Anda di halaman 1dari 23

PROMKES KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI
DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 3

Nurul Safira 22010063


Mella Azira 22010110
Nurul Ramadhani 22010113
Nurhafiza 22010004
Minanda Qulisah 22010111
Muntasya Fullaili 22010112
Nurul asyura 22010062
Maulidia 22010079
Nurul ilma 22010008

STIKes MEDIKA NURUL ISLAM


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “PROMKES KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI”. Shalawat dan salam kita panjatkan kehadirpat Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis
sehingga tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai
semua pihak. Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di
masa akan datang.

Sigli, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. Konsep Promosi Kesehatan.......................................................................3
B. Konsep Keluarga.......................................................................................6
C. Konsep Dasar Hipertensi.........................................................................14
BAB IIIPENUTUP................................................................................................19
A.   Kesimpulan..............................................................................................19
B.     Saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan


gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial.
Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat ( public health
problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak di tanggulangi
sejak dini. Rata – rata prevelansi hipertensi di indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan
prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14,2 % dan
15% mayoritas hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di ketahui
penyebabnya ), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder (akibat suatu
penyakit). Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara farmakologis
maupun nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya
penurunan secara bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et
al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer
( pembunuh diam –diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama
bertahun –tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang
cukup berat yang bahkan dapat membawa kematian . 70% penderita hipertensi
tidak merasakan gejala apa –apa sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita
hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.namun terjadi
setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et al , 2008 ).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep promosi kesehatan?
2. Bagaimana konsep keluarga dalam keperawatan?
3. Bagaimana konsep penyakit hipetensi?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui konsep keluarga dalam keperawatan
3. Untuk mengetahui konsep penyakit hipetensi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Promosi Kesehatan


1. Definisi dan Tujuan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Depkes RI, 2007).
Tujuan promosi kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan, menurut (Ahmad, 2014),
yaitu berdasarkan program, pendidikan dan perilakunya. Tujuan program (jangka
panjang) meliputi refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan
mengenai hal-hal yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan
dengan status kesehatan. Tujuan pendidikan (jangka menengah) merupakan
pembelajaran yang harus dicapai agar perilaku yang diinginkan dalam mengatasi
masalah kesehatan dapat tercapai (Green dalam Ahmad, 2014). Sementara, tujuan
perilaku (jangka pendek) merupakan gambaran perilaku yang akan dicapai dalam
mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan
tindakan.
2. Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan memiliki visi dan misi tertentu. Visi promosi kesehatan
membahas mengenai pembangunan kesehatan Indonesia yang diatur dalam UU
Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Isi dari visi tersebut yaitu meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
baik fisik, mental dan sosial sehingga masyarakat dapat produktif secara ekonomi
maupun sosial (Notoatmodjo, 2012). Visi lainnya yaitu menerapkan pendidikan
kesehatan pada program-program kesehatan, baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya.

3
Sedangkan misi promosi kesehatan ialah terkait upaya pencapaian suatu
visi, di antaranya yaitu advokasi, mediasi dan kemampuan atau keterampilan.
Advokasi merupakan kegiatan terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan untuk mempengaruhi para pembuat keputusan bahwa program
kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui suatu keputusan
(Notoatmodjo, 2012). Mediasi (penghubung) berarti pelaksanaan promosi
kesehatan perlu menjalin kemitraan dengan berbagai program yang berkaitan
dengan kesehatan. Kemampuan (enable) berarti masyarakat diberikan suatu
keterampilan agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya secara
mandiri.
3. Sasaran Promosi Kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan ditujukan kepada sasaran yang telah
disesuaikan. Sasaran dalam promosi kesehatan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
(Kementerian Kesehatan, 2011):
a. Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat
dan keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah
perilaku, misalnya mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak
sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka
masyarakat baik pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka
agama, maupun pemuka formal seperti petugas kesehatan dan pejabat
pemerintahan, serta organisasi kemasyarakatan dan media massa yang
diharapkan dapat turut serta dalam upaya peningkatan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga.
c. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang
berkaitan dan pihak yang memfasilitasi sumber daya.
4. Ruang Lingkup dan Konsep Dasar Promosi Kesehatan
Ruang lingkup promosi kesehatan secara sederhana menurut
(Notoatmodjo, 2010) mencakup pendidikan kesehatan yang menekankan pada
perubahan perilaku, pemasaran sosial yang menekankan pada pengenalan produk

4
melalui kampanye, penyuluhan yang menekankan pada penyebaran informasi,
upaya promotif yang menekankan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, upaya advokasi untuk mempengaruhi pihak lain dalam
mengembangkan kebijakan, pengorganisasian, pengembangan, pergerakan dan
pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan definisi promosi kesehatan yang merupakan proses yang
memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas status kesehatan mereka,
untuk itu kesehatan tidak hanya dipandang sebagai tujuan hidup melainkan juga
dipandang sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari karena kesehatan
merupakan konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik.
5. Tingkat Program Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan memiliki tiga tingkat, yaitu (Barker, 2007):
a. kesehatan primer cenderung berfokus pada orang-orang yang sehat dan
berfokus pada sekitar layanan seperti klinik untuk wanita, klinik bayi,
pesan seks yang aman, imunisasi anak (Barker, 2007). Tugas promosi
kesehatan tingkat ini seperti pencegahan yang bertujuan untuk mencegah
penyakit dan cedera, meningkatkan homeostasis biologis, dan self-
regulation tubuh dengan menyebarluaskan informasi kesehatan dengan
selektif yang berasal dari medis yang berkaitan dengan individu tentang
faktor risiko dan tindakan pencegahan yang terkait (Piper, 2009).
b. Promosi kesehatan sekunder berfokus pada orang-orang yang sudah
sakit dan perawat dalam situasi ini akan berusaha untuk membantu orang
kembali ke keadaan sehat (Barker, 2007). Tujuan dari manajemen diri
pasien yang memiliki cedera atau penyakit adalah untuk memaksimalkan
peluang pemulihan secara penuh, pemulihan fungsi dan untuk
meminimalkan risiko terjadinya komplikasi atau munculnya kembali
penyakit (Piper, 2009).
c. Promosi kesehatan pencegahan tersier berfokus pada situasi di mana
seorang pasien atau klien memiliki masalah kesehatan yang sedang
berlangsung atau cacat, misalnya pada orang yang memiliki kanker yang

5
agresif, mereka dapat ditawarkan perawatan paliatif untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka dan menjadi sejahtera sebagai bentuk promosi
kesehatan (Piper, 2009; Barker, 2007).

B. Konsep Keluarga
1. Pengertian

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan


ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
(BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen
Kesehatan RI,1988).
2. Stuktur

1.      Dominasi struktur keluarga


a.       Dominasi jalur hubungan darah
1)      Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah,suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal.
2)      Matrilineal

6
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis
ibu.Suku-suku padang salah satu suku yang menggunakan
struktur keluarga matrilineal.
b.      Dominasi keberadaan tempat tinggal
1)      Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
2)      Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri.
c.       Dominasi pengambilan keputusan
1)      Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2)      Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
2.      Ciri – ciri struktur keluarga
a.       Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
3.      Elemen struktur keluarga ( Friedman )
a.       Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di
dalam keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b.      Nilai atau norma keluarga

7
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
c.       Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua,orangtua dan anak,diantara anggota keluarga atau dalam
keluarga.
d.      Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku kearah positif.

3. Tipe-Tipe Struktur Keluarga

1.      Tradisional
a.       The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
b.      The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c.       Keluarga usila
Kelurga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d.      The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya,yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e.       The extended family ( keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-
nenek),keponakan,dll.
f.       The single parent family ( keluarga duda/janda )

8
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan anak.Hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian,kematian dan ditinggalkan
( menyalahi hukum pernikahan.
g.      Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pecan ( weekend).
h.      Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i.        Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.Misalnya:
kamar mandi,dapur,televise,telepon.
j.        Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k.      The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal mati.

2.      Non-tradisional
a.       The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa
hubungan nikah.
b.      The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c.       Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang

9
sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d.      The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e.       Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami istri ( marital patners ).
f.       Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena beberapa
alas an tertentu.
g.      Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama,yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,berbagi
sesuatu,termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h.      Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan dan bertanggungjawab membesarkan anaknya.
i.        Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
dalam waktu sementara,pada saar orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j.        Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.

10
k.      Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

4. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat,


kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.      Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2.      Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkingannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, social dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga

1.      Fungsi biologis


a.       Meneruskan keturunan
b.      Memelihara dan membesarkan anak
c.       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

11
2.      Fungsi psikologis
a.       Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c.       Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3.      Fungsi sosialisasi
a.       Membina sosialisasi pada anak
b.      Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkrmbangan anak.
c.       Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.      Fungsi ekonomi
a.       Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b.      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c.       Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5.      Fungsi pendidikan
a.       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c.       mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6. Tahap Pekembangan Keluarga

1.      Pasangan Baru ( Keluarga Baru )


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan ( psikologis ) keluarga masing-masing.
2.      Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )

12
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan.
3.      Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
4.      Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
5.      Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7
tahun kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya.Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memeberi
tanggungjawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa.
6.      Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
7.      Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8.      Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.

13
C. Konsep Dasar Hipertensi

1.    DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg ( Smith Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg( Smeltzer,2001 ).

2.     KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a.       Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b.      Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg
( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “ The Sixth Report of The Join National
Comitee,Prevention,Detection and Treatment of High Blood Pressure “( JNC-
VI,1997 ) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )

14
.
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :


a.       Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
( Lany Gunawan,2001 ).

3.    ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1.      Elastisitas dinding aorta menurun
2.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3.      Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
5.      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).

15
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi,antara lain :
a.       Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b.      Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1.      konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2.      kegemukan atau makan berlebihan
3.      stress
4.      merokok
5.      minum alcohol
6.      minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1.      glomerulonefritis
2.      tumor
3.      atherosclerosis
4.      diabetes mellitus
5.      stroke
6.      kontrasepsi
7.      kortikosteroid.

4.    TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1.      Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa.Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.

16
2.      Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis ( Edward K.Chung,1995 ).

5.     PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras syaraf sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia sympatis
( Brunner & Suddarth,2002)

6.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.      riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.      pemeriksaan retina
3.      pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
4.      EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5.      urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6.      foto dada & CT Scan.

7.    PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.      Terapi tanpa obat

17
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi
tanpa obat ini meliputi :
a.       Diet
b.      latihan fisik
c.       edukasi psikologis
2.      Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja,tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat.
3.      Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.

18
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
1. Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
2. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.
3. Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
besar 95 mmHg

B.     Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebelum masuk ke dalam
dunia kerja sebaiknya kita harus memahami betul tentang persfektif
keperawatan anak agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar
terhadap penderita hipertensi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atika Dhiah Anggraeni,2013.Diktat Perkuliahan Keperawatan Keluarga,Maos.


Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar.Keperawatan Medikal Bedah Volume
2.Jakarta,EGC,Buku Kedokteran
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Kodim Nasrin.2003.Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @
tempointeraktif.com,

20

Anda mungkin juga menyukai