Anda di halaman 1dari 4

Nama: Mely Sabeth

Nim: P07226120018

Mata Kuliah: Bahasa Inggris

Program Jurusan: Promosi Kesehatan

Health, disease and illness: the voice of authority

Pada bab 1 sebelumnya telah membahas tentang definisi penyakit dan di bab 2 akan kembali membahas
tentang penyakit yang lebigh terperici lagi yang difokuskan pada model dipekerjakan oleh para
profesional kesehatan Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi untaian pemikiran yang telah
berkontribusi pada pemahaman orang yang bekerja di bidang kesehatan promosi daripada memilih satu
model terbaik

Membedakan kesehatan dari penyakit dan kesakitan


ada 4 aspek yang mempenagruhi kesehatan dan penyakit setiap individu menurut Bulfils (2010)
• perilaku kesehatan individu: prilaku seseorang dalam mempertahankan kesehatannya menjadi satu hal
yang penting dan masalah dalam menghadapinya. Prilaku atau sikap seseorang dapat menentukan
keehatan yang akan diperolehnya, mengacu pada gaya hidup serta prilaku. Setiap individu mempunyai
cara untuk mempertahankan ksehatannya masing-masing yang menjadi pertanyaannya adalah prilaku atau
sikap yang dilakukan apakah sudah benar karena yang diakatankan sehat juga berasal dari bagaimana
prilaku itu memperlakukan kesehatan misalya prilaku gaya hidup sehat dengan cara berolahraga ketika
seseorang berolahraga tetapi asupan energy yang dibutuhkan kurang akan menimbulkan penyakit atau
masalah kesehatan lainnya. Itu adalah cara sehat yang salah dalam memperpertahankan kesehatan. Ketika
ingin melakukan prilaku hidup sehat sebaiknya memperhatikan cara-cara yang telah dianjurkan.
• atribut dan keadaan tingkat individu: keadaan individu dalam mempengaruhi masalah kesehatan dimana
individu tersebut telah mengalami masalah kesehatan artinya masalah tersebut turunan dari gen dalam hal
ini penyakit mejadi suatu generasi ke generasi. Ada satu cara untuk menghilangkan masalah tersebut yaitu
dengan cara teliti dalam mencari pasangan. Hal ini menjadi masalah ketika seseorang tidak
memperhatikannya. Pada zaman kerajaan mereka cenderung menikah dengan sesama saudara ini untuk
mempertahankan tingkt kerajaan yang dimiliki mereka tidak memikirkan ada sesuatu yang lebih
berbahaya daripada kekuasaan hal ini yang akan menyebabkan masalah kesehatan generasi tidak akan
terselesaikan bahkan kan menimbulkn masalah lainnya yang berbahaya. Penelitian ini telah diamati dan
diteliti sejak zaman dahulu bahkan dalam kitab suci pun telah dijeaskan tidak diperkenankan menikah
dalam hubungan keluarga.
• lingkungan material dan distribusi sumber daya: lingkungan pun kembali menjadi suatu masalah juga
dari linhkungan seseorang hidup tetapi ketika masalah kesehatan ada dalam lingkungan tersebut akan
menyebabkan masalah lingkungan seperti yang berada dalam lingkungan yang dalam masalah kesehatan
air itu akan menyebabkan penyakit diare,kolera, dan demam berdarah ketiga penyakit ini yang
berhubugan dengan kesehatan air yang jika tidak ditangani akan menjadi kejadian luar biasa dalam sautu
tempat. Lalu yang berhbungan dengan pencemaran udara contohnya pembangunan pabrik dan
pertambangan di permukiman warga akan menyebabkan masalah kesehatan paru-paru pada masyarakat
yang tinggal di daerah tersebut perlu penangan dalam masalah ini tetapi hingga sekarang belum ada
penanganan yang optimal hanya menanggulangi saja
• hubungan sosial dan subjektivitas: hubungan ini sesame makluk baik itu hewan ataupun manusia yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan dimulai dari manusia yang sekarang pada masa saat ini terjadi
kejadian luar biasa pada dunia sekarang yang dinamakan bencana covid-19 melanda seluruh dunia. Ini
adalah kali pertama dunia mengalami kejadian seperti ini akibat mutasi gen yang salah dibalik kejadian
ini ada hikmah yang didapat yaitu lebih menghargai kehidupan dan tidak menyia-yiakannya lalu lebih
menjaga kesehatan dan terutama antibody tubuh tetapi ketika seseoarng mempunyai antibody yang baik
dia akan bertahan dan menyebabkan antibody baru yang lebih kuat lagi tidak dipungkuri hal ini akan
terjadi lagi suatu saat lagi dan bahkan akan semakin kuat,dalam hal ini telah dipikirkan terlebih dahulu
jadi pemerintah telah menyiapakan vaksin yang baru yang disatu padukan agar menjadi kuat hal ini
pastinya akan ditelit terlebih dahulu sebelum diberikan ke masayarakat. Lalu yang berasal dari hewan
misalnya flu burung yang disebabkan oleh unggas tidak unggas saja yang mengalaminya ketika telah
melewati batas bahkan pemiiknya pun akan terkena jika tidak dimusnahkan

Definisi awam dan professional penyakit dan penyakit


Keyakinan awam tentang kesehatan dan penyakit sering kali dipertentangkan pengetahuan biomedis
Foster dan Anderson (1978) membagi etiologi penyakit menjadi dua yaitu : etiologi personalistik dan
etiologi naturalistik. Dalam etiologi personalistik keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya campur
tangan agen seperti makhluk halus, jin, hantu dan roh tertentu. Seseorang jatuh sakit akibat usaha orang
lain ( dukun ) yang menjadikan dirinya sebagai sasaran agen tersebut. Konsep etiologi naturalistik
berpandangan bahwa sakit adalah akibat gangguan sistem dalam tubuh manusia atau antara tubuh
manusia dengan lingkungannya. Teori Suchman memberikan batasan perilaku sakit sebagai tindakan
untuk menghilangkan rasa tidak enak ( discomfort ) atau rasa sakit sebagai dari timbulnya gejala tertentu.
Suchman melihat pola perilaku sakit dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi pasien dan petugas kesehatan.
Menurut Suchman terdapat lima macam reaksi dalam proses mencari pengobatan, yaitu Shopping, adalah
proses mencari alternatif sumber pengobatan. Fragmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa
fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. Procrastination adalah proses penundaan pencarian
pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan. Self medication adalah pengobatan sendiri
dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat yagn dinilainya tepat baginya. Discontinuity adalah
penghentian proses pengobatan.
Ahli antropologi kesehatan melihat bahwa perilaku sakit seseorang mengacu pada etiologi atau sebab dari
penyakit itu sendiri. Masyarakat yang relatif lebih sederhana seperti di pedesaan Indonesia, orang
cenderung menganut etiologi personalistik, sehingga masyarakat akan pergi ke dukun/orang pintar.
Sedang di daerah perkotaan sebaliknya, terdapat kecenderungan terhadap etiologi naturalistik. Bila
masyarakat meyakini bahwa mereka terserang suatu penyakit akibat virus atau kuman maka dia akan
pergi ke dokter. Dalam berbagai laporan penelitian antropologi, yang ditulis oleh Sinuraya( 1988 ) dapat
ditemukan bahwa etiologi penyakit yang personalistik dan naturalistik dapat berlaku dalam masyarakat
urban ( perkotaan ) dan rural ( pedesaan ) sekaligus.
Koentjaraningrat ( 1984  ) menyatakan bahwa pada masyarakat Jawa ada beberapa teori tradisional
mengenai penyakit yang diyakini mereka disebabkan oleh faktor personalistik dan sekaligus naturalistik
( Sianipar, Alwisol dan Yusuf, 1992 ), sehingga yang tampak  pertama-tama masyarakat akan pergi ke
dokter. Bila penyakitnya tidak berkurang juga maka dia akan pergi ke dukun. 
 
Implikasi untuk terapi hubungan
Perubahan dalam masyarakat, termasuk pengaruh awam dan kepercayaan profesionaltentang kesehatan,
penyakit dan penyakit, telah membentuk penelitian ilmu sosial menjadi hubungan terapeutik. Saat topik
pertama kali diperiksa di tengah abad ke-20, pasien serta perawat dan profesional kesehatan lainnya
menerima struktur hierarki yang menempatkan dokter di puncaknya.
Diskusi yang sebagian besar bersifat historis ini didasarkan pada dokter / hubungan sabar dan belum
mempertimbangkan tiga pengaruh utama itu dapat mengubah hubungan terapeutik secara signifikan di
masa depan. Mengubur (1997) mengidentifikasi ini sebagai:
• demografi populasi yang menua dan meningkatnya penyakit kronis
• ketersediaan pengetahuan medis dan terapi alternatif
• evaluasi praktik medis dan akuntabilitas.
Penyakit kronis menempatkan tanggung jawab untuk manajemen lebih tepatdengan pasien. Keyakinan
apa pun yang diperoleh mungkin akan mengubah persepsi tentang pentingnya dokter mereka. Terkait
dengan perubahan tersebut adalah ketersediaan pengetahuan ilmiah dan medis dan pengobatan lain-
ments. Karpf (1988) telah melaporkan bahwa dokter sendiri telah menjadi jauh lebih bersedia untuk
menyebarkan pengetahuan medis melalui media massa. Terkait dengan ketersediaan informasi publik
adalah evaluasi ilmiah
praktik medis. Perawatan mungkin menjadi pengaturan yang lebih kontraktual- dengan dokter yang
menawarkan informasi spesifik kepada pasien tentang risiko dan hasil

Medikalisasi kesehatan

Sebelum menurunkan konsep medikalisasi ke abad ke-20 kita


periksa satu tantangan lebih lanjut untuk itu. Moynihan, Heath dan Henry (2002),
dalam analisis mereka tentang peran industri farmasi dalam pembentukan
perawatan kesehatan, perkenalkan istilah 'penyakit mongering'. Mereka membantahnya
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan obat perusahaan:
• mengubah penyakit biasa menjadi masalah medis
• menganggap gejala ringan lebih serius
• perlakukan masalah pribadi sebagai masalah medis
• menggambarkan risiko sebagai penyakit
• menggunakan statistik kejadian untuk memaksimalkan pasar mereka.

'Kedokteran' kesehatan masyarakat dan pendidikan kedokteran


1. Akar, menggambarkan landasan keilmuan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan,
meliputi (1) Pancasila dan Kewarganegaraan, (2) Filosofi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, (3) Bahasa
Indonesia, (4) Bahasa Inggris, (5) Bahasa Arab dan (6) Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
2. Batang, menggambarkan pilar keilmuan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi
(1) Studi Al-Qur’an dan Al-Hadist, (2) Studi Fiqh (3) Sejarah Peradaban Islam.
3. Cabang, menggambarkan macam-macam bidang ilmu dan integrasi bidang ilmu tersebut dalam
bangunan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi (1) Ilmu Kedokteran dan (2) Ilmu
Kesehatan.
4. Ranting, menggambarkan bidang kajian ilmu, pada ilmu kedokteran meliputi (1) Prinsip Metode
Ilmiah (2) Ilmu Biomedik, (3) Ilmu Kedokteran Klinik, (4) Ilmu Bioetika dan Humaniora, (4) Ilmu
Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat.

Bidang ilmu yang terdapat di bagian akar dimaksudkan sebagai dasar untuk mengkaji bidang ilmu di
bagian selanjutnya. Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan mendidik mahasiswa memahami,
menghayati dan mengamalkan pancasila dengan benar, memberikan pengetahuan tentang wawasan
nusantara, ketahanan nasional, kebijaksanaan dan strategi nasional untuk menumbuhkan cinta tanah air
dan bangsa. Filosofi ilmu Kedokteran dan Kesehatan akan menumbuhkan motivasi pelayanan kedokteran
yang selalu disertai dimensi kemanusiaan dan ketuhanan sehingga juga akan mendukung pencapaian
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris
dan bahasa Arab. Bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar, khususnya dalam konteks karya ilmiah. Bahasa Inggris membekali mahasiswa dalam
komunikasi dan memahami referensi kedokteran, bahasa Arab diberikan dalam konteks kedokteran yang
bertujuan memberikan kemampuan komunikasi sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing. Ilmu
sosial budaya dasar memberikan bekal agar mahasiswa memiliki kepekaan dan empati sosial, demokratis
dan berkeadaban. Jadi bidang ilmu pada bagian akar ini mendukung area kompetensi profesionalitas yang
luhur (Pancasila dan Kewarganegaraan, Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Sosial Budaya
Dasar), area mawas diri dan pengembangan diri (Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) serta area
komunikasi efektif (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab)

Bidang ilmu yang termasuk dalam cabang pohon keilmuan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan yakni Ilmu Kedokteran (Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi), Ilmu Kesehatan
(Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat). Pengelolaan bidang ilmu ini secara
terintegrasi dalam satu bangunan fakultas akan memberikan beberapa keuntungan yakni penggunaan
bersama fasilitas laboratorium sehingga memungkinkan perkembangan fasilitas yang relevan dan lebih
canggih dan akan menumbuhkan kebersamaan dan kerjasama yang baik bagi dokter dan tenaga kesehatan
lain.

Pada bagian ranting pohon, menggambarkan bidang kajian yang menjadi pokok dari Program Studi
Pendidikan Dokter meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu
humaniora, ilmu kedokteran komunitas yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu, berpikir kritis, biostatistik
dan evidence-based medicine. Ilmu biomedik meliputi Anatomi, Biokimia, Histologi, Biologi Sel dan
Molekuler, Fisiologi, Mikrobiologi, Imunologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, dan
Farmakologi. Ilmu biomedik ini dijadikan sebagai dasar dalam mengkaji ilmu kedokteran klinik sehingga
mahasiswa mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami konsep dan praktik kedokteran klinik.
Ilmu Humaniora meliputi Psikologi Kedokteran, Sosiologi Kedokteran, Agama, Etika dan Hukum
Kedokteran, Bahasa, Pancasila dan Kewarganegaraan. Ilmu Kedokteran Klinik meliputi Ilmu Penyakit
Dalam beserta cabangnya, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Anak, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu
Penyakit Syaraf, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu
Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan, Radiologi, Anestesiologi, Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Ilmu Kedokteran Komunitas meliputi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Pencegahan,
Epidemiologi, Ilmu Kesehatan Kerja, Ilmu Kedokteran Keluarga, serta Pendidikan Kesehatan
Masyarakat. Keseluruhan bidang ilmu tersebut diajarkan secara terintegrasi dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai