Anda di halaman 1dari 10

Laporan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan di Tatanan

Keluarga

Anggota kelompok:
Fransiska Irfan Rato (P07226120015)
Kawiran (P07226120027)
Keke Nanda Lestu (P07226120017)
Mely Sabeth (P07226120018)
Muri’ah Firda Nurul Ain (P07226120022)
Mita Putri Amalia (P07226120019)
Nouvalia Putri (P07226120024)
Nurhikmah Soltan (P07226120023)
Novita Reskiwati (P07226120025)
Rifda Marisa (P07226120027)
Shinta Adetya Winarno (P07226120029)
Uun Widiyawati (P07226120031)
Winanda febry nurhani putri ( P07226120032)

Prodi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan Politeknik


Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur
2020/2021
A. Menentukan apa saja yang akan di evaluasi
1. Rencana Kegiatan :
Dalam rencana untuk mengetahui evaluasi dari sanitasi kepemilikan
jamban di desa bungin kecamatan tinangkung kabupaten banggai
kepulauan provinsi sulawesi tengah,pemerintah mengadakan program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam rangka untuk
memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat,mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan,meningkatkan kemampuan
masyarakat,serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk
meningkatkan akses air minum.
Selain itu beberapa upaya sanitasi untuk masyarakat dilakukan,seperti:
a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan
b. Mencuci tangan pakai sabun
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola sampah dengan benar dan mengelola air limbah rumah
tangga dengan aman
2. Sumber Daya :
Sasaran dari pelaksanaan program sanitasi kepemilikan jamban ini
adalah dari 95 rumah/kk pemerintah hanya menganalisis 20 rumah
yang memiliki jamban septi tank, 35 rumah yang memiliki jamban
cemplung, dan 15 rumah yang belum memiliki jamban sehat
3. Proses Pelaksanaan
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada tanggal 5 Mei 2022
b) Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan
kontrak waktu yang telah disepakati.
c) Seluruh peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
4. Output
Adanya suatu pemahaman baru mengenai pentingnya jamban bersih
serta peningkatan dan perbaikan pada program sanitasi pada
masyarakat.
5. Efek dari suatu kegiatan
Efek dari suatu kegiatan bisa di lihat dari kemajuan pemahaman
sasaran mengenai pentingnya jamban bersih serta peningkatan
perbaikan pada program sanitasi. Masyarakat juga berinisiatif untuk
membuat jambannya sendiri karna telah memahami mengenai materi
yang telah disampaikan

B. Menentukan Kerangka Dan Batasan


1. Keefektifan Program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan
nama Community Lead Total Sanitation (CLTS) merupakan program
pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah
untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar berkesinambungan
dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015.
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh Kepala Keluarga di Desa Bungin Kecamatan Tinangkung
Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan cara menemukan persentase dari setiap variabel. Hasil
penelitian menunjukkan evaluasi program sanitasi total berbasis masyarakat
di desa Bungin Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 tidak berhasil dengan dengan
persentase evaluasi program STBM pada kepemilikan jamban (47,1%) dan
evaluasi program STBM pada pemanfaatan (47,1%) serta cakupan jamban
(35,1%).
2. Efesiensi Program
Efesiensi dari pelaksanaan program adalah di temukan kriteria tidak
berhasil pada evaluasi program sanitasi total berbasis masyarakat
dikarenakan metode pemicuan dalam program sanitasi total berbasis
masyarakat yang belum berjalan dengan baik serta kurangnya masyarakat
yang mendukung dan berpartisipasi dalam pelaksanaan program sanitasi
total berbasis masyarakat dan kurangnya pemahan pengetahuan.
3. Pemerataan Program
Pemerataan pelaksanaan dalam program evaluasi Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat dalam kepemilikan jamban di Desa Bungin Kecamatan
Tiangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2012 tidak berhasil dengan persentase evaluasi program STBM pada
kepemilikan jamban (47,1%) dan evaluasi program STBM pada pemanfaatan
(47,1%) serta cakupan jamban (35,1%) jadi Diharapkan bagi instansi terkait
khususnya pemerintah setempat untuk dapat melakukan perbaikan dan
peningkatan pada program sanitasi total berbasis masyarakat guna
tercapainya tujuan yang diharapkan, serta perlu melakukan penyuluhan dan
sosialisasi untuk memotivasi masyarakat dalam pengadaan dan penggunaan
jamban keluarga yang memenuhi syarat
4. Ketepatan Program
Ketepatan program sanitasi total berbasis Masyarakat merupakan program
pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pemberdayaan hidup bersih
dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan
komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi
dasar.
5. Responsivitas Masyarakat
Responsivitas sasaran masih belum berjalan dengan baik serta kurangnya
masyarakat yang mendukung dan berpartisipasi dalam pelaksanaan program
sanitasi total berbasis masyarakat.
6. keberhasilan kegiatan
keberhasilan kegiatan dapat di ukur dengan memberikan pertanyaan
secara terbuka kepada kelompok audiens :
1. apa yang dimaksud dengan jamban sehat?
2. jarak sepiteng dengan sumber air yang tepat berapa meter?
3. penyakit apa saja yang timbul jika jamban tidak sehat?
keberhasilan kegiatan dapat di ukur melalui pertanyaan secara terbuka
kepada kelompok audiens.

C. Merancang desain serta metode


Merancang Desain :
1. Identifikasi Program
2. Formulasi Program
3. Perencanaan Kerja
4. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

Metode
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara
menemukan persentase dari setiap variabel. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh Kepala Keluarga di Desa Bungin Kecamatan Tinangkung
Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah yang berjumlah
229 Kepala Keluarga.

D. Menyusun Instrumen dan Pelaksanaan


1. Menyusun Instrumen
Aspek Perencanaan Perencanaan adalah sebagai suatu proses
penganalisaan dan pemahaman tentang suatu sistem, perumusan
tujuan umum dan tujuan khusus, perkiraan segala kemampuan yang
dimiliki, penguaian segala kemungkinan rencana kerja yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan umum serta khusus tersebut,
menganalisa efektifitas dan berbagai alternatif rencana dan memilih
diantaranya yang dipandang baik serta menyusun, melaksanakan dan
mengikutinya dalam suatu system pengawasan yang terus menerus
sehingga tercapai hubungan yang optimal antara rencana tersebut
dengan sistem yang ada.
Pelaksanaan penyuluhan kepada warga di Desa Bungin tentang
sanitasi kepemilikan jamban ini telah berdasarkan standar pemerintah.
Kegiatan yang akan dilaksanakan seperti :
1. Pengertian Jamban
2. Persyaratan Jamban Sehat
3. Manfaat Jamban
4. Jenis-jenis Jamban
5. Pemeliharaan Jamban
Berdasarkan tujuan umum pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
Tujuan pelaksanaan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
bagi warga di Desa Bungin, sehingga meningkatkan kesehatan lingkungan
sekitar dan terhindar dari penyakit.
Adapun tujuan khusus pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Warga di Desa Bungin dapat memahami apa itu jamban sehat
2. Warga di Desa Bungin dapat memahami syarat jamban sehat
3. Warga di Desa Bungin dapat memahami manfaat jamban sehat
4. Warga di Desa Bungin dapat memahami jenis-jenis jamban
sehat
5. Warga di Desa Bungin dapat memahami pemeliharaan jamban
yang benar
2. Pelaksanaan
a. Persiapan Penyuluhan
b. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis, 5 Mei 2022
Waktu : 09.00 – 11.00 WITA
Tempat : Balai Desa Bungin Kecamatan Tinangkung,
Sulawesi Tengah
c. Pelaksanaan Penyuluhan
Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1) Berdiskusi dengan pemegang program promosi kesehatan dan
Kepala Desa Bungin kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai
kepulauan provinsi Sulawesi tengah
2) Survei tempat dan meminta izin dari kepala Desa Kecamatan
Tinangkung kabupaten Banggai kepulauan provinsi Sulawesi
Tengah
3) penyusunan materi penyuluhan dalam bentuk poster publik yang
menarik dan informatif serta pembagian pamflet untuk dibawa
pulang
d. Materi Penyuluhan
Adapun materi pelaksanaan yang diberikan sebagai berikut :
1. Pengertian Jamban
2. Persyaratan Jamban Sehat
3. Manfaat Jamban
4. Jenis-jenis Jamban
5. Pemeliharaan Jamban
e. Metode Penyuluhan
Program penyuluhan ini dilakukan di Desa kecamatan
Tinangkung dengan metode audiovisual yitu pemaparan materi
menggunakan poster publik disertai penjelasan lisan dan pembagian
leaflet. Penyuluhan juga dilakukan secara interaktif agar peserta
penyuluhan tidak bosan. Penyuluhan juga disertai dengan sesi tanya
jawab dengan masyarakat. Selain itu, setelah pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan edukasi jamban sehat agar terhindar dari penyakit
penyakit seperti diare dan lain lain.
f. Media Penyuluhan
1. Materi presentasi berupa poster publik dan leaflet yang berisi gambar
gambar untuk materi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti oleh
keluarga
2. Pelaksanaan pemeriksaan tempat jamban apakah sudah memenuhi
kriteria jamban sehat atau tidak
3. Memberikan contoh yang baik dan benar agar tempat jamban memenuhi
kriteria jamban sehat

E. Melaksanakan Pengamatan Pengukuran dan Analisis


Kuesioner
Evaluasi sanitasi kepemilikan jamban desa Bungin kecamatan Tinangkung
kabupaten Banggai Kepulauan provinsi Sulawesi Tengah.
IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
ALAMAT :
USIA :
PEKERJAAN :
JUMLAH ANGGOTA KELUARGA:
1. Apakah yang dimaksud dengan jamban?
a. Alam terbuka (sungai, kebun)
b. Tempat jongkok
c. Tempat membuang kotoran
2. Menurut anda, bagaimana jenis jamban yang baik?
a. Jamban leher angsa
b. Jamban empang
c. Jamban cupluk
3. Berapa jarak jamban dengan sumur/sumber air bersih yang baik?
a. 1-5 meter
b. 5-10 meter
c. Lebih dari 10 meter
4. Apakah manfaat jamban sehat bagi keluarga?
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat terjadi jika BAB di
sembarang tempat
b. Untuk mencegah penyebaran bau tinja
c. Merupakan bagian dari suatu rumah
5. Yang manakah yang merupakan perawatan jamban sehat?
a. Bersih, terdapat air bersih dan sabun
b. Wangi dan mewah
c. Luas dan mahal
6. Dalam membangun jamban sehat, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah?
a. Jarak lubang kotoran lebih tinggi dari sumur
b. Lantai tidak licin dan miring ke arah pembuangan
c. Lumpur speti tank tidak dibuang ke sungai
7. Syarat pembuatan jamban yang sehat?
a. Ada tempat penampungan tinja dan dibuat pada jarak minimal 10
meter
b. Dapat dibuat dimana saja
c. Ada tempat penampungan tinja dan pada jarak < 10 meter
8. Apa bahaya yang dapat terjadi pada lingkungan jika tidak BAB di
jamban?
a. Tidak terjadi apa-apa
b. Terjadi penyakit, misalnya cacingan
c. Susah BAB
F. Kesimpulan dan Pelaporan
Kesimpulan
1. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan evaluasi
program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di desa
Bungin Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 tidak berhasil dengan
persentase evaluasi program STBM pada kepemilikan jamban
47,1% dan evaluasi program STBM pada pemanfaatan 47,1% serta
cakupan jamban 35,1%.
2. Faktor penyebab kegagalan evaluasi program STBM adalah
metode yang belum berjalan dengan baik. Ditemukan kriteria tidak
berhasil pada evaluasi program sanitasi STBM dikarenakan metode
pemicunya dalam program sanitasi STBM yang belum berjalan
dengan baik serta kurangnya masyarakat yang mendukung dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan program sanitasi STBM

Pelaporan

A. Pendahuluan
Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak
hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan
kesehatankeluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk
yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai
pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah
pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa
sekarang ini pemilihan jamban cemplung masih menjadi masalah, mengingat
jamban cemplung merupakan jenis jamban yang kurang memenuhi syarat
kesehatan.
Untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan, maka penbuangan
tinja manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban. Jamban sehat
menurut Notoatmojo (2007) adalah sebagai berikut : tidak mengotori
permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air permukaan tanah
disekitarnya, tidak mengotori air tanah disekitarnya, tidak terjangkau oleh
serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di gunakan dan di pelihara,
sederhana desainnya dan murah. Umumnya masyarakat pedesaan
menggunakan jamban langsung dan permukaan tanah sebagai tempat
pembuangan tinja (Dainur, 1995).

B. Metode penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptifkuantitatif. Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan
kerangka acuan bagi peneliti untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam
suatu penelitian (Riyanto, 2011). Penelitian deskritif didefinisikan suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi didalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Sasaran dari pelaksanaan program sanitasi kepemilikan jamban ini
adalah dari 95 rumah/kk pemerintah hanya menganalisis 20 rumah yang
memiliki jamban septi tank, 35 rumah yang memiliki jamban cemplung, dan
15 rumah yang belum memiliki jamban sehat

C. Hasil dan pembahasan


Disebutkan bahwa persentase evaluasi program STBM pada
kepemilikan jamban (47,1%) dan evaluasi program STBM pada pemanfaatan
(47,1%) serta cakupan jamban (35,1%). Efesiensi dari pelaksanaan program
adalah di temukan kriteria tidak berhasil pada evaluasi program sanitasi total
berbasis masyarakat. Ini dapat terjadi disebabkan oleh kurang pedulinya
masyarakat tentang kesehatan lingkungan seperti jamban sehat yang tidak
memenuhi standar operasional prosedur sehingga mencemari lingkungan dan
menyebabkan masyarakat menjadi sakit atau mengalami penyakit akibay
tidak sehatnya lingkungan PHBS rumah tanggatangga, ini karena kurangnya
pengetahuan akan pentingnya kesehatan lingkungan. Dari pembahasan di
atas perlu adanya kepedulian dari warga setempat dan pemimpin setempat
serta para tenaga kesehatan untuk menanggulangi permasalahan kesehatan
tersebut agar tidak menjadi masalah yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai