Anda di halaman 1dari 21

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Unit : Ruangan Dahlia

Autoanamnese : Ny. E.E

Kamar : HCU lantai 1

Alloanamnese : An. W (keponakan pasien)

Tanggal MRS : 06-04-2022

Tanggal Pengkajian : 08-04-2022

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Ny. E.E
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum kawin
Jumlah anak : Tidak ada
Agama / suku : Katolik/Lamba Leda
Warga Negara : Indonsia
Bahasa yg digunakan : Manggarai
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Jati – Borong
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur : 32 tahun
Alamat : Jati – Borong
Hubungan dg pasien : Keponakan
II. DATA MEDIK
Diagnose medic :
Saat masuk : Ileus Obstruktif Total
Saat pengkajian : Post Laparotomi
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit sedang.
Alasan : Pasien terpasang infus di tangan kiri, terpasang kateter, terpasang
drain abdomen 100 cc/24 jam dengan output warna merah jernih, pasien
masih bisa merespon pembicaraan dengan baik, BAB di bantu oleh keluarga,
terpasang monitor di tangan kanannya.
B. TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif) : Composmentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a. Respon motorik :6
b. Respon bicara :4
c. Respon membuka mata :4
Jumlah : 14
Kesimpulan: pasien masih dalam keadaan sadar penuh.
2. Tekanan darah : 170/106 mmHg
MAP : 127,3 mmHg (N=60-100)
Kesimpulan : Pasien termasuk dalam kategori hipertensi.
3. Suhu : 36,10C
4. Pernapasan : 20x/menit
Irama : Teratur
Jenis : Pernapasan Dada
5. Nadi : 98x/menit
Irama : Teratur
C. PENGUKURAN
1. Tinggi Badan : 150 cm
2. Berat badan : 45 kg
3. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 20 (N= 18,5-24,9).
Kesimpulan : Berat badan pasien masih dalam
rentang normal.
D. GENOGRAM
DM
HT

62

Keterangan:

X : meninggal

: pria

: perempuan

62 : pasien

: garis keturunan

: garis perkawinan.

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien jika sakit berobat di Puskesmas
Borong dan berobat di apotek terdekat.
2. Riwayat penyakit saat ini
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri di sekitar daerah
abdomen bagian luka operasi sepanjang 15 cm, nyeri seperti
ditusuk-tusuk. Skala nyeri 3. Pasien juga merasa cemas dan kurang
tidur karena terpikir dengan keadaannya.
P : Post laparotomy
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Disekitar luka operasi sepanjang 15 cm
S : Skala nyeri 3
T : Kadang-kadang
Pasien mengatakan pernah operasi usus (histerektomy) 20 tahun
yang lalu.
b. Riwayat keluhan utama : Pasien merupakan rujukan dari Rumah
Sakit Lehong Borong Manggarai Timur, pasien datang dengan
keluhan nyeri di abdomen bagian bawah, nyeri di rasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri hilang timbul. Pasien juga tidak BAB sejak
seminggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit.
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan dia
mempunyai riwayat Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak
rutin minum obat Hipertensi dan sebelumnya pernah melakukan
operasi usus. Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan tidak BAB
selama satu minggu dan nyeri di abdomen bagian bawah.
Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan keluarganya tidak
ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti yang dideritanya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kebersihan rambut : bersih, tidak ada ketombe
b. Kulit kepala : tidak ada lesi
c. Kebersihan kulit : tampak bersih, lembab
d. Hygiene rongga mulut : tampak bersih
e. Kebersihan genetalia : tampak bersih, tidak ada iritasi
f. Kebersihan anus : tampak bersih, tidak ada hemoroid
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan nafsu makan baik,
pasien dapat menghabiskan satu porsi makanan, (nasi, sayur, lauk)
dengan frekuensi makan 3x sehari dan minum air putih 5-6 gelas
sehari.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan nafsu makan
menurun dan saat di kaji pasien masih
puasa.
3. Observasi : Pasien tidak makan dan minum
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan rambut : tampak bersih, tidak ada ketombe
b. Hidrasi kulit : elastis, tidak pucat
c. Palpebra / conjungtiva : tidak anemis
d. Sclera : tidak ikterik
e. Hidung : tampak simetris, tidak ada lesi
f. Rongga mulut : tampak bersih
Gusi : tampak kemerahan, tidak ada lesi
g. Gigi : tampak bersih
Gigi palsu : tidak ada
h. Kemampuan mengunyah keras : Pasien mampu mengunyah
makanan keras
i. Lidah : tidak ada sariawan, tidak ada bercak
putih
j. Pharing : tidak terdapat lesi dan benjolan
k. Kelenjar getah bening : tidak tampak pembesaran kelenjar
getah bening
l. Kelenjar parotis : tidak tampak pembesaran kelenjar
parotis
m. Abdomen :
 Inspeksi : terdapat bekas luka operasi di kuadran
tengah, tertutup kassa sepanjang 15 cm,
dan tidak ada rembesan. Terpasang
drain abdomen 100 cc/24 jam warna
merah jernih
 Auskultasi : peristaltic usus 10x/menit (N=5-
35x/menit)
 Palpasi : nyeri tekan di abdomen bekas luka
operasi.
 Perkusi : terdengar bunyi timpani di empat
kuadran abdomen
n. Kulit
 Edema : tampak edema di tangan kiri pasien,
karena terpasang infus, dan di kaki
kanan
 Icterik : tidak ada
 Tanda – tanda radang : tidak ada
o. Lesi : tampak lesi di abdomen.
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB tidak teratur,
kadang seminggu sekali dan BAK 6x
sehari
Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan BAB 1x saat masuk
Rumah sakit dan BAK terpasang
kateter.
2. Observasi : urine tertampung 1000 cc dalam 5 jam
dan terlihat warna kuning pekat.
Pemeriksaan Fisik
a. Peristaltic usus : 10 x / menit (N : 5 – 35 x / menit)
b. Palpasi kandung kemih : kosong
c. Nyeri ketuk ginjal : tidak ada
d. Mulut uretra : tampak bersih
e. Anus
 Peradangan : tidak ada
 Hemoroid : tidak ada
 Fistula : tidak ada

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan setiap hari dia
memasak untuk orang yang bekerja di
rumahnya.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan dia hanya berbaring
lemah di tempat tidur karena nyeri yang
dirasakan di abdomen kuadran tengah
3. Observasi : Pasien tampak lemah, aktivitas di bantu
oleh keluarga.
a. Aktivitas harian :
 Makan : (masih puasa)
 Mandi :2
 Pakaian :2
 Kerapihan :2
 BAB :3
 BAK :1
 Mobilisasi di tempat tidur :2
b. Postur tubuh : (Pasien hanya boleh duduk)
c. Gaya jalan : (Pasien hanya boleh duduk)
d. Anggota gerak yg cacat : tidak ada
e. Fiksasi : tidak ada
f. Tracheostomi : tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan darah berbaring : 170/106 mmHg
b. HR : 98x/menit
c. Kulit : lembab
Keringat dingin : tidak ada
Basah : tidak ada
d. JVP : 4 cmHg (N=<8)
Kesimpulan : tidak ada tekanan pada atrium kanan
e. Perfusi pembuluh kapiler kuku : 2 detik
f. Thorax dan Pernapasan :
 Inspeksi
Bentuk thorax : simetris kiri dan kanan
Retraksi interkostal : tidak terlihat
Sianosis : tidak ada
Stridor : tidak ada
 Palpasi
Vocal premitus : teraba kanan dan kiri
Krepitasi : tidak teraba
 Perkusi : sonor
Lokasi : di semua kuadran
 Auskultasi
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : jelas
Suara tambahan : tidak ada
g. Jantung :
 Inspeksi
Ictus cordis : tampak
 Palpasi
Ictus cordis : teraba
 Perkusi
Batas atas jantung : ICS 2 kanan Linea parastenalis
kanan
Batas bawah jantung : Pulmonal ICS 2 Parastenalis
Kiri
Batas kanan jantung : di sekitar ruang ICS 3-4 kanan
di linea parastenalis kanan.
Batas kiri jantung : ICS 5 midlinea midclavikularis
kiri.
 Auskultasi
Bunyi jantung II A : normal
Bunyi jantung II P : normal
Bunyi jantung I T : normal
Bunyi jantung I M : normal
Bunyi jantung III irama gallop : tidak ada
Murmur : tidak ada
Bruit : Aorta : normal
A. Renalis : normal
A. Femoralis : normal
h. Lengan dan tungkai :
 Atrofi otot : negative
 Rentang gerak : terbatas
Kaku sendi : tidak ada
Nyeri sendi : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Parese : tidak ada
Paralisis : tidak ada
 Uji kekuatan otot

Kanan Kiri

Tangan 5 5

Kaki 5 5

 Reflex fisiologis : positif


 Reflex patologis : negatif
Babinski , Kiri : negative
Kanan : negative
 Clubbing jari-jari : negative
 Varises tungkai : tidak ada
i. Columna vertebralis :
a. Inspeksi : tidak ada
b. Palpasi : tidak ada fraktur
Kaku kuduk : tidak ada
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur jam 22.00 dan
bangun jam 05.00 pagi.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan tidurnya terganggu
karena alat-alat yang terpasang di
badannya, pasien mengatakan sering
bangun malam.
3. Observasi : Pasien tampak berbaring
Ekspresi wajah mengantuk : positif
Banyak menguap : positif
Palpebra inferior berwarna gelap : negative
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien sadar penuh, penglihatan dan
pendengaran normal serta tidak
menggunakan alat bantu.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien masih sadar penuh, tidak ada
gangguan indra penglihatan dan
pendengaran.
3. Observasi : Pasien bisa merespon saat di ajak bicara
dan terlihat kontak mata dengan lawan
bicara.
Pemeriksaan fisik
a. Penglihatan
 Kornea : tampak jernih, tidak ada abrasi
 Pupil : dilatasi normal, respon cahaya positif.
 Lensa mata : tampak jernih
 Tekanan intra okuler (TIO) : tidak ada
b. Pendengaran
 Pina : simetris, tidak ada lesi kanan kiri
 Kanalis : bersih kiri dan kanan
 Membrane timpani : memantulkan cahaya dan berwarna
keabu-abuan.
c. Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai : pasien merasa
sakit pada lengan dan tungkai jika di berikan rangsangan nyeri.

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit : Pasien bekerja memasak di rumah
untuk orang banyak.
Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan ingin sembuh.
Pasien selalu bertanya mengenai
kondisi kesehatannya.
2. Observasi :
a. Kontak mata : pasien selalu melihat lawan bicara
b. Rentang perhatian : baik
c. Suara dan cara bicara : jelas
d. Postur tubuh : (pasien hanya boleh duduk)
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
b. Bentuk / postur tubuh : (pasien hanya boleh duduk)
c. Kulit : tampak lesi di abdomen.
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mangatakan berhubungan baik
dengan sesama
2. Keadaan sejak sakit : Pasien terlihat berhubungan baik
dengan tenaga kesehatan
3. Observasi : Pasien tampak akrab dengan siapa saja

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit : Pasien berjenis kelamin perempuan,
pasien belum menikah
2. Keadaan sejak sakit : Pasien berjenis kelamin perempuan.
Observasi : Pasien seorang perempuan.
Pemeriksaan fisik : Pasien terpasang kateter
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP
STRESS
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien selalu terbuka dengan
keluarganya
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan saat mengetahui
tentang masalah kesehatannya, pasien
merundingkan dengan keluarganya.
Pasien merasa cemas dengan kondisi
kesehatannya. Pasien mengatakan
khawatir dengan kondisi rumahnya
tidak ada yang urus.
3. Observasi : Pasien tampak terbuka dengan
keluarganya. Pasien tampak gelisah dan
bingung dengan akibat dari kondisi
kesehatannya.
K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien beragama katolik. Pasien
Mengatakan Pastor Paroki setempat
datang ke rumahnya setiap hari Rabu.
Dan pasien mengatakan setiap jam
00.00 berdoa.
2. Keadaan sakit : Pasien masih berdoa untuk meminta
kesembuhan
3. Observasi : Pasien tampak bersyukur dengan
kondisinya sekarang.

V. UJI SARAF KRANIAL


A. N I : penciuman tidak bermasalah
B. N II : penglihatan bagus, tidak terlihat menggunakan kacamata
C. N III, IV, VI : pergerakan bola mata normal, kontraksi pupil bagus
D. N V :
Sensorik : sensori wajah, lidah, dan gigi normal
Motorik : pasien mampu menggerakkan rahang
E. N VII :
Sensorik : bisa membedakan rasa gula dan garam
Motorik : pasien terlihat senyum, dan bisa mengangkat alis
F. N VIII :
Vestibularis :-
Akustikus : tidak ada gangguan pendengaran
G. N IX : reflek menelan dengan baik
H. N X : dapat merasa rasa pahit
I. N XI : pergerakan bahu normal
J. N XII : pergerakan lidah normal
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


pemeriksaan

10-04-2022 WBC 26,9 10e3/UL 3,70-10,1


NEU 24,7 % 1,63-6,96
LYM .727 % 1,09-2,99
MONO 1.33 % ,240-,790
EOS 0.00 % ,030-,440
BASO .132 % ,000-,080
RBC 4.86 10e6/UL 3,60-4,69
HGB 14.1 g/dL 10,8-14,2
HCT 38.7 % 37,7-53,7
MCV 79.8 fL 81,1-96,0
MCH 29.1 Pg 27,0-31,2
MCHC 36.5 g/dL 31,8-35,4
RDW 14.8 % 11,5-14,5
PLT 312. 10e3/UL 155,-366,
MPV 5.59 fL 6,90-10,6
ALBUMIN 2,9 Mg% 3,6-4,4

VII. TERAPI
1. Amlodipin
2. Ceftriaxone
3. Omeprazole
4. Ranitidine
5. Metronidazole
6. Dexametason
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN

1. Nama obat : Amlodipin


2. Klasifikasi / golongan obat : kalsium – channel blockers (CCBs) atau antagonis
kalsium
3. Dosis umum : 1 x 10 mg
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 1 x 10 mg
5. Cara pemberian obat : per oral
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Merelaksasi pembuluh darah sehingga darah
dapat mengalir lebih mudah
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Untuk mengobati tekanan darah
tinggi
8. Kontra indikasi : Hipotensi berat, syok kardiogenik, gagal jantung
setelah IMA
9. Efek samping obat : Mengantuk, pusing, sakit kepala, bengkak pada
pergelangan kaki, edema, bingung, kram otot

1. Nama obat : Ceftriaxon


2. Klasifikasi / golongan obat : Antibiotik golongan sefalosporin
3. Dosis umum : 1 x 500 mg
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 2 x 1 gram
5. Cara pemberian obat : IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Menghambat pertumbuhan bakteri atau
membunuh bakteri
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Mencegah infeksi pada luka
bakteri
8. Kontra indikasi : Riwayat hipersensitifitas terhadap obat ini atau
golongan sefalosporin lainnya
9. Efek samping obat : Nyeri perut, mual muntah, diare, pusing, mengantuk,
sakit kepala
1. Nama obat : Omeprazol
2. Klasifikasi / golongan obat : Penghambat Pompa Proton (PPI)
3. Dosis umum : 1 x 10 – 20 mg
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 2 x 40 mg
5. Cara pemberian obat : IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Menurunkan jumlah asam yang diproduksi di
lambung
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Mengobati masalah perut dan
kerongkongan karena tingginya
asam lambung
8. Kontra indikasi : alergi terhadap omeprazole, mengkonsumsi obat
nelfinavir
9. Efek samping obat : Sakit kepala, sembelit, sakit perut, diare, mual muntah,
perut kembung, infeksi saluran cerna, nyeri punggung

1. Nama obat : Ranitidin


2. Klasifikasi / golongan obat : Antagonis H2
3. Dosis umum : 3 x 50 mg
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 2 x 50 mg
5. Cara pemberian obat : IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Mengobati gejala atau penyakit yang berkaitan
dengan produksi asam lambung berlebih
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Menurunkan produksi asam
lambung berlebih
8. Kontra indikasi : Riwayat porfiria akut dan hipersensitifitas terhadap
ranitidine
9. Efek samping obat : Sakit kepala, konstipasi, sakit perut, diare

1. Nama obat : Metronidazol


2. Klasifikasi / golongan obat : Antibiotik golongan nitroimidazole
3. Dosis umum : 15 – 4000 mg / kgBB
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 3 x 500 mg
5. Cara pemberian obat : IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri
dan parasit
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Menangani infeksi akibat
bakteri atau parasit di saluran
pencernaan
8. Kontra indikasi : Alergi terhadap nitroimidazol lainnya
9. Efek samping obat : Pusing, sakit kepala, mual muntah, diare, sembelit

1. Nama obat : Dexametason


2. Klasifikasi / golongan obat : Kortikosteroid
3. Dosis umum : 1 x 0.4 - 20 mg
4. Dosis untuk pasien yg bersangkutan : 3 x 5 mg
5. Cara pemberian obat : IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Menangani berbagai kondisi peradangan,
reaksi alergi, penyakit autoimun
7. Alasan pemberian obat pada pasien yg bersangkutan : Mengobati peradangan
8. Kontra indikasi : Penderita infeksi jamur sistemik
9. Efek samping obat : Obesitas, osteoporosis, sakit kepala, iritasi mata

II. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


(SUBJEKTIF DAN (P) (E)
OBJEKTIF)

1. DS : Pasien mengatakan nyeri Risiko Gangguan


abdomen di luka operasi. perlambatan mobilitas
DO : pemulihan pasca
 Pasien tampak masih bedah
takut untuk bergerak
 Adanya trauma luka
operasi
 Umur 62 tahun
 Pasien puasa

2. DS : Pasien mengeluh nyeri di Nyeri akut Agen pencedera


sekitar daerah abdomen bagian fisik
luka operasi
P : Post laparotomy
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Disekitar luka operasi
sepanjang 15 cm
S : Skala nyeri 3
T : Kadang-kadang
DO :
 Tampak gelisah
 Sulit tidur

3. DS : Pasien merasa khawatir Ansietas Krisis situasional


dengan kondisinya saat ini.
DO :
 Tampak bingung
 Tampak gelisah
 Sering bertanya tentang
kondisi kesehatannya
 Sulit tidur.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko perlambatan pemulihan pasca bedah


2. Nyeri akut
3. Ansietas

IV. PERENCANAAN (INTERVENSI)

Nama klien :Ny. EE


No. registrasi : 220147
Umur : 62 tahun
Diagnose medis : Ileus Obstruktif Total
Ruang : HCU
Alamat : Jati – Borong

No Diagnose Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1. Risiko perlambatan Setelah diberikan asuhan


pemulihan pasca keperawatan selama 3x24 jam,
bedah diharapkan proses pemulihan
pasca bedah cepat, dengan
kriteria hasil :
1.

2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan

3. Ansietas Setelah di lakukan asuhan 1. Observasi adanya


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, peningkatan kecemasan
krisis situasional diharapkan pasien tidak 2. Kaji adanya rasa cemas
cemas,dengan kriteria hasil: yang dirasakan pasien
1. Tidak bingung 3. Berikan penjelasan
2. Tidak gelisah pada pasien tentang
3. Pasien tampak mengerti. tindakan yang akan di
4. Bisa tidur lakukan
4. Berikan kesempatan
pada pasien untuk
mengungkap kan rasa
cemas yang di rasakan
pasien.
5. Pertahankan
lingkungan yang
tenang dan tanpa stress.
6. Dorong dukungan
keluarga untuk
memberikan support.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Waktu Tindakan Keperawatan Respon Pasien/Hasil


O (Hari/Tgl)
(S,O,A,P)

1. 8-04-2022 1.

2. 8-04-2022 1.

3. 8-04-2022 1. Observasi adanya peningkatan


kecemasan
2. Kaji adanya rasa cemas yang
dirasakan pasien
3. Berikan penjelasan pada pasien
tentang tindakan yang akan di
lakukan.
4. Berikan kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa cemas
yang di rasakan pasien.
5. Pertahankan lingkungan yang
tenang dan tanpa stress.
6. Dorong dukungan keluarga untuk
memberikan support.

1. 9-04-2022 1. -

2. 9-04-2022 1.

3. 9-04-2022 1. Observasi adanya peningkatan


kecemasan
2. Kaji adanya rasa cemas yang
dirasakan pasien
3. Berikan penjelasan pada pasien
tentang tindakan yang akan di
lakukan.
4. Berikan kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa cemas
yang di rasakan pasien.
2. Pertahankan lingkungan yang
tenang dan tanpa stress
3. Dorong dukungan keluarga untuk
memberikan support.
1. 10-4-2022 1.

2. 10-4-2022 1.

3. 10-4-2022 1. Observasi adanya peningkatan


kecemasan
2. Kaji adanya rasa cemas yang
dirasakan pasien
3. Berikan penjelasan pada pasien
tentang tindakan yang akan di
lakukan.
4. Berikan kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa cemas
yang di rasakan pasien.
5. Pertahankan lingkungan yang
tenang dan tanpa stress
6. Dorong dukungan keluarga untuk
memberikan support.

Anda mungkin juga menyukai