DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 9
AL HILAL SIGLI
2019
KATA PENGANTAR
Selawat dan salam kita panjatkan kehadirat Nabi Muhammad Saw yang
telah membawa manusia dari alam kegelapan kepada alam yang berilmu
pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... 1
Daftar isi................................................................................................... 2
G. Kesimpulan............................................................................ 14
ii
Mengenal Organisasi Bisnis Syariah
Organisasi berasal dari bahasa yunani, yaitu “Organon” yang berarti alat,
bagian, anggota, atau badan . Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang)
dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu : kelompok kerjasama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Secara historis kata bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business, dari
kata dasar busy yang berarti sibuk, dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Sedangkan menurut Hughes dan Kapoor bisnis adalah suatu kegiatan usaha
individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum
kegiatan ini ada dalam masyarakat dan ada dalam industri.2
1
sesuai aturan hukum yang berlaku, dan adanya orang-orang yang usahanya
dikoordinasikan, terdiri dari subsistem yang saling berhubungan, bekerja bersama-
sama, sesuai dengan peran dan wewenangnya dalam mencapai tujuan.3
1. Perusahaan perseorangan
2
yang karyawannya terdiri atas sanak family. Untuk mendirikan usaha ini sangat
mudah , karena tidak ada sutau aturan khusus. Hanya saja bila ingin berhubungan
dengan bank dan ingin memperoleh bantuan modal buat perkembangan usaha,
maka di perlukan berbagai persyaratan.4
2. Persekutuan/syirkah (partnership)
3
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.6 Karena setiap mitra tidak dapat men
jamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk
menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal
yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja ialah: pelanggaran terhadap
akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan
pendapatan operasional, pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah..
Persekutuan merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih untuk
mendistribusikan laba (profit) atau kerugian (losses) dari suatu bisnis yang di
jalankan oleh mereka atau salah satu dari mereka. Implikasinya dapat disimpulkan
bahwa dua orang atau lebih dapat menyatakan sumber daya yang mereka miliki
untuk menjalankan suatu bisnis bersama, sebab tidak satupun dari mereka dapat
mengelolanya secara perorangan.
Hal terpenting dalam bentuk kerjasama ini yaitu masing-masing pihak
harus memiliki andil modal dalam usaha tersebut. Bentuk usaha perserikatan ini di
kenal dengan istilah syikatul inan atau syirkatul mufawadah. Sebuah hubungan
antara dua orang atau lebih di mana salah satu pihak menyediakan modal dan
pihak lainnya menjadi pengelola. Implikasinya dapat dilihat sebagai berikut:
Persetujuan tidak terbatas hanya dua orang saja, tetapi bisa lebih dari
jumlah tersebut.
Adanya dua orang yang terlibat.
Pihak pengelola dapat membawa modalnya sendiri untuk kepentingan
bisnis atau usahanya tetapi harus memiliki persetujuan pemilik modal.
Pengalokasian keuntungan dan kerugian.
3. Mudharabah
4
Mudharabah berasal dari bahasa arab dharb, berarti memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al-mudharabah
adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul
mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Mudharabah adalah suatu akad yang memuat penyerahan modal , jenis dan
karakter terntu dari seorang pemilik modal (shahib al-mal) kepada pengelola
(mudharib) untuk di pergunakan sebagai sebuah usaha dengan ketentuan jika
usaha tersebut mendatangkan hasil maka hasil laba tersebut di bagi berdua
berdasarkan kesepakatan sebelumnya, sementara jika usaaha tersebut tidak
mendatangkan hasil maka kerugian materi sepenuhnya di tanggung oleh pemilik
modal dengan syarat dan rukun-rukun tertentu. 7
5
Kegiatan bisnis syariah bukan hanya kegiatan jual beli yang targetnya
mendapatkan keuntungan. Namun bisnis ini lebih mengarah kepada hukum Islam
yang sesuai dengan Al Quran dan Hadis. Jadi bisnis ini dibatasi oleh cara
mendapatkan keuntungan dan mengembangkannya dengan konsep halal dan
haram. Jika halal dijalankan namun jika haram maka ditinggalkan. Sehingga
bukan melulu keuntungan namun juga mendapatkan keridhoan dari Allah.
6
Menurut terminologi hukum islam, akad adalah pertalian antara penyerahan
(ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan
akibat hukum terhadap objeknya.
Akad dari segi ada atau tidaknya adanya kompensasi, fiqh muamalah
membagi akad menjadi dua bagian, yakni akad tabaru’ dan akad tijarah.8
1) Akad Tabarru’
Akad tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak di
tujukan untuk memperoleh laba (nirlaba). Tujuan dari ini adalah tolomg-
menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’ pihak yang
berbuat kebaikan tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun karena pihak lainnya
karena ia hanya mengharabkan imbalan dari Allah Swt. Namun, tidak mengapa
jika pihak yang berbuat kebaikan memita sekedar menutupi biaya yang di
tanggung nya untuk melakukan akad tabarru’ tersebut sepanjang tidak mengambil
laba dari akad tersebut.
Ada tiga bentuk akad tabarru’, yaitu:
Meminjamkan uang termasuk akad tabarruk karena tidak boleh
melebihkan pembayaran atas pinjaman yang di berikan, karena
setiap kelebihan tanpa ‘iwad adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman yaitu:
Qardh, Rahn, Dan Hiwalah.
Meminjamkan Jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk
akad tabarru’. Ada 3 jenis pinjaman jasa yaitu: Wakalah, Wadiah,
Dan Kafalah.
Memberikan sesuatu, dalam akad ini, pelaku memberikan sesuatu
kepada orang lain, ada 3 bentuk akad ini yaitu: Wakaf, Hibah dan
sedekah.
2) Akad Tijarah
7
Akad tijarah merupakan akad yaang di tujukan untuk memperoleh
keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang di peroleh, akad dapat dibagi menjadi
dua natural uncertainty contract dan natural certainty contract.
a. Natural uncertainty contract (kontrak yang secara alamiah mengandung
ketidak pastian)
Merupakan kontrak yang di turunkan dari teori percampuran dimana pihak
yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu,
kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan.
Oleh sebab itu, kontrak jenis ini memberikan imbal hasil yang pasti, baik nilai
imbal hasil maupun waktu, jenis-jenis kontrak ini adalah: Mudharabah,
Musyarakah, sukuk(obligasi syariah) dan saham syariah yang produknya harus
sesuai syariah.
b. Natural Certainty Contract (kontrak yang secara alamiah menganndung
kepastian.
Merupakan kontrak yang di turunkan dari teori pertukaran, dimana kedua
kedua belah pihak saling mempertukarkan asset yang dimilikinya, sehingga objek
pertukarannya pun harus di tetepkan di awal akad dengan pasti tentang jumlah,
mutu, harga, dan waktu penyerahan. Dalam kondisi ini secara tidak langsung
kontak jenis ini akan memberikan imbal hasil yang tetap dan pasti karena sudak di
ketahui ketika akad. Jenis dari kontarak ini ada beberapa antara lain, murabahah,
salam, istisna dan ijarah.
Dalam bisnis syariah, kerjasama (syirkah) adalah kerjasama dua orang atau
lebih yang sepakat menggabungkan dua atau lebih kekuatan (aset modal, keahlian
dan tenaga) untuk digunakan sebagai modal usaha, misalnya perdagangan,
8
dimaksud disini adalah kerjasama dalam bentuk bagi hasil, yaitu kerjasama
dalam berusaha untuk mendapatkan keuntungan.9
Oleh karena itu, kerjasama ini terlebih dahulu harus terjadi dalam suatu
akad atau perjanjian baik secara formal yaitu dengan ijab dan qabul maupun
dengan cara lain yang menunjukkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan
kerjasama tersebut secara rela sama rela. Untuk sahnya kerjasama, kedua belah
pihak harus memenuhi syarat untuk melakukan akad atau perjanjian kerjasama
yaitu dewasa dalam arti mempunyai kemampuan untuk bertindak dan sehat
akalnya, serta atas dasar kehendak sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun.
9
E. Hak Dan Kewajiban Dalam Bisnis Syariah
1) Hak dan kewajiban Pekerja
Mengingat lemahnya posisi pekerja sehingga seolah-olah terancam, islam
memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini, sehingga rasul memberi
teladan dengan melakukan pelayanan beliau seperti keluarganya sendiri.
Perselisahan yang terjadi antara majikan dan pekerja sering di sebabkan oleh
masalah upah.
Rasulullah menganjurkan untuk menetapkan upah terlebih dahulu dan
menganjurkan membayar upah secepat mungkin. Islam juga menganjurkan untuk
menyediakan fasilitas kepada pekerja serta melarang menyuruh melakukan di luar
kemampuannya. Adapun hak-hak pekerja menurut Afzalur Rahman adalah
sebagai berikut:
a) Berhak menerima upah yang memungkinkan menikmati hidup layak dan
berkewajiban patuh serta mengikuti apa yang di gariskan oleh atasannya.
Jujur dan menepati janji dalam melaksanakan amanat dari atasan.
b) Tidak boleh di beri pekerjaan yang terlalu berat yang ia tak sanggup, jika
di percaya melakukan tugas berat maka ia harus di bantu.
c) Harus di beri bantuan pengobatan yang layak, asuransi ganti rugi pada
saat kerja dan di beri tunjangan hari tua yang sebagian besar di aambil dari
dana zakat.
d) Majikan harus mengeluarkan sedeqah untuk pekerjanya.
e) Pekerja harus di perlakuakan dengan baik dan sopan.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan tersebut maka hak dan kewajiban
antara majikan dan pekerja akan telindungi sehingga mewujudkan tanah sosial
yang bersahabat.10
2) Hak dan kewajiban Atasan
10
lembut dan kasih sayang, serta edukatif (sikap mendidik), dan juga menjaga
keselamatan bawahannya.
Pihak atasan tidak boleh hanya berpangku tangan saja, akan tetapi sesekali-
kali bantulah mengerjakan dan meringankan apa yang di kerjakan oleh
karyawannya. Demikan mulianya ajaran islam, yang mengatur tata hubungan
antar manusia yang perlu di ketahui dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
11 Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, (Bandung:CV Alfabeta) 2003, hal,
214
12 Hadario Nawawi, Manajemen Strategik, (Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press),2005, hal, 40.
11
Menurut Bambang, lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di
lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan
menghasilkan kinerja yang baik. Sebaliknya, jika seorang pegawai bekerja dalam
lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara
optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah
sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.
G. Kesimpulan
Kegiatan bisnis dalam islam, tidak boleh di laksanakan tanpa aturan. Islam
memberika rambu-rambu pedoman dalam melakukan kegiatan usaha, karena
itulah seorang muslim yang akan menjadi pelaku bisnis harus memahami hukum-
hukum dan aturan islam yang mengatur tentang muamalah.
12
DAFTAR PUSTAKA
13