Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian
LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY. P
DENGAN GANGGUAN HEMATEMESIS MELENA
DI RUANG SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RSI SUNAN KUDUS

Disusun Oleh :
Nama : Siti khofifatud daimah
Kelas : 3A (920173042)
Prodi : S1-Ilmu Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2019
A. PENGERTIAN
Melena (berak darah) adalah keadaan dimana feses hitam akibat diwarnai oleh darah
yang berubah (Dorland, 2011). Kejadian melena terjadi jika ada perdarahan di saluran cerna
bagian atas (upper gastrointestinal tract) dengan kehilangan darah lebih dari 60 ml
(Lipponcott Williams & Wilkins, 2011).
Kejadian melena adalah keadaan darurat di rumah sakit yang menimbulkan 8%-14%
kejadian meninggal dunia. Faktor terpenting tingginya angka kematian adalah kegagalan
untuk menilai keadaan klinis gawat dan kurang tepat diagnostik menentukan sumber
perdarahan (Almi, 2013).
Hematemasis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran feses atau tinja
yang berwarna hitam seperti the yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan
bagian atas. Warana hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara
darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti
kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal. (Sjaifoellah noor dkk,2013).

B. ETIOLOGI
Hematemesis terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal jejunum. Paling sedikit
terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah
yang keluar selama hematemesis atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga
besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis merupakan suatu
keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit. (Sjaifoellah Noer,
dkk, 1996) Etiologi dari Hematemesis adalah :
1. Kelainan esofagus : varise, esofagitis, keganasan.
2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan
lain-lain.
3. Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation), purpura
trombositopenia dan lain-lain.
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid, alkohol,
dan lain-lain.
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam perdarahan
saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas yang terbanyak
dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh
perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy 1971: 58%).

C. MANIFESTASI KLINIK
Menurut (Nurarif, Amin dkk. 2015) Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan
lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya. Didapatkan
gejala dan tanda sebagai berikut :
1. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare.
2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
3. Ascites, hidratonaks dan edemo.
4. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
5. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis.Bila secara
klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan oleh
sebab-sebab lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan
kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding,koput medusa,
wasir dan varises esofagus.
7. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:
Impotensi,atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis. Amenore,
hiperpigmentasi areola mamae, Eritema dan hiperpigmentasi.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya hematemesis melana salah satunya adalah stress, rokok, asam
lambung dan penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan erosi pada mukosa lambung
sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan kerusakan kemampuan mukosa
untuk mensekresi muskus sebagai pelindung. Hal ini akan menimbulkan peradangan
pada sel yang menjadi granulasi dan akhirnya menjadi ulkus dan dapat mengakibatkan
hemoragi gastrointestinal. Penyebab terjadinya hematemesis melena lainnya adalah
alcohol dan hipertensi portal berat dan berkepanjangan yang dapat menimbulkan suara
koleteral bypass : melalui vena kononaria lambung kedalam vena esophagus dan akan
menjadi varises pada vena esophagus. Vena yang melebar dan berkeluk-keluk terutama
terletak di submukosa esophagus distal dan lambung proksimal, disertai penonjolan tidak
teratur mukosa diatasnya kedalan lumen. Dapat mengalami ulserasi superficial yang
menimbulkan radang, beku darah yang melekat dan kemungkinan rupture,
mengakibatkan hemoragi gastrointestinal. Gagal hepar sirosis kronik, kematian sel dalam
hepar termasuk penyebab hematemesis melena yang dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral pada dinding
abdominal anterior. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena tersebut
menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh yang berdilatasi ini disebut
varises dan dapat pecah, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.
Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematemesis melena. Hematemesis
biasanya bersumber diatas ligmen treitz. Dari hematemesis akan timbul muntah darah.
Muntah dapat berwarna merah terang atau seperti kopi, tergantung dari jumlah
kandungan lambung pada saat perdarahan dan lamanya darah telah berhungbungan
dengan sekresi lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi
hematin cokelat dan menerangkan tentang warna seperti kopi drainase yang dikeluarkan.
Cairan lambung yang berwarna merah marun atau merah terang diakibatkan dari
perdarahan hebat dan sedikit kontak dengan asam lambung. Sedangkan melena terjadi
apabila darah terakumulasi dalam lambung dan akhirnya memasuki traktus intestinal.
Fases terdapat dokeluarkannya bila sedikit 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinjaMakroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada
intoleransigula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji
resistensiterhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan darahDarah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama
Na,K,Cadan Potassium serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatifdan
kualitatif terutama pada diare kronik.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dan pertolongan ang
lebih baik. Pengobatan meliputi: (Nurarif, Amin dkk. 2015) :
1. Tirah baring.
2. Diit makanan lunak.
3. Pemeriksaan Hb, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah.
4. Pemberian transfusi darah bila terjadi perdarahan luas.
5. Pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.
6. Pengawasan terhadap Tekanan darah, nadi dan kesadaran bila perlu
pasang CVP.
7. Pertahankan kadar Hb 50-70 % nilai normal.
8. Pemberian obat hemostatik seperti Vit K 4 x 10mg/ hr, antasida,
karbosokrom dan golongan H2 reseptor antagonis.
9. Dilakukan klisma dengan air biasa dan pemberian antibiotik yang
tidak diserap usus.
H. PEMERIKSAAN DIASNOTIK
1. Laboratorium
a. Darah : Hb menurun / rendah
b. SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang
mengalami kerusakan.
c. Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan
sel hati yang kurang.
d. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet.
e. Peninggian kadar gula darah.
f. Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti HBSAg/HBSAB,
HBeAg, dll.
2. Radiologi
a. USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan splenomegali, acites.
b. Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus
c. Angiografi untuk pengukuran vena portal.

I. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien, meliputi : Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis
kelamin (bisa laki-laki maupun perempuan), Suku bangsa, Pekerjaan, Pendidikan,
Alamat, TanggalMRS, dan Diagnosa medis
b. Keluhan utama biasanya keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah
yang datang secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang keluhan utama pasien adalah muntah darah atau
berak darah yang datangsecara tiba-tiba.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit hepatitis kronis,
sirosishepatitis, hepatoma, ulkus peptikum, kanker saluran pencernaan bagian
atas, riwayat penyakit darah (misal : DM), riwayat penggunaan
obatulserorgenik,kebiasaan / gaya hidup (alkoholisme, gaya hidup / kebiasaan
makan).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai kebiasaanmakan
yang dapat memicu terjadinya hematemesis melena, maka dapat mempengaruhi
anggota keluarga yang lain
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola perspsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya klien mempunyai kebiasaan alkoholisme, pengunaan obat-obatulserogenik
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi perubahan karena adanya keluhan pasien berupa mual, muntah,kembung, dan
nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentukmakanan yang lunak yang
mudah dicerna
3. Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas atau kebutuhan istirahat, kekurangan protein(hydroprotein) yang
dapat menyebabkan keluhan subjektif pada pasien berupa kelemahan otot dan
kelelahan, sehingga aktivitas sehari-hari termasuk pekerjaan harus dibatasi atau harus
berhenti bekerja
4. Pola eliminasi
Pola eliminasi mengalami gangguan,baik BAK maupun BAB. Pda BABterjadi
konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti petis, konsistensi
pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi pekat.
5. Pola tidur dan istirahat
Terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti badan menjadi kurus, perut
membesar karena ascites dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
6. Pola hubungan peran
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan
dalammenjalankan perannya seperti semula.
7. Pola reproduksi seksual
Akan terjadi perbahan karena ketidakseimbangan hormon, androgen danestrogen,
terjadi pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunanlibido dan impoten, bila
terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan pada siklus haid atau dapat terjadi
aminore dan hal ini tentu sajamempengaruhi pasien sebagai pasangan suami dan istri.
8. Pola penaggulangan stres
Biasanya dengan koping stres yang baik, maka dapat mengatasimasalahnya namun
sebaliknya bagi yang tidak bagus kopingnya maka dapat destruktif lingkungan
sekitarnya.
9. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pola ini tidak terjadi gangguan pada klien.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum klien Hematomesis melena akan terjadi ketidakseimbangan nutrisi
akibat anoreksia, intoleran terhadap makanan / tidak dapat mencerna,mual, muntah,
kembung.
2. Sistem respirasi
Akan terjadi sesak, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahanhipoksia,
ascites.
3. Sistem kardiovaskuler 
Riwayat perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati menimbulkan
gagal hati), distritnya, bunyi jantung (S3, S4).
4. Sistem gastrointestinal.
  Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
5. Sistem persyarafan
Penurunan kesadaran, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat tak
jelas.
6. Sistem geniturianaria / eliminasi
Terjadi flatus, distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali. asites), penurunan / tak
adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap pekat, diare / konstipasi.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (rasa panas/terbakar pada muko
sa lambung dan rongga mulut atau spasmeotot dinding perut).
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisik tidak bugar
3. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah dan nafsu makan menurun (ketidakmampuan memproses makanan).

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX. KEP NOC NIC


1 1 Setelah dilakukan tindakan  Observasi
keperawatan selama 2 x 24 jam karakteristik nyeri
diharapkan skala nyeri berkurang, (PQRST).
dengan kriteria hasil:  Observasi TTV.
 Pasien tampak rileks  Beri posisi yang
 Skala Nyeri berkurang nyaman.
 Berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang
 Ajarkan teknik
relaksasi napas dalam.
 Anjurkan pasien
menekan dada saat
batuk.
 Kolaborasi dalam
pemberian analgesik
sesuai indikasi.

2 2 Setelah dilakukan tindakan  Observasi TTV


keperawatan selama 3 x 24 jam  Ajarkan teknik ROM
diharapkan masalah intoleransi  Kompres hangat pada
aktivitas dapat teratasi dengan persendian bila
kriteria hasil : diperlukan
 Dapat melakukan aktivitas  Anjurkan untuk
fisik tanpa disertai aktifitas ringan
peningkatan tekanan darah,  Kolaborasi dalam
nadi dan RR pemberian fisioterapi
 Pasien dapat melakukan
aktivitas sendiri

3 3 Setelah dilakukan tindakan  Monitor tanda-tanda


keperawatan selama 2x 24 jam vital
diharapkan terjadi pemulihan  Observasi tanda-tanda
keseimbangan cairan dan elektrolit dehidrasi
yang optimal dengan kriteria hasil :  Hitung input dan
a. Tanda vital stabil : output cairan
- Suhu : 36,5-37,5° C,  Kolaborasikan dengan
- nadi : 60-100 dokter dalam
x/menit,  pemberian terapi
- pernapasan : 12-22 cairan, pemeriksaan
x/menit, laboratorium elektrolit
- tekanan darah :  Kolaborasi dengan tim
100/60-140/90mmHg gizi dalam pemberian
b. Haluaran urine 0,5-1,0 ml/kg cairan rendah garam
BB/jam, warna urine kuning
dan jernih 
c. Membran mukosa lembab
d. Turgor kulit normal
e. Tidak mengalami muntah
f. Tanda-tanda
4 4 Setelah dilakukan tindakan  Kaji pola makan dan
keperawatan selama 3 x 24 jam tanyakan tentang
diharapkan kebutuhan nutrisi makanan kesukaan
terpenuhi dengan kriteria hasil : paien dan makanan
 Nafsu makan meningkat yang tidak disukai oleh
 Porsi makan dihabiskan pasien.
 KU baik  Anjurkan makan
 BB normal sedikit tapi sering
 Timbang BB setiap
hari
 Kolaborasi dengan tim
gizi dalam pemberian
diet yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
M. Syaifoellah Noer. Prof. dr, dkk., Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta,1996.
Nurarif, Amin huda,dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medik & NANDA NIC – NOC Edisi Revisi Jilid 2. Mediaction jogja : Jogja.
Nurari. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC Yogyakarta : Media Action Publishing.

(Azmi dkk, 2016).a.i.1. Pecahnya


B. Penyebab

Anda mungkin juga menyukai