Anda di halaman 1dari 9

Fatur Rahmad Thoriq Manalu

04011181924020

Meconium Aspiration Syndrome


a. Definisi
Mekonium adalah tinja paling awal dari bayi baru lahir.Sindrom aspirasi mekonium (MAS)
adalah gangguan pernapasan neonatal yang terjadi pada bayi baru lahir dalam konteks MASF
(cairan ketuban bernoda mekonium) ketika gejala pernapasan tidak dapat dikaitkan dengan
etiologi lain. MAS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala distres respirasi akibat aspirasi
meconium.(Sayad et al, 2021)
b. Prevalensi/Angka Kejadian dan Faktor Risiko
Cairan ketuban bercampur mekonium ditemukan pada 10-15% kelahiran dan biasanya terjadi
pada bayi cukup bulan atau posterm. Sindrom aspirasi mekonium (MAS) berkembang pada 5%
bayi tersebut; 30% membutuhkan ventilasi mekanis, dan 3-5% mati. (Kliegman et al, 2020)
Insidennya bervariasi dengan usia kehamilan. Satu studi melaporkan MASF pada masing-
masing 5,1%, 16,5%, dan 27,1% bayi prematur, aterm, dan postmatur. Meskipun MASF
diperlukan untuk diagnosis MAS, hanya 2% hingga 10% bayi yang lahir melalui cairan ketuban
yang diwarnai dengan mekonium mengembangkan MAS. (Sayad et al, 2021)
Insiden MAS juga dipengaruhi oleh akses ke perawatan dan lebih tinggi di daerah di mana
persalinan lewat waktu sering terjadi. Insiden juga lebih rendah di daerah dengan frekuensi
operasi caesar awal yang tinggi, meskipun ada komplikasi lain yang terkait dengan operasi
caesar. (Sayad et al, 2021)
Faktor risiko utama untuk cairan ketuban bernoda mekonium (MSAF) dan MAS termasuk
pasca maturitas pada 34% kasus, adanya ketidakteraturan denyut jantung janin (FHR) pada
periode intrapartum pada 51% kasus, kelahiran sesar pada 42% kasus, gawat janin pada 77%,
dan pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada 6% kasus.(Chand et al, 2019)
c. Etiologi
Biasanya, tetapi tidak selalu, gawat janin dan hipoksia terjadi sebelum keluarnya mekonium
ke dalam cairan amnion. (Kliegman et al, 2020)
Saat terkena stres seperti hipoksia, janin mengeluarkan mekonium dan mulai tampak gasping
reflex, kombinasi yang memungkinkan mekonium mencapai saluran pernapasan. Mekonium
kemudian mempengaruhi sistem pernapasan dengan obstruksi jalan napas mekanis, pneumonitis,
dan inaktivasi surfaktan. Semua ini berkontribusi pada hipertensi pulmonal persisten pada bayi
baru lahir (PPHN), yang merupakan jalur umum terakhir untuk morbiditas dan mortalitas parah
yang terlihat pada bayi dengan MAS. (Chand et al, 2019)
MAS disebabkan oleh aspirasi cairan ketuban yang telah tercampur mekonium. MASF
bukanlah temuan yang tidak biasa dan tidak selalu dikaitkan dengan MAS. Stres uterus akibat
hipoksia atau infeksi dapat menyebabkan keluarnya mekonium janin lebih awal. Tidak seperti
tinja bayi, mekonium lebih gelap dan lebih tebal. Mekonium terbentuk melalui akumulasi debris
seluler janin (kulit, gastrointestinal, rambut) dan sekret. Aspirasi bahan ini menyebabkan
obstruksi jalan napas, memicu perubahan inflamasi, dan menonaktifkan surfaktan. Melalui
mekanisme ini, neonatus mengalami gangguan pernapasan. (Sayad et al, 2021)
d. Patofisiologi(Sayad et al, 2021)
Patofisiologi MAS tidak sepenuhnya dipahami, namun, 5 proses penting telah dijelaskan:
pengeluaran mekonium, aspirasi, obstruksi jalan napas, peradangan, dan inaktivasi surfaktan.

- Pengeluaran mekonium: Biasanya, buang air besar feses jarang terjadi antara 20 dan 34 minggu
kehamilan. Telah diketahui bahwa pengeluaran mekonium di dalam rahim lebih sering terjadi
pada bayi cukup bulan dan postmatur setelah 37 minggu kehamilan. Beberapa mekanisme telah
dihipotesiskan untuk memainkan peran dalam proses, termasuk peningkatan peristaltik, relaksasi
sfingter anal, dan perubahan nada vagal dan simpatik dalam konteks gawat janin dan hipoksia.
- Aspirasi: Selama proses persalinan, pernapasan janin biasanya menyebabkan cairan ketuban
bergerak masuk dan keluar dari paru-paru. Ketika cairan ketuban diwarnai dengan mekonium,
janin berisiko mengalami aspirasi. Hal ini terutama berlaku dengan hipoksia yang dapat memicu
janin untuk meningkatkan terengah-engah, yang menyebabkan lebih banyak inhalasi cairan
ketuban oleh jalan napas janin.
- Obstruksi jalan napas: Karena mekonium tebal dan diameter saluran napas janin kecil,
keberadaan mekonium di saluran napas dapat menyebabkan obstruksi. Mekanismenya mirip
dengan aspirasi benda asing. Sumbatan mekonium dapat menyebabkan obstruksi total yang
menyebabkan kolaps paru di bagian distal serta atelektasis. Ketika obstruksi parsial terjadi, hal
itu menyebabkan efek katup bola dengan peningkatan jebakan udara, sehingga meningkatkan
risiko sindrom kebocoran udara, terutama pneumotoraks. Data terbaru menunjukkan bahwa
obstruksi jalan napas tidak selalu terjadi dalam konteks MSAF dan bahwa obstruksi saja tidak
sepenuhnya menjelaskan MAS.
-Peradangan: Peradangan memainkan peran penting dalam patogenesis MAS. Bahan yang
membentuk mekonium telah terbukti memicu proses inflamasi yang selanjutnya berkontribusi
pada pengembangan gangguan pernapasan pada MAS. Hasil peradangan saluran napas dalam
bentuk pneumonitis kimia. Matrix metalloproteinase-8, interleukin-6, interleukin-8, interferon-
gamma, dan tumor necrosis factor-alpha semuanya telah dijelaskan secara signifikan lebih tinggi
pada pasien dengan MAS.
-Inaktivasi surfaktan: Peradangan dan hidrolisis dapat mengubah dan menonaktifkan surfaktan.
Hal ini menyebabkan peningkatan tegangan permukaan, kepatuhan yang buruk, dan gangguan
oksigenasi. Dengan demikian, lebih lanjut berkontribusi pada gangguan pernapasan yang terlihat
pada MAS.
Semua proses ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolar, menyebabkan peningkatan
ketidaksesuaian ventilasi-perfusi. Ini adalah penyebab utama hipoksemia pada bayi dengan
MAS. Hipoksemia yang berkepanjangan akan memicu penyempitan pembuluh darah paru, yang
pada gilirannya meningkatkan resistensi pembuluh darah paru (pulmonary vascular
resistance/PVR). Ini sering disertai dengan pirau kanan ke kiri. Mekanisme ini dapat memicu
PPHN(persistent pulmonary hypertension).
(Kliegman et al, 2020)

e. Manifestasi Klinis
Obstruksi sebagian jalan napas yang dihasilkan dapat menyebabkan distres pernapasan
dalam 1 jam pertama, dengan takipnea, retraksi, grunting, dan sianosis diamati pada bayi yang
terkena dampak parah. Obstruksi parsial dari beberapa saluran udara mungkin menyebabkan
pneumomediastinum, pneumotoraks, atau keduanya. Distensi dada yang berlebihan mungkin
menonjol. Kondisi ini biasanya membaik dalam 72 jam, tetapi ketika membutuhkan ventilasi
yang dibantu, mungkin parah dengan risiko tinggi untuk kematian. Takipnea dapat bertahan
selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Radiografi dada yang khas ditandai dengan
infiltrat yang tidak merata, goresan kasar dari kedua lapang paru, peningkatan diameter
anteroposterior, dan pendataran diafragma. Radiografi dada normal pada bayi dengan
hipoksemia berat dan tidak ada malformasi jantung yang menunjukkan diagnosis hipertensi
pulmonal. (Kliegman et al, 2020)
f. Algoritma Diagnosis (IDAI, 2011)
Manifestasi klinis MAS bervariasi dan bergantung pada derajat hipoksia, jumlah serta
konsistensi mekonium yang teraspirasi.
- Bayi dengan MAS sering menunjukkan tanda postmaturitas, yaitu kecil masa kehamilan, kuku
panjang, kulit terkelupas, dan pewarnaan kuning-hijau pada kulit.
- Adanya mekonium pada cairan ketuban. Konsistensi mekonium bervariasi. Walaupun MAS
dapat terjadi pada mekonium yang hanya sedikit, sebagian besar bayi dengan MAS memiliki
riwayat mekonium kental seperti lumpur.
- Obstruksi jalan napas. MAS dini akan bermanifestasi sebagai obstruksi saluran napas.
Gasping, apnu, dan sianosis dapat terjadi akibat mekonium kental yang menyumbat saluran
napas besar.
- Distres pernapasan. Mekonium yang teraspirasi sampai ke saluran napas distal tetapi tidak
menyebabkan obstruksi total akan bermanifestasi sebagai distres pernapasan, berupa takipnu,
napas cuping hidung, retraksi interkostal, peningkatan diameter anteroposterior dada, dan
sianosis
Pemeriksaan penunjang
1.Darah perifer lengkap dan septic work-up untuk menyingkirkan infeksi.
2.Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia. Hiperventilasi mengakibatkan alkalosis
repiratorik pada kasus ringan, tetapi pada kasus berat akan mengakibatkan asidosis respiratorik.
3.Foto toraks menunjukkan hiperinflasi, diafragma mendatar, dan infiltrat kasar/bercak iregular.
Dapat ditemukan pneumotoraks atau pneumomediastinum.
4.Ekokardiografi diperlukan bila diduga terjadi persistent pulmonary hypertension of the
newborn (PPHN)
g. Diagnosis banding (Sayad et al, 2021)
Diagnosis banding untuk MAS termasuk penyebab lain dari distress bayi baru lahir:
-Sindrom gangguan pernapasan: lebih sering terjadi pada bayi prematur.
-Takipnea transien pada bayi baru lahir: biasanya sembuh dalam 72 jam.
-Sepsis/infeksi/pneumonia: Setiap bayi baru lahir dengan distress harus dinilai untuk infeksi.
-Penyakit jantung bawaan: Biasanya didiagnosis dengan ekokardiogram.
h. SKDI/SNPPDI

3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau
kecacatan pada pasien dalam konteks penilaian mahasiswa. Lulusan dokter mampu menentukan
usulan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

i. Tatalaksana Farmakologi dan Non Farmakologi(IDAI, 2011)


Tata laksana bayi dengan cairan amnion bercampur mekonium di ruang persalinan
1. Nilai konsistensi mekonium. Kejadian MAS meningkat seiring dengan peningkatan
konsistensi mekonium.
2. Rekomendasi bahwa dokter kebidanan harus membersihkan hidung dan orofaring bayi
sebelum melahirkan bahu atau dada, tidak dianjurkan lagi. Jika ditemukan mekonium pada
cairan ketuban, bayi harus segera diserahkan kepada dokter anak untuk dibersihkan.
3. Pada penilaian awal sebuah persalinan dengan ketuban bercampur mekonium, dokter anak
harus menentukan apakah bayi bugar atau tidak. Bayi dikatakan bugar bila frekuensi denyut
jantung >100 kali/menit, bernapas spontan, dan tonus baik (bergerak spontan atau fleksi
ekstremitas). a. Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa memandang konsistensi
mekonium. b. Bila terdapat distres pernapasan, lakukan laringoskopi direk dan pengisapan
intratrakeal (menggunakan aspirator mekonium).
4. Bayi yang dilahirkan dengan ketuban bercampur mekonium, sebanyak 20-30% akan
mengalami depresi saat melalui perineum. Pada kasus ini, intubasi menggunakan laringoskop
sebaiknya dilakukan sebelum usaha napas dimulai. Setelah intubasi, pipa endotrakeal
dihubungkan dengan mesin pengisap. Prosedur ini diulangi sampai trakea bersih atau bila
resusitasi harus dimulai. Visualisasi pita suara tanpa melakukan pengisapan tidak dianjurkan
karena mekonium masih mungkin berada di bawah pita suara. Ventilasi tekanan positif sebisa
mungkin dihindari sampai pengisapan trakea selesai. Kondisi umum bayi tidak boleh diabaikan
selama melakukan pengisapan trakea. Pengisapan trakea harus dilakukan dengan cepat dan
ventilasi harus segera dimulai sebelum terjadi bradikardi.
Tata laksana MAS
Walaupun telah dilakukan pengisapan trakea, bayi yang mengalami distres intrapartum masih
berisiko mengalami MAS dan harus dipantau secara ketat.
1. Perawatan rutin. Distres sering mengakibatkan abnormalitas metabolik seperti hipoksia,
asidosis, hipoglikemia, dan hipokalsemia. Koreksi abnormalitas metabolik bila diperlukan.
Cairan harus direstriksi untuk mencegah edema serebri dan paru.
2. Pemantauan saturasi oksigen. Pulse oxymetri dapat dijadikan pemeriksaan awal untuk
mendeteksi PPHN dengan membandingkan saturasi oksigen pada lengan kanan dengan saturasi
oksigen pada ekstremitas bawah.
3. Obstruksi. Pada bayi dengan aspirasi mekonium berat, dapat terjadi obstruksi mekanik saluran
napas dan pneumonitis kimia. Atelektasis dan inflamasi yang terus berjalan serta terbentuknya
pirau ekstrapulmonar akan memperburuk mismatch ventilasi-perfusi dan mengakibatkan
hipoksemia berat.
4. Hipoksemia. Tata laksana hipoksemia adalah meningkatkan konsentrasi oksigen inspirasi
dengan pemantauan analisis gas darah dan pH. Bayi harus mendapat oksigen yang adekuat
karena hipoksia berulang mengakibatkan vasokonstriksi paru dan selanjutnya dapat
menyebabkan PPHN.
5. Ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik terindikasi bila PaCO2 >60 mmHg atau terdapat
hipoksemia persisten (PaO2)
j. Komplikasi (IDAI, 2011)
1. Air leak. Pneumotoraks atau pneumomediastinum terjadi pada 10-20% pasien dengan MAS.
Air leak terjadi lebih sering pada bayi yang mendapat ventilasi mekanik. Bila terjadi
pneumotoraks, maka harus ditata laksana segera.
2. Hipertensi pulmonal. Sebanyak 35% kasus PPHN berhubungan dengan MAS. Ekokadiografi
harus dilakukan untuk menentukan derajat keterlibatan pirau kanan ke kiri terhadap hipoksemia
dan mengeksklusi penyakit jantung bawaan. Pada kasus MAS yang disertai PPHN, dapat
dipertimbangkan pemberian inhalasi nitrit oksida atau vasodilator sistemik seperti magnesium
sulfat dengan bantuan inotropik untuk mencegah hipotensi
k. Prognosis (IDAI, 2011)
- Dengan kemajuan terapi seperti pemberian surfaktan, high frequency ventilation, inhalasi nitrit
oksida, dan ECMO, angka mortalitas dapat dikurangi sampai <5%.
- Bronchopulmonary displasia dan penyakit paru kronik merupakan sekuele akibat ventilasi
mekanik jangka panjang.
- Sekuele neurologik sering terjadi pada kasus asfiksia berat
l. Edukasi dan Pencegahan(IDAI, 2011)
Upaya pencegahan MAS pada tahap pranatal adalah:
1. Identifikasi kehamilan risiko tinggi yang dapat menyebabkan insufisiensi uteroplasenta dan
hipoksia janin, yaitu:
- Ibu dengan preeklampsia atau hipertensi
- Ibu dengan penyakit respiratorik atau kardiovaskular kronik
- Ibu yang memiliki janin dengan pertumbuhan terhambat
- Kehamilan post-matur
- Perokok berat
2. Pemantauan janin secara ketat. Tanda distres janin, yaitu ketuban bercampur mekonium
dengan ruptur membran, takikardi janin, atau deselerasi harus ditindaklanjuti segera.
3. Amnioinfusion. Larutan salin normal dimasukkan ke dalam rahim lewat serviks pada ibu
dengan cairan ketuban bercampur mekonium dan deselerasi laju jantung bayi
Risiko aspirasi mekonium dapat dikurangi dengan identifikasi cepat gawat janin dan inisiasi
persalinan cepat dengan adanya jantung janin yang terlambat deselerasi atau variabilitas DJJ
detak-ke-denyut yang buruk. Meski ada semangat untuk amnioinfusion, anioinfusion tidak
mengurangi risiko MAS, persalinan sesar, atau indikator utama lainnya dari morbiditas ibu atau
neonatus. penghisapan nasofaring Intrapartum pada bayi dengan cairan ketuban bernoda
mekonium tidak mengurangi risiko MAS. Intubasi rutin dan aspirasi bayi distress(mereka yang
mengalami hipotonia, bradikardia, atau penurunan upaya pernapasan) lahir melalui cairan
bernoda mekonium tidak efektif dalam mengurangi MAS dan tidak direkomendasikan untuk
resusitasi neonatus.(Kliegman et al,2020)
PUSTAKA
Chand, S., Salman, A., Abbassi, R. M., Siyal, A. R., Ahmed, F., Leghari, A. L., Kabani, A. S.,
& Ali, S. (2019). Factors Leading To Meconium Aspiration Syndrome in Term- and Post-term
Neonates. Cureus, 11(9), e5574. https://doi.org/10.7759/cureus.5574
Cunningham F.G. et al, 2018. Obstetri Williams, Cetakan 25.Mc Graw Hill
Education:USA.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2011.Pedoman Pelayanan Medis Edisi II. Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia:Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2014.Rekomendasi Resusitasi dan Stabilisasi neonatus. No.:
005/Rek/PP IDAI/V/2014. UKK Neonatologi IDAI:Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2016.Konsensus Asuhan Nutrisi Pada Bayi Prematur.Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia:Jakarta.
Karrar S, Hong PL. Preeclampsia. [Updated 2021 Nov 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570611/
Kliegman,Robert M. et al.2020.Nelson Textbook Of Pediatrics Volume 21.Elsevier:Canada.
Lewis ML. et al.2014.A comprehensive newborn examination. American Family Physician.
Li, N., Wang, W., Wu, G., & Wang, J. (2017). Nutritional support for low birth weight
infants: Insights from animal studies. British Journal of Nutrition, 117(10), 1390-1402.
doi:10.1017/S000711451700126X

Anda mungkin juga menyukai