Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENERAPAN FUNGSI NON LINEAR DALAM EKONOMI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi

Dosen Pengampu Indrie Noor Aini, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 10

Anka Lubnaa S.A (1810631050101)


Aulia Intan Puspitasari (1810631050106)
Diaz Firyal Afifah (1810631050078)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Penerapan Fungsi Non
Linear dalam Ekonomi". Penulis berterima kasih kepada ibu Indrie Noor Aini, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Matematika Ekonomi yang memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penerapan matematika dalam ekonomi. Penulis juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan, dan memohon kritik dan saran yang membangun.

Karawang, 23 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
Pendahuluan......................................................................................................................1
Latar belakang Masalah.................................................................................................1
Rumusan masalah..........................................................................................................1
Tujuan Rumusan masalah..............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
Pembahasan.......................................................................................................................2
Fungsi Biaya..................................................................................................................2
Fungsi Penerimaan.........................................................................................................3
Fungsi Laba....................................................................................................................5
Fungsi Pendapatan.........................................................................................................6
Fungsi Konsumsi...........................................................................................................7
Fungsi Tabungan............................................................................................................7
Fungsi Pendapatan Disposabel......................................................................................7
Fungsi Pajak...................................................................................................................7
Fungsi Investasi.............................................................................................................7
Fungsi Impor..................................................................................................................7
Fungsi Ekspor................................................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
Penutup..............................................................................................................................8
Kesimpulan :..................................................................................................................8
Saran :............................................................................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Matematika ekonomi merupakan cabang ilmu matematika yang khusus membahas


penerapan ilmu matematika dalam bidang ekonomi. Matematika ekonomi digunakan untuk
pendekatan dalam analisa ekonomi dengan menggunakan simbol-simbol matematis yang
dinyatakan dalam suatu permasalahan ekonomi, salah satunya adalah membahas tentang fungsi
non linier. Fungsi non linier dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada
kaitannya dengan ekonomi, yakni teori ekonomi mikro.

Dalam teori ekonomi mikro, terdapat berbagai macam fungsi. Fungsi-fungsi yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah fungsi non linier. Jadi, fungsi non linier dapat diterapkan
dalam penghitungan biaya, penerimaan, laba, pendapatan, konsumsi, tabungan, pendapatan
disposabel, pajak, investasi, dan ekspor-impor. Untuk megetahui lebih jauh tentang penerapan
fungsi non linier dapat diterapkan dalam penghitungan biaya, penerimaan, laba, pendapatan,
konsumsi, tabungan, pendapatan disposabel, pajak, investasi, dan ekspor-impor maka disusunlah
makalah ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan beberapa masalah yang nantinya
akan dibahas pada BAB II. Rumusan masalah tersebut antara lain:

a. Bagaimana fungsi biaya itu?

b. Bagaimana fungsi penerimaan itu?

c. Bagaimana fungsi laba itu?

d. Bagaimana fungsi pendapatan itu?

e. Bagaimana fungsi konsumsi itu?

f. Bagaimana fungsi tabungan itu?

g. Bagaimana fungsi pendapatan disposabel itu?

h. Bagaimana fungsi pajak itu?

i. Bagaimana fungsi investasi itu?


j. Bagaimana fungsi impor itu?

k. Bagaimana fungsi ekspor itu?

1.3. TUJUAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :

Mengetahui dan memahami tentang fungsi biaya.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi penerimaan.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi laba.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi pendapatan.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi konsumsi.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi tabungan.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi pendapatan disposabel.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi pajak.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi investasi.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi impor.

Mengetahui dan memahami tentang fungsi ekspor.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Fungsi Biaya

Biaya total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam
operasi bisnisnya yang terdiri atas biaya tetap (fixed cost/FC) dan biaya tidak tetap (variabel
cost/VC).

 Sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan, biaya tetap
merupakan sebuah konstanta. Meliputi: Sewa gedung, pinjaman bank, biaya iklan, biaya gaji
direktur, dan manajemen.

 Sifat biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan (Q). Semakin banyak
jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara matematik,
biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan. Meliputi: Biaya bahan
baku, gaji pekerja (bagian produksi), penggunaan listrik (listrik untuk produksi), biaya
pengiriman, biaya pengemasan, dll.

FC = k
VC = f(Q) = vQ
C g(Q) = FC + VC = k + vQ

Keterangan ;
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
C = Biaya Total
k = Konstanta
V = Lereng kurva VC dan kurva C

Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:

a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)

Biaya total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel.

TC = TFC + TVC

b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2
(dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula.

Biaya variabel yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
faktor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja, pembelian bahan baku,
bahan penolong dll

c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap
dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya tetap yaitu keseluruhan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat tetap.
Contoh: pembelian mesin, bangunan dll

d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = ATC)

Biaya total rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.

ATC = AVC + AF

e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)

Biaya variable rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit
output.
AVC = TVC / Q

f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)

Biaya tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output

AFC = TFC / Q

g. Biaya Marginal

Biaya marginal per unit output (MC) adalah perubahan biaya total yang  berkaitan
dengan perubahan satu unit dari input.

Rumus :

1. C = AC x Q  atau C = FC + VC

2. FC = AFC X Q

3. VC = AVC  X Q

Contoh Soal :

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya
variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya
totalnya! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit
barang?

Jawab :
FC = 20.000
VC = 100 Q
C = FC + VC → C = 20.000 +  100 Q
Jika Q = 500, C = 20.000 + 100(500) = 70.000
Kurva:

2. Fungsi Penerimaan

Penerimaan perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah
barang yang terjual atau dihasilkan.
Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual
per unit barang tersebut.

Penerimaan umumnya bersifat linier, karena tidak ada alasan mengapa penerimaan
menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun karena produksi meningkat
(teori penawaran).

            Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali jumlah
barang dengan harga barang per unit. Seperti halnyadalam konsep biaya, dalam konsep
penerimaan pun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan marjinal (marjinal
revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang
yang dihasilkan atau terjual.

Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue
atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima
dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue
dirumuskan sebagai berikut:
R = Q x P = f(Q)

Keterangan:

R = Penerimaan Total
Q = Banyaknya (unit)
P = Harga/unit

a. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue = AR)


Penerimaan rata-rata yaitu penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasil
bagi penerimaan total terhadap jumlah barang.

AR = TR/Q

Keterangan:

AR = Average Revenue
TR = Penerimaan Total
Q = Produksi

b. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue = MR)


Penerimaan Marginal yaitu tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan produksi,
dirumuskan

MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR

Keterangan:

MR = Marginal Revenue
∆TR = Tambahan penerimaan
∆Q = Tambahan Produksi

Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC)  dapat diketahui beberapa
kemungkinan diantaranya :

TR > TC  = Keadaan untung / laba

TR = TC  = Keadaan Break Even Point

TR < TC  = Keadaan rugi


Contoh Soal:

Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200.000 per unit. Tunjukkan
persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual
barang sebanyak 350 unit ?

Jawab :
R=QxP
R = Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350)  = 70.000
Kurva:

3. Analisis Pulang Pokok

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis
jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = C artinya perusahaan
tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini
ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Apa perbedaan dari penerimaan, pendapatan, dan keuntungan itu? Dengan diketahui
penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya total (C) yang dikeluarkan, dapatlah dianalisis
keuntungan atau kerugiannya.

Ingat rumus: R = P X Q dan π = R – C

π=(PXQ)–C
π=R–C

Jadi jika: R > C  Untung

R < C  Rugi

R = C  BEP

Contoh 1:

Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100
Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan mengalami
pulang pokok? apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit? Apa yang terjadi jika
berproduksi 300 unit? Sertai dengan ilustrasi gambar.

Jawab ;
Diketahui :

C  =  20.000 + 100Q
R =  200Q
Syarat Pulang Pokok
R  =  C
200Q =  20.000 + 100Q
100Q =  20.000
Q =  200
Jadi pada tingkat produksi 200 unit dicapai keadaan pulang pokok

Jika Q = 150, maka


π=R–C
= 200Q  – ( 20.000 + 100Q)
= 200 Q – 20.000 – 100 Q
= 100 Q – 20.000
= 100(150) – 20.000
= -5.000
Jadi, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 5.000,-

Jika Q = 300, maka


π=R–C
= 200Q  – ( 20.000 + 100Q)
= 200 Q – 20.000 – 100 Q
= 100 Q – 20.000
= 100(300) – 20.000
= 10.000
Jadi, perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp. 10.000,-

4. Fungsi Pendapatan

Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan


(pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan
konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi
dilambangkan dengan I. Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat
dirumuskan sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi perseorangan


b. Ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha

Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I = investment/investasi

Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah.
Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

1) MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah angka perbandingan antara besarnya


perubahan konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional, sehingga dapat dirumuskan:

Keterangan:
ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau perubahan konsumsi
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

Wawasan Ekonomi
Salah satu indikator peningkatan kesejahteraan adalah perubahan pola konsumsi penduduk.
Menurut hukum ekonomi bila selera tidak berbeda maka persentase pengeluaran untuk
makanan akan menurun seiring dengan meningkatnya pendapatan.

Perkembangan Pendapatanmdan konsumsi


(belanja) negara dari tahun 2002–2007
(dalam triliun rupiah)
2) MPS (Marginal Propencity to Sav) eadalah perbandingan antara bertambahnya tabungan
dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
ΔS = Selisih tabungan atau tambahan tabungan atau perubahan tabungan
ΔY = Selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

5. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan
pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear
sebagai berikut.

Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:


- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous
consumptio(nk onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.

Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata.
APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional
(C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).

Bila ditulis dengan rumus adalah:


Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point
(BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah
tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk
konsumsi, yang dapat dirumuskan:

Keterangan:
C : fungsi konsumsi
S : fungsi tabungan

Contoh:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.
a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi per tahun
Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi per tahun
Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.

Tentukan:
a. Fungsi konsumsi.
b. Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even Point).

Jawab:
a. Mencari fungsi konsumsi

Maka besarnya:
a = (APC – MPC) Y
a = (0,95 – 0,75) 1.000 miliar
a = 0,20 × 1.000 miliar
a = 200 miliar

Jadi, fungsi konsumsinya C = a + bY atau C = 200 miliar + 0,75 Y.

a. Besarnya titik keseimbangan BEP


Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan di mana besarnya pendapatan sama
dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, atau dapat dikatakan Y = C atau Y – C = 0.

Perhitungannya adalah:
Y–C=0
Y – (200 miliar + 0,75 Y) = 0
Y – 0,75 Y – 200 miliar = 0
0,25 Y = 200 miliar
Y = 800 miliar

Jadi, besarnya BEP adalah Rp 800 miliar.

6. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan
pendapatan (Y). Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai
berikut.

Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y

Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.

sedangkan

Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu:


- nilai a = harus negatif
- nilai 1 – b = harus positif

Keterangan:
S = tingkat tabungan nasional
1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan

Contoh 2:
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi tabungan dapat ditentukan sebagai
berikut.
S = -200 milyar + (1 – 0,75) Y
S = -200 milyar + 0,25 Y
Adapun besarnya 0,25 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus MPS berikut.
a. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu harus kamu
tentukan bahwa sumbu tegak menunjukkan sumbu C dan S (sumbu konsumsi dan tabungan),
sedangkan sumbu datar menunjukkan sumbu Y (sumbu pendapatan).

Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yaitu
sebagai berikut.

a. Grafik fungsi konsumsi dimulai dari titik a (konsumsi otonom).


b. Grafik fungsi tabungan dimulai dari titik -a.
c. Kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus dan memotong titik BEP, baik titik BEP
yang berada di atas maupun titik BEP yang berada di bawah.

Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan fungsi tabungan pada Contoh 2, akan
tampak grafik pada Gambar berikut.
7. Fungsi Pendapatan Disposabel

Fungsi Pendapatan Disposabel adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat, tidak termasuk di dalamnya pendapatan pemerintah seperti: pajak,
cukai, dsb.

Disposable income adalah hasil pengurangan antara personal income (pendapatan


pribadi) dengan pajak langsung. Yang dimaksud dengan pajak langsung adalah pajak bumi dan
bangunan (PBB), pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Disposable income adalah
jumlah pendapatan yang bisa digunakan untuk ditabung dan membiayai keperluan sehari-hari.

Disposable income menjadi aspek yang sangat penting untuk mengatur keuangan pribadi
dan keluarga karena merupakan pendapatan bersih yang diterima seseorang setiap bulannya.
Bagaimana disposable income digunakan, apakah seluruhnya untuk ditabung, dihabiskan untuk
keperluan sehari-hari, atau untuk berinvestasi sepenuhnya tergantung bagaimana cara seseorang
mengaturnya.

Cara Menghitung Disposable Income :

Disposable Income = Pendapatan Tahunan Kotor – (Pajak Langsung + Pengurangan Lainnya)

Keterangan:

Disposable income: Sisa pendapatan setelah dikurangi pajak dan tanggungan lainnya
Pendapatan tahunan kotor: Jumlah pendapatan yang diterima dalam satu tahun
Pajak langsung & pengurangan lainnya: Pajak yang wajib dibayarkan setiap tahunnya seperti
pajak bumi dan bangunan serta pajak kendaraan bermotor.
Persamaan Pendapatan Disposibel

 Jika tidak ada pajak maupun pembayaran transfer:


Yd = Y
Yd = Pendapatan disposibel; Y = Pendapatan nasional
 Jika ada pajak tetapi tidak ada pembayaran transfer:
Yd = Y – Tx
Tx = Pajak
 Jika tidak ada pajak tetapi ada pembayaran transfer:
Yd = Y + Tr
Tr = Pembayaran transfer
 Jika ada pajak dan ada pembayaran transfer:
Yd = Y – Tx + Tr
 S = Yd – C
S = Tabungan; C = Konsumsi

Contoh :
Jika diketahui C = 30 + 0,8Yd; Tx = 16, Tr = 6. Berapa C dan S pada Y = 200?

Jawab:
C = 30 + 0,8 (Y – Tx + Tr)
C = 30 + 0,8 (200 – 16 + 6)
C = 30 + 0,8 (190)
C = 182

S = Yd – C
S = 190 – 182
S=8

8. Fungsi Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga
dapat dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif
untuk mencapai kesejahteraan umum.
1. Pajak Otonom (T 0), yaitu pajak yang tidak terkait dengan pendapatan.
T 1=T 0
2. Pajak yang terkait dengan pendapatan.
T 2=tY
t = Proporsi pajak terhadap pendapatan.
T = T 1+T 2
T = T 0+ tY
T = Pajak

Contoh :
Ariana adalah seorang pekerja yang menerima gaji sebesar Rp5.000.000,00 per bulan dan
dikenakan pajak sebesar 11% tiap bulan. Setiap bulan, pemerintah memungut pajak dari
masyarakat sebesar Rp1.444.555,00. Maka, berapa pajak yang diterima pemenrintah?
Diketahui :
Y = 5.000.000
t = 11%
T 0 = 1.444.555

Ditanya :
T=?

Jawab :
T = T 0 + tY
T = Rp 1.444.555 + 11%(5.000.000)
T = Rp 1.444.555 + Rp 550.000
T = Rp 1.994.555

Analisis:
Jadi, dengan gaji Ariana yang sebesar Rp5.000.000 per bulan yang dikenakan pajak sebesar 11%
ditambah dengan pajak rutin setiap bulan sebesar Rp1.444.555, maka pajak yang diterima
pemerintah (T 0) sebesar Rp 1.994.555.

9. Fungsi Investasi
Investasi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta tidak terlepas oleh adanya
pengaruh bunga (interest). Sebagai contoh dapat kita bandingkan antara keadaan perekonomian
negara Indonesia, sebelum dan sesudah krisis berjalan. Saat sebelum krisis, bunga pinjaman
dapat dikatakan relatif rendah, sehingga roda perekonomian berjalan lancar. Berarti dapat
disimpulkan bahwa apabila tingkat bunga tinggi, akan mengakibatkan tingkat investasi
berkurang. Permintaan investasi yang dipengaruhi oleh suku bunga dapat dirumuskan sebagai
berikut:

I = I 0− pi

I = Investasi
I 0 = Investasi Otonom
p = Proporsi investasi (I) terhadap interest (i)
i = tingkat bunga (interest)

Contoh :
Pemerintah daerah ingin melakukan penanaman modal sebagai investasi pada proyek dengan
bekerja sama dengan pihak swasta dengan investasi tetap dengan fungsi konsumsi sebesar I =
145 - 355i. Berapakah total investasi proyek tersebut jika besarnya pinjaman dengan suku bunga
12% per tahun?

Diketahui:
I = 145 - 355i
i = 12%

Ditanya:
I=?

Jawab:
I = I 0 – pi
I = 145 - 355(12%)
I = 145 – 42,6
I = 102,4

Analisis:
Jadi, besarnya investasi pada saat permintaan akan investasi sebesar 145-355i dan tingkat bunga
sebesar 12% adalah 102.4
10. Fungsi Impor
Untuk menjalankan roda perekonomian, tentu saja pemerintah harus melakukan kegiatan
ekonominya tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga melakukan kegiatan usaha dengan
pihak luar negeri. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin cenderung untuk
mengonsumsi barang luar negeri sehingga nilai import semakin besar.

M = M 0 +mY

Keterangan :
Y = Pendapatan
m = Marginal Property to Import
M = Nilai impor
M 0 = Impor otonom

Contoh :
Impor otonom di negara Turki tahun 2014 sebesar 6116. Perubahan importnya sebesar 0,5.
Tentukan besarnya import di Turki jika pendapatan nasional pada tahun 2014 sebesar 1415!

Diketahui :
M 0 = 6116
m = 0,5
Y = 1415

Ditanya :
M=?

Jawab:
M = M 0+ mY
M = 6116 + 0,5(1415)
M = 6.823,5

Analisis:
Jadi, fungsi import pada negara Turki sebesar 6.823,5

11. Fungsi Ekspor


Fungsi belanja ekspor adalah hubungan jumlah belanja ekspor (oleh eksportir) dengan
tingkat pendapatan riil atau Produk Domestik Bruto luar negeri (GDB or real time) dan tingkat
pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode waktu
tertentu.

Bentuk persamaan linear


X = X 0−X 1 R

X = Jumlah belanja ekspor


Y* = Tingkat pendapata riil luar negeri
R = Tingkat pertukaran mata uang
X 0 = Faktor yang mempengaruhi belanja ekspor
X 1 = Koefisien yang sesuai dengan tingkat pertukaran mata uang
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi non linier dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang
berhubungan dengan biaya, penerimaan, laba, pendapatan, konsumsi, tabungan, pendapatan
disposabel, pajak, investasi, dan ekspor-impor dengan rumus-rumus yang sudah ditetapkan
sehingga dapat dicari penyelesaiannya.

3.2. SARAN

Untuk pengembangan lebih lanjut, kami menyarankan agar pembaca lebih memahami
tentang penerapan fungsi non linier dalam menyelesaikan masalah ekonomi yang berhubungan
dengan biaya, penerimaan, laba, pendapatan, konsumsi, tabungan, pendapatan disposabel, pajak,
investasi, dan ekspor-impor.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

academia.edu. Pengertian Pendapatan Disposabel. Diakses pada 8 Maret 2020, dari


https://www.academia.edu/4900760/Pengertian_Pendapatan_Disposabel_

slideplayer.info. Pendapat Nasional dan Pendapat Disposabel. Diakses pada 8 Maret 2020, dari
https://slideplayer.info/slide/12276512/

simulasikredit.com. Apa itu Disposable Income?. Diakses pada 8 Maret 2020, dari
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-disposable-income/

academia.edu. Fungsi Linear 2. Diakses pada 8 Maret 2020, dari


https://www.academia.edu/20286697/ARYSTI_SAFIRA_W_2EB21_FUNGSI_LINEAR_2

Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. 1999. BPFE. Yogyakarta.

Kalangi. Josep. Matematika Ekonomi dan Bisnis. 2002. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai