Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANFAAT FILSAFAT BISNIS DALAM


PENGEMBANGAN USAHA

Disusun Oleh :

Aisyah Putri Faralia

301303222130011

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JEMBATAN BULAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan hidayah serta rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manfaat Filsafat Bisnis Terhadap
Pengembangan Usaha” dengan tepat waktu.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan dari beberapa pihak seperti para penulis yang saya
jadikan referensi pada tugas ini. Maka dari itu, tidak lupa saya ucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu saya
dalam menyusun makalah ini.

Saya sepenuhnya sadar bahwa terdapat banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa ataupun yang lainnya dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada saya
dan juga saya berharap makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaat yang dapat
berguna untuk pembaca.

21 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Filsafat Bisnis ........................................................................... 3


2.2 Ciri-Ciri Berpikir Filsafat Dalam Bisnis ................................................... 5
2.3 Fungsi Filsafat Bisnis ................................................................................. 6
2.4 Manfaat Filsafat Bisnis Dalam Pengembangan Usaha .............................. 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9


3.2 Saran........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

BAB I

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara etimologis (akar kata), filsafat terdiri dari philo dan sophia, yang
berarti pencinta kebijaksanaan. Orang yang berfilsafat adalah orang yang
mencintai kebijaksanaan, dan berusaha mencarinya di dalam kehidupan.
Kebijaksanaan bukanlah suatu situasi yang sudah jadi, melainkan sebuah proses
yang masih harus dicari. Seorang filsuf bukanlah orang yang bijaksana, tetapi
orang yang berusaha sedikit demi sedikit untuk menjadi bijaksana dalam
hidupnya.

Kebijaksanaan filsafat bukanlah kebijaksanaan yang ada di dalam agama.


Agama mengandaikan iman dalam bentuk kepercayaan pada seperangkat ajaran
tertentu. Sementara filsafat tidak mengandaikan apapun, kecuali kemampuan
manusia untuk menggunakan akal budinya. Kebijaksanaan filsafat adalah
kebijaksanaan rasional, yakni kebijaksanaan berdasarkan akal budi manusia
semata.

Filsafat bisnis adalah cabang filsafat yang hendak menerapkan kebijaksanaan


filsafat di dalam bisnis. Tujuannya adalah supaya bisnis menjadi sarana orang
untuk memperoleh hidup yang berkualitas. Berkualitas disini tidak hanya soal
materi, tetapi juga soal karakter dan kebahagiaan manusia. Di dalamnya banyak
analisis soal kepemimpinan, kreativitas, keterlibatan, pertumbuhan kesadaran, dan
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian bisnis dan filsafat bisnis?


2. Apa saja ciri – ciri berpikir filsafat dalam bisnis?
3. Apa fungsi filsafat bisnis ?

1
4. Bagaimana manfaat filsafat bisnis dalam pengembangan usaha?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;

1. Untuk mengetahui pengertian bisnis dan filsafat bisnis


2. Untuk mengetahui ciri – ciri berpikir filsafat dalam bisnis
3. Untuk mengetahui fungsi filsafat bisnis
4. Untuk mengetahui manfaat filsafat bisnis dalam pengembangan usaha

1.4 Manfaat Penulisan


Tulisan ini dibuat diharapkan dapat memberikan manfaaat kepada para
pembaca terkhusus para pelaku usaha tentang manfaat filsafat bisnis dalam
pengembangan usaha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Bisnis dan Filsafat Bisnis

Bisnis berasal dari kata business dalam bahasa inggris. Menurut kamus Oxford,
terdapat beberapa idiom dari Business, yakni

1. An Activity That Someone Is Engaged;


2. Work That Has To Be Dones Or Matters That Have To Be Attended;
3. The Practice Of Making One’s Living By Engaging In Commerce
4. Trade Considered In Terms Of Its Volume Of Profitability;
5. Commercial House Of Firm.

Sementara itu, terdapat beberapa pengertian dari bisnis. Alma (2006: 21)
mengumpulkan sedikitnya ada tiga pengertian dari bisnis. Pertama, Hughes dan
Kapoor menyatakan bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedua, bisnis adalah
sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi,
transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam
bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa ke konsumen. Ketiga, bisnis
adalah suatu lembaga atau institusi yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.

Dari ketiga definisi di atas, bisnis meliputi dua hal mendasar, yakni kegiatan
dan institusi. Kegiatan berarti mengacu kepada semua tindakan dan aktivitas
manusia, mulai dari pencarian ide, aplikasi ide dalam melakukan bisnis hingga
masalah evaluasi dan monitoring kegiatan bisnis. Sementara institusi mengacu
kepada lembaga-lembaga atau badan-badan usaha yang menjadi sarana dalam
melakukan bisnis, seperti perusahaan, koperasi, industri rumahan, toko, pabrik,
dan sebagainya.

3
Dari kedua pengertian menyangkut filsafat dan bisnis, dapat ditarik simpulan
bahwa yang dimaksud dengan filsafat bisnis adalah perenunganperenungan
mendalam tentang nilai-nilai, perilaku, dan kegunaan dari adanya kegunaan
bisnis, dalam upaya untuk menjadikan hidup menjadi baik dan lebih baik lagi.

Filsafat bisnis adalah seperangkat prinsip dan keyakinan yang dimilik oleh
perusahan atau setiap pelaku usaha [pebisnis] untuk menggerakkan dan
menavigasi perusahaan mencapai kesuksesan. Navigasi atau pandangan dunia ini
berfungsi sebagai blue print untuk operasi keseluruhan bisnis, yang
mempengaruhi visi-misi dan tujuannya. Filsafat bisnis mungkin juga
mencantumkan nilai-nilai perusahaan yang penting bagi pendiri, eksekutif, dan
karyawannya. Filsafat bagi perusahaan mencerminkan nilai-nilai pemimpinnya,
membantu bisnis untuk merasa lebih bersifat personal dan menjunjung tinggi
kolektivitas. Filsafat bisnis bisa juga dipahami sebagai sistem motivasi atau
prinsip-prinsip dasar yang berfungsi sebagai dasar untuk keyakinan atau tindakan
sebuah perusahaan. Mereka yang terlibat dalam manajemen perusahaan mungkin
bertanya-tanya bagaimana definisi ini berhubungan dengan kesuksesan di dunia
bisnis. Manajer dan pemilik perusahaan mungkin terkejut mengetahui bahwa
filosofi yang kuat adalah landasan kesuksesan dalam bisnis.

Secara sistematis, ruang lingkup dari Filsafat Bisnis meliputi aspek ontologi,
epistemologi dan aksiologi dari bisnis. Ontologi meliputi penelaahan tentang apa
yang dikaji oleh bisnis. Hal ini berarti penelaahan tentang isu-isu yang dikaji oleh
bisnis dan hakikat dari isuisu tersebut. Misalnya, tentang manusia sebagai pelaku
bisnis, tentang pasar sebagai institusi bisnis, tentang etika dan sebagainya.
Epistemologi bisnis menelaah tentang cara, metode dalam mencapai atau meraih
atau melakukan suatu kegiatan bisnis. Sementara aksiologi bisnis menyangkut
masalah manfaat apa yang akan diperoleh dari melakukan kegiatan bisnis.
Kemampuan berpikir filsafat bisnis akan menuntun orang agar ia bisa melakukan
bisnis secara baik dan benar. Baik adalah berkaitan dengan bagaimana tujuan-
tujuan dari apa yang ia lakukan dapat dicapai. Sedangkan benar adalah bagaimana
dalam mencapai tujuan-tujuan yang ia targetkan tidak melanggar aturan-aturan
asasi dalam kehidupan. Misalkan masalah kejujuran, keadilan, etika, moral, dan

4
lainnya. sejatinya inti dari kegiatan bisnis itu adalah menciptakan suatu
kebahagiaan dalam hidupnya

1.2 Ciri-Ciri berpikir Filsafat dalam Bisnis

Filsafat adalah kata yang sangat absurd. Meski begitu, filsafat dapat diketahui dari
bagaimana ciri-ciri orang yang sedang berpikir secara filsafatis. Ciri-ciri berpikir
filsafat adalah menyeluruh atau komprehensif, mendalam, rasional, dan sistematis.

1. Cara berpikir komprehensif adalah cara berpikir yang menyeluruh.


Misalnya, seorang pembisnis harus mempertimbangkan berbagai aspek
bisnis yang akan ia geluti. Seperti kalkulasi untung-rugi, kekuatan-
kelemahan dirinya, peluang dan tantangan yang ada.
2. Cara berpikir mendalam adalah cara berpikir yang mau memahami sesuatu
secara detail atau serinci mungkin. Misalnya, seorang pembisnis yang akan
mempekerjakan perempuan dalam usahanya. Terlebih dahulu ia akan
menanyakan status perempuan itu. Kalau perempuan itu sudah menikah
dan memunyai anak, siapa yang akan mengurus anaknya, bagaimana
perempuan tersebut akan membagi waktu antara pekerjaan di kantor atau
di pabrik dengan pekerjaan di rumahnya. Menanyakan hal-hal tersebut
bukan berarti pembisnis itu ingin mendiskreditkan kemampuan perempuan
dalam bekerja di luar rumah. Akan tetapi, justru keinginan untuk tidak
mengganggu pekerjaan utama perempuan yang akan menjadi karyawannya
tersebut. Dengan demikian, pembisnis itu akan mampu memprediksi hal-
hal apa yang dibutuhkan oleh karyawati, sehingga ia akan nyaman bekerja
di bawah naungan sang pembisnis. Misalnya, kebutuhan akan cuti hamil,
kebutuhan pulang sebelum pukul lima, dan sebagainya.
3. Cara berpikir sistematis adalah cara berpikir yang runtut, bertahap, di
mana seorang pembisnis harus memikirkan secara bertahap supaya
bisnisnya berjalan dengan baik. Misalnya, sebelum melaksanakan bisnis,
ia harus melakukan riset, perencanaan bisnis, persiapan sumber daya yang
ada baik sumber daya manusia, keuangan, bahan baku, dan lainnya.
4. Cara berpikir rasional adalah cara berpikir yang masuk akal. Jadi kegiatan
bisnis haruslah hal-hal yang dapat menjawab persoalan-persoalan hidup.

5
Misalnya, berkaitan dengan kebutuhan akan makan, minum, perumahan,
dan sebagainya. Berbagai kebutuhan tersebut mampu dipenuhi dengan
kegiatan-kegiatan bisnis. Kemampuan berpikir seperti ini akan menuntun
orang agar ia bisa melakukan bisnis secara baik dan benar. Baik adalah hal
yang berkaitan dengan bagaimana tujuan-tujuan dari apa yang ia lakukan
dapat dicapai. Sedangkan benar adalah bagaimana dalam mencapai tujuan-
tujuan yang ia targetkan tidak melanggar aturan-aturan asasi dalam
kehidupan. Misalkan masalah kejujuran, keadilan, etika, moral, dan
lainnya.

1.3 Fungsi Filsafat Bisnis

Cara berpikir dan bertindak secara filsafatis sangat penting dalam bisnis.
Pemikiran filsafat yang mendalam, komprehensif, dan rasional sangat sesuai
dengan karakteristik bisnis yang penuh dengan risiko. Sedikitnya, terdapat tiga
fungsi filsafat dalam bisnis.

1. Membangun ruh bisnis


Bisnis harus memiliki ruh. Ruh berkaitan dengan hidup dan kehidupan.
Bisnis yang memiliki ruh akan senantiasa tumbuh dan berkembang, inilah
arti dari hidup. Yang dimaksud dengan ruh bisnis adalah nilai-nilai luhur
dalam kehidupan. Seperti kejujuran, keadilan, kebaikan, kebenaran, etika
yang harus dikembangkan dalam bisnis. Tanpa nilai-nilai dasar tersebut,
bisnis, akan kehilangan arah dan tujuan yang sebenarnya, serta
kemungkinan bisnis yang digeluti akan hancur sebelum waktunya.
Filsafat berfungsi memberikan ruh dalam aktivitas bisnis. Upaya
pemikiran mendalam tentang hakikat kehidupan akan mengantarkan
seorang pembisnis yang berpikir filsafat menemukan nilai-nilai tersebut di
atas, dan dengan nilai tersebut ia membangun dan mengembangkan
bisnisnya.
2. Membangun kesadaran dalam bisnis
Kesadaran berkaitan dengan dunia pengetahuan dan dunia rasa. Peran dan
fungsi filsafat ini memberikan kualitas akan pengetahuan dan olah rasa
manusia dalam melakukan bisnis. Seorang pembisnis yang memiliki

6
nilainilai filsafatis dalam kinerjanya tidak akan sekedar mengejar
keuntungan semata. Tetapi ia akan mengolah bisnisnya dengan penuh
perasaan seperti layaknya seorang pelukis yang mencoretkan warna-warna
dengan kuasnya di atas kanvas.
3. Membangin bisnis berkelanjutan
Seorang pebisnis yang memiliki daya pikir filsafatis tidak akan kesal
apalagi sampai putus asa menghadapi kondisi bisnis yang menjengahkan
seperti itu. Dengan sabar ia akan terus memelihara bisnisnya. Ia akan
pelajari titik-titik permasalahan yang membuat bisnisnya terpuruk dan sulit
berkembang. Ia akan mengurai satu per satu permasalahan yang dihadapi
untuk selanjutnya diselesaikan dengan sabar. Mungkin ia harus
menghadapi suatu kondisi yang memaksa dirinya menutup bisnis yang
digeluti, tapi bukan berarti keputusan itu adalah akhir dari upayanya dalam
memelihara bisnis. Ia akan memulai bisnis lagi dari awal dan belajar dari
kesalahan-kesalahan sebelumnya. Tujuannya bukan sekedar mencari
keuntungan semata dan sesaat. Namun, membangun bisnis yang
berkesinambungan, yang terus bertahan hidup meski berbagai tantangan
menghadapi jalan bisnis yang ia lakukan. Membangun bisnis yang
berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Salah satu upayanya adalah
dengan membangun kesadaran dan ruh bisnis seperti paparan sebelumnya.
Karenanya, melatih daya pikir filsafatis merupakan hal yang penting
dalam membangun bisnis berkelanjutan.

3.3 Manfaat Fisafat Bisnis Terhadap Pengembangan Usaha

Di dalam tinjauan filsafat bisnis, bisnis tidak hanya soal untung, tetapi soal
meningkatkan kualitas hidup manusia. Bisnis juga merupakan pembentukan
karakter, baik karakter produsen, distributor, ataupun konsumen. Jika semua itu
sudah dilakukan, maka keuntungan akan datang. Ingatlah bahwa keuntungan
merupakan akibat sampingan dari produk yang bermakna untuk konsumen
(melalui manajemen mansuia yang tepat), dan bukan tujuan tertinggi di dalam
bisnis, apalagi tujuan satu-satunya.

7
Semua ini bisa terjadi, jika dunia bisnis Indonesia mengadopsi paradigma
compassionate business. Di dalam paradigma ini, bisnis akan sungguh membuat
dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang. Bisnis tidak lagi menjadi
ajang pemuasan kerakusan semata, terutama kerakusan para pemilik modal
raksasa. Bisnis bisa menjadi ujung tombak perubahan ke arah masyarakat yang
lebih adil dan sejahtera.

Fillsafat bisnis ini diperlukan terhadap pengembangan suatu usaha karena di


dalam cabang ilmu filsafat, filsafat sendiri terbagi menjadi 3 cabang yaitu
ontologi, epistemelogi dan aksiologi. Dalam cabang epistemologi kita belajar
tentang ilmu pengetahuan dan mengkaji suatu pengetahuan. Di dalam dunia bisnis
semua pengetahuan itu bisa saja jadi sumber atau ide bisnis maka dari itu semakin
banyak seseorang belajar akan sesuatu hal atau semakin sering kita mengkaji
tentang sesuatu objek maka semakin banyak pula ide atau sumber bisnis yang bisa
di dapatkan. Belajar filsafat juga bisa mengajarkan seseorang tentang menilai
suatu objek, dalam cabang aksiologi akan dipelajari tentang teori nilai suatu objek
baik itu benda maupun manusia itu sendiri. Hal ini sangat membantu untuk
mengetahui dengan mudah tentang mana yang baik dan mana yang tidak menurut
masyarakat karena bagi seorang enterpreneur masyarakat merupakan rekan bisnis
yang sangat besar pengaruhnya bagi kelangsungan bisnis nantinya. Dengan
belajar tentang teori akan nilai maka dapat mengetahui dengan baik bagaimana
harusnya terlihat agar bisa mendapat penilaian yang baik bagi mitra nantinya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat bisnis adalah seperangkat prinsip dan keyakinan yang dimilik
oleh perusahan atau setiap pelaku usaha [pebisnis] untuk menggerakkan
dan menavigasi perusahaan mencapai kesuksesan. Secara sistematis, ruang
lingkup dari Filsafat Bisnis meliputi aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi dari bisnis. Ontologi meliputi penelaahan tentang apa yang dikaji
oleh bisnis. Hal ini berarti penelaahan tentang isu-isu yang dikaji oleh
bisnis dan hakikat dari isuisu tersebut. Epistemologi bisnis menelaah
tentang cara, metode dalam mencapai atau meraih atau melakukan suatu
kegiatan bisnis. Sementara aksiologi bisnis menyangkut masalah manfaat
apa yang akan diperoleh dari melakukan kegiatan bisnis.

3.2 Saran
Setelah pembahasan penulisan ini, sebaiknya pembaca lebih menggali
informasi lagi mengenai bagaimana manfaat filsafat dalam pengembangan
usaha referensi referensi yang terpercaya lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Raharja, Sam’un.Modul 1 Filsafat Bisnis - Konsep Dasar Filsafat Bisnis.

Thahir, Lukman S.2020.Filsafat Bisnis Kiat Sukses Membangun Bisnis Anda.


Ladang Kata:YOGYAKARTA

Wattimena, Reza A.A.2011. Filsafat Bisnis. Diakses pada 21 November 2022 dari
https://rumahfilsafat.com/2011/05/02/filsafat-bisnis/

10

Anda mungkin juga menyukai