Anda di halaman 1dari 14

Mengenal Organisasi Bisnis Syariah

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Management Syariah

Dosen Pengampu : Mail Hilian Batin, S.E.I.,M.E

Disusun Oleh :

Imelia Susan 2230602235

Dimas Ariansyah 2230602259

Vira Putri Salsabilla 2230602262

Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Organisasi Bisnis
Syariah ini dengan lancar.

Makalah ini membahas tentang Organisasi Bisnis Syariah, yaitu merupakan Organisasi
Bisnis perusahaan adalah suatu lembaga /organisasi/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum
yang berlaku dan adanya orang-orang yang usahanya dikoordinasikakan, terdiri dari subsistem
yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama sesuai dengan peran dan wewenangnya dalam
mencapai tujuan. Organisasi Bisnis Syariah adalah keseluruhan koordinasi antar subsistem yang
saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan usaha yang didasari aturan syariah.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan baru dan sudut pandang yang
berbeda mengenai Organisasi Bisnis Syariah, sehingga pembaca dapat memahami konsep
Organisasi Bisnis Syariah dengan lebih baik. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah
ini termasuk dosen pengampu mata kuliah Management Syariah. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi pembaca yang ingin
mempelajari lebih lanjut tentang Organisasi Bisnis Syariah.

Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Selain itu penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca khususnya dosen pengampu
untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini untuk kedepannya.

Palembang, 26 Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................4


1.2. Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3. Tujuan...................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

A. Pengertian Organisasi Bisnis Syariah..................................................................6


B. Urgensi Organisasi Bisnis Syariah.......................................................................7
C. Bentuk Organisasi Bisnis Konvensional di Indonesia........................................7
D. Tipe dan Bentuk Organisasi Bisnis Dalam Islam...............................................8
E. Bagan Organisasi Bisnis........................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

Kesimpulan.............................................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Istilah organisasi dewasa ini sudah sangat familiar dikalangan masyarakat.


Apalagi dengan istilah bisnis. Baik itu berupa organisasi bisnis, organisasi sosial
kemasyarakatan sosial politik dan keagamaan dan bahkan organisasi pemerintahan dan
militer. Dalam beberapa tahun terakhir khususnya setelah era reformasi bergulir di
Indonesia ada semacam pendirian antara sipil dan militer, termasuk dalam bidang
organisasi. Namun jika kedua kata tersebut dipadankan menjadi organisasi bisnis, tentu
tidak semuamemahami dan familiar dengan istilah ini.Dalam kondisi perekonomian
dunia, termasuk Indonesia, yang masih dikuasai oleh sistem kapitalisme, berhimbah
pada lahirnya banyak badan hukum sebagai entitas tersendiri perusahaan yang bermotif
laba atau nirlaba yang dianggap bisa berdiri sendiri atau lepas dari pemiliknya. Bahkan,
hak dan kewajibannya pun bisa dilepaskan pula dari pemiliknya. keadaan seperti ini
pada akhirnya sering kali menimbulkan beragam problem entitas suatu yang berwujud
atau organisasi usaha itu mengabaikan kewajiban tapi merasa memiliki hak yang penuh.
Akibatnya, muncul berbagai tindakan kedzaliman yang merugikan masyarakat seolah
organisasi bisnis itu tidak merasa memikul tanggung jawab moral, danhanya diakaui
sebatas badan hukum saja. Artinya, perusahaan harus selalu memikirkan segala dampak
tindakannya terhadap orang lain dan masyarakat.

Dalam aliran organisasi ini, perusahaan, bahkan negara dianggap faktor moral
yang harus bertanggung jawab moral secara entitas. Maksudnya,perusahaan dianggap
seperti orang, manusia, atau sebagai penduduk yang baik sebagai Agama yang
komprehensif, Islam tentu memiliki pandangan terhadap keberadaan entitas organisasi
Bisnis ini sejatinya adalah sebuah organisasi bisnis yang memiliki tujuan moral yang
baik sebagai landasannya. Sebab hanya pandangan inilah yang dianggap sesuai dengan
perspektif Islam.

iv
1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang di atas, Penulis merumuskan setidaknya terdapat masalah
yang perlu dikaji, yaitu:

1. Apa Pengertian organisasi bisnis perspektif syari'ah?

2. Bagaimana urgensinya terhadap kemaslahatan umat?

3. Seperti apa bentuk organisasi bisnis yang sudah ada saat ini?

4. Bagaimana bentuk organisasi bisnis Islam yang ideal?

5. Bagaimana bagan organisasi bisnis dalam Islam?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami pengertian Organisasi Bisnis Syariah


2. Untuk mengetahui Urgensi Organisasi Dalam Islam
3. Mengetahui Bentuk Organisasi Bisnis Konvensional di Indonesia
4. Memahami Tipe dan Bentuk Organisasi Bisnis Dalam Islam
5. Mengetahui Bagan Organisasi Bisnis Syariah

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Bisnis Syariah

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terpisah mendefinisikan organisasi sebagai


"kesatuan (susunan, dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang, dan sebagainya)
dalam perkumpulan dan sebagainya, untuk tujuan tertentu", atau "kelompok kerja sama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Sementara bisnis didefinisikan sebagai "usaha komersial di dunia perdagangan; bidang


usaha; atau disebut juga usaha dagang. Secara umum bisnis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi secara efektif dan efisien.

Dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai
bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk
profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal
dan haram).

Sedangkan Agus Arijanto menyebut organisasi bisnis sebagai organisasi bisnis


perusahaan yang berarti suatu lembaga/organisasi/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum
yang berlaku, dan adanya orang-orang yang usahanya dikoordinasikan, terdiri dari subsistem
yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama, sesuai dengan peran dan wewenangnya dalam
mencapai tujuan.

Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan organisasi
bisnis Islam adalah keseluruhan koordinasi antar subsistem yang saling berhubungan dalam
rangka mencapai tujuan usaha yang didasari aturan syari'ah.

vi
B. Urgensi Organisasi Dalam Islam

Organisasi merupakan hal yang terpenting dalam Islam. Sejumlah institusi dasar dalam
Islam seperti ibadah shalat lima waktu dan pelaksanaan haji tidak dapat diselenggarakan tanpa
adanya pemimpin (Imam). Bahkan, dalam Islam mengatakan tidak satupun yang dapat
dikerjakan secara kolektif tanpa pemimpin.

Dalam berkenaan urgensi organisasi bisnis dalam islam, Afzalul Rahman mengatakan.
Dalam perindustrian modern, organisasi memainkan peranan yang sangat penting dan dianggap
sebagai faktor produksi yang sangat penting. Bahwasannya yang menggunakan faktor-faktor
produksi yang lain seperti, tanah, buruh, dan modal, dalam kadar yang bentuk dan faktor tersebut
bekerja dengan cara yang sebaik mungkin agar memberikan hasil yang maksimum dengan biaya
yang minimum. seorang usahawan diibaratkan sebagai kapten sebuah kapal yang berperan dalam
mengemudikan kapal (industri) dengan selamat ke pelabuhan (untuk kesejahteraan ekonomi).

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami secara tegas bahwa organisasi dalam islam
sangat dibutuhkan perannya. Urgensi ini berkaitan erat dengan tujuan dari bisnis perspektif
syariah yang intinya adalah demi kemaslahatan masyarakat.

C. Bentuk Organisasi Bisnis Konvensional di Indonesia

Di Indonesia bentuk-bentuk organisasi bisnis yang sudah berkembang sejak zaman Belanda, di
antaranya:

1. Perusahaan Dagang

2. Persekutuan Perdata

3. Persekutuan Firma (Fa)

4. Persekutuan Komanditer (CV)

5. Perseroan Terbatas (PT) 6

vii
Bentuk-bentuk organisasi bisnis yang sudah ada sejak lama di Indonesia ini diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yakni :

1. Badan Usaha/Perusahaan Perseorangan atau Individu

2. Badan Usaha/Perusahaan Persekutuan/Partnership, yang terdiri dari:

a. Firma, suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama
bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya. Contoh
Firma (Fa) biasanya advokat (pengacara, penasihat hukum, konsultan hukum), konsultan bisnis,
dan akuntan publik.

b. Persekutuan Komanditer/CV (Commanditaire Vennotschaap), suatu bentuk badan usaha yang


didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat
keterlibatan berbeda-beda di antara anggota-anggotanya.

c. Perseroan Terbatas/PT/Korporasi/Korporat, organisasi bisnis yang memiliki badan hukum


resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya.

D. Tipe dan Bentuk Organisasi Bisnis Dalam Islam

Veithzal Rifai, membagi organisasi bisnis dalam ekonomi Islam menjadi dua tipe, yaitu:

1. Pemilik Tunggal
Bentuk organisasi bisnis paling sederhana dan selalu ada hampir dalam non
spesialis ekonomi merupakan jalan paling lama untuk memimpin bisnis. Bentuk lain dari
organisasi bisnis dibangun kemudian dengan kebutuhan- kebutuhan dan kompleksitas
dari ekonomi dan kehidupan sosial. Ekonomi Islam mengizinkan perusahaan dijalankan
sendiri dan tidak mengikat mereka dalam jalur lain kecuali bisnis tersebut dijalankan
melebihi organisasi syari'ah.

viii
2. Kerja Sama

Hubungan antara dua atau lebih orang dalam mendistribusikan keuntungan dan
kerugian sebuah bisnis berjalan dengan seluruh atau salah satu dari mereka
menanggungnya. Bentuknya terdiri dari:

a. Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau bejalan. Pengertian
memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya
dalam menjalankan usaha.

Konsep mudharabah berarti seseorang atau satu pihak menyediakan modal dan
yang lain menawarkan tenaga kerja, dan keduanya akan membagi keuntungan.
Keuntungan dibagikan berdasarkan syarat-syarat perjanjian yang dibuat di antara kedua
belah pihak.

Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu: mudharabah


muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.

1) Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul mal dan


mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,
waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh seringkali
dicontohkan dengan ungkapan if'al masyita (lakukanlah sesukamu) dari shahibul mal ke
mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.

2) Mudharabah Muqayyadah disebut juga dengan istilah restriced mudharab-


ah/spesified mudharabah adalah kebalikan dari Mudharabah muthlaqah. Si mudharib
dibarasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini
seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul mal dalam memasuki jenis
dunia usaha.

ix
b. Musyarakah (Syirkah)

Musyarakah secara bahasa diambil dari bahasa Arab yang berarti mencampur.
Dalam hal ini mencampur satu modal dengan modal yang lain sehingga tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi'il
madhi), yashruku (fi'i mudhari') syarikan/syirkatan/syarikatan (masdar/kata dasar);
artinya menjadi sekutu atau syarikat (kamus al Munawar) Menurut erti asli bahasa Arab,
syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan lagi
satu bagian dengan bagian lainnya, (An-Nabhani). Dengan demikian Al-Musyarakah
adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberi kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dalam musyarakah (syirkah) ada dua jenis musyarakah pemilikan dan


musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau
kondisi lainya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam
musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan
berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.

Musyarakah akad terbagi menjadi: al-'inan, al-muwatadhah, al-amaal, al-wujuh,


al- mudharabah. Para ulama berbeda pendapat al mudharabah, apakaah ia termasuk jenis
al- musyarakah atau bukan. Beberapa ulama menganggap al-mudhar-abah termasuk
kategori al-musyarakah karena memenuhi rukun dan syarat sebuah akad (kontrak)
musyarakah. Adapun ulama lain menganggap al-mudharabah tidak termasuk al-
musyarakah.

Syirkah terdiri dari dua jenis, yaitu:10

a. Syirkah al-Milk (non kontrak)

b. Syirkah al-'Uqud (sesuai kontrak), yang terdiri dari empat model, yaitu
Mufawadhah, Inan (An'am), Abdan (Sanai), dan Wujuh.

x
Kerjasama jenis ini secara singkat dapat dijelaskan, yaitu:

1) Syirkah Mufawadhah, semua pihak yang bekerjasama mempunyai kedudukan


yang sama baik dalam keuntungan dan kerugian, sehingga mereka mempunyai andil
modal yang sama. Setiap pihak merupakan agen dan siap membantu pihak yang lain.

2) Syirkah An'am, kedua pihak yang bekerjasama tidak memiliki andil yang sama
baik dari segi modal maupun dalam pembagian keuntungan. Pihak yang memiliki andil
dalam modal yang lebih besar akan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula.

3) Syirkah Sanai (Syirkah Abdan), apabila para ahli, teknisi, dan pekerja-pekerja
sama memproduksi suatu komoditi atau beberapa komoditi.

4) Syirkah Wujuh, apabila suatu pihak tidak mempunyai keahlian maupun modal
yang akan diikutsertakan dalam suatu usaha, maka mereka boleh ikut dalam usaha itu
berdasarkan kredit dan berhak menerima keuntungan.

c. Perusahaan.

Merupakan salah satu bentuk dari organisasi bisnis dalam Islam, dengan badan
hukum yang terpisah, tidak terlihat secara langsung dalam diskusi fiqh. Perkiraan
terdekat untuk badan hukum perusahaan adalah baitul maal, properti masjid,
kepercayaan, dan kerjasama mufawadhah. Perusahaan sangat penting dalam organisasi
bisnis Islam. Ia menyediakan keamanan dan keuntungan yang tidak bisa didapat dari
bentuk organisasi bisnis lainnya.

E. Bagan Organisasi Bisnis

Bagan organisasi bisnis memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-


departemen, atauposisi-posisi yang ada dalam organisasi yang menunjukan hubungan
kerja antara yang satu dengan yang lain. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya
digambarkan dengan kotak-kotak yang dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis

xi
lurus yang menunjukkan garis perintah kalau dilihat dari atas, dan garis pertanggung
jawaban kalau dilihat dari bawah. Bagan suatu organisasi paling tidak menggambarkan
aspek-aspek penting dari suatu struktur organisasi bisnis, yang secara ringkas dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Tergambar adanya pembagian kerja, setiap kotak memperlihatkan satuan


organisasi bisnis apa yang bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan yang menjadi
porsi bagian yang ada dalam kotak itu.

b. Tergambar adanya posisi manajer dan bawahan, yang menunjukan hubungan


wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan (dalam hal ini antara manajer
dan bawahan)

c. Tergambar adanya tipe pekerjaan yang dilaksanakan, juga tabel dan deskripsi
pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional yang menjadi tanggung jawab yang
berbeda satu dengan yang lain.

d. Tergambar pengelompokan segmen-segmen pekerjaan, atas dasar fungsional,


divisional, atau departementalisasi.

e. Tergambar tingkatan manajemen, dimana suatu bagan tidak hanya menunjukan


manajer dan bawahan, tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen. Dalam kalimat yang
lebih singkat bagan organisasi (organization chart). Daft (2006) menyebutnya
“penggambaran visual dari struktur organisasi”.

xii
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Organisasi bisnis dalam perspektif Islam adalah keseluruhan koordinasi


antar subsistem yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan
usaha yang didasari aturan syari'ah. Organisasi dalam bisnis Islam sangat
dibutuhkan peranannya. Urgensi ini berkaitan erat dengan tujuan dari bisnis
perspektif syari'ah, yang intinya adalah demi kemaslahatan masyarakat.
Organisasi bisnis yang telah ada di Indonesia sejak dulu, yaitu:
a. Badan Usaha/Perusahaan Perseorangan atau Individu, dan
b. Badan Usaha/Perusahaan Persekutuan/Partnership, yang terdiri dari:
1) Firma
2) Persekutuan Komanditer/CV (Commanditaire Vennotschaap)
3) Perseroan Terbatas/PT/Korporasi/Korporat
4) Perusahaan Dagang
5) Persekutuan Perdata

Organisasi bisnis dalam ekonomi Islam menjadi dua tipe, yaitu:


a. Pemilik Tunggal
b. Kerja Sama
Terdiri dari:
1) Mudharabah
2) Syirkah
Syirkah terdiri dari dua jenis, yaitu:
a) Syirkah al-Milk (nobn kontrak)

xiii
b) Syirkah al-'Ugud (sesuai kontrak), yang terdiri dari empat model. yaitu
Mufawadhah, Inan (An'am). Abdan (Sanai), dan Wujuh

xiv

Anda mungkin juga menyukai