mendapat bekal materi dan
pengarahan dari pihak kelurahan Rungkut Tengah khususnya yang berkenaan
dengan masalah keadaan demografi masyarakat di wilayah RW I yang akan dijadikan
lahan praktek. Serta mahasiswa dibekali juga materi gambaran kesehatan umum di
wilayah RW I, Kelurahan Rungkut Tengha yang disamapaikan langsung oleh Ibu
Keplaa Puskesmas Gunung Anyar. Bahkan pada kesempatan tersebut, mahasiswa
bertemu langsung dengan Ketua RW I serta beberapa orang tokoh masyarakat dan
kader kesehatan di wilayah RW I, serta mendapat masukan mengenai keadaan
masyarakat di wilayah RW I yang akan dijadikan wilayah binaan oleh mahasiswa
selama kurang lebih 8 minggu (2 bulan).
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan beberapa tokoh masyarakat tersebut,
disetujuilah untuk mengadakan pertemuan warga guna ajnag perkenalan mahasiswa
degan tokoh masyarakat terkait sekaligus ajang brain storming (curah pendapat)
mengenai keadaan status kesehatan di wilayah RW I yaitu pada tanggal 14 Oktober
2001 pukul 09.00 Wib sampai degan selesai di kediaman Bapak Ketua RW I yaitu
Bapak Jubaidi.
Pada kegiatan pertemuan warga tersebut, berhasil disepakati pembentukan
kelompok kerja kesehatan yang digunakan sebagai wadah menampung aspirasi
masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan yang disepakati pula degan nama
Pokjakes ‘Rukun Makmur’ yang diketuai oleh Bapak Zainul Arifin, SH. Kemudian atar
mahasiswa dengan Pokjakes ‘Rukun Makmur’ bersama – sama menyusun suatu plan
of action guna sebagai acuan kerja mahasiswa dan masyarakat selama mahasiswa
praktek di wilayah RW I tersebut. Serta berhasil juga dirumuskan instrumen untuk
mengumpulkan data kesehtaan masyarakat di wilayah RW I secara umum sera
disepakati penyebaran instrumen tersebut menjadi tanggung jawab mahasiswa
bersama – sama dengan masyarakat.
Setelah instrumen disebarkan dengan menggunakan metode purposive sampling
(dipilih responden dari KK penduduk asli serta sebagaian dari penduduk pendatang) ,
dilakukan kegiatan tabulasi data yang kemudian dipresentasikan pada tanggal 24
Oktober 2001 bersama – sama dengan anggota kelompok kerja kesehatan.
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif
yaitu antara > 21 tahun – 55 tahun menempati posisi terbanyak (791 jiwa atau 51 % )
dalam komposisi penduduk di wilayah RW I Kelurahan Rungkut Tengah, sehingga
memudahkan untuk mencarai tenaga atau sumber daya manusia yang potensial bagi
pengembangan wilayah di RW I.
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki – laki sebanyak 766 jiwa ( 50,49%) dan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 751 jiwa (49,51%) dari 1517 jiwa yang berhasil
didata.
Keterangan tidak bekerja adalah: ibu rumah tangga, anak balita, anak sekolah dan
warga usia lanjut. Sebagian besar penduduk adalah pekerja swasta yaitu bekerja di
perusahaan – perusahaan / pabrik swasta yang berada di lingkungan RW I yaitu
sebanyak 30,85% ( 468 orang) sehingga mempengaruhi keadaan ekonomi
masyarakat di wilayah RW I yang berarti memudahkan pelaksanaan program –
program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa maupun pengebanagan
yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
1.2.4 Balita
a. Tidak ke posyandu: 14,29%
b. Alasannya:
1) jauh dari posyandu: 20,83%
2) Tidak ada waktu ke posyandu: 58,30%
3) Lain – lain: 20,83%
c. Tidak mempunyai KMS: 6,55%
d. Tidak mengerti isi KMS: 12,50%
e. BB anak:
1) Di bawah garis titik – titik: 5,36%
2) Di bawah garis merah: 6,55%
Interes komunitas
Tersedia sumber
Tersedia sumber
Tersedia sumber
Tersedia sumber
Tersedia sumber
Relevan dengan
Sesuai dengan
peran perawat
Kemungkinan
Resiko terjadi
Potensi untuk
Resiko parah
pendidikan
kesehatan
komunitas
program
fasilitas
tempat
diatasi
waktu
dana
SDM
1. Lingkungan yang
kurang sehat di RW I 5 5 5 5 5 3 5 3 3 4 2 5 50
2. Gangguan tumbuh
kembang balita di 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 55
RW I
3. Resiko terjadi
peningkatan kasus 5 5 3 5 5 3 5 3 4 4 3 4 49
penyakit karena
lingkungan yang
kurang sehat di RW I.
4. Tidak adanya wadah
kegiatan bagi lansia 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 2 5 51
4.2 Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang
sehat( penyakit pada saluran cerna, demam berdarah, ISPA dll) b/d
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yanga
memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan:
a. Tidak punya jendela: 19,39%
b. Jendela tidak dibuka: 20,29%
c. Tidak punya lubang angin: 4,92%
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
sampah dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan
keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau:
1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
m. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan jenis
hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%
r. Kasus diare: 17,49%
s. Kasus batuk pilek/ISPA: 65,57%
Pada diagnosa ketiga dan keempat yaitu lingkungan fisik yang kurang sehat dan
resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat,
memiliki kesamaan dalam hal:
1. Etiologi masalah.
2. data penunjang masalah.
Melihat pada kesamaan etiologi dan data penunjang terjadinya masalah, maka
hanya satu diagnosa saja yang diangkat karena intervensi yang akan dirumuskan
adalah sama.
No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/ Tempat Evaluasi Evaluator
Keperawatan tgl
komunitas
Kriteri standar
a
1. a. Gang Setelah a. 12% balita KIEMS a. Beri HE 17 /10 Posyandu Verbal Masyarakat mampu Mahasiswa
guan tumbuh diberikan dengan gizi kurang individu/kelompok tentang: 16 /11 Sedap mengenal gizi Petugas
kembang tindakan di RW I datang Gizi pada 14 /11 Malam dan pada balita dan puskesmas
pada balita di keperawatan pada kegiatan balita. Rumah KMS. Staf
RW I b/d selama 4 posyandu. KMS. 16 /11 Ketua RW Keluarga dengan kelurahan
kurangnya minggu, b. 12,5% ibu b. Pemberian I, Bpk Psikom balita gizi kurang Anggota
pengetahuan diharapkan yang tidak mengerti makanan tambahan bagi Jubaidi otor mendapatkan pokjakes
masyarakat balita di KMS hadir pada balita dengan gizi kurang. makanan Kader
mendeteksi wilayah RW I kegiatan posyandu. tambahan. posyandu
tumbuh menunjukkan 22 /11 Puskesmas Verbal Pihak puskesmas
kembang peningkatan c. Koordinasi Gunung sanggup
pada balita. tumbuh dengan Puskesmas untuk Anyar menindaklanjuti
kembang. tindak lanjut perawatan keluarga binaan
kasus. dengan balita gizi
kurang.
29 /10 Rumah Verbal Balita gizi kurang
s/d keluarga Psikom datang ke
binaan.
2. Resiko Setelah Setelah dilakukan KIEMS a. Beri HE pada 24 /10 Rumah Verbal Masyarakat dan Mahasiswa
terjadinya dilakukan tindakan masyarakat RW I dan Ketua RW lansia mampu Petugas
peningkatan tindakan keperawatan: pentingnya 28 /10 I, Bpk mengenal masalah puskesmas
masalah keperawatan a. Masyarakat RW I memperhatikan dan Jubaidi. kesehatan pada Staf
kesehatan selama 2 mampu mengenal masalah lansia. kelurahan
pada lansia di minggu mengidentifikasi kesehatan pada lansia. Masyarakat dan Anggota
RW I b/d diharapkan masalah mampu pokjakes
kurangnya masyarakat kesehatan pada menyebutkan Tokoh
kemampuan mampu lansia. masalah kesehatan masyarakat
masyarakat melakukan b. Masyarakat pada lansia.
dalam merawat perawatan mampu b. Koordinasikan 28 /10 Idem Psikom Masyarakat dan
d. mendapatkan makanan
Pemberian
makanan tambahan
pada balita.
e. Mengadakan temu
warga / minilokakarya untuk Kegiatan yang berhasil
d. Tahap Evaluasi
BAB 4
PEMBAHASAN
3) Perencanaan
Kegiatan perencanaan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
mahasiswa dan masyarakat dapat disepakati pada minilokakarya sehingga dapat
menghemat waktu.
Adapun kegiatan – kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat adalah:
- Kegiatan kerja bakti massal
- Penyuluhan kesehatan di tingkat posyandu kepada ibu – ibu balita
- Penyuluhan kesehatan di tingkat RT
- Pemeriksaan jentik nyamuk
- Pembekalan materi kepada anggota pokjakes
4) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya antara
mahasiswa dengan masyarakat, mulai dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober
2001, dengan metode pendekatan yang digunakan adalah dengan melibatkan
secara aktif keterlibatan anggota kelompok kerja kesehatan serta mengadakan
pendekatan per RT. Beberapa kegiatan dilaksanakan secara bersama – sama
antara masyarakat dengan mahasiswa seperti kegiatan kerja bakti massal dan
kegiatan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
pembekalan materi pokjakes serta pembentukan kelompok lansia. Beberapa
kegiatan dilaksanakan per kelompok RT seperti kegiatan penyuluhan, pembekalan
materi pokjakes secara lebih intensif, pemeriksaan jentik serta pelatihan
pengukuran tekanan darah dan denyut nadi.
Secara umum, keseluruhan kegiatan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik dan berhasil, dengan mengevaluasi dari antusiasme
masyarakat serta anggota kelompok kerja kesehatan dan kleompok lansia
terhadap keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa .
Hampir tidak ada kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa, karena
sebelumnya mahasiswa juga telah mempersiapkan diri dengan alternatif
pendekatan yang akan dilaksanakan apabila pendekatan yang satu tidak
menunjukkan keberhasilan.
5) Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan bersama – sama dengan kegiatan
terminasi dengan masyarakat. Dimana pada saat evaluasi dilaporkan seluruh hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa bersama – sama dengan
5.1 Kesimpulan
Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Unair Surabaya, merupakan salah satu metode
pengaplikasian konsep ilmu dan teori yang telah didapatkan selama proses akademik
di kampus. Adapun lahan praktek yang ditentukan bagi Gerbong I, mahasiswa
Angkatan II, Semester IV, adalah di wilayah kerja Puskesmas Gunung Anyar yaitu di
wilayah RW I, RT 01 – 04 Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar,
Surabaya mulai sejak tanggal 01 Oktober – 23 November 2001.
Proses keperawatan komunitas telah diupayakan oleh mahasiswa dilaksanakan
sesuai dengan konsep teori yang dibekalkan di kampus yaitu mulai proses
pengkajian, penentuan masalah kesehatan, perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
evalausi dan terminasi kegiatan dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas, mahasiswa banyak dibantu oleh anggota kleompok kerja
kesehatan ‘Rukun Makmur’ di wilayah RW I, sehingag apa yang menjadi tujuan dari
praktek keperawatan masyarakat dapat tercapai dengan baik.
Nasrul Effendy. (1992). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta
Zaidin Ali. (1998). Pengantar Asuhan Perawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4
Perawatan Kesehatan Masyarakat (MA 213). Universitas Indonesia.Jakarta.