DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JALAN BAJA
JALAN BAJA RAYA KEC. CIBODAS TELP. (021) 5912802
Kerangka Acuan
Nomor : 440/04-KAK/ADMEN/I/2017
A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat karena yang berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia.
Program kesehatan masyarakat lebih mengutamakan upaya upaya preventif dan
promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif yang sering
disebut dengan paradigma sehat. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu
strategi untuk mempercepat tercapainya program pembangunan kesehatan. Model
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan meliputi kemampuan mengidentifikasi
dan memecahkan masalah kesehatan.
Faktor-faktor internal dan eksternal komunitas pada level anggota masyarakat,
institusi masyarakat, kepemimpinan masyarakat, dan akses informasi kesehatan
memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem
kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar) untuk
memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya obyeek untuk hidup.
Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari sosial
dan kekuatan personal, sehingga promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab
pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat.
Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat adalah memandirikan masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan personal, dan atau aksi dan norma sosial, dan
atau kebijakan publik dan pelaksanaan organisasi dalam kerangka pemberdayaan di
bidang kesehatan. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dapat melalui survey
PHBS, Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga dan Refreshing Kader Posyandu.
Sebagai kegiatan yang bersifat komprehensif, tentunya harus diikuti dengan kualitas
rekam jejak kegiatan atau sistem informasi yang dapat diandalkan.
Kegiatan tersebut juga harus mempunyai indikator indikator yang berkualitas
sebagai referensi dalam meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat. Indikator
keberhasilan ditentukan dengan upaya kompehensif terhadap pelaksanaan kegiatan
di masyarakat yang aplikabel dan terukur, yang disusun berdasarkan data data
pelaksanaan kegiatan dan sudah barang tentu merupakan modal untuk penilaian
kinerja di bidang tersebut.
Untuk menilai kualitas kinerja diperlukan upaya analisis hasil kegiatan
berdasarkan capaian capaian kinerja yang selama ini telah dilakukan, yang
diaplikasikan dalam dokumen capaian kinerja berupa laporan rutin.
B. Latar belakang
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat adalah melalukan Survey Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga. PHBS rumah tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau,
dan mampu mempraktekkan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resikonya terjadi penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
PHBS rumah tangga merupakan salah satu indikator dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) melalui pencegahan peningkatan angka kesakitan dan
kematian penyakit infeksi dan non infeksi pada anggota keluarga. Pada tahun 2013
prosentase rumah tangga sehat pratama sebesar 4%. Rumah tangga sehat sebesar
madya 32%, rumah tangga sehat utama sebesar 55%, rumah tangga paripurna
sebesar 9%. Berdasarkan Renstra Kemenkes 2010 2014 bahwa target rumah
tangga yang berPHBS sebesar 70%. Sedangkan berdasarkan capaian diatas baru
mencapai 64%.
Upaya pemberdayaan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dapat melalui Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan jenis upaya pemberdayaan
masyarakat yang dikoordinasi oleh kader kesehatan. Oleh karena itu peran kader
kesehatan sangat dibutuhkan dalam memberdayakan masyarakat. Strata posyandu
pratama sebesar 20%, madya sebesar 35%, purnama sebesar 35%, dan mandiri
sebesar 10%.
Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga merupakan . Pengembangan Desa Siaga
merupakan bagian dari pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan untuk Kabupaten dan
Kota. Tercapainya Indonesia Sehat dan target-target indikator dalam Millenium
Development Goals (MDGs) sebagian besar ditentukan oleh tercapainya indikator-
indikator dalam SPM pada tingkat desa dan kelurahan. Pelaksanaan dan
pengembangan Desa Siaga merupakan tanggung jawab pimpinan dan perangkat
pemerintahan Desa dan pemerintahan Kelurahan melalui Forum Kesehatan Desa
(FKD). Oleh karena itu diperlukan pembinaan sampai dengan evaluasi dalam hal
pengembangan Desa Siaga secara berkelanjutan. Strata Desa Siaga Pratama
sebesar 35%, Desa Siaga Madya sebesar 38%, Desa Siaga Purnama sebesar 16%,
dan Desa Siaga Mandiri sebesar 11%. Berdasarkan SPM bidang kesehatan bahwa
capaian strata desa siaga aktif sebesar 80%. Sedangkan capain target desa siaga
mandiri baru mencapai 27%.
F. Sasaran
1. Refreshing Kader Posyandu
a. Pertemuan Refreshing : masing-masing 10 Kader Posyandu Pratama dan
Madya, Kader PKK sebanyak 10 pada masin-masing starta tersebut
b. Tim Pokjanal : 4 orang dalam tim pokjanal (pokja 1 s/d 4)
2. Survey PHBS
a. Pertemuan tim PHBS Tingkat Puskesmas : 5 kader kesehatan dari setiap
dusun
b. Pelaksanaan Survey PHBS : 5 kader kesehatan dari setiap dusun
3. Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga : tim FKD di setiap desa