Anda di halaman 1dari 1

dalam jurnal Representasi Stereotipe Gender dalam Kata Kerja Leksikal didalam jurnal ini membahas

tentang animasi kartun yaitu Zootopia (2016), Tangled (2010), The Princess and the Frog (2009)
karakter pria memiliki lebih banyak penggunaan kata kerja aktivitas yang dominan dibandingkan dengan
karakter wanita. Berdasarkan frekuensinya, karakter prialebih dominan dari pada karakter wanita. Ini
mungkin menyiratkan bahwa karakter pria dalam animasi DisneyFilm digambarkan sebagai karakter
yang lebih atraktif untuk melakukan aktivitas fisik daripada aktivitas fisikkarakter wanita. Selain itu,
data verba leksikal dikhususkan untuk representasi setiap jenis kelaminpria dan wanita. Misalnya, ada
situasi di mana laki-laki kuat untuk menangani situasi tersebutdirepresentasikan dalam kata kerja
aktivitas membayar, membeli, dan menerima . Sedangkan perempuan direpresentasikan dengan
aktivitasverba seperti sembunyikan, ikuti, makan, dan pinjam yang menampilkan perempuan sebagai
kelas bawahan.

Contoh kasus yang berkaitan dengan jurnal tersebut dalam pendidikan

Contohnya lalah dalam hal pendidikan hingga sekarang pola pikir manusia belum berubah masih
memandang bahwa wanita memilki sifat yang lemah tidak berdaya dan hanya laki-laki yang, yang
mampu bertarung,memiliki fisik yang kuat dan berintelektual walaupun seiring berkembangnya zaman
peran wanita sejajar dengan kaum pria. Akan tetapi, pengakuan itu masih bersifat umum, pengakuan yang
bersifat khusus terhadap berbagai kelompok wanita masih belum terlihat (Iqbal, 1994). Jika anggapan ini benar
dan terus berlaku di masyarakat konsekuensinya perempuan akan selalu dinomerduakan. setelah laki-laki.
Berarti yang baik-baik selalu diperoleh lebih dahulu oleh laki-laki, baru setelah itu perempuan. Secara moral,
anggapan itu tidak benar karena perempuan juga manusia seperti laki-laki. Era sekarang adalah era
idustrilialisasi, dimana sektor indutri sangat diharapkan menjadi motor pembangunan, bahkan kebijaksanaan
pembangunan saat ini dapat dikatakan bias kepada sektor industri. Pendek kata, dalam sektor industri laki-laki
tampaknya merupakan “anak emas” dalam pembangunan. Ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan akan
memunculkan persepsi bahwa perempuan dilahirkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang jauh lebih
terbatas jumlahnya dengan status pekerjaan rendah dengan imbalan (upah/gaji) yang rendah pula. Pekerjaan
perempuan selama ini umumnya terbatas pada sektor rumah tangga (sektor domestik). Walaupun kini, para
perempuan mulai menyentuh pekerjaan di sektor publik, jenis pekerjaan inipun merupakan perpanjangan dari
pekerjaan rumah tangga misalnya: bidan, juru rawat, guru, sekretaris dan pekerjaan lainnya yang lebih banyak
memerlukan keahlian manual. Begitu pula mengenai soal upah dan gaji. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
gaji pekerja perempuan lebih rendah dari pekerja laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama. Hal ini akan
menimbulkan kesehatan mental bagi perempuan karena mereka selalu dianggap tidak mampu dalam melakukan
segala pekerjaan ini akan membuat menurunnya angka produktivitas dalam hal pembangunan nasional yang
dimana perempuan memliki potensi beras merasa ikut terancam dan membuat turunya kepercayaan diri
sehingga bakat yang dimiliki tidak tersalurkan yang membuat ide-ide pembangunan nasional menjadi minim dan
terhambatnya pembangunan nasional oleh peran perempuan dari segi laki-laki akan mengalami tekanan yang
besar karena memilki tanggung jawab yang besar untuk mengatasi pembangunan nasional. Laki-laki akan
mengalami tingkat stress yang tinggi untuk mengatasi masalah tersebut walaupun laki-laki dianggap
tangguh,kuat dan berpotensi besar itu adalah anggapan yang dulu orang pikirkan sekarang zaman semakin
berkembang dan perempuan memliki kesetaraan dengan laki-laki. Alangkah baiknya laki-laki dan perempuan
saling bekerja sama untuk membangun bangsa ini

Anda mungkin juga menyukai