B. Data Demografi
Jumlah Penduduk Laki-laki 4.224 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan 4028
Jumlah Total 8.252
Jumlah Penduduk Miskin 1095
Kepadatan Penduduk 4,5 /Km
C. Struktur Organisasi Kepengurusan RW 01
Ketua RW : Tatang
Wakil Ketua RW :
Sekertaris :
Bendahara :
Ketua RT 01 : Wawa
Ketua RT 02 : Mimin
Ketua RT 03 : Rahdiana
Ketua RT 04 :Dani
Ketua RT 05 : Ayi
Ketua RT 06 : Edi
Ketua RT 07 : Anton
Ketua RT 08 : Carman
Ketua RT 09 : Deni
1. Sosialisasi Tingkat RW
a. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya
merupakan upaya meningkatkan segi kehidupan sehingga
memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan
pada upaya promtif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
RW yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses
tindakan sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga,
kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping untuk
mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup lebih baik
(Peterson & Hughey, 20004). Kesehatan memandang upaya
pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat,
bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variabel
anatara (mediating variable) bagi implementasi program
kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam pengelolaan masalah gizi dan
stunting diperlukan adanya pengenalan anatara petugas
kesehatan (dalam hal ini mahasiswa peserta PKN Terpadu)
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi :
1) Mahasiswa mengenal pengelola wilayah : Ketua RW, para
Ketua RT, seluruh kader, dan tokoh masyarakat termasuk
tokoh agama serta tokoh pemuda.
2) Mahasiswa mengenal masalah kesehatan yang dirasakan
oleh masyarakat di wilayah tersebut.
3) Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang
melakukan PKN Terpadu di wilayah tersebut.
4) Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan
PKN Terpadu terkait masalah gizi dan stunting.
c. Waktu
Sosialisasi tingkat RW dilaksanakan pada tanggal 16 Januari
2020
d. Tempat
Tempat sosialisasi disepakati dengan Ketua RW dan Kader
e. Peserta
Peserta dalam sosialisasi ini adalah :
1) Ketua RW
2) Para Ketua RT
3) Seluruh Kader
4) Tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh
pemuda
5) Seluruh mahasiswa
6) Pembimbing
f. Langkah pencapaian tujuan
1) Persiapan
a) Memahami pre planning sosialisasi
b) Kordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam
pelaksanaan sosialisasi terkait dengan tempat dan waktu
sosialisasi
c) Menyiapkan undangan dalam kegiatan sosialisasi
d) Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan diawali dengan pembukaan
b) Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola
wilayah setempat
c) Menyampaikan progream kerja PKN Terpadu terkait
masalah gizi dan stunting
d) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah
kesehatan yang dirasakan masyarakat dengan fokus
pada masalah gizi dan stunting
e) Kegiatan penutup
3) Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Diskusi
4) Media
Pedoman PKN Terpadu
5) Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
- Pre planning dipahami dengan baik
- Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
- Undangan telah tersedia dan terdistribusi
- Format daftar hadir kegiatan telah tersedia
b) Evaluasi proses
- Tempat dan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai
dengan rencana
- Rangkaian kegiatan sosialisasi berjalan dengan
lancar
c) Evaluasi Hasil
- Peserta yang diundang 80% hadir
- Mahasiswa mengenal pengelola wilayah dan
sebaliknya
- Mahasiswa mengenal masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat
- Masyarakat memahami program PKN Terpadu
yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dengan
dukungan yang penuh
LAPORAN SOSIALISASI TINGKAT RW
A. Persiapan
1. Menjelaskan kepada tokoh masyarakat dan kader mengenai rencana
akan diadakan sosialisasi tingkat RW 01
2. Menyiapkan tempat dan media yang digunakan pada saat sosialisasi
B. Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Sosialisasi tingkat RW 01 diselenggarakan pada hari Kamis, 16 Januari
2020 dimulai pukul 13.00 s.d 15.00 WIB di Gor Balai Desa Jalan
Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang yang dihadiri oleh
Kepala Desa Jalan Cagak, Kepala Dusun I, Ketua RW, perwakilan
Ketua RT.
2. Metode
Metode yang dipakai dalam acara sosialisasi tingkat RW ini adalah
ceramah dan diskusi mengenai maksud, tujuan, dan rangkaian kegiatan
selama PKN Terpadu di Desa Jalan Cagak RW 01
3. Media
Media yang digunakan memakai Modul.
4. Susunan acara
a. Pembukaan : Pembacaan Basmallah
b. Acara inti
1) Pengenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
2) Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan
pencegahan stunting
3) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan
yang dirasakan masyarakat dengan focus pada pencegahan
stunting
c. Penutup : Pembacaan Hamdallah
C. Evaluasi
1. Jadwal pertemuan dan susunan acara
Pertwmuan dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2020 yang dihadiri
oleh 21 orang mahasiswa, 1 orang kepala desa, 1 orang ketua RW, 1
orang kepala dusun, 3 orang perwakilan ketua RT.
a. Pembukaan : pembacaan doa oleh MC
b. Acara inti :
1) Melakukan perkenalan antar mahasiswa dan pengelola wilayah
setempat
2) Menyampaikan program PKN Terpadu terkait dengan
perkembangan program pencegahan stunting
3) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan
yang dirasakan oleh masyarakat dengan focus pada pencegahan
stunting
c. Penutup : Doa dan penutup
2. Pembentukan panitia MMRW
Ketua Pelaksana : Grace Yohana
Sekertaris : Soraya Adela Larasati
Bendahara : Nandita Fajar Kusumah
Seksi Humas : Qisthina, Arbie Gyresha
Seksi Konsumsi : Siti Nurjanah, Alvina Zakia Laili, Astika
Mentari Pratiwi
Seksi Acara : Aulia Nur Rahman, Irma Gina Apriyanti,
Elsa Amalia
Seksi Logistik : Rossa Rahayu Af’idah, Nabila Hulwa
Huaida, Ibnu Ramdhan Firdaus
Seksi Dokumentasi : Syifa Fadhilah Azmi, Rafizha Rizkianti
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya
merupakan upaya meningkatkan segi kehidupan sehingga
memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan
pada upaya promtif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
RW yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses
tindakan sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga,
kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping untuk
mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup lebih baik
(Peterson & Hughey, 20004). Kesehatan memandang upaya
pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat,
bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variabel anatara
(mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan
luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam pengelolaan masalah gizi dan
stunting diperlukan adanya pengenalan anatara petugas kesehatan
(dalam hal ini mahasiswa peserta PKN Terpadu).
2. Tujuan
Setelah kegiatan SMD :
a. Diketahui data terkait gizi dan stunting diwilayah yang dibina
b. Diketahui masalah terkait gizi dan stunting diwilayah yang
dibina
c. Tersusun rencana kegiatan pemecahan msalah terkait gizi dan
stunting yang ada pada wilayah yang dibina
3. Waktu
a. SMD dilaksanakan pada : Tanggal 17-19 Januari 2020
b. Kegiatan SMD : berupa pengolahan, analisa dan perumusan
masalah dari wilayahnya serta menyusun rencana pemcehan
masalah (POA)
4. Kegiatan
a. Pengumpulan data
1) Waktu : 17-18 Januari 2020
2) Sasaran : seluruh keluarga yang memiliki anak 6-24 bulan
3) Jenis data :
a) Data sekunder diperoleh dari RW/Kader masing-masing
RW, meliputi :
- Data WUS (wanita usia subur)
- Data PUS (pasangan usia subur)
- Data remaja putri
- Data lain yang terkait
b) Data primer diperoleh dengan melakukan pendataan
langsung terhadap seluruh warga yang memiliki anak 6-
24 bulan dengan menggunakan intrumen SMD PKNT
2020.
b. Pengolahan, Analisa, dan Perumusan masalah
1) Waktu : 18-19 Januari 2020
2) Sasaran : seluruh data yang telah dikumpulkan
c. Penyusunan POA
1) Waktu : 19 Januari 2020
2) Sasaran : kelompok RW masing-masing
5. Langkah pencapaian tujuan
a. Persiapan
1) Memahami pre planning SMD
2) Menyiapkan strategi pengumpulan data, pengolohan,
analisa, perumusan masalah, dan penyusunan rencana
kegiatan.
b. Pelaksanaan
1) Tahap pengumpulan data
a) Melakukan wawancara dan observasi dalam
pengumpulan data terhadap seluruh keluarga yang
memiliki anak umur 6-24 bulan (Baduta)
b) Hasil wawancara dan observasi dimasukkan kedalam
format yang telah disediakan (Google Form)
2) Tahap pengolahan data
a) Melakukan perhitungan sesuai kelompok data
- Data rumah tangga
Pendidikan
Pekerjaan
Jumlah anggota keluarga
Jumlah anak balita
- Data anak baduta
Jenis kelamin
Status gizi
Mendapat vit A
Imunisasi
ISPA
Diare
Makanan pertama bayi setelah dilahirkan
ASI Eksklusif
3) Tahap analisa dan perumusan masalah kesehatan
a) Melihat dan menghubungkan data yang senjang
b) Melihat masalah terkait gizi dan stunting yang paling
banyak terjadi di wilayah binaan.
c) Menentukan prioritas dengan menggunakan metode
USGF
6. Metode
a. Analisa
b. Tanya jawab
c. Diskusi
7. Media
a. Pedoman PKN Terpadu
b. Analisa KS
8. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pre planning SMD dipahami dengan baik
2) Strategi pengolahan, analisa dan perumusan masalah telah
disiapkan
b. Evaluasi Proses
1) Tahap pengolahan data terlaksana dengan baik
2) Tahap analisa, perumusan masalah dan penyusunan rencana
kegiatan terlaksana dengn baik
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta PKN Terapadu 100% terlibat dalam pengolahan
data
2) Diketahui masalah gizi dan stunting diwilayah yang dibina
3) Tersusun rencana kegiatan terkait penanganan masalah gizi
dan stunting
LAPORAN HASIL PENGOLAHAN DATA
Keterangan:
Dari 36 Baduta di RW 01 desa Jalan Cagak, terdapat 11,1% Baduta pendek.
Keterangan :
Dari 36 Baduta di
RW 01 desa Jalan
Cagak, terdapat 2,8
% Gizi kurang.
Keterangan :
Dari 36 Baduta RW
01 Desa Jalan Cagak,
terdapat 8,33%
Baduta Gemuk.
C. Musyawarah Kesehatan
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya
merupakan upaya meningkatkan segi kehidupan sehingga
memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan
pada upaya promtif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
RW yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses
tindakan sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga,
kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping untuk
mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup lebih baik
(Peterson & Hughey, 20004). Kesehatan memandang upaya
pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat,
bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variabel anatara
(mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan
luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam pengelolaan masalah gizi dan
stunting diperlukan adanya pengenalan anatara petugas kesehatan
(dalam hal ini mahasiswa peserta PKN Terpadu).
2. Tujuan
Setelah dilakuakn musyawarah kesehatan, masyarakat dapat:
a. Mengetahui kecenderungan maslaah yang ada di wilayah
binaan tingkat RW
b. Tersusun rencana kegiatan (POA)
c. Pemecahan masalah kesehatan di wilayah binaan tingkat RW
3. Waktu
Tanggal 20 Januari 2020
4. Tempat
Di Gor Balai Desa
5. Peserta MMRW
a. Ketua RW
b. Seluruh Ketua RT
c. Seluruh Kader
d. Tokoh Masyarakat
e. Tokoh Agama
f. Tokoh pemuda (karang taruna)
g. Perwakilan masyarakat
h. Kepala Puskesmas atau perwakilannya
i. Kepala desa atau perwakilan
6. Langkah Pencapaian Tujuan
a. Persiapan
1) Memahami pre planning musyawarah kesehatan
masyarakat
2) Kordinasi dengan ketua Rw dan ketua kader dalam
pelaksanaan MMRW terkait dengan tempat dan waktu
pelaksanaannya
3) Menyiapkan rencana kegiatan (POA) yang akan di
presentasikan
4) Menyiapkan undangan untuk kegiatan MMRW
5) Menyiapkan perlengkapan (tempat, sound system, dll)
6) Menyiapkan konsumsi bersama kader
7) Menyiapkan form daftar hadir kegiatan MMRW
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan diawali dengan pembukaan
2) Sambutan: Ketua Pelaksana, Ketua RW, Perwakilan desa
atau psukesmas
3) Presentasi hasil pengumpulan dan pengolahan data tingkat
RW
4) Musyawarah penyelesaian masalah tingkat RW
5) Membacakan kesepakatan impelementasi
6) Kegiatan penutup
7. Metode
a. Presentasi
b. Diskusi
c. Tanya jawab
8. Strategi
Jadwal Kegiatan Musyawarah Masyarakat RW
PKNT Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung
(susunan acara)
A. Persiapan
1. Menjelaskan kepada tokoh masyarakat megenai rencana yang akan
diadakan musyawarah masyarakat RW 01
2. Menyebarkan undangan kepada pihak terkait
3. Menyiapkan media dan tempat yang akan digunakan pada ssaat
musyawarah masyarakat RW 01
B. Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Musyawarah masyarakat RW 01 diselenggarakan pada hari Senin, 20
Januari 2020 dimulai pukul 16.00 sampai 18.00 di gor desa jalan cagak
kecamatan jalan cagak yang dihadiri oleh Bidan desa jalan cagak,
sekertaris desa, BPD, kader RW 01
2. Metode
Metode yang dipakai dalam acara musyawarah masyarakat RW 01 ini
adalah ceramah dan diskusi mengenai data-data yang telah
dikumpulkan dan di olah serta ditampilkan.
3. Media
Media yang digunakan memakai laptop dan proyektor
4. Susunan Acara
a. Pembukaan : Pembacaan ayat suci al quran
b. Sambutan dari:
1) Ketua Kelompok
2) Bidan Desa
3) Sekertaris Desa
c. Acara Inti
1) Penyajian Data
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Identifikasi dan penentuan masalah kesehatan
4) Persetujuan POA
d. Penutupan
Pembacaan hamdallah
C. Evaluasi
1. Jadwal pertemuan dan susunan acara
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2020 yang dihadiri
oleh 21 orang mahasiswa, 1 Sekertaris desa, 2 bidan desa, 4 orang
BPD, 3 kader. Dengan pelaksanaan sebagai berikut:
a. Pembukaan
Pembukaan dan doa oleh MC
b. Sambutan
1) Ketua kelompok RW 01
2) Bidan desa
3) Sekertaris desa
c. Acara Inti
1) Penyajian data
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Penyusunan rencana (POA)
4) Pembacaan kesepakatan rencana
d. Penutup
Doa dan penutup
2. Pembubaran panitia musyawarah masyarakat RW
Ketua Pelaksana : Grace Yohana
Sekertaris : Soraya Adela Larasati
Bendahara : Nandita Fajar Kusumah
MC : Syifaussabilah , Dinda As-Syifa Pahmi
Moderator : Arin Karlina
Penyaji Data : Neneng Syaidah Nafisah
Notulensi : Zahrah Salsabila
Seksi Humas : Qisthina, Arbie Gyresha
Seksi Konsumsi : Siti Nurjanah, Alvina Zakia Laili, Astika
Mentari Pratiwi
Seksi Acara : Aulia Nur Rahman, Irma Gina Apriyanti,
Elsa Amalia
Seksi Logistik : Rossa Rahayu Af’idah, Nabila Hulwa
Huaida, Ibnu Ramdhan Firdaus
Seksi Dokumentasi : Syifa Fadhilah Azmi, Rafizha Rizkianti
D. Pelatihan Kader
1. Latar belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya
merupakan upaya meningkatkan segi kehidupan sehingga
memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan
pada upaya promtif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
RW yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses
tindakan sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga,
kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping untuk
mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup lebih baik
(Peterson & Hughey, 20004). Kesehatan memandang upaya
pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat,
bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variabel anatara
(mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan
luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam pengelolaan masalah gizi dan
stunting diperlukan adanya pengenalan anatara petugas kesehatan
(dalam hal ini mahasiswa peserta PKN Terpadu).
2. Tujuan
Setelah dilakukan pelatihan, kader dapat :
a. Menjelaskan kebijakan dan strategi penanggulangan stunting
terintegrasi di Kabupaten/Kota.
b. Menjelaskan peran, fungsi dan tugas kader.
c. Menjelaskan intervensi gizi spesifik dalam penanganan
masalah gizi dan stunting oleh kader.
d. Menjelaskan intervensi gizi sensitif dalam penanganan masalah
gizi dan stunting oleh kader.
3. Waktu
Pelatihan kader dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2020
4. Tempat
Tempat pelatihan kader dilaksanakan di RW masing-masing.
5. Peserta dan pemateri
a. Peserta : kader di RW masing-masing
b. Pemateri : pemateri/pelatih berasal dari Puskesmas, Dosen
Pembimbing dan Mahasiswa PKN Terpadu Politeknik
Kesehatan Bandung
6. Kepanitiaan
Ketua pelaksana : Siti Nurjanah
Sekertaris : Soraya Adela Larasati
Bendahara : Nandita Fajar Kusumah
Notulensi : Rossa Rahayu Af’idah
Logistic : Ibnu Ramdhan Firdaus, Arbie Gyresha,
Syifaussabilah
Humas : Qisthina, Dinda As-syifa Pahmi
Acara : Astika Mentari Pratiwi, Aulia Nur Rahman
Konsumsi : Irma Gina Apriyanti, Nabilah Hulwa Huwaida
Dokumentasi : Grace Yohana
Pengoreksi : Alvina Zakia Laili, Elsa Amalia
MC : Neneng Sayidah Nafisah
Pemateri : Arin Karlina, Zahrah Salsabila, Soraya Adela
Larasati, Rafizha Rizianti, Syifa Fadhila Azmi
Ice breaking : Nandita Fajar Kusumah
7. Langkah pencapaian tujuan
a. Persiapan
1) Memahami pre planning termasuk jadwal pelatihan
2) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Tim untuk
materi dan pematerinya
3) Melakukan koordinasi dengan ketua RW untuk menentukan
peserta pelatihan
4) Menyiapkan modul pelatihan
5) Menyiapkan soal pre/post test
6) Menyiapka tempat berikut perizinannya
7) Melakukan koordinasi dengan direktorat dalam
menyiapkan piagam pelatihan
8) Menyiapkan konsumsi
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan
2) Sambutan-sambutan
a) Ketua pelaksana
b) Bidan Desa
c) Sekertaris Desa
3) Pre Test oleh panitia
4) Masukan materi
5) Post test oleh panitia
6) Penutupan
8. Strategi
(susunan acara)
9. Metode
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan simulasi.
10. Media
LCD dan standing screen
11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Pre planning termasuk jadwal pelatihan yang telah
dipelajari
2) Koordinasi dengan puskesmas dan tim untuk materi dan
pematerinya telah dilakukan
3) Koordinasi kepala desa dan ketua RW untuk menentukan
peserta pelatihan yang telah ditentukan
4) Materi pealtihan telah disiapkan
5) Soal pre/post test telah disiapkan
6) Tempat berikut perizinannya telah disiapkan
7) Koordinasi dengan Panitia Pusat (Direktorat) dalam
menyiapkan piagam pelatihan telah dilakukan
8) Konsumsi telah disiapkan
b. Evaluasi proses
1) Kegiatan berjalan lancer
2) Perserta berpartisipasi aktif selama pelatihan
c. Evaluasi hasil
1) 100% peserta yang diundang mengikuti kegiatan dari awal
samapi akhir (daftar hadir)
2) Adanya peningkatan pemahaman materi KS hasil pre dan
post test
3) Melakukan simulasi dan praktik dengan baik
E. Implementasi
1. Tujuan
Setelah dilakukan implementasi masyarakat dapat :
a. Masyarakat memahami pentingnya cuci tangan memakai sabun
dan mampu melakukan 6 langkah cuci tangan.
b. Masyarakat memahami tentang gizi kurang
c. Masyarakat dapat memahami dan peduli terhadap kondisi
kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan.
2. Waktu
Implementasi dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2020
3. Tempat
Posyandu Rw 01 Desa Jalancagak
4. Peserta dan pemateri
c. Peserta: Kader dan masyarakat Rw 01 Desa Jalancagak
d. Pemateri dan pelaksana : pemateri/pelatih berasal dari
Mahasiswa PKN Terpadu Politeknik Kesehatan Bandung
5. Kepanitiaan
Ketua pelaksana : Dinda As-shifa Pahmi
Sekertaris : Soraya Adela Larasati
Bendahara : Nandita Fajar Kusumah
Notulensi : Rossa Rahayu Af’idah
Logistic :, Arbie Gyresha, Syifaussabilah
Humas : Qisthina, Arbie Gyresha, Syifaussabilah
b. Pelaksanaan
1. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya cuci tangan
menggunakan sabun dan demonstrasi cuci tangan 6 langkah
2. Melakukan penyuluhan mengenai gizi buruk/kurang
3. Melakukan penyuluhan mengenai imunisasi
4. Membuka stand cek kesehatan untuk masyarakat
c. Strategi
(susunan acara)
d. Metode
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan simulasi.
e. Media
Poster dan leaflet
f. Evaluasi
d. Evaluasi struktur
1. Pre planning termasuk jadwal pelatihan yang telah
dipelajari
2. Koordinasi ketua RW dan kader untuk menentukan tempat
dan waktu pelaksanaan.
3. Materi penyuluhan mengenai gizi buruk/kurang telah
disiapkan.
4. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan
5. Evaluasi proses
3) Kegiatan berjalan lancer
4) Perserta berpartisipasi aktif selama penyuluhan.
6. Evaluasi hasil
4) 100% peserta yang diundang mengikuti kegiatan dari awal
samapi akhir (daftar hadir)
5) Peserta memahami materi yang diberikan
6) Melakukan simulasi, praktik dengan baik
A. Latar Belakang
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi
median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk
masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial
ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi
pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami
kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals
(SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030
serta mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah
menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025. Untuk
mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan stunting sebagai salah
satu program prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga.
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan
lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah
terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKMB) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial
yang dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun
organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas
hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang
upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat,
bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara
(mediating variable) bagi implementasi program kesehatan (Minkler et all,
2001).
Setiap Desa di Kecamatan Jalancagak sendiri telah terdapat kader sebagai
perintis kesehatan terdepan, berada di tengah-tengah masyarakat untuk
berkontribusi terhadap pencapaian masyarakat sehat mandiri. Kader-kader
tersebut telah dilatih dalam upaya pencegahan stunting yang dilaksanakan
pada tanggal 21 Januari 2020 oleh mahasiswa PKN Terpadu bekerjasama
dengan Puskesmas Jalancagak dan Desa setempat, selanjutnya kader
diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk melihat
kinerja kader, maka diperlukan berbagai alat evaluasi, baik menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotornya. Salah satu teknik evaluasi untuk
mengukur kemampuan kader dalam pemahaman penanganan stunting
adalah melalui cerdas cermat kader.
B. Tujuan
Setelah dilakukan cerdas cermat kader terkait penanganan stunting, maka:
a. Mengetahui partisipasi kader dalam kegiatan cerdas cermat
b. Mengetahui hasil pelatihan kader mengenai penanganan stunting yang
telah dilaksanakan
c. Diketahui pemenang cerdas cermat kader se-Kecamatan Jalancagak
Kabupaten Subang terkait stunting
C. Waktu
Kegiatan cerdas cermat kader tentang stunting dilaksanakan pada tanggal 24
Januari 2020.
D. Tempat
Kegiatan cerdas cermat kader tentang stunting dilaksanakan di Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang.
E. Peserta
1. Peserta cerdas cermat kader tentang stunting adalah 3 orang dari setiap
desa
2. Penentuan peserta diserahkan kepada desa masing-masing
F. Kepanitiaan
Pelindung : 1. Direktur Poltekkes Kemenkes Bandung
Dr. Ir. HR. Osman Syarief, M. KM
2. Ketua Panitia PKNT
Tarjuman S.Kp., MNS
Penanggungjawab : 1. Muhammad Arief Naufal (Gizi)
2. Arip Rachman Hakim (Promosi Kesehatan)
Ketua Pelaksana : Fiky Fauzan Indrayana (Analis Kesehatan)
Wakil Ketua Pelaksana : Rifqi Aqif Muchtarom (Analis Kesehatan)
Sekretaris : Fadhila Yulianti (Promosi Kesehatan)
Bendahara : Ayu Fitri Allawyah (Kesehatan Lingkungan)
Seksi Acara/ Ilmiah : Agya Nursyifa Indriani (Promosi Kesehatan)
Hasna Khairunnisa (Promosi Kesehatan)
Nadya Putri Ridwani (Gizi)
Rizka Amelia (Keperawatan Bandung)
Sholehudin Al Ayyubi (Keperawatan Bandung)
Seksi Humas : Kania Fathiana (Gizi)
Palmi Akbar (Kesehatan Lingkungan)
Rahmatullah (Keperawatan)
Shoffi Mardhiyyah Prima Qisthi (Kesehatan
Lingkungan)
Seksi Keamanan & : Yoga Abdul Azis (Keperawatan Gigi)
Logistik Reza Dwi Nurfadila (Keperawatan Gigi)
Saeful Malik Ibrahim (Keperawatan Bandung)
Wildan Kholifatuzzaman (Kesehatan Lingkungan)
Konsumsi : Neneng Sayidah Nafisah (Gizi)
Aisyah Nur Pratiwi (Gizi)
Firdy Rama Permana Putra (Promosi Kesehatan)
Seksi Dokumentasi : Dea Nabila (Kebidanan Bandung)
Siti Latifah (Gizi)
Muhammad Aidil Fitra Barham (Kesehatan
Lingkungan)
Seksi Olah Soal : Ilham Yanuar Ramadhan (Analis Kesehatan)
Wiwin Kurniawati (Kesehatan Lingkungan)
Anggi Anzarsari (Gizi)
Nurina Aulia Ramlan (Promosi Kesehatan)
G. Langkah Pencapaian Tujuan
1. Persiapan
a. Mempelajari Pre planning.
b. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas, para Kepala Desa dan RW
untuk menentukan peserta lomba.
c. Menyiapkan tata tertib (peraturan) lomba untuk setiap babak.
d. Menyiapkan soal (soal babak penyisishan dan babak final).
e. Menyiapkan tempat berikut perizinannya.
f. Menyiapkan sertifikat untuk partisipasi dan pemenang.
g. Menyiapkan ATK.
h. Menyiapkan bel meja atau sejenisnya.
i. Menyiapkan perlengkapan : meja, kursi, sound sistem, papan
pencatat nilai, dll.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan cerdas cermat kader digelar selama satu hari, yaitu pada
tanggal 24 Januari 2020 dengan susunan acara:
a. Pembukaan
b. Penyampaian peraturan lomba tahap I (Penyisihan)
c. Pelaksanaan Lomba
Babak I (Penyisihan) : Pemandu : Anggi Anzarsari
Babak II (Final) : Pemandu : Anggi Anzarsari
d. Pengumuman keputusan pemenang Lomba
e. Penutupan
H. Metode
Metode dalam kegiatan ini adalah lomba berupa cerdas cermat.
I. Media
Media : booklet/modul, form penilaian, dll
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pra planning telah dipahami
b. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan para Ketua
RW untuk menentukan peserta lomba telah dilakukan
c. Tata Tertib (peraturan) lomba untuk setiap babak telah disiapkan
d. Soal lomba: soal babak penyisihan dan babak final telah disiapkan
dan terjaga kerahasiaannya
e. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan
f. Sertifikat untuk partisipasi dan pemenang telah disiapkan
g. ATK telah disiapkan
h. Bel meja atau sejenisnya telah disiapkan
i. Konsumsi telah disiapkan
j. Perlengkapan : meja, kursi, sound sistem, dll telah disiapkan
2. Evaluasi Proses :
a. Kegiatan cerdas cermat berjalan sesuai tata tertib (peraturan lomba)
b. Tidak terdapat hal-hal yang mengganggu jalannya kegiatan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100% peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir.
b. Terpilih juara cerdas cermat kader Rempug Stunting.
LAPORAN CERDAS CERMAT PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI
KECAMATAN CAGAK KABUPATEN SUBANG
A. Persiapan
1. Memahami Pre planning termasuk jadwal pelatihan.
2. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas, Dosen, Mahasiswa untuk dijadikan
sebagai juri.
3. Menyiapkan soal lomba cerdas cermat.
2. Menyiapkan tempat berikut perizinannya.
3. Melakukan koordinasi dengan Panitia Pusat (Direktorat) dalam menyiapkan
piagam pelatihan.
4. Menyiapkan konsumsi.
5. Menyiapkan dekorasi.
6. Menyiapkan hadiah untuk peserta.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan cerdas cermat kader digelar selama satu hari, yaitu pada tanggal 24
Januari 2020 dengan susunan acara :
a. Pembukaan
b. Penyampaian peraturan lomba tahap I (Penyisihan)
c. Pelaksanaan Lomba
Babak I (Penyisihan) : Pemandu : Anggi Anzarsari
Babak II (Final) : Pemandu : Anggi Anzarsari
d. Pengumuman keputusan pemenang Lomba
e. Penutup
C. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pra planning telah dipahami
b. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan para Ketua RW
untuk menentukan peserta lomba telah dilakukan
c. Tata Tertib (peraturan) lomba untuk setiap babak telah disiapkan
d. Soal lomba : soal babak penyisihan dan babak final telah disiapkan dan
terjaga kerahasiaannya
e. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan
f. Sertifikat untuk partisipasi dan pemenang telah disiapkan
g. ATK telah disiapkan
h. Bel meja atau sejenisnya telah disiapkan
i. Konsumsi telah disiapkan
j. Perlengkapan : meja, kursi, sound sistem, papan pencatat nilai, dll telah
disiapkan
2. Evaluasi Proses:
a. Kegiatan cerdas cermat berjalan sesuai tata tertib (peraturan lomba)
b. Tidak terdapat hal-hal yang mengganggu jalannya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 100% peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
b. Terpilih juara cerdas cermat kader Rempug Stunting.
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYEGARAN LOMBA CERDAS CERMAT