Anda di halaman 1dari 3

Nama: Mely Sabeth

Nim: P07226120028

Mata Kuliah: Keterampilan Presentasi

OCD (Obsessive Compulsive Disorder)


Assalamualaikum,syalom, om swastiastu nama budaya salam kebajikan

Kepada yang terhormat Ibu Eka , serta teman-temanku yang berbahagia. Marilah kita panjatkan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita hikmat berupa
kesehatan.

Pada kesempatan kali ini saya akan berpidato tentang masalah OCD (Obsessive Compulsive
Disorder)
Menurut WHO kesehatan dibagi menjadi empat salah satunya yaitu kesehatan mental atau
kesehatan jiwa .

Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya


merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD
akan diliputi kecemasan atau ketakutan.
Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja. Meski lebih sering terjadi di awal
usia dewasa, OCD juga bisa terjadi pada anak-anak atau remaja. Penderita OCD terkadang sudah
menyadari bahwa pikiran dan tindakannya tersebut berlebihan, tetapi tetap merasa harus
melakukannya dan tidak dapat menghindarinya.

Penyebab OCD

OCD adalah gangguan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh
dunia. Kebanyakan orang didiagnosis pada usia 19 tahun, biasanya dalam usia dini pada anak
laki-laki daripada anak perempuan. Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Namun,
beberapa faktor di atas berpengaruh terhadap terjadinya gangguan ini.

Faktor Risiko OCD

Faktor risiko OCD meliputi faktor keturunan, struktur otak dan fungsinya (masih belum jelas),
serta lingkungan hidup. Namun, hal yang paling memengaruhi adalah lingkungan hidup yang
tidak mendukung perkembangan psikis pengidap sewaktu kecil, yaitu ketika anak sering
direndahkan atau diejek karena ketidaksempurnaannya. Hal tersebut dapat menimbulkan
perasaan timbal balik ingin melakukan hal yang sempurna.
Gejala OCD

Orang dengan OCD memiliki gejala obsesi, kompulsi, atau keduanya. Gejala-gejala ini dapat
mengganggu semua aspek kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi. Obsesi
adalah pikiran yang berulang, dorongan, atau gambaran mental yang menyebabkan kecemasan.
Sementara itu, kompulsi adalah perilaku berulang seseorang dengan OCD merasakan dorongan
untuk melakukan dalam menanggapi pemikiran obsesif. Kompulsi umum termasuk pembersihan
berlebihan dan/atau mencuci tangan, memesan, dan mengatur sesuatu dengan cara yang khusus
dan tepat. Pengidap juga bisa berulang kali memeriksa berbagai macam hal, seperti pemeriksaan
berulang kali untuk melihat apakah pintu terkunci atau oven mati.

Gejala bisa datang dan pergi, mereda seiring waktu, atau memburuk. Orang dengan OCD dapat
mencegah gejala muncul dengan menghindari situasi yang bisa memicu obsesi mereka, atau
mungkin menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk menenangkan diri. Meskipun sebagian
besar orang dewasa dengan OCD menyadari apa yang mereka lakukan tidak masuk akal, tetapi
beberapa orang dewasa dan sebagian besar anak mungkin tidak menyadari bahwa perilaku
mereka di luar kebiasaan. Orangtua atau guru biasanya mengenali gejala OCD pada anak-anak. 

Diagnosis OCD

Langkah-langkah untuk membantu mendiagnosis OCD termasuk dalam pemeriksaan fisik. Hal
ini dapat dilakukan untuk membantu menyingkirkan masalah lain yang dapat menyebabkan
gejala dan untuk memeriksa komplikasi terkait. Selanjutnya, dilakukan tes laboratorium
termasuk hitung darah lengkap (CBC), pemeriksaan fungsi tiroid, dan skrining untuk alkohol dan
obat-obatan. Evaluasi psikologis, termasuk membahas pikiran, perasaan, gejala, dan pola
perilaku. Kriteria diagnostik untuk OCD ada pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental
(DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Pengobatan OCD

Sayangnya, OCD tidak bisa disembuhkan. Namun, pengidap bisa meredakan gejala yang
mengganggu aktivitas mereka dengan menjalani beberapa perawatan. Pengobatan OCD terdiri
dari obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pengidap
OCD membaik setelah mendapatkan pengobatan, tetapi beberapa pengidap lainnya terus
mengalami gejala.

Kadang-kadang orang dengan OCD juga ditemukan memiliki gangguan mental lainnya, seperti
kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan saat seseorang memiliki anggapan
keliru bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal). Penting untuk mempertimbangkan
gangguan lain ini ketika menentukan pilihan perawatan.

SRI dan SSRIs adalah dua jenis obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD.
Selain itu, beberapa obat lain yang juga terbukti efektif mengatasi OCD pada orang dewasa dan
anak-anak adalah obat antidepresan trisiklik, yang merupakan anggota dari kelas yang lebih tua
dari "tricyclic" antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Jika gejala tidak membaik
dengan jenis obat ini, penelitian menunjukkan beberapa pasien dapat merespons dengan baik
terhadap obat antipsikotik.
Selain obat-obatan, psikoterapi juga efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-
anak. Penelitian menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif
(CBT) dan terapi terkait lainnya (misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) dapat sama
efektifnya dengan obat bagi banyak individu. Penelitian juga menunjukkan bahwa tipe CBT
yang disebut Exposure and Response Prevention (EX/RP) efektif dalam mengurangi perilaku
kompulsif dalam OCD, bahkan pada orang yang tidak merespons dengan baik terhadap obat SRI.
Bagi banyak pengidap, EX/RP adalah pilihan pengobatan tambahan ketika obat SRI atau SSRI
tidak efektif mengatasi gejala OCD.

Anda mungkin juga menyukai