DISUSUN OLEH
CLARISSA AURELLA CHECYALETTA 201980028
1.1.Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara
sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu
pilar pendukung kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Bahasa Indonesia harus
dikuasai oleh seluruh masyarakat pemakai bahasa Indonesia, dengan hadirnya
tekhnologi, akses untuk mempelajari Bahasa lain sangat mudah, menjadikan
Bahasa Indonesia menjadi rentan terkikis penggunaanya oleh Bahasa lain
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari
makalah ini sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Globalisasi, menurut Emanuel Ritcher, adalah sebuah jaringan kerja global yang
menyatukan masyarakat yang sebelumnya berpencar serta terisolasi menjadi
saling memiliki ketergantungan dan mewujudkan suatu persatuan dunia.
Sementara menurut Leonor Broines, globalisasi adalah suatu bentuk demokrasi
yang terjalin bukan hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga keglobalan gerakan-
gerakan hak asasi manusia, gerakan-gerakan emansipasi wanita, dan gerakan-
gerakan sosial.
Indonesia, sebagai sebuah negara yang sejak awal memiliki berbagai macam suku
budaya dengan berbagai bahasa, juga tidak luput dari ancaman kikisan globalisasi.
Bahasa Indonesia sendiri adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
resmi Republik Indonesia[9] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia[10]. Bahasa
Indonesia diresmikan penggunaannya sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, bersamaan dengan mulai berlakunya UUD 1945 yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945.
dengan adanya globalisasi, bahasa Indonesia pun mulai terpengaruh oleh berbagai
macam bahasa lain. Bahasa Inggris, Jepang, dan Korea merupakan 3 bahasa yang
paling banyak memengaruhi pengguna bahasa Indonesia dewasa ini. Hal ini
disebabkan oleh pertukaran budaya dan informasi yang begitu deras lewat
internet, televisi, dan media-media lainnya, sehingga orang-orang Indonesia
cenderung terbiasa mengucapkan kata-kata asing seperti “good morning”,
“ohayou gozaimasu”, dan “annyeonghaseyo” daripada kata-kata bahasa Indonesia
seperti “selamat pagi”. Hal ini tentu akan sangat membahayakan kelangsungan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Dalam buku ilmu
pengetahuan – terdapat ilmu pengetahuan, dan teknologi dari berbagai disiplin
ilmu. Maka dengan bahasalah, kita dapat menguasai ilmu tersebut.Kemudian dari,
itu perkembangan bahasa seimbang dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar
dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang
Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah
bahasa-bahasa itu sendiri. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh
dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi antar budaya dan antar bangsa. Bahasa juga
merupakan alat penyampai/penutur informasi ilmu pengetahuan dari beragam
disiplin ilmu. Teknologi merupakan sarana pendukung untuk menumbuh
kembangkan berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, serta memberikan
kemudahan-kemudahan bagi kelangsungan hidup umat manusia di bumi ini.
Tanpa adanya bahasa, teknologi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu
bahasa di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran
ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai
sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak akan dapat tumbuh dan berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai sarana dan prasarana
berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, maka
akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar
(pikiran)