Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

Peran Promkes Dalam Farmakologi

Disusun oleh

KELOMPOK 1

Dosen pengampu: Ganea Qorry Aina, M.Pharm.S ci.,Apt.

1. Dicky Wahyu Ramadhan ( P07226120010)


2. Dhea Ayu Yusrifa (P07226120040)
3. Mely Sabeth (P07226120018)
4. Mia Faradilla (P07226120050)
5. Rizka Amelia Safitri (P07226120057)
6. Yolanda Putri Herawati (P07226120062)

Program Studi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan


Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Promosi Kesehatan Dalam Farmakologi" dengan
tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kami. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu
semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun

Samarinda, 1 Mei 2022

2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4

Latar Belakang………………………………………………………………………….4
Rumusan Masalah………………………………………………………………...........5
Tujuan…………………………………………………………....................................5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..6
Peran Promosi Kesehatan Dalam Farmakologi………………………………………..6
Ilmu yang Dipelajari Farmakologi Dalam Pencegahan Penyakit……………...........8
Peran Promkes dan Farmakologi untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit…..9
Masalah-masalah yang Dihadaapi dalam Kesehatan Masyarakat……………………11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………12


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...12
3.2 Saran……………………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk meningkatkan kontrol
atas kesehatan mereka dan penentu-penentunya, dan dengan demikian meningkatkan kesehatan
mereka. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosa, pencegahan
dan penyembuhan penyakit. Subjek ini telah dipelajari dari ribuan tahun yang lalu. Pada jaman
dahulu, apoteker mempelajari obat-obatan dari bahan yang lebih alami seperti tanam-tanaman.
Berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat seringkali disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
dan kesadaran, ketidakmampuan, serta rendahnya motivasi masyarakat mengenai pentingnya
tindakan pencegahan penyakit. Fenomena tersebut tentunya tidak akan merubah kondisi kesehatan
masyarakat di Indonesia karena masyarakat cenderung hanya memedulikan pengobatan daripada
pencegahan penyakit.
Pentingnya pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, menjadikan dokter
perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lain gencar mencari solusi terkait peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap pencegahan penyakit, salah satunya adalah promosi kesehatan. Promosi
kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015 Tentang
Upaya Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit yang merupakan proses untuk
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu
masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga
dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal. Sebagai seorang
Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan International
yaitu dimulainya program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975 dan
tingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health Care tersebut sebagai
tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan (Departemen Kesehatan, 1994).

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja peran Promosi Kesehatan dalam Farmakologi?
2. Apa saja ilmu yang dipelajari oleh Farmakologi dalam pencegahan penyakit?
3. Bagaimana peran Promosi Kesehatan dan Farmakologi untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit?
4. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran Promosi Kesehatan dalam Farmakologi.
2. Untuk mengetahui apa saja ilmu yang dipelajari oleh Farmakologi dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit.
3. Untuk mengetahui peran Promosi Kesehatan dan Farmakologi dalam pencegahan dan pengobatan
penyakit.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam kesehatan masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Promosi Kesehatan Dalam Farmakologi


Berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat seringkali disebabkan oleh rendahnya
pengetahuan dan kesadaran, ketidakmampuan, serta rendahnya motivasi masyarakat mengenai
pentingnya tindakan pencegahan penyakit. Fenomena tersebut tentunya tidak akan merubah
kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia karena masyarakat cenderung hanya memedulikan
pengobatan daripada pencegahan penyakit.

Pentingnya pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, menjadikan


dokter perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lain gencar mencari solusi terkait peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit, salah satunya adalah promosi kesehatan.

5
Promosi kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2015 Tentang Upaya Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit yang merupakan proses
untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan
membantu masyarakat agarberperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal. Sebagai
seorang Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan
International yaitu dimulainya program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada
tahun 1975 dan tingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health
Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan (Departemen Kesehatan,
1994).

Promosi kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang


kesehatan. Hal yang dapat menjadi hambatan tidak tercapainya tujuan yaitu, kurang memahami
teori atau model yang sesuai untuk merubah suatu perilaku masyarakat tersebut. Menurut WHO
seseorang berperilaku itu dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kepercayaan, sikap, budaya,
orang penting sebagai referensi, dan sumber pengetahuan. Contohnya seperti ini, di desa yang
akses menuju kesana yang sulit, pelayanan kesehatan yang buruk, dan tidak adanya tenaga
kesehatan yang mendukung, ditambah kepercayaan terhadap pengobatan magis, seperti dukun
juga sangat kental maka akan menjadi hambatan bagi pelaksana kegiatan promosi kesehatan.

Berbagai masalah yang dapat menjadi penghalang terlaksananya promosi kesehatan


tersebut dapat kita hadapi dengan adanya strategi promosi kesehatan, menurut WHO ada 3
strategi yaitu, advokasi, pemberdayaan masyarakat dan dukungan sosial. Advokasi dimana kita
melakukan pendekatan dengan pemegang kekuasaan disana sebagai langkah awal agar
terlaksananya kegiatan, lalu pemberdayaan masyarakat itu penting bagi pelaksana kegiatan
memberikan penyuluhan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat serta topik yang
menarik bagi masyarakat tersebut, lalu dukungan sosial harus didapatkan dari tokoh masyarakat
seperti pemangku agama atau tenaga kesehatan lain. Metode promosi kesehatan dapat bersifat
individu seperti bimbingan dan wawancara atau dapat juga secara berkelompok yaitu, kelompok
kecil seperti diskusi atau keompok besar seperti seminar atau penyuluhan.

Media pendukung promosi kesehatan dapat berupa media cetak seperti brosur pamfleat,
leafleat, booklet dll, atau dapat juga dengan media elektronik seperti TV.
Peran dan Fungsi Apoteker dalam Promosi Kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, pelayanan kefarmasian

6
dengan melakukan kegiatan promosi kesehatan dapat diselenggarakan di apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama.

Peran apoteker di Apotek dalam promosi kesehatan contohnya seperti pemberian


informasi obat (PIO) dan konseling kepada pasien yang membutuhkan. Melalui Pelayanan
Informasi Obat diharapkan Apoteker memberikan informasi tidak hanya mengenai obat selain itu,
home pharmacy care juga merupakan proses interaktif antara Apoteker dan pasien atau keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku pasien.
Sedangkan peran apoteker di Rumah Sakit hampir sama. Akan tetapi, yang membedakan promosi
kesehatan di rumah sakit dengan apotek adalah jika dirumah sakit dilakukan visite. Visite adalah
kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama
tim tenaga kesehatan. Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar rumah sakit baik
atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program rumah sakit yang biasa disebut dengan
Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care).

Promosi kesehatan di puskesmas adalah upaya puskesmas untuk meningkatkan


kemampuan pasien, individu sehat, keluarga dan masyarakat agarpasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, individu sehat, keluarga dan masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, contohnya seperti penyuluhan, atau pengadaan program
kesehatan untuk lansia, ibu hamil dan anak-anak
Peran Apoteker dalam promosi kesehatan di klinik, toko obat, dan praktek bersama secara umum
hampir sama. Dapat dengan media promosi kesehatan atau PIO dan Konseling.

Salah satu pelaku promosi kesehatan adalah apoteker. Sebagai seorang Apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, danperilaku, sertadiharapkan dapat berperan
aktif dalam melakukan pelayanan kefarmasian secara optimal dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Peran Apoteker dalam promosi kesehatan dapat dilakukan diapotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktekbersama. Penting bagi seorang apoteker
dalam melaksanakan promosi kesehatan ini agar dapat meningkatkan perilaku kesehatan
masyarakat.

2.2 Ilmu yang Dipelajari Farmakologi Dalam Pencegahan Penyakit


Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan dan pengaruhnya pada makhluk
hidup. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, farmokos yang berarti obat, dan logos yang berarti
ilmu. Dilansir dari bahan ajar farmakologi terbitan Kementrian Kesehatan RI ilmu farmakologi

7
bisa dibagi menjadi beberapa cabang. Masing-masingnya memiliki fokus sudut pandang yang
berbeda dalam melihat hubungan penggunaan obat pada makhluk hidup.
Seiring dengan perkembangan yang ada, berikut ini cabang yang ada dalam ilmu
farmakologi :
(a) Farmakognasi
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmasi yang mempelajari obat yang berasal
dari tanaman, mineral, dan hewan. Contoh hasil penelitian yang dihasilkan dari
cabang ilmu ini antara lain: Penggunan ginko biloba sebagai penguat daya ingat,
bawang putih sebagai anti kolestrol, tingtur hyperici sebagai anti depresi, dan ekstrak
fever few sebagai pencegah migraine.
(b) Biofarmasi
Ilmu biofarmasi mempelajari bentuk-bentuk obat yang paling efektif diserap
tubuh sehingga bisa menimbulkan efek menyembuhkan. Tidak semua penyakit bisa
disembuhkan dengan puyer atau obat tablet. Sebagian ada yang hanya bisa sembuh
oleh salep, obat tetes, atau bahkan obat sirup. Beberapa jenis obat juga hanya bisa
disimpan dalam bentuk kapsul agar bisa terserap dengan baik oleh tubuh. Sementara
itu, jenis obat lainnya tidak akan efektif apabila diberikan dalam bentuk oles.
Jadi cabang ilmu ini membahas soal bentuk obat dan jenis bahan aktif yang
paling efektif untuk menyembuhkan suatu penyakit. Ilmu biofarmasi juga akan
membahas lebih jauh soal ketersediaan obat di dalam tubuh setelah dikonsumsi, serta
efeknya bagi kesehatan.
(c) Farmakokinetika
Sementara itu, farmakokinetika mempelajari reaksi tubuh dalam menerima obat-
obatan. Reaksi yang dimaksud adalah soal: cara tubuh menyerap obat (absorpsi), cara
tubuh mengedarkan obat tersebut ke organ yang memerlukan (distribusi), cara tubuh
mengolah obat yang masuk (metabolism) dan cara tubuh mengeluarkan sisa-sisa
bahan obat yang telah diolah (ekskresi).
(d) Farmakodinamika
Cabang ilmu farmakologi yang satu ini mempelajari tentang cara kerja obat
terhadap organisme hidup. Orang yang mendalami farmakodinamika juga akan
mempelajari lebih jauh soal reaksi fisiologis obat di tubuh manusia dan efek
terapinya.
(e) Tosikologi

8
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek racun dari obat terhadap tubuh.
Cabang ilmu ini sebenarnya berhubungan erat dengan farmakodinamika, karena efek
terapi obat tidak bisa dipisahkan dari efek racunnya.
(f) Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk
menyembuhkan suatu penyakit ataupun gejala-gejala yang ditimbulkan. Sementara
itu, jika obat berasal dari tanaman, maka terapi yang dilakukan disebut sebagai
fitoterapi.
(g) Farmakogenetik atau Farmalogenomik
Farmakogenetik adalah ilmu yang mempelajari efek obat pada satu gen spesifik
di tubuh. Sementara itu farmakogenomik melihat efek obat tidak hanya pada satu
gen, tapi pada kumpulan gen yang disebut genom.
(h) Farmakovigilians
Cabang ilmu farmakologi yang terakhir adalah farmakovigilans. Farmakovigilans
adalah proses untuk memantau dan mencari efek samping dari obat-obatan yang telah
dipasarkan.
2.3 Peran Promkes dan Farmakologi untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh negara Indonesia tidaklah mudah, begitu padatnya jumlah
penduduk di Indonesia dan tidak meratanya persebaran penduduk di Indonesia membuat masalah
kesehatan di Indonesia menjadi semakin sulit untuk terselesaikan. Untuk menyelesaikan berbagai
polemik yang ada dibutuhkannya kerja sama yang baik dari berbagai pihak diantaranya pemerintah,
masyarakat dan tentunya juga mahasiswa. Mahasiswa sebagai insan yang sudah dianggap dewasa dan
memiliki identitasi diri yang bertanggung jawab tentunya diharapkan mampu memberikan
kontribusinya terhadap masyarakat.

Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat tentu kontribusi untuk masyarakat mengenai kesehatan
sangatlah diharapkan. Agar berbagai permasalahan- permasalahan kesehatan di indonesia dapat
sedikit demi sedikit terselesaikan secara bersama- sama karena kesehatan adalah hal yang amat
penting dalam kehidupan danselain itu sehat adalah keinginan setiap orang. Prinsip yang sudah
tertanam dan diajarkan kepada mahasiswa kesehatan mahasyarakat adalah lebih baik mencegah dari
pada mengobati. Dengan prinsip ini salah satu kontribusi yang dapat di lakukan oleh mahasiswa
kesehatan masyarakat yaitu melalui penyuluhan- penyuluhan mengenai masalah kesehatan kepada
masyarakat dan menerapkan prinsip betapa pentingnya pencegahan ini.

9
Diperlukanlah penyuluhan- penyuluhan ke berbagai daerah sebagai langkah awal. Penyuluhan
kepada masyarakat ini bisa dimulai dengan menyadarkan mereka akan betapa pentingnya kebersihan
lingkungan. Tanpa sadar atau tidak kebersihan suatu lingkungan sangat berdampak pada kesehatan
masyarakatnya. Lingkungan yang bersih akan mencipatakan lingkungan yang sehat. Selain itu
lingkungan yang bersih dapat menghilangkan bibit penyakit. Penyuluhan mengenai kebersihan ini
dapat dimulai dengan sesuatu hal yang kecil yang biasa dianggap sepele oleh masyarakat padahal
sebenarnya sangat bermakna seperti mencuci tangan sebelum makan, kesadaran masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya, kemauan masyarakat untuk pengolahan limbah, bersama – sama
melakukan kerja bakti setiap bulan dan adanya sanitasi penyediaan air bersih disetiap daerah.

"Dalam arti sempit farmakogenetik dan farmakogenomik mempelajari adanya perbedaan dalam
metabolisme dan efek obat diantara penderita," ujarnya di Ruang balai Senat UGM. Dikatakan, suatu
obat dapat saja manjur dan aman untuk penyakit yang diderita seseorang, tetapi dapat juga tidak
manjur untuk penderita lain, atau bahkan justru menimbulkan efek samping atau efek toksik pada
penderita lainnya walaupun penyaki yang diderita ketiganya sama. Adanyamperbedaan efek obat
antar penderita itu bisa diakibatkan oleh variasi genetik penderita yang termanifestasi sebagai variasi
dalam hal enzim pemetabolisme obat dan tempat obat beraksi, berupa reseptor, enzim atau
transporter.

Oleh karenanya untuk meningkatkan keberhasilan terapi obat sekaligus menghindari efek
samping atau efek toksiknya, penciptaan-penemuan, pengembangan dan penggunaan obat harusnya
didasarkan pada profil genetik penderita. Sayangnya, saat ini prosedur pemeriksaan profil genetic
penderita masih relatif sulit dan biayanya mahal sehingga tidak dilakukan sebagai prosedur rutin

2.4 Masalah-masalah yang Dihadaapi dalam Kesehatan Masyarakat

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan mengenai kesehatan. Kita seringkali melihat
masalah kesehatan di hilir, sedangkan berbagai hal yang ada di tengah dan di hulu berkontribusi pada
masalah kesehatan di hilir. Contohnya, kalau kita bicara mengenai kondisi kesehatan, maka kita perlu
air sehat yang baik. Secara nasional, tingkat kecukupan air sehat itu rata-rata hanya 68% dari seluruh
provinsi. Artinya, mereka yang tidak dapat cukup air bersih, terutama daerah-daerah terpencil dan
tertinggal, pasti punya resiko kesehatan yang lebih besar. Contoh lainnya adalah gaya hidup tidak
sehat, seperti mengonsumsi makanan tidak sehat dan fast food juga berdampak pada kesehatan.

Suatu pertumbuhan penduduk akan lebih sehat apabila faktor-faktor di luar kesehatan—seperti
lingkungan sehat, akses pendidikan yang baik, akses air bersih—dan faktor-faktor di hulu juga baik,

10
termasuk pemberdayaan masyarakat dan partisipasi publik.Gaya hidup yang tidak sehat itu
mengakibatkan penyakit-penyakit ini. Namun, pada saat yang sama, walaupun Indonesia sudah
seperti negara maju dengan penyakit-penyakit seperti stroke dan diabetes, penyakit primitif pun
masih ada, seperti filariasis atau kaki gajah. Penyakit-penyakit ini terkait dengan higienitas, sanitasi,
dan lainnya, dan itu memang perlu partisipasi publik untuk hidup lebih sehat. Untuk mengendalikan
berbagai penyakit ini, perlu dilakukan promosi megnenai gaya hidup sehat. Ini partisipasi publik yang
harus didorong untuk budaya hidup sehat. Dulu sekolah-sekolah punya Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) agar anak-anak jajan yang benar dan juga dibentuk kantin sekolah; ini harus di-revitalisasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
dan kesadaran, ketidakmampuan, serta motivasi masyarakat mengenai pentingnya tindakan pencegahan
penyakit. Pentingnya pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, menjadikan dokter
perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lain mencari solusi terkait peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap pencegahan penyakit, salah satunya adalah promosi kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan
untuk mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan. Hal yang dapat menjadi hambatan
tidak tercapainya tujuan yaitu, kurang teori atau model yang sesuai untuk memahami suatu perilaku
masyarakat tersebut.

11
Berbagai masalah yang dapat menghalangi terlaksananya promosi kesehatan tersebut dapat kita
hadapi dengan adanya strategi promosi kesehatan, menurut WHO ada 3 strategi yaitu, advokasi,
pemberdayaan masyarakat dan dukungan sosial. Metode promosi kesehatan dapat bersifat individual
seperti bimbingan dan wawancara atau dapat juga secara bersamaan, kelompok kecil seperti diskusi atau
keompok besar seperti seminar atau penyuluhan. Peran dan Fungsi Apoteker dalam Promosi Kesehatan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian, pelayanan kefarmasian dengan melakukan kegiatan promosi kesehatan dapat
diselenggarakan di apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktik
bersama. Peran apoteker di Apotek dalam promosi kesehatan contohnya seperti pemberian informasi obat
(PIO) dan konseling kepada pasien yang membutuhkan. Akan tetapi, yang membedakan promosi
kesehatan di rumah sakit dengan apotek adalah jika dirumah sakit dilakukan visite. Visite adalah kegiatan
kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga
kesehatan. Peran Apoteker dalam promosi kesehatan di klinik, toko obat, dan praktik bersama hampir
sama. Salah satu pelaku promosi kesehatan adalah apoteker. Sebagai seorang Apoteker permainan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, danperilaku, sertadiharapkan dapat berperan aktif dalam
melakukan pelayanan kefarmasian secara optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh negara Indonesia semakin mudah, begitu padatnya jumlah
penduduk di Indonesia dan tidak meratanya persebaran penduduk di Indonesia membuat masalah
kesehatan di Indonesia sulit untuk diselesaikan. Untuk menyelesaikan berbagai polemik yang ada
dibutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan tentunya juga
mahasiswa. Agar berbagai permasalahan kesehatan di indonesia dapat sedikit demi sedikit terselesaikan
secara bersama-sama karena kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan dan kesehatan
adalah keinginan setiap orang. Prinsip yang sudah tertanam dan diajarkan kepada mahasiswa kesehatan
mahasyarakat adalah lebih baik mencegah dari mengobati. Perlulah penyuluhan penyuluhan ke berbagai
daerah sebagai langkah awal.
Penyuluhan kepada masyarakat ini bisa dimulai dengan menyadarkan mereka akan meningkatkan
kebersihan lingkungan. "Dalam arti sempit farmakogenetik dan farmakogenomik mempelajari perbedaan
dalam metabolisme dan efek obat diantara," ujarnya di Ruang balai Senat UGM. Oleh karena itu untuk
meningkatkan keberhasilan terapi obat sekaligus menghindari efek samping atau efek toksiknya,
penciptaan-penemuan, pengembangan dan penggunaan obat harus didasarkan pada profil genetik
penderita. Sayangnya, saat ini prosedur pemeriksaan profil genetik penderita masih relatif sulit dan
biayanya mahal sehingga tidak dilakukan sebagai prosedur rutin.

3.2 Saran
Berdasarkan data di atas maka penulis menyarankan beberapa hal yang berhubungan dengan peran
promosi kesehatan dalam farmakologi di atas sebagai berikut :
- Mengembangkan dan menambah tenaga promosi kesehatan di dalam suatu daerah agar tercipta nya
kehidupan yang layak, bersih, dan sehat
- Agar seluruh masyarakat dapat hidup sehat dan bersih dikehidupan sehari-hari karena dapat bimbingan
dan penyuluhan oleh petugas promosi kesehatan, karena pentingnya petugas promosi kesehatan dalam
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di masyarakat

12
- Kemudian dalam hal ini harapan penulis agar dapat mendapatkan suatu kritik serta sarannya untuk
dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

https://hariankoranpadang.com/2021/06/pentingnya-peran-apoteker-dalam-promosi-kesehatan-
masyarakat/#:~:text=Salah%20satu%20pelaku%20promosi%20kesehatan,optimal%20dalam
%20meningkatkan%20derajat%20kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015 Tentang Upaya
Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/116559/permenkes-no-74-tahun-2015

Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO


https://bktm-makassar.org/wtp-admin/assets/datas/publications/MAKALAH_STRATEGI_PROM
OSI_KESEHATAN.pdf

13
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4975/pp-no-51-tahun-2009

Kementerian Kesehatan RI.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/FARMAKOLOGI-
RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.pdf

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.


http://repositori.kemdikbud.go.id/10435/1/DASARDASAR%20FARMAKOLOGI%201.pdf

Kementerian Kesehatan RI.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Farmakologi_bab_1-3.pdf

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sitilatifah/mahasiswa-kesehatan-
masyarakat-dan-berbagai-permasalahan-kesehatan-di-indonesia_552a31806ea834523d552d01

https://www.ugm.ac.id/id/berita/418-farmakogenetik-dan-farmakogenomik-mestinya-menjadi-
paradigma-baru-dalam-terapi-obat

https://iap2.or.id/masalah-kesehatan-masyarakat-dan-peran-jaminan-kesehatan/

14

Anda mungkin juga menyukai