Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan praktek keperawatan komunitas diawali dengan
kegiatan pembukaan yang dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2001 pukul 09.00
WIB sampai dengan selesai di Kelurahan Rungkut Tengah. Dimana pada kesempatan
tersebut mahasiswa diterima langsung oleh Kepala Kleurahan Rungkut Tengah, pihak
Kecamatan Gunung Anyar serta pihak Puskesmas Gunung Anyar, Surabaya.
Pada pembukaan tersebut, mahasiswa banyak mendapat bekal materi dan
pengarahan dari pihak kelurahan Rungkut Tengah khususnya yang berkenaan
dengan masalah keadaan demografi masyarakat di wilayah RW I yang akan dijadikan
lahan praktek. Serta mahasiswa dibekali juga materi gambaran kesehatan umum di
wilayah RW I, Kelurahan Rungkut Tengha yang disamapaikan langsung oleh Ibu
Keplaa Puskesmas Gunung Anyar. Bahkan pada kesempatan tersebut, mahasiswa
bertemu langsung dengan Ketua RW I serta beberapa orang tokoh masyarakat dan
kader kesehatan di wilayah RW I, serta mendapat masukan mengenai keadaan
masyarakat di wilayah RW I yang akan dijadikan wilayah binaan oleh mahasiswa
selama kurang lebih 8 minggu (2 bulan).
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan beberapa tokoh masyarakat tersebut,
disetujuilah untuk mengadakan pertemuan warga guna ajnag perkenalan mahasiswa
degan tokoh masyarakat terkait sekaligus ajang brain storming (curah pendapat)
mengenai keadaan status kesehatan di wilayah RW I yaitu pada tanggal 14 Oktober
2001 pukul 09.00 Wib sampai degan selesai di kediaman Bapak Ketua RW I yaitu
Bapak Jubaidi.
Pada kegiatan pertemuan warga tersebut, berhasil disepakati pembentukan
kelompok kerja kesehatan yang digunakan sebagai wadah menampung aspirasi
masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan yang disepakati pula degan nama
Pokjakes ‘Rukun Makmur’ yang diketuai oleh Bapak Zainul Arifin, SH. Kemudian atar
mahasiswa dengan Pokjakes ‘Rukun Makmur’ bersama – sama menyusun suatu plan
of action guna sebagai acuan kerja mahasiswa dan masyarakat selama mahasiswa
praktek di wilayah RW I tersebut. Serta berhasil juga dirumuskan instrumen untuk
mengumpulkan data kesehtaan masyarakat di wilayah RW I secara umum sera
disepakati penyebaran instrumen tersebut menjadi tanggung jawab mahasiswa
bersama – sama dengan masyarakat.
Setelah instrumen disebarkan dengan menggunakan metode purposive sampling
(dipilih responden dari KK penduduk asli serta sebagaian dari penduduk pendatang) ,
dilakukan kegiatan tabulasi data yang kemudian dipresentasikan pada tanggal 24
Oktober 2001 bersama – sama dengan anggota kelompok kerja kesehatan.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


B. Tahap Pengkajian
1. Pengumpulan Data
1.1 Data demografi
Wilayah RW I, Kelurahan Rungkut Tengah terbagi menjadi 4 RT yang
masing – masing RT rata – rata terdiri dari 100 – 200 KK dengan jumlah KK
yang berhasil didata adalah sebanyak 366 KK yang meliputi KK penduduk asli
dan KK penduduk pendatang atau musiman. Berdasarkan metode pengkajian ‘
Winshield survey’ data demografi masyarakat akan disajikan sebagai berikut:
Batas wilayah sebelah utara : Kelurahan Rungkut Kidul, sungai dan pasar
buah Rungkut.
Batas wilayah sebelah timur ; RW 06, Kelurahan Rungkut Tengah
Batas wilayah sebelah selatan : RW 2, Kelurahan Rungkut Tengah
Batas wilayah sebelah barat : RW 3, Kelurahan Rungkut Tengah
Fasilitas agama yang ada di wilayah RW I adalah : Musholla sebanyak 2
buah. Fasilitas pendidikan formal : Taman kanak – kanak sebanyak 2 buah, SD
1 buah, SMP 1 buah. Pelayanan kesehatan yang ada : Posyandu 1 buah
(Posyandu Sedap Malam). Masyarakat RW I adalah masyarakat yang agamais
yang menjalankan kegiatan – kegiatan keagamaan dengan baik dan
melaksanakan tradisi – tradisi yang ada dalam Agama Islam. Terdapat 2
organisasi keagamaan besar di wilayah RW I yaitu: NU dan Muhammadiyah.
Pasar umum (pasar krempyeng) sebanyak 1 buah.
Hasil pengolahan data yang berasal dari angket, wawancara dan observasi
akan disajikan sebagai berikut:

1.1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif
yaitu antara > 21 tahun – 55 tahun menempati posisi terbanyak (791 jiwa atau 51 % )
dalam komposisi penduduk di wilayah RW I Kelurahan Rungkut Tengah, sehingga
memudahkan untuk mencarai tenaga atau sumber daya manusia yang potensial bagi
pengembangan wilayah di RW I.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


Prosentase komposisi penduduk di wilayah RW I adalah sebagai berikut:

Jumlah penduduk berjenis kelamin laki – laki sebanyak 766 jiwa ( 50,49%) dan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 751 jiwa (49,51%) dari 1517 jiwa yang berhasil
didata.

Berdasarkan jenis kelamin ternyata di wilayah RW I Kelurahan Rungkut Tengah


penduduk laki – laki dan wanita terdapat prosentase jumlah yang sama. Hal ini
menunjukkan adanya pemerataan jenis kelamin di wilayah RW I.

1.1.2 Komposisi penduduk berdasarkan Agama

Sebagian besar penduduk adalah beragama Islam (98,55%), beragama Hindu


(0,13%), beragama Protestan (0,66%), Katolik (0,66%) dan budha (0%).
Di wilayah RW I Kelurahan Rungkut Tengah sebagian besar penduduk beragama
Islam sehingga memudahkan mahasiswa di dalam melakukan intervensi keperawatan
komunitas karena latar belakang adat dan budaya yang sama.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


1.1.3 Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan prosentase penduduk yang


berpendidikan Akademi/Perguruan tinggi hanya 1,52% (23 orang), SMA 17,60% (267
orang), SMP 21,29% (323 orang), SD 29,99% (455 orang), TK 2,70% (41 orang),
tidak sekolah 2,97% (45 orang) dan yang belum sekolah 23,93% (363 orang).
Dari grafik terlihat adanya jumlah yang cukup bermakna dalam hal keadaan latar
belakang pendidikan di wilayah RW I Kelurahan Rungkut Tengah, dimana penduduk
lebih banyak yang berpendidikan SD sehingga diperlukan pendekatan serta
penyampaian tujuan kegiatan secara lebih sederhana dan singkat.

1.1.4 Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan

Keterangan tidak bekerja adalah: ibu rumah tangga, anak balita, anak sekolah dan
warga usia lanjut. Sebagian besar penduduk adalah pekerja swasta yaitu bekerja di
perusahaan – perusahaan / pabrik swasta yang berada di lingkungan RW I yaitu
sebanyak 30,85% ( 468 orang) sehingga mempengaruhi keadaan ekonomi
masyarakat di wilayah RW I yang berarti memudahkan pelaksanaan program –
program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa maupun pengebanagan
yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


1.1.5 Komposisi akseptor KB

Dari data yang berhasil dikumpulkan diketahui bahwa pengguna kontrasepsi


Suntik adalah yang terbanyak (60,95%) atau sebanyak 128 orang. Berkaitan dengan
agama yang dianut oleh sebagaian besar masyarakat adalah Islam dimana terdapat
suatu kepercayaan tertentu terhadap metode penggunaan KB sehingga
mempengaruhi metode akseptor KB yang dipilih oleh masyarakat.

1.1.6 Komposisi status imunisasi balita

93% dari balita di wilayah RW I, sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap.


Hanya 7% balita yang imunisasinya belum lengkap.
Melihat dari grafik di atas bahwa masih ada balita yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap maka perlu dilakukan tindak lanjut secara lebih intensif oleh
mahasiswa melalui pendekatan keluarga binaan untuk mengkaji secara lebih
mendalam faktor – faktor yang menyebabkan balita belum diimunisasi secara lengkap
serta mencarai suatu alternatif pemecahan yang terbaik sehingga seluruh balita di
wilayah RW I dapat mendapatkan imunisasi secara lengkap.

1.2 Data Kesehatan


1.2.1 Lingkungan fisik
a. Perumahan
1) Tidak punya lubang angin: 4,92%
2) Tidak punya jendela: 19,39%
3) Jendela tidak dibuka: 20,29%
b. Pencahayaan
1) terang dengan lampu: 37,16%
2) remang-remang: 6,01%

Created by 2nd PSIK, 1st Group


3) Gelap: 2,73%
c. Sumber air
1) Sumur pompa: 1,37%
2) Sumur gali: 7,38%
3) Kolam: 0,27%
d. Jarak sumber air dengan WC
1) sama dnegan 10 m: 19,12%
2) Kurang dari 10 m: 32,51%
e. Mandi dan cuci
1) Sungai: 0,55%
f. Tempat penampungan air
1) Kondisi terbuka: 6,01%
g. Kondisi air
1) Berbau: 1,91%
2) Berasa: 5,19%
3) Berwarna: 1,64%
h. Pembuangan sampah
1) Sembarangan: 0,55%
2) TPU dekat rumah: 78,14%
3) Kondisi TPU terbuka: 80,60%
4) Hewan di TPU: lalat (84,15%), kecoa (29,51%), tikus (45,95%),
kucing (30,87%), anjing (4,10%) dan nyamuk (28,69%).
i. Sistem pembuangan
1) Buang air besar: di sungai: 0,27 %, selokan:0,55%, sembarang
tempat: 0,27% dan di jamban / WC cemplung umum: 45,08%.
2) Saluran buang air limbah rumah tangga: di comberan 3,28%.
3) Keadaan saluran buang air tersebut: tersumbat: 33,88%.
4) Lingkungan tempat tinggal sering terkena banjir: 51,64%

1.2.2 Kondisi kesehatan umum


a. Pelayanan kesehatan
1) pemanfaatan puskesmas: 48,63%
2) Tindakan sebelum berobat, beli obat bebas: 74,86% dan
memberikan jamu: 19,95%.
b. Masalah kesehatan khusus
1) Diare: 17,49% 6) Tekanan darah tinggi : 8,47%
2) Batuk pilek: 65,57% 7) Thypus : 1,37%
3) Demam berdarah: 1,09% 8) Hepatitis/sakit kuning :
1,09%
4) Cacar air: 3,55% 9) TBC : 0,58%
5) Asma: 6,01% 10) Kencing manis : 1.37%
11) Lain – lain : 9,56%
c. Cara keluarga menangani anggota keluarga yang sakit
1) Ke dukun berobat: 0,27%

1.2.3 Ibu hamil dan KB

Created by 2nd PSIK, 1st Group


a. Jumlah ibu hamil: 20 orang.
b. Tidak memeriksakan kehamilannya: 45%
c. Penyakit yang diderita ibu:
2) Tekanan darah tinggi: 5%
3) Tekanan darah rendah: 5%
4) Badan dan kaki bengkak – bengkak: 15%

1.2.4 Balita
a. Tidak ke posyandu: 14,29%
b. Alasannya:
1) jauh dari posyandu: 20,83%
2) Tidak ada waktu ke posyandu: 58,30%
3) Lain – lain: 20,83%
c. Tidak mempunyai KMS: 6,55%
d. Tidak mengerti isi KMS: 12,50%
e. BB anak:
1) Di bawah garis titik – titik: 5,36%
2) Di bawah garis merah: 6,55%

1.2.5 Anak dan remaja


a. Penyakit yang diderita anak: 25,96%
b. Penggunaan waktu luang anak:
1) merokok: 3,4%
2) Bergadang: 10,2%

1.2.6 Usia lanjut


a. Jumlah usia lanjut: 5,67% ( 85 orang)
b. Usia:
1) 55 – 59 tahun: 45,35%
2) 60 – 69 tahun: 41,86%
3) > 70 tahun: 12,79%
4) Lansia yang sakit: 67,44%
c. Jenis penyakit pada lansia:
1) Tekanan darah tinggi: 48,28%
2) Kencing manis: 6,9%
3) Reumatik/arthritis: 34,48%
4) Asma: 10,34%
5) Katarak: 6,9%
6) Liver/penyakit hati: 1,72%
7) Penyakit jantung: 5,17%
8) Penyakit kulit: 1,72%
9) Osteoporosis/tulang keropos:5,17%
d. Upaya lansia:
1) berobat ke tenaga kesehatan: 60,34%
2) Berobat ke dukun/sinshe: 12,07%
3) Diobati/diatasi sendiri: 15,52%
e. Tidak ada posyandu lansia: 100%

Created by 2nd PSIK, 1st Group


2. Analisa Data
NO MASALAH KESEHATAN DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
A. LINGKUNGAN FISIK Kurangnya kemampuan
1. Lingkungan a. Tidak punya jendela: 19,39% masyarakat dalam memelihara
yang kurang sehat b. Jendela tidak dibuka: 20,29% lingkungan yang memenuhi syarat
di RW I. c. Tidak punya lubang angin: 4,92% kesehatan.
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan sampah
dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan keadaan
lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau: 1,91%,
berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
M. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60%
dan jenis hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%

2. Resiko terjadi a.Tidak punya jendela: 19,39%


peningkatan kasus b. Jendela tidak dibuka: 20,29% Kurangnya kemampuan
penyakit akibat c. Tidak punya lubang angin: 4,92% masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73% lingkungan yanga memenuhi
kurang e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51% syarat kesehatan.
sehat( penyakit f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
pada saluran
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
cerna, demam
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan

Created by 2nd PSIK, 1st Group


berdarah, ISPA dll). sampah dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan
keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
m. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau: 1,91%,
berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
M. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60%
dan jenis hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%
r. Kasus diare: 17,49%
s. Kasus batuk pilek/ISPA: 65,57%
t. Kasus demam berdarah: 1,09%

B. BALITA Kurangnya kemampuan


a. Gangguan tumbuh a. Tidak punya KMS: 6,55% masyarakat dalam mengenal
kembang balita di b. Tidak mengerti isi KMS: 12,50% deteksi tumbuh kembang pada
RW I Kelurahan c. Berat badan anak di bawah garis titik – titik: 5,36% balita.
Rungkut Tengah. d. Berat badan bawah garis merah: 6,55%
C. USIA LANJUT Kurangnya kemampuan
Resiko terjadinya a. Jumlah lansia: 85 orang (5,67%). masyarakat dalam merawat warga
peningkatan masalah b. Jumalh lansia yang sakit: 6744% usia lanjut.
kesehatan pada lansia. 1) Hipertensi: 48,28%
2) Rematik: 34,48%
3) Asma: 10,34%
c. Upaya lansia mengatasi:
1) Ke dukun: 12,07%
2) Mengobati sendiri: 15,52%
Di RW I tidak ada posyandu lansia.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


3. Prioritas Masalah

No Masalah Kesehatan Kriteria Penapisan Jumlah

Interes komunitas

Tersedia sumber

Tersedia sumber

Tersedia sumber

Tersedia sumber

Tersedia sumber
Relevan dengan
Sesuai dengan
peran perawat

Kemungkinan
Resiko terjadi

Potensi untuk
Resiko parah

pendidikan
kesehatan
komunitas

program

fasilitas
tempat
diatasi

waktu

dana

SDM
1. Lingkungan yang
kurang sehat di RW I 5 5 5 5 5 3 5 3 3 4 2 5 50

2. Gangguan tumbuh
kembang balita di 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 55
RW I
3. Resiko terjadi
peningkatan kasus 5 5 3 5 5 3 5 3 4 4 3 4 49
penyakit karena
lingkungan yang
kurang sehat di RW I.
4. Tidak adanya wadah
kegiatan bagi lansia 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 2 5 51

Created by 2nd PSIK, 1st Group


4. Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas
Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah
keperawatan dan prioritas sebagai berikut:

4.1 Lingkungan yang kurang sehat di wilayah RW I b/d kurangnya kemampuan


masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
ditandai dengan:
a. Tidak punya jendela: 19,39%
b. Jendela tidak dibuka: 20,29%
c. Tidak punya lubang angin: 4,92%
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
sampah dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan
keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau:
1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
m. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan jenis
hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%

4.2 Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang
sehat( penyakit pada saluran cerna, demam berdarah, ISPA dll) b/d
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yanga
memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan:
a. Tidak punya jendela: 19,39%
b. Jendela tidak dibuka: 20,29%
c. Tidak punya lubang angin: 4,92%
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
sampah dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan
keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau:
1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
m. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan jenis
hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%
r. Kasus diare: 17,49%
s. Kasus batuk pilek/ISPA: 65,57%

Created by 2nd PSIK, 1st Group


t. Kasus demam berdarah: 1,09%
4.3 Gangguan tumbuh kembang balita di RW I Kelurahan Rungkut Tengah b/d
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh
kembang pada balita ditandai dengan:
a. Tidak punya KMS: 6,55%
b. Tidak mengerti isi KMS: 12,50%
c.Berat badan anak di bawah garis titik – titik: 5,36%
d. Berat badan bawah garis merah: 6,55%

4.4 Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada lansia b/d


Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usia lanjut
ditandai dengan:
a. Jumlah lansia: 85 orang (5,67%).
b. Jumalh lansia yang sakit: 6744%
1) Hipertensi: 48,28%
2) Rematik: 34,48%
3) Asma: 10,34%
c. Upaya lansia mengatasi:
1) Ke dukun: 12,07%
2) Mengobati sendiri: 15,52%
d. Di RW I tidak ada posyandu lansia.

5. Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas


a. Gangguan tumbuh kembang balita di RW I Kelurahan Rungkut Tengah b/d
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh
kembang pada balita ditandai dengan:
a. Tidak punya KMS: 6,55%
b. Tidak mengerti isi KMS: 12,50%
c. Berat badan anak di bawah garis titik – titik: 5,36%
d. Berat badan bawah garis merah: 6,55%

b. Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada lansia b/d Kurangnya


kemampuan masyarakat dalam merawat warga usia lanjut ditandai dengan:
a. Jumlah lansia: 85 orang (5,67%).
b. Jumalh lansia yang sakit: 6744%
1) Hipertensi: 48,28%
2) Rematik: 34,48%
3) Asma: 10,34%
c. Upaya lansia mengatasi:
1) Ke dukun: 12,07%
2) Mengobati sendiri: 15,52%
d. Di RW I tidak ada posyandu lansia.

c. Lingkungan yang kurang sehat di wilayah RW I b/d kurangnya kemampuan


masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
ditandai dengan:
a. Tidak punya jendela: 19,39%
b. Jendela tidak dibuka: 20,29%
c. Tidak punya lubang angin: 4,92%
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%

Created by 2nd PSIK, 1st Group


h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
sampahi. dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88% dan
keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
j. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air: berbau:
1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
M. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
jenis hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%

d. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang


sehat( penyakit pada saluran cerna, demam berdarah, ISPA dll) b/d
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yanga
memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan:
a. Tidak punya jendela: 19,39%
b. Jendela tidak dibuka: 20,29%
c. Tidak punya lubang angin: 4,92%
d. Pencahayaan ruangan remang-remang: 6,01%, gelap: 2,73%
e. Jarak sumber air dengan WC( kurang dari 10 mtr ): 32,51%
f. Penampungan air yang terbuka: 6,01%
g. Kondisi air: berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
h. Tempat penampungan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
sampah dibuang sembarangan: 0,55%
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tersumbat: 33,88%
dan keadaan lingkungan yang sering banjir: 51,64%
j. Sumur gali: 7,38%
k. Jarak sumber air dengan WC (kurang dari 10 mtr ): 32,51%
l. Penampungan air dalam kondisi terbuka: 6,01%, kondisi air:
berbau: 1,91%, berasa: 5,19% dan berwarna: 1,64%
m. Tempat pembuangan sampah dalam kondisi terbuka: 80,60% dan
jenis hewan di tempat pembuangan sampah umum adalah lalat: 84,15%
n. Kondisi saluran air limbah yang tersumbat: 33,88%
o. Lingkungan sering banjir: 51,64%
p. Nyamuk; 28,69%
q. Kondisi penampungan air yang terbuka: 6,01%
r. Kasus diare: 17,49%
s. Kasus batuk pilek/ISPA: 65,57%
t. Kasus demam berdarah: 1,09%

Pada diagnosa ketiga dan keempat yaitu lingkungan fisik yang kurang sehat dan
resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat,
memiliki kesamaan dalam hal:
1. Etiologi masalah.
2. data penunjang masalah.
Melihat pada kesamaan etiologi dan data penunjang terjadinya masalah, maka
hanya satu diagnosa saja yang diangkat karena intervensi yang akan dirumuskan
adalah sama.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


Adapun rencana intervensi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Created by 2nd PSIK, 1st Group


b. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/ Tempat Evaluasi Evaluator
Keperawatan tgl
komunitas
Kriteri standar
a
1. a. Gang Setelah a. 12% balita KIEMS a. Beri HE 17 /10 Posyandu Verbal Masyarakat mampu Mahasiswa
guan tumbuh diberikan dengan gizi kurang individu/kelompok tentang: 16 /11 Sedap mengenal gizi Petugas
kembang tindakan di RW I datang  Gizi pada 14 /11 Malam dan pada balita dan puskesmas
pada balita di keperawatan pada kegiatan balita. Rumah KMS. Staf
RW I b/d selama 4 posyandu.  KMS. 16 /11 Ketua RW Keluarga dengan kelurahan
kurangnya minggu, b. 12,5% ibu b. Pemberian I, Bpk Psikom balita gizi kurang Anggota
pengetahuan diharapkan yang tidak mengerti makanan tambahan bagi Jubaidi otor mendapatkan pokjakes
masyarakat balita di KMS hadir pada balita dengan gizi kurang. makanan Kader
mendeteksi wilayah RW I kegiatan posyandu. tambahan. posyandu
tumbuh menunjukkan 22 /11 Puskesmas Verbal Pihak puskesmas
kembang peningkatan c. Koordinasi Gunung sanggup
pada balita. tumbuh dengan Puskesmas untuk Anyar menindaklanjuti
kembang. tindak lanjut perawatan keluarga binaan
kasus. dengan balita gizi
kurang.
29 /10 Rumah Verbal Balita gizi kurang
s/d keluarga Psikom datang ke
binaan.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


d. Motivasi 22 /11 otor posyandu: 10%
keluarga dengan balita gizi Ibu yang tidak
kurang untuk ke posyandu mengerti KMS
secara teratur setiap bulan mau hadir dalam
melalui kegiatan kegiatan
kunjungan keluarga Rumah posyandu: 10%
binaan. 12 /11 Ketua RW Verbal Anggota pokjakes
I, mampu
Bpk.Jubaidi menjelaskan
e. Bina anggota . deteksi tumbuh
pokjakes untuk mengenal kembnag pada
masalah tumbuh kembang balita.
pada balita.

2. Resiko Setelah Setelah dilakukan KIEMS a. Beri HE pada 24 /10 Rumah Verbal Masyarakat dan Mahasiswa
terjadinya dilakukan tindakan masyarakat RW I dan Ketua RW lansia mampu Petugas
peningkatan tindakan keperawatan: pentingnya 28 /10 I, Bpk mengenal masalah puskesmas
masalah keperawatan a. Masyarakat RW I memperhatikan dan Jubaidi. kesehatan pada Staf
kesehatan selama 2 mampu mengenal masalah lansia. kelurahan
pada lansia di minggu mengidentifikasi kesehatan pada lansia. Masyarakat dan Anggota
RW I b/d diharapkan masalah mampu pokjakes
kurangnya masyarakat kesehatan pada menyebutkan Tokoh
kemampuan mampu lansia. masalah kesehatan masyarakat
masyarakat melakukan b. Masyarakat pada lansia.
dalam merawat perawatan mampu b. Koordinasikan 28 /10 Idem Psikom Masyarakat dan

Created by 2nd PSIK, 1st Group


warga usia pada warga mengidentifikasi dengan tokoh dan otor lansia mampu
lanjut. lansia di rencana tindakan masyarakat tentang 18 / 11 membentuk
wilayah RW I. keperawatan pembentukan kelompok kelompok lansia.
pada lansia. lansia. Masyarakat dan
c. Masyarakat lansia mampu
mampu merencanakan
melaksanakan kegiatan bagi
perawatan pada lansia.
lansia. Masyarakat dan
d. Terbentuk lansia mampu
kelompok lansia mengelola
di RW I sebagai kelompok lansia
wadah kegiatan yang telah
bagi lansia. terbentuk.
18 /11 Idem Verbal Lansia mampu
c. Beri HE pada dan menyebutkan
lansia tentang: 22 / 11 perubahan –
 Perubahan perubahan yang
– perubahan yang terjadi terjadi pada lansia.
pada lansia. Lansia mampu
 Pentingnya menjelaskan
pembentukan kelompok pentingnya
lansia. pembentukan
kelompok lansia.
22 /11 Idem Psikom Masyarakat lansia

Created by 2nd PSIK, 1st Group


otor mau mengikuti
d. Kolaborasi dengan pihak kegiatan
puskesmas untuk pemeriksaan
kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
kesehatan dan pengobatan yang
pengobatan pada lansia. diadakan.
3. Lingkungan Setelah Setelah dilakukan KIEMS a. Berikan HE pada 11/11 Rumah Verbal - Kader pokjakes Mahasiswa
yang kurang dilakukan tindakan masyarakat tentang arti dan Ketua RW mampu Petugas
sehat b/d tindakan keperawatan selama lingkungan yang sehat 12/11 I, Bpk menyebutkan/men puskesmas
kurangnya keperawatan 6 minggu, (media leaflead). Jubaidi jelaskan tentang Staf
kemampuan selama 6 masyarakat RW I b. Berikan informasi 11/11 Idem arti lingkungan kelurahan
masyarakat minggu dapat memelihara tentang ciri – ciri dan yang sehat. Anggota
dalam diharapkan lingkungan yang lingkungan yang sehat 12/11 Verbal - Kader pokjakes pokjakes
memelihara masyarakat sehat ditandai (media leaflead dan dan tokoh Tokoh
lingkungan RW I mampu: dengan: lembar balik). 11/11 Idem masyarakat masyarakat
yang - Mengidentifi - Rumah memiliki c. Motivasi dan mampu
memenuhi kasi jendela dan lubang: masyarakat melalui kader 12/11 mengidentifikasi
syarat perencanaan 90% dan tokoh masyarakat lingkungan yang
kesehatan. tindakan - Semua jendela untuk aktif memelihara sehat.
tentang dbuka:90% lingkungan yang sehat. 8/11 Idem Verbal -Masarakat mampu
kegiatan kerja - Pencahayaan d. Koordinasikan s/d mengidentifikasi
bakti. ruangan dengan tokoh masyarakat 11/11 ciri – ciri
- Mengidentifi terang/cukup: 90% dan dinas terkait lingkungan yang
kasi ciri – ciri - Penampungan air mengenai pengadaan truk sehat.
lingkungan dalamkeadaan sampah dan tempat Psikom -masyarakat

Created by 2nd PSIK, 1st Group


yang sehat. tertutup: 100% sampah di masing – otor mampu
- Memelihara - Kondisi air tidak masing gang/depan 8/11 Idem menentukan
lingkungan berbau, tidak berasa rumah. s/d jadwal kegiatan
yang sehat. dan tidak berwarna: e. Diskusikan dengan 12/11 pemeliharaan
90% masyarakat melalui tokoh lingkungan yang
- Tempat masyarakat untuk sehat (jadwal
penampungan pengadaan lomba rumah Verbal kerja bakti).
sampah tertutup dan sehat/lingkungan sehat Psikom -Pelaksanaan kerja
tidak ada sampah tingkat RT, bertujuan otor bakti sesuai
yang dibuang untuk merangsang dengan jadwal
sembarangan: 100% masyarakat aktif dalam yang telah
- Kondisi saluran menjaga kebersihan 14/10 Idem direncanakan.
pembuanagn air lingkungannya. Psikom -Pembuatan temapt
limbah mengalir f. Koordinasikan otor samaph beserta
lancar: 100% dengan tokoh masyarakat tutupnya.
tentang pembentukan Psikom -Pemasangan
kelompok kerja kesehatan otor genteng kaca di
khususnya pada bidang 12/11 Idem rumah.
kesehatan lingkungan. Psikom -Pemasangan
g. Motivasi kader otor jendela dan
pokjakes (kesehatan lubang angin.
lingkungan) untuk 12/11 Idem Psikom -Pemeriksaan jentik
mengadakan HE di tiap – otor nyamuk dan
tiap RT. temapta – tempat
h. Koordinasikan penampungan air

Created by 2nd PSIK, 1st Group


dengan tim penggerak minum tertutup
PKK pada setiap (sesuai jadwal).
kegiatannya untuk 28/10 Kecamatan -saluran air lancar.
melakukan penyuluhan Gunung -Sampah tidak ada
tentang kesehatan Anyar ynag berserakan
lingkungan. dan tempat
i. Koordinasikan sampah dalam
dengan dinas terkait (DKK keadaan tertutup.
dan BKKBN) untuk -Genangan air tidak
pemutaran film dengan ada.
tema kesehatan -Bau tidak sedap
lingkungan/lingkungan tidak ada.
sehat. -Kondisi air sumur
yang digunakan
tidak berbau dan
tidak berasa dan
tidak berwarna.
Psikom -Perilaku hidup
otor sehat meningkat
seperti:
 Min
um air yang sudah
dimasak.
 Me
ncuci bahan

Created by 2nd PSIK, 1st Group


makanan sebelum
dimasak.
 Cu
ci tangan sebelum
makan.
-Nyamuk, lalat,
tikus tidak ada.
-Rumah yang
pengap dan gelap
tidak ada.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


c. Tahap Pelaksanaan

Setelah melalui proses pengkajian, perumusan masalah keperawatan


masyarakat hingga pada tahap perumusan diagnosa keperawatan yang dilakukan
bersama – sama mahasiswa dan masyarakat, serta pada tahap perencanaan dimana
antara mahasiswa dan masyarakat RW I berdasarkan permasalahan keperawatan
yang berhasil ditemukan untuk wilayah kerja RW I, maka mulailah dilaksanakan
seluruh kegiatan intervensi yang telah direncanakan sesuai dengan tanggal yang
telah diteentukan.
Adapun dalam pelaksanaan tindakan/asuhan keperawatan tersebut, mahasiswa
dan masyarakat sepakat untuk menerapkan 3 model pendekatan yaitu: pendekatan
kepada keseluruhan komunitas masyarakat di RW I (tingkat RW), komunitas
masyarakat RT (tingkat RT) dan pendekatan kepada keluarga binaan.

DP Tanggal Implementasi Evaluasi


Gangguan 17 Oktober a. Balita yang hadir di
tumbuh penyuluhan tentang: posyandu sebanyak 72
kembang  Gizi pada orang dengan 12% adalah
pada balita balita balita dengan gizi kurang.
di RW I.  Tumbuh Ibu memahami pentingnya
kembnag pada balita gizi pada balita serta
deteksi tumbuh kembnag
pada balita.
12 November
b. Anggota pokjakes
mengenal masalah deteksi memahami deteksi tumbuh
14 November tumbuh kembang pada balita kembang pada balita.
c. Kegiatan penyuluhan
tentang: dilaksanakan bersamaan
 Gizi pada dengan kegiatan arisan
balita PKK, peserta adalah ibu –

 Tumbuh ibu PKK dan hadir 70% dari

kembang pada balita undangan dan paham

di masing – masing RT. dengan materi 80% dari


16 November peserta.
Semua balita (100%)

d. mendapatkan makanan

penyuluhan berkaitan tambahan.

dengan kegiatan posyandu Kegiatan penyuluhan

tentang: dilaksanakan per individu.

 Pemberian
makanan tambahan
pada balita.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


29 Oktober s/d serta mengadakan
22 November pemberian makanan 10% dari keluarga binaan
tambahan. dengan balita gizi kurang
e. mengalami peningkatan
22 November keluarga binaan dengan berat badan.
balita gizi kurang. Pihak puskesmas sanggup
menindaklanjuti pembinaan
f. terhadap keluarga binaan
dengan pihak puskesmas dengan balita gizi kurang.
untuk menindaklanjuti
pembinaan pada keluarga
binaan dengan balita gizi
kurang.

Resiko 24 Oktober dan a. mengkoordinasikan Masyarakat setuju untuk


terjadinya 28 Oktober dengan tokoh masyarakat membentuk kelompok
peningkatan dan anggota pokjakes lansia.
masalah tentang pembentukan
kesehatan kelompok lansia.
pada lansia 18 November b. Mengadakan Masyarakat dan lansia
di RW I. penyuluhan kesehatan paham dengan materi
kepada masyarakat dan penyuluhan yang diberikan,
lansia tentang: undangan hadir 90% dari
 Perubahan- yang disebarkan.
perubahan yang terjadi
pada lansia.
 Pentingnya
pembentukan kelompok
18 November lansia Kleompok lansia terbentuk
c. Mengadakan dengan nama ‘Bahagia’
pembentukan kelompok
18 November lansia. Kegiatan kelompok lansia
d. Merencanakan disepakati secara 4 garis
kegiatan kelompok lansia besar yaitu:
bersama – sama dengan  Kerohanian
masyarakat. setiap minggu
 Olahraga
bersama seminggu
sekali
 Pemeriksa
an kesehatan secara
berkala setiap 3 bulan
 Kegiatan
sosial kematian dan
anggota yang sakit

Created by 2nd PSIK, 1st Group


22 November setiap saat.
e. Mengadakan Kegiatan pememriksaan
kegiatan pemeriksaan dan pengobatan dihadiri
kesehatan dan oleh 69 orang lansia dan 25
22 November pengobatan kepada warga masyarakat umum.
lansia. Pihak puskesmas dan
f. Mengkoordinasikan kelurahan sanggup
dengan pihak puskesmas mengadakan pembinaan
dan kelurahan untuk kepada kelompok lansia
mengadakan pembinaan yang telah terbentuk.
kepada kelompok lansia
yang telah terbentuk.

Lingkungan 10-12 Oktober a. Mengadakan Masyarakat sepakat untuk


fisik yang koordinasi dengan tokoh membentuk kelompok kerja
kurang masyarakat untuk kesehatan.
memenuhi membentuk kelompok kerja
syarat 14 Oktober kesehatan. Kelompok kerja kesehatan
kesehatan. b. Membentuk kelompok terbentuk dengan nama
kerja kesehatan. ‘Rukun Makmur’
14 Oktober Kegiatan pokjakes secara
c. Merencanakan umum terbagi menjadi 4
kegiatan kleompok kerja besar masalah yaitu:
kesehatan bersama – sama  Masalah
degan kader pokjakes yang kesehatan lingkungan.
terbentuk.  Masalah
balita
 Masalah
penyakit akibat
lingkungan yang kurang
memenuhi syarat
kesehatan
15-18 Oktober  Masalah
d. Mengadakan lansia.
koordinasi dengan pihak
puskesmas dan kelurahan Pihak puskesmas dan
untuk mengadakan kelurahan sanggup
pembinaan lebih lanjut mengadakan pembianan
secara berkala (3 bulan secara berkala (3 bulan
sekali) terhadap kelompok sekali) terhadap pokjakes
kerja kesehatan yang telah yang telah terbentuk.
28 Oktober terbentuk.

e. Mengadakan temu
warga / minilokakarya untuk Kegiatan yang berhasil

Created by 2nd PSIK, 1st Group


merencanakan kegiatan disepakati meliputi 4
berkaitan dengan kesehatan masalah besar yaitu:
lingkungan.  Masalah
kesehatan lingkungan.
 Masalah
balita
 Masalah
penyakit akibat
lingkungan yang kurang
memenuhi syarat
kesehatan
 Masalah
lansia.
Dengan kegiatan meliputi:
 Kerja bakti
massal.
 Penyuluha
n kesehatan
 Pembentuk
an kelompok lansia.
 Pemberian
makanan tambahan.
 Pemeriksa
an jentik nyamuk.
 Pemeriksa
an kesehatan dan
29 Oktober s/d
pengobatan.
22 November f. Mengadakan
 Pemutaran
penyuluhan kesehatan
film dengan tema
tentang:
kesehatan.
 Kesehatan
Disepakati teknis
lingkungan
pelaksanaan kegaiatn
 Penyakit akibat
dilakukan per RT dan secara
lingkungan yang kurang
global di tingkat RW.
memenuhi syarat
kesehatan yaitu: Diare,
Masyarakat mampu
22-25 Oktober Demam berdarah dan
menyebutkan dan
ISPA.
menjelaskan syarat
lingkungan ynag sehat dan
mampu menyebutkan
g. Mengadakan
penyakit akibat lingkungan
koordinasi dengan pihak
yang kurnag sehat.
DKK dan BKKBN untuk
Undangan yang hadir 80%
28 Oktober mengadakan pemutaran film
dari yang disebar.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


kesehatan.
Pihak DKK dan BKKBN tidak
sanggup menyediakan film
yang dimaksud sehingga
h. Mengadakan mahasiswa mengusahakan
pemutaran film kesehatan sendiri film dengan tema
12 November dnegan tema: dimaksud.
 Demam Pemutaran film diadakan
berdarah bersamaan dengan kegiatan
 Diare penyuluhan kesehatan dan
minilokakarya dengan film
yang diputar bertema:
 Demam
i. Mengadakan berdarah
pembinaan terhadap kader  Diare
pokjakes dan kader
kesehatan serta tokoh Materi yang disampaikan
masyarakat tentang: meliputi:
 Teknik  Teknik
perumusan masalah perumusan masalah
kesehatan. kesehatan.
 Kesehatan  Kesehatan
lingkungan lingkungan
13-22  Penyakit akibat  Penyakit
November lingkungan yang kurang akibat lingkungan yang
sehat (ISPA, diare, demam kurang sehat (ISPA,
berdarah). diare, demam berdarah).
 Cara  Cara
memeriksa tekanan darah memeriksa tekanan
dan denyut nadi. darah dan denyut nadi.
Anggota pokjakes hadir
100% dan materi yang
disampaikan diterima
sebanyak 75% dari materi
yang disamapaikan.
j. Mengadakan
penyuluhan kesehatan Penyuluhan yang
tingkat RT bersama – sama dilaksanakan mengambil
dengan kader kesehatan tema:
5-9 November dan kader pokjakes tentang:  Kesehatan
 Kesehatan lingkungan
lingkungan  ISPA
 ISPA  Diare
 Diare  Demam

Created by 2nd PSIK, 1st Group


 Demam berdarah
berdarah  Cara
 Cara pemeriksaan jentik
pemeriksaan jentik nyamuk.
nyamuk. Kader kesehatan dan kader
pokjakes cukup mampu
melaksanakan penyuluhan
kesehatan dengan
didampingi oleh
5-9 November mahasiswa.
k. Mengadakan
koordinasi dengan tokoh Kerja bakti massal
masyarakat dan kader disepakati untuk diadakan
11 November pokjakes untuk kegiatan di tingkat RT dalam waktu
kerja bakti massal. yag bersamaan yang
meliputi kegiatan:
 membersih
5-9 November kan got dan saluran air.
 Merapikan
tempat sampah
 Memasang
tutup tempat sampah.
 Menebang
pohon yang
menghalangi jalanan.
l. Mengadakan
pembuatan penutup tempat Pembuatan penutup tempat
sampah. sampah disepakati akan
5-9 November dibuat oleh masing –
masing RT.
m. Mengadakan kegiatan Kerja bakti diikuti oleh
kerja bakti massal di tingkat hampir 60% warga di
RT dengan kegiatan yang masing – masing RT.
telah disepakati.
13-17 n. Mengadakan Pihak DKK tidak sanggup
November koordinasi dengan dinas menyediakan truk sampah
DKK mengenai pengadaan dan tong sampah.
truk sampah dan tong Disepakati untuk
sampah. menggunakan gerobak
dorong untk mengangkut
samaph dan
mengoptimalkan tempat
sampah yang telah
tersedia.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


Lomba rumah/lingkungan
o. Mengadakan sehat tidak dapat diadakan
koordinasi dengan tokoh karena waktu yang
20-22 masyarakat dan kader terbatas.
November pokjakes untuk mengadakan
lomba rumah/lingkungan
sehat. Pemeriksaan jentik
dilaksanakan per RT yang
p. Mengadakan meliputi hampir 70% rumah
pemeriksaan jentik nyamuk penduduk, kegiatan
bersama – sama dengan dilaksanakan oleh
kader kesehatan dan kader mahasiswa bekerja sama
pokjakes. dengan kader kesehatan,
tokoh masyarakat dan
kader pokjakes.
Hasil yang didapatkan
adalah: masih terdapat 5%
dari rumah yang ada jentik
nyamuk.

100% rumah penduduk


yang diperiksa tidak
terdapat jentik nyamuk.
q. Mengadakan evaluasi
ulang pemeriksaan jenitk
nyamuk.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu:


1. Evaluasi Formatif/proses yang dilaksanakan pada saat
kegiatan implementasi selesai dilaksanakan (sebagaimana tercantum dalam
pelaksanaan/implementasi kegiatan tersebut di atas).
2. Evaluasi sumatif/akhir dilaksanakan bersama – sama dengan
masyarakat (tokoh masyarakat, kader kesehatan dan kader pokjakes) yaitu pada
tanggal 23 November 2001 bersamaan dengan kegiatan terminasi praktek
keperawatan komunitas, yaitu:
a) Kelompok kerja kesehatan berhasil terbentuk dengan
nama ‘Rukun Makmur’ dengan kegiatan – kegiatan seperti tersebut di atas.
b) Kelompok lansia berhasil terbentuk dengan nama
‘Bahagia’ dengan kegiatan seperti tersebut di atas.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


c) Partisipasi masyarakat terutamanya: tokoh masyarakat,
kader kesehatan dan kader pokjakes dalam menghimpun kehadiran warga
dalam seluruh kegiatan mahasiswa serta memotivasi masyarakat yang lainnya
sudah memenuhi standar mahasiswa yaitu 80%.
d) Pelaksanaan kegiatan yang direncanakan bersama
mahasiswa dan masyarakat dapat dilakasanakan 95% dari rencana yang
dibuat.

BAB 4
PEMBAHASAN

Kegiatan praktek keperawatan masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa


Program Studi Ilmu Kperawatan di lahan praktek yaitu di wilayah RW I, RT 01 – 04,
Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, merupakan salah satu proses
pengaplikasian konsep ilmu dan teori mengenai asuhan keperawatan komunitas yang
telah didapatkan selama ini dalam proses akademik. Untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan dan pengaplikasian konsep
ilmu tersebut, maka secara resmi pada tanggal 01 Oktober 2001, mahasiswa PSIK
Angkatan II, Gerbong I, diterjunkan secara aktif dalam kegiatan praktek keperawatan
komunitas hingga pada tanggal 23 November 2001.
Adapun analisa yang dapat kami laksanakan terhadap pelaksanaan praktek
kegiatan tersebut akan kami laporkan sebagai berikut:

Created by 2nd PSIK, 1st Group


4.1 Praktek Keperawatan masyarakat
1) Pengkajian
Pada tahap pengkajian, kegiatan pertama yang kami laksanakan adalah
mengadakan pertemuan warga untuk membentuk kelompok kerja kesehatan
dimana dengan terbentuknya kelompok kerja kesehatan tersebut, sedikit banyak
akan membantu pelaksanaan kegiatan pengumpulan data komunitas.
Komunitas masyarakat di wilayah RW I hampir 60 % adalah warga
pendatang atau penduduk musiman, yang sebagian besar kurang memperhatikan
keadaan kesehatan lingkungan di wilayah temapt tinggalnya. Sehingga hal
tersebut merupakan kendala utama mahasiswa di dalam melaksanakan
pengumpulan data komunitas. Tetapi dengan bantuan dan kerja sama dari
anggota pokjakes, masalah tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga
keseluruhan target dari pengkajian atau pengumpulan data komunitas dapat
terpenuhi. Total jumlah KK yang berhasil di data dalah sebanyak 366 KK ynag
meliputi KK penduduk asli dan KK penduduk musiman.
Kesulitan pun kami rasakan dari penerimaan masyarakat yang beraneka
macam terhadap kehadiran dan keberadaan mahasiswa yang praktek di
lingkungan wilayahnya. Tidakkurang jumlah masyarakat yang menerima kami
dengan tangan terbuka, bahkan tidak kurang juga masyarakat yang enggan
menerima kami dengan alasan yang tidak jelas. Namun setelah kami mencoba
merubah strategi pendekatan kepada masyarakat, perubahan sikap masyarakat
mulai terasa, dimana masyarakat mulai dapat menerima kehadiran mahasiswa
bahkan cenderung memberikan respon yang sangat optimis terhadap kehadiran
mahasiswa di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga keseluruhan proses
pengumpulan data dapat tercapai dengan baik.
Dari pengkajian data yang dilaksanakan oleh mahasiswa bekerja sama
dengan anggota pokjakes RW I, didapatkan beberapa masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat yaitu:
- Lingkungan yang kurang sehat
- Resiko penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, diare, deam
berdarah).
- Masalah gizi pada balita
- Tidak tersedianya wadah kegiatan bagi lansia
Dari keempat masalah yang berhasil dikaji oleh mahasiswa, masalah
tersebut dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.
Dalam perumusan masalah kesehatan tersebut, kami dari mahasiswa
hampir tidak merasakan kesulitan yang berarti. Karena anggota pokjakes dan
masyarakat yang semenjak awal terlibat dalam kegaitan praktek keperawatan
komunitas emang memiliki kemampuan awal yang cukup memadai, sehingga
dalam mahasiswa menularkan ilmu dan konsep teori kepada masyarakat dapat
diterima dengan baik.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


2) Penentuan prioritas masalah
Setelah berhasil dikumpulkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh
masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan prioritas maslaah kesehatan dengan
tujuan maslaah kesehatan yang diintervensi lebih dahulu atau yang menjadi
prioritas utama masyarakat adalah masalah yang benar – benar dirasakan sangat
mendesak oleh masyarakat untuk segera diambil suatu tindakan.
Berdasarkan pertemuan warga atau minilokakarya yang dilaksanakan
pada hari Minggu, tanggal 28 Oktober 2001, berhasil dibuat prioritas masalah
kesehatan sebagai berikut:
- Masalah lingkungan yang kurang sehat
- Masalah balita
- Resiko penyakit ISPA
- Resiko penyakit demam berdarah
- Tidak adanya wadah lansia
Pada kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan
lancar, karena masyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model
keperawatan komunitas. Dengan berbekal latar belakang pendidikan yang cukup
memadai, maka tidak sulit bagi mahasiswa untuk mengarahkan kepada
masyarakat mngenai teknis kegiatan perencanaan selanjutnya. Bahkan pada
kegiatan tersebut berhasil ditetapkan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh mahasiswa bersama – sama dengan masyarakat.
Kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa pada saat kegiatan penentuan
prioritas masalah adalah kehadiran warga masyarakat yang molor dari waktu yang
telah disepakati dalam undangan, sehingga acara yang telah disusun sebelumnya
harus direvisi sesuai kondisi pada saat itu. Termasuk salah satunya kegiatan
pengukuhan anggota kelompok kerja kesehatan ‘ Rukun makmur ‘ di wilayah RW
I, dilaksanakan tanpa rencana oleh mahasiswa. Namun secara umum, kegiatan
dapat dilakatakan berhasil 95 %.

3) Perencanaan
Kegiatan perencanaan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
mahasiswa dan masyarakat dapat disepakati pada minilokakarya sehingga dapat
menghemat waktu.
Adapun kegiatan – kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat adalah:
- Kegiatan kerja bakti massal
- Penyuluhan kesehatan di tingkat posyandu kepada ibu – ibu balita
- Penyuluhan kesehatan di tingkat RT
- Pemeriksaan jentik nyamuk
- Pembekalan materi kepada anggota pokjakes

Created by 2nd PSIK, 1st Group


- Pembentukan kelompok lansia
- Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan pada lansia.
- Pemberian makanan tambahan.
- Pemutaran film dengan tema kesehatan.

Kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa adalah kesepakatan masalah


waktu pelaksanaan kegiatan. Masyarakat rupanya kesulitan menentukan waktu
yang tepat untuk mengadakan kegiatan yang telah disepakati dengan
mahasiswa. Kesibukan masyarakat dengan pekerjaan akhirnya menimbulkan
kesepakatan pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan per RT serta disesuaikan
waktunya dengan kegiatan arisan Ibu – ibu, karena pertimbangan mencari waktu
lain akan menyulitkan mahasiswa dan masyarakat pada khususnya. Serta
kegiatan yang mengharuskan pertemuan anggota pokjakes atau warga
masyarakat pada umumnya akan dilaksanakan pada malam hari usai shalat
maghrib.

4) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya antara
mahasiswa dengan masyarakat, mulai dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober
2001, dengan metode pendekatan yang digunakan adalah dengan melibatkan
secara aktif keterlibatan anggota kelompok kerja kesehatan serta mengadakan
pendekatan per RT. Beberapa kegiatan dilaksanakan secara bersama – sama
antara masyarakat dengan mahasiswa seperti kegiatan kerja bakti massal dan
kegiatan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
pembekalan materi pokjakes serta pembentukan kelompok lansia. Beberapa
kegiatan dilaksanakan per kelompok RT seperti kegiatan penyuluhan, pembekalan
materi pokjakes secara lebih intensif, pemeriksaan jentik serta pelatihan
pengukuran tekanan darah dan denyut nadi.
Secara umum, keseluruhan kegiatan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik dan berhasil, dengan mengevaluasi dari antusiasme
masyarakat serta anggota kelompok kerja kesehatan dan kleompok lansia
terhadap keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa .
Hampir tidak ada kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa, karena
sebelumnya mahasiswa juga telah mempersiapkan diri dengan alternatif
pendekatan yang akan dilaksanakan apabila pendekatan yang satu tidak
menunjukkan keberhasilan.

5) Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan bersama – sama dengan kegiatan
terminasi dengan masyarakat. Dimana pada saat evaluasi dilaporkan seluruh hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa bersama – sama dengan

Created by 2nd PSIK, 1st Group


masyarakat khususnya anggota kelompok kerja kesehatan ‘Rukun Makmur’
beserta hasil yang telah dicapai.
Secara umum, kegiatan praktek keperawatan komunitas dapat dikatakan
berhasil dari sudut pandang mahasiswa dengan melihat respon masyarakat
terhadap keseluruhan proses kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
bersama – sama degan masyarakat. Hanya saja mahasiswa perlu lebih
memikirkan model pendekatan yang akan digunakan terhadap masyarakat di
kesempatan praktek di kemudian hari.

4.2 Praktek Keperawatan Keluarga


Dari laporan yang masuk dari seluruh mahasiswa, keseluruhan mahasiswa
tidak mengalami masalah dalam hal pendekatan dengan keluarga yang dibina.
Karena kecenderungan mahasiswa menggunaan model pendekatan problem soving
approach (pendekatan menggunakan model pemecahan masalah) sehingga
antuasme keluarga langsung terjadi begitu mahasiswa masuk dalam keluarga binaan
masing – masing.
Rata – rata dalam waktu singkat, mahasiswa sudah dapat diterima oleh
keluarga, bahkan kecenderungan keluarga mulai ketergantungan dengan mahasiswa
mulai terlihat. Hal ini tentunya akan menimbulkan kekeliruan pada konteks asuhan
keperawatan keluarga itu sendiri, dimana mahasiswa harusnya menimbulkan
kesadaran keluarga untuk secara mandiri dan aktif menemukan permasalahan yang
dapat mengganggu kesehatan keluarganya serta secara aktif mencoba mencari
alternatif pemecahan masalah dengan bantuan dari mahasiswa.
Tetapi permasalahan tersebut tidak sampai menimbulkan konflik yang parah
karena mahasiswa dapat langsung mengubah strategi pendekatan yang digunakan
dalam beradaptasi dnegan keluarga yang dibina. Sehingga peran aktif keluarga dalam
menerapkan 5 tugas keluarga dapat terpenuhi secara lebih baik.
Secara keseluruhan proses penerapan asuhan keperawatan keluarga dapat
dikatakan berhasil dengan baik karena keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
strategi pendekatan yang terbaik dalam menimbulkan ketertarikan keluarga terhadap
permasalahan yang dirasakannya yang selama ini cenderung terabaikan. Dimana
harapan mahasiswa agar kleuarga binaan dapat menerapkan 5 tugas keluarga dapat
terlaksana dengan baik.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Unair Surabaya, merupakan salah satu metode
pengaplikasian konsep ilmu dan teori yang telah didapatkan selama proses akademik
di kampus. Adapun lahan praktek yang ditentukan bagi Gerbong I, mahasiswa
Angkatan II, Semester IV, adalah di wilayah kerja Puskesmas Gunung Anyar yaitu di
wilayah RW I, RT 01 – 04 Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar,
Surabaya mulai sejak tanggal 01 Oktober – 23 November 2001.
Proses keperawatan komunitas telah diupayakan oleh mahasiswa dilaksanakan
sesuai dengan konsep teori yang dibekalkan di kampus yaitu mulai proses
pengkajian, penentuan masalah kesehatan, perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
evalausi dan terminasi kegiatan dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas, mahasiswa banyak dibantu oleh anggota kleompok kerja
kesehatan ‘Rukun Makmur’ di wilayah RW I, sehingag apa yang menjadi tujuan dari
praktek keperawatan masyarakat dapat tercapai dengan baik.

Created by 2nd PSIK, 1st Group


Secara umum, praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh
mahasiwa bekerja sama dengan masyarakat RW I, Kelurahan Rungkut Tengah serta
kelompok kerja kesehatan pada khususnya, dapat dikatakan berhasil dengan
terlaksananya seluruh kegiatan yang telah direncanakan serta melihat respon dan
animo masyarakat terhadap kegiatan – kegiatan mahasiswa.

5.2 Saran – saran


Adapun saran – saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak
adalah:
1) Pihak Puskesmas Gunung Anyar
Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok – kelompok yang
terdapat dalam masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Sehingga
apa yang menjadi upaya puskesmas unutk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya dapat terapai engan baik.
2) Pihak Pendidikan
Dalam proses bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa memiliki suatu
kesmaan ide, pendapat dan kesepakatan antara sesama pembimbing,
sehingga penyampaian kepada mahasiswa dapat satu bahasa dan satu
persepsi.
3) Kelompok Kerja kesehatan ‘Rukun Makmur’
Agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperoleh sehingga dapat menjadi ujung tombak kelompok pikir yang
terdapat dalam masyarakat dan dapat membantu peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah RW I sendiri.
4) Mahasiswa PSIK Gerbong Berikut
Agar lebih memperhatikan kerjasama di dalam kelompok sebagai modal
utama di dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas dimana pun nanti
ditugaskan oleh bagian akademik. Selamat bertugas dan semoga sukses!

Created by 2nd PSIK, 1st Group


DAFTAR PUSTAKA

Adina,M.Rienhardt. (1990). Family Centered Community Nursing A Sosial Cultural


Framework. The CV.Mosby Company.

Departemen Kesehatan RI. (1990). Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Nasrul Effendy. (1992). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta

Zaidin Ali. (1998). Pengantar Asuhan Perawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4
Perawatan Kesehatan Masyarakat (MA 213). Universitas Indonesia.Jakarta.

Created by 2nd PSIK, 1st Group

Anda mungkin juga menyukai