Anda di halaman 1dari 17

Edudharma Journal Vol. 2 No.

1 Maret 2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN


VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DENGAN PENINGKATAN
ANGKA VAP DI RUANG ICU RUMAH SAKIT SARI ASIH KARAWACI
TANGERANG 2016

Dewi Fitriani1, Puspa Wira Santi2


Stikes Widya Dharma Husada Tangerang
e-mail : dewifitriani@wdh.ac.id

ABSTRAK

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) didefenisikan sebagai pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih
setelah ventilator mekanik diberikan. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan bentuk infeksi
nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik (Wiryana, 2007). Ventilator Associated Pneumonia (VAP) mempunyai
banyak resiko. Akan tetapi, banyak intervensi keperawatan yang dapat menurunkan insiden VAP. Perawat
sebagai ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit khususnya perawat Intensive Care Unit ( ICU) perlu
memiliki pemahaman dasar mengenai penggunaan ventilator mekanik dan mampu dalam pengelolaan, belum
maksimalnya perawatan pasien yang terpasang ventilator, masih tingginya kejadian infeksi dan VAP di
ruangan ICU pada pasien yang terpasang ventilator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Dengan
Peningkatan Angka VAP Di Ruang ICU Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang. Desain penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
Independent T-test. Hasil univariat diperoleh tingkat pengetahuan tentang pencegahan VAP sebagian besar
dalam kategori baik (77%) dan kejadian VAP dengan angka CPIS<6 sebanyak 10 orang (77%). Hasil uji
statistik independent t-test diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tentang pencegahan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) dengan peningkatan angka VAP di Ruang ICU
RS Sari Asih Karawaci Tangerang (p value 0.000<0.05). Saran bagi Rumah Sakit yaitu agar upaya
pencegahan kejadian VAP di ICU RS lebih dikombinasikan, karena ada sebanyak 5 intervensi yang dapat
dilakukan untuk mencegah VAP, atau yang biasa disebut VAP Bundle.
Kata Kunci : VAP, CPIS, Pengetahuan, Perawat

ABSTRACT

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) is defined as pneumonia that occurs 48 hours or more after a given
mechanical ventilator. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) is a form of nosocomial infections are most
commonly encountered in the intensive care unit (UPI), particularly in patients using mechanical ventilators
(Wiryana, 2007). Ventilator Associated Pneumonia (VAP) have a higher risk. However, many nursing
interventions can reduce the incidence of VAP. Nurses as the spearhead of service in hospitals especially
nurses Intensive Care Unit (ICU) need to have a basic understanding of the use of a mechanical ventilator
and capable in the management of patients, not maximal mounted ventilator patient care, with a high
incidence of infection and VAP in ICU patients who mounted ventilator. The purpose of this study was to
determine the relationship Relations Nurses Knowledge About the Prevention of Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) The VAP Score Improvement In ICU Hospital Sari Asih Karawaci Tangerang. Design of
analytical research with cross sectional approach. The bivariate analysis in this study using a test
Independent T-test. Univariate results obtained level of knowledge about the prevention of VAP mostly in
good category (77%) and the incidence of VAP with numbers CPIs <6 of 10 people (77%). Statistical test
results independent t-test showed that there is a significant relationship between the level of knowledge about
the prevention of Ventilator Associated Pneumonia (VAP) with increased rates of VAP in ICU Sari Asih
Hospital in Karawaci (p value 0.000> 0.05). Suggestions for Hospital namely that efforts to prevent the
incidence of VAP in ICU Hospital be combined, because there are as many as five possible interventions to
prevent VAP, or so-called VAP Bundle

Keywords: VAP, CPIs, Knowledge, Nurses


46
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Pendahuluan Sebagai tambahan infeksi nosoko


Infeksi nosokomial merupakan suatu mial sekarang juga merupakan salah
masalah yang nyata di seluruh dunia satu penyebab kematian. Dampak
dan terus meningkat. Kejadian infeksi nosokomial lebih jelas di
infeksi nosokomial berkisar dari negara miskin terutama yang dilanda
terendah sebanyak 1% di beberapa HIV/, AIDS, karena temuan terakhir
negara di Eropa dan Amerika hingga membuktikan bahwa pelayanan
40% di beberapa tempat Asia, medis yang tidak aman merupakan
Amerika Latin dan Sub-Sahara faktor penting dalam transmisi HIV
Afrika. Pada tahun 1987, suatu (Tietjen, 2004).
survey prevalensi meliputi 55 rumah Tindakan perawatan ventilasi
sakit di 14 negara berkembang pada mekanik merupakan salah satu aspek
tempat wilayah penderita infeksi kegiatan perawat dalam memberikan
nosocomial. Pada survei ini frekuensi asuhan keperawatan sehari-hari
tertinggi dilaporkan dari rumah sakit dalam fungsi independen dan
diwilayah Timur Tengah Mediterania interdependen dengan tim medis.
dan Asia Tenggara, masing-masing Dalam tindakan perawatan ventilasi
11,8% dan 10 %. Penelitian WHO mekanik perawat harus berhati-hati
dan lain-lain, juga menemukan karena mempunyai resiko yang besar
prevalensi infeksi nosokomial yang seperti terjadinya infeksi nosokomial
tertinggi terjadi di Intensive Care pneumonia (Hudak, 2007).
Unit (ICU), perawatan bedah akut, Kebanyakan pneumonia nosokomial
dan bangsal ortopedi (Tietjen, terjadi melalui aspirasi bakteri yang
2004). hidup di belakang tenggorokan
(orofaring) atau lambung. Intubasi
Dampak infeksi nosokomial dan ventilasi mekanik sangat
menambahkan ketidakberdayaan meningkatkan resiko infeksi karena
fungsional tekanan emosional dan menghalangi mekanisme pertahanan
kadang-kadang pada beberapa kasus tubuh, batuk, bersin, dan reflek
akan menyebabkan kecacatan muntah mencegah aksi dari
sehingga menurunkan kualitas hidup. pembersihan rambut (silia) dan sel
47
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

yang mengeluarkan mucus dari Ventilator Associated Pneumonia


system pernafasan atas ; dan (VAP) dengan spesifisitas yang
memberikan jalan langsung tinggi dapat dilakukan dengan
masuknya mikroorganisme ke paru- menghitung Clinical Pulmonary
paru. Prosedur lain yang dapat Infection Score (CPIS) yang
meningkatkan resiko infeksi mengkombinasikan data klinis,
meliputi terapi oksigen, terapi laboratorium, perbandingan tekanan
pernafasan tekanan positif intermiten oksigen dengan fraksi oksigen
dan pengisapan endotrakeal (Tietjen, (PaO2/FiO2) dan foto toraks (Luna,
2004). 2003).
Ventilator Associated Pneumonia Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) didefenisikan sebagai (VAP) merupakan komplikasi di
pneumonia yang terjadi 48 jam atau sebanyak 28% dari pasien yang
lebih setelah ventilator mekanik menerima ventilasi mekanik.
diberikan. Ventilator Associated Kejadiannya meningkat seiring
Pneumonia (VAP) merupakan dengan peningkatan durasi
bentuk infeksi nosokomial yang penggunaan ventilasi mekanik.
paling sering ditemui di unit Estimasi insiden adalah sebesar 3%
perawatan intensif (UPI), khususnya per hari selama 5 hari pertama, 2%
pada pasien yang menggunakan per hari selama 6-10 hari, dan 1% per
ventilator mekanik (Wiryana, 2007). hari setelah 10 hari (Amanullah &
Diagnosa Ventilator Associated Posner, 2010). Insiden Ventilator
Pneumonia (VAP) secara klinis Associated Pneumonia (VAP) pada
ditegakkan berdasarkan adanya pasien yang mendapat ventilasi
demam (> 38,30 C), leukositosis (> mekanik sekitar 22,8 %, dan pasien
10.000 mm3), sekret trakea bernanah3 yang mendapat ventilasi mekanik
dan adanya infiltrat yang baru atau menyumbang sebanyak 86% dari
menetap dari radiologi. Definisi kasus infeksi nosokomial.
tersebut mempunyai sensitifitas yang Selanjutnya resiko terjadinya
tinggi namun spesifisitasnya rendah pneumonia meningkat 3 sampai 10
(Joseph dkk, 2010). Diagnosa
48
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

kali lipat pada pasien yang mendapat Data Bulan Januari-Agustus 2015
ventilasi mekanik (Agustyn, 2007). menunjukkan jumlah pasien yang
Salah satu bentuk pneumonia terpasang ventilator dan yang
nosokomial yang terjadi pada klien didiagnosa pneumonia. Pasien yang
yang menggunakan ventilasi didiagnosa pneumonia dalam hal ini
mekanik dan intubasi. Kuman adalah pasien yang setelah hari ke 6
penyebab infeksi ini tersering berasal dilakukan pemeriksaan kultur
dari gram negative (Dahlan, 2006). sputum dan foto thorak hasilnya
Rekam medik Intensive Care Unit menunjukkan pneumonia. Dalam
(ICU) Rumah Sakit St.Borromeus pengumpulan data ini telah
Bandung mencatat angka kejadian mengeluarkan pasien yang saat
infeksi nosokomial pneumonia 24% masuk didiagnosa Penyakit Paru
dengan angka mortalitas 33,33% Obstruksi Menahun (PPOM) dan
(Regina, 2006). Rekam medik Tuberculosis (TBC).
Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung mencatat 47% infeksi
nosokomial pneumonia pada pasien
yang menggunakan ventilasi
mekanik dan intubasi (Dahlan,2006).

Tabel 1. Jumlah Pasien Yang Terpasang Ventilator Dan Yang Didiagnosa


Pneumonia Per Bulan , Mulai Bulan Januari-Agustus 2015
No Bln
Pasien Terpasang Kejadian Pneumonia (orang)
Ventilator
1 Jan 7 3
2 Feb 10 3
3 Maret 8 2
4 April 10 2
5 Mei 8 1
6 Juni 4 0
7 Juli 11 0
8 Agust 16 0
Total 75 11
Sumber :Rekam Medik RS.Sari Asih Karawaci Tangerang, 2015

49
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Ventilator Associated Pneumonia Pengetahuan yang harus dimiliki


(VAP) mempunyai banyak resiko. oleh perawat sebagai pemberi
Akan tetapi, banyak intervensi perawatan tehadap pasien yang di
4
keperawatan yang dapat menurunkan rawat di ICU harus mampu
insiden VAP. Tindakan yang dapat melakukan perawatan yang sesuai
dilakukan untuk mencegah VAP dengan masalah yang dihadapi
diantaranya cuci tangan dan pasien, kemampuan dalam
pemakaian sarung tangan sebelum melakukan perawatan pada pasien di
dan sesudah melakukan tindakan, ICU diperoleh dengan cara pelatihan
dekontaminasi oral, intervensi khusus ICU. pelatihan yang harus
farmakologis oral, stress ulcer dimiliki oleh seorang perawat ICU
prophilaxis, pengisapan sekret mencakup: Pelatihan pemantauan
endotrakeal, perubahan posisi klien, (monitoring), pelatihan ventilasi
posisi semi-fowler, pengisapan sekret mekanik. Pelatihan terapi cairan,
orofaring dan pemeliharaan sirkuit eletrolit, dan asambasa, pelatihan
ventilator (Agustyn, 2007). penatalaksanaan infeksi dan
Perawat sebagai ujung tombak pelatihan manajemen ICU. Pelatihan
pelayanan di rumah sakit khususnya yang dimaksud di atas merupakan
perawat Intensive Care Unit ( ICU) modal utama perawat ICU dalam
melakukan perawatan terhadap
perlu memiliki pemahaman dasar pasien yang dirawat di ICU, masalah
mengenai penggunaan ventilator yang dialami oleh perawat ICU yang
mekanik dan mampu dalam bekerja di ruangan ICU Rumah
pengelolaan pasien dengan ventilator Sakit. Sari Asih Karawaci Tangerang
mekanik yang meliputi: Perawatan masih banyak perawat yang belum
jalan napas, perawatan endotrakeal, mendapat pelatihan di atas sehingga
tekanan manset selang (cuff tube), dalam memberi perawatan kepada
perawatan gastro intestinal, pasien masih mendapat kendala,
dukungan nutrisi, perawatan mata jumlah perawat ICU RS. Sari Asih
dan perawatan psikolgis pasien Karawaci Tangerang sebanyak 13
(Purnawan dan Saryono, 2010). orang, 3orang (23%) sudah
50
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

mendapat pelatihan khusus ICU, 10 Tentang Pencegahan Ventilator


orang (77%) belum mendapatkan Associated Pneumonia (VAP)
pelatihan khusus ICU (Data Dengan Peningkatan Angka VAP Di
Kepegawaian Instalasi Perawatan Ruang ICU Rumah Sakit Sari Asih
Intensif, 2012). Karawaci Tangerang.
Berdasarkan inti fenomena diatas dan
mengingat pentingnya intervensi Hasil
keperawatan yang baik dan benar Pengumpulan data dilakukan pada
dalam rangka pencegahan VAP oleh bulan Februari 2016 terhadap 13
karena itu peneliti tertarik untuk responden yaitu perawat di ruang
melakukan penelitian tentang ICU RS Sari Asih Karawaci
Hubungan Pengetahuan Perawat Tangerang. Hasil pengolahan data
Tentang Pencegahan Ventilator disajikan dalam bentuk diagram/tabel
Associated Pneumonia (VAP) univariat dan bivariat
Dengan Peningkatan Angka VAP Di
Ruang ICU Rumah Sakit Sari Asih
Karawaci Tangerang
Metode
Jenis Penelitian ini menggunakan
analitik dengan pendekatan cross
sectional bertujuan untuk
memperoleh hasil kuantitas
Hubungan Pengetahuan Perawat

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan


Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang ICU RS Sari Asih
Karawaci Tangerang

No Pengeta Jumlah (n) Persen (%)


huan
1. Baik 10 77
2. Kurang 3 23
Total 13 100

51
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat terbanyak pada kategori baik yaitu
diketahui pengetahuan responden sebanyak 10 orang (77%)

Tabel 5.2 : Indikator Komponen CPIS pada pasien di Ruang ICU RS Sari
Asih Karawaci Tangerang

No Indikator Komponen N %
1 Suhu N %
≥ 36,5 dan ≤ 38,4 5 38
≥38,5 dan ≤ 38,9 4 31
≥39,0 dan ≤ 36,0 4 31
Total 13 100`
2 Leukosit N %
≥ 4000 dan ≤ 11000 0 0
< 4000 dan > 11000 13 100
Total 13 100`
3 Sekret Trakea N %
Sedikit 1 8
Sedang 7 54
Banyak 5 38
Total 13 100
4 PaO2/FiO2 N %
>240 atau ada ARDS 0 0
≤ 240 atau tidak ARDS 13 100
Total 13 100`
5 Foto Torak N %
Tidak ada infiltrat 0 0
Infiltrat difus 2 15
Infiltrat terlokalisir 11 85
Total 13 100`

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat FiO2 ≤ 240 atau tidak ada ARDS
dilihat bahwa pasien dengan suhu ≥ sebanyak 100 % , dan hasil foto
36,5 dan ≤ 38,4 sebanyak 38 %, hasil thorax infiltrate terlokalisir sebanyak
leukosit < 4000 dan > 11000 85 %.
sebanyak 100 %, secret trakea
sedang sebanyak 54 %, nilai PaO2 /

52
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Tabel 5. 3 : Distribusi Skor CPIS pada Pasien VAP


Skor CPIS N %
<6 10 77
≥6 3 23
Total 13 100`

Berdasarkan tabel 5.3, dapat


(77%) dan yang berjumlah 7
diketahui bahwa skor CPIS yang
sebanyak 3 orang (23%).
berjumlah 6 sebanyak 10 orang

Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang


Pencegahan VAP Dengan Peningkatan Angka VAP di Ruang ICU RS Sari
Asih Karawaci Tangerang

VAP
Total P value
Pengetahuan Tidak Ya
Perawat N % N % N %

Baik 9 90 1 10 10 100
0.000
Kurang 1 33.3 2 66.67 3 100

Total 10 76.9 3 23.1 13 100

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat


PEMBAHASAN
dilihat bahwa pengetahuan perawat
ANALISA UNIVARIAT
dengan kategori baik sebanyak 10
Tingkat Pengetahuan Perawat
orang (76.9%), dengan tidak adanya
Tentang Pencegahan Ventilator
peningkatan angka VAP sebanyak 9
Associated Pneumonia (VAP)
orang (90%) dan sisanya sebanyak 1
Berdasarkan hasil penelitian pada
orang (10%) dengan ada peningkatan
tabel 5.1 diketahui bahwa tingkat
angka VAP. Sedangkan pengetahuan
pengetahuan pengetahuan responden
perawat dengan kategori kurang
tentang pencegahan VAP terbanyak
sebanyak 3 orang (23.1%), dengan
pada kategori baik yaitu sebanyak 10
adanya tidak ada peningkatan angka
orang (77%).
VAP sebanyak 1 orang (33.3%) dan
Menurut Notoatmodjo (2010)
sisanya sebanyak 2 orang (66.7%)
pengetahuan adalah hasil dari tahu
dengan ada peningkatan angka VAP
53
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

dan hal ini terjadi setelah orang mencakup: Pelatihan pemantauan


melakukan penginderaan terhadap (monitoring), pelatihan ventilasi
objek tertentu. Sebagian besar mekanik. Pelatihan terapi cairan,
pengetahuan manusia diperoleh dari eletrolit, dan asam-basa, pelatihan
pendidikan, pengalaman diri sendiri penatalaksanaan infeksi dan
maupun orang lain, media massa, pelatihan manajemen ICU.
maupun lingkungan. Pelatihan tersebut merupakan modal
Pengetahuan tentang pencegahan utama perawat ICU dalam
VAP merupakan hasil dari tahu dan melakukan perawatan terhadap
hal ini tenjadi setelah orang pasien yang dirawat di ICU.
melakukan penginderaan terhadap Diketahui jumlah perawat ICU RS
pengetahuan ini.Selain penginderaan. Sari Asih Karawaci adalah sebanyak
juga dengan penciuman rasa. dan 13 orang dan sebanyarang (23%)
raba. Sebagian besar pengetahuan sudah mendapat pelatihan khusus
7
manusia diperoleh melalui mata dan ICU, 10 orang (77%) belum
telinga. Pengetahuan ini juga mendapatkan pelatihan khusus ICU
rnerupakan domain (kawasan) yang (Data Kepegawaian Instalasi
sangat penting untuk terbentuknya Perawatan Intensif, 2012).
perilaku dalam mempraktekkan Menurut peneliti tingkat pengetahuan
tentang pencegahan VAP k 3 perawat yang baik (55%)
oPengetahuan yang harus dimiliki dikarenakan latar belakang
oleh perawat sebagai pemberi penagalaman dan tingginya tanggung
perawatan tehadap pasien yang di jawab personal. kepatuhan perawat
rawat di ICU harus mampu dalam mencegah terjadinya VAP
melakukan perawatan yang sesuai pada pasien yang terpasang
dengan masalah yang dihadapi ventilator, sehingga akan membentuk
pasien, kemampuan dalam sikap perawat yang sesuai dengan
melakukan perawatan pada pasien di standar perawat yang seharusnya,
ICU diperoleh dengan cara pelatihan misalnya Tindakan pencegahan
khusus ICU. pelatihan yang harus kolonisasi bakteri di orofaring dan
dimiliki oleh seorang perawat ICU saluran pencernaan seperti
54
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

melakukan suction dengan 10 di antaranya memiliki skor


memperhatikan teknik seteril, CPIS 6, dan 3 di antaranya
pemberian O2 dengan konsentrasi memiliki skor CPIS 7.
tinggi sebelum suction, penggunaan Kejadian VAP bisa dilihat dengan
kateter suction sekali pakai, dan penilaian Clinical Pulmonary
tingginya sifat peduli terhadap Infection Score (CPIS). Penilaian
masalah yang dialami pasien CPIS awal dilakukan dalam 48
misalnya melakukan tindakan jam sejak pertama kali pasien
suction pada pasien yang banyak terintubasi dan menggunakan
mengeluarkan sekret untuk ventilasi mekanik di ICU dan
mencegah timbul masalah pada pemeriksaan mikrobiologi dilakukan
pasien tersebut, suction yang jika terdapat gejala klinis.
dilakukan sesuai dengan SOP yang Selanjutnya penilaian CPIS
telah ada, perawat juga selalu dilakukan berkala. Biakan kuman
mencuci tangan sebelum dan sesudah diambil berdasarkan teknik
melakukan tindakan, serta kesadaran protected specimen brush,
yang sudah maksimal dalam menjaga bronchoalveolar lavage, ataupun
keseterilan dalam suatu tindakan blind suctioning sekret bronchial
kepada pasien. Tindakan penceghan (Sirvent, 2003).
VAP lainnya yaitu Tindakan CPIS merupakan sistem multi
pencegahan untuk mencegah faktorial dalam menegakkan VAP
aspirasi ke paru-paru dengan pada penderita dengan pemakaian
menyapih dan ekstubasi dini, dan ventilator mekanik. Skor total CPIS
perlakuan posisi semi fowler telah dimulai dari 0 sampai 6 berdasarkan
dilakukan perawat sesuai dengan nilai pengukuran suhu tubuh,
SOP. leukosit, sekret trakea, fraksi
Angka VAP berdasarkan skor oksigenasi, foto torak. Bila dari hasil
CPIS pemeriksaan komponen tersebut
Pada penelitian ini didapatkan didapatkan nilai ≥ 6, maka dapat
bahwa 13 sampel total memiliki dinyatakan sebagai diagnosis VAP
skor CPIS ≥ 6. Dari 12 sampel, (Pugin et al dalam Sirvent, 2003).
55
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Menurut Luna (2003) penilaian CPIS perawat dengan kategori kurang


meliputi beberapa komponen yaitu sebanyak 3 orang (23%), dengan
suhu tubuh, leukosit, sekret trakea, adanya tidak ada peningkatan angka
fraksi oksigenasi, pemeriksaan VAP sebanyak 1 orang (33.3%) dan
radiologi. Dalam penilaian CPIS sisanya sebanyak 2 orang (66.7%)
klasik disertai pemeriksaan dengan ada peningkatan angka VAP.
mikrobiologi, sedangkan penilaian Hasil analisis secara statistik
CPIS modifikasi tanpa disertai menunjukkan bahwa nilai
pemeriksaan kultur. Hasil penelitian independent t-test didapatkan nilai p-
ini sesuai dengan penjelasan di atas. value < α yaitu 0.000 < 0.05 dengan
Hal ini juga didukung oleh Koenig tingkat Confidence Interval (tingkat
dan Truwit (2006) yang mengatakan kepercayaan) 95% artinya Ho
bahwa skor CPIS ≥ 6 memiliki ditolak. Maka dapat disimpulkan
sensitivitas 93% dan spesifisitas adanya hubungan yang signifikan
100%. antara pengetahuan perawat tentang
pencegahan Ventilator Associated
ANALISA BIVARIAT Pneumonia (VAP) dengan
Hubungan pengetahuan perawat peningkatan angka VAP di Ruang
tentang pencegahan Ventilator
ICU RS Sari Asih Karawaci
Associated Pneumonia (VAP)
dengan peningkatan angka VAP di Tangerang.
Ruang ICU RS Sari Asih
Wiryana (2007) menyatakan
Karawaci Tangerang
meskipun VAP memiliki beberapa
Hasil penelitian berdasarkan analisis faktor risiko, intervensi keperawatan
univariat dapat dilihat bahwa banyak berperan dalam mencegah
pengetahuan perawat dengan kejadian VAP. Ada dua cara
kategori baik sebanyak 10 orang pencegahan yaitu tindakan
(77%), dengan tidak adanya pencegahan kolonisasi bakteri di
peningkatan angka VAP sebanyak 9 orofaring dan saluran pencernaan
orang (90%) dan sisanya sebanyak 1 (mencuci tangans sebelum dan
orang (10%) dengan ada peningkatan sesudah melakukan tindakan
angka VAP. Sedangkan pengetahuan terhadap pasien, suction, oral
56
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

dekontaminasi,Tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya


untuk mencegah aspirasi ke paru- komplikasi ventilator mekanik antara
paru, posisi semifowler, perubahan lain terjadinya VAP, volutrauma,
posisi tidur) gangguan kardio vaskuler, gangguan
Tindakan suctioning endotrakeal saluran pencernaan, sumbatan jalan
merupakan faktor resiko terjadinya napas, gangguan fungsi ginjal, gas
VAP jika dalam pelaksanaan traping dan ketidak selarasan pasien
mengabaikan kesterilan dan tidak dengan ventilator. Untuk itu,
berdasarkan Standar Operasional diperlukan tingkat pengetahuan dan
Prosedur (SOP). Berdasarkan sikap yang profesional dari seorang
penelitian yang dilakukan oleh Budi perawat dalam merawat pasien yang
et al. (2009) di suatu rumah sakit di terpasang ventilator (Purnawan dan
Yogyakarta didapatkan data bahwa Saryono, 2010)
hanya 44 % perawat yang taat dalam Sebaliknya pada penelitian ini
pelaksaan tindakan suction, didapatkan tingkat pengetahuan
selebihnya tindakan suction perawat perawat ICU di RS Sari Asih
belum sesuai dengan SOP. Hal yang Tangerang sebagian besar dalam
sama di sampaikan peneliti di RSUP kategori baik (77%). Menurut
Dr.Kariadi Semarang (2010), 50% peneliti tingginya tingkat
dari 10 perawat yang melakukan pengetahuan responden akan
suction di ruangan ICU tidak mempengaruhi pola pikir responden
berdasarkan SOP yang ada (Wiyoto, yang telah terpapar informasi dari
2010). Hal ini tidak sesuai dengan lingkungan, pengalaman kerja dan
penelitian ini, dimana sebagian besar pelatihan khusus yang dijalani. Saat
responden sudah memilki seseorang menerima suatu informasi,
pengetahuan yang baik tentang secara otomatis pola pikir akan
pelaksanaan suction sesuai SOP. merespon dan menseleksi informasi
Pemakaian ventilator merupakan tersebut dalam hal ini tentang
suatu bentuk tindakan pemasangan pencegahan VAP sehingga semakin
ETT dalam jangka panjang yang baik tingkat pengetahuan perawat
perlu tindakan keperawatan intensive tentang pencegahan VAP maka akan

9 57
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

semakin kecil kemungkinan kejadian Karawaci Tangerang dengan nilai


VAP pada pasien di ICU p value 0.000 <0.05
Kesimpulan
Referensi
Berdasarkan hasil penelitian yang American Association of Care Nurses
telah dilakukan dan disajikan pada (AACN). (2007). Core
curriculum for critical care
bab sebelumnya maka diperoleh nursing. (7thed). : W.B.
Saunders Company. America
kesimpulan mengenai “Hubungan
Pengetahuan Perawat Tentang AJCC.,American Journal of Critical
Care,diakses pada tanggal 12
Pencegahan Ventilator Associated Januari 2016 dari
http://ajcc.aacjournals.org
Pneumonia (VAP) Dengan
Peningkatan Angka VAP di Ruang Arikunto,Suharsimi. (2001).Prosedur
Penelitian: Suatu Pedekatan
ICU RS Sari Asih Karawaci Praktek. Edisi Revisi V.
Tangerang” sebagai berikut : Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto.(2006).Prosedur Penelitian
1. Distribusi frekuensi tingkat Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
pengetahuan tentang pencegahan
Ventilator Associated Pneumonia American Thoracic Society and the
Infectious Diseases Society of
(VAP) sebagian besar dalam America. ATS/IDSA Guidelines
(2004). Guidelines for the
kategori baik (77%).
management of adults with
2. Distribusi frekuensi kejadian HAP, VAP, and HCAP Am J
Respir Crit Care Medicine
Ventilator Associated Pneumonia
A.Aziz Alimul Hidayat. (2007), Metode
(VAP) dengan angka CPIS<6 di
Penelitian Keperawa tan dan
Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Teknik Analisis
Data,Jakarta,Salemba Medika
Tangerang yaitu sebanyak 10
orang (77%) Augustyn, B. (2007). Ventilator-
Associated Pneumonia Risk
3. Ada hubungan yang signifikan Factors and Preventions.
http://aacn.org/WD/CETests/Me
tingkat pengetahuan tentang dia/C0742.pdf.
pencegahan Ventilator
Augustyn,B. Ventilator-Associated
Associated Pneumonia (VAP) Pneumonia Risk Factors and
Prevention.Available: http:
dengan peningkatan angka VAP //aacn.org/WD/CETests/Media/ 10
di Ruang ICU RS Sari Asih C0742.pdf.(Accessed: August
12, 2015); 2007

58
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Buisson CB.Antibiotic therapy of Ewig E,Baurer T,Tores A. The


Ventilator Assosiated Pulmonary Physycian in
Pneumonia.Chest 2003 Critical Care : nosocomial
;123:670-3 pneumonia.Thorax 2002 :366 –
Cindy L Munro., Marry Jograp., Debora 71
J. Jones., Donna K Mc Clish.,
Curtis N Sessler. (2009) Green,W,Lawrence.et.al,Health
Chlorhexidin, Toothbrushing Education Planing A Diagnostik
and Preventing Ventilator Approach,The Johns Hapkins
Associated Pneumonia in University : Mayfield Publishing
Critically Ill Adult. American Company,2005
Journal of CriticalCare. 18:428-
437 Hudak, Gallo. (2007). Keperawatan
Cleveland Clinic: Cleveland, Kritis Pedekatan Holistik Edisi
OHMartono. (2008). Caring VI. Jakarta: EGC. Hurlock.
Practices in Reducing Pre- (2002). Pembagian umur
Operating Anxiety as Perceived berdasarkan perkembangan
by Surgical Nurse and Patients Diperoleh tanggal 20 juli dari
in http://repository.usu.ac.id/bitstre
Banyumas, Central Java, am/
Indonesia. 123456789/33101/3/Chapter%2
Dahlan, Zul (2006). Tinjauan Ulang 0II.pdf
Masalah Pneumonia yang
didapat di Rumah Sakit Ibrahim EH., Ward S., Sherman G.,
Bandung : Tidak dipublikasikan Kollef, M.H. (2000). A
Data Kepegawaian Instalasi Perawatan Comparative Analysis of
Intensif (IPI) RS. Sari Asih Patients with Early-Oset VS
Karawaci Tangerang Late-Onset
(2015).Banten. Tidak Nosocomialpneumonia in The
dipublikasikan. ICU Setting. Chest. 117:1434-
Dudut, T. (2003). Asuhan Keperawatan 42Kementerian Kesehatan
Klien dengan Ventilator. Republik Indonesia. (2010).
Diperoleh tanggal 3 juni 2012 Pedoman HCU dan ICU
dari Indonesia. Bakti Husada
http://repository.usu.ac.id/bitstre
am/12345678 Instalasi Rekam Medik RS Sari Asih
9/3600/1/keperawatan-dudut. Karawaci Tangerang. (2015).
pdf Data Pasien yang Diintubasi di
ICU RS Sari Asih Karawaci
Ernawati, Ni Luh Ade Kusuma (2006) Tangerang Tahun 2015
Faktor - Faktor yang Joseph, N. M., Sistla, S., Dutta, T. K.,
Berhubungan dengan Kejadian Badhe, A. S, Parija, S. C.
Infeksi Nosokomial Pneumonia (2010). Ventilator-Associated
pada Pasien yang Terpasang Pneumonia : A Review. Diakses
Ventilator di Ruang Intensive tanggal 04 September 2015.
Care Unit Rumah Sakit http://xa.yimg.com/kq/groups/1
Dr.Kariadi Semarang. 6298323/2119309964/
http://keperawatan.undip.ac.id. name/Review+NAV,+EJIM+20
Diunduh 15 Januari 2011 10.pdf

59
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Kollef MH,The Prevention of Ventilator Respir Crit Care Med. 171:388-


Associated Pneumonia.N Eng j 416
Med 2005;340:627-34 Notoatmojo, S. (2007). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik PT Rineka Cipta
Indonesia.(2010).Pedoman
HCU dan ICU Indonesia,Bakti Nototmodjo,S (2007),Promosi
Husada Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Jakarta:Rineka Cipta
Luna, C. M., Blanzaco, D., Niederman,
M. S., Matarucco, W., Baredes, Nursalam, S. P. (2001). Metodologi
N. C., Desmery, P.,Palizas, F., Riset Keperawatan. Jakarta:
Menga, G., Rios, F., Sagung Seto
Apezteguia, C. (2003).
Resolution of Ventilator- Nursalam,Konsep & Penerapan
Associated Pneumonia: Metodologi Penelitian Ilmu
Prospective Evaluation of the Keperawatan,Salam
Clinical Pulmonary Medika,Jakarta,2003
InfectionScore as an Early
Clinical Predictor of Outcome. Pineda LA, Saliba RG, El Solh AA
Diakses tanggal 01 Agustus (2006). Effect of Oral
2015 dari Decontamination With
http://medscape.com/viewarticle Chlorhexidine On The Incidence
/450885 Of Nosocomial Pneumonia Meta
Anlysis Critical Care.
Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto
A, Bartlett JG, Campbell GD, Porzecanski I., Bowton, D.L. (2006).
Dean NC, et.al (2007). Diagnosis And Treatment Of
Infectious Diseases Society of Ventilator-Associated
America/ American Thoracic Pneumonia. Chest .. 130:597–
Society Consensus Guidelines 604.
on the Management of
Community-Acquired PPI RSUD Arifin Achmad. (2015). Data
Pneumonia in Adults. Clinical Kejadian VAP DI ICU RS. Sari
Infectious Diseases. Asih Karawaci Tangerang.
Tidak dipublikasikan.
Martono (2008),Infeksi Nosokomial
Problematika Dan Pengenda Purnawan, Iwan, Saryono ( 2010 ).
liannya ,SalembaMedika, Mengelola Pasien Dengan
Yogyakarta Ventilator Mekanik. Jakarta :
Rekatama
Niederman, M.S., Craven, D.E., Bonten,
M.J., etal.( 2005) American Perhimpunan Dokter Paru
Thoracic Society Documents: Indonesia,(2003),Pneumonia
Guidelines For The Nosokomial Pedoman Diagnosis
Management of Adults With dan Penatalaksa naan di
Hospital-Acquired, Ventilator- Indonesia
Associated, and Healthcare-
Associated Pneumonia. Am J. Roger D, Engel, James, F, Blackwell,
dan Paul W. Miniard. (2005).

60
Edudharma Journal Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Konsep Perilaku. Edisi Keenam. 2015,darihttp://phc.gov.ph/about


Jilid 1. Penerbit Binarupa -phc/journals/pdf/tan.pdf.
Aksara. Jakarta
Tablan OC,Anderson LJ,Besser R,et al :
Saanin (2006). Hubungan Pengetahuan Guidelines for preventing
dan Sikap Perawat dengan health-care associated
Tindakan Pencegahan pneumonia.Recommendations of
Ventilator Associated CDC and the health care
Pneumonia (VAP) di Unit infection control practices
Perawatan Intensif RS Dr. advisory committee.CDC
M.Djamil Padang. 2004;53 (RR 03):1-36

Schleder, B.J. (2003) Taking Charge Of Tietjen, Linda, dkk. (2004). Panduan
Ventilator-Associated Pencegahan Infeksi Untuk
Pneumonia. Nurse Manage .. Fasilitas. Pustaka Sarwono
34(8):29–32. 2003; 34 (8) :29- Prawiroharjo. Jakarta
32
Torres A., Gatell J.M., E Aznar., et al.
Sirvent JM, Vidaur L. Gonzalez S, (1995) Re-Intubation Increases
Castro, Battle J, et al. (2003) The Risk Of Nosocomial
Microscopic examination of Pneumonia In Patients Needing
intrecellular organism in Mechanical Ventilation. Am J
protected bronchoalveolar mini Respir Crit Care Med.
lavage fluid for the idgnosis of 152(1):137–141. 1995; 152 (1)
ventilator associated :137-141.
pneumonia. 123:518-23
Wiryana, Made. (2007) Ventilator
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Associated Pneumonia. Bagian/
Medikal Bedah. Jakarta: EGC SMF Ilmu Anestesi dan
Reanimasi, FK Unud/ RSUP
Soedono (2007). Pedoman Manajerial Sanglah Denpasar. I Peny
Pencegahan dan Pengendalian Dalam,Volume 8 No 3
Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Kesehatan Lainnya. Wenzel RP,Sahm DF,Thornsberry
PERDALIN. Jakarta C,Draghi DC,Jones
MF,Karlowsky JA,.In vitro
Sugiyono (2005),Statistik Untuk susceptibilities of gram negative
Penelitian,Cetakan bacteria isolated from
kelima,Bandung:CV.Alfabeta hospitalized patients in four
European countries,Canada,and
Tan, J. C., Banzon, A. G., Ayuyao, F., the United States in 2000-2001
Guia T. D. (2007). Comparison to expanded-spectrum
of CPIS (Clinical Pulmonary cephalosporins and comprator
Infection Score and Clinical antimicro bials:implications for
Criteria in the Diagnosis of therapy antimicrob agents
Ventilator-Associated chemother,2003;47:3089-
Pneumonia in ICU Complex 3098http://www.klilpdpi.com/ko
Patiens. Diakses tanggal 20 nsensus/pnenosokomial/pnenoso
Agustus komial.pdf (Akses pada 30
Oktober 2014)

61

Anda mungkin juga menyukai