Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB

PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

NAMA : RIVANSYAH RUANGAN KOMERING 1.2


NIM : 04064822427032
HEMATOCHEZIA
1. DEFINISI
Hematochezia adalah munculnya darah segar pada tinja atau feses. Masalah kesehatan ini
biasanya muncul karena adanya perdarahan pada saluran cerna bagian bawah, misalnya karena
wasir atau kanker usus besar. Meski kerap disamakan, hematochezia ternyata tidak sama
dengan melena. Ketika hematochezia terjadi, keluarnya darah memiliki warna merah segar.
Sementara itu, darah yang keluar pada melena berwarna merah sedikit kehitaman. Ini
disebabkan karena perdarahan yang terjadi pada saluran cerna di bagian bawah letaknya tak
jauh dari anus. Hematochezia sendiri tak selalu menunjukkan kondisi serius. Meski demikian,
masalah kesehatan ini tetap harus mendapatkan penanganan yang tepat. Pasalnya, hematochezia
yang tidak mendapatkan penanganan atau ditangani dengan tidak maksimal akan meningkatkan
risiko terjadinya banyak komplikasi yang membahayakan, seperti syok, anemia, bahkan
kematian.
Hematochezia umumnya terjadi karena perdarahan di saluran pencernaan bagian bawah,
seperti akibat wasir atau kanker usus besar. Hematochezia berbeda dengan melena. Pada
penderita hematochezia, darah yang keluar berwarna merah segar. Sedangkan pada penderita
melena, darah yang keluar berwarna hitam. Hal ini terjadi karena perdarahan yang terjadi di
saluran pencernaan bagian bawah terletak tidak jauh dari anus.

2. ETIOLOGI
Hematochezia umumnya disebabkan oleh perdarahan di saluran pencernaan bagian bawah,
seperti usus besar dan rektum. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan pada saluran pencernaan adalah :
1. Wasir
2. Luka pada anus (fisura ani)
3. Kanker usus besar
4. Kolitis ulseratif
5. Polip usus besar
6. Tumor jinak di usus besar atau rektum
7. Penyakit Crohn
8. Radang pada lapisan rektum (proctitis)
9. Diverkulitis
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Selain beberapa kondisi di atas, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya
hematochezia pada bayi atau anak-anak, yaitu :
1. Peradangan usus besar atau usus halus pada bayi (necrotizing enterocolitis)
2. Usus melintir
3. Intususepsi
4. Iskemia usus
5. Alergi susu sapi
6. Tonjolan pada bawah usus kecil (Meckel’s diverticulum)

3. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari hematochezia salah satunya yaitu aspirin, OAINS, stres, kortikosteroid,
rokok, asam lambung, infeksi H.Pylori dapat mengakibatkan erosi pada mukosa lambung
sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan kerusakan kemampuan mukosa untuk
mensekresi mukus sebagai pelindung. Hal ini akan menimbulkan peradangan pada sel yang
akan menjadi granulasi dan akhirnya menjadi ulkus, dan dapat mengakibatkan hemoragi
gastrointestinal.
Penyebab hematochezia yang lainnya adalah alkohol dan hipertensi portal berat dan
berkepanjangan yang dapat menimbulkan saluran kolateral bypass : melalui vena koronaria
lambung ke dalam vena esofagus subepitelial dan submukosal dan akan menjadi varises pada
vena esofagus. Vena-vena yang melebar dan berkeluk-keluk terutama terlatak di submukosa
esofagus distal dan lambung proksimal, disertai penonjolan tidak teratur mukosa diatasnya ke
dalam lumen. Dapat mengalami ulserasi superficial yang menimbulkan radang, beku darah
yang melekat dan kemungkinan ruptur, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.
Gagal hepar sirosis kronik, kematian sel dalam hepar termasuk penyebab hematochezia
yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk
saluran kolateral pada dinding abdominal anterior. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena
ini, maka vena tersebut menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh yang
berdilatasi ini disebut varises dan dapat pecah, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.
Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematochezia. Hematochezia biasanya
bersumber di atas ligamen Treitz (pada jungsi denojejunal). Dari hematochezia akan timbul
muntah darah. Muntah dapat berwarna merah terang atau seperti kopi, tergantung dari jumlah
kandungan lambung pada saat perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan sekresi
lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi hematin coklat dan
menerangkan tentang warna seperti kopi drainase yang dikeluarkan. Cairan lambung yang
berwarna merah marun atau merah terang diakibatkan dari perdarahan hebat dan sedikit kontak
dengan asam lambung. Sedangkan melena terjadi apabila darah terakumulasi dalam lambung
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

dan akhirnya memasuki traktus intestinal. Feses akan seperti ter. Feses ter dapat dikeluarkan
bila sedikitnya 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal

4. WOC/PATHWAY
Hematochezia

Nausea Mual dan Perdarahan


Muntah
Tekanan Kapiler

Anoreksia Syok Hipovolemik


Protein Plasma Hilang
Defisit Nutrisi Risiko
Ketidakseimbangan Edema
Cairan

Penekenan
Pembuluh Ddarah

Perfusi Jaringan

Perfusi Perifer Tidak


Efektif

5. TANDA DAN GEJALA


Gejala hematochezia dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Meski demikian,
gejala utama hematochezia adalah darah segar berwarna merah terang yang keluar bersama
feses. Selain keluarnya darah saat BAB, ada beberapa gejala lain yang dapat
menyertai hematochezia, yaitu :
1. Sakit perut
2. Demam
3. Diare
4. Perubahan pola buang air besar
5. Penurunan berat badan
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

6. DIAGNOSIS MEDIS
Jika hasil pemeriksaan mendeteksi darah dalam feses, dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan untuk mengetahui penyebabnya, seperti :
1. Tes darah, untuk mengetahui jumlah sel darah, memeriksa kecepatan proses pembekuan
darah, serta memeriksa fungsi organ hati
2. Kolonoskopi, untuk melihat kondisi usus besar dengan memasukkan selang berkamera
melalui anus
3. Biopsi, untuk mengambil sampel jaringan guna diperiksa di laboratorium
4. Foto Rontgen, untuk melihat kondisi saluran pencernaan dengan bantuan sinar X atau
menggunakan larutan barium
5. Angiografi, untuk melihat kerusakan pada pembuluh darah dengan menyuntikkan cairan
kontras ke pembuluh darah
6. Radionuclide scan, untuk melihat kerusakan pada pembuluh darah dengan menyuntikkan
bahan radioaktif ke pembuluh darah
7. Laparotomi, untuk melihat sumber perdarahan dengan cara bedah terbuka pada perut

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada kasus ini meliputi yakni:
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula, biakan
kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada
diare persisten).
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan yaitu pemeriksaan darah rutin berupa
hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, pemeriksaan hemostasis lengkap untuk
mengetahui adanya kelainan hemostasis, pemeriksaan fungsi hati untuk menunjang adanya
sirosis hati, pemeriksaan fungsi ginjal untuk menyingkirkan adanya penyakit gagal ginjal
kronis, pemeriksaan adanya infeksi Helicobacter pylori.
3. Pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi
Merupakan pemeriksaan penunjang yang paling penting karena dapat memastikan diagnosis
pecahnya varises esofagus atau penyebab perdarahan lainnya dari esofagus, lambung dan
duodenum.
4. Kontras barium (radiografi)
Bermanfaat untuk menentukan lesi penyebab perdarahan. Ini dilakukan atas dasar
urgensinya dan keadaan kegawatan.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

5. Ongiografi
Bermanfaat untuk pasien-pasien dengan perdarahan saluran cerna yang tersembunyi dari
visual endoskopik.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan hematochezia bertujuan untuk menghentikan perdarahan, mengatasi anemia
akibat perdarahan, serta mencegah perdarahan terjadi kembali. Untuk menghentikan
perdarahan, dokter dapat melakukan beberapa prosedur berikut:
1. Endoskopi, seperti kolonoskopi, untuk menghentikan perdarahan dalam saluran pencernaan
dengan cara dipanaskan atau menyuntikkan obat di area perdarahan
2. Angiographic embolization, untuk menutup aliran pembuluh darah yang rusak dengan
menyuntikkan partikel khusus di pembuluh darah tersebut
3. Band ligation, untuk menghentikan perdarahan dengan cara memasang karet khusus di area
pembuluh darah yang pecah

9. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Adapun penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen cairan, hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien agar
cairan pada tubuh pasien bisa terpenuhi
b. Pemantauan cairan, hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan cairan didalam tubuh
c. Manajemen nutrisi, hal ini bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup agar nutrisi
didalam tubuh dapat terpenuhi dengan baik
d. Perawatan sirkulasi, hal ini bertujuan untulk sirkulasi perifer menjadi baik agar penumpukan
cairan pada tubuh bisa teratasi

10. KOMPLIKASI
Jika tidak segera ditangani, hematochezia dapat menimbulkan komplikasi serius yang
berakibat fatal, yaitu syok. Hematochezia juga dapat menimbulkan anemia, yang dapat
membuat penderitanya merasakan gejala berupa lemas, detak jantung tak beraturan, dan sakit
kepala.
Perdarahan saluran cerna yang masif dan tidak ditangani dapat menyebabkan:
1. Syok
2. Anemia
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

3. Kematian
Sedangkan, penyebab dari hematochezia dapat menyebabkan komplikasi, antara lain:
1. Hemoroid eksternal dapat menyebabkan nyeri hebat dan rasa tidak nyaman
2. Fisura ani akut dapat berkembang menjadi fisura kronik yang membutuhkan operasi
3. Keganasan dapat bermetastasis ke nodus limfatik dan organ lain jika tidak segera ditangani
4. Perdarahan terus-menerus dapat menyebabkan gejala mudah lelah, sesak napas, dan nyeri
dada

11. PROGNOSIS
Perdarahan saluran cerna bagian bawah merupakan kondisi yang cukup sering terjadi,
mencakup 20–30% dari keseluruhan kasus perdarahan saluran cerna. Tidak ada perbedaan
kejadian pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian menemukan bahwa hanya sekitar 40%
pasien dengan hematochezia yang memeriksakan diri ke dokter karena beranggapan bahwa
kondisinya tidak serius. Perdarahan saluran cerna dapat dibagi berdasarkan beratnya, yaitu
masif, moderat, dan occult atau samar. Klasifikasi ini akan memengaruhi prognosis pasien.
Pasien dengan perdarahan saluran cerna yang masif memiliki tingkat mortalitas (angka
kematian) 21%.

12. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds Hematochezia Perfusi Perifet Tidak Efektif
Do :
 Pengisian kapiler >3 detik Perdarahan
 Nadi perifer menurun atau
tidak teraba Tekanan Kapiler
 Akral teraba dingin
 Warna kulit pucat Edema
 Turgor kulit menurun
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Do : Hematochezia Defisit Nuutrisi
 Berat badan menurun
minimal 10% dibawah Perasaan mual dan muntah
rentang ideal
Ds: - Anoreksia
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Defisit Nutrisi
Do : - Hemtochezia Nausea
Ds :
 Mengeluh mual Perasaan mual dan muntah
 Merasa ingin muntah
 Tidak berminat makan Nausea
Faktor risiko : Hematochezia Risiko Ktidakseimbangan
Trauma/perdarahan Cairan
Perasaan mual dan muntah

Syok hipovolemik

Risiko ketidakseimbangan
cairan

13. INTERVENSI, TUJUAN, DAN RASIONAL


Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Perawatan sirkulasi
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, perfusi perigfer - Periksa sirkulasi perifer
meningkat ditandai dengan: Rasional: mengetahui
 Denyut nadi perifer kelancaran sirkulasi perifer
meningkat - Identifikasi faktor risiko
 Warna kulit pucat gangguan sirkulasi
menurun Rasional: mengetahui faktor
 Pengisian kapiler risiko apasaja yang
membaik mempengaruhi sirkulasi
 Akral membaik Terapeutik
 Turgor kulit membaik - Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
Rasional: Untuk
menghindari keparahan dari
hambatan sirkulasi
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

- Hindari pengukuruan
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Rasional: Untuk
menghindari keparahan dari
hambatan sirkulasi.
- Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada
area yang cedera
Rasional: Untuk
menghindari keparahan dari
hambatan sirkulasi
Edukasi
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
Rasional: agar teknan darah
pada pasien tetap stabil dan
normal
- Anjurkan program diet
untuk memperbaiki sirkulasi
Rasional: membantu
perbaikan pada sirkulasi
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 3 x 24 - Identifikasi status nutrisi.
jam, status nutrisi membaik Rasional: mengetahui status
dengan kriteria hasil: nutrisi pasien
 Porsi makanan yang - Identifikasi alergi dan
dihabiskan meningkat intoleransi makanan
 Berat badan membaik Rasional: mengetahui
 Ideks Massa Tubuh apakah pasien terdapat alergi
(IMT) membaik pada makanan
- Monitor asupan makanan
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Rasional: mengetahui
asupan makanan yang
dikonsumsi
Terapeutik
- Melakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Rasional : agar pasien
merasa nyaman ketika ingin
mngonsumsi makanan
- Berikan makanan tinggi
serat
Rasional: untuk mencegah
konstipasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Rasional: untuk
kenyamanan pasien ketika
ingin mengonsumsi
makanan
Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen mual
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, tingkat nausea menurun - Identifikasi pengalaman
ditandai dengan : mual
 Nafsu makan meningkat Rasional: mengidentifikasi
 Keluhan mual menurun pengalaman mual
 Perasaan ingin muntah sebelumnya
menurun - Identifikasi dampak mual
terhadap kualitas hidup
Rasional: mengetaui
dampak mual terhadap
aktivitas pasien
- Monitor mual
Rasional: mengetahu
frekuensi mual yang
dirasakan
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Terapeutik
- Kendalikan faktor
lingkungan penyebab mual
Rasional: untuk menvegah
perasaan mual timbul
- Berikan makanan dalam
jumlah kecil
Rasional: agar pasien tidak
merasa mual bila diberikan
makan dengan jumlah yang
besar.
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
Rasional: Agar pasien bisa
beristirahat dan merasa
badannya lebih baik
Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen cairan
cairan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, keseimbangan cairan - Monitor status hidrasi
meningkat ditandai dengan: Rasional: mengetahui status
 Asupan cairan hidrasi
meningkat - Monitor berat badan harian
 Edema menurun Rasional: mengetahui berat
 Tekanan darah membaik badan harian apakah
 Turgor kulit membaik membaik.
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan.
Rasional : Untuk menjaga
kestabilan cairana
- Berikan cairan intravena,
jika perlu
Rasional: untuk menjaga
kestabilan cairan.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, P. MSD Manual (2021). Overview of Gastrointestinal Bleeding.


Asrining Tyas, dkk, 2020, Gambaran Kejadian Perdarahan Saluran Cerna pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik di RSUP Dr. M. Djamil Padang, jurnal kesehatan fakultas kedokteran
Universitas Andalas Padang
Gotter, A. Healthline (2018). What’s the Difference Between Hematochezia and Melena?
Marks, J. MedicineNet (2022). Blood in the Stool (Rectal Bleeding, Hematochezia).
Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Gastrointestinal Bleeding.
National Institutes of Health (2020). Medline Plus. Rectal Bleeding.
Penner, R. Uptodate (2022). Patient education: Blood in the stool (rectal bleeding) in adults
(Beyond the Basics).
Percac-Lima., et al. (2018). Diagnostic Evaluation of Patients Presenting to Primary Care with
Rectal Bleeding. Journal of General Internal Medicine, 33(4), pp. 415–22.
Pietrangelo, A. Healthline (2020). Hemorrhoidectomy: What It Is, Why It’s Done.
Shiel, W. MedicineNet (2019). Rectal Bleeding (Blood in Stool, Hematochezia): Symptoms &
Signs.

Anda mungkin juga menyukai